Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ZAT GIZI MIKRO

Vitamin E

Disusun Oleh

Syabilila Indraswari
NIM : 1806254825

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................... 3
B. Tujuan ......................................... ......................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 5
A. Sejarah .................................................................................................. 5
B. Struktur Kimia ...................................................................................... 5
C. Sumber………………………………………………………………. . 7
D. Sifat ………………………………………………………………….. 8
E. Pencernaan, Penyerapan, Transport, Metabolisme, Penyimpanan dan
Ekskresi ................................................................................................. 7
F. Defisiensi ............................................................................................. 16
G. Hubungan dengan Penyakit .................................................................. 17
H. Kebutuhan ............................................................................................. 18
I. Toksisitas .............................................................................................. 18
Daftar Pustaka ............................................................................................. 27
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus
dipasok dari makanan. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah kecil akan tetapi mempunyai
peranan yang sangat vital dalam pertumbuhan, perkembangan, pencegahan penyakit, serta
mencapai kehidupan yang sehat dan optimal. (Murray, 2003)
Sampai saat ini telah ditemukan 13 jenis vitamin yang telah diakui sebagai vitamin
dan esensial bagi kesehatan yaitu 4 jenis vitamin larut lemak yang terdiri atas vitamin A, D,
E, dan K serta 10 jenis vitamin larut air (B1, B2, B6, B12, C, Asam fo;at, asam Pantotenat,
Biotin dan kolin. (Comb, 2012)
Penelitian yang dilakukan Pappenheimer dan Goetsch (1931), mencantumkan
Vitamin E dalam pencegahan Enchephalomalacia (pelembekan jaringan otak) pada ayam dan
Nutritional Muscular Distrophi (NDM) pada kelinci. Akan tetapi Vitami E tidak dapat
menyembuhkan simtologi yang sama pada manusia terutama Muscular Distrophy, sehingga
menyebabkan timbulnya suatu asumsi bahwa fungsi vitamin E hanya sedikit atau bahkan
sama sekali tidak ada fungsinya pada metabolisme manusia. (Linder, 2006)

Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak penemuan baru tentang vitamin E
terutama tentang manfaat dan resiko dikaitkan dengan penggunaan sebagai suplemen gizi
dan anti oksidan. . Vitamin E dan komponen antioksidan lain (vitamin C,karotenoid,
selenium, flavonoid, dan beberapa lainnya) telah diletakkan dalam garis depan ilmu
kedokteran dan nutrisi karena hubungannya dengan stress oksidatif dan pengendalian
berbagai macam penyakit kronis. Dari sekian banyak komponen diet anti oksidan, vitamin E
paling banyak diminati karena ketersediaannya, pemasaran yang kuat, potensi serta dampak
kesehatan secara keseluruhan, dan peran sentral dalam mencegah oksidasidi tingkat sel.
(Eitenmiller,2004)
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain untuk mengetahui definisi, sumber, angka
kecukupan gizi, pencernaa, penyerapan, transport, metabolisme dan penyimpanan, fungsi,
kekurangan, toksisitas dan pengukuran status vitamin E
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Vitamin E
Vitamin E ditemukan pada tahun 1922, oleh Evans dan Bishop, sebagai suatu
komponen minyak nabati yang essensial untuk reproduksi pada tikus. Vitamin E ditemukan
melalui penelitian, dalam mempertahankan kehamilan normal tikus betina diperlukan suatu
subtansi larut lemak tak dikenal. Tanpa bahan ini, janin tikus akan mati dalam sepuluh hari
saat dikandung. Tikus jantan yang kekurangan bahan ini juga mengalami kelainan pada
testisnya. tetapi hal ini dapat dicegah dengan penambahan diet wheatgerm, daun alfalfa
kering, atau daun selada segar. Sehingga saat itu vitamin E disebut sebagai vitamin anti
kemandulan.
Vitamin E disebut dengan istilah tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos berarti
kelahiran anak dan phero berarti mengasuh). Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut
dalam lemak. Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak tepung
gandum. Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu
A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat
rumit yang disebut ’tocopherol’.Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol,
jadi istilah tokoferol bekan sinonim dari dari vitamin E, namun pada praktek sehari-hari,
kedua istilah tersebut disinonimkan.

B. Struktur Vitamin E

Ada delapan jenis bentuk vitamin E yang terdapat secara alami, yaitu empat bentuk
tokoferol dan empat bentuk tokotrienol semua bentuk tersebut tersusun dari cincin kromanol
dan bagian ekor yang disebut phythyl yang terdiri dari 16 karbon isoprenoid, dimana rantai
jenuh untuk tokoferol dan tak jenuh untuk tokotrienol seperti diperlihatkan dalam gambar 1.
Gambar 1. Struktur Tokoferol dan Tokotrienol

Semua bentuk vitamin E ini memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E
dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol
yang terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.
Vitamin E mempunyai 2 isomer yaitu tokoferol (Toc) dan tokotrienol (Toc-3).
Tokoferol mempunyai rantai samping phytil, sedangkan tokotrienol mempunyai rantai
samping yang sama dengan ikatan rangkap pada posisi 3′, 7′, 11′. Baik tokoferol maupun
tokotrienol mempunyai 4 isomer yang dinyatakan sebagai α, β, δ dan γ yang dibedakan
berdasarkan jumlah dan posisi gugus metil pada cincin kroma. α-tokoferol merupakan
vitamin E utama in vivo dan menunjukkan aktivitas biologi tertinggi. Baik tokoferol maupun
tokotrienol bersifat sangat non polar dan selalu ada pada fase lemak. Gambar vitamin E dan
isomernya dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Struktur α, β, γ, δ Tokoferol
Gambar 3. Struktur α, β, γ, δ Tokotrienol

Walaupun struktur tokoferol dan tokotrienol mirip, ada tiga ikatan rangkap pada
rantai samping pada tokotrienol menyebabkan keduanya mempunyai potensi dan aktivitas
biologi yang berbeda. Adapun perbedaan cincin kromabol pada tokoferol dan tokotrienol
diperlihatkan pada gambar 4.
Gambar 4. Perbedaan komposisi cincin kromanol pada tokoferol dan tokotrienol

Stereoisomer adalah molekul yang punya kesamaan rumus molekul, posisi yang sama
akan tetapi berbeda pengaturan keruanggannya, sebabagaimana digambarkan pada gambar 5
Gambar 5 . Model Stereoisomer

Vitamin E mempunya 8 streoisomer yaitu RRR, RSS, RRS, RSR, SRR, SSR, SRS, SSS
dimana bentuk yang aktif hanya RRR, RSS, RRS, RSR dari bentuk tersebut, bentuk paling
dominan adalah RRR sekitar 86 % bentuk ini juga diabsorbsi lebih cepatt
Gambar 6. Bentuk Strereoisomer Vitamin E
C. Sumber Vitamin E

Vitamin E yang didapatkan dari dalam makanan erat hubungannya dengan


minyak pada tanaman tersebut, sedangkan pada biji bijian (grain and seeds) banyak
terkonsetrasi pada lembaga yang bayak menganduk minyak. Sumber-sumber yang kaya akan
vitamin E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan telur. Kolustrum manusia
dan sapi mengandung vitamin E sepuluh kali lebih tinggi daripada susunya. Minyak kapas,
minyak jagung, dan minyak lembaga gandum mengandung vitamin E sekitar 0,01 – 0,05
persen. Vitamin E dapat pula dibuat secara sintetis. Kadar Tokoferol di berbagai makanan
dapat dilihat dalam tabel 1 sedangkan kandungan tokoferol dan tokotrienol dapat dilihat di
tabel 2
Tabel 1. Kadar Tokoferol (mg/100g) dari berbagai bahan makanan
Bahan Makanan Α β γ Δ
Minyak
Safflower 34-36 7-9
Bunga Matahari 49 5 0,8
Jagung 5-26 44-70 1-14
Kedelai 9-12 32-63 5-25
Kacang
Almond 23-32 0,3 0,9
Walnut 0,4-12 16-20
Kacang Tanah 10-1 7-8 1-2
Biji bijian
Oat lengkap 1,5-2,1 0,05
Gandum Lengkap 1-1,4 0,7-0,8
Berah pecah kulit 0,3-1,4 0,3-0,4
Buah dan sayur
Musk Melon 10
Cantaloupe 0,1
Pisang 0,2-0,5
Jeruk 0,04
Wortel 0,5-0,6 0,01-0,02
Brokoli 0,5 0,2
Tomat 0,4
Kacang kacangan Masak 0,02-0,3 0,1-7,1 0,5
Kubis 0,04 0,05
Hewani
Mentega 1,7-3,3
Susu 0,04
Telur 0,5
hati 0,5-0,6

Tabel 2. Perbandinga kadar tokoferol dan tokotrienoi dalam bahan makanan


Terdapat hubungan antara kadar asam linolenik dalam berbagai minyak tanaman dan
tokoferol; tokoferol tersebut dapat melindungi minyak (terutama asam lemak yang tidak
stabil) btersebut dari proses oksidasi. Tergantung pada cara ekstrasi, minyak dari biji dan
proses pemurniannya, sejumla (bervariasi) tokoferol yang masih tertinggal dalam minyak
tersebut yang akan dikonsumsi secara actual oleh masyarakat. Sekitar 2/3 dari vitamin
tersebut yang akan/dapat hilang selama pembuatan minyak makan/sayur.proses pembuatan
tepung dari gandum akan menghilangkan hampir semua vitamin melaluli pemisahan
lembaga, dan hampir semua sisanya rusak oleh proses pemutihan. Kecuali hati, makanan
hewani sedikit mengandung vitamin E.
D. Sifat-sifat vitamin E

Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna,


s e d a n g k a n vitamin E sintetik yang dijual komersial biasanya berwarna kuning
muda hingga kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut
organik tetapi tidak larut dalam air. Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, tetapi
karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah teroksidasi terutama bila ada lemak yang
tengik, timah dan garam besi, serta mudah rusak oleh sinar ultraviolet, alkali dan oksigen .
Peran utama vitamin E adalah sebagai antioksidan, dengan menerima oksigen, vitamin E
dapat membantu mencegah oksidasi. Dalam jaringan, vitamin E menekan terjadinya
oksidasi asam lemak tidak jenuh, dengan demikian akan membantu dan mempertahankan
fungsi membran sel. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa
digunakan untuk memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat
dalam tepung. Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat
dalam tepung.

E. Pencernaan, Penyerapan, Transportasi, Metabolisme dan Ekskresi Vitamin E


1. Pencernaan dan Penyerapan

Tokoferol ditemukan secara bebas dalam makanan dan dapat langsung diserap,
sedangkan tokotrienol ditemukan dalam bentuk ester dan harus dihidrolisis terlebih
dahulu sebelum diserap. Vitamin E di hidrolisis oleh enterase pankreas kemudian diserap
bersama lipid dan asam lemak hasil pencernaan. Vitamin E diserap terutama di jejenum
dengan cara difusi pasif, Untuk dapat berdifusi melintasi membrane dibutuhkan garam
empedu yang akan mengemulsi lemak menjadi misel, misel akan bertindak sebagai
transporter karier sehingga memungkinkan vitamin untuk berdifusi melintasi membran
enterosit. Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi
tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Kira-kira 40 – 60% Vitamin E dari
makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi
akan menurunkan persentase yang diserap.
Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat
menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan
dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan
vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA.
Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan peningkatan
asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual α-tokoferol dalam
plasma.

2. Transport, Metabolisme dan Penyimpanan


Vitamin E dari makanan diserap oleh usus membentuk kilomikron dan masuk
ke dalam sistim limfatik, fungsi limfa adalah untuk mengangkat cairan jaringan, protein,
lemak garam mineral dan zat zat lain dari jaringan ke sistim pembuluh darah. Di dalam
darah komponen triacygliserol dari kilomikron dihidrolisis oleh Lipoprotein Lipase. Pada
titik ini sebagian dari vitamin E yang beredar ditransfer ke jaringan termasuk jaringan
lemak bawah kulit dan otot kemudian ditangkap oleh sel untuk membentuk memberan
sel. Sebagian lagi ditransfer ke dalam High density lipoprotein (HDL) disini vitamin E di
HDL di transfer ke Lipoprotein lain yang dikatalis oleh PLTP (Phospolipid transfer
protein). Sedangkan sisa dari kilomikron yang juga disebut kilomikron remnants di
transportasikan ke hati.
Di dalam hati sebagian bentuk vitamin E di akan diubah menjadi asam empedu,
yang akan dikeluarkan. Sebagian lagi yang dalam bentuk stereoisomer RRR α-Tokoferol
diikat oleh α-TTP (α-tokoferol transfer protein). α-tokoferol transfer protein diperlukan
agar alpha tokoferol bisa bergabung dengan VLDL . RRR α-Tokoferol merupakan
stereoisomer dari alpha tokoferol. Stereoisomer adalah molekul-molekul yang
mempunyai rumus molekul dan konektivitas sama tetapi berbeda posisi atom-atom
penyusunnya atau bentuk tiga dimensi susunannya. RRR α-Tokoferol secara istimewa
bergabung VLDL ( Very Low Density Lipoprotein) yang baru dibentuk. Selanjutnya
VLDL memasuki aliran darah.
Dalam aliran darah VLDL dihidrolisis oleh Lipoprotein Lipase. sebagian RRR α-
Tokoferol yang beredar ditransfer ke jaringan termasuk jaringan Hati lemak bawah kulit
dan otot kemudian ditangkap oleh sel untuk membentuk memberan sel. Sebagian lagi
ditransfer ke dalam High Density Lipoprotein (HDL) disini tejadi transfer antar HDL
dengan Lipoprotein lain yang dikatalis oleh LPTP (Phospolipid transfer protein).
Sedangkan sisa dari VLDL Atau disebut IDL(intermediete Density Lipoprotein) . Selama
perjalanan Sisa VLDL aka melepaskan trigliseria sehingga densitasnya meningkat dan
menjadi LDL. LDL kemudian dibawa ke jaringan dan ke hati

Transport vitamin E dapat terganggu jika terjadi kondisi hiperlipidemik, seperti


pada pasien dengan hypercholesterolemia dan atau hipertrigliserida menunjukan dapat
mengurangi penyerapan pada vitamin E. Transportasi vitamin E juga dapat terganggu
jika ada gangguan expresi di apolipoprotein B . pada pasien dengan
abetalipoproteinemia dimana terjadi defisiensi apoprotein B autosomal resesif
menyebabkan sel epitel mukosa tidak dapat membawa lipid. Pada keadaan ini akan
terjadi defisiensi vitamin E karena sangat rendahnya penyerapan vitamin E tanpa
adanya perhatian terhdap asupan dari vitamin E. co-transport dari vitamin E dengan
polyunsaturated lipids dapat menjadi perlindungan terakhir dari radikal bebas, dan
tingkat sirkulasi tochopherol cenderung berkolersasi dengan jumlah total lipid, dan
cholesterols.
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara
lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Akan tetapi lebih dari 90% tokoferol
pada tubuh manusia terletak pada jaringan adiposa. Pada orang yang sehat, jumlah
vitamin E cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar
vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2 mg/ml.

3. Ekskresi

Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama terutama melalui feses, Tokoferol


dalam peranannya sebagai antioksidan akan dioksidasi menjadi bentuk inaktif tocopheryl
quinone kemudian direduksi menjadi tocopheril hidroquinon selanjutnya berkonyugasi
dengan asam glukoronat dan disekresikan melalui garam empedu lalu keluar melalui
feses. Kira-kira hanya 1% vitamin E yang akan diekskresikan melalui urin dalam bentuk
tocopheronic acid dan tocopheronolactone. Vitamin E yang disekresikan melalui garam
empedu dan dikeluarkan melalui feses

E. Fungsi Vitamin E
1. Sebagai antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat


reaksi oksidasi pada makanan maupun obat dimana senyawa-senyawa tersebut mudah teroksidasi
sehingga sel-sel lain terhindar dari radikal bebas Antioksidan adalah substansi yang
menetralkan radikal bebas karena senyawa-senyawatersebut mengorbankan dirinya agar
teroksidasi sehingga sel-sel yang lainnya dapat terhindar dari radikal bebas.

Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun
molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya.
Merupakan juga suatu kelompok bahan kimia dengan reaksi jangka pendek yang
memiliki satu atau lebih elektron bebas. Pada proses metabolisme normal, tubuh
memproduksi partikel kecil dengan tenaga besar disebut sebagai radikal bebas. Atom atau
molekul dengan elektron bebas ini dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga dan
beberapa fungsi fisiologis seperti kemampuan untuk membunuh virus dan bakteri.
Namun oleh karena mempunyai tenaga yang sangat tinggi, zat ini juga dapat merusak
jaringan normal apabila jumlahnya terlalu banyak. Radikal bebas dapat mengganggu
produksi DNA, lapisan lipid pada dinding sel, mempengaruhi pembuluh darah, dan
produksi prostaglandin. Radikal bebas juga dijumpai pada lingkungan, beberapa logam
misalnya besi dan tembaga, asap rokok, polusi udara, obat, bahan beracun, makanan
dalam kemasan, bahan aditif, dan sinar ultraviolet dari matahari maupun radiasi.
Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi melindungi senyawa-senyawa yang
mudah teroksidasi, antara lain ikatan rangkap dua pada UFA (Unsaturated Fatty Acid),
DNA dan RNA dan ikatan atau gugus – SH (sulfhidril) pada protein. Apabila senyawa-
senyawa tersebut teroksidasi, maka akan terbentuk ”radikal bebas”, yang merupakan hasil
proses peroksidasi. Radikal bebas yang terjadi akan mengoksidasi senyawa-senyawa
protein, DNA, RNA dan UFA. Vitamin E akan bertindak sebagai reduktor dan
menangkap radikal bebas tersebut. Vitamin E dalam hal ini berperan sebagai scavenger.
Scavenger yang lain selain vitamin E adalah vitamin C, enzim glutation reduktase,
desmutase dan perosidase, yang bersifat larut dalam air. Scavenger yang larut dalam
lemak adalah vitamin E dan ß-karoten. Vitamin E dan C berhubungan dengan efektifitas
antioksidan masing-masing. Alfa-tokoferol yang aktif dapat diregenerasi dengan adanya
interaksi dengan vitamin C yang menghambat oksidasi radikal bebas peroksi. Alternatif
lain, alfa tokoferol dapat membuang dua radikal bebas peroksi dan mengkonjugasinya
menjadi glukuronat ketika ekskresi di ginjal.
Radikal bebas dihasilkan ketika tubuh menggunakan oksigen sebagai sumber
energy. Radikal bebas bekerja bersama asam lemak polyunsaturated (PUFA) dari
membrane sel dan protein dalam proses yang dikenal sebagai peroksidasi lipid yang dapat
mempengaruhi dan menganggu fluiditas serta fungsi membrane sel. Okisidasi
apolipoprotein B menyebabkan akumulasi LDL yang etroksidasi di dalam dinding arteri,
dan denga demikian akan meningkatkan pembentukkan aterosklerosis serta
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler. Kerusakan radikal bebas memainkan
perannya dalam sejumlah proses penyakit lainnya termasuk penyakit kanker, arthritis dan
katarak.
Vitamin E dapat menetralkan radikal bebas dengan mentransfer electron dari
gugus hidroksil pada cincin kromanol ke radikal bebas sehingga membuatnya menjadi
kurang efektif. Setelah terjadinya transfer ini vitamin yang tersisa (yang sekarang
menjadi radikal α-tokoferoksil) akan mempunyai electron yang terganggu yang dapat
menjadi tidak aktif secara permanen karena beraksi dengan radikal bebas yang lain, atau
vitamin (glutation) dan diregenerasi menjadi vitamin E yang aktif.
Kepala struktur kimia vitamin E bersifat hidrofilik sedangkan ekornya bersifat
hidrofobik. Hal ini memberikan vitamin E posisi yang sangat baik untuk melawan radikal
bebas. Dengan pusat di sisi membran sel dan ekornya di pedalaman membran. Vitamin E
berfungsi untuk reaksi rantai oksidasi lemak dan melindungi semua membran sel kita
termasuk DNA. Dalam fungsi antioksidan, tokoferol dan tokotrienol dikonversi dari
bentuk respektif alkohol dalam bentuk radikal semi stabil , tocopheroxyl (atau
chromanory) radikal. Tidak seperti radikal bebas yang terbentuk dari PUFA,
tocopheroxyl yang radikal relatif tidak aktif, sehingga menghentikan siklus propagative
merusak lipid peroksidasi. Kenyataan nya tocopheroxyl cukup stabil bereaksi dengan
radikal peroxyl kedua untuk membentuk produk non radikal tidak aktif termasuk
rocopherylquinone. Karena α-tokoferol dapat bersaing untuk radikal proxyl jauh lebih
cepat dari PUFA, sejumlah kecil Jadilah vitamin dapat mempengaruhi antioksidan di
proteksi dari jumlah yang relatif besar.
Meskipun beberapa system antioksidan yang penting lainnya dan terdapat
hubunngan yang erat antara hal ini dengan vitamin e, tetapi vitamin e tampak mempunyai
peran penting yang unik dalam mencegah peroksidasi asam lemak polyunsaturated
(PUFA) pada membrane sel.
Mekanisme pertahanan tubuh yang diperankan oleh antioksidan endogen. Enzim
superoksida dismutase (SOD) akan mengubah radikal superoksida (O2 -٠) yang
dihasilkan dari respirasi serta yang berasal dari lingkungan, menjadi hidrogen peroksida
(𝐻2 𝑂2), yang masih bersifat reaktif. SOD terdapat di dalam sitosol dan mitokondria.5
Peroksida dikatalisis oleh enzim katalase dan glutation peroksidase (GPx). Katalase
mampu menggunakan sartu molekul 𝐻2 𝑂2 sebagai substrat elektron donor dan satu
molekul 𝐻2 𝑂2 menjadi substrat elektron akseptor, sehingga 2 molekul 𝐻2 𝑂2 menjadi 2
𝐻2 𝑂dan O2. Di dalam eritrosit dan jaringan lain, enzim glutation peroksidase (GPx)
mengkatalisis destruksi 𝐻2 𝑂2 dan lipid hidroperoksida dengan menggunakan glutation
tereduksi (GSH), melindungi lipid membran dan hemoglobin dari serangan oksidasi
oleh 𝐻2 𝑂2, sehingga mencegah terjadinya hemolisis yang disebabkan oleh serangan
peroksida. GSH akan dioksidasi menjadi GS-SG. Agar GSH terus tersedia untuk
membantu kerja enzim GPx, maka GS-SG ini harus direduksi lagi menjadi GSH. Fungsi
ini diperankan oleh enzim glutation reduktase (GRed).
𝐻2 𝑂2 yang tidak dikonversi menjadi 𝐻2 𝑂, dapat membentuk radikal hidroksil
reaktif (OH٠) apabila bereaksi dengan ion logam transisi (Fe2+/Cu+). OH٠ bersifat
lebih reakif dan berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan sel melalui
peroksidasi lipid, protein dan DNA. Di pihak lain, tubuh tidak mempunyai enzim yang
dapat mengubah OH٠ menjadi molekul yang aman bagi sel.
2. Reproduksi
Penelitian menunjukkan bahwa defisiensi vitamin E menyebabkan degenerasi
epitel semeniferous sehingga menyebabkan produksi sperma berhenti. Pada wanita
kekurangan vitamin E menyebabkan kegagalan fungsi uterin dengan tidak adanya
perkembangan pembuluh darah yang memungkinkan konseptus diimplantasi ke dalam
dinding uterus. Jika implantasi tersebut tidak terjadi maka dapat meyebabkan resorbsi
fetus.

3. Sebagai Anti aging


Mekanisme anti aging berhubungan dengan aktifitas vitamin E sebagai anti
oksidan. Akibat tidak adanya aktifitas anti oksidan terjadi akumulasi lipofuscin atau
granul pigmen seroid, Granul granul ini mengandung Lipid tidak termetabolisme yang
teroksidasi yang sebagian mempunyai ikatan silang dengan protein atau peptida dan
membentuk globul yang keras dan tidak dapat dibuang oleh tubuh. Diperkirakan
akumulasi granula granula mempunyai kontribusi dalam proses aging
4. Berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan
lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi dalam pernafasan jaringan normal
5. dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan
adenosin fosfat;
6. Vitamin E berperan dalam suplai oksigen ke darah sampai dengan ke seluruh organ
tubuh . Vitamin E juga menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan mencegah
kerusakan sel darah merah akibat racun.

7. Vitamin E memiliki peran sangat penting bagi kesehatan kulit. Vitamin E menjaga,
meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini,
melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses
penyembuhan luka. Vitamin E banyak digunakan untuk tujuan melawan kekeringan pada
kulit, sebagai produk tabir surya. Produk –produk tabir surya yang terbaik adalah yang
mengandung sekurangnya 1% vitamin E. Riset membuktikan bahwa vitamin E
memberikan perlawanan terhadap kekeringan dengan membantu memberikan pelembab
natural pada kulit. Apabila digunakan sebelum terkena matahari, vitamin E bisa
mencegah kulit kemerahan, bengkak, dan kering. Vitamin E biasanya dipakai sebelum
dan sesudah terkena paparan sinar matahari, karena sinar matahari langsung bisa merusak
setengah dari suplai vitamin E alami kulit. Penelitian juga membuktikan bahwa vitamin
E bisa mengurangi molekul jahat yang terjadi akibat paparan asap rokok.
8. Sejumlah fungsi tambahan yang dimiliki oleh vitamin E dan tidak tergantung pada sifat
antioksidannya telah dilaporkan. α-tokoferol mempunyai peranan dalam memodulasi
transkrip gen, menghambat agresi trombosit dan proliferasi otot halus vascular, dan
memiliki peran dalam memberikan sinyal selanjutnya dalam system imun. Di samping
itu, vitamin E membantu menyehatkan sistem kekebalan tubuh, serta membantu
proses perbaikan DNA. Selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, membantu
mengatasi stres, meningkatkan fertilitas, meminimalkan risiko kanker dan penyakit
jantung koroner, vitamin E memiliki peran sangat penting bagi kesehatan kulit.

F. Defisiensi Vitamin E
Defisiensi vitamin E juga menyebabkan sterilitas pada tikus dan kerusakan otot
pada anjing, marmut dan kelinci. Suatu tanda awal kekurangan vitamin E adalah hilangnya
pergerakan spermatozoa. Kehamilan bisa terjadi pada tikus betina penderita, tetapi
pertumbuhan embrio terganggu dan sering mengakibatkan penyerapan fetus. Gejala lain dari
defisiensi vitamin E adalah :
1. Hilangnya fertilitas pada marmut, tikus, dan mungkin pada babi;
2. Kerusakan otot lurik marmut, domba, kelinci dan tikus;
3. Kelainan otot jantung pada sapi, domba, monyet, unggas, kelinci dan tikus;
4. Nutritional encephalomalacia pada unggas, disebut pula gila ayam, gejalanya terdiri dari
hilangnya koordinasi, kepala ditarik ke belakang, anggota badan menjadi kaku;
5. Nekrosis hati pada tikus dan degenerasi hati dan otot pada babi.

Pada Manusia :

1. Reproduksi
2. Kesusakan sel otot dan syaraf dimana mekanismenya terkait dengan antioksidan
3. Kelainan Fungsi Otak dan sumsum tulang belakang

Kekurangan Vitamin E jarang terjadi pada manusia dan tidak pernah terjadi
karena konsumsi makanan yang buruk. Kekurangan vitamin E terjadi karena hal berikut :

1. Kelainan Genetik pada protein transfer α-Tokoferol


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa α-TTP secara istimewa bergabung dengan RRR α-
Tokoferolkedalam VLDL yang baru dibentuk yang diperlukan untuk mempertahankan
konsentrasi Vitamin E dalam plasma.
2. Kelainan Genetik pada sintesis Lipoprotein
Defisiensi apoprotein B (Abetalipoproteinemia) Protein ini disintesis oleh sel epitel untuk
pembentukan kilomikron supaya dapat dibawa ke sistem limfatik usus. Oleh kartena itu,
sel absorptif dari mukosa terlihat berisi vakuola-vakuola lipid. Defisinesi jenis ini
menyebabkan diare dan steatore pada bayi. Selain itu, terdapat abnormalitas membran
lipid sistemik, yang mudah terlihat pada eritrosit sebagai kelainan acanthocytosis
3 Kekurangan Vitamin E karena sindrom malabsorbsi lemak
Setiap gangguan yang menyebabkan malabsorbsi lemak dapat menyebabkan kekurangan
vitamin E, kelainan malabsorbsi lemak dikaitkan dengan Pankreatitits, Penyakitt Chrons
dan lain lain
4. Kekurangan vitamin E karena nutrisi parenteral total
Sebagian besar preparat intravena dari emulsi lipid dibuat dari minyak kedelai. Akan
tetapi emulsi minyak kedelai mengandung kadar γ tokoferol yang tinggi dan bukan α
tokoferol. Evaluasi dari status Vitamin E pada pasien yang menerima TPN menunjukkan
bahwa mereka menerima jumlah α tokoferol yang tidak memadai

G. Hubungan Vitamin E dengan Penyakit


1. Vitamin E dan Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah istilah umum untuk penyakit yang
mempengaruhi jantung dan atau pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner,
stroke, dan tekanan darah tinggi. Oksidasi LDL, yang berkontribusi terhadap Agregasi
trombosit, pembentukan plak bersama dengan akumulasi sel-sel busa yang mengandung
lipid di dinding pembuluh darah. Efek vitamin E terhadap penyakit kardiovaskuler adalah
sebagai berikut :
- Sifat antioksidan dari vitamin memungkinkannya untuk menghambat oksidasi LDL.
- Vitamin juga membantu mengurangi agregasi trombosit dan dengan demikian
pembentukan bekuan darah, dan membantu menekan pelepasan sitokin inflamasi.
- Mengurangi adhesi monosit ke endotel melalui downregulation ekspresi molekul
adhesi
- Menurunkan produksi superoksida oleh monosit
- Meningkatkan sintesis prostasiklin, yang bertindak sebagai inhibitor agregasi
trombosit
- Dengan demikian, adalah logis bahwa diet kaya vitamin E atau suplementasi dengan
vitamin B dapat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskuler .
Sayangnya, uji klinis acak di antara jenis penelitian lain belum menunjukkan efek
menguntungkan dari suplementasi vitamin B (umumnya memberikan 400 IU, 600 IU,
atau 600 ug vitamin E) untuk mengurangi risiko penyakit jantung atau kejadian
vaskular kartu pada usia setengah baya yang sehat. orang dewasa atau pada mereka
dengan satu atau lebih faktor risiko untuk penyakit jantung. (lihat (8) untuk
mendapatkan kembali temuan dari beberapa penelitian ini)

2. Vitamin E dan Kanker


Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel -
sel j a r i n g a n t u b u h y a n g t i d a k n o r m a l . Radikal bebas diduga memicu
kanker melalui aktivasi jalur sinyal tertentu, perubahan ekspresi gen, gangguan sistem
perbaikan normal; perubahan dalam perubahan aktivitas enzim dalam pertumbuhan sel
atau diferensiasi, dan / atau dite produksi ct senyawa beracun, antara lain theorie. Akan
tetapi, hasil dari mayoritas uji suplementasi vitamin E (memberikan sekitar 400 1U) tidak
menunjukkan manfaat dalam pengurangan dalam risiko kanker atau kematian akibat
kanker.. Dengan demikian, penggunaan suplemen vitamin E tidak dianjurkan saat ini
untuk pencegahan kanker.

3. Vitamin E dan Kesehatan Mata


Katarak dan Age Related Macula Degeneration (AMD) adalah dua nyakit yang
paling sering menyebabkan hilangnya penglihatan di seluruh dunia. Kedua penyakit ini
biasanya terjadi pada orang tua. Stres oksidatif dengan kerusakan akumulasi akibat
radikal bebas pada lensa dan retina telah dianggap sebagai penyebab katarak dan AMD.
Penelitian terhadap Penyakit Mata Terkait Usia (uji klinis 5 tahun acak terkontrol
plasebo besar) memberikan suplementasi dengan vitamin E (400 IU), vitamin C (500
mg), B-karoten (15 mg), seng ( 80 mg), dan tembaga (2 mg) menemukan efek sederhana
dalam memperlambat perkembangan degenerasi makula terkait usia, tetapi sebagian
besar penelitian lain dan meta-analisis penelitian menyediakan vitamin E saja atau
dengan antioksidan lain memiliki tidak dilaporkan manfaat dari suplementasi

4. Vitamin E dan Penyakit / Kondisi Lain


- Penyakit Neurodegeratif
Penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer, dikaitkan dengan hilangnya
populasi sel saraf tertentu. Penyakit neurodegeneratif termasuk Alzheimer dan
penyakit Parkinson berhubungan dengan penuaan, proses inflamasi, kerusakan karena
radikal bebas, dan metabolisme lainnya.
- Penyakit Inflamasi
Dalam penyakit inflamasi seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, antioksidan
dianggap melindungi jaringan dari kerusakan dengan menghancurkan oksigen reaktif
diproduksi oleh microphages diaktifkan, monocytes, dan granulocytes dan dengan
menekan ekspresi sitokin dan kolagenase yang diinduksi oleh tumor necrosis factor α-
9. Terapi antioksidan telah dipelajari secara luas sebagai alternatif terapi obat yang
diterima. Gabungan suplementasi vitamin E dan vitamin C lebih efektif daripada
suplementasi dengan vitamin saja untuk mencegah peradangan terkait dengan
osteoarthritis

H. Kebutuhan Vitamin E

NAS-RAC merekomendasikan kebutuhan untuk pria dan wanita dewasa : 30 UI vitamin


E perhari atau ekuivalen (secara kasar) dengan 20 mg α-tokoferol (untuk bayi : 0,3-0,6
mg/hari ; untuk anaka-anak dan remaja di antara kebutuhan dewasa dan bayi). Ini merupakan
kompromi dan dipengaruhi oleh konsumsi zat-zat makanan lainnya. Rekomendasi tersebut
berdasarkan pada hasil penelitian jangka panjang yang dilakukan oleh Elgin (Horwitt,1980b)
dan pengatuh konsumsi tokoferol terhadap konsebtrasi tokoferol dalam plasma.
Jumlah vitamin E yang dikonsumsi berdasarkan RDA (Recommended Dietary
Allowances) Amerika tahun 1973 adalah 30 satuan Internasional (SI) untuk orang
dewasa(1mg = 1,49 SI). Kemudian angka ini direvisi pada tahun 1989 menjadi lebih rendah
yaitu 1.5SI untuk orang dewasa laki-laki dan 1,2 SI untuk orang dewasa wanita. Adapun
angka kecukupan gizi yang ditetapkan dapat dilihat di table 3.

Tabel 3. Angka Kecukupan Gizi Vitamin E


I. Toksisitas Vitamin E

Vitamin E relatif Tidak beracun, akan tetapi kelebihan konsumsi vitamin E dapat
mempengaruhi peranan vitamin K dalam proses pembekuan darah yang menyebabkan
isufisiensi pembekuan dan resiko pendarahan. Resiko tersebut sering terjadi pada individu
yang meggunakan obat-obatan aspirin atau antikoagulan .

Mega dosis vitamin E dapat menyebabkan pendarahan hebat, untuk mencegah


toksisitas vitamin e diterapkan batas atas (upper level konsumsi sebanyak 1000mg atau 1500
IU alfa tokoferol dari sumber alamai atau 1100 IU dari sumber sintetik. Konsumsi 1500 IU/
hari mengakibatkan efek samping berupa keluhan gastrointestinal, kreatinuria dan gangguan
koagulasi darah, yang, Namun, umumnya tidak parah dan yang mereda dengan cepat dalam
mengurangi dosis atau menghentikan pemakaian vitamin E
DAFTAR PUSTAKA

Comb, JF. 2012. The Vitamins. Fourth edition. Elsevier, United States of America

Eitenmiller, R., Lee, J. 2004. Vitamin E : Food Chemistry, Composition and Analysis. Marcell
Dekker, Inc. New York.

.2000. Dietary Reference Intake for Vitamin C, Vitamin E, Selenium and Carotenoids. National
Academy Press, Washington DC.

Linder, Maria C. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta

Litwack, Gerald . 2007. Vitamin E : Vitamins and Hormones. Elsevier, United States of America

Mann, J. Trustwell, AS. 2012. Essential of Human Nutrition. Oxford University Press Inc. New
York

Murray, Robert K. 2003. Harpers ilustrated Biochemistry. 26 th edition. Lange Medical


Publications.

Murray, RK. 2014. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC

Rolfes S R, Kathryn P, Ellie W. 2009. Understanding Normal And Clinical Nutrition Eight
Edition. Wadsworth Cengage Learning : Australia

Shills, M E. Olson, J A, Shike, M. Ross, C. 1999. Modern Nuteition in Health and Desease.
William&willkins

Tiana, Vivi. 2006. Macam macam Vitamin dan fungsinya dalam Tubuh Manusia.
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/9/8. (acces : 15 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai