Anda di halaman 1dari 7

PENCAPAN DENGAN ZAT WARNA DISPERSI – BEJANA PADA KAIN T/C

I. MAKSUD

Melakukan pencapan atau memberikan motif pada kain campuran polyester kapas (TC) dengan
zat warna dispersi untuk serat poliester dan zat warna Bejana untuk serat kapas yang dicampur
tanpa adanya reaksi saling merusak satu sama lain.

II. TUJUAN

Mendapatkan kain campuran polyester kapas hasil pencapan yang merata dan memiliki tahan
luntur yang baik .

III. TEORI DASAR

a. Kain Campuran Poliester Kapas (T/C)


Bahan campuran adalah bahan yang terbuat dari 2 jenis serat biasanya serat alam dan serat
buatan. Kain campuran dibuat dengan beberapa alasan, selain untuk memperbaiki sifat serat juga
untuk menghemat biaya.
Kain polyester kapas adalah kain yang tersusun dari campuran serat polyester dan serat
kapas. Kedua serat tersebut memiliki sifat yang berbeda sehingga dalam proses pencapan, zat
warna yang digunakan adalah zat warna campuran pula yang sesuai untuk masing-masing seratdan
dapat mewarnai kapas atau mewarnai polyester namun masing-masing tidak bereaksi satu sama
lain atau tidak saling merusak dan mempengaruhi satu sama lain, begitu pula dengan pengental
dan zat pembantunya.
Serat Poliester

Pembuatan polyester
Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietilen tereftalat yang
merupakan suatu ester dari komponen dasar asam dan alkohol yaitu asam tereftalat dan
etilena glikol.

Sifat kimia
1. Poliester tahan asam lemah dan asam kuat dingin, tetapi kurang tahan terhadap
basa kuat.

2. Poliester tahan terhadap zat oksidasi, alkohol, keton, sabun dan zat-zat untuk
pencucian kering.
3. Poliester larut di dalam metakresol panas, asam triflourorasetat-orto-khlorofenol.

Moisture Regain
Dalam kondisi standar moisture regain polyester 0,4 %. Dalam RH 100% moisture
regainnya hanya 0,6-0,8 %.

 Berat jenis 1,38.

 Penampang melintang berbentuk bulat, penamapang membujur berbentuk


silinder.

Pencapan pada kain poliester sebelumnya telah dilakukan proses persiapan antara
lain penghilangan kanji dan pemasakan untuk menghilangkan kanji dan pelumas atau zat
penyempurnaan lain kemudian dilakukan penstabilan dimensi untuk mengatur lebar kain
agar memperoleh lebar gambar screen yang diinginkan dan permukaannya rata.

Serat Kapas

Serat kapas merupakan serat alam yang termasuk serat selulosa dan merupakan
serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selubiosa. Sifat fisika serat kapas antara lain
:
 Derajat polimerisasi ±3000.
 Moisture regain (MR) = 7-8%.
 Berat jenis kapas 1,50-1,56.
Sedangkan sifat kimia serat kapas antara lain :
 Gugus –OH primer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan untuk
mengadakan ikatan dengan zat warna, ikatan yang terbentuk antara kapas
dengan zat warna reaktif adalah ikatan kovalen.
 Struktur molekul serat kapas :
 Lebih tahan alkali, pada alkali kuat terjadi penggelembungan serat yang besar,
tapi kurang tahan asam karena asam akan menghidrolisa glukosa dan
membentuk hidroselulosa, sehingga pengerjaan proses persiapan
penyempurnaan dan pencelupannya lazim dilakukan dalam suasana netral atau
alkali.
 Beberapa zat pengoksidasi atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan
akibat penurunan kekuatan. Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya
oksiselulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan yang
berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama
dalam suhu diatas 1400C.

Zat Warna Dispersi

Zat warna dispersi merupakan zat warna yang sering digunakan pada pencapan
kain poliester karena warnanya cerah dan tahan lunturnya baik. Hal ini dapat dicapai bila
fiksasi optimum dan pengerjaan akhirnya baik.

Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang terbuat secara sintetik.
Kelarutannnya dalam air kecil sekali dan larutan yang terjadi merupakan dispersi atau
partikel-partikel yang hanya melayang dalam air. Zat warna dispersi mula-mula
digunakan untuk mewarnai serat selulosa. Kemudian dikembangkan lagi, sehingga dapat
digunakan untuk mewarnai serat buatan lainnya yang lebih hidrofob dari serat selulosa
asetat, seperti serat poliester, poliamida, dan poliakrilat.

Zat warna dispersi merupakan zat warna yang terdispersi dalam air dengan
bantuan zat pendispersi. Adapun sifat-sifat umum zat warna dispersi adalah sebagai
berikut :

1. Zat warna dispersi mempunyai berat molekul yang relatif kecil (partikel 0,5-2).
2. Bersifat non-ionik terdapat gugus-gugus fungsional seperti –NH2, -NHR, dan-OH.
Gugus-gugus tersebut bersifat agak polar sehingga menyebabkan zat warna
sedikit larut dalam air.
3. Kelarutan zat warna dispersi sangat kecil, yaitu 0,1 mg/l pada suhu 80C.
4. Tidak mengalami perubahan kimia selama proses pencapan berlangsung
Zat warna ini dalam penggunaannya harus didispersikan terlebih dahulu dengan
suatu zat pendispersi sehingga partikel zat warna dalam larutan menjadi kecil sehingga
mudah masuk ke dalam serat poliester.

Zat warna bejana


Zat warna bejana tidak larut di dalam air dan tidak mungkin dapat digunakan untuk
mencelup atau mencap kain kapas tanpa diubah dulu struktur molekulnya. Zat warna bejana
mengandung gugus karbonil (> C = O) yang apabila direduksi akan terbentuk senyawa leuko yang
terdiri dari gugus > C – OH (enol).

Secara garis besar menurut struktur molekulnya zat warna bejana dibagi

menjadi 2 golongan yaitu :

a. Golongan indigoida yang mengandung kromofor –CO-C=C-CO- dan pada

umumnya merupakan derivat dari indigotin atau tioindigo. Nama dagang untuk

golongan ini adalah Indigisol.

O O O O
C C C C
C =C C =C
N N S S
Indigotin Tioindigo

b. Golongan Antrakwinoida yang mempunyai struktur sebagai antrakwinon. Nama

dagang untuk golongan ini adalah Antrasol.

O
Antrakwinon
Pada dasarnya pencelupan dengan zat warna bejana terdiri dari 4 tahap yaitu:

1. Pembejanaan, yaitu pembuatan larutan bejana atau pereduksian zat warna bejana

menjadi bentuk leuko.reaksinya adalah:

2H2O
Na2S2O4 + 2NaOH  2Na2SO4 + 6Hn

D = C = O + Hn  D = C – OH
Zat warna bejana

OH  C = C – Ona + H2O
(senyawa leuko)

2. Pencelupan atau penyerapan leuko ke dalam serat.

3. Oksidasi, yaitu perubahan kembali senyawa leuko menjadi senyawa asal. Sehingga

leuko yang sudah terserap tidak akan larut dan tidak akan keluar karena ukuran

molekulnya lebih besar daripada serat.

CO2
2D = C – O – Na + On  2D = C = O + Na2CO3
4. Pencucian, Hasil celupan yang telah dioksidasi dicuci dengan sabun panas sampai

bersihuntuk menghilangkan zat warna yang tidak terfiksasi dan selanjutnya

dibilas sampai bersih.

Zat warna bejana jenis antrakuinon atau indanthrene mempunyai beberapa macam
reaksi waktu pembejanaan :

a. Senyawa indanthrene dapat direduksi pada kedua gugus karbonilnya atau keempat
gugus karbonilnya sehingga dengan perbedaan banyaknya gugus karbonil yang
direduksi maka akan menghasilkan perbedaan ketuaan warna.
b. Dalam pembejanaan yang dipentingkan jumlah alkali untuk membentuk garam
leuko. Jika pH-nya dibawah 7 maka derivat antrahidrokinon akan berpolimerisasi
menjadi suatu oksantron. Senyawa ini tidak mudah teroksidasi kembali kebentuk
semula, tetapi lebih mudah tereduksi menjadi senyawa antron yang akan
berisomerisasi menjadi antranol. Antranol akan teroksidasi memberikan hasil reaksi
yang berbeda dengan pigmen zat warna asal.
Zat warna bejana mempunyai sifat :

 Zat warna yang tidak larut dalam air sehingga tidak dapat mewarnai langsung
serat selulosa, tapi jika diubah dulu menjadi garam leuko dengan bantuan zat
reduktro dan alkali akan mempunyai substantifitas terhadap serat. Untuk
mengembalikan ke bentuk semula diperlukan pengoksidasian..
 Senyawa leuko zat warna golongan antrakuinon hanya larut dalam larutan alkali
kuat sedang golongan indigo larut dalam larutan alkali lemah.
 Tahan luntur warna baik.
 Mempunyai ketahanan yang baik terhadap sinar dan tahan terhadap larutan
NaOH mendidih.
 Zat warna bejana yang berbentuk leuko sangat peka terhadap suhu pengeringan
setelah pencapan. Jika suhu pengeringan rendah maka kain hasil cap yang masih
agak basah dapat bertambah panas terutama yang bertumpuk di bagian tengah,
sehingga mengakibatkan terjadinya reaksi penguraian yang tidak merata.
Akibatnya hasil pencapan akan belang. Kalau suhu pengeringan terlalu tinggi,
maka tidak ada kesempatan zat warna bejana masuk ke dalam serat dan sukar
untuk mengambil air sehingga tidak akan terjadi reaksi oksidasi kembali dan
akibatnya warna sebenarnya tidak timbul.
Pencapan dengan zat warna bejana pada umumnya mengahasilkan
produk pencapan dengan ketahan luntur warna yang tinggi terhadap hampir
semua jenis daya tahan luntur warna. Hal ini disebabkan karena molekul zat
warnanya yang cukup besar dan tidak larut dalam air.
Pengental yang digunakan dipilih yang tahan terhadap alkali
konsentrasi tinggi yang terkandung didalam pasta cap. Pengental yang umum
digunakan adalah campuran jenis strarch-eter dengan gum-tragancanth,
british gumatau yang sejenis. Campuran pengental tersebut memiliki
kelehihan-kelebihan antara lain hasil pewarnaan yang tinggi, tahan terhadap
alkali konsentrasi tinggi, mudah dihilangkan pada pencucian dll.
Zat higroskopis sekaligus sebagai zat pembantu pelarutan zat warna,
diperlukan untuk membantu penetrasi zat warna ke dalam serat dan fiksasi
zat warna. Zat pendispersi seperti Solution Salt B atau Solution Salt SV,
diperlukan untuk mambanti migrasi, penetrasi, perataan dan fiksasi zat
warna kedalam serat.
Alkali yang biasa digunakan pada pencapan zat warna bejana adalah
kalium karbonat, soda abu, soda kostik dan kalium hidroksida Sedangkan zat
pereduksi zat warna bejana yang banyak digunakan adalah natrium
sulfoksilat formaldehida. Jenis ini banyak dijumpai dalam perdagangan
dengan merk dagang seperti Ronggalit C, Formosul G, dll. Natrium hidrosulfit,
glukosa dan dekstrin digunakan dalam skala terbatas.
Prosedur pencapan dengan zat warna bejana dapat diklasifikasikan
kedalam dua cara yaitu cara satu tahap dimana pasta cap telah mengandung
zat pereduksi dan cara dua tahap dimana pasta cap adalah netral artinya
tidak mengandung alkali kemudian zat pereduksi diaplikasikan pada tahap
kedua dengan cara padding atau block.
IV. PERCOBAAN

4.1. Alat

4.2. Bahan

4.3. Resep dan Perhitungan Resep

4.4. Fungsi zat

4.5. Diagram alir

4.6. Cara kerja

V. DATA PENGAMATAN

VI. DISKUSI

VII. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai