Anda di halaman 1dari 35

REFRENSI BUKU

IDENTITAS BUKU 1

Judul Buku : PROFESI KEPENDIDIKAN (Problema, Solusi, dan


Reformasi Pendidikan di Indonesia)
Pengarang : Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M. Pd
Penerbit : Bumi Aksara
Tahun Penerbit : 2014
Cetakan : Kesepuluh
Kota Penerbit : Jakarta
Tebal Buku : x, 146 hlm, 23 cm
ISBN : 978-979-010-171-5
IDENTITAS BUKU 2

Judul Buku : PROFESI KEPENDIDIKAN


Pengarang : Umbu Tagela Ibi Leba & Sumardjono Padmomartono
Penerbit : Ombak
Tahun Penerbit : 2014
Cetakan : Pertama
Kota Penerbit : Yogjakarta
Tebal Buku : x + 178 hlm ; 14,5 x 21 cm
ISBN : 978-602-258-179-6

ii
DAFTAR ISI

REFRENSI BUKU......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI iv
KATA PENGANTAR v

BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
BAB 2 ISI BUKU 3
A. Esensi Buku 3
B. Perbedaan Esensi Buku 26
BAB 3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU 28
A. Kelebihan Buku 28
B. Kekurangan Buku 29
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 30
A. Kesimpulan 30
B. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

iii
KATA PENGANTAR

Pontianak, 23 November 2018

Penulis

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memang memegang
peranan yang strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran,
peranan pendidik dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang
dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat pesat. Hal ini
disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses
pembelajaran, yang disarankan oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Fungsi mereka tidak akan seluruhnya bisa dihilangkan sebagai pendidik dan
pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga kependidikan, mereka
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan
nasional.
Memahami profesi kependidikan merupakan salah satu materi dasar yang perlu
dimiliki oleh guru sehingga perlu dipelajari oleh calon guru melalui mata kuliah Profesi
Kependidikan. Buku ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa kependidikan dalam
memahami garis besar profesi kependidikan dalam memahami garis besar profesi
kependidikan yang akan mewarnai tugasnya sebagai pendidik di sekolah kelak.
Dalam buku ini penulis sangat pandai dalam menyusun buku karena isinya sangat
lengkap dari segi materi dan daftar pustaka. Penulis dapat menjelaskan dengan detail
tentang profesi kependidikan disertai dengan contoh permasalahannya.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan melakukan pengkritikan buku yang
berjudul “Profesi Kependidikan” karya Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M. Pd dan karya
Umbu Tagela Ibi Leba - Sumardjono Padmomartono. Dalam tugas ini penulis akan
menyajikan ringkasan isi buku, keunggulan buku, kelemahan buku, perbedaan esensi
buku beserta kesimpulan dan saran.

1
B. Tujuan
1. Tujuan dari buku ini agar dapat memiliki pemahaman dan kemampuan untuk
mengembangkan peranan profesional sebagai guru dengan acuan sikap profesional
dan wawasan tentang kode etik keguruan dalam melaksanakan tugas.
2. Untuk menghasilkan para calon guru agar dapat memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional

2
BAB 2
ISI BUKU

A. Esensi Buku

Dalam Buku “PROFESI KEPENDIDIKAN”


Karangan
Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd.

Dalam buku ini berisi mengenai garis besar buku yaitu :


BAB 1 : Pengantar Profesi Kependidikan
BAB 2 : Sepuluh Perubahan Pendidikan Untuk Peningkatan Sumber Daya Manusia
BAB 3 : Profesionalisme Guru
BAB 4 : Merekonstruksi Masyarakat Dan Kebudayaan Melalui Pengubahan Sistem
Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah
BAB 5 : Jabatan Profesional Dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran
BAB 6 : Kompetensi Profesionalisme Guru
BAB 7 : Reformasi Pendidikan
BAB 8 : Peran Teknologi Dalam Perkembangan Pendidikan Di Indonesia
BAB 9 : Peran Guru Dalam Pengembangan Media Pembelajaran Di Era Teknologi
Komunikasi Dan Informasi
BAB 10 : Mengurai Benang Kusut Pendidikan Di Era Otonomi

INTISARI BAB/SUB BAB BUKU :


BAB 1 : SUATU URAIAN PENGANTAR PROFESI KEPENDIDIKAN
Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini dihadapkan pada
berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik.
Apabila pendidikan diposisikan sebagai alat untuk memecahkan masalah bangsa
sekarang ini, sesungguhnya kita tidak terlalu banyak berbuat dari apa yang dihasilkan oleh
pendidikan selama ini.
Berperannya masyarakat dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mengontrol pelaksanaan pendidikan. Dengan pengontrolan ini pendidikan
tidak akan dikeberi prosesnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

3
Perubahan paradigma maka pengelolaan pendidikan perlu menyesuaikan terhadap arus
perubahan tersebut. Di bidang pendidikan dilakukan repositioning bagaimana sebaliknya
pendidikan dikelola. Perumusan dan implementasi kebijaksanaan pendidikan yang
tersentralisasi dengan mengedepankan pendekatan yang berorientasi pada sarwa negara,
otoritarian, dan kurang memerhatikan arus modernisasi global kiranya tidak perlu dianut dan
diganti ke arah sebaliknya.
Visi pendidikan berikutnya yang perlu pula memperoleh perhatian ialah meletakkan
information technology, yang merupakan bagian yang terpisahkan dalam proses pendidikan.
Dengan memerhatikan visi pendidikan masa depan tersebut dan juga memerhatikan prospek
otonomi daerah seperti yang telah dijelaskan, maka proses dan sistem pendidikan di negara
kita harus melakukan repositioning.
Masalah yang perlu diatasi dengan memperhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa
ini maka hal yang perlu dikedepankan yaitu :
1. Bagaimana memberdayakan lembaga pendidikan agar menjadi lembaga human
invesment?
2. Hal-hal apakah yang perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan pendidikan
dapat dilakukan dengan baik?
Dua hal ini merupakan persoalan yang memerlukan pencerahan dari berbagai pakar dan
praktisi pendidikan.

BAB 2 : SEPULUH PERUBAHAN PENDIDIKAN UNTUK PENINGKATAN


SUMBER DAYA MANUSIA
Adanya perubahan mendasar dari berbagai aspek yaitu :
1. Pendidikan sebagai proses pembebasan
2. Pendidikan sebagai proses pencerdasan
3. Pendidikan menjunjung tinggi hak-hak anak
4. Pendidikan menghasilkan tindak perdamaian
5. Pendidikan sebagai proses pengebirian potensi manusia atau pemberdayaan potensi
manusia.
6. Pendidikan anak berwawasan integratif
7. Pendidikan membangun watak persatuan
8. Pendidikan menghasilkan manusia demokratis
9. Pendidikan menghasilkan manusia yang peduli terhadap lingkungan
10. Sekolah bukan satu-satunya instrumen pendidikan

4
BAB 3 : PROFESIONALISME GURU
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola
kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
pendidikan.
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip
mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut.
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang
diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta
mencari dan menemukan serdiri pengetahuan.
3. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik
dalam kelas maupun luar kelas.
4. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
5. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata
pelajaran dan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Guru harus dapat menjadi contoh (suri teladan) bagi peserta didik, karena pada
dasarnya guru adalah repsentasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau
masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru.
Kompetensi dan Tugas Guru
1. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.
Adapun kompotensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 yaitu :
a. Kompetensi Pribadi
Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki
pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Selain
itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk
memperlakukan mereka secara individual.

5
b. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan
berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orang tua, tetangga, dan
sesama teman).
c. Kompetensi Profesional Mengajar
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, harus memiliki
kemampuan:
1. Merencanakan sistem pembelajaran
- Merumuskan tujuan
- Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
- Memilih dan menggunakan metode
- Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada
- Memilih dan menggunakan media pembelajaran
2. Melaksanakan sistem pembelajaran
- Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
- Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
3. Mengevaluasi sistem pembelajaran
- Memilih dan menyusun jenis evaluasi
- Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
- Mengadministrasikan hasil evaluasi
4. Mengembangkan sistem pembelajaran
- Mengoptimalisasi potensi peserta didik
- Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
- Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut
2. Seperangkat Tugas Guru
Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung
berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses pembelajaran
dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran,
tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yang andal dan dapat diteladani.
Secara khusus tugas guru dalam proses pembelajaran tatap muka sebagai berikut :
1) Tugas Pengajar sebagai Pengelola Pembelajaran
a. Tugas manajerial
Menyangkut fungsi administrasi (memimpin kelas), baik internal maupun eksternal.
- Berhubungan dengan peserta didik

6
- Alat perlengkapan kelas (material)
- Tindakan-tindakan profesional
b. Tugas edukasional
- Motivasional
- Pendisplinan
- Sanksi sosial (tindakan hukuman)
c. Tugas instruksional
Menyangkut fungsi mengajar, bersifat:
- Penyampaian materi
- Pemberian tugas-tugas pada peserta didik
- Mengawasi dan memeriksa tugas
2) Tugas Pengajar sebagai Pelaksana (Execetive Teacher)
Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan belajara
mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Sedangkan secara khusus, tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran
sebagai berikut :
a. Menilai kemajuan program pembelajaran
b. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar sambil
bekerja (learning by doing)
c. Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alat-alat
belajar
d. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas
e. Mengkomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta didik

Peranan Guru dalam Pembelajaran Tatap Muka


Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang dikemukakan oleh
Moon (1989), yaitu sebagai berikut :
1. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer of Instruction)
2. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager Of Instruction)
3. Guru sebagai Pengarah Pembelajaran
4. Guru sebagai Evaluator (Evaluator of Student Learning)
5. Guru sebagai Konselor
6. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum

7
7. Guru dalam Pembelajaran yang Menerapkan Kurikulum Berbasis Lingkungan
8. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
9. Syarat Guru yang Baik dan Berhasil

BAB 4 : MEREKONTRUKSI MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN MELALUI


PENGUBAHAN SISTEM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Perananan sekolah dalam merekonstruksi masyarakat berarti sekolah merekonstruksi
berbagai tata nilai yang telah ada dalam masyarakat, yang oleh Malindoski disebutkan
sebagai upaya mengembangkan kebudayaan. Ada tujuh sistem nilai atau kebudayaan yang
secara universal dikembangkan, yaitu (1) bahasa, (2) sistem teknologi, (3) sistem mata
pencaharian hidup dan ekonomi, (4) organisasional, (5) sistem pengetahuan, (6) religi, dan
(7) kesenian.

BAB 5 : JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM


PEMBELAJARAN
Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja
secara profesional. Bekerja sebagai seorang yang profesional berarti bekerja dengan keahlian,
dan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.
Kondisi dan asas untuk belajar yang berhasil meliputi: 1). Persiapan Sebelum
Mengajar, 2). Sasaran Belajar, 3). Susunan Bahan Ajar, 4). Perbedaan Individu, 5). Motivasi,
6). Sumber Pengajaran, 7). Keikutsertaan, 8). Balikan, 9). Penguatan, 10). Latihan Dan
Pengulangan, 11). Urutan Kegiatan Belajar, 12). Penerapan, 13). Sikap Mengajar, dan 14).
Penyajian Di Depan Kelas.
Metode Penyajian
1. Keunggulan Metode Penyajian
a. Ceramah/ format penyajian lainnya
b. Diperlukan upaya pemikiran minimal untuk merencanakan penyajian ceramah
c. Berbicara di depan kelas, untuk menambah wibawa
d. Informasi dapat disajikan dengan dengan metode penyajian daripada dngan metode
lainnya
e. Dapat melayani sejumlah siswa dalam waktu yang sama, yang jadi pembatas
hanyalah ukuran ruangan.
f. Menambah bahan baru sebelum atau ketika pengajar menyajikan bahan ajar.
g. Metode komunikasi informasi

8
2. Kelemahan Metode Penyajian
a. Siswa dibatasi keikutsertaannya
b. Pengajar diwajibkan menyajikan bahan ajrnya dengan cara yang menarik
c. Ketika guru memberikan ceramah, hendaknya siswa memperoleh pengertian yang
sama
d. Apabila ada pertanyaan, pengajaran akan terhenti dan beberapa siswa terpaksa
menunggu sampai pertanyaan itu terjawab
e. Pengajar sulit mendapatkan balikan dari siswa
f. Terbukti, bahan penyajian lisan saja hanya dapat diingat dalam jangka waktu pendek
g. Penyajian bukan metode yang diterapkan untuk keterampilan psikomotor
3. Penerapan
a. Sebagai pendahuluan
b. Bertujuan untuk memberikan semangat
c. Untuk menyampaikan informasi
d. Untuk memperkenalkan perkembangan mutakhir
e. Sebagai narasumber
f. Untuk memberikan kesempatan kepada siswa menyajikan laporan di depan kelas
g. Sebagai ikhtisar / rangkuman
4. Rencana Keikutsertaan
a. Interaksi aktif dengan pengajar
b. Kerja di tempat
c. Kegiatan berpikir lain

Belajar Mandiri
1. Ciri
- Kegiatan belajar untuk siswa dikembangkan dengan cermat dan rinci
- Kegiatan dan sumber pengajaran dipilih dengan hati-hati dengan memperhatikan
sasaran pengajaran yang dipersyaratkan
- Penguasaan siswa terhadap setiap langkah harus diperiksa sebelum ia melanjutkan ke
langkah berikutnya
2. Keunggulan
- Program belajar mandiri yang dirancang dengan cermat
- Pola memberikan kesempatan, baik kepada siswa yang lambat maupun cepat
- Rasa percaya diri dan tanggungjawab

9
3. Kelemahan
- Mungkin kurang terjadin interaksi antara pengajar dan siswa
- Apabila hanya dipakai metode satu jalur dengan langkat tetap, kegiatan belajar
membosankan
- Program mandiri tidak cocok untuk semua siswa
4. Tata cara
- Cara yang lebih baik untuk merencanakan belajar mandiri adalah memulai dengan
bermacam-macam bahan agar mencapai sasaran
5. Contoh
6. Kontrak siswa
7. Buku ajar/lembar kerja
8. Buku belajar mandiri terprogram atau pengajaran berdasarkan komputer
9. Pita rekaman suara/lembar kerja
10. Media pandang/lembar petunjuk
11. Paket nekamedia
12. Sistem pengajaran perseorangan
13. Media tutorial dengan media suara

BAB 6 : KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU


Spencer membagi lima karakteristik kompetensi sebagai berikut :
1. Motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu
2. Sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi
3. Konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan image diri seseorang
4. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu
5. Keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan
fisik dan mental
4 Kompetensi guru menurut Cooper dalam Sudjana :
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang
studi yang dibinanya, serta
4. Mempunyai keterampilan teknik mengajar
3 Kompetensi guru menurut nana sudjana :
1. Kompetensi bidang kognitif

10
2. Kompetensi bidang sikap
3. Kompetensi perilaku/performance
Menurut Crow dan Crow, kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi :
1. Penguasaan subjectmatter yang akan diajarkan
2. Keadaan fisik dan kesehatannya
3. Sifat-sifat pribadi dan kontrol emosinya
4. Memahami sifat-hakikat dan perkembangan manusia
5. Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan prinsip-prinsip belajar
6. Kepekaan dan aspirasinya terhadap perbedaan – perbedaan kebudayaan, agama, dan etnis
7. Minatnya terhadap perbaikan profesional dan pengayaan kultural yang terus-menerus
dilakukan
Adapun Macam-Macam Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru:
1. Kompetensi profesional
2. Kompotensi personal
3. Kompetensi sosial
4. Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan
nilai-nilai sosial dari nilai material
Adapun penyusunan Alat Penilaian Kemampuan Guru yaitu :
a. Kemampuan membuat perencanaan pengajaran yang meliputi :
1. Perencanaan pengorganisasian bahan mengajar
2. Perencanaan pengolahan kegiatan belajar mengajar
3. Perencanaan pengelolaan kelas
b. Untuk kemampuan mengajarv dalam kelas meliputi :
1. Mengunakan metode, media, dan bahan latihan
2. Berinteraksi dengan siswa
3. Mendemonstrasikan khazanah metode mengajar
4. Mendorong dan mengalahkan ketertiban siswa dalam kelas
c. Kemampuan mengadakan hubungan antara pribadi siswa meliputi :
1. Membantu mengembangkan sikap positif pada diri siswa
2. Bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa dan orang lain
3. Menampilkan kegairahan dan kesanggupan dalam kegiatan belajar mengajar serta
dalam pelajaran yang diajarkan.

11
Instrumen Pengukur Kompetensi Guru
1. Definisi Konseptual
2. Definisi Operasional
3. Kisi-kisi Instrumen
4. Petunjuk Pengisian

BAB 7 : REFORMASI PENDIDIKAN


Pergeseran paradigma pengelolaan pendidikan dasar dan menengah telah tercermin
dalam Visi Pembangunan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam GBHN (1999) :
“ Mewujudkan system iklim pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas guna
mewujudkan bangsa yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas,
sehat, disiplin, bertanggung jawab, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan
tekhnologi”.
Tahap Perkembangan :
1. Tahap Praformal
2. Tahap Formalitas
3. Tahap Transisional
4. Tahap Otonomi

Pengelolaan Pendidikan pada Tingkat Sekolah


Yang menjadi kewenangan tingkat sekolah adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan visi
2. Memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai dengan ruang kelas yang
tersedia
3. Menetapkan kegiatan ekstrakulikuler
4. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. Penghapusan barang dan jasa dapat dilakukan sendiri oleh sekolah
6. Proses pengajaran dan pembelajaran
7. Urusan teknis edukatif yang lain sejalan dengan konsep manajemen peningkatan mutu
berbasis (MPMBS)

Prinsip-prinsip kemandirian dalam MBPS


1. Penyususan Rencana dan Program

12
2. Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
3. Pelaksanaan Program Pendidikan
4. Akuntabilitas Pendidikan

BAB 8 : PERAN TEKNOLOGI DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI


INDONESIA
Tidak dapat disangkal bahwa teknologi merupakan suatu ‘kawasan” yang dapat
membantu memecahkan masalah kehidupan umat manusia dari masa ke masa secara efektif
dan efisien.
Dasar Pemikiran Perlunya Teknologi dalam Pendidikan
Dalam UU No.2 Tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 menegaskan
paling tidak terdapat 2 tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki pengetahuan dan
keterampilan. Dalam pasal 37 UU No.2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah bahwa
kurikulum harus dapat memberikan suatu pengrtahuan dan keterampilan kepada peserta didik
untuk dapat :
1. Mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan
mengembangkan diri.
2. Kemampuan akademik dan/professional untuk menerapkan, mengembangkan, dan
menciptakan imu pengetahuan , teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto,1993).
Tujuan Pembelajaran dan Bahan Ajar Pendidikan Teknologi Mengacu Atas Hal-Hal
Sebagai Berikut:
1. Rumusan Tujuan
2. Pengembangan Bahan Ajar
3. Bahan Ajar yang Pokok-Pokok
4. Pembelajaran

BAB 9 : PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI


ERA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang
seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak
dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh
berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat,
biaya tidak tersedia, atau alasan lain.

13
Teori-teori yang Berkaitan dengan Sumber Belajar
Ada 3 prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran
yaitu:
1. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua
kondisi
2. Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan
konsisten pada hasil pembelajaran
3. Kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil
pembelajaran

Tahapan sistem pembelajaran


1. Perumusan tujuan instruksional umum
2. Analisis tujuan instruksional umum
3. Analisis kemampuan awal siswa
4. Menuliskan tujuan instruksional khusus
5. Mengembangkan tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan bahan pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi pembelajaran
10. Melaksanakan evaluasi sumatif

Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti antara makna tersebut dapat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu
sumber kepada penerima. Sejumlah pakar memberi batasan tentang media, diantaranya yang
dikemukakan oleh Association of Education and Communication Technology (AECT), media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Apabila dikaitkan dengan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari
pengajar ke peserta didik (Heini,et,1996).

Peran Media
Konstribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

14
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar
2. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi
5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan
6. Pembelajaran dapat disajiakan dimana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan
7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik
8. Memberikan nilai positif bagi pengajar
Penjabaran tentang peranan media dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp
memberikan wawasan yang luas mengenai pemanfaatan media dalam pembelajaran. Selain
Kemp (1985), Heinich et al. (1996) melihat konstribusi media dalam proses pembelajaran
secara global ditinjau dari kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, seperti berikut:
a. Pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar
b. Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar
c. Pendidikan jarak jauh
d. Pendidikan khusus

Media yang Tidak Diproyeksikan


Jenis media yang tergolong media yang tidak diproyeksikan yaitu :
1. Realia, adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar.
Ada 3 cara penggunaan realia dalam proses pembelajaran yaitu :
a. Cutaways/potongan
b. Specimen/contoh
c. Exhibit/pameran
2. Model, pemanfaatan media realia dalam proses pembelajaran merupakan cara yang
cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat.
3. Bahan grafis, media grafis yang juga digolongkan sebagai media visual nonproyeksi,
mudah digunakan karena tidak membutuhkan peralatan serta relatif murah.
Jenis media grafis yaitu :
a. Gambar diam
b. Sketsa
c. Diagram
d. Grafik
e. Grafik batang

15
f. Grafik gambar
g. Grafik lingkaran
h. Chart/Bagan
4. Papan Display, banyak pilihan yang dapat digunakan untuk men display atau memajang
media yang tidak diproyeksikan, yaitu papan tulis (blackbroads), whiteboards,
copyboads, dan bulletin boards.

Media yang Diproyeksikan


1. OHT
2. Slide
3. Media Audio
4. Media Video
5. Media Berbasis Komputer
- Internet dan email
6. Multimedia Kit

BAB 10 : MENGURAI BENANG KUSUT PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI


PENDIDIKAN
Pendidikan di Indonesia baru sekedar mampu memberikan dampak langsung
pendidikan yang diwujudkan dengan ijazah, tetapi belum sampai memberikan dampak
pengiring pengajaran yang indikatornya adanya kemampuan daya saing sumber daya
manusia, baik untuk memenuhi tuntutan dunia industri, apalagi persaingan dalam kancah
percaturan dunia.
Beberapa hasil survey yang dilakukan lembaga-lembaga dunia yang kreadibilitasnya
dapat dipertanggungjawabkan, menggambarkan bahwa kredibilitas bangsa Indonesia dimata
dunia tidak semakin memuncak, tetapi justru semakin memudar dalam beberapa tahun ini.
Publikasi yang dikeluarkan oleh IIMD (International Institute for Management
development) 2001, yaitu suatu organisasi internasional yang bermarkas di kota Lausanne,
Swiss.
Dari sebanyak 49 negara Indonesia ternyata berada dalam posisi paling rendah, yaitu
posisi ke-49. Dari hasil study PERC, Political and Economical Risk Consultancy (2001),
menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara Asia.
11 Hal pertimbangan birokrasi pendidikan yaitu :
1. Guru harus profesional

16
2. Melakukan perubahan atas kesalahan pendidikan
3. Kelayakan mengajar dan kesejahteraan guru
4. Efisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan
5. Depolitisasi kebijakan pendidikan
6. Restrukturisasi organisasi
7. Kenaikan gaji guru PNS yang direncanakan naik 200 persen seiring dengan akan
ditetapkannya undang-undang guru dan dosen
8. Memposisikan pejabat pendidikan
9. Rekrutmen tenaga guru profesional dan kompeten
10. Memberikan tunjangan layak hidup bagi guru yang masuk purnatugas
11. Mengarahkan siswa ke pendidikan yang sesuai dengan kompetensinya

Dalam Buku “PROFESI KEPENDIDIKAN”


Karangan
Umbu Tagela Ibi Leba - Sumardjono Padmomartono

Dalam buku ini berisi mengenai garis besar buku yaitu :


BAB 1 : Siapa Guru Itu?
BAB 2 : Guru Sebagai Profesi Kependidikan
BAB 3 : Syarat-Syarat Guru Profesional
BAB 4 : Faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru
BAB 5 : Penguasaan ICT Dan Kepemimpinan Guru
BAB 6 : Etika Profesi Kependidikan
BAB 7 : Kompetensi Guru Dan Peran Kepala Sekolah
BAB 8 : Mutu Pendidikan

INTISARI BAB/SUB BAB BUKU :


BAB 1 : SIAPA GURU ITU ?
A. Pengertian Guru
Guru ialah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan siswa, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Guru yang dimaksud disini mencangkup semua guru dari tingkat prasekolah (taman
kanak-kanak) sampai pada guru besar (profesor) di pendidikan tinggi, yang berstatus
sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta.

17
B. Syarat-Syarat Menjadi Guru
1. Syarat Profesional, seorang guru perlu memiliki keahlian di bidang kependidikan
yang meliputi Pengetahuan (Knowledge) dan Keterampilan (skills)
2. Syarat Personal, yang dimaksud dengan syarat-syarat personal di sini adalah syarat-
syarat personal yang menyangkut diri pribadi orang yang menjadi guru meliputi :
Kesehatan fisik, Kesehatan psikis, Kesehatan psikosomatis, dan Integritas pribadi.
3. Syarat Morality, faktor ini lebih menyangkut watak pribadi seseorang, suatu pertanda
kemampuan seseorang betindak susila.
4. Syarat Religiousity, syarat ini haruslah menjadi syarat mutlak bagi orang-orang yang
hendak menjadi guru di bumi Indonesia ini sebagai perwujudan falsafah pancasila
secara kondekwen.
5. Syarat Formality, sebelum seorang resmi diangkat menjadi guru (dengan suarat
keputusan) dari instansi yang berwenang. Sebab surat keputusan pengangkatan (SP)
ini hanyalah syarat formal yang memperkuat wewenang seseorang menjadi guru.
C. Pengembangan Sumber Daya Guru
Tujuan pengembangan sumber daya guru menurut Kusumastuti (2001) diarahkan
pada pemenuhan tiga tuntutan kebutuhan, yaitu : 1) kebutuhan sosial akan sistem
pendidikan yang dapat mengadaptasikan perkembangan kebutuhan lingkungan, maka
pengembangan guru ditujukan agar yang bersangkutan mampu mengadaptasikan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai kebutuhan dan tuntutan
masyarakat. 2) kebutuhan untuk mencari bentuk atau cara yang dapat membantu guru
memperbaiki serta menyempurnakan potensi akademik, personal dan sosial.
Pengembangan guru diarahkan pada kriteria kinerja yang diharapkan. 3) kebutuhan
untuk mengembangkan serta mendorong semangat hidup guru.
D. Riset dan Program Pengembangan Calon Guru
Salah satu alasan penyelenggaraan riset dan program pengembangan kepribadian
maupun kompetensi mahasiswa kependidikan di lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan/LPTK adalah untuk memperoleh landasan berpijak guna mengembangkan
dan memperbaiki program yang ditawarkan. Pendidikan calon guru agar menghendaki
program pembelajaran perlu diselenggarakan untuk lebih menjamin keterbentukannya
guru-guru yang efektif dalam mempengaruhi proses penyiapan SDM bangsa. Efektifitas
penyelenggaraan program pendidikan calon guru perlu didasarkan pada riset dan kajian
lainnya terutama tentang input, proses dan output peserta program.

18
BAB 2 : GURU SEBAGAI PROFESI PENDIDIK
A. Guru sebagai Tenaga Kependidikan
Pada hakikatnya jabatan guru merupakan profesi tenaga pendidikan pada lembaga
pendidikan. Guru adalah salah satu sumber daya yang sangat penting dalam pengelolaan
organisasi pendidikan. Pencapaian hasil pendidikan sebagaimana yang diharapkan,
diperlukan kegiatan pengembangan manajemen sumber daya guru.
B. Profesionalisme Guru
Didalam buku ini penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
profesionalisme guru adalah semua sifat yang mencirikan kinerja dari seorang
profesional dalam melaksanakan profesinya. Pencapaian derajat profesionalisme yang
tinggi, membutuhkan profesionalisasi.
C. Perkembangan Profesi Kependidikan
Sejalan dengan pendapat tersebut pemerintah telah menetatpkan kebijakan yang
mengatur tentang profesi kependidikan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahum 2005
tentang Guru dan Dosen. Pekerjaan yang sudah menjadi profesi menuntut kinerja yang
profesional dari tiap orang yang menekuninya. Pengembangan profesi perlu didukung
oleh organisasi yang menaunginya melalui kode etik. Organisasi profesi berfungsi
sebagai pelindung profesi, dapat meningkatkan bargaining dan menjamin otoritas
anggota dalam menjalankan tugasnya agar kreativitas tetap tinggi.

BAB 3 : SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL


Kriteria persyaratan yang disusun oleh National Educational Association (NEA)
yang dipakai sebagai acuan, yang meliputi jabatan yang :
1. Jabatan guru melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan guru menggeluti suatu barang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan guru memerlukan persiapan profesional
4. Jabatan guru memerlukan latihan dalam jabatan
5. Jabatan guru menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Jabatan guru menentukan baku-mutu sendiri
7. Jabatan guru mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi.
8. Jabatan guru mempunyai organisasi profesi.

BAB 4 : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFESIONALISME GURU


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru yaitu :

19
1. Profesi guru sebagai panggilan jiwa
2. Panggilan jiwa untuk memasuki profesi guru
3. Terpanggil menjadi guru
4. Belajar untuk mengembangkan diri
5. Belajar untuk profesional
6. Motivasi berprestasi
7. Prestasi kerja guru
8. Kepakaran
9. Kemandirian

BAB 5 : PENGUASAAN ICT DAN KEPEMIMPINAN GURU


A. Guru dan Penguasaan ICT
ICT merupakan singkatan dari Information and Communicatiom Technology yang
dibahasa Indonesiakan menjadi Teknologi Komunikasi dan Informasi. Jadi ada tiga
entitas yang terkandung dalam teknologi yaitu keterampilan / skill, logika berpikir /
algorithma, dan perangkat keras / hardware. Ada 3 indikator yang memberikan gambaran
seorang guru profesional yaitu kemampuannya mengadopsi berbagai informasi,
melakukan komunikasi, dan menguasai teknologi pendidikan.
B. Kepemimpinan Guru
Pimpinan pendidikan dituntut memiliki kemampuan dalam membimbing,
menggerakan, serta mendorong dan mengarahkan orang yang ada dalam lembaga
pendidikan yaitu cara-cara pimpinan memberdayakan tenaga edukatif, tenaga non-
edukatif serta siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.
Peran pemimpin pendidikan sebagai model, sangat diperlukan dalam mengambil
kebijakan sehingga berbagai persoalan dapat diatasi dalam menentukan keputusan paling
rumit sekalipun. Untuk itu pemimpin perlu memenuhi beberapa kriteria yaitu : (1)
memberi struktur terhadap situasi; (2) mengendalikan perilaku kelompok; (3) menjadi
juru bicara bagi kelompoknya.

BAB 6 : ETIKA PROFESI KEGURUAN


A. Apakah Etika Profesi Itu ?
Etika adalah suatu sistem prinsip-prinsip kesusilaan atau moral, yang merupakan
“standard” atau norma-norma bertindak bagi orang-orang dalam suatu profesi, misalnya
dalam profesi kedokteran, keguruan dan sebagainya.

20
Etika profesi keguruan adalah ketentuan –ketentuan moral atau kesusilaan yang
merupakan “pedoman” bertindak bagi para anggota profesi di bidang keguruan, dalam
hal ini adalah para guru.
B. Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi Keguruan
Dua prinsip dasar etika sebagai berikut :
1. Prinsip Universalistik
Yang dimaksudkan dengan prinsip etika ini, adalah yang sifatnya universal bagi
semua orang. Prinsip ini bertolak dari pandangan tentang hakikat manusia itu. Perbuatan
atau tindakan para profesional yang berdasarkan cinta kasih (sebagai prinsip etika yang
universalistik) yang pada hakikatnya mengandung (1) pengabdian/dedikasi yang tulus
dan (2) pengorbanan yang ikhlas, baik pengorbanan waktu, tenaga, pikiran da segala-
galanya.
2. Prinsip Nasionalistik
Prinsip ini adalah yang sifatnya nasional bagi guru-guru se-indonesia. Prinsip etika
yang dimaksud adalah “pancasila”, dasar dan falsafah negara serta way of life bangsa
Indonesia termasuk para guru Indonesia.
C. Kode Etika Profesi Guru Indonesia
Kode etika profesi keguruan adalah kumpulan peraturan-peraturan atau norma-
norma kesusilaan bagi para guru sebagai “pedoman” bersikap, berbuat atau bertindak
dalam praktek keguruan.
Berdasarkan analisis interaksi guru dalam profesinya serta berpegang pada prinsip
dasar etika tersebut, maka penyusunan suatu kode etika bagi guru-guru Indonesia, dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Guru dan Siswa
Dalam hubungannya dengan siswa-siswa, guru harus:
1) Berlaku jujur, adil dan penuh kasih sayang terhadap siswa.
2) Mengadakan evaluasi yang objektif dan memberi rekomendasi yang benar
tentang siswa.
3) Tidak boleh diskriminatif dalam perlakuan terhadap siswa.
b. Guru dan Orang Tua Siswa
Dalam hubungannya dengan orang tua para siswa, guru harus:
1) Menjaga dan memelihara hubungan baik dengan orang tua/wali siswa.
2) Menjaga dan memelihara nama baik orang tua/keluarga siswa.
3) Berlaku jujur dan adil terhadap orang tua siswa.

21
c. Guru dan Masyarakat
Dalam hubungannya dengan masyarakat, guru harus:
1) Memupuk kerjasama dengan masyarakat khusunya di bidang pendidikan.
2) Mengindahkan adat istiadat dalam masyarakat.
3) Bangga dan menaruh hormat kepada masyarakat.
d. Guru dan Rekan-rekan Seprofesi
Dalam hubungannya dengan rekan-rekan guru lainnya, guru harus:
1) Memelihara dan mengembangkan rasa kolegialitas/kesetiakawanan.
2) Jujur dan toleran terhadap rekan-rekan guru lainnya.
3) Menghargai rekan-rekan yang membantunya mencapai sukses.
e. Guru dan Profesi Keguruan
Dalam hubungannya dengan profesinya, guru harus:
1) Bersikap dan bertindak profesional.
2) Bergairah dalam karya pengabdiannya sebagai guru.
3) Berusaha memelihara dan meningkatkan mutu profesi keguruan.
f. Guru dan Atasannya
1) Mengindahkan keputusan-keputusan atasan.
2) Menghormati dan bangga terhadap atasannya.
3) Tidak memfitnah, menghasut dan mengadu domba.
g. Guru dan Tuhan
1) Senantiasa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya sesuai dengan ajaran-ajaran agama
yang dianutnya.
3) Toleran terhadap penganut agama-agama lain.
Dalam pasal 1, ayat 4, Bab 1 UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen dinyatakan
bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Dalam makna profesi tersebut, terjabarkan pengertian bahwa guru
memainkan peran dan tanggung jawab tertentu yang terkait dengan profesi keguruan
sebagai berikut:
1) Guru melayani masyarakat, guru merupakan karir yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat.

22
2) Guru memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu (tidak setiap orang dapat
melakukannya).
3) Guru menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek.

BAB 7 : KOMPETENSI GURU DAN PERAN KEPALA SEKOLAH


A. Hakikat Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan
(be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil
yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan.
Mengacu pada pengertian kompetensi di atas, maka kompetensi guru dapat
dimaknai sebagai gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seorang guru
dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berprilaku maupun hasil yang
dapat ditunjukkan.
Empat jenis kompetensi guru yang tercantum dalam penjelasan Peraturan
Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :
1. Kompetensi pendagogik, terdiri dari 7 kompetensi yaitu:
a. Mengenal karakteristik anak didik.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Pengembangan kurikulum
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
e. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik.
f. Komunikasi dengan peserta didik
g. Penilaian dan evaluasi.
2. Kompetensi kepribadian, terdiri dari kompetensi yaitu :
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
b. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan.
c. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru.
3. Kompetensi sosial, terdiri dari 2 kompetensi yaitu :
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif.
b. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga pendidikan, orang tua peserta didik
dan masyarakat.
4. Kompetensi profesional, terdiri dari 2 kompetensi yaitu :

23
a. Penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
b. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan refletif.
B. Konteks Tugas dan Ekspektasi Kinerja Kepala Sekolah, Guru dan Konselor Sekolah
Berikut dinyatakan pada Gambar 6, wilayah tugas managemen dan kepimpinan
kepala sekolah, guru mata pelajaran dan guru pembimbing dalam jalur pendidikan formal
dipetakan dalam kurikulum 1975. Ketika itu bimbingan dan konseling dinamakan
layanan bimbingan dan penyuluhan pendidikan (Depdiknas, 2008).

C. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru


Depdiknas (2006) menyebutkan tujuh peran utama kepala sekolah yaitu :
1. Kepala Sekolah sebagai Educator/Pendidik
2. Kepala Sekolah sebagai Manajer
3. Kepala Sekolah sebagai Administrator
4. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
5. Kepala Sekolah sebagai Leader atau Pemimpin
6. Kepala Sekolah sebagai Pencipta Iklim Kerja
7. Kepala Sekolah sebagai Wirausahawan

BAB 8 : MUTU PENDIDIKAN


A. Substansi Mutu Pendidikan
Ada empat pandangan yang berkembang untuk memaknainya, yaitu : (1) Mutu
pendidikan dipandang berdasarkan kemampuan peserta didik setelah mempelajari suatu
materi pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan nilai raport atau NEM. (2) Mutu pendidikan
dipandang dari produktivitas keluarannya, yakni pekerjaan yang diperoleh, tingkat gaji
dan status. (3) Mutu pendidikan dipandang berdasarkan kriteria sosial yang lebih luas,

24
misalnya pandai ngomong atau pidato, terampil memimpin organisasi, pandai
berdiplomasi dan sebagainya. (4) Mutu pendidikan ditinjau dari komponen pendidikan
yang bermutu seperti keadaan guru (jumlah dan mutu guru bergelar Sarjana, Sarjana
Muda, Diploma III, Diploma II, PGSLTA, PG SLTP, SGA), sarana prasarana
pembelajaran dan manajemen pendidikan.
Secara substantif, mutu pendidikan diterjemahkan sebagai suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk atau output, jasa/pelayanan, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kriteria untuk menentukan mutu
pendidikan mesti dilihat dari 5 aspek yakni output, pelayanan, sumber daya manusia
(guru), aspek proses dan aspek lingkungan.
B. Mengapa Mutu Pendidikan Perlu Ditingkatkan
Tanggung jawab utama para penyelenggara dan pelaksana pendidikan adalah
mengupayakan secara sistematis dan serius agar mutu pendidikan terus meningkat secara
sinambung. Adapun tujuannya adalah:
1. Untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat/pelanggan.
2. Agar tiap orang dalam organisasi sekolah mendapat respek dan dianggap sebagai
aset organisasi sekolah yang paling bernilai.
3. Untuk lebih meningkatkan manajemen yang berdasarkan fakta, sekolah favorit
berorientasi pada fakta.
4. Untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa faktor berpengaruh,
yakni :
1. Faktor kepemimpinan
2. Faktor Tim
3. Faktor deployment
4. Faktor harapan yang tidak realistis
5. Faktor empowerment
D. Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Upaya Profesionalisasi Guru
Profesionalisasi guru perlu diupayakan melalui proses pengembangan kepribadian
guru agara memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. Profesionalisasi guru
juga ditempuh melalui mengupakayakan agar guru memperoleh penghasilan yang sesuai
dengan prestasi kerja.

25
Profesionalisasi guru diupayakan dengan penetapan standar kualifikasi guru.
Secara garis besar, kompetensi guru meliputi pemahaan karakteristik peserta didik,
penguasaan metodologi pembelajaran dan evaluasi serta pengembangan keprofesionalan.
Sedangkan standar kompetensi inti guru dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
2. Bertindak sesuai dengan normal agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
indonesia.
3. Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
4. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung bidang
pengembangan yang diampu.
5. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.

B. Perbedaan Esensi
1. Segi Isi
Dalam resensi 1, buku “Profesi Kependidikan” karangan Prof. Dr. Hamzah B.
Uno, M.Pd. menjelaskan tentang masalah profesi kependidikan dari problema, solusi,
dan reformasi pendidikan di indonesia. Sedangkan dalam resensi buku 2, buku dari
karangan Umbu Tagela Ibi Leba - Sumardjono Padmomartono menjelaskan tentang
garis besar dari profesi kependidikan. Hal ini dalam penganalisisan saya pada resensi
buku yang 1 dengan resensi buku ke 2 saling berkaitan karena permasalahannya
berkaitan erat dengan Profesi Kependidikan. Hanya saja pada resensi 1 lebih
menjelaskan ke permasalahan profesi kependidikan di indonesia sedangkan resensi 2
lebih menjelaskan ke arah lebih mengenal mengenalkan profesi kependidikan secara
garis besarnya saja.
2. Segi kualitas buku
Dari segi ini kedua buku sama-sama memiliki kualitas yang bagus, karna kedua
buku memiliki tujuan yang sama untuk menjelskan tentang profesi kependidikan agar
pembeca lebih tau lagi mengenail profesi kependidikan.

26
3. Segi gaya bahasa
Gaya bahasa pada kedua buku ini sama-sama baik, mudah dipahami dan
dimengerti oleh pembaca walaupun ada beberapa bahasa yang sulit dipahami oleh
pembaca.
4. Segi penulisan
Pada resensi buku 1 Disamping isi dari buku ini, di tinjau dari segi penulisan,
buku ini mudah dibaca karena penulis dalam menerangkan isinya. Sedangkan resensi
2 walaupun buku ini sangat lengkap dan segi penulisan dapat dimengerti tetapi dalam
menyajikan sebuah materi terlalu rumut dan sulit untuk dimengerti.

27
BAB 3
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ISI BUKU

A. Kelebihan Buku
1. Buku karangan Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd.
- Buku ini menjelaskan tentang profesi kependidikan secara rinci, jelas dan
berurutan sesuai dengan bab-bab yang dituliskan. Selain itu isi dari bab saling
berkaitan untuk menguatkan isi setiap bab satu sama lainnya.
- Buku ini menjelaskan secara detail mengenail apa-apa saja yang diperlukan untuk
bisa memahami tentang profesi kependidikan.
- Bahasa yang digunakan dalam buku ini sederhana dan mudah dimengerti
sehingga dapat membantu pembaca untuk memahami dengan mudah apa isi buku
yang disampaikan.
- Buku ini juga memberikan banyak pendapat para ahli sehingga isi buku tersebut
tidak diragukan lagi.
- Buku ini memiliki cover yang menarik sehingga dapat menarik minat pembaca
untuk membaca isi buku ini
- Ukuran buku ini yang kecil dan ringan memudahkan para pembaca untuk
membawanya kemana saja sehingga para pembaca dapat membaca buku ini
kapanpun dan dimanapun saja.
2. Buku karangan Umbu Tagela Ibi Leba - Sumardjono Padmomartono
- Buku ini sangat cocok untuk guru maupun calon guru atau mahasiswa
kependidikan karena dalam buku ini terdapat banyak materi yang sangat lengkap.
Sehingga dapat membantu memahami profesi kependidikan dengan baik.
- Buku ini menjelaskan secara detail mengenail apa-apa saja yang diperlukan untuk
bisa memahami tentang profesi kependidikan.
- Buku ini memiliki cover yang menarik sehingga dapat menarik minat pembaca
untuk membaca isi buku ini
- Ukuran buku ini yang kecil dan ringan memudahkan para pembaca untuk
membawanya kemana saja sehingga para pembaca dapat membaca buku ini
kapanpun dan dimanapun saja.

28
B. Kelemahan Buku
1. Buku karangan Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd.
- Dalam buku ini, terdapat judul-judul yang tidak memiliki sub-sub misalnya pada
judul “Pola pembelajaran yang efektif” pada halaman 23. Hal tersebut membuat
para pembaca kesulitan dalam memahami isi buku dan pembaca merasa
kebingungan terhadap isi buku yang dibahas.
- Dalam buku ini masih terdapat kalimat-kalimat yang sulit untuk dipahami
sehingga dapat membingungkan para pembaca
- Buku ini tidak menyertakan gambar atau ilustrasi yang menarik sehingga terkesan
sedikit membosankan ketika membaca buku ini.
2. Buku karangan Umbu Tagela Ibi Leba - Sumardjono Padmomartono
- Walaupun buku ini sangat lengkap tetapi dalam menyajikan sebuah materinya
terlalu rumit dan sulit untuk dimengerti. Terlalu banyak gagasan dari penulis lain
membuat materi dalam buku ini terlalu bertele-tele.
- Buku ini tidak menyertakan gambar atau ilustrasi yang menarik sehingga terkesan
sedikit membosankan ketika membaca buku ini.

29
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa buku ini menjelaskan tentang apa-
apa saja yang berhubungan dengan Profesi Kependidikan. Sehingga buku ini sangat
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi seorang pendidik, tenaga
kependidikan dan mahasiswa calon guru. Manfaat setelah kita membaca buku ini
sangatlah besar karena kita dapat mengetahui tentang apa itu profesi kependidikan dan
apa-apa saja hal yang harus dipelajari dalam profesi pendidikan.
B. Saran
Penulis menyarankan dalam melakukan pencetakan buku ini sebaiknya pengarang
mencantumkan sub-bab ke semua judul kecil agar memudahkan pembaca dalam
membaca buku ini. Selain itu pengarang juga dapat menambahkan gambar-gambar yang
menarik sesuai dengan isi buku agar dapat menarik minat pembaca dari semua kalangan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno. 2014. Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi


Pendidikan di Indonesia. Jakarta: BUMI AKSARA.
Umbu Tagela Ibi Leba & Sumardjono Padmomartono. 2014. Profesi Kependidikan.
Jogjakarta: Ombak.

31

Anda mungkin juga menyukai