Anda di halaman 1dari 63

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya

dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia

memerlukan orang lain dalam kerangka kerja sosial (Social framework). Di

Indonesia, bentuk kerjasama sudah lama dikenal dengan istilah “Gotong-Royong”

yang terdapat hampir di setiap etnis di Indonesia, jadi gotong-royong dan koperasi

memiliki tujuan yang sama (Alfred Hanel, 2005).

Koperasi merupakan suatu perkumpulan orang-seorang atau badan hukum yang

tujuannya untuk kesejahteraan bersama dan di dalam perkumpulan tersebut

mengandung azas kekeluargaan yang saling bergotong-royong dan tolong-menolong

antar anggota koperasi. (Hendrojogi, 2004).

Pada umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya

dan setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang

diambil koperasi. Pembagian keuntungan dalam koperasi biasa disebut Sisa Hasil

Usaha atau SHU. Biasanya SHU dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam

koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian laba berdasarkan besar pembelian

atau penjualan yang dilakukan oleh anggota. Hal tersebut membuat koperasi masih

menjadi pilihan masyarakat untuk menjadi lembaga pemenuh kebutuhan mereka.


2

Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self

help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan

melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh

bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsep

demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usaha yang cukup strategis dan

kompeten bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang akan

berdampak positif pada masyarakat secara luas.

Belakangan ini banyak orang mungkin mengira hanya ada Koperasi Simpan

Pinjam (KSP) dan Koperasi Unit Desa (KUD) yang biasanya berada di desa-desa dan

perkampungan, padahal masih ada berbagai macam jenis koperasi lain dan tidak

selalu berada di desa atau perkampungan seperti Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI), Koperasi Konsumsi, Koperasi Produksi, dan lain sebagainya.

Dengan berbagai macam jenis koperasi yang ada saat ini, ada jenis koperasi

yang akhir-akhir ini banyak berdiri di berbagai daerah, yaitu koperasi serba usaha.

Koperasi serba usaha merupakan salah satu jenis koperasi yang bidang usahanya diisi

oleh berbagai macam bentuk usaha. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit

pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga masyarakat, unit

supermarket, unit wartel, dan semua jenis usaha bisa ada di koperasi ini. Oleh sebab

itu, banyak masyarakat yang mulai tertarik untuk bersama-sama mendirikan koperasi

serba usaha ini dikarenakan banyaknya pilihan usaha dan manfaat yang dapat mereka

lakukan dan peroleh lewat sebuah koperasi.


3

Koperasi Serba Usaha yang sudah mulai digemari dan menjadi salah satu

andalan dari masyarakat, serta selalu memperhatikan kepuasan anggota atau

pelanggan dari usaha koperasi itu sendiri. Kepuasaan itu berbanding lurus dengan

kualitas pelayanan yang diberikan kepada anggota maupun kepada konsumen, bahkan

perusahaan-perusahaan besar yang berorientasi pada pelanggan dalam membicarakan

kepuasan, pasti tidak lepas dari bagaimana kualitas pelayanan yang akan diberikan.

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

(Tjiptono, 2004). Jadi memang benar kepuasan pelanggan berbanding lurus dengan

kualitas pelayanan yang diberikan, karena pelanggan yang dilayani dengan pelayanan

yang maksimal dan efektif pasti akan merasa puas dan nyaman, sehingga membuat

koperasi mendapat loyalitas dari pelanggan dan akan terus menggunakan jasa atau

produk yang dihasilkan oleh koperasi tersebut.

Dengan demikian, mereka harus menempatkan konsumen sebagai aset yang

sangat berharga, karena dalam kenyataanya tidak akan ada satupun organisasi,

terutama koperasi yang akan mampu bertahan hidup bila ditinggalkan oleh

pelanggannya (anggota).

Layanan yang baik merupakan daya tarik yang besar bagi anggota koperasi,

sehingga koperasi sering kali menggunakannya sebagai alat promosi untuk menarik

minat anggota. Pelayanan untuk memuaskan anggota tidak harus dengan

mengorbankan diri atau citra diri, karena memberikan layanan bukan didasarkan pada
4

ketaklukan satu pihak terhadap pihak lainnya. Sebaiknya pelayanan dilakukan untuk

mewujudkan manfaat terbaik bagi semua pihak yang terkait.

Peningkatan kualitas pelayanan menjadi agenda yang sangat penting untuk

mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen di suatu perusahaan, begitu pula

dengan koperasi yang sudah mulai menjadi badan usaha multiguna yang menjalankan

berbagai macam kegiatan usaha, sehingga tidak dipungkiri lagi bahwa kualitas

pelayanan merupakan salah satu ujung tombak yang membuat anggota loyal.

Primer Koperasi Karyawan Krakatau Steel (Primkokas) merupakan salah satu

koperasi yang saat ini menjadi salah badan usaha yang cukup sukses berkembang di

Cilegon. Jenis dari koperasi Primkokas yaitu koperasi serba usaha yang bergerak

dalam berbagai bidang usaha. Misalnya usaha yang dijalankan oleh Primkokas yaitu,

unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan, unit supermarket, unit penjualan, dan

lainnya.

Primkokas adalah salah satu koperasi yang memperhatikan sekali kualitas

pelayanannya demi terciptanya anggota yang loyal terhadap Primkokas. Kepuasaan

anggota merupakan salah satu hal yang sangat dijunjung tinggi oleh Primkokas.

Untuk memenuhi hal tersebut Primkokas selalu meningkatkan kualitas pelayanan

mereka, sehingga membuktikan pelayanan mereka memang baik dan tidak hanya

sebatas pada pemasaran di brosur dan baliho saja.

Proses bisnis Primkokas yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan dan pasar,

lalu dapat memenuhi keinginan atau bahkan melebihi harapan dari pelanggan,

membuat Primkokas juga fokus dalam hal mutu pelayanan walaupun kepada anggota
5

baru sekalipun. Sedikit saja penyimpangan, misalnya pelayanan tidak sesuai dengan

yang diharapkan, para anggota akan menilai jelek dan itu adalah salah satu faktor

yang sama sekali tidak diinginkan oleh Primkokas sebagai penyedia layanan. Maka

dari itu peningkatan kualitas pelayanan secara terus-menerus adalah keharusan bagi

Primkokas sebagai koperasi Modern saat ini.

Untuk menghadapi era globalisasi saat ini, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan melakukan sejumlah program untuk melatih mahasiswa menghadapi

persaingan di dunia usaha, yaitu dengan memberlakukan program magang ditingkat

Perguruan Tinggi. Dan bentuk nyata yang sudah diterapkan dalam menyambut usaha

yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah

memberlakukan program magang sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswanya,

yang diharapkan dengan diterapkannya program magang ini, setiap mahasiswa

memiliki kompetensi dan mampu bersaing di era globalisasi saat ini.

Program Studi Diploma III Marketing Fakultas Ekonomi Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa (Prodi DIII Marketing FE Untirta) Serang Banten memberikan

kebebasan kepada Mahasiswanya untuk melakukan magang di badan usaha mana pun

yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang mereka ingin tekuni. Hal ini

dilakukan supaya Mahasiswa dapat membandingkan dan menerapkan ilmu yang

didapat secara teoritis di bangku perkuliahan dengan kondisi nyata dilingkungan kerja

(Primkokas Cilegon), selain itu diharapkan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.


6

Dalam hal ini penulis melakukan magang di Primer Koperasi Karyawan

Krakatau Steel (Primkokas) yang berlokasi di Kota Cilegon, Banten. Untuk

mendalami lebih jauh tentang kegiatan-kegiatan yang ada di Primkokas, Penulis akan

mencoba membahas lebih lanjut tentang “Kualitas Pelayanan Pada Departemen

Trading Primkokas Cilegon”.

1.2 Tujuan Penulisan Laporan Tugas Akhir

Tujuan Penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada Departemen Trading Primkokas

dan merupakan salah satu syarat dalam memenuhi Tugas Akhir pada Program

Studi Diploma III Marketing.

2. Mendeskripsikan bagaimana kualitas pelayanan pada Departemen Trading

Primkokas.

3. Sebagai pembanding antara ilmu teoritis yang telah diperoleh dari bangku

kuliah dengan praktek dalam dunia kerja.

1.3 Manfaat Penulisan Laporan Tugas Akhir

Manfaat Penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi peneliti dalam hal kualitas pelayanan.


2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan/evaluasi

khusus bagi Departemen Trading Primkokas.


7

3. Secara akademis, diharapkan bisa memperkaya khasanah ilmiah dalam

penelitian ilmu sosial khususnya bagi Program Studi Diploma III Marketing

Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.


8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran menurut Buchari Alma (2004) adalah segala kegiatan untuk

menyampaikan barang-barang ke tangan (rumah tangga) dan ke konsumen industri,

tetapi tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang.

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya terdapat individu dan

kelompok, untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain (Philip Kotler, 2007).

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan

untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi

dan pemangku kepentingannya. (American Marketing Association, 1997).

William J. Shultz (1961) dalam bukunya “outlines of marketing” menyebutkan

bahwa marketing atau distribusi adalah usaha/kegiatan yang menyalurkan barang dan

jasa dari produsen ke konsumen.


9

2.2 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan

pengandaliaan program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi

mencapai tujuan organisasi. Jadi, manajemen pemasaran berisi pengelolaan

permintaan, yang akhirnya berisi pengelolaan hubungan dengan pelanggan.

Manajemen pemasaran, menurut Philip Kotler (2007) merupakan

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang

ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai

tujuan organisasi.

Menurut American Marketing Association (AMA, 2008) manajemen pemasaran

adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk

tujuan perumusan tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan

strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat

memenuhi tujuan individu maupun organisasi.

Buchari Alma (2009) mengatakan bahwa pengertian manajemen pemasaran

adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi

segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang

menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009) menyatakan manajemen

pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
10

mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

2.3 Kualitas

Feigenbaum (1991) kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan

jasa yang meliputi marketing, engineering, manufaktur, dan maintenance, di mana

produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya sesuai dengan kebutuhan dan harapan

pelanggan.

Elliot (1993) kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda

untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan

sesuai dengan tujuan.

Kotler (2007) mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri serta sifat

barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang

dinyatakan maupun yang tersirat.

Cateora dan Graham (2007), mengemukakan bahwa Kualitas (quality)

dibedakan ke dalam dua dimensi : kualitas dari perspektif pasar dan kualitas kinerja.

Keduanya merupakan konsep penting, namun pandangan konsumen atas kualitas

produk lebih banyak berhubungan dengan kualitas dari perspektif pasar dibandingkan

dengan kualitas hasil.

Ada beberapa alasan perlunya kualitas bagi suatu organisasi. Russel (1996)

mengidentifikasi 6 peran pentingnya kualitas, yaitu :


11

1. Meningkatkan reputasi perusahaan


2. Menurunkan biaya
3. Meningkatkan pangsa pasar
4. Dampak internasional
5. Adanya pertanggung jawaban
6. Untuk penampilan produk
7. Mewujudkan kualitas yang dirasakan penting

2.3.1 Dimensi Kualitas

Berdasarkan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa, Ada lima

dimensi dalam menentukan kualitas jasa menurut Philip Kotler (2000), yaitu:

1. Bukti langsung (tangible) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan

sarana komunikasi.
2. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.


3. Daya tangkap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam

membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.


4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para karyawan, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-

raguan.
5. Emphaty, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.


2.4 Pelayanan

Pelayanan merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan

oleh satu pihak ke pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak

berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Fandy Tjiptono, 2004).
12

Kemudian Sutopo dan Sugiyanti (1998) mengemukakan bahwa pelayanan

mempunyai pengertian sebagai, membantu menyiapkan (atau mengurus) apa yang

diperlukan seseorang.

Definisi yang sangat simpel diberikan oleh Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan

Crosby (1997) pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat

diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan. Ini adalah

definisi yang paling simple.

Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos (1990) sebagai

mana dikutip: pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai adanya interaksi

antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang diberikan oleh perusahaan

pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen

atau pelanggan”.

2.5 Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai

dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan baik dan

memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan,

maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.

Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang
13

diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan buruk.(Fandy Tjiptono,

2004).

Definisi dari Nasution (2004), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan.

Kualitas pelayanan yaitu kepastian prosedur, waktu, dan pembiayaan yang

tranparansi dan akuntabel yang harus dilaksanakan secara utuh oleh setiap instansi

dan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya secara

menyeluruh (Nurul, 2003).

2.6 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan menurut Kotler (2000) adalah rasa senang atau kecewa

seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil

suatu produk dan harapan-harapannya.

Menurut Sumarwan (2003), Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya. Jadi tingkat

kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan

harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa, bila kinerja

sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan sangat puas.

Menurut Oliver dalam Ferrinadewi (2005) definisi kepuasan merupakan

penilaian konsumen terhadap fitur-fitur produk atau jasa yang berhasil memmberikan

pemenuhan kebutuhan pada level yang menyenangkan baik itu di bawah maupun di
14

atas harapan.

2.7 Saluran Distribusi

Menurut Philip Kotler (2005), Saluran Distribusi adalah beberapa organisasi

yang saling bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau

jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

Menurut Nitisemito (1993), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga

distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk

menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke

konsumen.

Menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang

digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke

konsumen atau pemakai industri.

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mendorong suatu perusahaan

menggunakan distributor, adalah:

1. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak

mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.

2. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena

skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.

3. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana

mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi.


15

4. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam

barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing

pabriknya.

2.7.1 Tingkat Saluran Distribusi

Menurut Kotler (2010), mengemukakan tentang saluran distribusi yaitu,

untuk menyalurkan produk dari perusahaan dapat memilih cara penyaluran

barang/jasa baik secara langsung maupun tidak langsung mengharuskan

perusahaan untuk menjual produknya kepada konsumen akhir (misalnya dengan

cara mengirim tenaga penjual atau membuka toko untuk menjual produk dari

perusahaannya).

Dalam proses penyaluran barang-barang dari produsen ke konsumen akhir,

perusahaan harus dapat menentukan pilihan yang tepat di dalam memilih tingkatan

saluran pemasaran yang digunakan. Berikut ini merupakan bentuk dari saluran

pemasaran untuk barang konsumsi:

1. Saluran tingkat nol (zero level channel)


Saluran ini sering disebut juga saluran langsung karena dalam proses

penyalurannya dilakukan tanpa melalui perantara. Jadi, penyalurannya dilakukan

langsung dari produsen ke konsumen. Ada tiga cara dalam melakukan saluran

langsung ini yaitu : penjualn dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, dan

penjualan lewat toko atau koperasi.


1. Saluran tingkat satu (one level channel)
16

Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan. Dimana dalam pasar

konsumen perantara sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri,

pengecer seringkali bertindak sebagai agen penjual atau makelar.


2. Saluran tingkat dua (two level channel)
Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen

mereka merupakan grosir atau pedagang besar sekaligus pengecer. Sedangkan

dalam pasar industri merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri.


3. Saluran tingkat tiga (three level channel)
Dalam saluran ini terdapat tiga perantara penjualan yaitu : agen, pedagang

besar, dan pengecer. Saluran ini adalah saluran terpanjang dari keempat tingkatan

saluran pemasaran, karena produsen menggunakan tiga perantara untuk mencapai

ke konsumen akhir.

2.8 Trading

Trading atau penjualan merupakan proses pertukaran barang atau jasa antara

penjual dan pembeli, dengan alat tukar berupa uang dan orang yang menjual sesuatu

akan mendapatkan imbalan berupa uang.

Pengertian penjualan menurut Henry Simamora (2000) dalam buku “Akuntansi

Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa Penjualan adalah

pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan

kepada pelanggan atas barang dan jasa.

Penjualan adalah kegiatan perlengkapan atau suplemen dari pembelian untuk

memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi kegiatan pembelian dan penjualan

merupakan satu kesatuan untuk dapat terlaksananya transfer hak atau transakasi
17

(Assauri, 2004).

Pengertian penjualan menurut Kotler (2006), penjualan merupakan sebuah

proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar

pertukaran informasi dan kepentingan.

Penjualan dapat diartikan sebagai proses menawarkan sesuatu kepada orang

lain di mana orang yang ditawarkan tahu dan sadar sepenuhnya mengenai manfaat

dari produk yang ditawarkan (Anton Tan, 2011).

2.9 Produk

Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001) adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan.

Menurut Fandy Tjiptono (2008) produk merupakan segala sesuatu yang dapat

ditwarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan.

Pengertian produk menurut Kotler (2005) adalah apapun yang dapat

ditawarkan untuk pasar yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan tertentu.

Produkyang dipasarkan dapat berupa barang, jasa, pengalaman orang, tempat,

properti, organisasi, informasi, dan ide.


18

2.9.1 Klasifikasi Produk

Menurut Philip Kotler (2003) klasifikasi produk bisa dilakukan atas

berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat

diklasifikasikan kedalam 3 kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau

dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:

1. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)


Barang-barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau

beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah bir, sabun, minuman dan

makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam. Karena barang-barang ini

dikomsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah

menyediakan di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil, dan

memasang iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba barang

tersebut.

2. Barang Tahan Lama (Durable Goods)


Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk

pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Produk tahan lama biasanya

memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang

tinggi, dan memeilki garansi. Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan

komputer.
3. Jasa (service)
Produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis.

Akibatnya, produk ini biasanya perlu pengendalian mutu, kredibilitas pemasok,


19

dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya mencakup

pemotongan rambut dan perbaikan barang.


Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga

diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut

dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang

konsumen (costumer's goods) dan barang industri (industrial's goods).


1. Barang konsumen
Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan

konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan

bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat

jenis yaitu:

a) Convinience Goods
Convinience goods merupakan barang yang sering dibeli pelanggan

dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Contohnya sabun,

pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung

dan jas hujan.


b) Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan

pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai

alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga,

kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah

tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian.


c) Specially Goods
Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan

identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia


20

melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah

mobil, peralatan stereo dan lainnya.


d) Unsought Goods
Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau

kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk

membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, ensiklopedia.

2. Barang Industri

Barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau

konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi langsung. Menurut

Dharmmesta (2007), barang industri dapat dibedakan menjadi lima golongan,

yaitu:

a) Bahan baku. Merupakan bahan pokok untuk membuat barang lain.


b) Komponen dan barang setengah jadi. Merupakan barang-barang yang

sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi

produk akhir.
c) Perlengkapan operasi. Merupakan barang-barang yang dapat digunakan

untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan

lain dalam perusahaan.


d) Instalasi. Merupakan alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau

perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (termasuk barang

tahan lama)
e) Peralatan ekstra. Merupakan alat-alat yang dipakai intuk membantu

instalasi alat angkut dalam pabrik.

2.10 Koperasi
21

Seringkali orang mendifinisikan koperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip

koperasi atau serangkaian prinsip koperasi, terutama prinsip koperasi yang diterapkan

oleh pelopor dari Rochdale, Raiffeinsen, Schulze D., dan juga oleh konsepsi-konsepsi

lain. Sementara prinsip-prinsip koperasi itu, disatu pihak, memuat sejumlah nilai,

norma, dan tujuan konkrit, yang tidak harus diketemukan pada semua koperasi.

Prinsip-prinsip koperasi itu merupakan sumber dari norma-norma hukum yang

dianut setiap koperasi, dan karenanya, seringkali pengertian koperasi diartikan

menurut hukum dan didaftarkan sebagai organisasi koperasi menurut undang-undang

koperasi diberbagai negara. Jadi, jika dikaitkan dengan pengertian koperasi menurut

hukum maka dapat terjadi bahwa disuatu negara tertentu, tidak semua organisasi

koperasi didaftarkan berdasarkan undang-undang koperasi (Alfred Hanel, 2005).

Definisi Chaniago (1984) mengatakan koperasi sebagai suatu perkumpulan

yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan

kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan

menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

Definisi Hatta (1980) koperasi adalah suatu usaha bersama untuk memperbaiki

nasib penghidupan ekonomi berdasakan tolong menolong. Semangat tolong

menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan

‘seorang buat semua dan semua buat seorang.

Definisi Munknernkoperasi sebagai organisasi tolong menolong yang

menjalankan ‘urusniaga’ secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong menolong.


22

2.10.1 Tujuan Koperasi

Dalam Undang-Undang No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3

disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum. Karena itu, setiap koperasi

perlu menjabarkan ke dalam bentuk tujuan yang lebih operasional bagi kopersi

sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dan dapat dioperasikan, akan

memudahkan bagi pihak manajemen dalam mengelola koperasi.

Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan

bangsa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Peryataan ini menyatakan

bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama

koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas

utama dibandingkan dengan masyarakat umum.

Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi

anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan

oleh anggota dilakukan oleh anggota koperasi, sehingga peningkatan

kesejahteraannya akan lebih mudah diukur. Tingkat kesejahteraan itu dapat

ditandai dengan tinggi rendahnya riil. (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001)

2.10.2 Fungsi Koperasi


23

Fungsi koperasi untuk Indonesia tertuang dalam pasal 4 UU.No.25 tahun

1992 tentang perkoperasian yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.


2. Berperan serta secara aktiv dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.


3. Memperkokoh perekonimoan rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.


4. Usaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001).

2.10.3 Prinsip-Prinsip Koperasi

Di indonesia, prinsip-prinsip koperasi juga disebut sendi-sendi dasar

koperasi. Dalam UU No. 12 tahun 1967, istilah yang digunakan adalah “sendi-

sendi dasar” koperasi, sedangkan dalam UU No. 25 tahun 1992 disebut prinsip

koperasi. Prinsip-prinsip koperasi mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Perubahan prinsip-

prinsip ini seiring dengan perubahan undang-undang yang mengatur

perkoperasian.

Walaupun demikian, nilai-nilai dasar dan cita-cita koperasi tidak banyak

mengalami perubahan. Prinsip-prinsip atau sendi-sendi dasar koperasi menurut


24

UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai

berikut:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha

masing-masing anggota
4. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi

2.10.4 Macam Koperasi

Ada bermacam-macam bentuk koperasi. Pengelompokan jenis koperasi

bisa diketahui berdasarkan jenis usaha dan keanggotaan koperasi.

1. Macam-macam koperasi berdasarkan jenis usaha

Secara umum, berdasar jenis usaha, koperasi terdiri atas:

a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)


KSP adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung

simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung

(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam

dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan

melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat

dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”


b. Koperasi Serba Usaha (KSU)
Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi yang bergerak dalam

berbagai bidang sekaligus. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit


25

pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga

masyarakat, unit produksi, unit wartel.


c. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan

kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya

kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga.


d. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat

barang (memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota

koperasi ini pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi

para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.


2. Macam-macam koperasi berdasarkan keanggotaan

Dilihat dari keanggotannya dikenal beberapa bentuk koperasi, yaitu :

a. Koperasi Unit Desa (KUD)


Koperasi Unit Desa adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat

pedesaan. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan,

terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD antara lain

menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih, alat

pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian.


b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI,

koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan

terutama meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota).

KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi.


c. Koperasi Sekolah
Koperasi Sekolah meiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru,

karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha


26

menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis,

makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata

sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi

siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan

kejujuran.

Selain tiga jenis koperasi tersebut, sesuai keanggotaannya masih banyak

jenis lainnya. Misalnya koperasi yang anggotanya para pedagang di pasar

dinamakan Koperasi Pasar, koperasi yang anggotanya para nelayan dinamakan

Koperasi Nelayan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir, yaitu metode

deskriptif yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi yang aktual secara rinci

dan objektif, serta menggambarkan keadaan yang terjadi. Penulis bertujuan

mendeskripsikan serta menjelaskan berbagai situasi dan kondisi secara ringkas


27

mengenai kualitas pelayan yang telah penulis amati selama magang industri di Divisi

Bisnis Eksternal (Manufacture Trading & Service Division Manager) Primkokas

Cilegon.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data-data yang dirgunakan oleh penulis dalam menganalisa permasalahan, yaitu:

1. Jenis

Jenis data yang digunakan dalam penulisan adalah berupa:

a. Data Primer
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara praktek kerja lapangan

sehingga dapat memperoleh informasi yang jelas dan objektif terhadap tempat

yang diteliti.

b. Data Sekunder
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan studi

kepustakaan dan browsing internet yang dapat digunakan sebagai referensi

untuk memperjelas dan menunjang penulisan yang tentunya berhubungan

dengan objek penulisan.


2. Sumber Data

Data yang diperoleh atau dikumpulkan berdasarkan dari hasil wawancara, observasi

dan melalui laporan-laporan perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data


28

Metode pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang digunakan oleh

penulis untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir, seperti praktek kerja lapangan, dan kepustakaan. Dalam penulisan laporan

tugas akhir ini, penulis dapat mengumpulkan data dengan beberapa cara yaitu:

1. Metode Praktek Kerja Lapangan


Mengamati dan ikut turun langsung ke tempat magang industri yaitu Primkokas

Cilegon, mengadakan penelitian langsung terhadap masalah yang berhubungan

dengan judul tugas akhir, yaitu dengan mengutip dari catatan yang ada di perusahaan.
2. Metode Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai

pustaka dengan mengambil informasi dari berbagai buku-buku pelajaran dan umum,

serta literature lainnya yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dapat

pula mengambil informasi dan bahan-bahan yang mendukung terbentuknya laporan

tugas akhir dari data perusahaan.


29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Berikut ini adalah gambaran umum dari Primer Koperasi Karyawan Krakatau

Steel (Primkokas):

4.1.1 Profil Singkat Primkokas

Nama Primkokas merupakan akronim dari Primer Koperasi Karyawan

Krakatau Steel, dicetuskan tanggal 21 Juli 1979. Deklarasi awal berdirinya

Primkokas dilandasi adanya kesamaan tujuan, khususnya karyawan PT. Krakatau

Steel dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pencetus sekaligus pendiri awal


30

terbentuknya Primkokas, di antaranya adalah : Widodo, Fazwar Bujang, Imam

Wahyudi, Soehadanuddin, dan Wuryanto.

Primkokas resmi mendapat pengesahan Badan Hukum oleh Departemen

Koperasi Republik Indonesia pada 26 November 1979 yang tertuang melalui Surat

Keputusan Badan Hukum Nomor 6987/BH/DK-10/6. Sampai saat ini Primkokas

telah melakukan revisi Anggaran Dasar sebanyak tiga kali. Hal ini sejalan dengan

tingkat perkembangan Primkokas dari waktu ke waktu yang selalu bergerak

dinamis selaras dengan aspirasi anggota serta perkembangan global Primkokas.

Kali ketiga perubahan Akta Pendirian Primkokas sesuai SK Menteri Negara

Koperasi dan Uaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

06/PAD/KEP-518/KOPTAN/XI/2008 tentang pengesahan Perubahan Anggaran

Dasar Primkokas Badan Hukum Nomor 6987/BH/PAD/KOPTAN/XI.4/2008

tanggal 4 November 2008.

Primkokas diharapkan tetap eksis dan mampu mengikuti perkembangan

organisasi yang adaptif dan dinamis. Wujud perkembangan Primkokas dibuktikan

dengan mengukir beberapa prestasi yang patut disyukuri. Prestasi - prestasi yang

telah diraih di antaranya Sertifikat Klasifikas Kelas A (sangat mantap) dengan nilai

98 pada tahun 1991, predikat sebagai “Koperasi Fungsional Teladan Tingkat

Nasional” tanggal 12 Juli 1992, sebagai “Koperasi Perkotaan Teladan Utama tahun

III tingkat Nasional” pada tahun 1995, dan pada tahun 1996 meraih predikat

sebagai “Koperasi Karyawan Mandiri” melalui surat Keputusan Menteri Koperasi


31

& Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia Nomor 320/KEP./M/V/1996

tanggal 27 Mei 1996.

4.1.2 Visi, Misi, Value, Moto, dan Sasaran Primkokas.

Primkokas merupakan sebuah lembaga usaha yang cukup besar dan sejajar

dengan lembaga/perusahaan besar lainnya, dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan

usaha dan laba yang diperoleh setiap tahunnya. Pertumbuhan usaha ini tak lepas

dari visi, misi, value, dan sasaran yang dimiliki Primkokas.

 Visi
Menjadi koperasi modern dan dicintai pelanggan.
 Misi
Tumbuh berkembang bersama pelanggan dan mitra bisnis secara profesional.
 Value
Value yang dianut Primkokas yaitu siap melayani dan memuaskan pelanggan.
 Slogan/Moto
“Primkokas jaya, anggota sejahtera”.
 Sasaran
Selain itu sasaran dari Primkokas, yaitu :
a. Diakui sebagai pilihan utama oleh anggota/karyawan dalam kebutuhan

sehari-hari (minimal 90% anggota aktif bertransaksi melalui koperasi).


b. Harga kompetitif dengan pasar.
c. Melebihi penghargaan pelanggan daan melebihi yang dilakukan pesaing.

4.1.3 Keanggotaan

Sesuai dengan AD/ART anggota Primkokas adalah karyawan PT. KS &

Group yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan bersedia memenuhi

segala kewajiban sebagai anggota. Dan masih menurut AD/ART disamping

anggoota biasa, dimungkinkan pula untuk merekrut anggota luar biasa yang

ketentuan dan syaratnya diatur dalam AD/ART.


32

Dinamika keanggotaan dalam wadah Primkokas dipengaruhi oleh berbagai

faktor sejalan dengan bergulirnya waktu. Masuk dan keluarnya anggota

dipengaruhi oleh faktor internal anggota, seperti pensiun, mengundurkan diri dari

dinas, dan meninggal dunia, sementara penyebab eksternal sangat kecil. Jumlah

anggota yang masuk pada tahun 2012 sebanyak 451 orang sementara jumlah

keluar ada 317 orang (tabel 4.1).

Tabel Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Total anggota


awal masuk Keluar
2011 6097 393 290 6200
2012 6200 451 317 6334
4.1Komposisi Keluar Masuk Anggota Primkokas

Sumber : Buku Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun 2012

Keanggotaan sampai dengan akhir desember 2012, jumlah anggota

Primkokas yang terdaftar dan tercatat sebanyak 6.334 orang, terdiri dari karyawan

PT. Krakatau Steel dan anak-anak perusahaannya serta dari beberapa perusahaan

di Kawasan Industri Krakatau Cilegon, yaitu :

1. Krakatau Steel (Persero)


2. Krakatau Steel Group :
a. PT. Krakatau Medika (KM)
b. PT. Krakatau Daya Listrik (KDL)
c. PT. Tirta Industri (KTI)
d. PT. Krakatau Engineering (KE)
e. PT. Krakatau Wajatama (KW)
f. PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS)
g. PT. Krakatau Information Technology (KIT)
h. PT. Krakakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC)
3. Primer Koperasi Karyawan Krakatau Steel (Primkokas)
4. Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Steel (YPWKS)
33

5. PT. Purna Sentana Baja (PSB)


6. PT. Primecast Duta Semesta
7. Dana Pensiun Krakatau Steel
8. PT. Sigma Mitra Sejati
9. PT. Purna Sentana Wahana (PSW)

Diluar itu, keanggotaan terbatas Primkokas pun diberikan kepada karyawan-

karyawan dari perusahaan-perusahaan non PT. KS & Group dibawah perjanjian

kerjasama seperti PT. Indaref, PT. Chandra Asri. PT. Clariant dan yang terakhir

adalah PT. Samudera Lintas Interpersada. Karena sifat keanggotaanya bukan

permanen dan hanya untuk transakasi pada unit tertentu, seperti pada swalayan K-

store (PT. Chandra Asri, PT. Clariant, PT. SLI) dan pembeliaan alat elektronik (PT.

Indaref) dengan skala belanja yang diatur sedemikian rupa, maka resiko yang

timbul pun sangat kecil apabila anggota non permanen tersebut mengundurkan

diri. Namun hal tersebut sudah merupakan peluang pasar yang patut

diperhitungkan mengingat kontribusi yang tidak sedikit dari transaksi mereka.

Kedepan, pengembangan usaha dan perluasan pasar semacam ini mungkin akan

menjadi prioritas kerja pengurus dan manajemen Primkokas dalam mendapat

keuntungan yang lebih besar.

4.1.4 Struktur Organisasi

Pengurus
Primkokas memiliki struktur organisasi yang terdiri dari 4 (empat) Divisi,

yaitu Finanace & HR Division Manager, Internal Business & Property Division

Manager, Information System Division Manager, Manufacture Trading & Service

Information Finance & HR Internal Manufacture


System Division Division Business & Trading &
Manager Manager Property Service Division
Division Manager
34

Division Manager. Berikut adalah struktur organisasi dari Primkokas pada Gambar

4.1.

Gambar 4.1 Struktur Utama Organisasi Primkokas.

Sumber : Buku Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun 2012

Masing-masing Divisi memiliki tanggung jawab, seperti Information System

Division Manager memiliki tanggung jawab mengelola Information tecnology

(IT). Finanace & HR Division Manager memiliki tanggung jawab menagani arus

pemasukan dan pengeluaran kas Primkokas dan sinkronisasi tenaga kerja. Internal

Business & Property Division Manager (Bisnis Internal) memiliki tanggung jawab

menagani usaha-usaha layanan pada anggota sebagai stakeholder Primkokas,

Manufacture Trading & Service Division Manager (Bisnis Eksternal) memiliki

tanggung jawab menagani bidang usaha-usaha yang berada di luar pelayanan

terhadap anggota koperasi.

Adapun tempat penulis melakukan penelitian pada Manufacture Trading &

Service Division Manager (Divisi Bisnis Eksternal) memiliki struktur organisasi

seperti pada Gambar 4.2.


35

Manufact. Trading &


Service Division Manager

Manufact. Trading & Service


Adm. Officer

Manufacture Mgt & Invesment Trading & Service


portofolio Management

Invesment portofolio Trading & Service Section


Manager

Manufacture Management Trading & Service


Administration

Opr. Pabrik Packaging Staff

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Manufacture Trading & Service Division

Manager (Divisi Bisnis Eksternal)

Sumber : Buku Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun 2012

Dari struktur organisasi di atas, Manajer Divisi Bisnis Eksternal (Manufact.

Trading & Service Division Manager) dalam kegiatan usahanya dibantu oleh

sekertaris (Manufact. Trading & Service Adm. Officer) dalam menangani hal

lobying dan negosiasi kontrak kerja dengan calon konsumen. Divisi Bisnis

Eksternal memilki dua Departemen, yaitu Departemen Penjualan (Trading &

Service Management) yang menangani semua kegiatan pendistribusian barang,


36

serta Departemen Manufaktur dan investasi (Manufacture Mgt & Invesment

portofolio) yang menangani kegiatan produksi dari pabrik packaging dan usaha

patungan.

Departemen Manufaktur dan investasi (Manufacture Mgt & Invesment

portofolio) dibagi menjadi dua bidang, yaitu bidang Invesment portofolio yang

mengatur kerja sama yang berbentuk usaha patungan dengan mitra kerja

Primkokas, serta bidang Manufacture Management yang bergerak dalam produksi

kertas pelapis VCI (Vapoor Corrotion Inhibititors). Kegiatan produksi kertas VCI

dilakukan oleh bagian Opr. Pabrik Packaging yang mengelola langsung

pembuatan kertas VCI tersebut.

Sedangkan pada Departemen Penjualan (Trading & Service Management)

dibagi menjadi dua bidang, yaitu Trading & Service Section Manager dan Trading

& Service Administration, yang mengelola penjualan dan keuangan divisi bisnis

eksternal Primkokas. Masing-masing departemen memilki Staff yang membantu

pekerjaannya.

4.1.5 Uraian Pekerjaan (Job Description)

Primer Koperasi Karyawan Krakatau Steel (Primkokas) merupakan koperasi

serba usaha yang memilki dua divisi, yaitu Divisi Bisnis Eksternal (Manufacture

Trading & Service Division Manager) untuk menjalankan usaha penjualan dan

pelayanannya. Divisi Bisnis Eksternal memilki tugas merencanakan dan


37

menentukan penjualan, pendistribusian produk, serta menjalin hubungan kerja

sama dengan konsumen. Yang membantu manager Divisi Bisnis Eksternal dalam

pekerjaanya sehari-hari, yaitu:

1. Manufact. Trading & Service Adm. Officer atau sekretaris bertugas sebagai

yang menangani hal lobying dan negosiasi kontrak kerja dengan calon

konsumen atau bisa disebut sebagai pihak yang pertama kali menemui klien.
2. Trading & Service Management adalah pihak yang mengawasi kegiatan

pengadaan dan penjualan barang, pendistribusian barang-barang yang

dipesan melalui Purchase Order, dalam hal ini alat tulis kantor (ATK), serta

mengatur kontrak dengan pihak pengguna jasa persewaan mobil dan jasa

fabrikasi.
3. Manufacture Mgt & Invesment portofolio adalah pihak yang mengawasi dan

bertanggungjawab atas kegiatan pendistribusian dari pabrik packaging yang

memproduksi kertas pelapis VCI (Vapoor Corrotion Inhibititors). dan usaha

patungan yang bergerak di berbagai bidang seperti refractory, dan tours and

travel.
4. Trading & Service Section Manager adalah yang menangani langsung

penjualan dan pendistribusian Alloy kepada PT. KS.


5. Trading & Service Administration adalah yang mengatur jadwal pengiriman

alat tulis kantor (ATK) dan mengurus permintaan pembayaran kepada PT. KS
6. Opr. Pabrik Packaging adalah yang menangani dan mengelola langsung

Pabrik Packaging dalam kegiatan produksinya.


7. Invesment portofolio adalah yang menangani pembagian keuntungan usaha

patungan sesuai kepemilikan saham dengan mitra kerja.


38

8. Manufacture Management yang mengawasi jadwal pengiriman dan

pendistribusian Pabrik Packaging kertas pelapis VCI (Vapoor Corrotion

Inhibititors).
9. Staff adalah yang menangani pengantaran alat tulis kantor (ATK),

mengantarkan berkas-berkas permintaan pembayaran pada bagian keuangan

PT. KS, dan lain-lain. Staff bisa membantu semua kegiatan yang ada di Divisi

Bisnis Eksternal.

4.1.6 Bidang usaha

Kegiatan usaha Primkokas secara struktural dibagi menjadi dua jenis usaha,

yaitu Bidang Usaha yang bergerak pada Layanan Antar Anggota (Internal

Business & Property Division Manager) dan Bidang Usaha Di Luar Anggota

(Manufacture Trading & Service Division Manager). Dalam hal hasil usaha,

perolehan Primkokas di tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan

dibandingkan tahun sebelumnya. Alhasil, pencapaian ini merupakan upaya dan

kerja keras seluruh organ Primkokas beserta segenap pemangku kepentingan

(stakeholder). Tahun 2012 menunjukan perkembangan usaha yang

menggembirakan, sebab target yang ditetapkan pada Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun 2012 dapat tercapai dengan baik.

1. Divisi Bisnis Internal

Saat ini Divisi Bisnis Internal terbagi ke dalam beberapa segmen sentral

bisnis (profit Centre), diantaranya Credit, Saving & Administration Member


39

Service Department, Store Department, Mitra, Property Department, V’Nice

Bakery, dan Franchise Mr. Baso Indonesia serta Primkokas Cyber-K (ISP).

Selama tahun 2012 segmen-segmen bisnis dari Divisi Bisnis Internal

tersebut telah menunjukan tingkat perkembangan usaha yang menggembirakan.

Hal ini setidaknya dilihat dari Omzet (penjualan) masing-masing profit centre

yang semakin naik dari bulan ke bulan di tahun 2012. Keberhasilan mengelola

usaha ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan jajaran

manajemen dan pengurus dalam menerapkan strategi bisnis, dibarengi kerja

keras dan dukungan kinerja karyawan yang prima.

a. Credit, Saving, & Member Service Department

Credit, Saving & Member Service Departmeent atau yang dahulu

bernama Unit Simpan Pinjam, pengurus telah berupaya secara maksimal

melakukan pendekatan-pendekatan dan negoisasi dengan pihak-pihak

perbankan dengan metode multi sourcing, artinya tidak ada satu bank yang

difavoritkan, tetapi bank manapun yang dapat memberikan bunga kompetitif

akan dijadikan partner bisnis, khususnya untuk memenuhi kredit mediasi

perbankan. Tabel berikut menunjukan rincian tingkat pencapaian unit

pelayanan pinjaman uang Primkokas pada tahun 2012:


40

Uraian Tahun 2011 (Rp) Tahun 20112 (Rp) Pencapaian % Naik


(Turun)
PU Darurat & Khusus 58.362.220.000 51.532.294.000 (11,70%)
PU Mitra 10.829.985.639 7.534.929.184 (30,42 %)
PU Mediasi Bank 98.363.000.000 98.587.000.000 0,22 %
Jumlah 167.555.205.639 157.654.223.184 (5,90 %)

Tabel 4.2 Tingkat Pinjaman

Sumber : Buku Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun

2012

Data pada tabel menunjukan bahwa kecuali Pinjaman Mediasi Bank

yang mengalami kenaikan 0,22 %, pinjaman uang di semua jenis mengalami

penurunan yang variatif. Kemunggkinan hal ini terjadi akibat kegiatan unit

usaha ini telah mengalami titik jenuhnya sehingga mengalami stagnasi. Perlu

dipikirkan cara yang efektif untuk menggenjot kembali unit sektor ini agar

tetap memberikan “Sharing of fee” yang signifikan bagi Primkokas.

b. Unit Usaha Department Store (K-Store)


Pengembangan Unit Usaha Department Store yang kini memiliki Brand

image sebagai K-Store Krakatau Junction, telah memberikan nilai tambah

bagi peningkatan omzet dan pendapatan Primkokas. Pengembangan telah

dioptimalkan melalui peningkatan standarisasi kualitas pelayanan, penerapan

teknologi komputer, dan penggantian gondola (rak-rak toko) dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan anggota. Selain itu, upaya penerapan sistem


41

manajemen layanan dengan kualitas dan standarisasi berskala modern, serta

penerapan strategi harga melalui paket belanja murah dengan meningkatkan

discount untuk produk-produk tertentu setiap bulannya.


Penambahan outlet/gerai di PT. Kraktau Posco diharapkan menjadi

penambah omzet K-Store secara keseluruhan. Disamping pembenahan pada

toko K-store Krakatau Junction, toko-toko Cabang Primkokas lainnya, seperti

PCI dan Serang juga turut diberikan sentuhan perbaikan dan peningakatan

pelayanan sehingga diharapakan dapat mengimbangi langkah kemajuan K-

Store Krakatau Junction.


c. Unit Property

Unit usaha Property selama kurun tahun 2012 telah memberikan

pendapatan bagi Primkokas meski secara global mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya. Persewaan yang ditangani unit usaha Property yang

meliputi Pujasera, Lantai 2 dan counter-counter dan kios belakang selama

2012 meperolah omzet sebesar Rp. 907.262.222,- , mengalami penurunan

sebesar 46,89 % dari perolehan tahun 2011 yang sebesar Rp. 1,708.425.648,-.

d. V’Nice Bakery, Donuts, & Coffee

Sebagai unit usaha dari Franchising Dept. V’Nice Bakery telah

menunjukan performa terbaiknya selama tahun 2012. Dengan segala

pembenahan yang dilakukan serta diversifikasi jenis menu dan minuman yang

disajikan, V’Nice Bakery mampu meraup hasil penjualan yang tergolong


42

spektakuler di tahun 2012. Dengan total sales sebesar Rp. 4.690.728,878,-

unit. Usaha V’Nice Bakery mengalami kenaikan yang sangat signifikan

sebesar 280,52% dari tahun 2011 yang meraih penjulan sebesar Rp.

1.885.483.082,-.

e. Mister Baso Krakatau Junction

Meskipun tidak sekencang V’Nice Bakery dalam hal perolehan omzet,

Mister Baso Krakatau Junction mendapat tempat di hati pengunjung baik

umum maupun anggota Primkokas. Nama Mister Baso Krakatau Junction

perlahan tapi pasti menjadi baru bagi tempat perhelatan pertemuan atau event

bagi kalangan-kalangan tertentu yang menjadikan Mister baso Krakatau

Junction memilki prospek di masa depan sebagai profit centre yang

menguntungkan.

Dalam hal pencapaian omzet, Mister Baso Krakatau Junction pada tahun

2012 meraih omzet sebesar Rp. 1.439.611.970,- yang berarti naik sebesar

43,91% dari pencapaian tahun 2011 yang mendapatkan keuntungan sebesar

Rp. 807.419.411,-.

f. Intenet Service Provider (Primkokas Cyber-K)

Sejak launching pada tahun 2011 lalu, eksistensi Primkokas Cyber-K

makin layak, dan harus diperhitungkan sebagai pemain baru di dunia Internet

Service Provider di wilayah Banten. Dengan penambahan bandwidth sebesar

45 MHz pada tahun 2012, yang memperluas daerah jangkauan (Area


43

Coverage) disertai peningkatan kualitas pelayanan, pada tahun 2012 berhasil

meraih omzet sebesar Rp. 1.213.908.750,- yang berarti mengalami kenaikan

yang sangat signifikan sebesar 526,42% dari tahun sebelumnya yang hanya

meraih pendapatan sebeasar Rp. 193.783.171,-.

2. Divisi Bisnis Eksternal (Trading & Manufacture Dept.)

Trading & Manufacture Dept. yang merupakan tulang punggung kedua

bagi Primkokas setelah Divisi Bisnis Internal. Pada tahun 2012 memperoleh

omzet sebesar Rp. 46.686.170.301,- sementara di tahun 2011 memperoleh omzet

sebesar Rp. 21.273.218.209,- atau meningkat sebesar 119,45 %. Cakupan bisnis

di Divisi Bisnis Eksternal meliputi Trading, Persewaan Kendaraan, Jasa Service,

Penjualan Limbah, Pabrik Packaging, dan Kerjasama Usaha.

a. Trading
Bisnis Trading Primkokas semakin memperkokoh eksistensi Primkokan

sebagai pemasok/supllier berbagai komoditas kepada PT. Kraaktau Steel.

Dengan berbagai komoditas seperti Spare Parts, ATK, Alloy, dan sebagainya.

Pada tahun 2012, kontribusi yang diberikan oleh unit usaha ini sebesar Rp.

42.131.748.921,- dibanding perolehan omzet tahun 2011 yang sebesar Rp.

19.521.320.677,- kondisi ini menunjukan bahwa terjadi kenaikan omzet

transaksi sebesar 115,82 % dibanding tahun sebelumnya.


b. Persewaan Kendaraan

Persewaan kendaraan merupakan persewaan mobil kepada PT. Krakatau

Steel dan Group maupun perusahaan lain. Kendaraan yang disewakan tersebut
44

meliputi 6 unit Toyota Avanza di PT. KS, 1 unit Toyota Avanza di SKKS, 1

unit Toyota Avanza di PT. KPDS, 3 unit Toyota Altis di PT. Pelat Timah

Nusantara (Latinusa), serta 2 unit Toyota Kijang Inova di PT. Krakatau Posco

Energy.

Pendapatan Sewa yang diraih selama tahun 2012 sebesar Rp.

1.434.618.622,- sementara di Tahun 2011 memperoleh omzet sebesar Rp

1.175.672.500,- atau mengalami penurunan sebesar 22,02 %.

c. Perwatan dan Jasa Fabrikasi

Bisnis perawatan dan jasa fabrikasi menjadi profit centre yang dapat

menambah omzet keseluruhan Ddivisi Bisnis Eksternal. Pada tahun 2012

omzet bisnis ini meraih Rp. 1.193.489.462,- yang berarti mengalami

peningkatan dari tahun 2011 yang memperoleh omzet sebesar Rp.

451.175.163,- atau mengalami kenaikan sebesar164,52 %.

d. PT. Krakatau Dharma Sentana (KPDS)

PT. KPDS sebagai anak perusahaan yang memproduksi Allumunium

Pellet, Alloy dsb, dan disuplai ke PT. KS. Pada tahun 2012 mengalami

kerugian sebesar Rp. 583.784.442,- dibandingkan tahun 2011 yang

menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 201.955.784,- sehingga untuk tahun


45

2012 ini tidak ada keuntungan yang bisa diberikan kepada Primkokas selaku

pemegang 40 % saham.

e. PT. Primecast Duta Semesta


Usaha yang begerak dibidang refactory ini telah dirilis sejak 1 Agustus

2002 dan merupakan usaha patungan antara Primkokas dengan PT. Milenia.

Saat ini mengembangkan jasa Refractory ke PT. Garuda. Perkembangan usaha

PT. Primecast Duta Semesta tahun 2012 berdasarakan laporan keuangan 2012

mendapat laba sebesar Rp. 95.440.535,- (bagian keuntungan bagi Primkokas

sebesar Rp. 48.674.673,85 sebagai pemegang saham 51 %).


f. Pabrik Packaging

Ide pendirian Pabrik Packaging diawali dengan kebutuhan cover shipping

kertas kemas VCI (Vapoor Corrotion Inhibitors) untuk kemasan produk Cold

Rolling Coil (CRC) PT. Krakatau Steel. Pabrik Packaging ini diresmikan oleh

Dirut PT.Krakatau Steel Ir. Fazwar Bujang pada tanggal 18 agustus 2009 di

kawasan PT. Krakataku Steel. Produk VCI ini telah diproduksi dan dilakukan

trial di PT. Krakatau steel bulan November 2009 dengan hasil Trial mencapai

2 roll@160 meter persege (8M x 2M).

Saat ini hasil produksi pabrik yang bernama lengkap Pabrik Pelapisan

VCI kertas Packaging Primkokas ini rata-rata 20 roll/hari. Pada tahun 2012

memperoleh omzet sebesar Rp. 1.847.320.000,- sementara pada tahun 2011

memperoleh omzet sebesar Rp. 1.267.992.000,- atau naik sebesar 45,68 %.

g. PT. Krakatau Putra Wisata (PT. KPW)


46

PT. Krakatau Putra Wisata yang didirikan pada bulan November 2010

merupakan perusahaan patungan yang 40% sahamnya dimilki oleh

Primkokas. Perusahaan yang berafiliasi dengan Panorama World Tours &

Travel ini bergerak dalam bisnis Travel Agency untuk memenuhi kebutuhan

akan keagenan tiket pesawat maupun Travel lainnya di lingkungan kota

Cilegon dan sekitarnya. Peluang bisnis penyediaan Ticketing dan Travel di

kota Cilegon tersebut masih terbuka lebar. Utamanya untuk melayani

kebutuhan PT. KS dalam penjualan tiket pesawat dan akomodasinya.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2012 PT. Krakatau Putra Wisata

berhasil meraih laba sebeasr Rp. 56.303.196,- dari yang semula di tahun 2011

masih mengalami rugi sebesar Rp. 101.619.153,-. Disamping itu PT. Krakatau

Putra Wisata telah memberikan fee kepada Primkokas atas jasa penagihan

kepada PT. KS atas penjualan tiket pesawat dan akomodasi pada tahun 2012

sebesar Rp. 88.980.482,-.

4.1.7 Waktu Pelaksanaan Magang Industri

Waktu pelaksanaan magang industri dilakukan selama 4 minggu, terhitung

mulai tanggal 29 Januari 2013 sampai dengan 26 Maret 2013.

4.1.8 Tempat Pelaksanaan Magang Industri


47

Pelaksanaan Magang Industri adalah pada Divisi Bisnis Eksternal,

Primkokas yang bertempat di Gedung Krakatau Junction Jl. KH. Yasin Beji Komp.

PT. Krakatau Steel, Cilegon, Banten.

4.2 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama 2 bulan, penulis dapat

mengidentifikasikan permasalahan yang ditemukan pada magang industri yaitu: apa

saja jenis-jenis produk yang Primkokas distribusikan kepada PT. KS, bagaimana

mekanisme pendistribusian produk pada PT. KS, bagaimana dimensi kualitas

pelayanan pada Primkokas. Permasalahan-permasalahan tersebut berhubungan

dengan topik yang akan dibahas dalam laporan tugas akhir ini.

4.3 Pembahasan Masalah

Berikut ini merupakan Pembahasan permasalahan penelitian yang ditemukan di

tempat magang industri:

4.3.1 Jenis-Jenis Produk Departemen Trading & Service Management

Berikut ini merupakan jenis-jenis produk yang Primkokas distribusikan

kepada PT. Krakatau Steel dan Group:

a) Alloy

Alloy merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan besi baja, yaitu

logam campuran yang mengandung dua atau lebih unsur logam dan bukan
48

logam. Biasanya alloy menyatu bersama-sama atau larut ke dalam satu sama lain

ketika mengeras. Produk ini termasuk dalam klasifikasi barang industri.

Primkokas merupakan salah satu supplier alloy yang didistribusikan kepada

PT. KS dan sebagai pendapatan terbesar dari Divisi Bisnis Eksternal khususnya

Departemen Trading & Service Management. Jenis alloy yang Primkokas

distribusikan adalah seperti :

NO. NAMA KOMPOSISI


1 FERROPHOSPHOROUS CHEMICAL COMPOSITION :
PARTICLE SIZE : 10 – 100 MM  PHOSPHOROUS (P) : 25% MIN.
IN WOVEN PLASTIC BAG ON PALEET  SILICON (SI) : 1% MAX.
 PACKAGING : 1 TON
2 FERRO SILICON STANDARD CHEMICAL COMPOSITION :
GRAIN SIZE : 35 -75 MM  SILICON (SI) : 75 % MIN
PACKING : WOVEN PLASTIC BAG  CARBON (C) : 0.2 % MAX.
QUANTITY : 1 TON/BAG  PHOSPHOROUS (P) : 0.1 % MAX.
 SULFUR (S) : 0.05 % MAX.
 ALUMINIUM (AL) : 2.0 % MAX.
3 SILICON MANGANESE STANDARD CHEMICAL COMPOSITION :
PARTICLE SIZE 10 – 60 MM = 90 %  SILICON (S) : 14 -18 %
PACKAGING : 1 TON WOVEN PLASTIC  MANGANESE (MN) : 65 - 70 %
BAG  CARBON (C) : 2.0 % MAX
 PHOSPOROUS (P) : 0.4 % MAX
 SULFUR (S) : 0.05 % MAX

4 FERRO NIOBIUM STANDARD CHEMICAL COMPOSITION :


SIZE : 10-50MM  NIOBIUM (N) : 65-68%
PACKING : STEEL DRUM W/WELDED  CARBON (C) : 0.2% MAX
COVER  SILICON (SI) : 3% MAX
QUANTITY : 250 KG/DRUM  IN (SN) : 0.35% MAX
 PHOSPOROUS (P) : 0.20% MAX
 ALUMUNIUM (AL) : 4% MAX
 SULFUR (S) : 0.20% MAX
5 FERROVANADIUM CHEMICAL COMPOTISION:
SIZE : 10 – 50MM , <10MM MAX 5%  VANADIUM (V) : 75 - 80%
PACKING : IN WELDED STEEL DRUM  CARBON (C) : 0.2 % MAX
QUANTITY : 250 KGS/DRUM  SILICON (S) : 2.0 % MAX
 PHOSPHOROUS (P) : 0.10 % MAX
 SULFUR (S) : 0.10 % MAX
 ALUMINIUM (AL) : 4.0 % MAX
49

6 FERROTITANIUM CHEMICAL COMPOSITION :


PARTICEL SIZE :10 – 70 MM  TITANIUM (TI) : 70 -75 %
PACKING : 250 KG/DRUM  CARBON (C) : 0.1 % MAX
 SILICON (SI) : 0.3 % MAX
 MANGAN (MN) : 0.3 % MAX
 PHOSPHOROUS (P) : 0.02 % MAX
 SULPHUR (S) : 0.02 %MAX
7 FERROCHROMIUM (FeCr) LOW CARBON CHEMICAL COMPOSITION :
PARTICLE SIZE : 10 – 60 MM  Cr : 67 % MIN
PACKAGING : 1 TON WOVEN PLASTIC  C : 0.55 % MAX.
BAG ON PALLET  Si : 1.5 % MAX.
 P : 0.30 % MAX.
 S : 0.01 % MAX.

8 NICKEL REAGENT NICKEL BRIQUETTES SPECIFICATION :


SIZE : MEASURE APPROXIMATELY, 40 X  NICKEL : 99.4 MIN
30 X 18 MM AND WEIGH  COBALT : 0.15 MAX
APPROXIMATELY 70G EA  CARBON : 0.1 MAX
PACKING : 2000 KG BULKN BAGS, USING  IRON : 0.02 MAX
THE STRONG ROPE EVERY BAG IN THE  SULPHUR : 0.04 MAX
WOOD PACKING  COPPER : 0.02 MAX
 OXYGEN PLUS NITROGEN : 0.35
MAX
 H2O : N/A

Tabel 4.3 Macam-macam Alloy

Sumber : Buku Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun 2012

b) Alat Tulis Kantor

Alat Tulis Kantor (ATK) merupakan salat satu dari barang Convinience

Goods atau barang yang habis pakai dalam sekali atau beberapa kali pemakaian.

Berikut ini adalah macam-macam ATK yang Primkokas distribusikan kepada PT. KS:

No Material Code Spesifikasi Material Satuan Harga Kontrak (Rp)


Harga
1 OG8040000018 LEM KERTAS BESAR BOX 15,500
2 OG8040000031 LEM PEREKAT KECIL TUBE 760
3 OG8040000032 LEM KERTAS 50 CC TUBE 1,800
4 OO5315000001 MAX STAPLESS NO 3-1 M BOX 1,750
5 OO5315000002 MAX STAPLESS NO 10-1 M BOX 1,200
6 OO6840000001 KAMPER EA 6,300
7 OO7510000016 MAP ORDNER FOLIO TIPIS EA 7,500
50

8 OO7510000214 KAPUR TULIS BOX 2,700


9 OO7510000215 KAPUR TULIS BERWARNA BOX 5,000
10 OO7510000234 TRIGONAL CLIP PAPER BOX 1,100
11 OO7530000053 KERTAS HVS FOLIO RIM 30,850
12 OO7530000164 PAPER HVS A4 RIM 27,000
13 OO7530000265 BUKU TULIS EXPEDISI BK 4,100
14 OO7530000267 BUKU TULIS FOLIO BK 7,000
15 OO7530000274 KERTAS TELEFAX ROLL 43,000
16 OO7530000276 KERTAS TELSTRUK 4,8 X 5,8 CM ROLL 1,650
17 OO7530000277 CARBON FOLIO BOX 34,000
18 OO7530000278 KERTAS TELSTRUK 6,8 X 5 CM ROLL 1,650
19 OO7530000280 MAP JEPIT 240 X 350 MM EA 3,650
20 OO7530000281 STOP MAP FOLIO EA 330
21 OO7530000282 MAP ORDNER FOLIO EA 7,900
22 OO7530000283 MAP ORDNER KWARTO EA 8,100
23 OO7530000284 SPIDOL BESAR EA 3,925
24 OO7530000286 MAP GANTUNG EA 2,100
25 OO7530000287 SPIDOL HITAM WHITE BOARDS EA 4,500
26 OO7530000288 FOLDER BESAR EA 1,200
27 OO7530000295 FACSIMILE PAPER 210 X 50 ROLL 15,500
28 OO7530000308 FACSIMILE PAPER 210 X 30 ROLL 7,500
29 OO7530000310 THERMAL PAPER 210 X 15 M ROLL 6,200
30 OO7530000314 PAPER FAC 216 X 30 M ROLL 7,500
31 OO7530000315 PAPER FAC 216 X 50 M ROLL 17,000
32 OO7530000319 MARKER PAINT YELLOW BOX 123,200
33 OO7530000351 STOP MAP FOLIO EA 1,300
34 OO8540000001 TISSUE PAPER ROLL 2,100
35 OO9310000001 KERTAS STENSIL FOLIO RM 27,000
36 OO9310000002 KERTAS MANILA 85 X 60 CM SH 1,250
37 OO9310000004 KERTAS KISING SH 1,000
38 OO7530000057 PITA MESIN TIK ROYAL EA 25,000
39 OO7530000058 PITA MESIN TIK ROYAL EA 20,000
Tabel 4.4 macam-macam ATK

Sumber : Buku Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun 2012

Primkokas juga mendistribusikan perlengkapan lainnya seperti personal

computer, spare parts, semen, cat, sarung tangan untuk mengelas, dan alat ukur. Akan
51

tetapi kegiatan pendistribusian ini hanya dilaksanakan satu tahun sekali kepada PT.

KS, dikarenakan PT. KS memesan barang-barang di atas tidak melalui sistem

konsinyasi.

4.3.2 Mekanisme Pendistribusian Produk


a. Alloy

Mekanisme Pendistribusian Produk alloy sama seperti produk dari

perusahaan lain, yaitu langsung menuju Divisi Warehouse (gudang) dari PT. KS

dan biaya di tanggung oleh Primkokas atau biasa disebut Free On Board

Destination Point (franco gudang pembeli), artinya beban angkutan barang sejak

dari gudang sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggungjawab penjual.

Berikut ini adalah mekanisme dari pendistribusian produk alloy:

Gambar 4.3 Alur Mekanisme Pendistribusian Alloy

Alloy yang sudah dipesan oleh PT. KS sesuai kontrak harus melalui

pemeriksaan di Divisi Warehouse Management PT. KS mengenai keabsahan

surat pengiriman, jumlah berat bersih dari alloy dan kendaraan pengiriman, serta

letak tempat (gudang penyimpanan) yang akan dituju oleh petugas pengiriman

alloy.
52

Setelah pengiriman alloy selesai, petugas dari Departemen Trading &

Service Management Primkokas kembali ke Divisi Warehouse Management

untuk pemeriksaan kembali berkas pengiriman, mengukur berat dari kendaraan

pengirim alloy.

a) Alat Tulis Kantor

Mekanisme Pendistribusian Produk Alat Tulis Kantor (ATK) pada

Departemen Trading & Service Management Primkokas adalah menggunakan

sistem konsinyasi, yaitu penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli

yang juga sebagai penjual. Cara pendistribusian ATK memang berbeda dengan

cara pendistribusian alloy, karena kontraknya pun berbeda, apabila ATK PT. KS

mengontrak Primkokas mulai dari tanggal 31 Mei 2012 sampai tanggal 31 Mei

2013, dan apabila alloy hanya sekali pengiriman saja.

Departemen Trading & Service Management Primkokas dan PT. KS

memilki sistem yang sudah dibuat dan disepakati oleh kedua pihak. PT. KS

memilki website untuk memesan produk-produk Alat Tulis Kantor (ATK) yang

terhubung secara online dengan Departemen Trading & Service Management

Primkokas sebagai pihak penyuplai dan pengirim produk ATK. Berikut adalah

langkah-langkah mekanisme pemesanan ATK oleh users di PT. KS:


53

Gambar 4.4 Alur Pendistribusian Alat Tulis Kantor (ATK)


Setiap hari selasa dan hari kamis, Departemen Trading & Service

Management Primkokas mengirim produk ATK yang sudah dipesan oleh users

yang berada di PT. KS. Users dari PT. KS log in dahulu ke dalam website yang

sudah dibuat khusus untuk pemesanan ATK melalui sistem online. Lalu operator

Primkokas mencetak pesanan yang sudah ada di website tersebut. Barang yang

akan didistribusikan, terlebih dahulu melalui Divisi Warehouse Management PT.

KS untuk di cek mengenai keabsahan surat pengiriman, jumlah dan jenis produk

yang sudah disepakati oleh pihak Departemen Trading & Service Management

Primkokas dan PT.KS. (Lampiran).


Apabila users menemukan ketidaksesuaian spesifikasi ATK kiriman

dengan spesifikasi yang ada dikontrak, users diperbolehkan untuk menolak dan

meminta produk ATK yang sesuai dengan spesifikasi kontrak. Kemudian

menentukan waktu pengiriman produk pengganti kepada petugas Primkokas

sesuai kesepakatan, untuk mengirim kembali ATK yang lebih baik atau sama

spesifikasinya.
Setelah pengiriman ATK selesai, petugas kembali ke Divisi Warehouse

Management untuk pengecekan berkas-berkas pengiriman yang sudah ditanda

tangani oleh users.


4.3.3 Kualitas Pelayanan Pada Departemen Trading & Service Management

Berbicara mengenai kualitas pelayanan, kepuasan bukan hanya ditentukan

oleh pihak produsen saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak konsumen,

karena merekalah yang menikmati pelayanan sehingga dapat mengukur kualitas

pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepuasan.


54

Sekarang ini pelanggan semakin pintar, mereka sangat kritis, sehingga para

pelaku bisnis harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan

para pelanggan. Sedikit saja penyimpangan, misalnya pelayanan tidak sesuai

dengan yang diharapkan, para pelanggan akan menilai jelek.

Pelayanan yang dilakukan oleh Departemen Trading & Service

Management Primkokas yaitu mendistribusikan produk-produknya dengan baik

kepada pelanggan, melayani pelanggan dengan sepenuh hati, terus-menerus

memperbaiki kesalahan yang ada, Menjadi koperasi modern dan dicintai

pelanggan adalah Visi dari Primkokas, maka tidak heran Primkokas selalu

melayani anggota dan konsumen secara maksimal. Berikut adalah analisis kualitas

pelayanan pada Departemen Trading & Service Management Primkokas dilihat

dari dimensi kualitas jasanya:

a. Tangible
Departemen Trading & Service Management Primkokas memiliki aset

berupa fasilitas, penunjang usahanya yaitu berupa: sarana kerja dengan fungsi

ruang penunjang, server internet, genset, sarana komunikasi, dan

perlengkapan keselamatan kerja yang ada di dalam kantor, seperti alat

pemadam kebakaran, Hydrant, dan masker. Lalu kendaraan operasional untuk

mendistribusikan produk-produk Departemen Trading & Service

Management dan kegiatan di luar kantor, gudang penyimpanan Alat Tulis


55

Kantor (ATK) yang bertempat di kawasan pertokoan sekitar kantor pusat

Primkokas.
Karyawan Departemen Trading & Service Management terdiri dari Kadis

Trading & Service Management, Supervisor Trading & Service Section

Manager, Supervisor Trading & Service Administration, dan Staff .


b. Emphaty
Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, Departemen

Trading & Service Management selalu menerima kritik dan saran dari

pelanggannya, untuk memperoleh informasi yang bertujuan demi

meningkatkan kinerja perusahaan serta tercapainya kualitas pelayanan yang

berfokus pada ketepatan waktu penyelesaiaan pekerjaan, ketepatan mutu

produk, dan yang pasti adalah kepuasaan pelanggan.


Manager dari Divisi Bisnis Eksternal (Manufact. Trading & Service

Division Manager) pun terkadang ikut turun tangan dalam membantu kegiatan

pendistribusian produk-produk kepada PT. KS, karena tidak ada pembatas

antara Manager dan staf di Divisi Bisnis Eksternal. Dengan ikut membantu

langsung, Manager Divisi Bisnis Eksternal jadi tahu bagaimana situasi dan

kondisi dari pekerja dalam menghadapi pelanggan, sehingga memudahkan

manager dalam mengambil tindakan dan kebijakan mengenai peningkatan

pelayanan di Divisi Bisnis Eksternal, dan khususnya di Departemen Trading

& Service Management.

c. Reliability

Kegiatan dari Departemen Trading & Service Management Primkokas

saat ini adalah supplier alloy, Alat Tulis Kantor (ATK), cat, semen, dan
56

produk lain yang PT. KS butuhkan. Departemen Trading & Service

Management Primkokas mendapatkan tender Perlengkapan kerja dari PT. KS,

karena Departemen Trading & Service Management Primkokas dapat

memenuhi spesifikasi produk dan harga kompetitif.

Dalam pendistribusian ATK secara konsinyasi merupakan pertama kalinya

bagi PT. KS, karena sebelumnya pendistribusian ATK yang dilakukan oleh

supplier yang berbeda dan tidak secara konsinyasi, atau pendistribusian hanya

sampai gudang dari PT. KS. Selanjutnya pendistribusian kepada users

dilakukan oleh petugas dari Divisi Warehouse Management dari PT. KS.

d. Responsiveness

Dalam merespon kebutuhan dan keluhan pelanggan, Departemen Trading

& Service Management Primkokas mendengarkan kritik dan saran

pelanggannya, cepat tanggap menyelesaikan masalah yang menyangkut

dengan pelanggan. Biasanya kritikan pelanggan tersebut berupa keluhan atas

kualitas pelayanan dari pendistribusian, kualitas produk, dan ketepatan waktu

pengiriman produk.

Dalam menanggapi kritikan pelanggan mengenai beberapa masalah,

seperti keterlamabatan pengiriman, berbedanya spesifikasi produk dari yang

tertera pada kontrak, dan fasilitas transportasi yang kurang memadai.

Departemen Trading & Service Management selalu melakukan evaluasi

setiap minggunya guna meningkatkan kualitas kerja, kualitas pelayanan, dan


57

kualitas moral dari pekerja di Departemen Trading & Service Management

Primkokas.

e. Assurance

Departemen Trading & Service Management Primkokas selalu

berkomitmen yang tertuang dalam moto Primkokas yaitu “Primkokas jaya,

anggota sejahtera”, dari moto tersebut bahwa Primkokas selalu

mengutamakan kesejahteraaan bagi anggotanya atau bisa dikatakan kepuasan

bagi anggotanya merupakan akar inti penyampaian pelayanan yang baik

kepada pelanggan Departemen Trading & Service Management Primkokas

dalam memenuhi segala kebutuhannya.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian Laporan tugas akhir ini yang berjudul “Kualitas Pelayanan
Pada Departemen Trading & Service Management Primkokas Cilegon”, dapat

disimpulkan sebagai berikut:


1. Primkokas merupakan koperasi serba usaha, yaitu koperasi yang memilki

berbagai macam usaha yang dilakukan dalam satu tempat, seperti unit simpan

pinjam, unit usaha department store, unit property, v’nice bakery, donuts, &
58

coffee, mister baso, intenet service provider, trading, persewaan kendaraan,

perawatan dan jasa fabrikasi, PT. Krakatau Dharma Sentana (KPDS), PT.

Primecast Duta Semesta, Pabrik Packaging, PT. Krakatau Putra Wisata.


2. Departemen Trading & Service Management adalah salah satu departemen

yang ada pada Divisi Bisnis Eksternal, yang menangani semua kegiatan

pendistribusian barang PT. KS dan Group.


3. Proses kerja pada Departemen Trading & Service Management yang berfokus

pada ketepatan waktu penyelesaiaan pekerjaan, ketepatan mutu produk, dan

yang pasti adalah kepuasaan pelanggan.


4. Primkokas merupakan supplier alloy dan Alat Tulis Kantor (ATK) yang

didistribusikan kepada PT. KS, yaitu dengan mekanisme pengiriman konsinyasi

untuk ATK dan Free On Board Destination Point (franco gudang pembeli)

untuk alloy.
5. Kualitas Pelayanan Pada Departemen Trading & Service Management

Primkokas yaitu mendistribusikan produk-produknya dengan baik kepada

pelanggan, melayani pelanggan dengan sepenuh hati, terus-menerus

memperbaiki kesalahan yang ada, dengan mendengarkan kritik dan saran yang

membangun dari pelanggan, Dalam merespon kebutuhan dan keluhan

pelanggan, Departemen Trading & Service Management Primkokas

mendengarkan kritik dan saran pelanggannya, cepat tanggap menyelesaikan

masalah yang menyangkut dengan pelanggan. Biasanya kritikan pelanggan

tersebut berupa keluhan atas kualitas pelayanan dari pendistribusian, kualitas

produk, dan ketepatan waktu pengiriman produk.

5.1 Saran
59

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Primkokas dan penulis yaitu sebagai

berikut:

1. Dari sisi Tangible yang perlu diperhatikan yaitu, menambah kembali kuantitas

dari pegawai (tenaga kerja) Primkokas khususnya Departemen Trading &

Service Management, agar pelayanan yang diberikan bisa bertambah maksimal,

memperbaharui armada pengiriman ATK yang memadai agar tidak ada lagi

keterlambatan pengiriman.
2. Dari sisi Emphaty dan Responsiveness yaitu, Departemen Trading & Service

Management selalu menerima kritik dan saran dari pelanggannya, tetapi

terkadang jarang mendengar kritik dan saran dari pekerjanya. Padahal peran

seorang pekerja dalam pelayanan terhadap pelanggan sangat vital, karena pekerja

adalah pelaksana dari pelayanan yang akan diberikan terhadap pelanggan.


3. Lalu dari sisi assurance dan Reliability yaitu, meningkatkan kembali standar

pelayanan pendistribusian produk ATK maupun Alloy Departemen Trading &

Service Management kepada PT. KS dan Group, serta meningkatkan kualitas

kerja para pegawai di Departemen Trading Primkokas.


4. Yang terakhir adalah saran untuk penulis dan mahasiswa atau pelajar yang

magang di Primkokas, yaitu lebih menaati peraturan kantor yang berlaku,

meningkatkan tata krama dan sopan santun terhadap para karyawan dan petinggi

di kantor tersebut, cepat tanggap dan cepat belajar apabila sedang ada pemberian

instruksi oleh pembimbing dari tempat magang, yang terakhir jangan pernah malu

bertanya apabila kita membutuhkan sesuatu.


60

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari (2007), “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”, Alfabeta,


Bandung.

Ariani, Dorothea Wahyu (2003), “Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif”,


Ghalia Indonesia, Jakarta.

Arief (2007), “Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan: Bagaimana Mengelola


Kualitas Pelayanan agar Memuaskan Pelanggan”, Banyumedia Publishing,
Malang.

Barata, Atep Adya (2003), “Dasar-Dasar Pelayanan Prima”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.

Hendrojogi (2004), “Koperasi : Asas-asas, Teori, dan Praktik”, PT. RajaGrafindo


Persada, Jakarta.

Hanel, Alfred (2005), “Organisasi Koperasi”, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kotler, Philip (2005), “Manajemen Pemasaran”, Jilid 2 Edisi Kesebelas, indeks,


Jakarta.
61

Kotler, Philip. Amstrong, Gary (2001), “Dasar-Dasar Pemasaran”, Jilid 1 Edisi


Kesembilan, PT. Indeks grup Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip. Keller, Kevin Lane (2009), “Manajemen Pemasaran”, Jilid 1 Edisi
Ketigabelas, Erlangga, Jakarta.

Lupiyodi, Rambat (2006), “Manajemen Pemasaran Jasa; Teori dan Praktek”, Salemba
Empat, Jakarta.

Nasution, M. Nur (2005), “Manajemen Mutu Terpadu”, Ghalia Indonesia, Bogor.

Rangkuti, Freedy (2008), “The Power Of Brand : Teknik Mengelola Brand Equity
Dan strategi Pengembangan Merek Plus Analisis Kasus Dengan SPSS”, PT.
Gramedi Pustaka Utama, Jakarta.

Ratminto. Winarsih, Atik Septi (2006), “Manajemen Kualitas : Pengembangan Model


Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Simamora, Henry (2000), Akuntansi: Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba


Empat, Jakarta.

Sinaga, Pariaman. Aedah, Siti. Subiyantoko, Anjar (2008), “Koperasi Dalam Sorotan
Peneliti”, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sitio, Arifin. Tamba, Halomoan (2001), “Koperasi : Teori dan Praktik”, Erlangga,
Jakarta.

Sugiarto, Endar (2002), “Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa”, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Tan, Anton (2011), “Psikologi Penjualan”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
62

Tjiptono, Fandy. Diana, Anastasia (2003), “Total Quality Management”, ANDI,


Yogyakarta.

Skripsi:

Kasman Syarif (2011), “Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek
Flosh”, Skripsi. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.

Muhammad Wimman Zulfikar (2011), “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran


Terhadap Keputusan Pembelian”, Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.

Mutia Ilmi (2011), “Analisis Positioning Produk Raja Sorabihijau Di


Rengasdengklok”, Skripsi. Karawang. Fakultas Ekonomi Universitas
Singaperbangsa Karawang.

Rahma Dini (2006), “Analisis Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Produk
Busi Beserta Peramalan Penjualannya”, Skripsi. Bogor. Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian.

Website:
63

Ahmad Elqorni. Saluran Distribusi : Definisi, Fungsi Dan Jenis Saluran Distribusi.
30 Desember 2011. elqorni.wordpress.com/2011/12/30/saluran-distribusi-
definisi-fungsi-dan-jenis-saluran-distribusi/.

Dedy Aguspriandono Suprapto. “Saluran Distribusi”. 6 Maret 2012.


http://dedy39e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/03/06/saluran-distribusi/

Elsa Elida Mastiur Hutapea, (2011), ”Pengertian, Macam-Macam, Jenis-Jenis, dan


Bentuk Koperasi”, elsaelida.blogspot.com/2011/11/pengertian-macam-
macam-jenis-jenis-dan.html.

Hendri Darmastria. “Pengertian Kualitas Pelayanan”. 02 Mei 2011.


http://www.hrcentro.com/artikel/Pengertian_Kualitas_Pelayanan_110502.html
.

Senny Handayani, dan Anne Sofia. “Wal Mart Distribution”. 08 Juni 2011.
http://walmartdistribution.blogspot.com/2011/06/tingkat-saluran-
distribusi.html

Anda mungkin juga menyukai