14 Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan PDF
14 Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan PDF
Victor Simanjuntak
Kaswari
Eka Supriatna
Penelaah Materi
Agus Mahendra
Penyunting Bahasa
A.A Ketut Budiastra
Layout
Renaldo RN
Kata Pengantar
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) memiliki ciri utama keterpisahan ruang dan waktu antara
mahasiswa dengan dosennya. Dalam PJJ, keberadaan bahan ajar memiliki peran
strategis. Melalui bahan ajar, mahasiswa secara mandiri mampu belajar, berefleksi,
berinteraksi, dan bahkan menilai sendiri proses dan hasil belajarnya.
Paket bahan ajar PJJ S1 PGSD ini tidak hanya berisi materi kajian, tetapi juga
pengalaman belajar yang dirancang untuk dapat memicu mahasiswa untuk dapat
belajar secara aktif, bermakna, dan mandiri. Paket bahan ajar ini dikemas secara
khusus dalam bentuk bahan ajar hybrid yang meliputi:
Seluruh paket bahan ajar ini dikembangkan oleh Konsorsium PJJ S1 PGSD yang
terdiri dari 23 Perguruan Tinggi (PT), yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas
Katolik Atmajaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Tanjungpura, Universitas Nusa Cendana, Universitas Negeri Makassar,
Universitas Cendrawasih, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA,
Universitas Pattimura, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri
Gorontalo, Universitas Negeri Jember, Universitas Lampung, Universitas Lambung
Mangkurat, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Mataram, Universitas
Negeri Semarang, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Negeri Solo, dan
Universitas Haluoleo. Proses pengembangan bahan ajar ini difasilitasi oleh
SEAMOLEC.
Semoga paket bahan ajar ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan program PJJ S1 PGSD di tanah air.
Muchlas Samani
NIP. 0130516386
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi ……………………………………………………………………… i
Tinjauan Mata Kuliah ………………………………………………………... viii
Agar Anda dapat memahami materi Mata Kuliah Penjaskes dengan baik, maka
pelajari semua uraian materi bahan ajar cetak, web-base course dan audio visual-nya
dengan sungguh-sungguh, kemudian kerjakan latihan, dan kerjakan tes formatifnya.
Cocokkanlah tes formatif yang Anda kerjakan dengan kunci jawaban yang terdapat
pada setiap akhir unit, sehingga dapat mengukur penguasaan Anda terhadap materi
mata kuliah tersebut.
Pendahuluan
1- 2 Unit 1
Subunit 1
Hakikat Pendidikan Jasmani
D alam kegiatan belajar subunit 1 ini Anda diajak mengkaji tentang hakikat
pendidikan jasmani. Kemampuan yang diharapkan dapat Anda kuasai setelah
mempelajari teori ini adalah, Anda akan dapat menjelaskan tentang:
a. konsep pendidikan jasmani di SD.
b. nilai-nilai sosial pendidikan jasmani.
c. filsafat pendidikan jasmani.
1- 4 Unit 1
mental, moral dan sosial. Sayangnya tujuan yamg ideal tersebut tidak sepenuhnya
dapat tercapai karena disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya pelaksanaan
pendidikan jasmani di lembaga pendidikan SD belum sepenuhnya sesuai dengan
harapan.
1- 6 Unit 1
menghormati sesama manusia.
Program pendidikan jasmani dapat direncanakan dan diselenggarakan, untuk
dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan sikap kooperatif atau
kerjasama. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pengalaman kepada
siswa, baik sebagai pemimpin maupun sebagai teman bermain. Pendidikan jasmani
dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan budi luhur yang
manifestasinya antara lain dengan memperlakukan lawan secara adil di dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat. Hal-hal yang menyenangkan ini, secara implisit
dipelajari dan diajarkan.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan
apresiasi dan pemeIiharaan kehidupan keluarga, dengan mengajarkan kegiatan-
kegiatan rekreasi, yang di kemudian hari dapat diikuti oleh anak-anak, istri atau
suami mereka. Kegiatan itu misalnya: berenang, berkemah, bermain bulutangkis,
tenis dan lain-lain. Kegiatan rekreasi ini dapat memberikan suasana akrab dalam
keluarga dan sangat menarik hati semua anggota keluarga.
Dalam pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan jasmani seperti
pendidikan kesehatan, PPPK dan pendidikan keselamatan yang sering diajarkan oleh
guru, maka siswa akan mendapatkan bekal yang sangat banyak untuk mengabdikan
diri pada lingkungannya.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan
sikap untuk melaksanakan demokrasi di rumah. Pendidikan jasmani mempunyai
potensi untuk memberikan sumbangan terhadap perasaan keadilan sosial yang
merupakan tanggung jawab kemasyarakatan. Persahabatan dengan orang-orang dari
berbagai latar belakang pun akan dapat menimbulkan rasa toleransi yang baik.
Kegiatan di alam terbuka akan dapat menjadi bagian dari kurikulum
pendidikan jasmani, dan dapat diarahkan untuk melestarikan alam. Pendidikan
jasmani dapat membantu mencapai tujuan sebagai warga dunia melalui pelajaran
tentang cita-cita Olympic Games, di mana semangat persaudaraan antar bangsa
diutamakan, tanpa membedakan suku, warna kulit dan faham politik.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan
watak untuk patuh terhadap pelaksanaan undang-undang, sebab dalam pelajaran
pendidikan jasmani dan sebagai anggota tim olahraga, siswa harus patuh terhadap
peraturan permainan, dan bagi atlet yang baik akan dapat mengontrol dorongan dan
menundukkan keinginannya yang akan merugikan kelompoknya.
Pendidikan jasmani dapat dijadikan sebagai laboratorium untuk
pengembangan kualitas demokrasi yang diinginkan bila siswa diberi banyak
kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang
1- 8 Unit 1
epistemologi, aksiologi, etika, logika, dan estet ika. Dalam konteks
pendidikan jasmani, metafisika terkait dengan pertanyaan, pengalaman apakah
yang harus diberikan kepada peserta didik agar mampu menghadapi kehidupan
dunia nyata? Epistemologi berkaitan dengan metode untuk mendapatkan pengetahuan
dan macam pengetahuan yang dapat diperoleh; apakah peran dan pengaruh
aktivitas fisik terhadap perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, intelektual, dan
spiritual peserta didik. Aksiologi mengkaji tujuan dan nilai masyarakat yang perlu
dijadikan basis untuk pengembangan kurikulum di sekolah; apakah nilai-nilai
tersebut telah tercakup dalam kurikulum pendidikan jasmani? Etika berkaitan dengan
pertanyaan: bagaimanakah permainan dan pertandingan olahraga dapat digunakan
untuk belajar perilaku yang dapat diterima? Apakah pendidikan watak dapat
dimungkinkan melalui pendidikan jasmani? Logika menyediakan metode hidup dan
berpikir sehat dan inteligen bagi kehidupan manusia. Pertanyaannya apakah
pendidikan jasmani dapat meningkatkan daya nalar peserta didik, artinya apakah peserta
didik dapat menghubungkan dari satu fakta atau ide ke fakta atau ide lain secara urut.
Misalnya apakah peserta didik mampu memahami dan menjelaskan (nilai) mengapa ia
bermain sepakbola. Estetika berkaitan dengan rasa keindahan; bagaimana seseorang
menghargai nilai keindahan ketika melihat pesenam yang sedang melakukan rangkaian
gerakan senam atau pesepakbola sedang menggiring bola.
Aspek-aspek filsafat, metafisika, epistemologi, aksiologi, etika, logika dan
estetika perlu diperhatikan dalam rangka memformulasikan filsafat setiap bidang
studi seperti pendidikan jasmani. Secara ringkas filsafat pendidikan jasmani
mempunyai dua fungsi yaitu sintetis dan analitis. Filsafat dari fungsi sintesis berfungsi
untuk menyusun hipotesis yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengenali hakikat
individu dengan pengalamannya. Dari fungsi analitis filsafat dapat menentukan
konsep-konsep kunci dalam bidang pendidikan jasmani dan sekaligus
mempelajari metode penelitiannya.
Mengapa Pendidikan Jasmani perlu Landasan Filsafat? Dalam masyarakat
yang selalu berubah dan berkembang pendidikan jasman harus dilandasi oleh
pandangan falsafah yang tepat sehingga menunjang pengembangan konsep dasar dan
profesi pendidikan jasmani.
Kebutuhan pendidikan jasmani terhadap fils afat, akan muncul bila
ada pertanyaan, apakah tujuan pendidikan jasmani. Filsafat akan dapat menjawab
pertanyaan ”apa" dan "mengapa", dan kedua pertanyaan itu mendahului pertanyaan
“bagaimana" (Cholik dan Lutan, 1997).
Sebaliknya, bila pendidikan jasmani tidak dilandasi filsafatnya, maka
kurikulum pendidikan jasmani tidak mempunyai arah, kesatuan, dan
1 - 10 Unit 1
4. Etika, membantu untuk mendefinisikan karakter moral dan menyediakan
kode etik tingkah laku bagi seseorang. Etika mencoba menjawab pertanyaan: apakah
standar tertinggi tingkah laku yang harus dicapai? Menumbuhkan budi
perkerti sesuai standar tingkah laku merupakan fungsi pendidikan jasmani
yang terpenting. Pertanyaan yang relevan dengan pendidikan jasmani:
bagaimanakah permainan dan pertandingan olahraga dapat digunakan untuk
belajar perilaku yang dapat diterima? Apakah pendidikan watak dapat
dimungkinkan melalui pendidikan jasmani?
5. Logika, berupaya menyediakan metode hidup dan berpikir secara sehat dan
inteligen bagi manusia. Logika memberikan langkah-langkah yang
harus diambil, menurut ide-ide, menstrukturkan urutan supaya berpikir
akurat, dan menyusun standar untuk mengukur ketepatan berpikir.
Logika adalah hubungan dari satu fakta atau ide dengan lainya secara urut.
Apabila siswa bertanya: mengapa saya bermain sepak bola?" guru
seharusnya tidak boleh menjawab, "karena ada program di dalam
kurikulum". Seyogyanya guru harus menjawab dengan jelas keuntungan
dan resiko yang berkaitan dengan bermain sepak bola. Dengan demikian
siswa akan mengerti benar nilai yang sebenamya dari bermain sepak bola.
1 - 12 Unit 1
menentukan sasaran, tujuan, prinsip-prinsip, dan isi program. Selain itu,
falsafah memberi makna yang logik, sehingga pendidikan jasmani dapat memberi
layanan pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka
mengembangkan sumber daya manusia.
Falsafah pendidikan jasmani berpengaruh terhadap pengembangan
pelaksanaan pendidikan. Seandainya, layanan pendidikan berlandas pada intuisi atau
tingkat emosi dan khayalan, tentunya manfaat pelaksanaannya juga kurang tepat.
Namun, dengan berlandas pada pandangan falsafah yang mantap, pelaksanaan
layanan pendidikan akan lebih efektif. Layanan pendidikan akan terbukti
kebenarannya, apabila para guru dan pelatih mengembangkan falsafah pendidikan
jasmani dengan sikap rasional, logik, dan sistematik, serta peduli terhadap
pengembangan sumber daya manusia.
Pentingnya falsafah pendidikan jasmani terhadap pengembangan
profesionalitas pelaksana. Seorang yang menyatakan dirinya sebagai guru harus
dapat mengembangkan pandangan falsafah yang dianutnya, sehingga dengan
pandangan falsafah tersebut, guru memperoleh landasan berpikir untuk
mengembangkan profesinya. Dengan memahami makna, manfaat, dan tujuan
pendidikan jasmani, guru termotivasi untuk mencapai tingkat profesionalitas yang
lebih tinggi, sehingga dapat mengevaluasi program dan pelaksanaan pendidikan
jasmani secara mandiri.
Falsafah pendidikan jasmani memberi bimbingan pelaksana untuk
bertindak. Untuk dapai melaksanakan fungsinya sebagai guru yang arif, pandangan
falsafah yang dianut akan membimbing mereka dalam bertindak. Sebelum bertindak,
tentunya guru membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang kebutuhan
masyarakat, untuk merencanakan program. Sehingga, pandangan falsafah akan
memandu merencanakan program. Sehingga pandangan falsafah akan memandu guru
dalam m engident i fi kas i kebut uhan, m erum uskan rencana, melaksanakan,
dan mengevaluasi tindakan.
Falsafah pendidikan jasmani akan memberi arah pengembangan profesi.
Dewasa ini banyak program pendidikan jasmani yang tidak mengarah kepada tujuan
yang ingin dicapai. Misalnya, pertandingan olahraga antar sekolah yang diharapkan
menumbuhkan keakraban hubungan antar siswa, namun dalam pelaksanaannya justru
menimbulkan perkelahian. Hal ini disebabkan karena masing-masing pihak yang
terlibat tidak berlandas pada pandangan falsafah yang dapat menampung pandangan
pihak lain. Kasus ini akan lebih parah, apabila guru yang menyulut timbulnya
perkelahian, karena mereka hanya mendambakan kemenangan di pihaknya. Dengan
Latihan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Filsafat merupakan kajian ilmu yang paling luas. Dalam filsafat pendidikan jasmani
digunakan beberapa pimikiran dari berbagai aliran yang ada. Sebagai bahan untuk
belajar, diskkusikan dengan teman kelompok Anda (4) orang, aliran filsafat mana
yang paling banyak digunakan dalam pendidikan jasmani?
1 - 14 Unit 1
Rangkuman
1 - 16 Unit 1
D. pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan
sikap untuk melaksanakan demokrasi di rumah
5. Ilmu yang mempelajari tentang fakta dan prinsip dari kenyataan dan hakikat,
serta tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan dunia secara benar dan
bijaksana merupakan definisi dari ....
A. Ilmu filsafat
B. Falsafah ilmu
C. Falsafah ilmu pendidikan jasmani
D. Filsafat ilmu metafisika
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus. Tapi apabila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.
D alam kegiatan belajar subunit 2 ini Anda diajak mengkaji tentang tujuan
pendidikan jasmani. Kemampuan yang diharapkan dapat Anda kuasai setelah
mempelajari teori ini adalah, Anda akan dapat menjelaskan tentang:
a. Pengertian pendidikan jasmani;
b. Tujuan-tujuan pendidikan jasmani;
c. Prinsip-prinsiap dalam pendidikan jasmani;
d. Nilai-nilai dalam pendidikan jasmani.
1 - 18 Unit 1
Dalam penjelasan masih dapat dijumpai hal-hal berikut:
1. pertumbuhan jiwa dan raga harus mendapat tuntunan yang menuju ke
arah keselarasan, agar tidak timbul berat sebelah ke arah intelektualisme
atau ke arah perkuatan badan saja.
2. perkataan keselarasan menjadi pedoman pula untuk menjaga agar jasmani
tidak mengasingkan diri dari pendidikan keseluruhan.
3. pendidikan jasmani sebagai bagian dari tuntunan terhadap pendidikan
pertumbuhan jasmani dan rohani, dengan demikian tidak terbatas pada
jam pelajaran yang diperuntukkan baginya.
1 - 20 Unit 1
Tujuan-tujuan ini telah dicatat dan diuji oleh waktu. Telah dipakai sebagai
pedoman dari guru dalam semua mata pelajaran di semua tingkatan. Program
pendidikan jasmani di sekolah sudah selayaknya dapat mewujudkan tujuan ini.
Kalau di atas diambil sebagai contoh tujuan pendidikan jasmani, dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional dalam Bab II pasal 4 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan demikian tujuan
pendidikan tersebut harus menjadi perhatian guru-guru dalam menunaikan tugas
mengajarnya agar sasaran yang diharapkan dapat tercapai.
Jika direnungkan, maka tujuan pendidikan jasmani pun sebenarnya selaras
dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu tidak berlebihan jika pendidikan
jasmani berperan penting dalam menunjang tujuan pendidikan nasional tersebut,
sebagaimana arti dari pendidikan jasmani itu sendiri.
1 - 22 Unit 1
aktif dan setengah aktif.
11. Pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk latihan-latihan fisik, seperti gerak
badan yang dapat dipakai untuk memelihara kondisi, bilamana suasana tidak
mengizinkan berpartisipasi dalam rekreasi yang memerlukan kekuatan.
12. Pengetahuan mekanis keterampilan olahraga, bagaimana cara mempelajari
keterampilan yang baru, dan bagaimana meningkatkan prestasi.
13. Memahami olahraga sebagai warisan dan menempatkannya dalam kebudayaan.
14. Pengalaman dalam memimpin teman, misalkan sebagai kapten tim, pencatat
waktu, manajer peralatan, atau pengurus organisasi.
Rangkuman
1 - 24 Unit 1
Tes Formatif 2
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1. Pendidikan jasmani perlu diberikan pada jenjang usia sekolah dasar, karena ....
A. usia sekolah dasar adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial
B. pada masa usia sekolah dasar keadaan fisik maupun kemampuannya sedang
tumbuh dan berkembang
C. pertumbuhan dan pekembangan berlangsung hanya pada usia sekolah dasar
D. pada usia sekolah dasar dapat diarahkan dalam pencapaian prestasi olahraga
2. Gerak bagi anak sekolah dasar merupakan salah satu tuntutan kebutuhan hidup
yang diperlukan dalam perkembangannya, yaitu ....
A. sebagai dasar untuk belajar mengenal alam sekitar
B. sebagai dasar pertumbuhan bagi anak
C. untuk kelanjutan penguasaan keterampilan bermain
D. mewujudkan keinginan bermain dengan teman sebaya
3. Melalui kegiatan pendidikan jasmani, diharapkan anak.....
A. bertambah keterampilannya
B. meningkat keterampilan motoriknya
C. tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan bugar
D. meningkatnya kemampuan meniru dari orang dewasa
4. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang
dikelola melalui aktivitas jasmani karena ....
A. programnya dirancang sesuai dengan bakat anak
B. dirancang sesuai dengan minat anak
C. aktivitasnya dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
D. disesuaikan dengan penguasaan individu
5. Seseorang yang berkecimpung dalam pendidikan jasmani perlu memahami
filsafat pendidikan jasmani, sebab ....
A. akan menentukan pikiran dan mengarahkan tindakannya dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan jasmani
B. akan memahami tingkah laku manusia
C. mampu mengevaluasi serta menginterpretasi fakta dan nilai kehidupannya
D. mampu menilai orang lain dalam upaya mengembangkan hubungan dengan
mereka
6. Pendidikan Jasmani adalah bagian dari pendidikan keseluruhan dengan
melibatkan penggunaan sistem aktivitas fisik, pendapat ini adalah dari ....
A. Belley dan Field
1 - 26 Unit 1
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
pada bagian akhir bahan ajar cetak ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi subunit ini.
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ----------------------------------------- X 100%
10
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan materi selanjutnya. Bagus. Tapi apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit ini, terutama bagian
yang belum Anda kuasai.
D alam kegiatan belajar subunit 3 ini Anda diajak mengkaji tentang pertumbuhan
dan perkembangan. Kemampuan yang diharapkan dapat Anda kuasai setelah
mempelajari teori ini adalah, Anda akan dapat menjelaskan tentang:
a. Pertumbuhan dan perkembangan fisik dan gerak;
b. Kebutuhan anak.
Pendahuluan
Pada umumnya guru sering melupakan bahwa anak dan remaja hanya
dapat dididik dengan baik jika guru mengerti bagaimana dan mengapa
mereka belajar. Demikian juga halnya dalam pendidikan jasmani, pengetahuan
tentang apa dan bagaimana anak belajar, termasuk pada tingkat mana mereka
sedang berada dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya, amat
menentukan keberhasilan program pembelajaran yang diberikan guru. Hal
ini didasarkan pada alasan, bahwa dengan cara itulah guru mengetahui, apa
sebenarnya yang dibutuhkan oleh anak, sehingga dapat dibangkitkan minat serta
alasan mengapa mereka mempelajarinya.
Pemahaman demikian terlebih-lebih amat diperlukan dalam pelaksanaan
tugas guru. Dengan pengertian itu, guru akan semakin mengerti tentang
tahapan progresif dari perkembangan kekuatan dan daya tahan; semakin
sadar tentang kapan dan mengapa, interaksi sosial mulai berkembang; tentang
kemampuan anak untuk menyerap permainan berdasarkan proses pengolahan
informasi dan imaginasi yang tinggi; tentang kemampuan untuk mengenali
perubahan tujuan permainan dari suatu kegiatan ceria sederhana ke arah
minat untuk mcnguasai keterampilan; serta adanya perubahan tajam dari sifat
individualisme ke keinginan untuk mengelola dan menjadi anggota kelompok
(Annarino, dkk., 1980).
Sebagai makluk hidup, seorang anak pun memiliki kebutuhan. Agar
dapat hidup, tumbuh dan berkembang, seorang anak harus terus -menerus
memuaskan kebutuhannya. Yang harus disadari, anak, seperti juga kehidupan
lainnya, melibatkan proses pemuasan segala jenis kebutuhan fisik, mental, emosional,
dan sosialnya.
1 - 28 Unit 1
Agar berpikir efektif, proses kependidikan harus
mempertimbangkan, apa kebutuhan anak untuk dapat hidup dan belajar, pada
kondisi dan usia berapa anak-anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut,
melalui. proses yang bagaimana kebutuhan itu mampu dipenuhi, materi
pelajaran dan pengalaman apa yang paling baik dirancang untuk mereka,
serta jenis dan gaya orang yang bagaimana yang diperlukan anak-anak
untuk membantu mereka dalam memuaskan kebutuhan mereka?
1. Perkembangan Usia
Individu anak dikelompokkan dalam berbagai cara berdasarkan usia. Cara
yang paling umum adalah penaksiran berdasarkan usia kronologis, anatomis,
fisiologis, dan mental. Kesemua pengelompokkan ini akan sangat berguna
dalam menunjang tugas guru penjas dalam menetapkan program kegiatannya.
Usia kronologis mewakili usia seorang anak dalam hitungan tahun dan
bulan berdasarkan kalender. Usia anatomis biasanya dikaitkan dengan
tingkat pengerasan jaringan tulang. Adapun tulang yang sering digunakan
untuk maksud ini adalah tulang kecil di pergelangan tangan. Untuk
melakukannya, pengujian dengan sinar X diperlukan untuk menentukan usia
anatomis ini. Kadang-kadang, tahapan dalam pertumbuhan gigi pun bisa
dipakai untuk menentukan usia anatomis ini (Malina dan Bouchard, 1991).
Usia fisiologis dikaitkan dengan masa pubertas. Hal itu dapat pula
digunakan untuk menetapkan usia seorang anak berdasarkan kualitas dan
tekstur bulu kelamin pada anak laki-laki dan masa menstruasi pada
1 - 30 Unit 1
proporsi tubuh. Demikian juga dengan fakta bahwa lengan berkembang lebih
cepat dari tungkai. Bahkan dalam masa pra-lahir, pucuk lengan berkembang
sebelum timbulnya pucuk kaki.
Pola berikutnya yang berlaku dalam perkembangan anak adalah
pola proximodistal. Pola ini menggambarkan arah perkembangan yang terjadi
dari arah tengah (poros tubuh) ke arah samping ke bagian anggota tubuh.
Misalnya, perkembangan kemampuan menggunakan tangan, yang terjadi
terlebih dahulu pada bagian telapak tangan sebelum akhirnya mengalir
ke kemampuan menggunakan jari-jari tangan. Hal ini dapat terlihat dengan
melihat seorang bayi yang sedang mempermainkan sebuah benda pada
tangannya. Bayi itu akan mendorong benda itu pada telapak tangannya
beberapa waktu lamanya sebelum mampu mengambil benda itu dengan jari-
jarinya.
Kaitan antara pola pertumbuhan dan perkembangan (cephalocaudal
dan proximodistal) dengan program yang harus diberikan kepada anak memang
masih menyisakan peluang untuk didiskusikan. Ada dua pendapat yang masih
dianut dalam hal ini, yaitu tentang pertanyaan apakah program kegiatan fisik
untuk anak-anak itu harus mendahulukan kegiatan yang melibatkan kelompok
otot besar atau kegiatan yang melatih kelompok otot halus? Di satu pihak, banyak
pendidik yang mengklaim bahwa perhatian utama bagi anak selama tahun-
tahun pertumbuhan itu ditekankan pada kegiatan kelompok otot besar. Hal ini
didasarkan pada premis bahwa koordinasi otot.-otot halus berkembang setelah
koordinasi otot-otot besar. Keterampilan otot-otot halus seperti menulis dan
membaca, menurut beberapa ahli, seringkali digunakan dalam proses pendidikan
terlalu dini.
Di pihak lain, ada kelompok ahli yang setuju dengan penekanan pembelajaran
keterampilan otot halus sejak dini. Beberapa ahli psikologi menunjukkan bahwa
hal itu ada dasar argumennya, meskipun tidak seluruhnya dianggap benar.
Mereka menunjukkan bahwa seorang anak dapat mengambil obyek atau benda
tertentu dengan ibu jari dan jari jelunjuk serta menampilkan manipulasi manual
lainnya jauh sebelum anak mampu berjalan atau berlari. Menurut para
psikolog ini, pilihan tentang materi permainan untuk anak tidak perlu
didasarkan hanya pada apakah permainan itu melibatkan otot besar atau otot
halus, tetapi harus meliputi keduanya.
Menghadapi argumen yang juga sulit dibantah ini, akhirnya para
pendukung pendapat pertama segera mencari penguatan lain, yang didasarkan
pada fakta fisiologis yang menyatakan bahwa kegiatan otot besar
1 - 32 Unit 1
menunjukkan bahwa hal yang sama akan tej adi juga dalam mempelajari
keterampilan gerak. Keterampilan itu harus secara pasti berhubungan dengan
kesiapan anak untuk memanfaatkan dan menampilkannya.
Namun demikian, diperlukan lebih banyak upaya penyingkapan
masalah ini melalui riset, agar kebutuhan anak dalam hal gerak pada
berbagai tingkatan usianya semakin terbuka. Lebih ban yak yang perlu
diketahui dalam hal keterampilan yang bermakna bagi anak, seperti dalam
keterampilan yang mengembangkan anak secara sosial dan secara intelektual;
serta dalam keterampilan yang berguna untuk periode waktu yang terbatas,
dibandingkan keterampilan yang dikembangkan untuk keperluan di masa
depannya.
Sejauh ini, pembelajaran gerak telah diakui sebagai hal penting untuk semua
anak dan penting pula bagi kehidupan sosial dan emosionalnya.
Pembelajaran itu menolong anak menjadi mandiri serta menjadi
bagian penting dal am perkembangan intelektualnya.
Melalui keterampilan gerak anak menguasai konsep ukuran dan berat, serta
menemukan berbagai hukum yang berlaku dalam gerak seperti titik berat
tubuh dan keseimbangan. Dari sudut aspek emosional, keterampilan gerak
membantu anak memecahkan masalah yang berkaitan dengan kemarahan atau
kebingungan.
Periode Sekolah Dasar
Selama berada dalam masa usia sekolah dasar, anak akan menguasai
keterampilan-keterampilan dasar yang akan mereka gunakan sepanjang
hayatnya. Menurut suatu studi yang melibatkan sampel berusia antara 20-an
tahun ke atas, ditemukan bahwa banyak dari hobi dan cara mereka,
memanfaatkan waktu luangnya umumnya didasarkan pada pengalaman
mereka ketika masih kecil. Artinya, dalam hal ini, peranan para guru dalam
memberikan pengalaman geraknya kepada anak akan sangat menentukan apakah
setelah dewasa mereka akan menyenangi olahraga atau tidak (Siedentop,
1990). Jika orang dewasa memiliki keterampilan fisik yang baik dalam berbagai
macam kegiatan, fondasinya sebenarnya diletakkan dan dibentuk selama
tahun-tahun awal kehidupannya (Bucher, 1979).
Selama usia sekolah dasar anak berkembang secara sosial, membuat kontak
pertamanya dengan pihak lain melalui kegiatan gerak. Anak-anak diterima oleh
kelompoknya jika mereka dapat berperan serta dengan kadar
keterampilan tertentu. Mereka belajar bersifat tidak tergantung dengan
mempelajari dengan cara melakukan sesuatu secara sendiri-sendiri sambil
1 - 34 Unit 1
dalam upayanya merubah tubuh mereka. Di pihak lain, pada masa ini pula
anak menumbuhkan keyakinan dan idealismenya yang kuat, sejalan
dengan mengentalnya prasangka dan perlawanan, mendalamnya
persahabatan, dan banyak pemikirannya dicurahkan pada masa depan.
Pada usia-usia ini pula dikenal adanya kebutuhan dari anak-anak pasca-
remaja untuk selalu mengetahui atau menguji kesehatannya, informasi tentang
cara-cara pengontrolan berat tubuh yang tepat, kesempatan untuk berperan
serta dalam kegiatan pendidikan dan rekreasi yang melibatkan kedua
jenis kelamin, memperoleh pengalaman membantu orang lain dalam
mengembangkan keterampilan dan memainkan permainan, berpraktek dalam
merencanakan berbagai kegiatan sosial, mendapat kesempatan untuk
menambah keterampilan dan kompetensi dalam bidang kegiatan yang
dipilihnya, serta mempraktekkan cara berpikir kritis dan pemecahan masalah.
1 - 36 Unit 1
menentukan jenis program pendidikan jasmani yang paling sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan individu.
e. Kegiatan yang melibatkan otot-otot besar adalah penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan untuk anak yang normal.
f. Bagian tubuh yang bermacam-macam tumbuh pada kecepatan yang
berbeda.
g. Pertumbuhan dan perkembangan intelektual, emosional, dan sosial
siswa ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan gerak.
h. Program pembelajaran keterampilan memperhitungkan tingkat
kematangan anak.
i. Penyakit, malnutrisi, dan kurangnya latihan merupakan sebab utama
terjadinya penyimpangan pertumbuhan pada anak.
j. Keterampilan yang dipergunakan dalam kehidupan dewasa lebih
sering dikuasai pada masa kanak-kanak.
k. Penguasaan keterampilan membantu anak, yang kikuk mendapatkan
kepuasan dan keriangan melalui keikutsertaan dalam kegiatan
olahraga.
l. Anak laki dan anak perempuan hanya berpartisipasi dalam program
pendidikan jasmani yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka dan
kondisi fisiologisnya.
B. Kebutuhan Anak
Setelah diketahui berbagai pola dan prinsip dari perkembangan dan
pertumbuhan anak, maka perlu pula diketahui berbagai macam kebutuhan anak,
khususnya anak usia SD, sebagai berikut:
Kebutuhan Dasar Anak-Anak
Kebutuhan dasar anak-anak yang paling mendasar adalah keinginannya
berbuat sesuatu sebagai pengaruh lingkungannya seperti pengaruh orang tua,
teman sebaya, dan guru, maka kebutuhan alamiah inilah yang menjadi bahan
untuk mengembangkan kurikulum pendidikan jasmani.
Kebutuhan Gerak
Program pendidikan jasmani harus memenuhi kebutuhan gerak anak-anak
seperti umumnya anak-anak senang berlari gembira. Karena bergerak
bagi mereka merupakan kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan Untuk Berhasil dan Dihargai
Anak-anak perlu mendapat dukungan moral, dan hasil gerak harus
dihargai. Bila dikritik, mereka akan menjadi frustasi yang akhirnya timbul
1 - 38 Unit 1
seperti gerak tarian, senam, serta eksplorasi gerak.
Kebutuhan Rasa Ingin Tahu
Anak muda secara alami mempunyai rasa penasaran, oleh karena itu mereka
selalu tertarik tidak hanya pada apa yang mereka perbuat tetapi juga
mereka ingin mengetahui mengapa mereka melakukan hal itu? Apa faktor
pendorongnya? Untuk mengetahui penjas otomatis mereka bertanya kepada diri
mereka sendiri mengapa mereka melakukan gerakan itu? Gerakan apa yang
mereka lakukan sehingga dapat meningkatkan kualitas jasmani.
Latihan
Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak SD, maka cobalah kerjakan latihan berikut ini bersama teman
diskusi kelompok Anda!
4. Amatilah sekelompok anak-anak SD yang ada di lingkungan Anda. Kemudian
amatilah juga sekelompok siswa-siswa SLTP yang ada di lingkungan Anda juga.
Perbedaan-perbedaan apa saja yang dapat Anda amati?
5. Perhatikanlah tinggi badan sekelompok anak wanita dan anak laki-laki usia SD
pada waktu berolahraga. Apa yang dapat Anda amati?
Rangkuman
Tes Formatif 3
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1 - 40 Unit 1
5. Sebab utama terjadinya penyimpangan pertumbuhan pada anak, kecuali ....
A. penyakit
B. malnutrisi
C. kurangnya latihan
D. tidak sesuai dengan kebutuhan
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus. Tapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 3, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
Tes Formatif 2
Tes Formatif 3
1 - 42 Unit 1
Daftar Pustaka
Agus, Mahendra, (2002), Perkembangan, Pertumbuhan dan Kebutuhan Anak.
Jakarta : Program Pascasarjana UNJ.
Aip Syarifuddin dan Muhadi (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Annarino, A.A., Cowell, CC., dan Hazelton, H.W., (1980), Curriculum Theory and
Design in Physical Education. St. Louis: Moby Company.
Heru Susanto, dkk., (1994). Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Malina, Robert M., dan Bouchard, Claude, (1991), Growth, Maturation, and
Physical Activity, Champaign: Human Kinetics.
Toho Cholik M. dan Rusli Lutan (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta
Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1 - 44 Unit 1
manusia dan alam dunia
Motorik : gerak, segala sesuatu yang berhubungan dengan gerak
Pertumbuhan : pertambahan ukuran (panjang, berat) yang dapat diukur
dengan satuan pengukuran dan biasanya dihubungkan dengan
umur
Perkembangan : pertambahan kematangan secara psikologis, jika manusia
dihubungkan dengan pengalaman
Rasional : segala sesuatu yang dapat diterima dengan akal sehat
Reward : hadiah atau imbalan yang diterima karena malakukan suatu
hal (dapat negatif ataupun positif)
Trade mark : merek dagang, sebuah ciri dari sesuatu yang menjadi ciri khas
yang melekat.
C iri siswa usia sekolah dasar adalah bergerak. Setiap anak menggunakan
seluruh waktun ya untuk bergerak, yaitu gerakan kasar yang
menggunakan sebagian besar tubuhnya, seperti be rlari, melompat, dan
melempar. Ia juga melakukan gerakan tubuh yang bersifat keterampilan
terbatas, seperti menggunting, menempel, dan mendorong.
Seiring dengan pertambahan usia dan dipengaruhi oleh faktor latihan,
gerakan-gerakan tersebut akan menjadi semakin sempurna. Hal tersebut juga
diiringi dengan jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan ukuran tubuh
masing-masing siswa. Kebiasaan memakan berbagai macam makanan yang
bergizi akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan bentuk tubuh.
Keterampilan motorik kasar yang lebih maju dari sekadar refleks
merupakan prasyarat untuk berolahraga, menari, dan aktivitas-aktivitas lain pada
masa usia sekolah dasar dan tahap perkembangan selanjutnya.
Dalam unit ini, Anda akan mengkaji dan memperagakan berbagai bentuk
gerak dasar. Penguasaan Anda terhadap unit ini diharapkan akan melancarkan
tugas Anda dalam pembelajaran pengembangan fisik siswa. Oleh sebab itu,
setelah menyelesaikan unit ini Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan berbagai ragam bentuk gerak dasar;
2. memperagakan bentuk gerak dasar.
Untuk memudahkan Anda mencapai kemampuan tersebut, unit ini
diorganisasikan dalam dua kegiatan belajar sebagai berikut.
1. Subunit 1: Berbagai Gerak Dasar 1.
2. Subunit 2: Berbagai Gerak Dasar 2.
Diharapkan Anda mempelajari dengan sungguh-sungguh materi dalam
modul ini. Jangan lupa kerjakan latihan, tugas maupun tes formatif yang ada.
2 - 2 Unit 2
gerak kasar adalah gerakan seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh yang besar seperti
dalam kegiatan yang berpindah tempat. Banyak gerakan mengandung gerakan
halus maupun kasar, misalnya untuk melempar bola diperlukan ketepatan
sasaran dan kecepatan yang mencukupi. Ketepatan memerlukan ketelitian
dan penguasaan jari dan tangan (gerakan halus), sedangkan kecepatan lebih
memerlukan gerakan tangan dan tubuh yang kasar supaya pelemparannya cukup kuat.
Di saat sebelum usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengendalikan
gerakan yang kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang dapat
digunakan untuk berjalan, berlari dan melompat. Setelah pada usia sekolah dasar,
terjadi perkembangan signifikan dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik
dan melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunakan untuk
menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan menggunakan alat.
Dalam mempelajari motorik, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Kesiapan Belajar
Jika pembelajaran itu dikaitkan dengan kesiapan belajar maka hal
yang dipelajari dalam waktu dan usaha tertentu yang sama maka anak yang
sudah siap akan lebih unggul dari pada anak yang belum siap untuk belajar.
2. Kesempatan Belajar
Banyak siswa yang tidak memiliki kesempatan mempelajari motorik
karena hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan
belajar atau karena orang tua takut anaknya mengalami kecelakaan ketika
belajar atau bermain.
3. Kesempatan Berpraktik/Latihan
Anak harus diberi waktu melakukan praktik atau latihan sebanyak
yang diperlukan untuk menguasai suatu gerakan. Meskipun demikian,
kualitas praktik atau latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya.
4. Model yang Baik
Pada saat mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran
yang penting. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu gerakan dengan
baik maka siswa harus memperoleh contoh yang baik pula.
5. Bimbingan
Untuk dapat meniru suatu model dengan benar, siswa membutuhkan
bimbingan yang mengarah kepada perbaikan suatu kesalahan. Gerakan yang
salah, namun sudah terlanjur dipelajari dengan baik mengakibatkan
perbaikan ke arah yang lebih baik akan sulit dilakukan.
6. Motivasi
Sumber motivasi anak adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari
2 - 4 Unit 2
B. Berbagai Gerakan Dasar
Gerakan berjalan dan memegang suatu benda yang telah bisa dilakukan
pada masa sebelumnya akan semakin dikuasai pada masa selanjutnya. Selain
itu anak semakin menguasai gerakan-gerakan lain yang pada dasarnya
merupakan pengembangan dari gerakan berjalan dan memegang. Beberapa
macam gerakan dasar dan variasinya yang makin dikuasai atau mulai bisa
dilakukan, yaitu berbaring, duduk, berdiri, berjalan, berlari, mendaki, meloncat dan
berjingkat, mencongklang dan lompat tali, menyepak, melempar, menangkap,
memantul bola, memukul, dan berenang.
Berikut diuraikan beberapa gerak dasar, sebagai berikut.
1. Berbaring
Anak-anak usia sekolah dasar perlu diperkenalkan dengan ragam sikap
berbaring. Adapun variasi gerakannya dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Berbaring telentang
Sikap badan dan kedua kaki lurus, kedua tangan di samping badan,
muka menghadap ke atas. Diusahakan seluruh tubuh tidak sampai kaku.
b. Berbaring telungkup
Sikap badan dan kedua kaki lurus, perut, dada, paha, punggung kaki
rapat di lantai, kedua tangan di samping badan, kepala dimiringkan ke
samping kiri atau kanan. Diusahakan agar seluruh tubuh tidak sampai kaku.
c. Berbaring miring ke kanan
Sikap badan miring, sisi badan bagian samping kanan dan kanan bagian
luar rapat di lantai. Tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri rapat di atas sisi
badan bagian atas lurus ke belakang dan kaki kiri lurus berada di atas kaki
kanan. Kepala berada di atas bahu, tangan kanan miring ke samping kanan,
muka menghadap ke kanan.
d. Berbaring miring ke kiri
Sama seperti berbaring miring ke kanan, hanya sekarang sisi badan
sebelah kiri yang merapat ke lantai.
2. Berjalan
Jalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh
siapa saja dan tidak mengenal usia. Namur demikian, gerakan jalan yang tidak
diperhatikan pada masa usia sekolah dasar dikhawatirkan akan mengakibatkan
kelainan dalam berjalan di kemudian hari. Untuk itu gerak berjalan maupun
bentuk-bentuk latihan dalam berjalan harus disosialisasikan dengan cara
2 - 6 Unit 2
tanah. Pada periode melangkah di mana satu kaki harus berada di tanah
maka kaki tersebut harus lurus/lutut tidak bengkok dan kaki tumpu dalam
keadaan posisi tegak lurus.
Secara teknis beberapa hal yang dapat kita perhatikan berikut ini.
Togok
Pada waktu bergerak maju ada kecenderungan untuk lebih condong
badannya ke depan atau ke belakang. Oleh karena itu pertahankan badan
sedemikian rupa sehingga tegak. Pundak jangan terangkat dan waktu lengan
mengayun. Jika ini dilakukan maka akibatnya akan cepat melelahkan
anggota badan bagian atas.
Kepala
Pada saat berjalan, posisi kepala menatap ke depan, namun sesekali boleh
saja menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sebab gerakan demikian
tidak menganggu dari lajunya gerak jalan tersebut.
Kaki waktu melangkah
Kaki melangkah lurus ke depan satu garis dengan garis khayal dari badan
si pejalan/garis khayal di antara kedua ujung kaki dipertahankan (jari-
jari) segaris, tidak ke luar atau ke dalam. Pada saat menumpu, tumit
harus menyentuh tanah lebih dahulu terus bergerak ke arah depan secara
teratur.
Lengan dan bahu
Gerakan lengan mengayun dari muka ke belakang dan sikut ditekuk
tidak kurang 90°. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah
dengan mengayunkannya dengan rileks tanpa mengganggu keseimbangan.
2) Jalan serempak
Jalan serempak adalah suatu gerakan jalan berbaris yang
dilakukan secara berkelompok atau beregu. Agar gerakan jalan lebih
dinamis dan menarik maka jalan yang dilakukan oleh sekelompok anak
tersebut dilakukan dengan variasi-variasi gerakan jalan, baik dengan langkah
tegap, langkah ngeper, langkah silang dan lain sebagainya.
3) Jalan di tempat
Gerakan jalan di tempat memberikan rangsangan kepada anak
untuk mau melakukan gerakan mengangkat lutut. Tujuan gerakan ini
adalah memberikan rasa atau irama langkah yang terkendali satu sama lain.
Jalan di tempat ini juga dapat dilakukan sambil bermain seperti bermain
mengenal mata angin atau arah barat, utara, timur dan selatan. Permainan ini
juga sekaligus bisa memperkenalkan arah kanan, kiri dan sebagainya.
2 - 8 Unit 2
dibengkokkan. Setelah kaki kiri kontak dengan tanah/lantai, segera langkahkan
kaki kanan dari belakang ke depan kaki kiri, tangan kiri diayunkan dari
belakang ke depan dan tangan kanan diayunkan dari depan ke belakang,
demikian seterusnya. Yang perlu Anda perhatikan dan waktu melangkahkan
kaki ke depan, yang pertama kali terkena tanah adalah tumit, kemudian
pindahkan berat badan melalui ibu jari kaki, serta telapak kaki lurus ke depan.
Selain itu, waktu melangkah ibu jari kaki dibantu dengan jari-jari kaki yang
lainnya agak ditolakkan, dan gerakan melangkahnya dimulai dari pangkal paha.
9) Berjalan ke Samping
Dari permulaan sikap berdiri tegak, langkahkan kaki kiri ke samping kiri,
setelah kaki kiri kontak dengan tanah segera kaki kanan langkahkan ke samping
kiri dan rapatkan pada kaki kiri, demikian seterusnya dan bila berjalan ke samping
kanan langkahkan dulu kaki kanan disusul dengan kaki kiri dilangkahkan ke
samping kanan dan dirapatkan pada kaki kanan, pandangan tetap ke depan.
Setelah Anda memahami uraian gerakan berjalan yang telah ditemukan
itu, sekarang bagaimanakah jika berjalan ke belakang? Agar siswa tidak merasa
bosan waktu mengikuti latihan berjalan tersebut, berikan beberapa contoh
variasi dan kombinasi gerakan tangan dan kaki dari gerakan dasar berjalan
tersebut! Sebelumnya tentu Anda harus sudah menguasai dan dapat
melakukannya dengan benar.
Di samping bentuk-bentuk jalan yang dimaksud perlu juga Anda
memberikan bentuk jalan yang salah, yaitu gerakan yang menyimpang dilihat
dari sudut anatomis normal. Gerakan jalan yang menyimpang tersebut adalah
gerakan abnormal yang dirasakan oleh siswa. Hal tersebut untuk menambah
wawasan mana yang baik dan mana yang buruk gerakan jalannya.
Gerakan yang dimaksud adalah berikut ini.
Jalan ke depan dengan kedua tumit ke arah luar. Gerakan jalan ini sering
disebut seseorang yang berjalan kaki dengan bentuk X.
Jalan ke depan dengan tumit ke arah dalam. Gerakan jalan ini sering
disebut seseorang yang berjalan kaki dengan bentuk O.
Jalan lurus ke depan salah satunya dalam posisi jinjit, baik itu kaki kiri
yang jinjit atau kaki kanan yang jinjit.
Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki kiri atau kaki kanan
tumitnya ke dalam.
Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki kiri atau kanan tumitnya ke luar,
dan sebagainya.
2 - 10 Unit 2
m. Sama halnya dengan kegiatan di atas, tetapi dilakukan dengan
kelompok yang lebih banyak lagi.
n. Berjalan dengan mengitari lapangan yang berbentuk segi empat.
o. Berjalan dan berlari sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali.
Gerakannya diselingi gerak loncat dan gerakan lainnya. Kegiatan ini
dilakukan bergantian, sesaat menjadi lingkaran, sesaat menjadi pelaku.
p. Berjalan dan berlomba dalam kelompok-kelompok. Setiap anak
harus masuk ke dalam lingkaran rotan/simpai (dipakai dalam
permainan hula hoop) seperti orang memakai celana.
q. Berjalan dan berlomba dalam kelompoknya memasuki simpai
seperti orang masuk lorong satu per satu hingga semua melakukannya.
Kelompok yang lebih cepat dapat dinyatakan sebagai pemenang.
r. Melangkah sambil mengangkat lutut melewati simpai -simpai
yang telah disusun lurus, kemudian melengkung atau membentuk
huruf Z dan lain sebagainya.
s. Berjalan melewati kotak -kotak yang telah disusun
sedemikian rupa untuk memberikan motivasi anak.
t. Kegiatan berjalan dengan menyusun kotak-kotak berderet-deret
dengan melewati beberapa baris kotak, kegiatan tersebut dapat
dikombinasikan dengan suatu permainan menyerupai kereta api, dan
sebagainya.
u. Berjalan dan berlari dengan menggunakan alas-alas kotak dan
simpai. Kegiatan tersebut melangkah selebar simpai-simpai
tersebut dan setelah itu kembali jalan normal.
v. Berjalan membentuk iringan kereta api dengan melewati bangku swedia.
2 - 12 Unit 2
Berlari tidak banyak berbeda dengan berjalan, hanya saja akan lebih
cepat sampai tujuan dan gerakannya suatu saat melayang di udara atau agak
melompat. Gerakan berlari bisa digerakkan dengan berbagai kombinasi,
misalnya berlari dengan menyepak pantat dengan tumit di belakang, lari
dengan mengangkat paha tinggi dengan ayunan tangan, lari dengan langkah
tergantung di udara, lari dengan langkah panjang dan sebagainya. Gerakan ini
dapat dilakukan dengan berpasangan dua-dua, bertiga-bertiga ataupun dalam
berkelompok kecil.
Gerakan berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan.
Gerakan dasar anggota tubuh pada saat berlari menyerupai gerakan berjalan.
Perbedaannya terletak pada irama ayunan langkah. Pada gerakan lari
iramanya lebih cepat dan saat-saat tertentu kedua kaki tidak menginjak tanah.
Untuk bisa melakukan gerakan berlari maka diperlukan peningkatan
kekuatan kaki dan koordinasi yang lebih baik antara otot-otot penggerak
(agonist) dengan otot-otot yang berlawanan (antagonist) pada saat kaki
melangkah. Kekuatan kaki yang lebih besar diperlukan untuk menjejakkan
satu kaki tumpu agar terjadi gerakan melayang, dan untuk menahan berat
badan pada saat kaki lainnya mendarat, dan dilanjutkan menjejak untuk
gerakan langkah berikutnya. Koordinasi yang baik antara agonis t dengan
antagonist diperlukan agar perpindahan dari satu langkah berikutnya yang
relatif cepat bisa dilakukan dengan lancar atau tidak terputus-putus.
Pencapaian perkembangan gerak berlari pada anak usia sekolah dasar
adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan kontrol untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar
dengan cepat semakin meningkat menjadi lebih baik.
b. Keterampilan motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai sehingga ia
mampu menggunakan keterampilan berlari secara efektif di dalam aktivitas
bermain.
Karakteristik bentuk gerakan berlari yang mula-mula bisa dilakukan oleh
anak adalah sebagai berikut.
a. Gerakan langkah masih terbatas rentangannya.
b. Ayunan lenggang tangan sebatas siku dan arahnya tidak sepenuhnya ke
depan dan ke belakang melainkan cenderung ke arah samping.
c. Variasi pengembangan pembelajaran gerak lari.
1) Lari dengan Rintangan
Saat ini sudah dipahami bahwa perkembangan seorang anak sudah mulai
dari kemampuan berjalan hingga berlari. Nah, sekarang coba Anda lakukan
2 - 14 Unit 2
kemudian anak diperintahkan melakukan lari 25 meter atau sesuai dengan
lapangan dan kemampuan yang ada (tentu ada yang memberikan aba-aba
supaya larinya atau mengejar tersebut dapat dilakukan bersama-sama).
Hal penting dari latihan ini adalah di samping memberikan latihan
kecepatan juga memberikan latihan reaksi dan kelincahan. Ini akan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Ol eh sebab itu, latihan ini
membutuhkan pengulangan sebanyak beberapa kali. Agar gerakan lari ini
tidak membosankan anak maka sikap awalnya harus divariasikan sebanyak
mungkin.
Untuk melakukan latihan kelincahan lainnya Anda bisa memberikan
latihan dengan cara melewati tiang atau pohon kayu seperti yang disampaikan di
atas. Di dalam latihan kelincahan ini usahakan agar anak dapat mengubah
arahnya dengan tiba-tiba sehingga kecepatannya tidak banyak berubah.
Umpamanya dengan lari zig-zag dengan melewati teman sedang berbaris
atau melewati beberapa benda yang diletakkan di lantai. Gerakan ini juga
dapat dilaksanakan dengan cara berlari kesana-kemari, memindahkan balok
atau batu dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan demikian, diharapkan Anda bersama teman -teman sejawat
menyusun beberapa latihan yang dapat melatih kelincahan anak didik dengan
persyaratan, seperti dijelaskan di atas, ditambah dengan beberapa faktor
kesulitan, seperti gerakan memutar atau mengelilingi benda serta
mengelakkan sesuatu benda yang datang padanya dan sebagainya.
Semua kegiatan ini dapat Anda laksanakan bila anak didik Anda sudah
menguasai keseimbangan badan dengan baik. Keseimbangan ini tentu sudah
diberikan dalam latihan berjalan, seperti berjalan jinjit, jalan jinjit sambil tutup
mata, jalan jinjit di atas satu garis atau di atas bangku.
3) Dikejar
Dikejar termasuk kegiatan lari yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kelincahan dan keberanian mengambil risiko. Lari maksudnya bukan lari
disebabkan takut, tetapi bagaimana ia lari untuk memperdayakan temannya
agar ia tidak tertangkap dari kejaran. Anak yang sehat tidak akan lari
terpontang-panting secepatnya dengan hanya mempergunakan jalur
lurus, tetapi ia akan lari bagaimana memperdayakan temannya. Mungkin saja
kalau ia tidak dikejar, akan mengejek temannya supaya ia dikejar.
Ketika berusaha memperdayakan temannya maka ia akan berusaha
menguasai keseimbangan tubuhnya untuk dapat melaksanakan gerak tipuan
sehingga sulit diduga oleh temannya mau ke mana ia bergerak.
2 - 16 Unit 2
mengejar dilakukan dalam bentuk perlombaan sehingga akan menjadi semakin
menarik bagi anak.
5) Mendaki
Mula-mula anak bisa melakukan aktivitas mendaki apabila dibantu
dipegangi orang dewasa, kemudian berusaha melakukan sendiri apabila ada
pegangannya. Perkembangan selanjutnya anak mampu melakukan sendiri tanpa
perlu menggunakan pegangan dengan gerakan, seperti berjalan.
6). Lari cepat
Pindah tempat
Siswa berdiri dalam ruang bebas. Mereka diinstruksikan berpindah dari
tempatnya semula ke tempat yang baru yang ditentukan secara bebas, artinya
berlari sesuai dengan keinginan masing-masing. Mereka harus berhenti pada
saat guru memerintahkan atau memberi aba-aba "berhenti". Mereka
berhenti pada tempatnya dalam posisi berdiri dengan kedua kaki
seimbang. Waspadai agar setiap siswa tidak berbenturan dengan teman yang
lainnya.
Berpindah tempat dengan kecepatan
Dalam posisi pertama, berdiri bebas di dalam ruang. Kemudian, mereka
diminta berpindah tempat dengan cara mereka sendiri, asalkan sampai ke
tempat tujuan. Siswa mengeksplorasi berbagai cara untuk berpindah tempat.
Pada akhirnya dapat menyimpulkan bahwa lari merupakan cara yang tepat dan
tercepat untuk menuju tempat tujuan. Di sini guru dapat memperkenalkan
sebuah konsep gerak lokomotor yang disebut dengan lari.
Lari dengan berubah arah
Siswa dikumpulkan di dalam suatu ruangan yang diberi batas, misalnya ruang
kelas yang besar. Mereka disuruh bergerak lari secara bebas tanpa berbenturan.
Dalam kegiatan tersebut harus lari dengan mengubah ke berbagai arah.
seperti gerak lari lurus, zig-zag, melengkung, belok kiri, dan kanan. Di sini di
perkenalkan konsep alur gerak. Sebagai ilustrasi nyata dari ke giatan ini .
misalnya siswa bergerak, seperti mobil atau sepeda di jalan raya di mana
harus mengendarai mobil atau sepeda dengan selama
Lari cepat dan berubah arah
Para siswa bergerak lari seperti layaknya gerakan mobil di jalan raya yang
ramai dengan mobil dan kendaraan lainnya. Agar mereka bisa cepat dan aman
ke tempat tujuan maka mereka harus mengendalikan mobilnya dengan baik
agar tidak bertabrakan. Terkadang mereka seakan-akan harus menancap gas
agar cepat melarikan mobilnya, terkadang harus menginjak rem untuk
2 - 18 Unit 2
Dalam kegiatan (1) dan (2), siswa dirangsang untuk menemukan cara
melakukan start yang efektif. Start yang efektif berkaitan dengan perpindahan,
berat badan ke depan, kecepatan reaksi, dan waktu pengambilan keputusan
serta tindakan.
c) Lomba start
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri atas
4 anak. Setiap anak melakukan start jongkok pada garis start. Guru memberikan
aba-aba. Bentuk gerakan ini ditekankan pada posisi tungkai dan tangan,
perubahan berat badan, kecepatan reaksi, dan gerak lanjutan.
d) Kegiatan puncak
Lomba lari cepat 25 meter
Kegiatan ini seperti pada (3), dengan penekanan pada cara/sikap lari yang
baik, posisi badan agak condong ke depan, kepala tegak dan pandangan ke
depan. Kecepatan lari tetap dipertahankan walaupun tidak mengubah lebar
langkah, dan tetap dilakukan dengan bentuk pengenalan gerak dasar melalui
nuansa kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan usia sekolah dasar.
4. Melompat
Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik
lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat
dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya
dengan keseimbangan yang baik.
Sebelum siswa diajarkan gerakan melompat maka perlu dibekali
pemahaman tentang arti lompat itu sendiri. Pada kegiatan lompat,
seorang siswa bisa mulai melompat di mana saja, tetapi bidang
pendaratan atau tujuannya harus diberi tanda agar mengetahui tanda tersebut
sebagai tingkat keberhasilan dalam lompatannya.
Alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat dapat berupa
tali yang direntangkan melintang untuk dilompati. Perhatikan faktor
keamanan atau keselamatan anak yang akan melakukan lompatan. Anak
dapat dirangsang supaya badannya terangkat ke atas dengan cara
melewati tali yang dibentangkan dengan ketinggian 30 cm, 40 cm, atau 50
cm. Pengaturan ketinggian seperti ini perlu dilakukan agar siswa tidak
merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran lompat, khususnya
dalam pembelajaran lompat jauh. Kegiatannya sama seperti di atas dapat
dilakukan, namun dengan alat berupa lingkaran-lingkaran yang terbuat dari
karet atau dari ban bekas. Anak ditugaskan melakukan lompatan dan
2 - 20 Unit 2
seperti ini maka anak diharapkan memiliki keberanian mengambil keputusan,
menentukan tindakan yang tepat, berani, dan bertanggung jawab.
Untuk lebih jelasnya marilah dilakukan uraian kegiatan berikut.
Pertama-tama siapkan matras atau bak pasir
Materi yang hendak diajarkan adalah keterampilan melompat ke depan
(jauh). Keterampilan ini terdiri dari serangkaian gerak awalan, menumpu
untuk melompat ke depan, dan mendarat. Gerak awalan dimaksudkan untuk
memperoleh kecepatan awal sebagai momentum sebelum melakukan
tumpuan. Segera setelah memperoleh kecepatan maksimum, gerakan
menumpu dapat dilakukan dengan satu kaki sekuatnya guna memperoleh
daya dorong horizontal dan vertikal.
Gaya yang dihasilkan tersebut membawa posisi tubuh di udara ke arah depan
sejauh-jauhnya. Gerakan mendarat, kemudian dilakukan dengan
menjejakkan kedua kaki ke matras atau bak lompat.
Dalam pelaksanaannya, melompat ke depan (jauh) dapat dilakukan
tidak harus langsung ke titik baku melompat jauh seperti halnya dalam
atletik. Nuansa bermain tetap diprioritaskan dan bagaimana mengajarkan
gerak dasar melompat secara bertahap dari gerakan sederhana dalam situasi
yang menyenangkan.
2) Melompat tanpa Gerakan Awalan
a) Tolakan dengan dua kaki
Sikap permulaan:
Berdiri tegak, kedua kaki rapat atau agak rapat, kedua tangan di samping
badan. Gerakannya:
Sambil membengkokkan lutut ke depan, kedua tangan diayunkan ke
belakang, badan agak dicondongkan ke depan, tumit diangkat. Kemudian,
sambil menolakkan kedua kaki ke atas depan, kedua tangan diayunkan dari
belakang ke depan atas melewati samping badan. Pada waktu mendarat/jatuh
pada kedua kaki lutut ditekuk supaya mengeper, kedua tangan ke depan, berat
badan ke depan atau pada kedua ujung kaki. Pandangan ke depan.
b) Tolakan dengan satu kaki
Sikap permulaan:
Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kiri) lurus, kaki yang
lainnya (kanan) di belakang dengan lutut agak ditekuk ke depan. Kedua
tangan ke belakang, berat badan berada pada kaki kanan.
2 - 22 Unit 2
b. Proses Pembelajaran
1) Pendahuluan.
Siswa dalam formasi dua bersaf membentuk lingkaran. Seorang anak
ditunjuk sebagai pelari dan seorang sebagai pengejar. Sebelum kena sentuh,
pelari dapat menyentuh bagian terdepan dari salah satu barisan/saf. Anak
yang terbelakang dari saf yang disentuh harus menjadi pelari. Apabila
pelari terkena sentuh, dia balik menjadi pengejar. Demikian berlangsung
seterusnya.
2) Lari melompati teman membungkuk/menelungkup
Anak diatur dalam posisi berbanjar, secara bergiliran melompati teman di
depannya yang dalam posisi menelungkup.
3) Mengayun lengan berirama
Siswa mengayun lengan ke depan dan ke belakang dengan berirama dan
hitungan 1..., 2 ..., dan pada hitungan 3 melompat ke depan. Perhatikan
pada waktu mendarat posisi lutut harus dibengkokkan dan jangan lupa
memakai gerakan mengeper untuk menyerap sisa kekuatan. Mendarat dengan
kedua kaki dan tumit menyentuh lantai. Upayakan kepala tetap tegak,
pandangan mata ke depan.
Ayunkan lengan ke belakang dengan rentangan penuh (ekstensi).
Setelah melompat, ulurkan kedua lengan tersebut ke arah luar atau sejauh-
jauhnya. Saat akan mendarat, ayunkan kedua lengan tersebut ke depan.
4) Melompat dengan tali
Tali direntangkan lurus di atas lantai. Perhatikan cara melompatnya!
Mendarat di kedua kaki, tumit menyentuh dulu, lutut bengkok, lengan
menjulur ke depan.
5) Melompat tali yang berbentuk V
Berdiri pada bagian antara kedua tali yang berjarak pendek.
Melompatlah, kemudian pindah pada bagian tengah, dan melompatlah.
Berdirilah pada bagian paling lebar dari huruf V, dan melompatlah!
Aturlah jarak antara siswa (tali) satu dengan yang lain agar tidak
berbenturan. Sesuaikan lebar tali (bentuk V) menurut kemampuan masing-
masing anak. Ingat lakukan gerakan ayunan lengan dan bengkokkan lutut
saat gerakan awalan. Apabila ingin melompat sejauh-jauhnya, rentangkan
lengan, tungkai, dan ankel saat melayang di udara. Bila, anak telah dapat
melampaui bagian terluas dari tali V, kemudian tali V diatur kembali agar
menjadi lebih luas.
6. Melempar
Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan
cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan
2 - 24 Unit 2
menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi
beberapa unsur gerakan, Misalnya, lengan dengan jari-jari yang harus
melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat. Untuk melakukannya
dengan baik maka anak memerlukan koordinasi gerak yang baik dengan gerakan
bahu, togok, dan kaki.
Gerakan melempar bisa dilakukan, tetapi gerakannya masih kaku dan
koordinasinya belum baik. Penempatan posisi kaki dan togok masih belum benar
dan cenderung seperti berdiri biasa. Gerakan hanya terbatas pada ayunan lengan
dan sedikit gerakan badan.
Kemampuan melakukan gerakan melempar terus berkembang,
dan bentuk gerakannya akan semakin baik. Koordinasi gerak antara
ayunan lengan, jari tangan, togok, dan kaki sudah bisa membentuk
gerakan yang efisien
Program pengembangan jasmani melalui pembentukan gerak dasar
melempar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan
suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya agar lebih terampil dengan
menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat usia dan kemampuannya.
Pengembangan kemampuan gerak dasar melempar dapat dilakukan
dengan menggunakan bola kasti, bola tenis atau jenis bola plastik.
Bagaimana dengan tindakan Anda sebagai guru bila mengajarkan gerak dasar
melempar, sedangkan bola kasti, bola tenis ataupun bola plastik saat itu tidak
ada?
Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar melempar terlebih dahulu guru
perlu memahami dan menguasai prosedur melakukan gerakan melempar tersebut
serta konsep cara melakukannya.
Gerakannya:
Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang bola
diayunkan ke samping belakang. Kemudian, dari belakang bola
dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala
ke atas dan ke depan. Selanjutnya bola dilepas pada saat tangan lurus dan berat
badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan
dilonjakkan ke atas, ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas depan. Mendarat
pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemah di belakang, pandangan mengikuti
arah jalannya bola. Jadi, hal penting yang harus diperhatikan oleh guru pada
waktu anak melempar antara lain, mengenai sikap berdiri pada saat akan
melempar, perpindahan berat badan waktu akan melemparkan bola, gerakan
melemparkan bola, dan gerakan lanjutan dari lemparan bola tersebut. Sekarang
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini!
Pilihlah salah satu gerakan (berjalan, berlari), lalu buatlah sebuah
permainan dengan tujuan untuk membelajarkan gerakan tersebut kepada
anak. Lalu, ujicobakanlah permainan tersebut pada anak dan amati hasilnya.
Berikanlah analisis Anda mengenai permainan ci ptaan Anda tersebut
berdasarkan karakteristik perkembangan fisik anak.
Rangkuman
2 - 26 Unit 2
Agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang tinggi maka gerakan-
gerakan jalan seperti jalan cepat, serempak, di tempat, mundur,
menyamping, jinjit, dan silang perlu dilatihkan secara berkesinambungan dan
terarah. Di samping itu, anak juga perlu diberikan berbagai variasi
pembelajaran gerak dasar jalan dan lari yang sangat penting bagi
pertumbuhan fisik anak. Dengan program yang terarah tersebut maka
diharapkan anak memiliki suatu tingkat kondisi fisik yang baik, memiliki
sikap jalan yang baik, memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik dan
mampu menangkal berbagai penyakit. Di samping kemampuan fisik
meningkat maka secara mental pun diharapkan lebih baik, seperti
meningkatkan rasa percaya diri, keberanian, kebersamaan, dan disiplin diri.
Tes Formatif 1
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1) Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengajarkan
sikap tubuh yang baik adalah sebagai berikut, kecuali ….
A. memiliki tubuh yang lentur sehingga dapat melakukan gerakan yang sulit
B. mampu mengoreksi kelainan-kelainan sikap tubuh yang salah
sehingga dapat dimengerti oleh siswa
C. mengetahui sikap tubuh yang baik dan kelainan-kelainan sikap yang normal
D. memberi arah kepada anak-anak agar senang melakukan dan
membiasakan bersikap dan melakukan gerakan-gerakan yang baik
2) Berikut ini yang termasuk ke dalam macam-macam jalan adalah gerakan ....
A. santai
B. keluarga
C. cepat
D. beregu
3) Gerakan jalan yang dapat memberikan rangsangan untuk keseimbangan serta
feeling terhadap suatu kondisi, juga memberikan dan merangsang masa
kewaspadaan diri terhadap lingkungan sekitar, serta menambah rasa percaya
diri bagi pertumbuhan mental anak adalah jalan ….
A. menyamping
B. mundur
C. silang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 1,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
2 - 28 Unit 2
Subunit 2
Berbagai Gerakan Dasar 2
G erakan dasar, seperti jalan dan lari telah kita pelajari secara tuntas, namun bila
ingin memberikan porsi yang lebih besar kepada anak didik untuk membina
kebugarannya tentu kita ingin mengetahui lebih banyak lagi cara lain yang lebih
variatif dan menarik. Bisa saja anak merasa bosan dengan teknik yang Anda
berikan selama berlatih kebugaran. Di sini Anda masih memiliki
kesempatan membangun kombinasi berbagai latihan. Dalam subunit 2 ini akan
disajikan beberapa cara lain yang diyakini bisa meningkatkan kemampuan Anda
menciptakan berbagai permainan dari gerakan dasar yang menarik bagi anak didik
Anda.
A. Berjingkat
Gerakan berjingkat lebih sukar dibandingkan dengan gerakan meloncat.
Berjingkat adalah gerakan meloncat dimana loncatan dilakukan dengan tumpuan satu
kaki dan mendarat dengan menggunakan satu kaki yang sama. Artinya, pada saat
kaki tumpu meloncat, kaki yang diangkat mengayun ke depan menunjang lajunya
gerakan. Dengan bentuk gerakan itu jelas diperlukan kekuatan kaki yang
lebih besar, di samping perlunya keseimbangan dan koordinasi yang lebih baik.
Mencongklang dan Lompat Tali
Gerakan mencongklang atau lari seperti langkah kuda dan lompat tali
merupakan variasi dari gerakan berjalan atau berlari dengan meloncat;
sedangkan lompat tali terbentuk dari kombinasi gerakan melangkah dengan
berjingkat.
Karena gerakan mencongklang dan lompat tali merupakan variasi dari
gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan berjingkat maka kedua gerakan tersebut
baru dikuasai sesudah dikuasainya gerakan-gerakan yang divariasikan. Materi
pembelajaran loncat dengan dan tanpa alat adalah loncat dengan tumpuan dua
kaki, loncat ke depan, ke belakang, ke samping kiri atau kanan, ke atas, ke bawah,
dan berputar, sedangkan alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara
lain loncat menggunakan tali, balok, kotak, simpai, dan bangku swedia.
C. Menangkap
Awal dari usaha untuk menangkap yang dilakukan adalah berupa
gerakan tangan untuk menghentikan suatu benda yang mengulir di l antai
dan benda yang ada di dekatnya. Siswa yang bermain -main bola akan
berusaha menangkap bola yang menggulir di dekatnya. Apabila aktivitas
seperti itu dilakukan berulang-ulang maka kemampuan menangkap akan
terbentuk. Dengan melakukan gerakan menangkap berulang-ulang akan terjadi
sinkronisasi gerakan tangan dengan kecepatan bola yang datang atau
mengulir di dekatnya. Perkembangan ini menjadikan anak mampu
menangkap.
Menangkap bola menggulir lebih mudah dilakukan
dibandingkan dengan menangkap benda yang melambung. Oleh karena
itu, kemampuan menangkap benda yang dilambungkan akan berkembang
dengan baik sesudah anak mampu menangkap benda yang digulirkan.
Dalam usaha menangkap benda yang dilambungkan, anak hanya
menjulurkan tangannya lurus ke depan dengan telapak tangan
terbuka menghempas ke atas. Kemampuan menyesuaikan posisi tubuh
dan tangan dengan posisi di mana benda datang masih belum dimiliki. Oleh
karena itu, usaha menangkap yang dilakukan biasanya gagal.
D. Memantul-mantulkan Bola
Gerakan memantul-mantulkan bola bisa dilakukan anak apabila ia
memperoleh kesempatan bermain-main dengan bola. Gerakan ini terbentuk
mula-mula dari gerakan menjatuhkan bola yang dipegang. Apabila bola itu
memantul ke atas maka, ia akan berusaha menangkapnya. Pada mulanya ia
belum berhasil menangkapnya, tetapi dengan melakukan berulang-ulang ia
2 - 30 Unit 2
akan berhasil. Begitu berhasil, ia akan makin senang mengulanginya.
Kemampuan memantul-mantulkan bola berulang kali tanpa
menangkap berkembang sejalan dengan kemampuan mengontrol kekuatan
tangan dan arah tegaknya bola. Pada mulanya anak berusaha memantul-
mantulkan bola menggunakan satu tangan.
Penguasaan gerakan memantul-mantulkan bola menggunakan satu
tangan berkembang lebih awal dibanding menggunakan dua tangan.
Penggunaan dua tangan lebih sukar dibanding menggunakan satu tangan
karena cara tersebut membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi antara tangan
kanan dan tangan kiri serta masih sulitnya anak mengatur posisi badan.
Besarnya bola yang digunakan ada pengaruhnya terhadap
tingkat penguasaan gerakan. Hal ini berkaitan dengan ukuran dan
kekuatan tangan.
E. Memukul
Gerakan memukul, misalnya memukul bola, dilakukan dengan cara
sebagai berikut: mula-mula anak berusaha mengayunkan tangannya
dengan lengan lurus ke arah depan atas. Selanjutnya gerakan akan
berkembang dan mampu memukul dari samping ke arah depan serta
memukul bola di atas kepala.
Perkembangan kemampuan memukul bola mulai tampak pada
usia yang makin bertambah, dan kemampuan memukul akan semakin
timbul dan berkembang apabila anak memperoleh kesempatan untuk
melakukannya berulang-ulang.
F. Berenang
Pada umumnya siswa yang tidak biasa bermain-main di air tidak
bisa berenang. Jika mereka diajak ke kolam renang, misalnya mereka lebih
senang sekedar bermain-main daripada untuk belajar berenang.
Berenang sebenarnya sudah dapat diajarkan sejak anak kecil pada
usia lebih kurang 3 tahun, namun tentunya dengan cara yang benar.
Karena sifat perkembangan fisik dan kandungan lemak tubuh relatif masih
cukup besar yang memungkinkan anak untuk bisa berenang serta
memudahkan untuk mengapung. Demikian juga kaki yang masih relatif
pendek tidak menambah beban yang bisa menyebabkan daya apung berkurang.
Berenang merupakan kegiatan yang bisa dilakukan apabila siswa
memperoleh kesempatan untuk membiasakan diri bermain-main di air.
G. Koordinasi Gerakan
Koordinasi gerakan yang dimaksud di sini bukanlah bagian-bagian
aksi motorik yang pengkoordinasiannya dalam suatu gerakan. Tidak
mungkin di sini akan membahas gerak tentang koordinasi gerak, di
mana gerak yang dilaksanakan hanyalah berupa kegiatan gerak yang
dilakukan dengan memperkaya berbagai macam gerakan yang digabungkan
menjadi satu penggabungan atau pengkoordinasian.
Bila membicarakan teknik gerakan, maka dengan sendirinya
sekurang-kurangnya harus membahas tentang koordinasi dasar
gerakan yang terdiri dari beberapa komponen, di antaranya adalah berikut
ini.
1. Struktur dasar gerakan.
2. Irama gerakan.
3. Hubungan gerakan.
4. Luas gerakan.
5. Kelancaran gerakan.
6. Kecepatan gerakan.
7. Ketepatan gerakan.
8. Kekonstanan gerakan.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan
Anda mengerjakan latihan berikut ini!
Pilihlah salah satu gerakan (melompat, melempar), lalu buatlah sebuah
permainan dengan tujuan untuk membelajarkan gerakan tersebut kepada
anak. Lalu ujicobakanlah permainan tersebut pada siswa kelas I (satu), dan amati
hasilnya. Berikan analisis Anda mengenai permainan ciptaan Anda tersebut
berdasarkan karakteristik perkembangan fisik anak usia siswa kelas I (satu) tersebut.
2 - 32 Unit 2
Petunjuk Jawaban Latihan
Perhatikan dasar-dasar membuat permainan siswa sekolah dasar. Perhatikan
pula alat dan peralatan yang mungkin membahayakan anak pada saat melaksanakan
permainan ini.
Rangkuman
Tes Formatif 2
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
tersedia!
1. Gerakan meloncat dimana loncatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan
mendarat dengan menggunakan satu kaki yang sama merupakan pengertian
dari ....
A. melompat
B. meloncat
C. berjingkat
D. berlari
2. Yang termasuk dalam gerak dasar anak sekolah dasar adalah ....
A. berlari, melompat, berguling
B. berlari, berjalan, salto
C. berlari, melompat, melempar
D. melempar, berjingkat, melempar
3. Berikut adalah gerak dasar yang bersifat manipulatif….
A. memantul-mantulkan bola, memukul
B. berenang, melompat
C. berlari, menyepak
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan subunit selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
2 - 34 Unit 2
Subunit 3
Kombinasi Gerak Dasar
Pendahuluan
2 - 36 Unit 2
lainnya!
2. Kombinasi Lari dan Lompat
a. Lari pelan-pelan, pada batas yang telah ditentukan lompat ke atas setinggi-
tingginya meraih sesuatu di atas.
b. Lari beberapa langkah (antara 3 - 5 langkah), kemudian lompat ke atas ke
depan.
c. Lari secepat-cepatnya, kemudian melompat sejauh-jauhnya ke atas ke
depan.
3. Kombinasi Lari dan Lempar
a. Lari beberapa langkah (3 - 5 langkah) sambil membawa bola kasti, tenis
atau plastik. Pada batas yang telah ditentukan lemparkan bola sejauh-
jauhnya ke atas ke depan.
b. Lari secepat-cepatnya sambil membawa bola. Pada batas yang telah
ditentukan lemparkan bola sejauh-jauhnya.
c. Perhatikan cara-cara melemparkannya pada gerakan dasar melempar.
4. Kombinasi Jalan, Lari, dan Lompat
Anak-anak disuruh jalan biasa, kemudian bila ada tanda lari secepat-cepatnya
sampai batas yang telah ditetapkan, terus lompat sejauh-jauhnya ke atas ke depan
(pada matras atau bak pasir). Bagaimana jika tidak ada bak lompat atau matras?
5. Kombinasi Jalan, Lari, dan Melempar
Anak-anak disuruh jalan beberapa meter. Bila mendengar tanda, anak harus
berlari secepat-cepatnya sampai batas yang telah ditetapkan, kemudian
lemparkan bola sejauh-jauhnya ke atas ke depan, melewati atas kepala atau
melemparkan bola ke sasaran yang telah ditentukan. Coba Anda buat variasi
yang lain.
6. Kombinasi Gerakan Togok, Lengan, Bahu, dan Kaki
Lakukan sikap permulaan dengan cara berdiri tegak, kaki agak dibuka, kedua
tangan di samping badan, dan pandangan ke depan. Gerakkanlah dengan hitungan
berikut.
Hitungan1 : Badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan sejajar
bahu, jari-jari/telapak tangan diletakkan ke lantai, kedua
kaki tetap lurus, kepala mengikuti gerakan badan.
Hitungan 2 : Dalam posisi jongkok, tumit diangkat, kedua tangan sejajar
bahu lurus ke depan.
Hitungan 3 : Kembali bungkukkan badan ke depan, kedua tangan sejajar
bahu, jari-jari/telapak tangan diletakkan ke lantai, dan kedua
kaki lurus.
2 - 38 Unit 2
dari kegiatan bergerak, jalan dan lari. Alat yang digunakan adalah peluit atau
alat lain yang memiliki bunyi yang bisa didengar sewaktu melakukan gerakan.
Untuk menambah variasi, coba berikan kebebasan kepada siswa untuk
melakukan gerakan sesuai seleranya. Atau bisa saja mereka disuruh
menirukan cara jalan orang-orang yang ada di masyarakat dengan berbagai
profesi, seperti cara jalan pemeran raksasa di dalam wayang orang, pejalan
cepat, peraga busana, jalan secara berkelompok dan menirukan jalan gajah,
jalan kura-kura dan lain-lain.
a. Proses pembelajaran
Pendahuluan atau pemanasan
1) Eksplorasi gerakan berjalan. Anak melakukan berbagai bentuk dan gerak
jalan secara bebas.
2) Permainan penguluran. Siswa dalam formasi bebas. Mereka diminta
bergerak menirukan gerak binatang (kucing menggeliat, kucing
menerobos ruang yang sempit, elang menyambar anak ayam).
Gerakan ini mengarah pada peregangan otot-otot besar dan tendon
otot secara bebas, tetapi menyeluruh.
b. Pengembangan keterampilan
1) Anak diberikan kesempatan mengkreasikan, cara jalan untuk menempuh
jarak tertentu dalam arena kegiatan.
2) Anak diberi kesempatan secara bersama-sama mendemonstrasikan hasil
kreasinya dalam kurun waktu beberapa menit.
3) Beberapa anak diminta mengulang cara berjalannya secara bergantian di
depan teman-temannya. Selanjutnya teman-temannya tersebut secara
bersama-sama diberi tugas menirukan cara jalan tersebut.
4) Anak diberi kesempatan mengkreasikan cara jalan seperti biasa yang
dilakukan orang dengan profesi khusus di masyarakat. Misalnya, jalan
tentara, peraga busana, berjalan menyerupai berbagai perasaan, berjalan
cepat, dan sebagainya.
c. Kegiatan puncak
Masing-masing siswa diminta mendemonstrasikan cara jalan yang
efektif untuk tujuan-tujuan tertentu. MisaInya, cara jalan yang paling efektif
jika ingin jalan santai, jalan cepat, memperagakan busana, berjalan seperti
tentara berbaris.
d. Pendinginan atau kegiatan penutup
1) Sambil duduk istirahat, anak diajak mendiskusikan kegiatan yang
telah mereka peroleh dan yang baru mereka lakukan.
2 - 40 Unit 2
membungkukkan badan ke depan, kemudian putar ke samping kiri, terus ke
samping kiri, ke belakang, ke samping kanan, dan kembali ke depan, kemudian
kembali ke sikap semula. Setelah itu lakukan dengan arah kebalikannya (ke arah
kanan). Pada saat memutar badan, usahakan kedua kaki tetap lurus, kepala
mengikuti gerakan badan, dan lekukkan badan sejauh-jauhnya ke depan dan ke
belakang. Lakukan gerakan ini dua kali ke arah kiri dan dua kali ke arah kanan.
2 - 42 Unit 2
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini!
Buatlah gerakan-gerakan senam yang merupakan dua gerakan dasar manusia,
yaitu berjalan dan dan lari. Susunlah gerakan-gerakan tersebut menjadi sebuah
rangkaian gerakan yang saling berhubungan!
Rangkuman
Siswa memilih aktivitas sehari-hari yang beragam, antara yang satu
dengan yang lainnya. Dalam aktivitas tersebut, siswa melatih otot -
ototnya melalui berbagai latihan dan kegiatan, seperti berjalan dan lari.
Agar siswa dapat melakukan gerakan -gerakan yang teratur dan
dapat mengembangkan otot-ototnya dengan baik diperlukan bimbingan
melalui permainan agar tidak lekas bosan.
Untuk melatih gerakan jasmani dengan benar dan tepat dapat
d i t a m p i l k a n m e l a l u i b i m b i n g a n ya n g i n t e n s i f d a n ge r a k a n -
g e r a k a n menyenangkan, seperti gerakan berjalan dan berlari dengan
berbagai variasi gerakan.
Tes Formatif 3
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1. Gerakan yang tidak termasuk dalam gerak dasar manusia adalah ….
A. melempar
B. melompat
C. berguling
D. berjalan
2. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat berjalan ke
depan, kecuali ....
A. pandangan ke depan
B. kepala tegak
C. kedua tangan diayun bergantian
2 - 44 Unit 2
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan unit selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 3, terutama bagian
yang belum Anda kuasai.
Tes Formatif 2
1. C. berjingkat
2. C. berlari, melompat, melempar
3. A. memantul-mantulkan bola, memukul
4. A. berenang
5. D. mmanipulatif koordinatif
Tes Formatif 3
1. A. berguling
2. D. dada dibuka
3. B. dengan rintangan
4. B. melatih koordinasi antara mata dan tangan
5. C. dari belakang melalui bawah di samping badan
2 - 46 Unit 2
Daftar Pustaka
Barrett & Haskell. (1993). The Education of Children with Physical and
Neurological Disabilities. Edisi ke-3. London: Chapman & Hall
Harris A.C. (1986). Child Development. St. Paul USA: West Publishing Company.
2 - 48 Unit 2
Unit 3
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
Victor Simanjuntak
Kaswari
Eka Supriatna
Pendahuluan
3 - 2 Unit 3
Subunit 1
Penyusunan Program Pembelajaran Pendidikan
Jasmani
Pendahuluan
3 - 4 Unit 3
merupakan strategi pembelajaran yang konvensional namun memberikan
kontribusi yang jelas terhadap pencapaian tujuan belajar siswa. Melalui
kegiatan bermain, tidak hanya bagian fisik dan psikomotor saja yang dapat
dicapai, melainkan juga bagian kognitif dan afektif, secara langsung dapat
dicapai dalam proses pembelajaran. Sebagian besar nilai-nilai sosial dalam
kehidupan sehari-hari, secara efektif terinternalisasi melalui kegiatan
permainan. Nilai saling menghargai lawan sebagai kawan bermain, kerja keras,
pantang menyerah dan berkompetisi dalam format yang sehat dapat disimula-
sikan melalui kegiatan permainan.
Program pendidikan jasmani yang dibangun dengan mempertimbangkan
bahwa bermain adalah dunia siswa, hendaknya dapat mendorong siswa
untuk melakukan berbagai kegiatan belajar dengan tidak mengabaikan
dunia mereka. Bahkan dalam operasionalnya, kegiatan bermain dapat
menjadi strategi yang efektif untuk mencapai seperangkat tujuan belajar.
Melalui kegiatan bermain yang dikemas dalam program pendidikan
jasmani hendaknya dapat mendorong siswa untuk memunculkan kegiatan
belajar yang sesungguhnya.
2. Program pembelajaran sesuai dengan identifikasi karakteristik pertumbuhan
dan perkembangan siswa
Pendidikan jasmani merupakan bentuk pendidikan yang
menggunakan aktivitas gerak sebagai media. Sepanjang usia pertumbuhan
dan perkembangannya, seorang siswa akan mengalami tahap-tahap
perkembangan tertentu. Tahap-tahap perkembangan tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut secara langsung
memberikan implikasi yang berbeda terhadap rancang bangun program
pembelajaran yang akan disusun.
Oleh karena itu, perhatian terhadap tahap perkembangan gerak dan
karakteristik siswa perlu diberikan secara proporsional sebelum program
pembelajaran disusun. Pertanyaan tentang; a) apakah siswa telah memiliki
kemampuan untuk melakukan materi pembelajaran yang akan disajikan?,
b) apakah materi yang disajikan telah sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan siswa?; c) apakah materi dapat
mendorong ke arah pertumbuhan dan perkembangan siswa secara
harmonis?; d) apakah materi pembelajaran dapat membekali siswa
memiliki kemampuan untuk memasuki dan beradaptasi dengan berbagai
keadaan di masa depan? Mungkin beberapa pertanyaan yang perlu
dipikirkan oleh guru sebelum menyusun program pembelajaran.
3 - 6 Unit 3
zat-zat yang dibutuhkan otak untuk melakukan kerjanya. Pada saat anak
berpikir, otak membutuhkan zat-zat untuk melakukan aktivitas berpikir.
Dengan kemampuan fisik yang prima, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi.
Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat
mendorong terbuka simpul-simpul saraf untuk menghasilkan kemampuan
berpikir lebih baik.
4. Anak didik sebagai fokus orientasi proses pembelajaran
Anak didik sebagai fokus orientasi dari proses pembelajaran memiliki
arti bahwa seluruh rangkaian pembelajaran yang dimulai dari pemilihan
materi, metode, alat bantu, dan instrumen evaluasi mempertimbangkan
dengan seksama kemampuan dan kebutuhan pertumbuhan serta perkem-
bangan siswa. Dengan demikian, fokus orientasi pada anak didik memiliki
implikasi sebagai berikut:
Pertama, pemilihan materi belajar secara langsung memperhatikan
karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Pertumbuhan dan
perkembangan anak didik akan berlangsung secara bertahap. Tiap-tiap tahap
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut harus menjadi
pertimbangan utama dalam menyusun program pembelajaran. Sehubungan
dengan hal tersebut, tiap tingkat pendidikan sebaiknya memiliki
perbedaan materi, baik jenis maupun hirarkinya. Materi dalam pendidikan
jasmani adalah aktivitas gerak yang disesuaikan dengan tahap perkem-
bangan gerak anak.
Kedua, pemilihan dan metode pembelajaran yang digunakan hendaknya
juga memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan anak didik. Dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan
siswa membutuhkan perlakuan metodik-didaktik yang berbeda-beda.
Tidak seperti yang cenderung berkembang saat ini. Pada tingkat
pendidikan yang berbeda tidak ditemukan perbedaan metodik-didaktik.
Sebaiknya guru mempertimbangkan bahwa makin tua usia siswa
membutuhkan sentuhan metodik-didaktik yang dapat memberikan sedikit
kebebasan dalam proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut,
makin ke arah tingkat pendidikan tinggi makin bergeser dan makin besar
kewenangan anak didik untuk memilih dan menetapkan seperangkat
komponen proses belajar yang tersedia. Metode pembelajaran yang
lebih banyak berorientasi pada otoritas, guru hendaknya menyajikan pada
tingkat pendidikan yang paling rendah. Secara berangsur-angsur sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa, kewenangan dalam proses pembelajaran
3 - 8 Unit 3
menguasai suatu keterampilan. Sehubungan dengan hat tersebut, guru
dituntut untuk mengembangkan program yang bersifat indvidual atau
paling tidak program yang didasarkan atas kelompok-kelompok kemampuan
anak didik.
Hal terpenting berikutnya adalah mengetahui beberapa pengertian
pokok perihal aktivitas jasmani, latihan dan kebugaran jasmani. Aktivitas
jasmani merupakan gerak tubuh yang dilakukan secara teratur dan
aktivitasnya bertahap dari yang paling ringan, moderat, dan berat. Terjadinya
gerakan ini karena adanya penyaluran energi ke otot-otot dalam tubuh.
Latihan merupakan sub bagian dari aktivitas jasmani itu sendiri. Latihan
merupakan bentuk aktivitas jasmani yang terencana, terstruktur, serta
merupakan gerak tubuh yang berulang-ulang, dan bertujuan untuk
memperbaiki dan memelihara salah satu atau lebih komponen kebugaran
jasmani yang terkait dengan kesehatan. Kebugaran jasmani adalah ukuran
tentang kemampuan jasmani individu dalam melakukan aktivitas jasmani
yyang memerlukan aerobik fitnes, kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas,
komposisi tubuh, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, waktu
reaksi dan bebas dari cedera. Berdasarkan literatur dalam olahraga kebugaran
atupun aerobik, disarankan untuk menjaga kebugaran jasmani paling tidak
harus melakukan aktivitas jasmani yang terkontrol (olahraga) sebanyak tiga
(3) kali dalam seminggu. Melihat kurikulum di Indonesia yang hanya
menyediakan satu (1) kali perminggu, dapat kita renungkan dan kita
hubungkan dengan teori-teori kebugaran yang ada (silahkan dicari buku yang
berkaitan dengan kebugaran dan program latihan olahraga), keadaan tingkat
kebugaran siswa Indonesia akan berada pada level yang bagaimana?
3 - 10 Unit 3
pembelajaran umum dan khusus. Untuk memahami masing-masing deskripsi dari
masing-masing tujuan, guru dituntut untuk terus mengembangkan wawasan dan
pengetahuannya tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan
paradigma pendidikan. Tujuan institusional merupakan tujuan yang memuat profit-
profit yang harus dicapai oleh suatu tingkat pendidikan. Tujuan institusional dan
tujuan rumusan kurikuler seperti yang dideskrispikan dalam kurikulum pendidikan
perlu mendapatkan analisis yang cermat. Tujuan institusional dan kurikuler inilah
yang menjadi acuan bagi guru untuk mengembangkan langkah-langkah
perencanaan program pembelajaran selanjutnya. Tujuan kurikuler dapat
didefinisikan sebagai tujuan yang hendak dicapai oleh suatu proses pembelajaran
dalam kelas dari tingkat pendidikan tertentu. Oleh karena itu, biasanya tujuan
tersebut masih dideskripsikan dalam bentuk profit-profit global dari karakter
bagian kognitif, psikomotor dan afektif. Profit-profit karakter inilah yang menjadi
pedoman bagi guru untuk memahami dan mengembangkan materi, alokasi waktu,
metode, alat bantu dan instrumen evaluasi yang d ikembangkan dalam Garis-
garis Besar Program Pembelajaran (GBPP). Pemahaman yang utuh tentang
rangkaian komponen-komponen yang terdapat dalam GBPP dapat membantu guru
untuk mengembangkan langkah-langkah operasional dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, GBPP akan membingkai langkah-langkah guru
dalam mengembangkan program pembelajaran. Untuk mencapai tujuan kurikuler,
tujuan tersebut perlu dideskripsikan menjadi tujuan yang operasional, dapat
diukur dengan objektif. Rumusan dengan karakter seperti itu terdeskripsi dalam
rumusan tujuan pembelajaran umum dan khusus (TPU dan TPK). Perbedaan antara
TPU dan TPK terletak pada tujuan dari proses pembelajaran. TPU merupakan
rumusan tujuan yang hendak dicapai dalam tiap materi pembelajaran dari tiap-tiap
proses pembelajaran. Dengan demikian, TPU merupakan rumusan tujuan yang
hendak dicapai dari penyajian satu materi atau pokok bahasan tertentu. Kemudian,
TPK merupakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari uraian materi
pokok bahasan. Dalam operasionalisasinya, biasanya kalimat yang digunakan
untuk merumuskan tujuan tersebut. Kalimat untuk TPK harus lebih operasional,
terukur dengan objektif dari pada kalimat TPU.
Kedua, dipelajari dan dipahami materi dan alokasi waktu yang tersedia.
Materi pelajaran dalam kurikulum merupakan rangkaian materi yang perlu
dianalisis kritis oleh guru. Beberapa pertanyaan perlu diajukan untuk menetapkan
materi yang akan disajikan, sebagai berikut: a) apakah materi yang dipilih sesuai
dengan kebutuhan siswa?; b) apakah materi yang akan disajikan dapat mengantarkan
siswa pada tujuan pembelajaran?; c) berapa waktu yang tersedia untuk materi
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani
Pokok Bahasan : (ditetapkan guru)
Kelas : (ditetapkan guru)
Semester : (ditetapkan guru)
Waktu : (berapa kali pertemuan dan berapa jam pelajaran)
3 - 12 Unit 3
a) Tujuan Pembelajaran : (disesuaikan dengan kurikulum atau dirancang
b) Umum oleh guru)
Tujuan Pembelajaran : (dirancang oleh guru berdasarkan TPU dan
c) Khusus uraian materi yang akan disajikan).
: (uraian materi yang diuraikan dan pokok
d) Materi Pembelaiaran materi/pokok bahasan)
:(uraian strategi metode pembelajaran yang
e) Kegiatan Pembelajaran akan -digunakan serta langkah-langkah
pembelajaran)
f) Alat/Sarana dan Sumber- : (uraian tentang alat / sarana yang digunakan
Pelajaran dan buku sumber yang digunakan sebagai
Penilaian rujukan)
: (uraian tentang pendekatan penilaian yang
dilakukan, baik yang berhubungan dengan
pendekatan dan instrumen pengukuran yang
digunakan)
C. Sistematika Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Proses pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dalam suatu
sistematika menurut kebutuhan. Pembelajaran di sekolah dasar dapat dikelompokkan
dalam dua (2) kelompok besar. Hal ini mengingat bahwa karakteristik anak sekolah
dasar dibagi atas kelas bawah (TK + kelas 1, 2, 3) dan kelas atas (kelas 4, 5, 6).
Masing-masing kelompok memiliki karekteristik yang berbeda baik itu fisiologis,
psikologis ataupun sosial.
Karakteristik siswa kelas bawah.
1. Aspek fisiologis
a. Waktu reaksi lambat.
b. Senang berburu (kejar-kejaran) dan memanjat.
c. Koordinasi belum baik; namum menginjak akhir kelas 3 mulai
membaik.
d. Sangat enerjik/aktif (seolah oleh kelebihan energi).
e. Sangat peka terhadap suara ritmik.
f. Tulang-tulangnya masih lunak dan mudah patah; namun mulai akhir
kelas 3 sedikit lebih kuat.
g. Pada akhir kelas 3, daya tahan semakin membaik; khususnya dalam
hal pertumbuhan anak putri lebih cepat satu tahun daripada anak putra.
2. Aspek Psikologis
a. Masa perhatian terhadap suatu obyek sangat pendek (sangat cepat
3 - 14 Unit 3
G. Semakin mengenal dan menyukai tantangan.
3. Aspek sosiologis
a. Proses kematangan fisik dibarengi dengan ketidakstabilan emosi.
b. Berusaha melakukan tugas sebaik-baiknya, terutama bila ada dorongan
dari orang dewasa.
c. Sangat berminat menjadi anggota kelompok.
d. Kerjasama tim/kelompok sangat menonjol.
e. Sifat-sifat kepemimpinan mulai menonjo.l
f. Mulai berkeinginan mengenal nilai-nila kompetitif yang positif
(kompetitif yang kooperatif) dalam (J. Hartoto dan Tomoliyus, 2000).
Berdasarkan karakteristik siswa kelas atas dan kelas bawah kita dapat
menyusun pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Sehingga
sebagai guru pendidikan jasmani dalam penyusunan sistematika pembelajaran perlu
mempertimbangkan hal tersebut. Dalam penyusunan pembelajaran tersebut
diharapkan merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Sehingga sistematika
dimaksud adalah sebagai berikut:
D. Pendahuluan
Pendahuluan dalam sistematika pembelajaran pendidikan jasmani
disebut juga sebagai pemanasan (Warming-up). Pemanasan dilakukan dengan
tujuan utama adalah untuk menyiapkan fisik dan mental siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Pemanasan biasanya berisi berbagai aktivitas fisik yang
secara langsung dapat menaikkan suhu tubuh. Dengan meningkatnya denyut
nadi, meningkat pula kesiapan organ tubuh lainnya untuk melakukan aktivitas
fisik dengan intensitas cukup tinggi.
Untuk mengetahui apakah siswa telah siap, secara ideal maka guru harus
melakukan pengukuran terhadap jumlah denyut nadi/menit. Biasanya pemanasan
dilakukan agar seseorang berada pada denyut nadi yang berkisar antara 100 s.d 120
denyut/menit. Beberapa fenomena sebagai indikator bahwa denyut nadi pemanasan
telah dicapai oleh siswa adalah dengan keluarnya keringat tubuh sebagai akibat
dari naiknya suhu dan metabolisme tubuh. Sehubungan dengan keterbatasan waktu
yang tersedia dalam proses pembelajaran pemanasan dilakukan dalam waktu
kurang lebih 10 menit. Dalam waktu yang relatif singkat, guru tidak hanya
sekedar melakukan bentuk-bentuk gerak saja, melainkan gerak-gerak tersebut
harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Gerak yang dilakukan
oleh siswa dengan benar hendaknya mendapatkan perhatian dari guru. Apabila gerak
yang dilakukan oleh siswa tidak benar, bukan saja tidak dapat menjamin untuk
menjadi pemicu bagi kesiapan siswa, melainkan juga menjadi penyebab
3 - 16 Unit 3
siswa.
Dalam pelajaran inti dalam pendidikan jasmani sangat perlu untuk
diketahui Frekuensi, Intensitas, Tempo dan Tipe. Frekuensi menunjuk pada
jumlah rangsangan. Sedangkan frekuensi ransangan meliputi: jumlah aktivitas
jasmani per minggu. Jumlah akivitas bermanfaat bagi komponen kebugaran
apabila dilakuakan 3-5 kali perminggu, jumlah set, jumlah ulangan. Intensitas
adalah kehebatan rangsangan, pengaturan intensitas ditentukan dengan cara:
persen kemampuan maksimal, meter per detik, irama rangsangan (lambat, cepat
dan eksplosif). Tempo adalah lamanya aktivitas jasmani. Contohnya lama
latihan fleksibilitas 10 sampai 20 detik setiap penguluran. Minimum lamanya
aktivitas aerobik 20 detik sampai 30 detik maksimum. Tipe adalah jenis
aktivitas jasmani yang khusus sesuai dengan setiap komponen kebugaran
jasmani yang terkait dengan kesehatan.
Untuk mengetahui intensitas seperti yang telah disebutkan dalam
pemanasan di atas dasarnya adalah dengan penghitungan denyut nadi maksimal.
Rumus baku untuk mengukur denyut nadi maksimal adalah:
Denyut nadi maksimal : 220- umur
Contoh anak yang berumur 10 tahun, beraktivitas dengan intensitas 50-
60% bagi kebugaran jasmaninya tingkat dasar maka perhitungannya:
Denyut nadi maksimal : 220-10 = 210
Denyut nadi latihan : 50% x 210 = 105
60% x 210 = 126
Atas dasar data di atas, maka apabila ingin memelihara kebugaran jasmani
untuk anak tersebut, maka anak tersebut harus beraktivitas dalam denyut nadi
antara 105-126 per menit dengan lama aktivitas minimal 10 menit.
b. Latihan pokok B
Latihan pokok B pada dasarnya merupakan penerapan dan lanjutan
dari latihan pokok A dengan tempo dan intensitas yang makin tinggi.
Dengan demikian, pada latihan pokok B terjadi:
• Peningkatan intensitas kerja fisik yang disesuaikan dengan karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan siswa dan dilakukan sesuai metodologi yang
direkomendasikan.
Umpan balik yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas koordinasi gerak.
Dengan umpan balik diharapkan prinsip "trial and error" dapat dikurangi
dan menyebabkan proses pembelajaran dapat dilangsungkan dengan efisien
dan efektif.
Memadukan berbagai komponen gerak yang telah dipelajari secara bagian
E. Penutup
Latihan penutup biasanya dikenal dengan latihan pendinginan (Cooling
down). Latihan pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fisik dan
mental siswa pada keadaan semula. Dengan demikian siswa siap untuk memasuki
dan menerima pelajaran lainnya.
Latihan penutup biasanya dilakukan dengan melakukan bentuk-bentuk
gerakan ringan dan lembut yang kemudian dilanjutkan dengan peregangan-
peregangan. Dalam latihan penutup dapat menarik kesimpulan terhadap proses
pembelajaran yang baru saja dilangsungkan.
Latihan
Untuk memperdalam tingkat pemahaman Anda terhadap materi yang telah
tersaji, kerjakan latihan berikut ini!
Susunlah Rencana Pengajaran (RP) Pendidkan Jasmani cabang olahraga yang
Anda kuasai (bebas). Kemudian diskusikan dengan teman sejawat Anda RP yang
telah Anda susun.
Rangkuman
3 - 18 Unit 3
kognitif dan afektif. Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
pembelajaran pendidikan jasmani adalah pembelajaran harus menyenangkan,
sesuai dengan tumbuh dan kembang anak, mengembangkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor, siswa sebagai pebelajar aktif.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas perlu diperhatikan beberapa
langkah dalam penyusunan program pembelajaran pendidikan jasmani.
Pertama, pelajari dan pahami tujuan yang hendak dicapai. Kedua, pelajari dan
pahami meteri dan alokasi waktu. Ketiga, perkirakan kemampuan siswa.
Keempat, cek sarana dan prasarana yang ada. Setelah memahami beberapa hal
tesebut kemudian disusun RP. Adapun urutan/format RP adalah pendahuluan
atau dalam pendidikan jasmani disebut pemanasan, latihan inti (dapat lebih dari
satu sasaran), dan bagian akhir adalah penutup (pendinginan).
Tes Formatif 1
1. Pembagian kelas di sekolah dasar dapat dibagi atas ....
A. kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah
B. kelas atas dan kelas bawah
C. kelas pandai dan kurang pandai
D. kelas sosial dan kelas eksakta
2. Pembagian rencana pengajaran untuk satu pertemuan terdiri atas ....
A. pendahuluan, pemanasan, inti dan penutup
B. pemanasan, pendahuluan, dan pendinginan
C. pendahuluan, inti, penutup
D. doa, pendahuluan, inti dan penutup
3. Berikut adalah ciri-ciri dari kegiatan penutup atau pendinginan ....
A. jogging sampai denyut nadi di bawah 100 per menit
B. melakukan aktivitas ringan, jalan, penguluran sampai nadi posisi mendekati
normal
C. melakukan beberapa kali sprint
D. menarik napas dalam-dalam
4. Konsentrasi masih mudah untuk beralih ke hal lain, melakukan perbuatan yang
disenangi dengan berulang-ulang adalah beberapa contoh siswa kelas ....
A. sekolah dasar
B. siswa TK
C. siswa kelas atas
D. siswa kelas bawah
5. Untuk mengetahui bahwa anak telah sampai pada daerah latihan dapat dilihat
3 - 20 Unit 3
Subunit 2
Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Rencana
Pengajaran
3 - 22 Unit 3
dalam format pembelajaran.
Biarkan anak-anak bersorak-sorai dan memuji temannya dengan kata-
kata yang riuh tatkala melihat temannya dapat melakukan tugas gerak
dengan baik. Guru harus segera menghentikan tatkala sorak-sorai dan
ucapan-ucapan berada di luar format pembelajaran.
3. Aktivitas fisik dilakukan dalam ambang yang direkomendasikan
Tujuan peningkatan keterampilan dan kebugaran jasmani hanya dapat
dicapai bila proses pembelajaran dapat berlangsung dalam intensitas kerja
fisik yang relatif tinggi serta sesuai dengan prinsip-prinsip latihan.
Sehubungan dengan hal tersebut, agar setiap siswa mendapatkan peluang yang
sama untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang cukup tinggi, perlu
perhatian akan pengelolaan jumlah siswa, pengaturan giliran, pembagian
jumlah kelompok dan ketersediaan alat. Pengelolaan kelas hendaknya memper-
timbangkan ketersediaan alat dengan pembentukan peluang yang besar kepada
siswa untuk melakukan tugas gerak dengan baik. Walau perhatian terhadap
waktu istirahat harus diberikan dengan seimbang, tidak membiarkan
siswa beristirahat dan diam terlalu lama. Waktu istirahat diberikan secara
proposional.
4. Siswa merasakan terjadinya proses pembelajaran dengan
memperoleh keterampilan gerak baru
Pendidikan jasmani memiliki penekanan pada pengembangan dan
peningkatan keterampilan gerak serta perolehan keterampilan gerak baru.
Dapat dikatakan telah terjadi proses pembelajaran dengan efektif bila siswa
telah mengalami dan terjadi pengembangan keterampilan gerak. Bila pada
awal pembelajaran subyek masih mengunjukkerjakan keterampilan gerak
dengan kualitas koordinasi yang rendah, pada akhir pembelajaran gerak harus
segera dapat terlihat peningkatan kualitas koordinasi gerak.
B. Metode Pembelajaran
Sampai saat ini belum teruji bahwa satu metode pembelajaran memiliki
efektivitas yang lebih baik daripada metode lainnya pada semua situasi belajar.
Dalam situasi belajar kadang-kadang membutuhkan dua atau tiga jenis metode
pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi
yang hendak diciptakan sesuai materi, karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan siswa.
Metode pembelajaran yang berfokus pada otoritas guru secara berangsur-
angsur harus digeser dialokasikan ke arah demokrat sesuai dengan perkembangan
3 - 24 Unit 3
memberikan mata pelajaran teori adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan,
demonstrasi dan eksperimen, metode pemberian tugas, metode karya wisata, kerja
kelompok (Srijono Brotosuroyo, dkk, 1995). Pendapat lain mengatakan terbagi atas
tiga (3) cara metode bimbingan, latihan padat, keseluruhan dan bagian. Berikutnya
adalah metode pembelajaran dalam praktek. Metode dalam pembelajaran praktek
merupakan metode yang banyak dipergunakan dalam pendidikan jasmani untuk
pembelajaran gerak. Metode yang lazim digunakan adalah metode global, metode
bagian, metode global-bagian, dan metode progresif (Mahendra dan Amung, 1998).
Dalam subunit ini akan dibahas pada metode yang dipergunakan dalam
pembelajaran praktek. Metode yang digunakan dalam pembelajaran praktek lebih
menekankan pada bagaimana siswa dapat memperoleh keterampilan baru dari proses
belajar yang berlangsung.
1. Metode Global (metode keseluruhan)
Metode global atau keseluruhan adalah cara untuk mengajar yang
beranjak dari umum ke khsusus (Mahendra dan Amung, 1998). Dalam
metode ini siswa diajarkan dengan langkah langkah sebagai berikut:
a. Preview: langkah pertama adalah pemberian semacam contoh. Contoh
ini dapat dilakukan dengan banyak cara, dapat dengan gerakan langsung
dari guru berupa demontrasi, contoh dengan melihat gambar, melihat film.
Berdasarkan contoh yang diberikan ini diharapkan siswa memiliki
gambaran yang jelas tentang materi pembelajaran yang dipelajari.
Dicontohkan anak akan diajarkan cara melakukan shotting dalam bola
basket dari key hole. Guru memberikan contoh dengan benar mengenai
sikap berdiri, pandangan, cara memegang bola, urutan gerakan dari posisi
awal berdiri sampai dengan gerak lanjutan. Contoh dilakuan beberapa
kali agar siswa memiliki kesan dan dapat mememori gerakan yang harus
dilakukan.
b. Pecobaan: dalam tahap ini siswa diberi kesempatan untuk menirukan
model yang telah diberika pada langkah pertama. Siswa diberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencoba dan bertanya. Percobaan
yang dilakukan ini merupakan proses belajar yang diharapkan
memberikan pengalaman secara kinestetik dan psikologis bagaimana
melakukan shotting dari key hole.
c. Review: tahap ini merupakan bagian yang harus dilakukan oleh guru, dan
boleh oleh siswa bila siswa menguasainya. Guru menghentikan aktivitas
percobaan, selama percobaan berlansung, guru mengamati setiap siswa.
Berdasarkan pengamatan tersebut, guru memberikan koreksi berdasarkan
3 - 26 Unit 3
pada tahap berikutnya.
c. Melatih unit-unit: setelah setiap siswa memiliki gambaran yang jelas
setiap bagian keterampilan yang akan dipelajari, kemudian dilakukan
latihan. Latihan diawali dengan gerakan paling awal sampai merangkai
menjadi gerakan yang saling berhubungan. Dapat juga melatih gerakan
dimulai dari gerakan yang paling akhir. Sebagai contoh untuk gerakan
yang dilatihkan dari awal adalah dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok, maka latihan yang pertama dapat dimulai dari latihan awalan.
Setelah awalan dirasa dikuasai maka tahap berikutnya latihan take off,
baru kemudian melayang dan yang terakhir pendaratan. Lain halnya
dengan pembelajaran lompat tinggi gaya flop. Dalam lompat tingi gaya
flop, pembelajaran dapat dimulai dari pendaratan, kemudian take off, dan
yang terakhir awalan. Pembagian materi secara bagian ini tergantung dari
rencana guru, yang terpenting materi tersampaikan, siswa mengerti dan
belajar dengan senang.
d. Sintesis: setelah semua unit tersampaikan baik secara teori ataupun
praktek, kemudian seluruh gerakan digabungkan menjadi satu gerakan
yang utuh. Proses penggabungan ini apabila siswa mempu menguasai
maka berhasillah proses pembelajaran dengan menggunakan metode ini.
3. Metode global-bagian
Metode ini merupakan metode gabungan antara metode keseluruhan
dan metode bagian. Pelaksanaan metode ini sesuai dengan namanya maka
menggunakan kedua metode yang telah dibahas di atas. Adapun
pelaksanaannya dapat diikuti dengan pentahapan berikut:
a. Preview: tahap ini dilakukan sesuai dengan apa yang dilakukan dalam
metode keseluruhan. Siwa diberikan informasi perihal yang dipelajari
secara keseluruhan dari berbagai macam sumber.
b. Percobaan: percobaan yang dilaksanakan dalam tahap ini juga sama
dengan latihan yang dilakukan dalam metode keseluruhan. Praktek
dilaksanakan masih dalam kerangka keseluruhan.
c. Review: mulai dengan tahap ini cara memberikan review dilakukan
penggabungan antara metode keseluruhan dan bagian. Guru memberikan
umpan balik dan koreksi pertama dengan cara keseluruhan, kemudian
ditekankan ke setiap individu bagian-bagian yang masih dirasa kurang.
Sehingga setiap siswa mengalami feed back yang berbeda dan akan
menjalani latihan penyempurnaan yang berbeda pula. Dimungkinkan
siswa yang memiliki kelemahan yang sama akan dikelompokkan dalam
3 - 28 Unit 3
pelajaran digabungkan dari tahap pertama sampai pada tahap teknik yang
terakhir dipelajari.
3 - 30 Unit 3
luasnya untuk memilih jenis keterampilan spesifik namun sesuai dengan
kebutuhannya.
Gaya pengembangan keterampilan mandiri biasanya digunakan
pada situasi dimana guru sangat tertarik untuk memicu siswa agar
memiliki keberanian membuat suatu keputusan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan tugas dan atau dalam situasi yang menuntut pengembangan
keterampilan baru. Tujuan utama penggunaan gaya ini pada dasarnya
untuk menemukan satu jalan keluar dari masalah gerak yang berlaku untuk
suatu kelas.
Contoh: Pelaksanaan gaya mengajar pengembangan keterampilan mandiri
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menghasilkan satu macam
solusi dalam berbagai macam rintangan atau tantangan yang dihadapi siswa.
a. Siswa berdiri di depan matras (atau obyek lain) dan harus pindah ke
seberang matras (sejauh mungkin) dan mendarat dengan baik, tidak
diperkenankan berjalan, lari ataupun jengket-jengket.
b. Siswa akan menemukan satu solusi yang memadai yakni loncat.
c. R i n t a n ga n a t a u t a n t a n ga n ya n g h a r u s d i h a d a p i : c a r a
m e n o l a k , si k a p kaki/tungkai dan tubuh waktu di udara, dan cara
mendarat yang benar.
Gaya pengajaran pengembangan keterampilan mandiri menghasilkan
solusi tunggal untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada.
Misalnya: hambatan apa saja yang harus diatasi sebagai kendala dalam
melempar suatu obyek.
Keuntungan, siswa memiliki kekayaan pengalaman di lapangan yang
memungkinkan pengembangan penalarannya (keterampilan kognitif)
dengan cara belajar melalui aktivitas jasmani (learning by doing), yang
pada gi!irannya mampu meningkatkan kreativitas dan jiwa inovatif.
Kerugian, memerlukan waktu cukup panjang bagi siswa untuk menemukan dan
menciptakan suatu solusi yang tepat, guna mengatasi masalah -masalah
yang dihadapi, disisi lain guru juga memerlukan waktu untuk menyusun
rancangan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa sesuai
dengan tingkat kemampuannya masing-masing.
2. Gaya Pemecahan Masalah (Problem Solving Style)
Ga ya pem ecahan m asal ah t erdi ri at as i nform asi, pem iki ran,
pemi li han dan re spons. Masal ahnya h arus di rancang sehingg a
j awabannya b ukan han ya sat u j awaban. Bi l a demi ki an, ga ya ini
berubah m enj adi gaya yang di sebut dengan discover y t ert untun
3 - 32 Unit 3
3. Gaya Eksplorasi (Exploration Style)
Tugas guru ialah menyiapkan pelajaran, materi, dan petunjuk
umum. Siswa bertugas untuk menentukan sendiri respon yang sesuai,
gaya ini cocok untuk pengayaan gerak dan mengembangkan beberapa
pola gerak untuk ketermpilan khusus (Rusli Lutan, 2004). Gaya ini
menekankan pada pemberian kesempatan kepada siswa agar dapat
berpartisipasi secara maksimal, serta memberi kesempatan seluas-luasnya,
untuk dapat mengembangkan kemampuannya, atas usahanya sendiri,
dan sebaliknya meminimalkan pengaruh guru, serta lebih
berorientasi pada kebutuhan siswa itu sendiri (student centered).
Walaupun gaya ini lebih mirip dengan ga ya pem ecahan m asal ah,
t et api penekanann ya l ebih kepada pengembangan keterampilan yang
sangat beragam dan bukan hanya terbatas pada satu macam keterampilan
saja. Secara tidak langsung gaya seperti ini juga, mampu meningkatkan rasa
percaya diri siswa dan memperkaya pengetahuan dan perbendaharaan
keterampilan siswa. Gaya ini biasanya dipilih oleh guru karena mereka ingin
mengenalkan konsep atau gagasan baru.
Contoh: Pelaksanaan gaya mengajar eksplorasi
G u r u m e m b e r i k an s a t u m a c a m t u ga s k e p a d a s i s w a . S i s w a
h a r u s d a p a t menyelesaikan tugasnya dengan bermacam-macam cara
secara efektif dan efisien. Dalam hal ini siswa dirangsang untuk
mengembangkan daya kreativitasnya ma sing-masing, sedangkan
peranan guru tidak begitu tampak.
Contoh tugas:
1) De n ga n ca r a a pa s aj a s i s wa m en ye b e r an g j em b at a n at a u
bal ok keseimbangan tanpa kehilangan keseimbangan?
2) Guru memberikan suatu alat, kemudian siswa diminta agar dapat
menemukan berbagai macam cara menggunakan alat tersebut untuk
membantu melaksanakan tugas menyeberangi jembatan.
Keuntungannya, yaitu dapat tercapai kemandirian secara alami dan dalam
waktu yang cepat, serta merangsang meningkatnya kreativitas dan sikap sosial
siswa.
Kerugiannya, guru memerlukan waktu cukup lama untuk
mempersiapkan kelengkapan mengajar, terutama untuk tugas umpan balik
oleh siswa.
3 - 34 Unit 3
sambil melaksanakan tugas tersebut harus segera memberikan umpan
balik kepada guru
Kelas dikelompokkan dengan bentuk berpasangan. Dengan
pengelolaan semacam ini, siswa dapat berinteraksi dengan
memberikan umpan balik kepada pasangannya secara langsung.
Dalam hal ini, guru memberikan kertas tugas kepada setiap siswa
untuk diisi dengan hal-hal yang berkaitan dengan umpan balik yang
dilakukan.
Keuntungan, dengan menggunakan gaya ini adalah, kematangan
maupun kemandirian siswa dapat tercapai secara alami dengan proses
yang cepat. Hal ini akan memicu daya kreativitas dan sikap sosial
siswa.
Kerugiannya, adalah guru memerlukan waktu yang cukup
lama untuk mempersiapkan kelengkapan mengajar, terutama untuk
membuat tugas umpan balik yang dilakukan oleh siswa.
5. Gaya Komando (Commando Style)
G a ya m e n g a j a r i n i s e r i n g d i g u n a k a n o l e h g u r u p a d a
masa lalu, dimana gaya ini cenderung berorientasi
k e p a d a kepentingan/kebutuhan guru (Teacher Centered). Gaya
komando adalah pendekatan yang paling bergantung pada guru (Rusli
Lutan, 2004). Guru menyiapkan semua aspek pengajaran. Ia sepenuhnya
bertanggung jawab terhadap pengajaran dan memantau kemajuan belajar.
Kecenderungan penggunaan gaya ini, sebenarnya semata-mata sangat
tergantung dari kepribadian guru itu sendiri. Maka gaya ini terkesan seperti
gaya otoriter.
Hal ini semakin diperjelas dengan kenyataan bahwa semua
kegiatan, mulai dari perencanaan, cara pelaksanaan dan sistem
penilaian disiapkan oleh guru, dan siswa hanya melaksanakan apa yang
diperintahkan oleh guru. Gaya pengajaran seperti ini sebenarnya lebih
cocok untuk memperkenalkan materi ajar baru atau untuk menangani
kelas yang membutuhkan tingkat keterampilan yang tinggi.
Contoh: Pelaksanaan Gaya Komando
Guru memberikan instruksi kepada siswa bagi an per bagian.
Sementara semua siswa mengikuti/melakukan instruksi atau tugas
tersebut bersama-sama. Sementara siswa melaksanakan tugas, guru
melakukan koreksi terhadap kesalahan sambil mengelilingi siswa-siswa
tersebut.
3 - 36 Unit 3
kesulitan juga berjenjang sesuai dengan heterogenitas kelas. Dengan
gaya ini, siswa yang lemah tingkat keteram pilann ya, pada akhi rnya
akan berhasil mencapai tingkat keterampilan yang memadai.
Contoh: Pelaksanaan Gaya Penugasan
Tahap I
Tugas dipecah menjadi beberapa bagian tugas untuk memberi kesempatan
kep ada si swa da l a m m el aksanakan t ugasn ya m enu rut
kem am puan dan keterampilan masing-masing. Setiap siswa membuat
catatan pribadi mengenai kemajuan masing-masing.
Tahap II
Guru m em beri kan tugas berdasarkan tingkat keterampilan
dan kemampuan siswa. Hal seperti ini sangat sesuai untuk
pembelajaran keterampilan senam, dimana keterampilan individu siswa
sangat heterogen dan siswa dapat membuat keputusan tentang apa
yang sebaiknya dilakukan.
Tahap III
Guru memberikan tugas yang lebih kompleks dengan cara
memberikan perintah melalui serangkaian gambar agar direspon oleh
siswa melalui tindakan (gerak) sesuai dengan tugas dalam gambar
tersebut. Tugas kali ini harus dilakukan secara mandiri sampai tuntas.
Segala keputusan ada pada diri masing-masing siswa.
Keuntungan, mempercepat proses pengembangan keterampilan
intelektual melalui perkembangan apresiasi dan keterampilan psikomolor.
Kerugian, menyita waktu, tenaga dan pikiran guru dalam membuat persiapan
mengajar termasuk menyusun tugas dengan pentahapannya.
D. Memberikan Bantuan
Secara kodrati tiap individu memiliki perbedaan kemampuan. Perbedaan
tersebut tidak hanya meliputi karakteristik fisik, melainkan juga termasuk menerima
materi pembelajaran. Tidak semua anak didik dapat melakukan tugas-tugas gerak
sesuai dengan apa yang diharapkan guru.
Sebagian siswa dapat melakukan tugas gerak dengan hanya sekali penyajian
informasi, sebagian lagi menemukan kesulitan. Sementara itu, perhatian guru harus
diberikan kepada semua anak didik dengan kualitas yang sama. Namun guru
harus memberikan perhatian dan bantuan kepada siswa yang masih melakukan
berbagai kesalahan gerak.
Bantuan kepada anak didik yang belum dapat melakukan tugas-tugas gerak
Latihan
Untuk memperdalam tingkat pemahaman Anda terhadap materi yang telah
tersaji, kerjakan latihan berikut ini!
Susunlah Rencana Pengajaran (RP) Pendidkan Jasmani cabang olahraga yang
Anda kuasai (bebas) dengan menggunakan metode pembelajaran progresif.
Kemudian diskusikan dengan teman sejawat Anda RP yang telah Anda susun!
3 - 38 Unit 3
Petunjuk Jawaban Latihan:
Format Rencana Pengajaran Pendidikan Jasmani dimulai dari Pendahuluan,
Inti dan diakhiri dengan Penutup.
Sertakan rencana tiap unit dari pembelajaran progresif
Tunjukkan kunci bagian gerak inti dalam belajar yang merupakan bagian
yang paling penting yang menjadi subunit pembelajaran, sertakan dari bagian
mana pelajaran mengalami pengulangan dan penggabungan.
Pilihlah minimal dua (2) gaya pembelajaran yang telah dipelajari.
Rangkuman
Pelaksanaan Rencana pengajaran dikatakan berhasil apabila yang
telah direncanakan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Indikator-
indikator bahwa pembelajaran berhasil dapat dilihat pada: kesungguhan siswa
dalam belajar, pembelajaran berlangsung dengan gembira, aktivitas fisik
dilakukan dalam batas intensitas yang direkomendasikan, siswa mendapatkan
sesuatu yang baru (keterampilan, pengalaman baik kognitif, afektif ataupun
psikomotor).
Gaya mengajar merupakan cara yang dipilih oleh guru untuk
menyampaikan materi kepada siswa. Gaya mengajar merupakan jembatan
komunikasi antara bahan ajar/materi, guru ke siswa. Ada 6 gaya mengajar:
yang pertama, gaya pengembangan keterampilan (Guided Discovery Style),
kedua, pemecahan masalah (Problem Solving) ketiga, eksplorasi (exploration
style), keempat, umpan balik (reciprocal style), kelima, komando
(Commando style), dan keenam, penugasan (Task style).
Keenam gaya mengajar tersebut diharapkan dipahami dan dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar. Tidak ada gaya mengajar yang
nomor satu. Dari beberapa gaya mengajar yang ada semestinya digunakan
dan disesuaikan dengan siswa, bahan ajar, situasi ataupun sarana dan
prasarana yang ada.
3 - 40 Unit 3
D. Seluruh rangkaian pembelajaran sampai dengan evaluasi memperhatikan
dan mempertimbangkan dengan seksama kemampuan dan kebutuhan
pertumbuhan siswa.
Tes Formatif 2
1. A. kenaikan denyut nadi antara 100-120/menit dan berkeringat
2. D. variasi dan kualitas gerakan
3. B. problem solving
4. B. pemanasan, latihan inti, penutup/pendinginan
5. D. seluruh rangkaian pembelajaran sampai dengan evaluasi memperhatikan
dan mempertimbangkan dengan seksama kemampuan dan kebutuhan
pertumbuhan siswa
3 - 42 Unit 3
Daftar Pustaka
Agus Mahendra dan Amung Ma’mun. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran
Motorik. Bandung: CV. Andira.
Afektif : Segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkah lalu dan tolok
ukur untuk melihatnya adalah norma.
Denyut nadi : Merupakan persentasi dari denyut nadi maksimal dengan
latihan aturan tertentu dapat dikatakan bahwa seseorang telah berada
pada daerah latihan misalnya untuk latihan erobik di atas 50
sampai 75% dari maksimal.
Denyut nadi : Denyut nadi yang dicapai apabila melakukan latihan maksimal
maksimal dan dapat dihitung dengan rumus baku: 220-umur.
Fisik-motorik : Berhubungan dengan kemampuan tubuh dalam kaitannya
dengan gerakan.
Fisiologis : Kata sifat yang menerangkan bahwa hal tersebut berhubungan
dengan fisik atau badan.
Heterogenitas : Suatu keadaan yang bersifat komplek atau bermacam-macam.
Instrumen : Alat atau apapun yang dapat dipergunakan untuk melakukan
sesuatu (pengukuran, pengetesan).
Inovatif : Karya baru yang sifatnya memperbaiki atau penggabungan
dari yang sudah ada sehingga menjadi lebih baik.
Kognitif : Identik dengan kemampuan yang bersifat penalaran.
Kreativitas : Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang lain dari yang
sudah ada.
Kecepatan : Suatu ukuran yang dapat diukur dengan satuan meter per
detik, atau menempuh jarak tertentu diukur dengan satu satuan
waktu.
Kelincahan : Kemampuan untuk memindahkan sesuatu dengan cepat.
Kompetitif : Sesuatu yang berhubungan dengan menang kalah.
Keseimbangan : Kemampuan untuk menjaga tubuh dalam keadaan stabil
dalam keadaaan yang tidak stabil.
Kooperatif : Kerjasama.
Koordinasi : Kemampuan untuk melakukan gerakan yang memerlukan
kerjasama berapa bagian tubuh contoh koordinasi jalan
menyamping.
Lokomotor : Gerak yang memerlukan perpindahan dari satu titik ke titik
yang lain, atau gerak yang membutuhkan perpindahan subyek
3 - 44 Unit 3
dari satu tempat ke tempat lain.
Metode : Cara untuk melakukan sesuatu agar dapat mencapai tujuan.
Metodik- : Cara-cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
didaktik
Non-lokomotor : Gerakan yang dilakukan dengan tanpa adanya perpindahan
dari satu titik ke titik lain, dengan kata lain subyek tidak perlu
berpindah tempat.
Pembelajaran : Kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung pada
suatu waktu.
Pendidikan : Kegiatan belajar mengajar dimana tubuh adalah komponen
Jasmani utama yang menjadi pusat perhatian.
Pertumbuhan : Suatu hal yang berhubungan dengan bertambah besar
ukurannya, menjadi lebih besar, panjang, lebar atau berat,
dalam diri manusia berarti tambah besar, tambah tinggi.
Perkembangan : Peningkatan sesuatu hal berhubungan dengan kurun waktu,
secara mata telanjang sulit untuk dilihat tetapi dapat
dirasakan. Contoh perkembangan anak-anak menjadi remaja.
Psikologis : Segala sesuatu yang berkaitan dengan jiwa atau yang bersifat
kejiwaan.
Psikomotor : Psikologis dan motorik merupakan ranah dalam pendidikan
dimana lebih menitikberatkan pada unsur kemampuan
seseorang untuk mempelajari, meniru, berkreasi ataupun hal
yang lain yang berhubungan dengan gerak tubuh.
Simpul-simpul : Merupakan jaringan tubuh yang bertugas mengontrol gerakan.
saraf
Sosiologis : Segala hal yang bersifat sosial dan berkaitan dengan
hubungan antar manusia.
Trial-Error : Merupakan salah satu cara dalam mempelajari sesuatu, atau
metode belajar dengan mencoba dan mencoba dan belajar dari
kesalahan.
Waktu reaksi : Kemampuan untuk melakukan gerakan pertama berdasarkan
sinyal yang telah diberikan.
Pendahuluan
D alam upaya untuk memahami isi dari bahasan ini lebih mendalam harus
memperhatikan sifat dari bahan yang ada. Dalam unit ini akan dibahas yaitu
yang pertama bersifat teoritik pengetahuan, yang kedua bersifat praktek. Untuk
materi yang bersifat teori, Anda disarankan untuk memperbanyak diskusi dengan
teman dan menanyakan kepada pengajar Anda. Lain halnya dengan bahan yang
bersifat praktek Anda harus memahami secara teori terlebih dahulu, kemudian
melihat model yang ditunjukkan oleh pengajar (dapat berupa video ataupun contoh
langsung), kemudian lakukan praktek dan saling mengoreksi. Dalam unit ini akan
dibahas sedikit sejarah, pengertian, serta bahasan mengenai nomor-nomor dalam
atletik.
Cabang olahraga yang banyak menyediakan medali bagi kontingen yang
memiliki tim yang kuat adalah atletik. Mengapa demikian? Seperti halnya yang telah
diketahui cabang atletik memiliki cabang lari, jalan, lompat dan lempar. Dari setiap
nomor tersebut masih ada pembagian nomor-nomor. Nomor-nomor ini dapat berupa
nomor individu dan beregu. Secara lengkap atletik memiliki 24 nomor untuk putra
dan 23 nomor untuk putri.
Nomor individu di antaranya nomor 100 m, 200m, 400m untuk sprint,
ataupun nomor lempar dan lompat. Nomor beregu yaitu lari sambung/estafet.
Beberapa nomor jalan seperti jalan 5000m dan 1000 m adalah nomor individu lain
yang sering dipertadingkan dalam PON ataupun event olahraga antar negera.
Kegiatan berjalan, berlari, melompat dan melempar telah dilakukan manusia
sejak dahulu. Kegiatan tersebut merupakan keterampilan dasar untuk bertahan
hidup. Dalam perkembangannya karena manusia pada dasarnya senang bermain dan
4 - 2 Unit 4
Subunit 1
Pengertian dan Sejarah Atletik
D alam subunit ini akan disajikan pengertian atletik dan sejarah atletik. Setelah
mempelajari subunit ini, Anda diharapkan mampu menguasai dan dapat
menjelaskan tentang:
1. Pengertian atletik;
2. Teknik Gerak Berjalan;
3. Teknik gerak dasar lari.
Setelah mempelajari dengan seksama subunit ini diharapkan secara operasional Anda
dapat dengan sungguh-sungguh:
1. memahami pengertian atletik dan dapat memberikan ilustrasi kepada siswa
mengenai sejarah atletik dan menanamkan pengertian atletik;
2. memahami dan dapat memberikan contoh gerak berjalan yang benar secara
nyata, dan membedakan antara gerak dalam jalan biasa dan gerak dalam jalan
perlombaan;
3. memahami dan dapat mempraktekkan gerakan dasar lari untuk perlombaan dan
mengerti macam-macam nomor lari dalam perlombaan.
Langkah yang harus Anda lakukan agar menyerap bahan ajar secara mendalam,
yaitu:
1. Pahami teori yang harus dipahami dan berdiskusilah dengan pengajar dan
teman Anda
2. Pahami ilustrasi yang ada dan carilah model yang dapat dijadikan contoh.
3. Lakukan praktek mandiri dan lakukan tugas mandiri yang ada pada akhir
bahasan.
A. Definisi Atletik
Atletik diartikan sebagai aktivitas jasmani yang kompetitif/dapat diadu,
meliputi beberapa nomor-nomor yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak-dasar
manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar (Suyono, 1993). Atletik
merupakan jenis olahraga, meliputi berbagai macam pertandingan dengan keahlian
yang berbeda-beda, namum, yang pokok ada dua jenis yaitu track dan field. Track
terdiri dari lari jarak dekat, jarak sedang, relay dengan rintangan, dan lari-lari. Field
meliputi melempar dan melompat (Rud Midgley, 2000). Istilah atletik berasal dari
kata athlon atau athlum, bahasa Yunani. Kedua kata tersebut mengandung makna:
4 - 4 Unit 4
Secara ringkas nomor-nomor atletik yang diperlombakan dibagi ke dalam 4
kelompok, yaitu:
a. Nomor jalan, yang terdiri dari jarak: 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km.
b. Nomor lari, yang terdiri dari:
1) Lari jarak pendek (sprint): 100 m , 200 m, 400 m
2) Lari jarak menengah (midle distance): 800 m, 1500 m
3) Lari jarak jauh (long distance): 3000 m, 5000 m, 10.000 m
4) Lari marathon: 42.195 km
5) Lari khusus: lari gawang 100 m, 110 m, dan 400 m , dan lari halang
rintang 3000 m
6) Lari estapet: 4 x 100 m, dan 4 x 400 m
c. Nomor lompat: lompat jauh, jangkit, tinggi dan lompat tinggi galah
d. Nomor lempar: lempar lembing, cakram, lontar martil, dan tolak peluru.
4 - 6 Unit 4
contact with the ground all the time (IAAF, 1990). Ini dapat diartikan bahwa
berjalan disyaratkan salah satu kaki harus selalu bersentuhan dengan tanah
dalam setiap melakukan langkahnya.
Seperti halnya dengan jalan pada jalan biasa, pada jalan dalam
perlombaan kaki menekan dengan lebih kuat. Tungkai melangkah ke depan
semaksimal mungkin sampai pada batas kemampuan jangkauan melangkah.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa kaki dan tumit selalu dalam keadaan
vertikal, dan gerakan ini dipertahankan dengan irama tetap. Teknik berjalan
dijaga agar kedua kaki mengalami saat bersamaan menyentuh tanah. Bahu
rileks dan gerakan lengan mengikuti gerakan dari pinggul dengan sudut siku
kurang lebih 90 derajat. Olahraga ini memerlukan tingkat kelentukan yang
tinggi pada bagian articulasio coxe.
Untuk lebih mudah dipahami bagaimana melakukan gerak jalan cepat
telah disusun sebagai berikut:
1) Angkat paha kaki ayun ke depan lutut.
2) Tungkai bawah bergantung rileks sambil mengayun paha ke depan.
3) Tungkai bawah ikut terayun ke depan sehingga lutut menjadi lurus.
4) Saat mendaratkan kaki ke tanah terlebih dahulu bagian tumit kaki.
5) Bersamaan dengan mengangkat tumit, ujung kaki tumpu lepas dari tanah,
diganti dengan kaki ayun.
6) Posisi badan atas saat melangkah ditandai dengan posisi kepala,
punggung, dada, pinggang, hingga tungkai bawah sedikit condong ke
depan.
7) Siku dilipat 900 ayunan lengan kiri ke depan bersamaan dengan kaki
kanan.
Koordinasi gerakan dilakukan antara lengan kiri, bersamaan dengan kaki
kanan, dan lengan kanan bersamaan dengan kaki kiri.
4 - 8 Unit 4
C. Teknik gerak dasar lari
Lari adalah suatu event atletik, yang sekaligus adalah event dasar olahraga
atletik (Hans Katzenbogner, Terjemahan, 1996). Teknik dalam lari dapat dilihat
sebagai berikut: Support, Flight, Support, Fligh, dalam gambar sebagai berikut:
Fase gerak dalam lari dapat ditinjau dari tiga tahap: fase dorongan, fase
pemulihan, dan fase dukungan (Suyono, 1993). Fase dorongan dimulai sejak titik
pusat gravitasi pelari bergerak melampaui kaki penopang dan berakhir pada saat kaki
lepas meninggalkan tanah. Pada saat titik-pusat gravitasi bergerak ke depan, kaki
penopang berubah fungsi sebagai kaki-pendorong atas bantuan gerak meluruskan
pada pinggang, lutut dan mata-kaki. Pada saat kaki menyapu ke belakang, pinggang
ini didorongkan ke depan. Pada saat yang sama, kaki yang lain dibengkokkan dan
bergerak ke depan dan ke atas menimbulkan suatu tekanan ganda. Pelurusan kaki-
pendorong maksimum terjadi bersamaan waktu dengan pengangkatan paha setinggi-
tingginya dari kaki yang bebas. Kaki pendorong lepas meninggalkan tanah dengan
mata kaki yang diluruskan penuh dan kaki diturunkan pada ujung jari-jari kaki.
Kedua lengan bergerak memberikan keseimbangan terhadap gerakan kaki
dalam gerak refleks yang wajar. Titik maksimum gerakan ini bersamaan dengan
gerak-akhir daya dorong, sehingga pada saat siku berada titik jauh di belakang, lutut
kaki yang berlawanan mencapai titik tertinggi dan kaki yang lain menyelesaikan
gerak meluruskan. Kedua lengan yang dibengkokkan pada dasarnya berayun ke
depan dan belakang, dengan sedikit gerakan ke arah garis tengah tubuh pelari. Siku
membentuk sudut 90 derajat pada saat mengayun ke depan tetapi boleh sedikit
dibuka pada titik tengah ayunan ke belakang, dalam lari cepat namum relaks, dengan
cara lengan diturunkan sedikit rendah. Bahu dan tangan dalam keadaan relaks,
dengan jari-jari tangan sedikit menggenggam dan ibu-jari di atas. Intensitas gerakan
lengan dan kaki tergantung pada kecepatan lari. Biasanya tubuh sedikit condong ke
depan, ini berbanding langsung dengan jumlah percepatan dan tidak dipegaruhi oleh
kecepatan sebenarnya.
4 - 10 Unit 4
Gambar 4.4 Contoh Kegiatan dan Permainan Lari
(Hans Katzenbogner, 1996)
4 - 12 Unit 4
4) Gerakan lengan
Jari-jari tangan dikepalkan atau dibuka rapat dan relaks. Ayunan
tangan harus dikoordinasi dengan gerakan kaki. Pada saat kaki kiri
melangkah ke depan, maka tangan kiri harus berada di belakang.
Demikian sebaliknya pada saat kaki kanan melangkah ke depan, maka
tangan kanan harus berada di belakang. Demikian pula langkah-
langkah selanjutnya.
4 - 16 Unit 4
4. Jagalah mata kaki (ankle) kokoh pada saat mendarat dan lakukan
gerakan aktif sambil melakukan lari selanjutnya.
5. Usahakan terus badan condong sedikit ke depan dan dalam rangka lari
menjauhi gawang.
6. Gunakan kedua belah tangan dan kaki yang bebas untuk membuat
langkah-lari pertama yang kuat dan cepat (Suyono, 1993).
Latihan
Agar proses pembelajaran benar-benar dapat dipahami maka disarankan untuk
mengamati anak yang sedang bermain di halaman dan dianalisis apakah gerakan
mereka sudah sesuai dengan gerak jalan, lari. Tanyakan dengan anak-anak tersebut
perbedaan antara jalan dan lari. Diskusikan dengan teman mengenai cara anak-anak
berjalan dan berlari.
4 - 18 Unit 4
Rangkuman
Tes Formatif 1
Pilihlah dari beberapa alternatif jawaban, yang menurut Anda merupakan
alternatif jawaban yang paling tepat!
1. Yang termasuk dalam nomor sprint adalah lari ....
A. 100 m
B. 400 m
C. 1500 m
D. 3000 m
2. Yang termasuk lari jarak menengah adalah....
A. 100 m
B. 200 m
C. 400 m
D. 3000 m
3. Berikut adalah nomor dalam jalan cepat ....
A. 1500 m
B. 5000 m
C. 800 m
D. 400 m
4. Perbedaan mendasar antara teknik berlari dan berjalan adalah ....
A. saat recovery
B. saat kedua kaki mendorong
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif unit 4 yang
terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian
konfirmasikan dengan rumus tingkat penguasaan materi di bawah ini.
4 - 20 Unit 4
Subunit 2
Lempar dan Tolak
4 - 22 Unit 4
1. lempar lembing
Lempar lembing menurut IAAF dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar a
T
Approach Step 1 1 Step 2 1 Step 3 Step 4 Step 5 Throw Recovery
Drive
Gambar 4.14 a.b Teknik Gerak Lempar Lembing (IAAF, 1990)
4 - 24 Unit 4
Versi pertama tampak gambaran urut-urutan melempar lembing,
kelemahan dalam gambar pertama kurang begitu jelas langkah-langkah
yang harus dilakukan. Dalam gambar kedua, orang awam dapat dengan
mudah memahami dan meniru gambar tersebut. Dalam gambar tersebut
telah terbagi dalam fase-fase yang dapat dijadikan sebagai petunjuk atupun
arahan yang jelas.
Hal hal yang harus dihindari dalam lempar lembing sebagai berikut:
a. Memegang lembing terlalu tegang.
b. Melompat tinggi pada saat langkah lempar terakhir.
c. Membuat/memutar kaki keluar kanan pada waktu lari awalan.
d. Memutar bahu ke depan terlalu cepat pada saat melepaskan lembing
e. Pada saat melepaskan lembing, pinggang dipatahkan dan bahu
diturunkan.
f. Membengkokkan lengan pelempar dengan menurunkan siku.
g. Menempatkan kaki depan di tanah terlalu jauh ke samping kiri.
h. Menurunkan lengan pelempar dan menariknya memutar lebar ke
samping.
Hal-hal yang diutamakan dalam lempar lembing sebagai berikut:
a. Peganglah lembing memanjang lengan dengan jari-jari melingkar tali
pegangan.
b. Gunakan kaki untuk menambah gerak menambah gerak momentum
ke dapan pada saat langkah lempar terakhir.
c. Larilah lurus pada waktu melakukan lari awalan.
d. Pertahankan lengan pelempar dan bahu ke belakang sampai saat
terakhir.
e. Tahanlah sisi kiri dan berputar-poroslah di atas kaki depan.
f. Luruskan lengan pelempar sampai lengan berhenti; kemudian putarlah
dan angkat siku dengan telapak tangan menghadap atas.
g. Pertahankan siku selalu tinggi dan melempar/melepaskan lembing di
atas bahu kanan.
4 - 26 Unit 4
menyulitkan, terutama dalam sikap memegang dan melepaskan cakram. Serta
ketepatan arah lemparannya. Seperti pada alat lempar lainya, guru
hendaknya secara teratur memeriksa semua peralatan yang diperlukan dalam
pembelajaran ini. Untuk menjaga, keamanan seharusnya pinggiran cakram
harus halus tanpa goresan. Apabila guru menggantinya dengan alat bantu
pembelajaran, alat itu juga harus aman dan dirancang untuk dapat digunakan
secara berulang-ulang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipahami dalam
lempar cakram adalah karakteristik gerak dasar dari melempar cakram.
Pegangan dan putaran. Cakram dipegang dengan menggunakan buku-
buku jari tangan. Sebelum melempar mengambil posisi menghadap lapangan
dengan kedua kaki dibuka selebar bahu. Teknik melempar dalam lempar
cakram merupakan pemanfaatan dari gaya memutar cakram dengan lengan
dan diikuti seluruh badan. Proses badan berputar dan perpindahan berat
badan pada waktu akan melempar merupakan langkah proses yang kontinu.
Tidak ada gerakan yang terputus dari awalan sampai dengan melempar.
Putaran arah lemparan dalam lempar cakram adalah mengikuti arah jarum
jam.
Pagangan cakram dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Posisi melempar diawali dengan posisi power position, posisi ini akan
sangat menentukan hasil lemparan. Posisi ini adalah saat kaki tumpu di
belakang bersama dengan tangan yang membawa cakram. Berat badan
berada pada kaki tumpu, apabila ditarik garis lurus, ujung tumit kaki tumpu
dan ujung jari depan kaki yang di depan adalah arah lemparan.
Pada saat posisi pada posisi melempar, tangan, bahu, pinggul, dan
reaksi hentakan kaki dari tanah secara simultan menghentak berputar yang
4 - 28 Unit 4
e. Mendaratlah dengan kaki kanan di titik pusat lingkaran dan kaki kiri
sedikit ke kiri dari garis lempar.
f. Mendaratlah tinggi atas jari-jari kanan dan berputar dengan aktif di
atasnya.
g. Bila kedua kaki ada di tanah, titik pusat gravitasi berada di antara ke
dua kaki dan bertahan dengan kaki depan.
h. Saat tarikan tangan adalah pada waktu bahu segaris dengan pinggang
(Suyono, 1993).
3. Tolak Peluru
Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolakkan
benda berupa peluru sejauh mungkin. Sesuai dengan namanya, tolak, bukan
lempar, alat itu ditolak atau didorong dengan satu tangan, mula-mula alat
diletakkan dipangkal bahu. Ini berarti, siswa yang postur tubuhnya tinggi dan
besar, berpeluang lebih besar untuk menjadi juara. Akan tetapi, tidak semua
murid yang berpostur tubuh tinggi dan besar, akan dapat menolak peluru
dengan baik. Pencapaian prestasi tolakan peluru membutuhkan koordinasi
ketangkasan dan ketepatan waktu, kecepatan melempar, disamping kekuatan.
Dalam keterampilan tolak peluru, ada dua cara awalan yang dapat dilakukan,
yaitu awalan menyamping dan awalan mundur. Teknik awalan menyamping
sudah diajarkan ditingkat SD.
Untuk tingkat SLTP akan digunakan teknik awalan mundur. Teknik
awalan mundur disebut juga awalan membelakangi arah tolakan. Awalan ini
juga dikenal pula dengan nama Gaya O’ Brien, karena yang pertama kali
melakukannya atau memperkenalkan adalah atlit bernama Feery O’Brien.
Gaya inilah yang menghasilkan tolakan yang paling jauh dibanding awalan
lainnya. Paparan lebih rinci yang mengenai karakteristik gerak dasar awalan
mundur adalah sebagai berikut:
a. Cara Memegang Peluru
1) Peluru diletakan pada pangkal jari-jari ditelapak tangan.
2) Jari telunjuk, jari tengah, dan jari kelingking merupakan titik tolakan
yang utama dan membantu proses lontaran.
3) Jari-jari ini tidak boleh berjauhan, jari kelingking dan ibu jari menjaga
kedudukan agar tidak bergeser, atau jatuh, kemudian peluru
diletakkan di depan bahu.
4) Sikut diangkat setinggi bahu, dan peluru bagian atas sedikit menempel
pada tulang rahang bawah.
4 - 30 Unit 4
Preparation Glide Throw Recovery
4 - 32 Unit 4
Gambar 4.19. Permainan Lompat (Hans Katzengoner, 1996)
Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin untuk memperoleh
hasil yang maksimal, pelompat dapat melakukannya dengan berbagai gaya, yaitu
terlihat dalam gambar singkat sebagai berikut:
4 - 34 Unit 4
maksimal, biasanya awalan berjarak antara 30-40 meter. Latihan
kecepatan awalan dapat dilakukan dengan latihan-latihan sprint 10-20
meter yang dilakukan berulang-ulang. Panjang langkah, jumlah langkah,
dan kecepatan berlari dalam mengambil awalan, harus selalu sama.
Menjelang tiga sampai empat langkah sebelum balok tumpu, seorang
pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan
dengan kuat, tanpa mengurangi kecepatan.
b) Tumpuan atau tolakan
Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan
dan melayang. Ketepatan pada balok tumpu serta besarnya tenaga tolakan
yang dihasilkan oleh kaki, sangatlah menentukan bagi pencapaian hasil
lompatan. Oleh sebab itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu
dapat dilakukan dengan membiasakan jumlah langkah sebanyak 5 hingga
7 langkah. Tumpuan kaki dapat dilakukan dengan kaki kiri maupun kaki
kanan, tergantung pada kaki mana yang lebih kuat dan lebih dominan.
Pada waktu menumpu, badan condong ke depan, titik berat badan harus
terletak agak ke depan. Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu
secara tepat pada balok tumpu, segera diikuti dengan gerakan kaki yang
diayunkan ke arah depan atas, dengan sudut tolakan berkisar antara 40-50
derajat.
c) Melayang (sikap badan saat di udara)
Setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka dengan posisi
badan condong ke depan ia terangkat melayang di udara, bersamaan
dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi
dan jauhnya lompatan, ia harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya
dan secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam
keadaan rileks (tidak kaku), kemudian dilakukan gerakan-gerakan sikap
tubuh di udara (waktu melayang). Posisi langkah pada waktu di udara
berlangsung setelah kaki tolak menolakkan kaki pada balok tumpuan,
kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat
badan ke atas. Selanjutnya, diikuti kaki tolak menyusul kaki ayun. Pada
saat melayang, kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan dalam
sikap menjongkok. Keadaan ini harus dapat dipertahankan, sebelum
pelompat melakukan pendaratan.
d) Pada waktu mendarat
Pelompat harus menjulurkan kedua belah tangan sejauh-jauhnya ke
muka dengan tidak kehilangan keseimbangan badannya, supaya tidak
4 - 38 Unit 4
Gambar. 4.23. Teknik Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (IAAF, 1990)
Beberapa teknik dalam lompat tinggi diringkas dalam gambar sebagai berikut:
Secara berurutan dari kiri; lompat secara langsung, gaya gunting, gunting
gaya timur, gaya straddel, guling gaya barat, gaya flop. Setiap teknik atau gaya
mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Lompat tinggi merupakan nomor individu dengan memperlombakan sejauh
mana pelompat dapat melampaui mistar. Dalam lompat tinggi, ketinggian
lompatan ditentukan oleh jumlah tiga ketinggian yang tidak bisa dipisahkan,
4 - 40 Unit 4
memutar punggung terhadap mistar lompat dihasilkan oleh keduanya,
oleh kaki bebas ditarik ke dalam menyilang badan oleh kaki penolak
memutar menghadap suatu garis yang lebih pararel dengan mistar lompat.
Kedua lengan didorongkan ke atas sekuat-kuatnya dan sendi bahu dalam
gerakan mengangkat ini. Ada sedikit gerak memilin antara bahu dan
pinggang, dengan bahu dan muka diputar sedikit terhadap mistar.
c. Fase Melayang
Pada fase titik tinggi lompatan, atlet telah memutar sedemikian
sehingga punggungnya menghadap mistar lompat. Kedua kaki tergantung
rileks, ditekuk dan sedikit terpisah. Pinggang terangkat,menghasilkan
sikap melengkung yang khas.
Pada ketinggian mistar, badan terus berotasi memutar bagian atasnya
melintang. Kepala dan bahu diturunkan ke arah matras pendaratan
kemudian segera sesudah pingang melewati mistar, kepala melewati atas
dan kaki yang saat ini bengkok adalah diangkat. Melewati mistar yang
terakhir dilakukan dengan pertama mengangkat lutut kemudian segera
meluruskan kaki. Pendaratan dilakukan dengan punggung dan kaki terus
bergerak ke belakang.
Berdasarkan gambar di atas dapat dianalisis bahwa fase dalam lompat tinggi
gaya flop dapat dibagi atas empat (4) fase; approach (awalan sampai langkah
a)
Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
b)
Lakukan langkah akhir cepat.
c)
Ciptakan angkatan vertikal pada saat bertolak/take off.
d)
Dorong bahu dan lengan ke atas pada saat bertolak.
e)
Turunkan kepala dan angkat pinggang di atas mistar.
f)
Habiskan gerak angkatan secara maksimal sebelum memulai gerak
rotasi/memutar.
g) Angkatlah kaki dan kemudian luruskan dengan cepat segera setelah
pinggang melewati mistar (Suyono, 1993: 73).
2) Gaya guling (straddle)
Gaya ini dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
4 - 42 Unit 4
Gaya guling sering disebut juga dengan gaya anjing kencing. Diberi
nama anjing kencing karena pada waktu melakukan pendaratan melakukan
sikap seperti anjing yang sedang kencing. Dalam lompat tinggi gaya ini
terbagi atas awalan, tolakan, sikap tubuh di atas mistar dan pendaratan.
a. Awalan
Awalan dilakukan dengan mengambil tempat menyamping kira-kira
35-45 derajat. Langkah dalam melakukan awalan selalu ganjil. Cara
mengukur jumlah langkah awalan dihitung mundur dari tempat
melakukan tolakan.
b. Tolakan
Tolakan pada lompat tinggi gaya guling dengan menggunakan kaki
tumpu bagian dalam dan kaki ayun bagian luar. Berbeda dengan kaki
tumpu pada lompat tinggi gaya flop. Pada gaya flop kaki tumpu adalah
kaki bagian luar dan kaki ayun bagian dalam. Pada waktu melakukan
tumpuan dan menolak pada gaya guling kaki ayun langsung melangkah
ke atas untuk melompati mistar.
c. Sikap tubuh di atas mistar
Tubuh di atas mistar dimulai setelah kaki ayun melangkah
bersamaan dengan tolakan kaki tumpu menolak. Saat ada dorongan
dari kaki tumpu badan dengan cepat dibalikkan serta kepala tunduk.
Posisi pantat lebih tinggi dari pada pundak dan kaki tolak dilipat,
kemudian digerakkan dari samping ke atas. Saat tangan kanan dan
kepala berada di bawah mistar, tangan kiri diayunkan dan dilipat di atas
punggung supaya tidak menyentuh mistar.
d. Mendarat
Bagian tubuh yang pertamakali mendarat adalah kaki ayun dan kedua
tangan. Dengan pendaratan yang seperti ini, maka lompat tinggi model
ini sering disebut lompat tinggi gaya anjing kencing.
3) Gaya gunting
Mekanisme palaksanaan lompat tinggi gaya gunting dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gaya ini dinamakan gaya gunting karena gerakan tungkai pada waktu
melompati mistar seperti gerakan menggunting. Berdasakan gambar di atas,
lompat jauh gaya gunting dapat dijelaskan menjadi tiga tahap. Tahap pertama
adalah tahap awalan terdiri atas lari awalan diakhiri dengan langkah terakhir
dengan langkah panjang dan merendahkan diri untuk mendapatkan tolakan
yang tinggi. Kaki tumpu adalah kaki bagian dalam dan kaki ayun adalah kaki
bagian luar. Setelah melakukan tolakan, kaki yang bertugas sebagai kaki ayun
langsung naik ke atas melewai mistar bersama tubuh bagian atas. Kemudian
kaki tumpu naik mengikuti gerakan kaki ayun melewati mistar dengan
melakukan penekukan maksimal ke balakang untuk menghindari mistar. Sikap
tubuh di atas mistar adalah telungkup dan mistar berada di bawah pangkal
paha. Setelah melewati mistar, gerakan selanjutnya adalah gerakan pendaratan.
4 - 44 Unit 4
Pendaratan dilakukan dengan kaki ayun terlebih dahulu diikuti kedua tangan
dan kaki tumpu tetap dalam keadaan terangkat.
Secara umum hal-hal yang harus dihindari pada waktu melakukan lompat
tinggi adalah:
a) Memperpendek langkah akhir.
b) Mencondongkan badan ke arah mistar-lompat pada saat bertolak.
c) Angkatan (ke atas) tidak sempurna dari kaki bebas.
d) Mengangkat kaki penolak tanpa membengkokkannya.
e) Melengkungkan badan ke belakang dan mengangkat kepala pada waktu
melewati mistar.
f) Putaran/rotasi pinggang untuk memutari mistar-lompat tidak cukup.
Hal-hal yang harus diperhatikan/dilakukan pada waktu melakukan lompat
tinggi antara lain:
a) Memperpanjang langkah akhir dan merendahkan titik-pusat gravitasi.
b) Bertolak dan angkat badan secara vertikal dengan gerakan lengan yang
benar.
c) Ayunan kaki bebas tinggi-tinggi.
d) Tekuklah kaki penolak pada saat diangkat (ke atas).
e) Rendahkan kepala dan bahu pada saat melampaui mistar.
f) Buka keluar dengan kaki penolak untuk melampaui mistar (Suyono,
1993).
Latihan
Rangkuman
Berdasarkan atas pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
untuk semua nomor lompat dan lempar, fase melakukan gerakan dapat
dikelompokkan menjadi: fase awalan, power position, fase inti
(lompat/lempar) dan akhiran atau gerak lanjutan. Dalam nomor lari
dibedakan atas jarak yang ditempuh sehingga nomor lari dibedakan atas lari
jarak pendek, menengah dan jauh. Dilihat dari berbagai macam teknik yang
ada ini membuktikan bahwa tidak ada teknik yang kekal dan mengapa dikaji
masalah teknik dan pembahasan.
Tes Formatif 2
Pilihlah dari beberapa alternatif jawaban, yang menurut Anda merupakan
alternatif jawaban yang paling tepat!
1. Berikut adalah salah satu gaya dalam lompat tinggi yaitu ....
A. walking in the air
B. straddle
C. hanging in the air
D. standing broad jump
2. Sudut lemparan dalam lempar lembing yang akan mengahasilkan lemparan yang
terjauh adalah ....
A. 50 derajat
B. 45 derajat
C. 55 derajat
D. Kurang dari 45 derajat
3. Kegunaan olahragawan mempelajari teknik adalah untuk ....
A. mengikuti trend
B. mengikuti perkembangan yang terbaru
C. membandingkan dengan teknik sebelumnya
D. meningkatkan gerakan agar lebih efektif dan efisien
4 - 46 Unit 4
4. Dalam Teknik lompat tinggi yang mendarat dengan punggung adalah gaya ....
A. flop
B. gunting
C. straddle
D. guling sisi
5. Berikut adalah cara memegang lembing yang benar ….
A. American style
B. Finlandia style
C. Tang style
D. Jawaban A, B, C
6. Jika Anda adalah seorang pelompat tinggi maka kaki mana yang akan Anda
gunakan sebagai kaki tumpu?
A. Kaki kiri
B. Kaki kanan
C. Acak
D. Kaki yang terkuat
7. Dari gaya berikut, yang menggunakan kaki tumpu bagian dalam adalah gaya ....
A. Flop
B. Flop dan straddle
C. Straddle dan gaya gunting
D. Jawaban A, B, C
8. Jarak awalan dalam lompat jauh untuk seorang pelompat jauh adalah ....
A. 20 meter
B. 35 meter
C. Individual
D. 40 meter
4 - 48 Unit 4
Kunci JawabanTes Formatif
Tes Formatif 1
1 A. 100 m
2 D. 3000 m
3 B. 5000 m
4 C. Saat salah satu kaki melayang
(dalam lari) dan tidak melayang
(jalan) pada waktu yang bersamaan.
5 A. Sprint
6 A. Lari sambung
7 A. Dorongan, recovery, pendukung
Tes Formatif 2
1 B. Straddle
2 D. Kurang dari 45 derajat
3 D. Untuk meningkatkan gerakan
agar lebih efektif dan efisien.
4 B. Finlandia style
5 D. Jawaban A, B, C
6 D. Kaki yang terkuat
7 A. Flop
8 C. Individual
Kans Katzenbogner dan Michael Madler. (1996). Buku Pedoman Lomba Atletik
Seri 1. Jakarta: PASI.
Hans Katzenbogner, Michael Madler. (1996). Buku Pedoman Lomba Atletik Seri 2.
Jakarta: PASI.
Hans Katzenbogner, Michael Madler. (1996). Buku Pedoman Lomba Atletik Seri 3.
Jakarta: PASI.
Suyono. (1993). Pedoman Dasar Melatih Atletik, Terjemahan. PASI. Jakarta: PASI
4 - 50 Unit 4
Glosarium
4 - 52 Unit 4
Sprint : Gerakan yang dilakukan dengan kecepatan yang sangat
tinggi yang diukur dengan jarak per waktu
Teknik : : Merupakan suatau cara untuk mencapai sesuatu, merupakan
pembahasan mengenai bagaimana melakukan sesuatu dengan
cara yang efektif dan efisien
Pendahuluan
A. Pengertian Senam
A pakah senam itu? Kalau anak generasi sekarang kita tanyakan arti senam, maka
ia akan menjelaskan dengan merentangkan tangannya ke samping tubuhnya
dan diputar ke kiri dan ke kanan, membungkukkan badan ke depan dan ke belakang.
Bagi mereka yang mengalami zaman penjajahan Jepang akan mengatakan
bahwa senam tidak lain dari pada “Taiso”. Mereka yang mengalami senam
penjajahan Belanda akan mengatakan bahwa senam adalah “Gymnastick” dan
mereka yang pernah melihat circus oriental show akan mengatakan bahwa senam
adalah gerakan jungkir balik.
Semua penjelasan di atas, memang ada benarnya, tetapi hanya sebagian saja
yang benar. Gerakan tangan yang direntangkan dan tubuh diputar ke kiri dan ke
kanan memang hampir sama dengan Taiso seperti pernah dialami pada zaman
Jepang. Itupun baru sebagian kecil dari arti senam sebenarnya.
“Taiso” adalah sinonim atau kata lain dari “Calesthenic”, sedangkan
calesthenic bukanlah salah satu cabang olahraga, akan tetapi hanyalah suatu latihan
yang menjurus kepada suatu cabang olahraga tertentu.
Secara umum calesthenic ditujukan untuk memelihara atau menjaga
kesegaran jasmani seseorang, misalnya kita ambil contoh: senam pagi. Latihan ini
dimaksudkan untuk menjaga kondisi tubuh seseorang agar tetap bugar. Ada juga
calesthenic yang ditujukan untuk menambah kelentukan dan keterampilan yang
menjurus, misalnya: sepak bola, tinju, penari, dan sebagainya.
Calesthenic dalam bahasa Inggris disebut “Free Exercise” atau kita artikan
suatu latihan dengan gerakan-gerakan bebas, tanpa menggunakan alat, dilakukan di
tempat atau di tempat yang terbatas, sifatnya ringan dan sederhana.
Dengan demikian dapat disimpulkan atau didefinisikan bahwa “Senam
adalah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis,
dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian
secara harmonis”.
Senam asal mulanya dari Yunani, berasal dari kata Gymnos, kemudian
diterjemahkan oleh bangsa Belanda menjadi Gymnastique atau Gymnastic dalam
bahasa Inggris. Gymnos itu sendiri berarti telanjang, karena pada zaman kuno
5- 2 Unit 5
(Yunani) memang senam dilakukan dengan badan telanjang dengan maksud agar
gerakan dapat dilakukan dengan sesempurna mungkin dan tempat latihannya disebut
Gymnasium.
B. Perkembangan Senam
Kita tidak mengetahui dengan pasti sejak kapan senam dimulai dalam sejarah
kemanusiaan. Tetapi sejak . tahun 260 SM, di daratan China ada suatu aktivitas
yang menyerupai senam, terutama dalam bentuk pengobatan atau penyembuhan.
1. Macam-Macam Senam
a. Senam Kuno
Bangsa Sparta tahun 800 SM, berlatih senam dengan tekun sekali demi
prestise dan pengabdian kepada negara. Senam waktu itu menempati tempat
yang sejajar dengan seni musik. Tujuan utamanya adalah untuk kesempurnaan
individu dan melalui segi-segi aesthetis sangat memuliakan segi kejiwaan.
Bangsa Romawi mengambil latihan senam dari Yunani sifatnya sebagai
penyembuhan (massage). Kerajaan Romawi memakai senam dengan tujuan
untuk ketahanan meliter, sebagai persiapan untuk berperang serta tujuan-tujuan
yang sempit dan bersifat keduniawian. Sejak saat itu arti dan sifat senam terus
menerus menurun dan dengan runtuhnya peradaban Yunani dan Romawi,
latihan-latihan senam lambat laun menjadi hilang.
b. Senam Sekolah
Tahun 1723 kebangkitan senam mulai kembali, dipelopori oleh Johann
Basedow dari Jerman dan pada tahun 1776 Basedow memasukkan senam
sebagai pelajaran di sekolah dan kemudian dilanjutkan oleh Johann Christian.
Pelopor lainnya Friedrich Gustmuths menciptakan senam sekolah secara
sistematis dengan dasar-dasar paedogogis. Ia menciptakan permainan senam
dengan tujuan kesenangan dan kegembiraan jiwa.
c. Senam Alat
Tahun 1776, Johann Freidrich Simon menciptakan latihan-latihan senam
dengan menggunakan alat-alat, misalnya: tangga, tali, bangku jenjang dan
sebagainya.
d. Senam Turnen
Tahun 1816, Friedrich Ludwig John, menjadikan senam sebagai alat
memperkuat dan memperbesar daya tahan dengan mempergunakan alat-alat
yang terdiri dari palang tunggal, palang sejajar, kuda-kuda, balok titian, ring dan
sebagainya.
5- 4 Unit 5
(5) Palang sejajar: tinggi 170 cm dan jarak palang 42,48 cm.
(6) Palang tunggal: tinggi 250 cm dan jarak tiang 240 cm.
(7) Palang bertingkat: tinggi palang atas 280 cm, tinggi palang bawah 150 cm.
(8) Balok titian: tinggi 120 cm dan panjang balok titian 5 cm.
5- 6 Unit 5
Pengertian dari masing-masing sikap dan bentuk dasar senam adalah sebagai berikut:
(1) Berbaring: (a) dapat diartikan berbaring dengan posisi seluruh permukaan
badan menghadap ke atas, tangan di samping badan. (b) berbaring pada salah
satu sisi samping, badan sebagai alas, kedua kaki rapat, tangan merapat di
samping badan,
5- 8 Unit 5
(7) Lari: sikap badan condong, kaki keduanya ada saat melayang bersama-sama
di atas tanah, tangan agak ditekuk kurang lebih 45 derajat.
5- 10 Unit 5
(12) Bergantung: badan tegak, tangan berpegangan pada sesuatu pegangan,
kemudian mengangkat badan. Titik kekuatan pada kedua tangan yang
berpegangan.
(13) Mengangkat: badan tegak, posisi mengambil beban, sehingga badan terkena
berat beban
(14) Memanjat: membawa berat badan dari titik rendah ke titik tinggi dengan
bantuan kedua tangan dan kedua kaki
5- 12 Unit 5
(2) Perkakas:
Yang dimaksud dengan perkakas adalah benda yang digunakan dalam latihan,
dimana benda tersebut tidak dapat atau sukar dipindahkan pada waktu melakukan
latihan.
contoh:
a. Jenjang: tangga di pinggir bangsal, untuk latihan kekuatan,
ketangkasan, dan kelentukan.
b. Palang tunggal (horizontal bars): untuk latihan ayunan, kekuatan, dan
ketangkasan pada senam alat.
c. Palang sejajar (paralel bars): untuk latihan kekuatan, ketangkasan pada
senam alat.
d. Gelang-gelang (ring): untuk latihan ayunan, kekuatan, dan ketangkasan
pada senam alat.
e. Balok titian (balance beam): untuk latihan kelentukan dan
keseimbangan pada senam alat.
f. Papan tolak (spring board): papan pegas yang digunakan untuk tolakan,
supaya mendapat dorongan yang lebih tinggi dan jauh.
(3) Fasilitas
Yang dimaksud dengan fasilitas adalah bangunan atau tempat untuk melakukan
kegiatan olahraga, misalnya gelanggang olahraga, bangsal senam, lapangan
tennis, lapangan basket, kolam renang, dan sebagainya.
Alat-alat yang digunakan dalam pelajaran senam fungsinya adalah:
a. Untuk memperbanyak macam latihan, misalnya: senam simpai, senam gada,
senam balok, senam pita, senam tongkat, dll.
b. Untuk mempersukar latihan, misalnya: latihan keseimbangan.
c. Untuk memperberat latihan, misalnya: melompat bangku swedia akan lebih
berat dari pada melompat biasa.
d. Sebagai alat pengontrol sikap
e. Sebagai selingan untuk menambah kegembiraan dan semangat dalam
melakukan latihan.
Penggunaan alat-alat dalam senam harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Alat harus berfungsi, artinya tanpa alat, maka latihan tidak akan memberikan
manfaat.
b. Dalam pelajaran senam tidak dibenarkan mempergunakan beberapa macam
alat, sehingga tidak banyak waktu terbuang untuk melakukan pergantian alat.
Rangkuman
Senam adalah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun
secara sistematis, dilakukan scara sadar dengan tujuan untuk membentuk dan
mengembangkan kepribadian secara harmonis. Calesthenic bukanlah salah satu
cabang olahraga , akan tetapi hanyalah suatu latihan yang menjurus kepada
suatu cabang olahraga tertentu. Free Exercise adalah suatu latihan dengan
gerakan-gerakan bebas, tanpa menggunakan alat, dilakukan di tempat atau
tempat terbatas, sifatnya ringan dan sederhana.
Senam berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang artinya telanjang.
Kemudian diterjemahkan dalam bahasa Belanda yaitu Gymnastique dan dalam
5- 14 Unit 5
bahasa Inggris Gymnastic. Tempat latihannya disebut gymnasium. Macam-
macam senam yaitu: senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam turnen,
senam korektif, senam irama, senam artistic.
Nama alat senam putra: (1) floor exercise, (2) vaulting horse, (3)
pomelled horse, (4) ring, (5) horizontal bars, (6) paralel bars. Alat senam
putrid: (1) floor exercise, (2) vaulting horse, (3) uneven bars, (4) balance beam.
Tujuan pelajaran senam di sekolah: (1) menambah pengetahuan dan
pengertian tentang pentingnya fitness, (2) menambah pengetahuan dan
pengertian siswa tentang factor yang berhubungan dengan perkembangan dan
kondisi tubuh, (3) menambah kekuatan, kelentukan, daya tahan, keterampilan,
dan efisiensi gerak, (4) menambah kesanggupan mempelajari motor skill, (5)
menambah kesanggupan untuk rileks.
Dasar-dasar yang dijadikan pedoman: (a) biologis, (b) paedagogis, (c)
sosiologis, dan (4) hygiene serta sistematik dan metodik.
Sikap dan bentuk dasar senam meliputi: berbaring, duduk, jongkok,
berdiri, jalan, lari, lompat/loncat, merangkak, berguling, menarik, mendorong,
bergantung, mengangkat, memanjat, dan melempar.
Yang dimaksud dengan alat ialah benda yang digunakan dalam latihan, di
mana semua alat yang digunakan dengan mudah dapat dipindahkan pada waktu
latihan, seperti: matras, simpai, gada, tongkat. Balok, tambang, pita, bola besar
dan kecil, sabuk pengaman, gendering, bendera, dan lain-lain.
Perkakas adalah benda yang digunakan dalam latihan, dimana benda
tersebut tidak dapat/sukar dipindahkan pada waktu melakukan latihan,
misalnya: jenjang, palang tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, balok titian,
papan tolak.
Fasilitas adalah bangunan atau tempat untuk melakukan kegiatan
olahraga, misalnya gelanggang olahraga, bangsal senam, lapangan tenis,
lapangan basket, kolam renang, dan sebagainya.
5- 16 Unit 5
7. Salah satu yang termasuk alat senam untuk putra adalah .…
A. Uneven bars
B. Balance beam
C. Ring
D. Vaulting horse
8. Salah satu yang termasuk alat senam untuk putri adalah .…
A. Pommeled horse
B. Horizontal bars
C. Paralel bars
D. Balance beam
9 . Benda yang digunakan dalam latihan dan mudah dipindahkan pada waktu latihan
adalah .…
A. Fasilitas
B. Perkakas
C. Alat
D. Jenjang
10. Benda yang digunakan dalam latihan, di mana benda tersebut tidak dapat atau
sukar untuk dipindahkan pada waktu latihan adalah .…
A. Fasilitas
B. Perkakas
C. Alat
D. Jenjang
5- 18 Unit 5
Subunit 2
Senam Lantai
(2) Kayang:
Kayang dimulai dari bentuk sikap badan telentang yang kemudian membuat
gerakan membusur, bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan siku-
siku dan lutut lurus.
(3) Splitz:
Spiltz dimulai dari bentuk sikap duduk di lantai dengan satu kaki lurus ke depan
dan kaki yang lain lurus ke belakang atau kedua kaki lurus ke samping.
5- 20 Unit 5
(5) Roll ke belakang (backroll):
sikap jongkok, kedua tangan di sisi telinga, menjatuhkan badan ke belakang
(gerakan tidak menolak), mendorong dengan kedua tangan saat kaki melewati
kepala. Pada saat menjatuhkan badan ke belakang kepala tidak mendahului,
tetapi dagu tetap dekat dengan dada.
5- 22 Unit 5
(9) Handspring: adalah suatu gerakan dengan bertumpu pada kedua tangan di lantai
disertai tolakan/lemparan satu kaki dari belakang ke arah depan atas dan
mendarat atas dua kaki, sehingga berdiri tegak.
(10) Back Handspring: adalah suatu gerakan yang diawali dari sikap berdiri,
kemudian melakukan tolakan kedua kaki dan melempar kedua tangan ke
belakang, sehingga mendarat di lantai/matras dan bertumpu pada kedua tangan,
diikuti sikap badan membusur dan menolak kedua tangan agar berdiri tegak
kembali.
Atau: Back handspring adalah bentuk walk over back yang dilakukan dengan
ayunan kedua tangan ke belakang dengan kuat disertai kedua kaki dan
selanjutnya kaki mendarat bersama-sama.
(12) Round-off:
Round-off adalah suatu gerakan yang terdiri dari (a) melakukan handstand
dengan berputar pada sumbu tegak, (b) menolak dengan kedua tangan tumpuan
pada saat kedua kaki akan mendarat di lantai/matras.
Gerakannya: melakukan handstand dengan meletakkan kedua tangan
menghadap arah datang. Jadi pada saat kedua tangan mendekat ke lantai, kedua
tangan diputar sedemikian rupa, sehingga ujung jari menghadap arah datang.
Pada saat kedua kaki rapat akan turun/mendarat dengan tolakan kedua tangan
meninggalkan lantai/matras.
5- 24 Unit 5
diletakkan di sisi telinga menolak badan ke atas dan kepala menengadah
menjadi handstand.
(15) Salto: adalah suatu gerakan/bentuk latihan yang bila dilihat kejadiannya adalah
“guling di udara”. Salto dapat dilakukan ke depan mapun ke belakang (contra
salto).
Gerakan salto ke depan: dengan awalan, meloncat dengan tolakan kedua kaki,
melakukan guling depan di udara dan mendarat dalam posisi berdiri dengan
gerakan mengeper.
5- 26 Unit 5
Gambar 5.29 Senam Lantai a
5- 28 Unit 5
Gambar 5.31 Senam Lantai c
5- 30 Unit 5
7. Bentuk gerakan yang bentuk kegiatannya berbentuk guling di udara,
disebut ….
A. Tigersprong
B. Rollkeep
C. Salto
D. Handspring
8. Senam yang dilakukan di atas matras disebut .…
A. Uneven bars
B. Pommeled horse
C. Floor Exercise
D. Vaulting horse
9. Gerakan berdiri di atas kepala disebut .…
A. Tigersprong
B. Handstand
C. Headstand
D. Round-off
10. Bentuk sikap badan telentang yang kemudian membuat gerakan membusur,
bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan siku dan lutut lurus disebut
dengan gerakan .…
A. Spilt
B. Kayang
C. Push up
D. Forward roll
5- 32 Unit 5
Subunit 3
Senam Alat
S enam alat adalah senam yang dilakukan dengan mempergunakan alat, misalnya:
palang tunggal, palang sejajar, kuda-kuda lompat, balok titian dan sebagainya.
Khusus senam alat untuk siswa sekolah dasar dapat mempergunakan peti
lompat/box. Peti lompat termasuk alat/perkakas senam, ketinggian peti lompat dapat
dibuat bertingkat-tingkat. Untuk melaksanakan senam memakai peti lompat,
sebaiknya sudah memberikan senam lantai terlebih dahulu, sehingga peti lompat
merupakan lanjutan dari senam lantai. Dalam senam peti lompat banyak
menggunakan istilah loncat, sebab gerakannya kebanyakan dilakukan dengan tolakan
dua kaki bersama-sama. Adapun macam gerakannya sebagai berikut:
(1) Loncat harimau (tigersprong): menggunakan awalan menolak dua kaki bersama-
sama melompati peti lompat dalam posisi melintang, sikap badan membusur,
kaki lurus dan mendarat dengan gerakan roll/guling depan.
(3) Loncat berlunjur: menggunakan awalan, menolak dua kaki secara bersama-sama,
meloncati peti lompat, waktu melayang kedua tangan bertumpu sejajar di peti
lompat, kedua kaki ditekuk lewat kedua tangan berusaha diluruskan ke depan
dahulu baru mendarat dalam keadaan jongkok. Biasanya mempergunakan peti
lompat dalam posisi melintang.
(4) Loncat kangkang: menggunakan awalan, menolak dua kaki secara bersama-
sama, meloncati peti lompat, waktu melayang kedua kaki lurus ke belakang dan
kedua tangan bertumpu sejajar di peti lompat. Waktu melayang kedua kaki lurus
ke belakang dan kedua tangan menumpu, selanjutnya kedua kaki dibuka atau
dikangkangkan sejajar peti lompat dan mendarat dalam keadaan kaki rapat
sejajar. Mempergunakan peti lompat dalam posisi melintang atau membujur.
5- 34 Unit 5
Gambar 5.35 Loncat Kangkang
(5) Berguling (roll): menggunakan awalan, menolak dengan kedua kaki bersama-
sama. Melompati peti lompat dengan melakukan gerakan roll depan di atas peti
lompat. Dilakukan menggunakan peti lompat dengan posisi membujur.
(6) Lenting badan (Keep): semua gerakan dari peti lompat yang mempergunakan
lentingan badan, tolakan kaki, dan mendarat dalam posisi berdiri.
A. Sebelum pelajaran:
1. Lihat program/rencana pelajaran.
2. Buat buku Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan disesuaikan dengan
jenis, milieu, jurusan sekolah, tempat, saat mengajar, dan jumlah siswa.
3. Persiapan dan mengechek perlengkapan dan alat-alat
Ruang senam, ruang pakaian, ruang WC, dan lain-lain.
Bangku, matras, bola, tongkat, gada, simpai, jenjang, dll.
Perlengkapan guru: peluit, pakaian, sepatu, dll.
4. Memperhatikan hygiene:
Yang memiliki penyakit menular, jangan diikutsertakan.
Pakaian yang kotor diberi peringatan.
Pakaian senam harus sederhana, dianjurkan seragam.
5. Pencegahan kecelakaan:
Para siswa dianjurkan untuk tidak memakai cincin, arloji, gelang, kalung,
kaos kaki, dan lain-lain yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6. Pengamanan barang-barang yang berharga.
5- 36 Unit 5
B. Selama pelajaran:
1. Mencheking siswa
Dibariskan dan dihitung.
Pakaian: tidak seragam, kurang sopan, dan kotor agar ditegur, serta
sepatu, kaos kaki, cincin, dan arloji harus dibuka.
Alat-alat berharga harus disimpan di meja guru
2. Pencegahan kecelakaan:
Memeriksa perlengkapan dan alat-alat, kalau ada yang rusak, dapat
menimbulkan kecelakaan (misalnya: lantai basah, bangku patah, ada
paku, dan lain-lain).
Setiap latihan yang sukar/berbahaya harus diadakan penjagaan dan
pertolongan.
3. Posisi guru:
Penglihatan harus menguasai seluruh kelas.
Bila perlu berdiri di atas ketinggian.
Jangan sekali-kali terpaku di suatu tempat, bila perlu berkeliling
mengadakan kontak dengan siswa.
Jangan sampai ada kelompok siswa di belakang guru.
4. Suara guru:
Harus jelas, tidak perlu keras.
Nadanya jangan monoton, tapi dinamis (naik turun).
Suara harus bersifat sugestif dan antusias, agar suasana menjadi baik dan
bersemangat.
5. Aba-aba:
Jika memberikan aba-aba, siswa harus tahu apa yang diperintahkan.
Memberikan saat berpikir kepada siswa.
6. Penjelasan:
Jangan terlalu lama memberikan penjelasan.
Langsung memberikan tugas yang jelas dan singkat.
Dianjurkan memberikan contoh.
7. Sikap guru:
Bersifat tegas.
Bersifat membimbing dan mendorong.
Memberikan perhatian kepada siswa sebesar-besarnya.
8. Penjagaan/pemberian pertolongan:
Memberikan pertolongan jangan dijadikan kebiasaan.
5- 38 Unit 5
C. Sesudah pelajaran:
1. Hitung jumlah siswa (rechecking).
2. Mengatur alat-alat ke tempat semula.
3. Mengkritik diri sendiri (evaluasi diri).
Apakah cara mengajar sudah memuaskan?
Apakah unsur-unsur dan tujuan senam sudah tercapai?
Apakah anak gembira dan bersemangat?
Apakah jalan pelajaran menarik bagi anak?
D. Evaluasi/penilaian:
1. Seorang guru telah berhasil mengajar senam, bila:
Semua siswa berkeringat/banyak gerak dan tonusnya meningkat.
Tercapai kelentukan, kekuatan dan daya tahannya.
Skill/keterampilannya bertambah.
Jalan pelajaran tertib dan suasananya gembira.
2. Kalau terjadi kecelakaan, dalih apapun yang dipakai tidak dapat dibenarkan
dan pelajaran dianggap gagal.
Tes Formatif 3
Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan salah satu alternatif jawaban yang Anda
anggap paling tepat!
1. Senam alat adalah senam yang dilakukan dengan mempergunakan alat,
seperti di bawah ini, kecuali ….
A. Jenjang
B. Palang sejajar
C. Kuda-kuda lompat
D. Pita dan simpai
2. Loncat jongkok adalah senam yang mempergunakan alat .…
A. Matras
B. Pita dan gada
C. Peti lompat
D. Balok titian
3. Gerakan senam alat yang membutuhkan loncatan biasanya menggunakan
alat yang disebut ….
A. Dumbell
B. Springboard
C. Trampolin
D. Vaulting horse
4. Untuk melaksanakan senam yang memakai peti lompat/box, sebaiknya anak
sudah menguasai .…
A. senam irama
B. senam korektif
C. senam lantai
D. senam penyembuhan
5- 40 Unit 5
5. Sebelum mengajar kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini, kecuali …
A. Merencanakan program
B. Membuat persiapan mengajar
C. Mengechek peralatan dan hygiene
D. Pencegahan kecelakaan
6. Selama pelajaran hal-hal yang harus diperhatikan seperti berikut ini,
kecuali ....
A. Mencheking siswa
B. Posisi guru
C. Suara guru
D. Mengembalikan alat-alat ke tempat semula
7. Cara memberi pertolongan seperti berikut ini, kecuali ....
A. Dipegang kalau tak dapat dhindari
B. Ditahan kalau aktivitas siswa yang dipentingkan
C. Selalu membantu siswa setiap dia melakukan gerakan
D. Dijaga, kemungkinan bahaya tidak ada
8. Di bawah ini termasuk kegiatan selama pelajaran, kecuali .…
A. Koreksi
B. Pujian
C. Bertindak adil
D. Menghitung jumlah siswa
9. Mengkritik diri sendiri (evaluasi diri) seperti berikut, kecuali ….
A. Apakah cara mengajar sudah memuaskan dan menarik?
B. Apakah unsur-unsur dan tujuan senam sudah tercapai?
C. Apakah anak gembira dan bersemangat?
D. Apakah suasana mulai panas?
10. Mengajar senam di tempat/lapangan terbuka lebih sulit, karena hal-hal
berikut ini, kecuali ….
A. Keadaan sekitar bisa menarik perhatian dan anak sulit memusatkan
perhatian
B. Bila terlalu pagi lapangan basah dan bila terlalu siang panas
C. Jalan pelajaran tertib dan suasana gembira
D. Anak enggan melakukan gerakan duduk atau baring
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada di bagian belakang unit
ini dan kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi subunit 3.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan : x 100%
10
5- 42 Unit 5
Kunci JawabanTes Formatif
Tes Formatif 1
Tes Formatif 2
1 C Sikap lilin
2 B Split
3 C Back roll
4 B Lenting badan
5 B Cartwheel
6 C Tigersprong
7 C Salto
8 C Floor exercise
9 C Headstand
10 B Kayang
Tes Formatif 3
1 D Pita dan simpai
2 C Peti lompat
3 B Springboard
4 C Senam lantai
5- 44 Unit 5
Daftar Pustaka
Depdikbud. 1984. Senam dan Metodik, Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga.
Jakarta: Depdikbud.
Tisno Tamat dan Mukarto Mirman. 1998. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Depdikbud.
Toho Kholik dan Rusli Lutan. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Depdikbud.
5- 46 Unit 5
Springboard : papan pegas/papan tolakan
Matras : alat berupa karet untuk senam lantai
Gymnastic : senam (bahasa Inggris)
Tampoline : alat senam untuk latihan pantulan
Box : peti lompat
Flying position : sikap terbang
V Position : sikap membentuk V
Pendahuluan
6 - 2 Unit 6
Subunit 1
Definisi Permainan
A. Pengertian permainan
Dalam modul ini akan diterangkan definisi permainan. Pemahaman perihal
pengertian permainan akan mengilhami Anda untuk mengerti bahan ajar yang akan
disampaikan. Istilah permainan sebenarnya tidak mengacu pada tipe permainan tetapi
pada pensekatan pembelajaran yang digunakan. Teori bermain membahas tentang
aktivitas jasmani anak yang dilakukan dengan rasa senang, sederhana serta kaitan
bermain sebagai wahana pencapaian dengan rasa senang, serta kaitan bermain
sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan (Sukintaka, 1992). Selanjutnya dalam
buku yang sama dilanjutkan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
rasa senang, sukarela, sungguh-sungguh, tetapi bukan merupakan suatu
kesungguhan, dan semata-mata hanya memperoleh kesenangan. Dari dua definisi
tadi dapat dijadikan sebagai dasar bahwa permainan adalah sesuatu yang dimainkan
untuk bermain yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan. Permainan dibagi
atas dua yaitu permainan untuk bermain (play) dan permainan untuk bertanding
(game). Permainan dalam bentuk bermain dilakukan guna mengisi waktu luang dan
bersifat hiburan yang pada umumnya dilakukan anak-anak, Suherman, dkk ( ).
Pendekatan permainan digunakan sebagai dasar untuk merancang sebuah kurikulum
yang disebut dengan model kurikulum permainan. Secara teoritis model ini berpijak
pada teori perkembangan Jean Piaget, model pembelajaran konstruktif dan praktik
2. Ranah psikomotor
Pertumbuhan biologik, kesegaran jasmani, keterampilan gerak, dan
peningkatan keterampilan gerak.
3. Ranah Afektif
Rasa senang, penanggapan yang sehat terhadap aktivitas jasmani,
kemampuan menyatakan dirinya (mengaktualisasi diri), menghargai
sendiri, dan ada konsep diri, Sukintaka (1992).
6 - 4 Unit 6
Menurut komite kebijakan laboratorium perkembangan anak, seperti yang
dikutip Caron dan Allen (1985), pengoptimalan perkembangan anak yang ingin
dicapai melalui permainan ini secara terperinci meliputi :
1. Nilai diri dan percaya diri.
2. Kepercayaan, tanggungjawab dan kepedulian terhadap sesama.
3. Hubungan interpersonal dan keterampilan berkomunikasi yang efektif.
4. Kemampuan untuk berpikir/bersikap secara mandiri dan mengembangkan
kontrol diri.
5. Keterampilan untuk mengemukakan gagasan dan perasaannya.
6. Pemahaman dan pengelolaan informasi tentang lingkungan fisik dan
sosialnya.
7. Pemerolehan dan penggunaan keterampilan untuk memecahkan masalah.
8. Rasa ingin tahu tentang dunia sekitarnya dan rasa nyaman dalam belajar
dan bereksplorasi.
Permainan dapat membentuk percaya diri. Ini dimaksudkan dengan bermain
dapat meningkatkan kemampuan untuk tampil di depan umum. Setiap permainan
selalu melibatkan lebih dari satu orang, dengan demikian anak akan dikondisikan
untuk mau tampil. Dengan tampilnya anak dihadapan teman sebaya merupakan
suatu kondisi yang baik untuk menumbuhkan sikap memiliki harga diri yang pada
akhirnya percaya diri akan terpupuk dengan tidak sengaja. Kesempatan untuk
membentuk team (menjadi kapten) adalah contoh yang baik dimana anak
mempunyai hak untuk memutuskan membuat team seperti yang dia mau. Pada
waktu anak ditunjuk dan harus maju ke depan atau mengajukan diri sebagai
pembentuk team merupakan pengalaman pemupukan kepercayaan diri.
Kepercayaan tanggungjawab, dan keterampilan berkomuniasi yang efektif.
Dengan menjadi angota dalam satu team anak dalam sebuah permainan yang
kompetitif memerlukan kemampuan untuk bekerjasama dengan anak-anak yang lain.
Apabila anak mampu berkoordinasi dengan satu team untuk bekerjasama dan
melaksanakan setiap hal yang telah disepakati secara langsung merupakan bentuk
latihan tanggung jawab dan memelihara keterampilan berkomunikasi. Komunikasi
ini dapat dilakukan secara verbal atupun non verbal.
Kemampuan untuk berpikir/bersikap secara mandiri dan mengembangkan
kontrol diri. Hal ini mengacu pada kemampuan kognitif dan emosional. Dalam
setiap permainan pasti ada yang diistilahkan sebagai team yang kuat atupun lemah,
dan pada akhirnya akan menghasilkan team yang menang dan kalah. Dalam
permainan yang telah dilaksanakan, anak belajar untuk menerima dirinya dalam team
yang kuat atupun lemah dan akhirnya belajar memahami nilai menang dan kalah.
6 - 6 Unit 6
menciptakan gagasan dalam lingkungan yang sportif dan menjelajahi dinamika
kreativitas dalam lingkungan yang aman dan menyenangkan baginya.
Permainan kreatif juga berhubungan erat dengan potensi kreatif yang dimiliki
tiap anak. Menurut Cartron dan Allen Tegano seperti yang dikutip Tegano (1991)
dalam bukunya Early Curriculum, A Creative Play Model, potensi kreatif anak dapat
dilihat dari 2 sisi, yaitu karakteristik kognitif dan kepribadian.
Karakteristik kognitif yang mencerminkan kreativitas tersebut meliputi:
1. Fantasi yang biasanya dikembangkan anak saat bermain sosiodrama atau
bermain pura-pura.
2. Berpikir divergen, yaitu dengan munculnya bermacam tanggapan,
pertanyaan dan gagasan anak.
3. Rasa ingin tahu yang meliputi bertanya menyelidiki, dan menguji coba
sesuatu.
4. Berpikir metaforik, yaitu mampu menghasilkan atau mengolah sesuatu
menjadi suatu yang baru.
Sedangkan karakteristik kepribadian yang mencerminkan kreativitas
meliputi:
1. Kerakter kreatif, yaitu mudah menyesuaikan diri, daya tahan tinggi,
keterlibatan yang tinggi dalam kegiatan dan tidak mudah putus asa.
2. Tidak terikat dengan kelaziman/konvensi yang berlaku, dimana anak
berorientasi pada sesuatu yang asli, baru, dan luwes.
3. Berani mengambil resiko, yaitu kemauan untuk menerima tantangan dan
mengambil resiko kesalahan.
4. Motivasi tinggi, sebagai pendorong dan kontrol internal.
6 - 8 Unit 6
boleh dikatakan sesuai dengan pendapat Haeckel, yang mengatakan
bahwa menurut hukum dasar biogenese setiap anak itu mengulangi
perbuatan-perbuatan nenek moyangnya.
4. Teori Persiapan atau Latihan dari Gross, yang pokok intinya memandang
bermain itu sebagai latihan manusia belum dewasa untuk menyiapkan
beberapa fungsi-fungsi bagi keperluan hidup, umpamanya anak
perempuan bermain dengan boneka adalah persiapan sebagai calon ibu
anak-anak, laki-laki bermain sebagai prajurit adalah latihan untuk
mempertahankan diri. Tetapi di situ timbul pertanyaan apakah permainan
semacam ini timbul karena hasrat melatih suatu fungsi ataukah hasrat
meniru orang dewasa.
5. Teori Keatarsis dari Aristoteles memandang permainan itu sebagai
saluran untuk menyalurkan segala emosi yang tertahan dan menyalurkan
perasaan yang tidak dapat dinyatakan ke arah yang baik.
6. Teori Fantasi (Fiksi) dari Claparede, berpendapat bahwa anak bermain
karena dalam kehidupannya sehari-hari dia tidak memperoleh kepuasan,
sehingga dia melarikan diri ke dunia fantasi di dalam permainannya,
tempat ia dapat melepaskan segala kehendak dan kemauannya, dapat
menjadi raja yang berkuasa dan sebagainya.
7. Teori Relaksasi dari Patrick, bahwa bermain adalah menyenangkan dan
dilakukan karena ingin bermain. Bermain adalah cara untuk melepaskan
diri dari segala beban kehidupan dan segala macam paksaan. Bermain
menimbulkan kepuasan, menghilangkan ketegangan dan tekanan yang
ada pada diri pribadi.
Beberapa teori tersebut di atas, dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) kelompok,
yaitu:
1. Teori kelebihan tenaga, teori dari Aristoteles dan teori relaksasi
mempunyai kesamaan. Dijelaskan bahwa dengan bermain anak akan melepaskan
kelebihan energi yang dimiliki. Energi yang dimiliki oleh anak harus disalurkan,
dan penyaluran yang paling baik adalah dengan bermain. Seperti telah dibahas
sebalumnya bermain bagi anak adalah bekerja, setiap anak yang normal akan
menikmati pekerjaannya. Sampai pada hal yang ekstrim anak akan lupa makan
maupun istirahat jika dalam keadaan bermain.
2. Teori dari Schaller dan Lazarus dan teori fantasi dari Claparede dapat
dikatakan mempunyai kesamaan. Mereka berpendapat bahwa bermain merupakan
keasikan dan waktu untuk bersenang-senang untuk memperoleh kepuasan
memasuki dunia fantasi yang diinginkan. Pandangan bermain disini disebutkan
6 - 10 Unit 6
Latihan
Untuk memperdalam tentang pengertian permainan dan pemahaman materi
Anda, lakukan beberapa aktivitas sebagai berikut!
Amati anak kecil yang sedang bermain dengan teman yang sebayanya sekitar
umur 3-5 tahun. Amati anak kecil antara umur 3-5 tahun pada waktu bermain
sendiri. Amati anak 6-8 tahun yang bermain dengan teman, amati pada waktu
bermain sendiri. Apa pendapat Anda mengenai permainan yang sedang dilakukan.
Rangkuman
Bagi anak bermain adalah bekerja. Adalah tidak normal apabila seorang
anak tidak menyukai pekerjaan bermain. Bermain merupakan wahana untuk
belajar mengenal lingkungan dan sekitarnya. Bermain merupakan proses
eksplorasi yang mendalam yang dilakukan oleh anak. Dengan bermain anak
belajar mengenal dan memprediksi masa dewasanya kelak. Bentuk-bentuk
permainan merupakan modifikasi kecil dari kegiatan yang dilakukan oleh
orang dewasa. Dengan permaian anak belajar menjadi manusia. Setiap
permainan memiliki sasaran dan tujuan.
6 - 12 Unit 6
7. Berikut merupakan konsep bermain, kecuali ….
A. Merupakan aktivitas menirukan kegiatan yang pernah dilakukan
B. Merupakan miniatur kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa
C. Merupakan wahana untuk belajar dan bersenang-senang
D. Merupakan cara untuk melarikan diri
8. Tujuan dari permainan menirukan gerakan binatang adalah ….
A. Melatih anak untuk tidak kreatif
B. Melatih anak untuk mengenal binatang
C. Melatih anak untuk memperhatikan
D. Merangsang dan melatih imajinasi anak untuk menirukan
Rumus
Tingkat Penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
8
Arti Tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
6 - 14 Unit 6
daerah permainannya dengan berbekal manajemen tubuh. Sejak kecil anak mulai
mempelajari dunia sekitar melalui sensori motoriknya yang akan selalu berkaitan
antara manajemen tubuh dan ruang. Kegiatan ini akan terus berkembang seiring
dengan kematangan dan keterampilan dari berbagai fungsi tubuhnya.
Lingkungan bermain yang terbuka dan menantang motorik anak akan
memacu perkembangan dari gerakan lokomotor adalah gerak anak untuk berpindah
dari satu tempat ke tempat lain, Joko Supriyanto (2004). Hal ini sama dengan yang
diungkapkan olah Anita J. Harrow (1972) yaitu “Locomotor movements include
those behaviors which transport the learner for one location to another”. Dan
nirlokomotor merupakan gerak di tempat, gerakan ini dapat dengan permainan
dengan beberapa gerakan (2004) di lingkungannya tanpa berpindah-pindah. Non
locomotor movements include behaviors which involve pushing, pulling, swaying,
stopping, stretching, bending and twisting. This type of movement behavior is
characterized by motion around the body axis which involves the limbs of the body
or portion of the trunk (Anita J. Harrow, 1972). Kegiatan bermain manipulatif
dengan berbagai alat permainan yang makin rumit juga akan mengembangkan
motorik halus anak, terutama dalam koordinasi mata-tangan atau mata-kaki. Anita J.
Harrow (1972), these movements are perfomed predominantly by the hand and
fingers, they are movement of prehension which involve grasping or gripping
implements or object and releasing, and movements characterized by dixterity.
Melalui permainan anak akan memperkaya gerakannya. Berbagai gerakan
sensori-motor, tangan, kaki, kepala atau bagian tubuhnya yang lain yang melibatkan
baik otot besar maupun otot kecil sehingga memungkinkan anak secara penuh
mengembangkan fisik motoriknya.
Permainan akan mendukung perkembangan fisik-motorik anak dalam
beberapa aspek, seperti yang diuraikan berikut ini:
1. Koordinasi mata dengan tangan atau mata dengan kaki, meliputi kegiatan
menggambar, menulis, memanipulasi, atau memainkan obyek, latihan
ingatan visual melempar, menangkap, menendang dan lain-lain.
2. Keterampilan gerakan lokomotor, meliputi berjalan, melompat, meloncat,
berlari, berguling dan lain-lain.
3. Keterampilan gerakan non lokomotor, meliputi duduk, berdiri
melambaikan tangan, membungkuk, jongkok dan lain-lain.
4. Pengelolaan dan pengendalian tubuh meliputi pemahaman akan fungsi
tubuhnya, pemahaman tentang jarak, irama, keseimbangan, kemampuan
untuk memulai atau mengakhiri gerakan atau melaksanakan perintah.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya berjalan di atas papan titian,
6 - 16 Unit 6
otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Aktivitas anak di bawah kontrol otak. Secara simultan dan
berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang diterima. Bersamaan dengan
itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat yang
mencakup 5 pusat kontrol, akan mendikte segala gerak anak. Kaitannya dengan
perkembangan motorik anak, perkembangan motorik berkaitan dengan
perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsur utama dalam
pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu, perkembangan motorik anak akan
dapat terlihat secara jelas melalui gerakan dan permainan yang dapat mereka
mainkan.
Semakin banyak anak bergerak maka semakin banyak manfaat yang
diperoleh anak. ketika ia makin terampil menguasai gerak motorik, selain kondisi
badan semakin sehat juga makin percaya diri dan mandiri. Anak-anak yang baik
perkembangan motoriknya, biasanya juga mempunyai keterampilan sosial yang
positif. Mereka akan senang bermain bersama teman karena dapat mengimbangi
gerak teman-temannya seperti melompat atau berlari-larian.
Perkembangan lain yang juga berhubungan dengan kemampuan motorik
adalah anak akan lebih cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan tangannya,
dan anak semakin tangkas dalam bergerak. Dengan meningkatnya rasa percaya diri
anak, maka anak akan merasa bangga jika ia dapat melakukan beberapa kegiatan.
Secara umum ada 3 tahap perkembangan keterampilan motorik pada usia
dini, yaitu:
1. Tahap kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan beberapa gerakan tertentu. Pada
tahap ini, dengan kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan
strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan
pada masa yang lalu.
2. Tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan meralat pada penampilan
atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali di
masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan
sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana
melakukannya.
3. Tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respon
yang efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan
secara otomatis.
Latihan
Dalam subunit ini telah dibahas pengaruh permainan terhadap perkembangan
fisik-motorik anak. Agar pemahaman yang Anda dapatkan lebih mendalam,
sebagai latihan, silahkan lakukan beberapa hal sebagai berikut.
Amati dengan seksama siswa taman kanak-kanak melakukan lemparan bola, dan
bedakan dengan kelas 1-3 SD. Bandingkan pula dengan kemampuan melempar
anak kelas 4-6 SD.
Amati dengan sungguh-sungguh kemampuan kelas yang sama dari ketiga
tingkatan tersebut dan bandingkan tingkat penguasaan menangkap bola. Silahkan
pergi ke tempat play group, taman kanak-kanak dan sekolah dasar kelas bawah.
Amati pola gerak yang dilakukan anak-anak tesebut dan catat perbedaan-perbedaan
mendasar yang dilakukan oleh setiap kelompok umur. Diskusikan dengan teman
hal hal yang menarik perhatian Anda!
6 - 18 Unit 6
bawah lebih diutamakan permainan kejar-kejaran dan modifikasinya. Peralatan
hanya sebatas pengenalan.
Rangkuman
Bermain akan membawa anak dalam dunia aktivitas. Aktivitas yang
dimaksud adalah aktivitas fisik dan psikis. Setiap permainan menuntut kerja
fisik psikis. Dengan kerja fisik ini, anak menerima rangsangan untuk tetap
bergerak. Dengan gerakan yang dilakukan memberi beban otot sehingga akan
menguatkan seluruh badan. Semakin kuat badan maka akan semakin siap untuk
melakukan pemainan yang lebih komplek. Seiring dengan bertambahnya umur,
koordinasi, kekuatan, ataupun kelincahan akan meningkat dan permainan yang
dilakukan oleh anak akan semakin komplek dan semakin menuntut banyak
gerak koordinasi.
Kerja psikis membawa anak pada tingkat imajinasi tertentu yang
mengakibatkan berkembangnya kemampuan imajinasi dan kemampuan untuk
mengikuti irama. Dengan imajinasinya anak dapat berkreasi dengan mudahnya
memadukan antara gerak dan irama.
Pada masa kehidupan anak ada masa pertumbuhan dan perkembangan
cepat. Pada masa kanak-kanak, anak akan mengalami perkembangan cepat
dalam hal penguasaan motorik. Berdasarkan tingkat umur, perkembangan
motorik anak dapat dilihat per periode per tahun. Setiap tahun anak mengalami
pematangan penguasaan keterampilan dan terus meningkat seiring dengan
berjalannya waktu.
Anak akan dapat berjalan kalau sudah memiliki kemampuan berdiri, dapat
berlari kalau telah memiliki kemampuan berjalan, dapat melakukan gerakan
lokomotor apabila telah menguasai gerakan non-lokomotor. Tahap penguasaan
motorik dapat dibagi atas tiga tahap yaitu: tahap kognitif, asosiatif dan
outonomous.
.
6 - 20 Unit 6
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian
konfirmasikan dengan rumus tingkat pengguasaan materi di bawah ini.
Rumus
Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
6
6 - 22 Unit 6
1. Gerakan motorik kasar
Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan
keseimbangan hampir seperti orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah
kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Oleh karena itu memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot besar.
Pengembangan gerakan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok
otot-otot tertentu yang dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari,
menaiki sepeda roda tiga serta berdiri dengan satu kaki. Untuk melatih motorik
kasar anak menurut Hadis (2003) dapat dilakukan dengan melatih anak untuk
meloncat, memanjat, memeras, bersiul, membuat ekspresi wajah senang, sedih,
gembira, dan sebagainya.
Gerakan motorik kasar melibatkan otot-otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh
anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai
gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi
kehidupannya kelak. Misalnya anak dibiasakan untuk terampil berlari atau
memanjat jika ia sudah besar ia akan senang berolahraga.
Dalam perkembangannya, motorik kasar berkembang lebih dulu dari pada
motorik halus. Hal ini dapat terlihat saat anak sudah dapat menggunakan otot-
otot kakinya untuk berjalan sebelum ia dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya
untuk menggunting dan meronce.
Pada prinsipnya gerakan motorik kasar adalah setiap gerakan yang di
dalamnya memerlukan kerja otot-otot besar. Penguasaan gerakan motorik kasar
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam bermain. Hampir
setiap cabang olahraga membutuhkan keterampilan gerak kasar dalam
melaksanakannya. Seperti cabang sepakbola membutuhkan keterampilan lari,
bola volley membutuhkan keterampilan loncat dan lompat. Cabang bela diri,
kecabangan di air, semua nomor balapan, memerlukan kemampuan gerak
motorik kasar yang baik jika seorang anak ingin berprestasi.
2. Gerakan motorik halus
Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Oleh karena itu gerakan ini tidak membutuhkan banyak tenaga, namun gerakan
ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Apabila koordinasi
antara mata dan tangan sudah semakin baik maka anak dapat melakukan gerakan
motorik halus dengan baik.
Latihan
Untuk memahami materi yang telah disajikan, Anda diwajibkan untuk
melakukan pengamatan. Pengamatan yang dilaksanakan adalah pengamatan
terhadap kemampuan anak berlari untuk anak sekolah dasar. Dalam pengamatan
dibagi atas kelas bawah dan kelas atas. Setelah pengamatan kemudian diskusikan
dengan teman Anda apa perbedaan cara lari yang dilakukan oleh anak tersebut dan
bagaimana hasil larinya.
Perhatikan pula hasil tulisan yang dilakukan oleh anak kelas bawah dan kelas
atas, kemudian bandingkan pula hasil memotong dengan gunting mengikuti garis
atau gambar yang telah ditentukan, perhatikan hasilnya dan diskusikan.
6 - 24 Unit 6
Petunjuk Jawaban Latihan
Dalam kegiatan berlari kelas bawah akan lebih lambat dan gerakan kelihatan
lucu dibandingkan dengan kelas atas. Untuk keterampilan tulisan, memotong
dengan gunting mengikuti garis jelas sekali terlihat bahwa untuk anak kelas bawah
mempunyai kesulitan untuk mengikuti garis yang telah ditentukan dibanding
dengan kelas atas.
Rangkuman
Kemampuan motorik dapat dibedakan menjadi dua. Pertama kemampuan
motorik kasar dan yang kedua kemampuan motorik halus. Kemampuan
motorik kasar merupakan kemampuan melakukan gerakan dengan
menggunakan otot-otot besar seperti otot perut, lengan, dan tungkai.
Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan
yang memerlukan otot-otot kecil dan perlu konsentrasi untuk melakukannya.
Kegiatan ini seperti menulis, mengetik ataupun memasukkan benang ke dalam
jarum.
Test formatif 3
Pilihlah dari beberapa alternatif jawaban, yang menurut Anda merupakan
alternatif jawaban yang paling tepat!
1. Gerakan yang banyak melibatkan penggunaan otot-otot besar disebut dengan
motorik ....
A. keras
B. halus
C. kasar
D. kuat
2. Berlari, berjalan, melompat dapat dikelompokkan dalam motorik ....
A. Kasar
B. Kuat
C. Halus
D. Lemah
3. Menulis, menggunting, mengetik dan memasukkan benang ke dalam jarum
dapat dikategorikan dalam motorik ....
A. Lembut
B. Kasar
C. Halus
D. Lemah
Rumus
Tingkat Penguasaai = Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
7
6 - 26 Unit 6
Subunit 4
D alam bahasan ini disajikan berbagai bentuk permaian yang dapat dilakukan.
Kumpulan permainan ini diharapkan memberikan pilihan yang cukup agar
dapat Anda jadikan rujukan. Permainan yang tersajikan merupakan kumpulan
permainan yang lazim dipergunakan dalam rangka mendidik dalam suasana gembira.
Secara operasional Anda diharapkan dapat memilih jenis permainan yang
cocok dengan kebutuhan anak. Untuk memilih permainan yang akan dilakukan
dipikirkan terlebih dahulu apa yang akan dikembangkan.
A. Macam-macam permainan
1. Permainan Merah Putih
Jumlah pemain : Tidak terbatas
Tempat : Halaman, ruang senam dan lapangan
Tujuan : Melatih kecepatan bereaksi dan kecepatan
Alat yang digunakan : Tanpa alat
Cara bermain
Seluruh siswa dibariskan menjadi 2 syaf di tengah-tengah lapangan.
Masing-masing siswa saling berhadapan satu sama lainnya. Syaf pertama
diberi nama merah dan syaf satunya diberi nama putih.
Tugas setiap syaf adalah mendengarkan aba-aba dari guru. Bila guru
menyebut merah, berarti merah harus berlari meninggalkan tempatnya
menuju garis bebas. Sedangkan untuk syaf yang putih berusaha untuk
mengejar pasangannya yang berasal dari syaf merah sebelum melewati garis
bebas. Pemenangnya adalah regu yang paling sedikit tertangkap oleh pemain
lawan selama permainan.
6 - 28 Unit 6
Buatlah tanda 2 garis di tengah-tengah lapangan dengan
menggunakan kapur dengan panjang kedua garis lebih dari 5 meter dan jarak
antara garis adalah 3 meter. Garis pertama sejajar dengan garis kedua. Salah
satu siswa dipilih untuk menjaga garis perbatasan sebagai penjaga, dan siswa
lainnya sebagai penyeberang.
Setelah guru membunyikan peluit siswa berusaha menyeberangi garis
perbatasan musuh dengan melalui garis pertama ke daerah perbatasan musuh
dengan selamat (tanpa tersentuh). Sebaliknya penjaga dalam waktu yang
telah ditentukan berusaha menyentuh sebanyak-banyaknya, tentunya agar
siswa sulit untuk melewati garis perbatasan.misalnya dalam waktu 1-2 menit.
Setelah waktu habis, guru menunjuk salah satu siswa lain menjadi penjaga.
Demikian permainan dapat diteruskan hingga beberapa kali. Tiap kali
waktu yang ditentukan habis, guru beserta siswa mengingat-ingat berapa
banyak siswa yang tersentuh.
5. Permainan Nelayan
Jumlah pemain : Tidak terbatas
Tempat : Halaman, ruang senam dan lapangan
Tujuan : Kemampuan menangkap dan menghindar
Alat yang digunakan : Tanpa alat
Cara bermain
Buatlah lingkaran sebanyak 3-4 dalam ruangan. Setiap lingkaran diisi
oleh sebuah kelompok siswa dengan perbandingan yang sama dan setiap
lingkaran diberi nama sesuai dengan nama jenis-jenis ikan, misalnya
bandeng, lele dan lain-lain. Guru menunjuk salah seorang anak menjadi
nelayan.
Dengan peluit yang dibunyikan guru, nelayan dari tengah-tengah
berlari kesana-kemari mengelilingi daerah lingkaran. Nelayan menyebutkan
nama salah satu nama ikan, misalnya bandeng maka kelompok ikan bandeng
keluar dari lingkaran dan mengikuti nelayan dan menirukan segala gerakan
yang dilakukan nelayan. Setelah bunyi peluit dengan segera ikan-ikan
bandeng berlari menuju lingkaran dan nelayan mengejarn untuk
menangkapnya dengan cara menyentuh sebanyak mungkin. Kemudian
dihitung berapa banyak ikan yang ditangkap.
Di antara ikan-ikan yang tidak dapat ditangkap sang nelayan, guru
menunjuknya menjadi nelayan pada permainan selanjutnya dan untuk melihat
6 - 30 Unit 6
yang tertangkap dapat keluar dari lapangan dan jika jumlahnya sudah 3 maka
dapat menjadi jala, sehingga jala menjadi semakin banyak. Ikan tidak boleh
keluar dari batas permainan yang telah ditentukan, jika keluar maka ikan
tersebut dapat dikatakan tertangkap. Demikian seterusnya hingga ikan
tersebut habis dan ikan yang terakhir kali tertangkap adalah pemenangnya
6 - 32 Unit 6
Siswa yang ada dibariskan menjadi 2 syaf di belakang garis start. Satu
baris terdiri dari 3 orang dan membentuk menjadi satu kelompok, yang terdiri
dari 1 orang sebagai pasien dan dua orang sebagai penolong.
Pasien merebahkan badannya yang ditopang dengan dua penolong.
Penolong pertama menopang punggung dan penolong kedua menopang
bagian tungkai. Jika sudah siap maka guru membunyikan peluit dan penolong
membawa pasien dari garis start - garis finis, kemudian permainan dapat
digantikan dengan cara mengganti pasien dengan penolong dan sebaliknya.
Permainan ini dimenangkan oleh regu yang tercepat sampai di garis finish.
Demikian permainan ini dapat diulang sesuai dengan kebutuhan.
6 - 34 Unit 6
Cara bermain
Siswa yang ada dibagi dalam 4 kelompok, misalnya 10 orang.
Keempat kelompok tersebut berbaris membentuk syaf. Jarak antara syaf kira-
kira 2 rentangan tangan, sehingga terbentuklah pembatas atau lorong. Buat
garis tegak lurus dengan syaf berjarak 5 meter dari baris pertama dan 5 meter
dari baris terakhir.
Guru menunjuk 3 orang siswa untuk berjongkok di luar garis pertama
lurus dengan lorong yang ada. Jika guru membunyikan peluit, maka ketiga
siswa tersebut harus berjalan melewati lorong yang telah ditentukan tersebut
sambil berjongkok hingga garis terakhir. Pemenangnya adalah yang pertama
melewati garis akhir. Demikianlah permainan ini dapat diulangi dengan
mengganti lorong menjadi pemain dan sebaliknya.
6 - 36 Unit 6
19. Permainan Adu Kuat
Jumlah pemain : Tidak terbatas
Tempat : Halaman, ruang senam dan lapangan
Tujuan : Kekuatan dan keseimbangan
Alat yang digunakan : Tanpa alat
Cara bermain
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok memasuki
lingkaran yang telah disediakan. Tiap anak dalam satu kelompok saling
bermusuhan, dengan berusaha mengeluarkan lawan dari lingkaran. Cara
mengeluarkan lawan hanya boleh dengan menggunakan bahu, yang harus
dikenakan dengan bahu lawan dan salah satu kaki harus diangkat dan ditekuk
di atas, serta dipegang dengan tangan yang searah dengan kaki yang ditekuk.
Siku tangan yang lain harus berada di pinggang. Anak dianggap kalah jika
menginjak garis lingkaran atau keluar dari lingkaran. Anak yang kalah harus
berada di luar lingkaran hingga adu kuat selesai. Permainan ini dikatakan
selesai jika tinggal ada seorang pemain saja yang ada di dalam lingkaran. Jika
tiap lingkaran sudah ditentukan siapa pemenangnya, dilanjutkan dengan
perebutan gelar „raja kuat‟ dengan mempertandingkan para pemenang
kelompok.
6 - 38 Unit 6
23. Permainan Bola Beranting di atas Kepala
Jumlah pemain : Tidak terbatas
Tempat : Halaman, ruang senam dan lapangan
Tujuan : Meningkatkan koordinasi tangan
Alat yang digunakan : Bola ukuran no.3 (sebesar kelapa)
Cara bermain
Seluruh siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang sama banyak,
lalu dibariskan berbanjar menjadi beberapa baris sesuai dengan jumlah bola
yang ada dan barisan menghadap satu arah. Jarak antar barisan kira-kira satu
rentangan tangan.
Permainan dimulai dengan anak yang paling depan memegang bola
dan mengoper ke belakang melalui atas kepala dan begitu pula dengan
barisan belakang setelah menerima bola langsung mengoper ke belakangnya
dan begitu seterusnya, permainan dimulai setelah adanya bunyi peluit.
Pada saat bola diterima anak yang paling belakang, maka anak
tersebut akan lari ke barisan depan, lalu anak tersebut mengatakan „siap‟,
maka permainan tersebut dimulai kembali. Permainan ini dapat diulang
beberapa kali. Pemenangnya adalah regu yang paling cepat selesai dalam
menyelesaikan permainan.
6 - 40 Unit 6
Seluruh anak dibagi menjadi 6 regu yang sama banyak dan
membentuk 6 syaf. Kemudin kelompok 1-3 berdiri di belakang garis start
sebagai pemain sedangkan regu yang lainnya berdiri di depan garis start lurus
dengan regu 1-3, jarak anak-anak dalam satu baris dan satu syaf adalah 1
meter. Regu yang berada di depan garis start diberi masing-masing sebuah
tongkat. Regu yang berada di belakang garis start bertugas sebagai pemain.
Setelah semua siap, guru membunyikan peluit maka anak pertama
pada regu pemain berlari ke depan. Saat bertemu dengan anak pertama yang
memegang tongkat pemain harus mengambil tongkat dan membawanya.
Ketika menjumpai tongkat kedua maka pemain harus melompatinya, dan
seterusnya hingga pemain melompati tongkat yang terakhir. Setelah
melompati tongkat terakhir maka anak harus berlari ke garis awal dan
menyerahkan tongkat pada anak berikutnya (anak kedua). Pemain kedua
melakukan hal yang sama dengan pemain pertama dan begitu selanjutnya
hingga pada anak yang terakhir.
Pemenangnya adalah regu yang pemain terakhirnya berhasil paling
cepat sampai pada garis start.
6 - 42 Unit 6
lapangan disesuaikan dengan kondisi anak. Kemudian buatlah 4-6 garis
sejajar dengan batas lapangan sebagai garis start dan garis finish/balik, jarak
antar garis kira-kira 5-10 meter atau sesuai dengan kemampuan anak. Di garis
akhir dibuat kerajaan berupa tumpukan kursi atau bahan lainnya.
Siswa berdiri berbaris berbanjar di belakang garis start, guru
memberikan aba-aba dengan bunyi peluit. Setelah terdengar bunyi peluit
siswa berlari secepatnya menuju garis akhir sambil membawa bendera.
Setelah sampai finish anak kembali berlari kembali ke garis awal dan
memberikannya pada pelari yang ada di depannya. Lalu pelari tersebut berlari
menuju gari akhir dan begitu seterusnya sampai pada pelari terakhir. Pemain
terakhir harus berlari ke garis akhir dan menancapkan bendera ke atas
kerajaan (berupa kursi yang di tumpuk atau lainnya).
Pemenang permainan ini adalah pemain terakhir yang bisa sampai
dengan cepat ke garis finish dan menancapkan bendera ke atas kerajaan.
6 - 44 Unit 6
Cara Bermain
Seluruh siswa dibariskan menjadi satu syaf di tengah-tengah ruangan.
Seluruh siswa memegang pakaian teman yang ada di depannya sehingga satu
sama lain saling memegang dengan temannya. Siswa yang paling depan
sebagai induk ayam dan siswa yang di belakangnya sebagai anak ayam. Guru
menunjuk salah satu siswa sebagai burung elang. Siswa yang menjadi burung
elang berdiri berhadapan dengan induk ayam dan anak ayam.
Burung elang bebas bergerak kemana saja untuk menangkap anak
ayam. Induk ayam merentangkan tangannya dan bergerak ke kanan dan ke
kiri untuk menghindari serangan burung elang yang berusaha untuk
mengambil anaknya.
Burung elang dapat menangkap satu atau lebih anak ayam. Anak
ayam yang tertangkap (dengan sentuhan) dapat keluar dari permainan dan
setiap anak ayam tidak boleh melepaskan pegangan dari anak ayam lainnya.
Jika terlepas maka dapat dikatakan tertangkap. Demikian permainan ini dapat
diulang kembali, dengan burung elang diganti anak ayam dan sebaliknya.
Pada permainan ini hendaknya guru memberikan waktu, jika waktu
telah habis maka yang tertangkap dapat dihitung dan yang paling banyak
dapat menangkap anak ayam dialah pemenangnya.
Latihan
Dari beberapa permainan yang ada, pilih tiga di antaranya dan praktekkan
bersama dengan teman!
Rangkuman
Permainan yang diberikan pada unit ini bertujuan sebagai wahana untuk
mendidik anak. Setiap permainan memiliki tujuan dan sasaran. Tidak setiap
permainan cocok untuk semua umur tergantung dari tingkat perkembangan
kognitif, motorik anak. Semakin tinggi tingkat kematangan anak, maka
permainan yang diberikan dapat semakin komplek.
6 - 46 Unit 6
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 4 yang terdapat
pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian
konfirmasikan dengan rumus tingkat penguasaan Anda dengan menggunakan rumus
di bawah ini.
Rumus
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%
5
Arti Tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
Tes Formatif 2
1. A. Meloncat
2. C. 0 – 1 tahun
3. C. Desktruktif
4. D. Tahap Kognitif, asosiatif dan outonomous
5. D. Atomatisasi
6. D. Tontonan
Tes Formatif 3
1. C. Kasar
2. A. Kasar
3. C. Halus
4. C. Berjalan, berlari, dan melompat
5. D. Menulis, mengetik dan memotong dengan gunting
6. C. Panahan, menembak
7. A. Berjalan, lari dan melompat
Tes Formatif 4
1. D. Permainan elang anak ayam
2. D. Tempat untuk menunjukkan kehebatan diri
3. D. Permainan pulang ke rumah dengan cepat
4. D. Permainan Berlomba Estafet
5. A. Permainan Lomba Balapan Kuda, berlomba estafet
6 - 48 Unit 6
Daftar Pustaka
6 - 50 Unit 6
Outomatisasi : Merupakan suatu tahap belajar pada tingkat paling tinggi,
dimaksudkan dalam melakukan gerakan sepertinya tidak
lagi memerlukan proses berpikir yang berarti
Permainan : Merupakan bentuk dari bermain yang memiliki
karakteristik tertentu
Perkembangan : Suatau proses dimana sesuatu menuju pada
penyempurnaan ke arah yang lebih baik. Contoh
perkembangan motorik: merupakan tahap-tahap
penguasaan keterampilan motorik/gerak
P endidikan kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai suatu upaya yang
diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik
tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, dan sosial
termasuk emosional) agar dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya amat bermanfaat untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya, yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan di Sekolah Dasar (SD) diarahkan
untuk membina para siswa agar memiliki sikap dan perilaku hidup bersih, sehat,
bugar dan berdisiplin. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik baik jasmaniah maupun rohaniah melalui pemahaman dan
pengamalan gaya hidup sehat bagi peserta didik. Dengan demikian diharapkan anak
tumbuh dan berkembang secara wajar dalam aspek jasmani, mental, sosial dan
emosionalnya.
Setelah mempelajari unit 7 ini, Anda diharapkan dapat:
a. memahami dan menerapkan kaidah-kaidah pembinaan pola hidup sehat;
b. memahami dan menerapkan kesehatan lingkungan;
c. memahami dan menerapkan kaidah-kaidah makan dan minum yang sehat;
d. memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan pendidikan
keselamatan di SD
Agar Anda dapat mempelajari bahan ajar cetak ini dengan baik, ikutilah
petunjuk belajar berikut ini.
1. Bacalah intisari bacaan dalam unit 7 ini dengan seksama, kemudian diskusikan
dengan teman sejawat.
2. Selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan dan kerjakan tugas-tugas.
7 - 2 Unit 7
Sebaliknya sakit berarti suatu keadaan yang dirasakan sangat tidak enak yang
disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Sakit bisa disebabkan oleh suatu kejadian,
atau kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap organisme tubuh, bisa
juga gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan maupun fungsi
tubuh itu sendiri secara keseluruhan. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial,
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Sehat mental adalah suatu kondisi yang m e m u n g k i n k a n
k o n d i s i f i s i , i n t e l e k t u a l m a u p u n emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang
lain. Sehat sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat, perike -
hidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga negara
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan
kehidupannya sendiri serta kehidupan keluar ganya dalam masyarakat
yang memungkinkan bekerja, dan menikmati hiburan pada waktunya (Depkes
RI, 1992).
Agar seseorang tetap sehat, ia harus mampu menjaga kebersihan dan
kesehatan diri pribadinya. Meskipun upaya ini sebenarnya tidaklah sulit, namun juga
bukan sesuatu yang sangat mudah untuk dilaksanakan. Kuncinya adalah perilaku
berdisiplin.
Pendidikan kesehatan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan hidup sehat dan derajat peserta didik serta
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pertumbuhan manusia Indonesia seutuhnya.
b. Tujuan khusus
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
peserta didik yang didalamnya mencakup:
1) memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan hidup sehat, serta ber partisipasi aktif dalam
usaha peningkatan u saha keseh at an di se kol ah dan per gu ruan
agam a , di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat;
2) sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial;
3) memiliki daya hayat dan daya tangkal terha dap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkotika, obat-obat dan bahan berbahaya,
alkohol, rokok dan sebagainya (Depkes RI, 1993).
A. Kebersihan Pribadi
Usaha Kesehatan Pribadi adalah da ya upa ya dari seorang demi
untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri (Entjang,
1993). Pemeliharaan kebersihan pribadi tidak terlepas dari upaya pendidikan secara
keseluruhan, khususnya pendidikan kesehatan. Pemeliharaan kebersihan yang
optimal akan terwujud apabila sejak kecil kepada anak sudah ditanamkan sikap hidup
bersih dan contoh dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Karena itu setiap
orang harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf kebersihan
pribadinya dengan membiasakan hidup bersih dan sehat, di samping mencegah
penyakit.
Agar kesehatan pribadi selalu terpelihara dengan baik, kebersihan kulit, kuku,
rambut, mata, hidung, telinga, mulut, gigi dan pakaian harus selalu terjaga.
7 - 4 Unit 7
1) Kebersihan Kulit
Karena fungsi kulit begitu penting bagi kesehatan seseorang, maka kebersihan
kulit harus selalu dijaga dan dipelihara, agar kulit dapat menjalankan fungsinya
dengan sebaik-baiknya.
Cara membersihkan kulit umumnya dilakukan dengan mandi. Mandi berguna
untuk: menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit; menghilangkan bau
keringat; merangsang peredaran darah dan syaraf; melemaskan otot-otot;
memberi kesegaran kepada tubuh.
Untuk Indonesia yang beriklim tropis (panas dan berdebu) mandi sebaiknya
dilakukan sebanyak dua kali sehari (pagi dan sore).
Ada beberapa cara mandi, antara lain: mandi dengan air dingin; mandi
dengan air hangat; mandi dengan air panas; mandi dengan air yang
mengandung zat-zat tertentu, seperti air yang mengandung belerang, air yang
mengandung garam atau mandi di laut. Sekarang ini untuk kecantikan ada
mandi yang dikenal dengan Mandi Rempah (biasanya di salon-salon kecantikan).
Cara mandi yang baik dan benar adalah:
seluruh badan disiram dengan air yang digunakan untuk mandi,
kemudian seluruh badan disabun dan digosok untuk menghilangkan semua
kotoran yang menempel di permukaan kulit, terutama sekali bagian yang
lembab dan berlemak seperti pada lipatan paha, sela-sela jari kaki, ketiak,
lipatan telinga dan muka.
setelah itu, disiram lagi sampai bekas sabun tadi terbuang bersih.
keringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk yang kering dan
bersih.
2) Kebersihan Kuku
Oleh karena kuku mempunyai fungsi dan peranan yang amat penting dalam
kehidupan kita, maka kuku harus selalu dijaga dan dipelihara kebersihannya.
Karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang berbagai kuman penyakit yang
selanjutnya dapat ditularkan ke bagian-bagian tubuh yang lain. Adapun ciri-ciri
kuku yang baik antara lain adalah tumbuh dengan baik, kuat, bersih, dan halus.
Cara merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong ujung kuku
sampai beberapa milimeter dari tempat perlekatan antara kuku dengan kulit.
Potongan kuku disesuaikan dengan bentuk ujung jari supaya kelihatan lebih
bagus. Pergunakan alat pemotong kuku atau gunting yang tajam agar
memberikan hasil potongan kuku yang rapi. Sebaiknya setelah dipotong kikirlah
tepi kuku agar menjadi lebih rapi dan tidak tajam. Setelah pemotongan selesai
dilakukan, harus dilanjutkan dengan pencucian. Agar mendatangkan hasil yang
7 - 6 Unit 7
kepala. Tujuannya adalah untuk merangsang persarafan pada kulit
kepala sehingga pertumbuhan rambut menjadi sehat dan normal.
Bila rambut masih dirasakan kurang bersih, gosok lagi dengan
shampoo, baru kemudian dibilas berkali-kali dengan air bersih sampai
rambut terasa kasat (tanda sudah bersih).
Setelah itu rambut dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih,
baru kemudian disisir.
Dipangkas: Tidak ada ketentuan harus berapa bulan sekali rambut dipangkas.
Karena sangat tergantung kepada sifat masing-masing rambut. Pengaruh
“model” yang berlaku pada waktu itu sangat menentukan frekuensi
pemangkasan rambut. Jadi frekuensi pemangkasan rambut disesuaikan
dengan keadaan. Tetapi yang terpenting rambut harus selalu disisir agar
selalu tetap rapi dan mudah dipelihara, dan kesehatan rambut tetap optimal.
4) Kesehatan Mata
Mata sebagai indera penglihat, sudah barang tentu mempunyai tugas untuk
melihat. Kita bisa mengenal sesuatu benda, baik ukuran, bentuk maupun
keindahan suatu obyek. Di samping tugas mata untuk melihat, masih banyak lagi
tugas-tugas yang lain, di antaranya:
Membantu Alat Keseimbangan Tubuh
Alat keseimbangan tubuh seseorang berada di dalam telinga bagian dalam.
Walaupun alat keseimbangan seseorang berfungsi dengan baik tanpa dibantu
oleh kedua belah mata, keseimbangan seseorang akan terganggu. Karena itu
fungsi mata juga menyempurnakan alat keseimbangan seseorang.
Memberi Keindahan
Seseorang akan kelihatan lebih menarik, apabila orang tersebut memiliki
mata yang indah. Mata yang indah adalah mata yang cerah, bening, lebar dan
sehat.
Mendeteksi Kesehatan
Beberapa penyakit dapat diketahui dengan melihat keadaan mata
pemiliknya, misalnya kekurangan vitamin A, anemia (kekurangan darah
merah), mata bagian bawah kelihatan pucat, tekanan mental (stres),
pandangannya kosong, orang dalam keadaan pingsan, pupil mengecil dan
gerakan mata sangat lemah.
Agar fungsi mata selalu optimal, maka mata harus selalu dijaga dan
dipelihara kesehatannya dengan jalan:
pergunakan kaca mata khusus (berwarna gelap) untuk mengurangi
rangsangan dari luar seperti debu atau sinar matahari yang kuat.
7 - 8 Unit 7
menentukan posisi atau arah benda-benda tertentu), dan memberi
keindahan.
Cara-cara Pemeliharaan Telinga
Agar fungsi telinga tetap optimal, maka telinga harus selalu dibersihkan
secara teratur. Tetapi dalam membersihkan telinga sangat tidak
dibenarkan menggunakan benda-benda yang runcing. Pergunakanlah alat
pembersih telinga khusus (cotton buds) yang banyak dijual di toko-toko
kelontong atau dalam membersihkan telinga tidak boleh terlalu bersih
selama tidak mengganggu pendengaran atau menimbulkan bau. Karena
tahi telinga yang basah dapat membunuh serangga yang masuk ke
telinga. Tetapi tahi telinga yang kering harus dikeluarkan semua. Kalau
merasa ada gangguan pendengaran, segeralah periksakan ke dokter agar
tidak terjadi gangguan lebih jauh.
7) Kebersihan Mulut dan Gigi
Kegunaan mulut termasuk lidah, bibir dan gigi antara lain untuk
mengunyah makanan, untuk berbicara, untuk memberi keindahan, dan
sebagai alat pengecap.
Pemeliharaan Mulut dan Gigi
Mulut, lidah dan gigi merupakan suatu kesatuan, karena gigi dan lidah
berada di dalam rongga mulut. Dengan membersihkan gigi, berarti juga
membersihkan rongga mulut dan lidah dari sisa-sisa makanan yang
biasanya tertinggal di antara gigi. Untuk membersihkan gigi yang biasa
dilakukan adalah dengan menyikat gigi dengan sikat gigi. Pada waktu
menyikat gigi atau menggosok gigi, yang harus diperhatikan adalah arah
penyikatan. Arah penyikatan yang baik adalah dari gusi ke permukaan
gigi, karena selain membersihkan gigi juga melakukan pengurutan pada
gusi. Lidah juga harus disikat. Gerakan penyikatan gigi bisa
dikombinasikan antara gerakan ke atas ke bawah dengan gerakan maju
mundur. Penyikatan dilakukan sampai semua permukaan gigi tersikat
atau tergosok. Setelah selesai disikat, kumur-kumur dengan air bersih.
Menggosok gigi sebaiknya dilakukan segera setelah selesai makan
(makan pagi) dan pada saat menjelang tidur malam. Sebaiknya
menggunakan sikat gigi yang bulu-bulunya tidak terlalu kasar atau terlalu
halus, permukaan bulu sikat gigi yang rata, kepala sikat gigi kecil dan
tangkainya enak dipegang.
Pemeliharaan kesehatan pribadi itu mudah. Bila kita sudah paham akan kaidah
kesehatan, kita harus mampu mengamalkannya. Musuh paling besar adalah
kemalasan atau keengganan untuk berbuat. Ingat, buang jauh-jauh sikap malas
sebab dapat berakibat fatal.
7 - 10 Unit 7
B. Kesehatan Lingkungan
7 - 12 Unit 7
2) Kesehatan Lingkungan di Sekolah
Pemeliharaan kebersihan/kesehatan lingkungan di sekolah adalah
merupakan tanggung jawab guru, murid dan petugas kebun sekolah.
Masing-masing individu harus sadar bahwa kebersihan/kesehatan
lingkungan di sekolah adalah untuk kepentingan bersama, artinya kalau
lingkungan sekolah bersih, sehat, rapih dan aman diharapkan proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik.
Karena semua individu yang terlibat di dalamnya merasa senang berada di
lingkungan yang bersih, sehat, rapih dan aman. Guru dituntut untuk
menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang baik, seperti perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan, sehingga pemeliharaan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat selalu terpelihara. Bentuk kelompok-kelompok
kerja sebagai petugas piket, yang tugasnya membersihkan ruangan/kelasnya,
sehingga mereka harus datang lebih dulu dari teman-temannya yang lain.
Secara berkala adakan lomba kebersihan antar kelas.
Di samping itu dalam waktu tertentu, adakan acara membersihkan halaman
sekolah dan semua ruangan yang ada, termasuk kamar mandi dan WC
sehingga dengan demikian akan selalu tercipta rasa gotong royong, rasa
persatuan, rasa memiliki dan rasa kekeluargaan yang tinggi.
Kemudian yang tak kalah pentingnya, pada waktu-waktu tertentu, adakan
lawatan ke sekolah-sekolah lain untuk melakukan pertandingan
persahabatan sambil melakukan studi banding tentang keadaan lingkungan
di sekolah, sehingga dengan demikian murid-murid akan termotivasi untuk
selalu memelihara, menjaga dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan
lingkungan di sekolahnya.
Kebutuhan tersebut akan dapat dipenuhi oleh zat-zat yang berasal dari zat-
zat makanan yang kita makan atau yang lazim disebut zat-zat gizi. Zat-zat
gizi tersebut dibagi ke dalam 6 kelompok zat gizi, yaitu: karbohidrat atau
hidrat arang, lemak, protein, mineral, vitamin dan air.
2) Sumber Zat-Zat Gizi
Dilihat dari fungsinya, bahan makanan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok,
yaitu:
Bahan makanan sumber energi
Bahan makanan sumber karbohidrat
Padi-padian
Mengandung protein kurang-lebih 7 – 14% dan karbohidrat 65 – 75%
dan kalori yang dikandung setiap 100 gr sebesar 360 Kalori. Di
samping itu padi-padian mengandung banyak vitamin B, terutama
vitamin B1 (thiamine). Sayangnya thiamine ini mudah hilang, seperti
pada waktu penggilingan dan pencucian. Sifat vitamin B ini adalah
larut dalam air, sehingga thiamine juga bisa hilang dalam pencucian.
Karena itu waktu mencuci beras tidak boleh terlalu bersih. Jenis padi-
padian di Indonesia yang biasa dimakan adalah beras dan jagung.
Kedua jenis bahan makanan ini juga mengandung banyak protein.
Jagung mengandung lebih banyak protein dari pada beras, tetapi mutu
protein yang dikandung jagung mutunya kurang baik, karena kurang
mengandung asam amino tryptophan.
Umbi-umbian.
Di Indonesia, jenis umbi-umbian yang biasa dimakan adalah ubi kayu
dan ubi jalar. Kedua jenis ubi tersebut betul-betul sangat kaya akan
karbohidrat, sedangkan zat-zat gizi lainnya sangat sedikit sekali. Oleh
karena itu, kalau kedua jenis ubi itu dipergunakan sebagai bahan
makanan pokok (seperti beberapa daerah di Indonesia: ubi kayu
sebagian besar daerah Gunung Kidul dan ubi jalar di Irian, Mentawai
dan Nias), harus diimbangi dengan lauk-pauk yang sangat berkualitas,
agar kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi dapat terpenuhi.
7 - 14 Unit 7
Sagu
Dulu sagu merupakan bahan makanan pokok bagi daerah Indonesia
bagian timur. Kandungan zat-zat gizinya tidak banyak berbeda dengan
ubi kayu maupun ubi jalar, yaitu mengandung banyak karbohidrat,
sedangkan kandungan proteinnya lebih rendah dari kedua jenis ubi
tersebut. Tetapi keuntungannya, daerah-daerah yang bahan makanan
pokoknya sagu, susunan makanan sehari-harinya banyak disajikan
ikan dan sayur-sayuran, sehingga tidak menjadi masalah.
Bahan makanan sumber lemak dan minyak
Zat lemak merupakan penghasil kalori yang terbesar, tetapi paling
lama untuk dicerna. Setiap gram lemak dapat menghasilkan 9 kalori.
Lemak juga sebagai pelezat makanan dan sangat berguna untuk
kesehatan kulit. Sumber lemak dan minyak dapat dibedakan ke dalam
dua kelompok, yaitu: lemak/minyak murni, seperti: minyak kelapa,
minyak kacang, mentega (margarine). Sedangkan kelompok yang lain
adalah lemak/minyak yang terdapat dalam bahan-bahan makanan
seperti dalam daging, gemuk, kacang-kacangan atau biji-bijian.
Lemak dalam bahan makanan nabati, kecuali minyak kelapa banyak
mengandung asam lemak tidak jenuh, yang mempunyai sifat untuk
menurunkan kadar kolesterol darah. Sedangkan lemak dari bahan-
bahan makanan hewani, sebaliknya yaitu cenderung meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah sebagai salah satu penyebab penyakit
jantung koroner.
Bahan makanan sumber protein
Kita mengenal dua macam bahan makanan sumber protein, yaitu:
Bahan makanan hewani: daging, susu, telur, ikan, dan kelompok
unggas.
Bahan makanan nabati: kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Bahan-bahan makanan hewani pada umumnya lebih mudah
dicerna jika dibandingkan dengan bahan-bahan makanan nabati.
Mutu proteinnyapun juga lebih tinggi, karena mengandung lebih
banyak dan lebih lengkap asam amino-asam amino esensial, tetapi
sayang harganya lebih mahal. Biasanya, bahan-bahan makanan
yang kaya akan protein, juga mengandung banyak vitamin dan
mineral.
7 - 16 Unit 7
makan; sesuai dengan agama/kepercayaan; memberikan rasa puas
tanpa mengurangi harga diri; jumlah makan sesuai dengan daya
tampung lambung; dan jumlah makan pagi paling sedikit harus
merupakan seperempat dari seluruh kebutuhan sehari.
Untuk dapat memantau keadaan gizi murid-murid, sebaiknya guru
melakukan pengukuran tinggi dan berat badan secara berkala
(misalnya empat bulan sekali). Di samping itu guru harus selalu
memantau tingkat kebugaran jasmani murid-murid dengan melakukan
Tes Kebugaran Jasmani. Sebagai pegangan untuk keperluan ini,
pergunakan buku Tes Kebugaran Jasmani Indonesia atau sumber
lainnya.
Latihan
Tes Formatif 1
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini,
kerjakanlah tes formatif berikut. Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Berikut ini yang termasuk dalam menjaga pola hidup sehat adalah ….
A. Makan tidur teraratur
B. Olahraga 3 kali dalam seminggu
C. Mandi 2 kali sehari
D. Menjaga kebersihan pribadi
7 - 18 Unit 7
2. Berikut merupakan fungsi/guna dari aktivitas mandi ialah ....
A. Menghilangkan bau, keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf,
melemaskan otot, memberi kesegaran.
B. Membersihkan badan, mengharumkan badan
C. Menjaga kesehatan, mata, kulit, dan organ ekstern tubuh
D. Adat kebiasaan yang baik untuk kesehatan dan disarankan olah dokter
dan ahli kesehatan
3. Berikut merupakan bahan makanan yang banyak mengandung protein ....
A. Tahu, kacang-kacangan, dan umbi
B. Daging, sagu dan udang
C. Daging, susu, ikan dan telor
D. Keju, ketela, telor dan ikan
4. Yang termasuk dalam kesehatan pribadi adalah ….
A. Menjaga kebersihan mulut
B. Menjaga kebersihan kulit
C. Menjaga kebersihan rambut
D. Mengatur pola makan dan minuman yang sehat
5. Pola diet yang normal dan ideal adalah ….
A. 5 – 10 % Protein, 65 -75% Karbohidrat, 15 – 25 Lemak
B. 10 – 15% Protein, 60 – 70% Karbohidrat, dan 20 – 30 Lemak
C. 10 – 15% Karbohidrat, 60 – 70% Protein, dan 20 – 30 Lemak
D. 10 – 15% Lemak, 60 – 70% Karbohidrat, dan 20 – 30 Protein
7 - 20 Unit 7
Melalui pengamatan langsung atau pengalaman nyata, siswa dapat
menghayati dan menentukan sendiri masalah dalam lalu-lintas.
Penguasaan keterampilan menggunakan kendaraan, misalnya naik sepeda,
dan sebagainya.
Mengikuti simulasi atau permainan peran, yang didukung dengan diskusi
tentang masalah dan upaya mengatasi masalah lalu lintas misalnya.
Pendidikan keselamatan bertujuan untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melindungi keselamatan diri
pribadi dan orang lain. Setiap perbuatan seseorang, mengandung resiko yang
dapat membahayakan orang lain.
3. Prinsip Pendidikan Keselamatan
Pendidikan keselamatan juga menganut prinsip pendidikan yang
menekankan pada penyesuaian dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan
keselamatan, perlu mempertimbangkan tingkat kematangan anak. Aspek tujuan,
materi, metode dan strategi misalnya, untuk SLTP, tentu berbeda dengan siswa
di SD. Demikian pula pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Aspek kematangan ini meliputi fisik dan mental. Kematangan tersebut
dapat pula diartikan sebagai kesiapan siswa untuk menyerap, merespon, atau
melaksanakan tugas-tugas ajar. Hal itu, tentu terkait dengan tingkat
perkembangan pengetahuan atau penalaran mereka yang sering kita sebut
dengan istilah perkembangan domain (ranah) kognitif. Berkenaan dengan
kesiapan fisik, seperti kekuatan, daya tahan, dan unsur lainnya yang dominan
agar tugas itu berhasil dilaksanakan.
Sehubungan dengan asas pentahapan dan penyesuaian dengan tingkat
kemampuan siswa, maka guru perlu memahami ciri siswanya. Atas dasar ciri
tersebut, ia dapat merancang tugas-tugas ajar untuk pendidikan keselamatan. Ia
juga perlu menyesuaikan tugas-tugas ajar dengan tujuan yang dicapai.
Demikian pula halnya, penyesuaian metode dan strategi pembelajaran.
Praktek pengajaran tersebut, pada dasarnya berisikan sejumlah
pengalaman nyata, dan jika tidak dapat dilakukan, dilaksanakan dalam bentuk
simulasi. Degan demikian akan dapat dicapai tujuan, yakni pengetahuan, sikap
dan keterampilan, terbina sekaligus.
Di antara prinsip tersebut, yang paling utama adalah sejauh
memungkinkan untuk dipraktekkan, pembelajaran materi pendidikan
keselamatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kondisi
lingkungan di pedesaan tentu berbeda dengan di perkotaan. Perlu diupayakan
7 - 22 Unit 7
5. Kesehatan dan Keselamatan
Seseorang dapat berusaha menghindari sesuatu yang dapat
membahayakan dirinya melalui proses pembiasan atau pembudayaan, seperti
pembiasan menghindari makanan dan obat-obat yang tidak diperlukan dan
tidak ceroboh dalam melakukan suatu pekerjaan. Semua ini dapat dilakukan
sebelum rasa sakit atau cedera terjadi. Oleh karena itu tantangan pendidikan
kesehatan adalah bagaimana mendidik siswa sebelum siswa (bukannya setelah)
membuat dirinya sakit atau cedera. William Foege (1990) mengatakan bahwa
setiap orang punya kehebatan dua kali lipat lebih kuat dari pada obat abad dua
puluhan. Demikian juga para pengajar punya kehebatan dua kali lipat lebih
kuat daripada dokter.
Beranjak dari pendapat di atas, sebagai guru, punya kesempatan yang
baik untuk menjadi pendidik termasuk pendidikan keselamatan anak karena
para guru selalu berhdapan dengan anak didik di sekolah. Sikap dan perilaku
anak didik di sekolah masih merupakan proses pembentukan sikap dan
perilaku-perilaku hidup sehat. Pengembangan perilaku seperti ini sangat
mungkin dilakukan oleh guru karena penentu utama dari status kesehatan anak
dibentuk oleh mereka yang memperhatikan kesehatan anak.
Sehubungan dengan uraian di atas, maka fokus pendidikan kesehatan
adalah membentuk anak didik belajar bagaimana memperoleh perilaku hidup
sehat dengan cara-cara yang konstruktif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Beberapa hal yang paling mendesak di antaranya adalah :
Perilaku sehari-hari yang dilakukan tanpa sadar.
Keputusan-keputusan penting yang memerlukan keterampilan pemecahan
masalah yang harus dipilih dan dipelajari agar tidak terjerumus pada
pilihan yang didasarkan pada coba-coba, iklan, atau kata orang. Perlu
kiranya memperhatikan bahwa pendidikan kesehatan tidak dicapai melalui
menghafal atau mengingat-ingat penyakit, tidak juga diberi hanya dalam
satu unit pertemuan. Pendidikan kesehatan bukankah belajar mengatakan
“tidak” melakukan sesuatu yang membahayakan kesehatan dirinya.
Pendidikan kesehatan belajar mengatakan “ya” melakukan pilihan yang
baik untuk memelihara kesehatan dan keselamatan dirinya yang
terintegrasi dalam kehidupannya sehari-hari dan merupakan cermin gaya
hidup sehat. Pendidikan keselamatan merupakan bagian dari pendidikan
kesehatan. Gaya hidup sehat yang ditanamkan melalui pendidikan
kesehatan pada anak didik harus mencakup juga pendidikan keselamatan
7 - 24 Unit 7
Ketidaksempurnaan penyimpanan obat-obatan atau barang-barang yang
mudah terbakar seperti bensin, oli, minyak tanah, obat serangga atau zat
kimia lainnya yang mudah terbakar.
Ketidaksempurnaan penyimpanan alat kerja dan alat dapur seperti pisau,
kompor, garpu, cangkul.
Penggunaan listrik atau api yang berlebihan.
Membiarkan laci terbuka.
Ketidaksempurnaan penempatan sambungan listrik atau alat-alat
lainnya.
Hilangnya barang tajam atau kecil pada karpet.
Membiarkan lantai licin atau sesuatu bukan pada tempatnya.
Setiap keluarga sebaiknya mempunyai rencana keselamatan di
rumah yang harus diketahui oleh semua anggota keluarga. Pengenalan
dasar-dasar keselamatan di rumah sudah mulai diperkenalkan kepada anak
sejak usia tiga sampai empat tahun. Hal ini sangat penting karena semua
perabotan atau sesuatu yang ada di rumah suatu waktu akan merupakan
bagian dari kehidupan anak, dan sedikit demi sedikit anak harus mengetahui
untuk keselamatannya, kalau tidak, ia akan mencoba-coba sendiri di luar
bimbingan keluarga dan hal ini bisa jadi akan sangat membahayakan
keselamatan dirinya dan keluarga.
Salah satu aspek penting dalam pendidikan keselamatan di rumah
adalah latihan terbimbing terhadap peralatan atau sesuatu yang sudah
diminati anak, misalnya, membuka atau menutup laci, menggunakan pisau,
atau bermain peran kalau terjadi kebakaran.
8. Keselamatan Berkendaraan dan Berlalu-Lintas
Cedera akibat lalu-lintas merupakan permasalahan keselamatan yang
cukup mendapat sorotan di negara mana pun. Penderita cedera akibat
kecelakaan lalu-lintas pada umumnya berkisar antara usia 16 sampai 19
tahun dan pada umumnya lebih banyak menimpa laki-laki dari pada
perempuan. Beberapa penyebab utama cedera akibat kecelakaan lalu-lintas
ini antara lain adalah kelalaian pengemudi dan akibat alkohol. Untuk itu
beberapa aspek yang perlu diperkenalkan kepada anak didik untuk
menghindari atau memperkecil kemungkinan terjadi cedera dalam
berkendaraan, antara lain adalah sebagai berikut:
Mengetahui dan mengikuti aturan lalu lintas.
Hanya menggunakan kendaraan yang layak pakai.
Mengendalikan kecepatan.
7 - 26 Unit 7
hati-hati dengan permukaan jalan yang berbatu atau jelek.
7 - 28 Unit 7
Peralatan yaitu semua alat yang dipergunakan pada saat proses belajar mengajar
pendidikan jasmani berlangsung. Manajemen pembelajaran adalah tindakan-tindakan
yang harus dilakukan oleh guru agar proses belajar mengajar berlangsung dengan
aman dan selamat. Sedangkan teknik bantuan adalah segala tindakan yang dilakukan
agar gerakan-gerakan yang diajarkan terlaksana dengan benar dan siswa tidak merasa
takut dan bahkan diharapkan menjadi percaya diri.
7 - 30 Unit 7
atau latihan pemanasan. Ini semua bertujuan agar para siswa yang terdiri
dari unsur rohani dan jasmani/fisik siap menghadapi dan menerima tekanan
yang akan terjadi selama berlangsungnya proses belajar mengajar
pendidikan jasmani, sehingga akan terhindar dari kemungkinan terjadinya
rudapaksa. Demikianlah antara lain beberapa alasan mengapa aspek
keselamatan dalam pendidikan jasmani sangat diperlukan.
2. Keselamatan Berolahraga
Olahraga merupakan penyebab terjadinya cedera yang paling sering.
Cedera olahraga ini lebih banyak menimpa anak usia antara 13 sampai 19
tahun. Kontak fisik merupakan faktor utama terjadinya cedera pada olahraga.
Oleh karena itu cedera sering kali terjadi pada jenis-jenis olah raga seperti
sepak bola, basket, hoki dan bela diri. Sehubungan dengan itu, terdapat
beberapa faktor penting untuk menghindari kemungkinan terjadi cedera
pada waktu olahraga, antara lain adalah:
pelatihan atau guru yang terlatih atau berkualifikasi.
penggunaan pelindung.
pemeliharaan permukaan lapangan.
berlatih olahraga yang sistematis.
3. Keselamatan Lingkungan dalam Proses Pembelajaran Pendidikan
Jasmani.
Lingkungan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, sering
kali keadaannya kurang menguntungkan. Pada saat ini, banyak sekolah yang
berada di dekat pasar, pabrik, lapangan terbang, atau di tepi jalan yang
ramai. Hal ini disebabkan karena memang saat ini sangat sukar untuk
mencari tempat yang ideal untuk pendirian sebuah sekolah. Terutama
sekolah-sekolah swasta yang pada umumnya menggunakan tanah milik
perorangan yang mempunyai prakarsa pendirian sekolah tersebut, walaupun
akhirnya dijadikan sebuah yayasan. Dengan kenyataan yang demikian itu,
maka tidak dapat dihindari lagi pasti akan banyak terjadi gangguan
keamanan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pendidikan
jasmani yang akhirnya mengancam keselamatan dan menimbulkan
rudapaksa dalam proses belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini guru
terutama dalam pendidikan jasmani kesehatan harus mampu dan terampil
mengatasi gangguan tersebut.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru Penjas yang tentunya perlu
mempunyai kiat masing-masing. Apabila sekolah itu berada di lingkungan
atau dekat dengan jalan yang cukup ramai, maka harus dijaga agar para
Latihan
Dalam bahasan ini banyak hal yang perlu mendapat perhatian dan latihan.
Untuk pemahaman yang lebih mendalam, Anda ditugaskan untuk mengamati
satu (1) hal saja, bagian yang lain dapat dilakukan sendiri di luar tugas.
Duduklah di pinggir perempatan jalan, amati dalam waktu jam sibuk
selama beberapa jam! Amati perilaku pemakai jalan, dan apa saja yang mereka
perbuat menurut pengamatan Anda?
7 - 32 Unit 7
Pedoman Jawaban latihan
1. Catat berapa banyak yang teramati, simak ada berapa pelanggaran? Bahas
dengan teman sejawat mengapa mereka melakukan hal tersebut.
2. Perhatikan pengguna jalan yang merasa dirugikan pengguna yang lain apa
reaksinya!
3. Perhatikan pengguna jalan yang tertib!
4. Mengertikah Anda sekarang perihal keselamatan di jalan raya?
Rangkuman
Pendidikan keselamatan di sekolah dasar merupakan upaya pendidikan
untuk menanggulangi, mencegah, dan menghindari terjadinya kecelakaan
yang ditujukan untuk keselamatan jiwa dan harta benda. Dalam
penyampaian kepada siswa didesain sedemikian rupa sehingga siswa
mengerti dan memahami tentang keselamatan pribadi, pencegahan terhadap
kecelakaan (karena aktivitas sehari-hari, olahraga, rekreasi, penggunaan
peralatan, di jalan raya ataupun aktivitas di rumah). Cara penyampaian ke
siswa didesain sama dengan kenyataan di lapangan, dengan tetap menjaga
keamanan dan keselamatan, guru berfungsi sebagai pengontrol dan pengarah.
Pendidikan keselamatn lebih menekankan pada pencegahan kecelakaan.
Berbeda dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), sehingga
pada pendidikan keselamatan lebih dititikberatkan pada pemahaman yang
mendalam perihal semua peraturan di setiap tempat aktivitas dan beraktivitas
dengan aman. Sedangkan P3K merupakan tindakan yang harus dilakukan
apabila terjadi kecelakaan dan mencegah terjadi kerusakan yang lebih akut
sebagai efek dari kecelakaan. P3K mempelajari bagaimana mengatasi efek
kecelakaan yang telah tejadi, sedangkan pendidikan keselamatan
menekankan pada mencegah terjadinya kecelakaan selama beraktivitas.
7 - 34 Unit 7
6. Latihan membidai, mengompres, merawat luka, merupakan latihan yang
bertujuan untuk pendidikan ….
A. P3K
B. keselamatan diri
C. kebersihan dan keselamatan
D. kemandirian siswa
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat
pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian
konfirmasikan dengan menggunakan rumus tingkat pengguasaan materi di bawah ini.
Rumus
Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
6
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
Tes Formatif 1
1. D. Menjaga kebersihan pribadi
2. A. Menghilangkan bau, keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf,
melemaskan otot, memberi kesegaran
3. C. Daging, susu, ikan dan telor
4. D. Mengatur pola makan dan minuman yang sehat
5. B. 10 – 15% Protein, 60 – 70% Karbohidrat, dan 20 – 30% Lemak
Formatif 2
1. C. Penanggulanngan, pencegahan, penghindaran terhadap kecelakaan
manusia dan harta benda
2. D. Pendidikan pertolongan pertama agar tidak terjadi cidera yang lebih akut
3. A. Tujuan utama operasionalnya
4. C. Praktek di lapangan yang riil
5. A. Disiplin
6. B. P3K
7 - 36 Unit 7
Daftar Pustaka
Aip Syarifudin, & Muhadi, (1993), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakart
Ditjen Dikti, Depdikbud.
Depdikbud RI., (1980), Kesehatan Pribadi Untuk SGO, Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
_______, (1980), Ilmu Gizi Untuk SGO, Jakarta: PT. New Aqua Press.
_______. (1993), Rencana Induk Pembinaan Kesehatan Anak Usia Sekolah, Jakarta:
Depkes RI.
Entjang I., (1993), Ilmu kesehatan Masyarakat, Bandung: PT Citra Adiya Bakti.
Hardianto, P., Cahyono, T., Sugiharjo, A., (1994), Usaha Kesehatan Sekolah,
Yogyakarta: FK Universitas Gadjah Mada.
Miriam, P (editor), (1982.), The Health & Fitness Handbook. A Family Guide. New
York: Van Nostrand Reinhold Company.
Rusli Lutan, (2001), Penanggulangan Cidera Olahraga Pada Anak Sekolah Dasar,
Jakarta: Ditjen Didasmen Depdiknas.
Slamet Juli S., (1994), Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
7 - 38 Unit 7
Unit 8
OLAHRAGA PILIHAN
PENCAK SILAT
Pendahuluan
U nit ini membahas tentang pembelajaran pencak silat di sekolah dasar (SD).
Pengertian pencak silat, perkembangan pencak silat, pembentukkan sikap dan
gerak dalam pencak silat diharapkan dapat membantu para guru untuk lebih
mengenal secara khusus tentang olahraga pencak silat.
Adapun pemahaman tentang gerak-gerak dasar pencak silat serta pembelaan
dan serangan sangat berguna dalam memahami keterampilan lebih lanjut dalam
pencak silat. Dengan mempelajari unit ini, Anda akan dapat menjelaskan sejarah
pencak silat, gerak-gerak dasar pencak silat serta pembelaan dan serangan dalam
olahraga pencak silat.
Secara rinci setelah mempelajari unit ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan
tentang:
1. Pengertian pencak silat.
2. Perkembangan olahraga pencak silat.
3. Pencak silat sebagai olahraga pendidikan, prestasi, rekreasi dan massal.
4. Pembentukan sikap dan gerak dalam pencak silat.
5. Pembelaan dalam pencak silat.
6. Serangan dalam pencak silat.
P encak silat pada dasarnya adalah pembelaan diri dari bangsa Indonesia untuk
menghindarkan diri dari malapetaka. Pengukuhan istilah bagi seni pembelaan
diri bangsa Indonesia dengan nama Pencak Silat, merupakan kata majemuk “Pencak
dan Silat” yang merupakan hasil seminar pencak silat tahun 1973 di Tugu Bogor.
Di beberapa daerah misalnya Jawa, lazimnya digunakan kata “Pencak”,
sedangkan di Sumatera dan daerah lainnya disebut “Silat”, dan masing-masing
mempunyai pengertian khusus.
Pencak mempunyai pengertian sebagai gerak dasar bela diri yang terikat pada
peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silat mempunyai
pengertian sebagai gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber dari kerohanian
yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan
diri dari bala atau bencana, seperti perampok, penyakit, tenung atau segala sesuatu
yang jahat.
Pencak silat mengandung empat aspek atau empat unsur, yaitu:
(1) Unsur olahraga
(2) Unsur kesenian
(3) Unsur bela diri
(4) Unsur kerohanian/kebatinan
Pengurus Besar IPSI pada tahun 1975 memberikan definisi pencak silat
sebagaiu berikut:
“Pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela dan
mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya)
terhadap lingkungan hidup atau alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup
guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.
Dengan demikian peranan pencak silat adalah sebagai prasarana dan sarana
untuk membentuk manusia seutuhnya yang pancasilais, sehat, kuat,
terampil, trengginas, tangkas, tenang, sabar, bersifat kesatria, percaya diri.
Pencak silat mempunyai sifat dan ciri khusus sebagai berikut:
(1) bersifat halus, lentuk dan lemas, serta kekerasan hanya sesaat.
8 - 2 Unit 8
(2) Tidak membutuhkan ruangan yang luas, tidak meloncat dan mengguling
(kecuali bila menggunakan gerakan-gerakan menirukan harimau atau
monyet).
(3) Gerakan tangan halus dan selaras, gerakan tangan dapat terbuka untuk
memancing.
(4) Langkah ringan ke segala arah.
(5) Tidak banyak bersuara.
(6) Pernafasan wajar.
(7) Banyak permainan rendah.
(8) Tendangn tidak terlalu tinggi.
Ciri-ciri umum pencak silat sebagai berikut:
a. mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan, dari ujung jari
tangan, ujung jari kaki sampai kepala, bahkan rambut wanita dapat
digunakan sebagai alat pembelaan diri.
b. pencak silat dapat dilakukan dengan tangan kosong atau dengan
menggunakan senjata.
c. pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun dapat
dijadikan senjata (saputangan, tas, payung, ikat pinggang dan lain
sebagainya).
Ciri-ciri khusus pencak silat sebagai berikut:
a. sikap tenang, lemas (rileks, seperti kucing tapi waspada).
b. mempergunakan kelentukan, kelincahan, kecepatan, waktu yang tepat
(timing) dan sasaran yang tepat (akurat) dengan gerakan yang cepat
untuk menguasai lawan, bukan menggunakan kekuatan.
c. mempergunakan prinsip timbang badan, permainan posisi dengan
memindahkan titik berat badan.
d. memanfaatkan setiap serangan lawan dengan tenaga lawan.
e. mengeluarkan tenaga sendiri sedikit mungkin, menghemat dan
menyimpan tenaga.
8 - 4 Unit 8
E. Pencak Silat sebagai Sarana Pendidikan Mental/Rohani
Pencak silat merupakan suatu sistem dan wadah pendidikan jasmani dan
rohani, karena melalui latihan-latihan yang teratur dan kontinu seorang pesilat
dididik untuk dapat mengembangkan unsur-unsur kesenian, unsur olahraga, unsur
bela diri dan penghayatan terhadap alam kehidupan dan perjuangan hidup serta hidup
bermasyarakat pada umumnya.
Pencak silat mengajarkan budi pekerti luhur, yang pada dasarnya adalah untuk
mengembangkan sifat dan sikap yang selalu:
a. taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. menghormati harkat dan martabat sesama manusia.
c. meletakkan kepentingan persatuan di atas kepentingan pribadi.
d. menggunakan jalan musyawarah di dalam memecahkan permasalahan
bersama.
e. memberikan darma bakti bagi kepentingan kesejahteraan dan kemajuan
masyarakat.
Berdasarkan pada ajaran budi pekerti tersebut, maka keterampilan jasmani yang
diajarkan pencak silat mempunyai kualifikasi sebagai bela diri, seni, dan olahraga
yang memberikan keterampilan, ketenangan, dan kesehatan kepada seseorang dan
masyarakat.
Latihan
Sebagai bahan latihan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan
jelas dan lebih baik bila didiskusikan bersama teman Anda!
1) Jelaskan arti khusus dari kata “pencak” dan “silat”!
2) Sebutkan ciri-ciri khusus pencak silat!
3) Sebutkan definisi pencak silat menurut Pengurus Besar IPSI tahun 1975!
4) Jelaskan pengertian pencak silat sebagai bela diri, sebutkan pula kegunaannya
bagi masyarakat dan Negara!
5) Jelaskan bahwa pencak silat mengajarkan berbudi pekerti yang luhur!
8 - 6 Unit 8
Rangkuman
Pada dasarnya ilmu bela diri pencak silat adalah pembelaan diri insan
Indonesia untuk menghindarkan diri dari segala malapetaka (marabahaya)
Pencak dan silat, mempunyai pengertian tersendiri, pencak sebagai gerak
dasar bela diri terikat dengan peraturan, sedangkan silat mempunyai
pengertian sebagai gerak bela diri yang sempurna, bersumber pada
kerohanian yang suci murni, untuk keselamatan diri, kesejahteraan bersama,
menghindarkan diri dari bala, bencana, segala kejahatan atau kesusahan.
Pengertian pencak silat sendiri adalah hasil budaya manusia Indonesia
untuk membela dan mempertahankan eksistensi dan integritas terhadap
lingkungan hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup
guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pencak silat sebagai olahraga, merupakan usaha untuk mengembangkan
unsur-unsur olahraga yang terdapat dalam pencak silat, yang dibagi menjadi
olahraga pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi.
Pencak silat sebagai seni, harus menurut ketentuan keselarasan,
keseimbangan, keserasian, antara wiraga, wirama, dan wirasa.
Pencak silat sebagai bela diri, pada dasarnya merupakan usaha pembelaan
diri dari serangan atau bahaya agar selamat. Unsur geraknya adalah
menyerang dan membela diri/menyelamatkan diri.
Pencak silat sebagai sarana pendidikan mental kerohanian, ditanamkan
penghayatan serta hidup bermasyarakat. Pencak silat mengajarkan budi
pekerti luhur, mengembangkan sifat dan sikap (kepribadian).
Tes Formatif 1
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 1,
kerjakanlah tes formatif berikut!
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Istilah bagi seni pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama “Pencak Silat”
dikukuhkan dalam ….
A. Konggres IPSI I tahun 1950 di Yogyakarta
B. Konggres IPSI II tahun 1961 di Bandung
C. Seminar Pencak Silat tahun 1973 di Tugu Bogor
D. Rapat Pengurus Besar IPSI tahun 1975
8 - 8 Unit 8
D. tarian yang menggambarkan pendekar pencak silat
9. Perkumpulan pencak silat Setia Hati melakukan pencak silat secara terang-
terangan dalam bentuk .…
A. pencak silat yang diiringi lagu keroncong
B. gerak dasar tarian yang sama dengan gerak dasar pencak silat
C. tarian yang menggambarkan pesilat
D. lagu keroncong yang diiringi gerak dasar pencak silat
10. Tarian pencak silat “Ibing Pencak” termasuk .…
A. pencak silat sebagai olahraga rekreasi
B. pencak silat sebagai olahraga massal
C. pencak silat sebagai seni
D. seni tari yang menggambarkan pencak silat
Setelah Anda menjawab tes formatif ini, kemudian cocokkanlah jawaban Anda
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian belakang unit ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat pemahaman Anda dalam mempelajari materi ini.
Rumus:
Jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Bila Anda dapat mencapai penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke
subunit berikutnya. Bagus! Akan tetapi bila masih di bawah 80%, maka Anda harus
mengulangi subunit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai dan pahami.
A. Pembentuk Sikap
Gambar 8.1
Pedoman dalam melakukan sikap berdiri tegak adalah badan tegak lurus,
pandangan ke depan. Tumit rapat, telapak kaki membuat sudut 90 derajat.
8 - 10 Unit 8
Sikap tegak 1, digunakan untuk sikap siap, baris berbaris, melakukan
pemusatan diri, berdoa, sikap awal melakukan gerakan.
Sikap tegak 2 dan 3, digunakan untuk sikap awal melakukan gerakan dasar,
sikap awal untuk senam.
Sikap tegak 4, digunakan untuk sikap awal melakukan gerakan teknik, dan
sikap awal melakukan sabung atau bertanding.
Setiap memulai latihan dan mengakhiri latihan dilakukan
salam/penghormatan dan pemusatan diri berdoa memohon keselamatan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Gambar 8.2
Sikap menghormat dilakukan untuk (1) setiap awal dan akhir latihan
kepada guru/pelatih, (2) kepada sesama teman, (3) memulai dan mengakhiri
permainan/pertandingan.
Gambar 8.3
Gambar 8.4
b. Sikap Kangkang
Sikap kangkang adalah sikap dasar untuk langkah dan untuk kuda-kuda.
Bentuk sikap kangkang seperti gambar di bawah ini.
Gambar 8.5
c. Sikap kuda-kuda
Sikap kuda-kuda adalah posisi kaki tertentu sebagai dasar tumpuan waktu
melakukan sikap dan gerakan bela atau serang. Sikap kuda-kuda terdiri dari:
(1) Kuda-kuda depan.
(2) Kuda-kuda belakang.
8 - 12 Unit 8
(3) Kuda-kuda samping.
(4) Kuda-kuda tengah.
(5) Kuda-kuda silang (silang depan dan belakang)
Gambar 8.6
Setiap gerak pembelaan dan serangan selalu didukung oleh sikap kuda-
kuda tertentu, maka latihan sikap kuda-kuda harus ditanamkan benar.
Gambar 8.7
3. Sikap Duduk
Sikap duduk sebagai dasar permainan bawah, yang terdiri dari (a) duduk, (b)
sila, (c) simpuh, dan (4) sempok/depok.
Gambar 8.8
4. Sikap Berbaring
Sikap berbaring mempunyai fungsi untuk dasar menjatuhkan diri dan sikap
pembelaan, yang terdiri dari (a) telentang, (b) miring, dan (c) telungkup.
Gambar 8.9
8 - 14 Unit 8
5. Sikap Khusus
Sikap khusus yang penting adalah sikap tegak satu kaki yang merupakan
dasar melatih keseimbangan untuk gerak pembelaan maupun serangan.
Gambar 8.10
Adapun sikap khusus lainnya adalah sebagai berikut: (1) pancer bawah, (2) pancer
telentang, (3) mengorak sila/robe, (4) merangkak/rimau, dan (5) monyet.
Gambar 8.11
Gambar 8.12
8 - 16 Unit 8
b. Sikap pasang tengah
Gambar 8.12
B. Pembentukan Gerak
Pembentukan gerak meliputi unsur-unsur: (1) arah, (2) cara melangkah, (3)
langkah dan posisi, (4) bentuk/pola langkah. Pembentukan gerak merupakan dasar
dalam melakukan pembelaan dan serangan.
1. Arah
Arah yang harus dipahami dalam pencak silat adalah arah delapan penjuru
mata angin, seperti gambar berikut ini.
4 6
3 7
2 8
1
Gambar 8.13
Keterangan: no.1 belakang, no.2 serong kiri belakang, no 3 samping kiri, no 4
serong kiri depan, no.5 depan, no.6 serong kanan depan, no.7 samping kanan,
dan no.8 serong kanan belakang.
2. Cara melangkah
Cara melangkah yaitu cara memindahkan injakan kaki, yang dapat dilakukan
dengan (a) angkatan, (b) geseran, (c) putaran, (d) lompatan, (e) loncatan, dan (f)
ingsutan.
a. angkatan
Ada 2 macam, yaitu angkatan tinggi dan angkatan rendah.
Angkatan tinggi: satu kaki diangkat tinggi, paha datar, dan letakkan kaki
tersebut pada tempat tertentu sesuai dengan arah tujuan.
Gambar 8.14
Angkatan rendah dilakukan dengan cara satu kaki diangkat biasa, dan letakkan
kaki tersebut pada tempat tertentu sesuai dengan arah tujuan.
8 - 18 Unit 8
Gambar 8.15
b. Geseran
Geseran dilakukan dengan cara satu kaki digeser, ujung jari kaki atau tumit
masih menyentuh lantai dan letakkan kaki tersebut pada tempat tertentu sesuai
dengan arah tujuan.
Gambar 8.16
c. Lompatan
Lompatan dilakukan dengan cara satu kaki ditolak dan disusul oleh kaki
lainnya. Kaki yang satu mendarat/diletakkan di tempat yang sesuai dengan arah
tujuan, disusul kaki lainnya. Dapat dilakukan pula dua kaki mendarat bersama-
sama.
Gambar 8.17
Gambar 8.18
e. Ingsutan
Ingsutan dilakukan dengan cara menggeser telapak kaki tanpa diangkat dari
lantai, dengan gerakan tumit/telapak kaki ke luar dan ke dalam. Dapat pula
dilakukan dengan gerakan tumit/telapak kaki sejajar atau searah.
Gambar 8.19
f. Putaran
Putaran dilaksanakan dengan cara: mengangkat kaki dengan memutar ke luar
dan kemudian letakkan di depan dengan letak telapak kaki ke luar.
8 - 20 Unit 8
Gambar 8.20
3. Langkah dan Posisi
Langkah adalah perubahan injakan kaki dari satu tempat ke tempat lain.
Langkah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pertandingan pencak
silat, karena dapat berfungsi sebagai: (a) dasar tumpuan untuk berdiri kuat, (b)
dasar tumpuan untuk pembelaan dan serangan, (c) dasar menempatkan posisi
yang kuat dan menguntungkan (taktik). Langkah dapat dilakukan dengan posisi:
(a) segaris, (b) tegak lurus, dan (c) serong.
Gambar 8.21
4. Bentuk/Pola Langkah
Bentuk/pola langkah adalah merupakan pengembangan langkah yang
berangkai dengan tujuan tertentu. Terdapat berbagai pola langkah, yaitu:
Latihan
Setelah memahami uraian di atas, berikut ini diberikan latihan untuk
mendalami pemahaman materi yang telah dipelajari:
1) Jelaskan maksud dari pembentukkan sikap jasmaniah dan sikap rohaniah!
2) Sebutkan macam-macam bentuk sikap!
3) Apakah yang dimaksud dengan sikap pasang!
4) Sebutkan unsur-unsur dari pembentukan gerak!
5) Bagaimana pelaksanaan dari cara melangkah?
Cara melangkah yaitu cara memindahkan injakan kaki, yang dapat dilakukan
dengan: angkatan, geseran, putaran, lompatan, loncatan, dan ingsutan.
8 - 22 Unit 8
3. Sikap pasang adalah suatu sikap siaga untuk melakukan pembelaan atau
serangan yang berpola dan dilakukan pada awal serta akhir rangkaian
gerakan.
4. Unsur-unsur pembentukan gerak meliputi: (a) arah, (b) cara melangkah, dan
(c) bentuk/pola langkah.
5. Cara melangkah yaitu cara memindahkan injakan kaki, yang dapat dilakukan
dengan: angkatan, geseran, putaran, lompatan, loncatan, dan ingsutan.
Rangkuman
Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak dalam
pencak silat meliputi pembentukan sikap jasmaniah dan sikap rohaniah.
Pembentukan sikap meliputi: sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk,
sikap berbaring, sikap khusus, sikap pasang.
Pembentukan gerak meliputi: arah, cara melangkah, langkah posisi,
bentuk/pola posisi, macam-macam langkah.
Tes Formatif 2
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 2,
kerjakanlah tes formatif berikut!
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pedoman sikap badan dalam melakukan sikap berdiri tegak adalah sebagai
berikut, kecuali .…
A. badan tegak lurus
B. pandangan ke depan
C. tumit rapat dan telapak kaki rapat
D. telapak kaki membuat sudut 90 derajat
2. Sikap tegak dua digunakan untuk ....
A. sikap siap, melakukan pemusatan diri, sikap awal melakukan gerakan
B. sikap awal melakukan gerakan dasar, sikap awal untuk senam
C. sikap awal melakukan gerakan teknik
D. sikap awal melakukan gerakan bertanding
3. Sikap menghormat dilakukan untuk hal-hal di bawah ini, kecuali .…
A. Setiap awal dan akhir latihan kepada guru/pelatih
B. Kepada semua teman pada setiap awal dan akhir latihan
C. Memulai dan mengakhiri pertandingan
D. Mendengarkan petunjuk dari guru/pelatih
8 - 24 Unit 8
B. dasar tumpuan untuk pembelaan dan serangan
C. dasar menempatkan posisi yang kuat
D. dasar menempatkan posisi yang tidak menguntungkan
Setelah menjawab tes formatif ini, kemudian cocokkanlah jawaban Anda dengan
kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian belakang unit ini, dan hitunglah
jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat pemahaman Anda dalam mempelajari materi ini.
Rumus:
Jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Bila dapat mencapai penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke subunit 3.
Bagus! Akan tetapi bila masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulangi subunit
2, terutama bagian yang belum Anda kuasai dan pahami.
A. Pembelaan
P embelaan merupakan prinsip utama dalam olahraga pencak silat, sehingga perlu
diperkuat landasannya terlebih dahulu. Dasar-dasar hindaran/elakan dan
tangkisan harus benar-benar dikuasai, hal ini untuk memperkuat pembelaan aktif dan
serangan balasan serta teknik-teknik lainnya.
Pembelaan terdiri dari 3 macam, yaitu: (1) pembelaan dasar, (2) pembelaan
lanjutan, dan (3) pembelaan taktik. Pembelaan dasar meliputi hindaran/elakan dan
tangkisan. Pembelaan lanjutan meliputi tangkapan, jatuhan, kuncian dan lepasan,
sedangkan pembelaan taktik meliputi hambatan, sambutan, dan penguasaan.
1. Pembelaan Dasar
a. Hindaran
Hindaran adalah usaha pembelaan dengan cara memindahkan sasaran dari
arah serangan, dengan melangkah atau memindahkan kaki. Sasaran yang
dimaksud di sini adalah bagian badan yang menjadi tujuan serangan lawan.
Hindaran mempunyai 3 unsur, yaitu (a) kuda-kuda/sikap kaki, (b) sikap
badan, dan (c) sikap tangan. Jenis-jenis hindaran seperti gambar di bawah ini.
Gambar 8.22
8 - 26 Unit 8
2. Elakan
Elakan adalah usaha pembelaan yang dilakukan dengan sikap kaki yang tidak
berpindah tempat atau kembali ke tempat semula. Elakan terdiri dari (a) elak
bawah, (b) elak atas, (c) elak samping, (d) elak belakang (lurus dan berputar).
Gambar 8.23
3. Tangkisan
Tangkisan adalah usaha dengan cara mengadakan kontak langsung dengan
serangan. Kontak langsung pada tangkisan ini bertujuan untuk mengalihkan
serangan dari lintasannya dan untuk membendung atau menahan serangan jika
Gambar 8.24
b. Tangkisan siku, terdiri dari 2 macam: tangkis siku dalam dan tangkis siku
luar.
Gambar 8.25
c. Tangkisan dua lengan, terdiri dari 4 macam gerakan: (a) Sejajar dua tangan,
(b) belah (tinggi/rendah), (c) silang (tinggi/rendah), (d) buang samping.
8 - 28 Unit 8
Gambar 8.26
d. Tangkisan kaki, terdiri dari 4 macam gerakan, yaitu: (a) tutup samping, (b)
tutup depan, (c) tutup buang luar, dan (d) busur luar/dalam.
Gambar 8.27
B. Pembelaan Lanjutan
Pembelaan lanjutan merupakan teknik pembelaan yang unsurnya lebih sulit
dari elakan dan tangkisan. Pembelaan lanjutan terdiri dari: (1) tangkapan, (2) jatuhan,
(3) lepasan dan (4) kuncian.
Gambar 8.28.a
Gambar 8.28.b
8 - 30 Unit 8
Gambar 8.28.c
Gambar 8.28.d
Gambar 8.28.e
8 - 32 Unit 8
b. Tangkapan dua lengan
Tangkapan dua lengan terdiri dari: (1) tangkapan tangan rapat searah, (2)
tangkapan rapat berlawanan, (3) tangkapan renggang searah, dan (4) tangkapan
renggang berlawanan.
Gerakan tangkapan dua lengan dapat dilakukan dengan posisi tinggi maupun
dengan posisi rendah
2. Jatuhan:
Jatuhan adalah suatu usaha menjatuhkan lawan sebagai tindak lanjut dari
tangkapan atau dapat juga secara langsung. Jatuhan dapat dilakukan dengan cara:
a. Menambah tenaga serangan lawan dengan: (1) tangkapan dan (2) tarikan.
Teknik ini diawali dengan gerakan elakan.
8 - 34 Unit 8
Gambar 8.30
b. Merubah arah serangan lawan dengan: (1) tarikan, (2) dorongan, atau (3)
putaran. Teknik ini didahului dengan elakan atau didahului dengan tangkapan
Meniadakan tumpuan badan lawan dengan: (1) sapuan, (2) kaitan, (3) angkatan,
(4) ungkitan, dan (5) guntingan.
(1) Sapuan: sapuan adalah usaha untuk menjatuhkan lawan dengan cara menyapu
kaki lawan dengan menggunakan kaki. Sapuan ini dilakukan dengan posisi
(a) tegak, (b) rebah, dan (c) melingkar.
Gambar 8.32
(2) Kaitan: adalah usaha menjatuhkan lawan dengan cara mengait kaki lawan
dengan menggunakan kaki. Kaitan dapat dilakukan dengan arah (a) luar, (b)
dalam, dan (c) belakang.
8 - 36 Unit 8
Gambar 8.33
(3) Angkatan: angkatan adalah usaha menjatuhkan lawan dengan cara
mengangkat kaki lawan dengan menggunakan kaki.
Gambar 8.34
(4) Ungkitan: ungkitan adalah usaha menjatuhkan lawan dengan cara
mengungkit kaki lawan dengan menggunakan kaki disertai dengan dorongan
tangan. Gerakannya adalah sebagai berikut: kaki yang akan digunakan
sebagai pengungkit maju ke depan, sehingga berada di belakang kaki lawan,
kemudian ungkit kaki lawan sambil melakukan dorongan.
Gambar 8.35
3. Lepasan
Lepasan adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan, dilakukan
dengan cara:
a. Teknik lepasan satu tangan: teknik terdiri dari 4 macam gerakan, yaitu: (1)
putaran, (2) sentakan, (3) serangan, dan (4) tangkapan balasan.
Gambar 8.36
8 - 38 Unit 8
b. Teknik lepasan dengan dua tangan: terdiri dari 3 macam gerakan: (a) bantuan,
(b) serangan, dan (c) bukaan.
Gambar 8.36
c. Teknik lepasan dengan kaki
Gambar 8.37
d. Teknik lepasan dengan dua kaki
Gambar 8.38
Gambar 8.39
4. Kuncian
Kuncian adalah usaha untuk menguasai lawan dengan tangkapan sempurna
sehingga tidak dapat dibuka kembali atau lawan tidak berdaya. Kuncian dapat
dilakukan dengan cara menahan kemungkinan gerak lawan dan mematikan gerak
sendi dengan lipatan. Unsur tangkapan dalam kuncian dapat merupakan
tangkapan tangan atau kaki. Teknik kuncian pada umumnya adalah mematikan
tiga tempat/titik anggota badan lawan.
Gambar 8.40
8 - 40 Unit 8
B. Serangan
Serangan adalah usaha pembelaan diri dengan menggunakan lengan/tangan
atau tungkai kaki untuk mengenai sasaran tertentu pada anggota tubuh lawan.
1. Serangan lengan
Melalui depan: (a) tebak, (b) tinju, (c) dorong, (d) totok, (e) sodok, (f) bandul
Gambar 8.41
Melalui bawah: (a) bandul/catok, (b) sanggah, (c) colok/tusuk
Gambar 8.42
Gambar 8.43
Melalui samping: (a) pedang, (b) tampar, (c) bandul, dan (d) kepret.
Gambar 8.44
2. Serangan Siku
(a) depan, (b) samping, (c) belakang, (d) serong, (e) atas, dan (f) bawah
Gambar 8.45
8 - 42 Unit 8
3. Serangan Tungkai
(a) punggung kaki, (b) telapak kaki, (c) ujung kaki, (d) tumit, (e) sisi kaki,
dan (f) pergelangan kaki.
Gambar 8.46
Rangkuman
Serangan ialah usaha pembelaan diri dengan menggunakan lengan/tangan
atau tungkai/kaki untuk mengenai sasaran tertentu pada anggota tubuh lawan.
Serangan lengan/tangan lazim disebut pukulan, dan serangan tungkai atau kaki
lazim disebut tendangan. Serangan tangan dapat dibedakan berdasarkan arah
pukulan dan bagian tangan yang digunakan. Sedangkan tendangan dapat
dibedakan berdasarkan arah tendangan dan bagian tungkai/kaki yang
digunakan dalam melakukan serangan.
Pembelaan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu pembelaan dasar,
pembelaan lanjutan dan pembelaan taktik. Pembelaan lanjutan meliputi
tangkapan, jatuhan, kuncian, dan lepasan. Sedangakn pembelaan taktik
meliputi hambatan/pragerak, sambutan, dan penguasaan.
8 - 44 Unit 8
Tes Formatif 3
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 3,
kerjakanlah tes formatif berikut!
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pembelaan dasar terdiri dari teknik-teknik di bawah ini, kecuali .…
A. hindaran
B. elakan
C. lepasan
D. tangkisan
2. Pembelaan lanjutan, terdiri dari .…
A. tangkapan, jatuhan, tendangan, lepasan
B. jatuhan, kuncian, pukulan, sikutan
C. kuncian, lepasan, sikutan, jatuhan
D. tangkapan, jatuhan, kuncian, lepasan
3. Pembelaan terdiri dari 3 macam, apabila dirinci secara berurutan adalah
pembelaan .…
A. dasar, lanjutan dan taktik
B. taktik, dasar, lanjutan
C. taktik, lanjutan, dasar
D. lanjutan, dasar, taktik
4. Hindaran mempunyai 3 unsur, yaitu .…
A. sikap kuda-kuda, sikap tangan, sikap kepala
B. sikap tubuh, sikap leher, sikap kuda-kuda
C. sikap tangan, sikap kaki, sikap kuda-kuda
D. sikap kuda-kuda, sikap tubuh, sikap tangan
5. Tangkisan dua lengan yang dapat digunakan apabila lawan menyerang
dengan dua tangan ke arah atas adalah .…
A. silang tinggi
B. belah tinggi
C. silang rendah
D. buang samping
6. Suatu usaha pembelaan dengan cara menahan lengan atau tungkai lawan untuk
menjaga serangan berikutnya atau merupakan unsur dari teknik jatuhan atau
kuncian disebut .…
A. tangkapan
B. jatuhan
C. lepasan
8 - 46 Unit 8
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah Anda menjawab tes formatif ini, kemudian cocokkanlah jawaban Anda
dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang unit ini. Dan hitunglah
jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat pemahaman Anda dalam mempelajari materi subunit ini.
Rumus:
Jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Bila Anda dapat mencapai penguasaan 80% ke atas, Anda dapat dikatakan berhasil.
Bagus! Akan tetapi bila masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulangi unit ini,
terutama bagian yang belum Anda kuasai dan pahami.
8 - 48 Unit 8
8. B Gerak dasar tarian yang sama dengan gerak dasar pencak silat,
Tari randai dari Sumatera barat merupakan tarian yang gerak dasar
tariannya sama dengan gerak dasar pencak silat.
9. A Pencak silat yang diiringi lagu-lagu keroncong,
Karena pada zaman penjajahan Belanda pengajaran pencak silat
dilarang, maka perkumpulan Setia Hati melakukan pencak silat secara
terang-terangan dalam bentuk seni, yaitu pencak silat yang diiringi
dengan lagu-lagu keroncong.
10. C Pencak silat sebagai seni,
Tarian pencak silat “Ibing Pencak” termasuk pencak silat sebagai seni.
Di Jawa Barat pencak silat ibing ini diiringi lagu-lagu dengan instrumen
yang dibuat secara khusus.
Tes Formatif 2
1. C. Tumit rapat dan telapak kaki rapat.
2. B. Sikap awal melakukan gerakan dasar, sikap awal untuk senam.
3. D. Mendengarkan petunjuk.
4. C. Sikap kuda-kuda.
5. B. Sikap telungkup.
6. A. Sikap pasang.
7. A. Pandangan.
8. B. Terkaman/cengkraman.
9. C. Ingsutan.
10. D. Dasar menempatkan posisi yang tidak menguntungkan.
Tes Formatif 3
1. C. Lepasan.
2. D. Tangkapan, jatuhan, kuncian, lepasan.
3. A. Pembelaan dasar, pembelaan lanjutan, pembelaan taktik.
4. D. Sikap kuda-kuda, sikap tubuh, sikap tangan.
5. B. Belah tinggi.
6. A. Tangkapan.
7. D. Meniadakan tumpuan badan lawan.
8. C. Putaran.
9. B. Dorongan.
10. B. Hindar sisi.
Eddy Nalapraya. (1986). Peranan Perguruan Tinggi dan Cendekiawan dalam Usaha
Pengembangan dan Pemasyarakatan Pencak Silat. Bandung: IPSI.
IPSI. (1986). Peraturan Pertandingan Olahraga Pencak Silat Antar Bangsa dan
Pedoman Pelaksanaan Tugas Wasit dan Juri Olahraga Pencak Silat Antar
Bangsa. Semarang: IPSI.
PB. IPSI. (1990). Sejarah Pencak Silat. Semarang: IPSI Jawa Tengah.
Srihati dan Soeyati. (1988). Pencak Silat II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
8 - 50 Unit 8
Glosarium
8 - 52 Unit 8
OLAHRAGA PILIHAN RENANG
Subunit 1
Renang
D alam belajar renang, kita akan berhubungan dengan suatu media, yaitu air.
Pada benda yang bergerak di dalam air akan dipengaruhi oleh tahanan depan,
yaitu air yang menahan di depan benda tersebut, makin besar tahanan di depannya,
makin berat benda tersebut bergerak maju, sebaliknya makin kecil tahanan yang
dihadapinya, makin cepat benda tersebut bergerak maju
d
D c
C
B b
A a
a. Posisi A, bila badan perenang dalam posisi vertikal atau berdiri, maka
perenang akan mendapat tahanan depan pada bidang yang lebarnya
selebar badannya dan panjangnya sepanjang badannya, sehingga dalam
posisi berdiri sulit untuk bergerak maju karena tahanan depan besar
sekali.
b. Posisi B, bila perenang dalam posisi diagonal, maka perenang akan
mendapat tahanan depan pada bidang yang lebarnya selebar badannya
daan panjangnya setengah panjang badannya. Posisi diagonal sulit
bergerak maju, karena tahanan depan besar sekali.
c. Posisi C, bila perenang dalam posisi semi diagonal, maka perenang akan
mendapatkan tahanan depan pada bidang yang lebarnya selebar badannya
dan panjangnya seperempat panjang badannya. Dalam posisi semi
diagonal ini masih cukup besar tahanan depannya.
d. Posisi D, bila perenang dalam posisi horizontal atau datar, maka perenang
akan mendapat tahanan depan pada bidang yang lebarnya selebar
badannya dan panjangnya setebal badannya. Dalam posisi ini perenang
sangat mudah untuk bergerak maju, karena tahanan depan kecil.
8 - 54 Unit 8
Dalam hal ini berlaku hukum gerakan ketiga dari Newton, yaitu hukum aksi-
reaksi.
Aksi Reaksi
Reaksi Aksi
Aksi Reaksi
Gambar 8.47
B
Permulaan Pertengahan Akhir
dayungan dayungan dayungan
Gambar 8.48
Dayungan lengan dengan siku jatuh atau lengan ditekuk ke depan adalah tipe
yang paling jelek, hanya menghasilkan dorongan maju sedikit sekali. Air
yang didorong ke belakang oleh lengan hanya sedikit sekali, karena hanya
8 - 56 Unit 8
lengan bawah saja yang mendorong air ke belakang. Ini biasanya dilakukan
oleh siswa yang baru belajar.
Dayungan lengan dengan siku lurus lebih menguntungkan, karena dalam
dayungan ini mendorong air ke belakang adalah seluruh lengan baik lengan
atas maupun lengan bawah, sehingga gerakan lebih efektif.
Gambar 8.49
Dayungan lengan yang sempurna, lengan ditekuk ke arah dalam adalah
dayungan lengan yang akan mengakibatkan gerakan ke atas dan ke bawah
sedikit sekali, sehingga menghasilkan dorongan ke depan yang sangat besar.
Gambar 8.50
Gambar 8.51
c. Posisi C. tangan menekuk, jari-jari rapat menjadi satu
Gambar 8.52
Gambar 8.53
8 - 58 Unit 8
B. Permainan
Permainan merupakan pengenalan siswa terhadap air dengan tanpa disadari.
Dalam bermain siswa akan berjalan, berlari, melompat baik ke depan dan ke
belakang maupun ke samping dan kadang-kadang jatuh ke air. Permainan air akan
dilakukan siswa dengan gembira, tanpa disadari siswa telah berani dan mengenal
sifat air, di antaranya: dingin, benda air, memberikan tahanan, baik ke atas dan ke
depan yang cukup besar.
Dengan permainan di dalam air, perasaan takut terhadap air akan hilang dan
timbullah kepercayaan terhadap diri sendiri, sehingga mudah menerima bentuk-
bentuk pelajaran berikutnya. Permainan dilakukan di kolam renang dengan ke
dalaman 1-1,25m. Dalam permainan ini daerah tempat bermain harus dibatasi
segingga siswa tidak lari keluar dari air atau bergerak ke arah yang dalam.
Macam-macam bentuk dan permainan di air, antara lain:
1. Permainan lari:
(a) Lomba lari dari ujung ke ujung.
(b) Lomba lari dengan menggendong.
(c) Lomba lari dengan rintangan, meloncat atau zig-zag.
(d) Lomba dari dengan cara mundur.
2. Permainan mengatuk
Seorang siswa disuruh mengatuk punggung siswa yang lain selama setengah
menit. Jumlah yang terkatuk dihitung, kemudian yang menjadi pengatuk
diganti oleh siswa yang lain.
3. Permainan hitam hijau
Dua baris siswa saling berhadapan. Baris yang satu dinamakan hitam,
sedangkan baris kedua dinamakan hijau. Bila guru mengatakan hitam, baris
hitam harus lari ke tepi, sedangkan bila hijau harus mengejarnya dan
berusaha mengatuknya.
4. permainan kucing tikus
Siswa membuat lingkaran dalam air dengan saling berpegangan tangan. Salah
seorang siswa menjadi kucing dan seorang lagi menjadi tikus. Tikus leluasa
keluar masuk lingkaran, sedangkan kucing yang mengejar tikus dihalang-
halangi oleh tangan yang membuat lingkaran.
5. Permainan ayam dan elang
Siswa dijadikan satu barisan membujur dengan memegang pinggang teman
yang di depannya. Yang berdiri paling depan menjadi induk ayam dan yang
di belakang menjadi anak ayam. Seorang siswa dijadikan burung elang.
C. Latihan-Latihan Persiapan
Latihan persiapan adalah bentuk pengenalan air secara sadar, sehingga siswa
lebih mengenal sifat-sifat air.
Bentuk-bentuk latihan persiapan:
1. Sikap kaki kangkang, badan dibungkukkan ke depan, sehingga muka masuk
ke dalam air dengan mata terbuka, dengan maksud membiasakan tekanan air
terhadap mata, hidung, dan telinga.
Gambar 8.54
Gambar 8.55
8 - 60 Unit 8
3. Dari sikap jongkok, kedua kaki diangkat dan tangan menekuk lutut. Dengan
cara ini akan terasa tekanan ke atas oleh air.
Gambar 8.56
C. Meluncur
Meluncur adalah dasar yang pertama dari renang, setiap gaya selalu ada
keadaan meluncur. Sikap meluncur yang baik, sudah merupakan andil yang besar
dalam membuat posisi badan yang stream line (mendatar) dalam renang. Latihan
meluncur dilakukan pada kedalaman 1 – 1, 25 meter.
Gambar 8.57
Rangkuman
Tes Formatif 1
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Usaha perenang agar berhasil renang lebih cepat ialah dengan cara ....
A. menambah tahanan
B. mengurangi tahanan
C. menambah dorongan dan mengurangi tahanan
D. mengurangi dorongan
2. Kekuatan yang menyebabkan perenang maju adalah ….
A. tahanan
B. dorongan
C. recovery
D. geseran
8 - 62 Unit 8
3. Dalam setiap gaya sikap badan yang baik adalah ....
A. diagonal
B. stabil
C. vertikal
D. stream line
4. Yang perlu diperhatikan dalam renang adalah ….
A. tahanan samping
B. tahanan depan
C. tahanan pusarn air
D. tahanan geseran air
5. Tahanan geseran air dapat dilihat pada ....
A. orang yang sedang renang
B. perahu motor
C. perahu dayung
D. getek
6. Badan perenang pada gaya bebas ….
A. berguling
B. naik turun
C. telentang
D. diam
7. Fungsi gerakan kayang utama pada gaya bebas adalah ....
A. bergerak maju
B. stabilisator
C. meluruskan renang
D. penghambat gerakan
8. Renang jarak jauh dengan gaya bebas sebaiknya dengan pukulan kaki ….
A. 2 kali
B. 4 kali
C. 6 kali
D. 8 kali
9. Amplitudo gerakan kaki gaya bebas sebaiknya dilakukan dengan jarak ….
A. 1 meter
B. 60 cm
C. 50 cm
D. 30 cm
10. Recovery lengan pada gaya bebas dilakukan dengan cara ....
A. dalam air
8 - 64 Unit 8
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bila Anda dapat mencapai penguasaan 80% ke atas, Anda dapat dikatakan berhasil.
Bagus! Akan tetapi bila masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulangi subunit
1, terutama bagian yang belum Anda kuasai dan pahami.
A. Gaya Bebas
Dalam renang gaya bebas ada 5 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
(1) Posisi badan
(2) Gerakan kaki
(3) Gerakan lengan
(4) Pernapasan
(5) Koordinasi gerakan
1. Posisi Badan
Pengecilan tahanan depan dalam renang sangatlah penting. Perenang harus
berusaha membuat posisi badannya sedatar mungkin atau sangat stream line. Dengan
posisi badan yang stream line para perenang dapat berenang dengan tahanan sekecil
mungkin, sehingga dapat menempuh jarak secepat mungkin.
Dalam mengambil pernapasan sikap kepala harus menoleh ke arah samping,
bukan mengangkat kepala. Gerakan kepala ini pada axis (as) garis sepanjang badan,
bukan pada axis garis kiri dan kanan. Kesalahan yang sering terjadi adalah pada
perenang pemula selalu ingin menaikkan kepala setinggi mungkin dalam usaha
mengambil napas dan dalam usaha melihat ke depan.
Dayungan yang salah juga akan mengakibatkan sikap badan kurang stream
line. Misalnya dayungan lengan yang terlalu keras ke arah bawah, maupun ke arah
atas, akan mengakibatkan badan naik dan turun, hal ini akan menambah tahanan.
Demikian juga recovery lengan yang tidak benar, misalnya lengan dilemparkan
lurus ke samping akan mengakibatkan sikap lurus dari badan perenang terganggu.
Posisi badan yang paling baik adalah apabila sikap kepala sedemikian rupa, sehingga
permukaan air tepat pada batas antara rambut dan dahi.
2. Gerakan Kaki
Dalam renang gaya bebas fungsi kaki yang utama adalah sebagai stabilitator
dan sebagai alat untuk menjadikan kaki tetap tinggi dalam keadaan stream line,
sehingga tahanan menjadi kecil. Tarikan lengan dalam gaya bebas adalaah sumber
8 - 66 Unit 8
pokok dari luncuran dan malahan padaa kebanyakan perenang menjadi satu-satunya
sumber dorongan atau luncuran.
Pada renang gaya bebas, kita mengenal adanya 4 macam tendangan kaki, yaitu:
(1) 2 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan.
(2) 4 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan.
(3) 6 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan.
(4) 8 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan.
Perenang-perenang yang berprestasi baik nasional maupun internasional, hanya
menggunakan 2 macam tendangan kaki, yaitu:
a. 2 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan untuk jarak jauh.
b. 6 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan untuk jarak pendek.
Gambar 8.58
1. Posisi kaki berada paling dalam atau terendah pada akhir dari tendangan ke
bawah. Paha dan betis merupakan satu garis lurus tanpa tekukan pada lutut.
Gambar 8.59
2. Posisi kaki kiri mulai dinaikkan ke atas dalam keadaan lurus tanpa tekukan
lutut, gerakan sepenuhnya dari pangkal paha, dan dilakukan dengan gerakan
yang tidak keras dan rileks. Sedangkan posisi kaki kanan dengan tendangan
ke bawah yang keras, gerakan dari pangkal paha diperluas dengan tekukan
pada sedikit lutut.
Gambar 8.61
4. Posisi kaki kiri hampir menyelesaikan gerakan ke atas dalam keadaan yang
lurus dan rileks. Sedang kaki kanan hampir menyelesaikan tendangan kaki
dengan keras, di mana betis dan telapak kaki menendang air ke bawah sampai
pada posisi yang lurus dengan paha.
Gambar 8.62
5. Posisi kaki kiri selesai pada gerakan ke atas dan dalam ke adaan lurus berada
maksimal di atas. Posisi kaki kanan selesai melakukan tendangan dan dalam
keadaan lurus berada maksimal di bawah jarak antara telapak kaki kiri
maksimal di atas dan telapak kaki kanan maksimal di bawah di sebut
amplitudo. Amplitudo gerakan kaki gaya bebas antara 25-40 cm, tergantung
dari kekuatan dan panjangnya kaki perenang.
Gambar 8.63
8 - 68 Unit 8
6. Posisi kaki kiri dalam persiapan atau mulai melakukan tendangan dengan
gerakan dari pangkal paha sedikit tekukan pada lutut. Sedangkan kaki kanan
dalam persiapan atau mulai menaikkan kaki dalam keadaan lurus.
Gambar 8.64
7. Posisi kaki dari melaksanakan tendangan dengan gerakan dari pangkal paha
dan bengkokan pada sendi lutut besar, sedangkan kaki bagian bawah dalam
persiapan tendangan. Posisi kaki kanan masih dalam persiapan untuk
menaikkan kaki dalam keadaan lurus, sumbu gerakan ini adalah articulation
coxae.
Gambar 8.65
8. Posisi kaki kiri dalam pelaksanaan tendangan yang gerakannya dalam dari
pangkal paha, dengan cara meluruskan kaki bagian bawah dengan kekuatan
penuh. Sedang posisi kaki kanan dalam perjalanan menaikkan kaki secara
lurus.
Dapat disimpulkan gerakan kaki pada renang gaya bebas adalah sebagai berikut:
1. Gerakan kaki dilakukan dengan naik turun pada bidang yang vertikal,
bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri.
2. Gerakan dimulai dari pangkal paha dan pada gerakan menendang (ke
bawah) tertekuk pada lutut, untuk kemudian diluruskan pada akhir
tendangan.
3. Pada saat tendangan dilakukan, telapak kaki bergerak, kaki keadaan lurus,
serta keadaan bengkok pada akhir tendangan. Jadi telapak kaki dari
planter flexi ke dorso flexi.
4. Gerakan kaki ke atas dilakukan dengan sikap lurus. Amplitudo gerakan,
yaitu jarak antara satu kaki maksimal di atas dan kaki yang lain maksimal
ke bawah kira-kra 25 sampai dengan 40 cm. Sedang ritme atau kecepatan
3. Dorongan lengan
Setelah telapak tangan mencapai garis bahu, dimulailah dorongan dengan
mengubah arah telapak tangan menuju ke arah paha. Dorongan ini berakhir pada saat
ibu jari menyentuh paha dan dimulailah gerakan rekoveri. Pelaksanaan gerakan
lengan selalu diikuti dengan body roll. Bila lengan kanan sedang mendayung , lengan
kiri melaksanakan rekoveri, maka pundak kanan lebih rendah dari pundak kiri, badan
oleng ke kiri, sedangkan pada saat lengan kiri mengadakan dayungan, lengan kanan
melaksanakan rekoveri, maka pundak kiri lebih rendah dari pundak kanan, badan
oleng ke arah kanan.
Urutan dayungan lengan gaya bebas.
Gambar 8.66
a. Posisi lengan kiri pada saat permulaan rekoveri, dengan mulai mengangkat
siku yang tinggi, sedang lengan kanan telah melakukan entry dan mulai
bergerak pada tarikan lengan (pull).
8 - 70 Unit 8
Gambar 8.67
b. Posisi lengan kiri tepat berada pada saat siku tinggi secara maksimal dari
rekoveri, disini terlihat ururtan ketinggian anggota lengan, yaitu siku paling
tinggi, di bawahnya lengan bawah, telapak tangan dan yang paling rendah
jari-jari tangan. Posisi lengan kanan pada pertengahan tarikan, di mana lengan
dibengkokkan kea rah dalam.
Gambar 8.68
c. Posisi lengan kiri berada pada entry dengan jari-jari masuk lebih dahulu,
sedangkan posisi lengan kanan pada tahap akhir dari tarikan.
Gambar 8.69
d. Posisi lengan kiri pada permulaan tarikan lengan, sedang posisi lengan kanan
berada pada tahap dorongan, telapak tangan berubah arah dari arah diagonal ke
arah paha kanan. Kecepatan dayungan mencapai maksimal.
4. Pernapasan
Pernapasan pada gaya bebas sangat mempengaruhi posisi badan untuk stream
line. Putaran untuk pernapasan haruslah dilaksanakan dengan axis (sumbu putaran)
garis sepanjang badan, sehingga kepala tidak akan naik terlalu tinggi dari permukaan
air. Bila putaran kepala pada sumbu putaran garis bahu, maka akibatnya kepala akan
ke luar dari permukaan air dan hal ini sesuai dengan hukum Newton, maka tubuh
bagian bawah (pantat dan kaki) akan turun ke bawah, ini akan mengakibatkan badan
tidak stream line, sehingga tahanan depan menjadi besar. Harus ada irama tertentu
antara lengan, tendangan kaki dan olengan badan. Bagi perenang dengan
mengambilkan napas ke arah kanan (menoleh ke kanan) adalah sebagai berikut:
waktu berenang, permukaan air berada di antara garis rambut dan kening dengan
posisi yang enak untuk kepala.
Putar kepala ke arah lengan untuk mengambil napas, pada saat lengan kanan
ke dalam air melaksanakan dayungan. Pada saat dorongan lengan kanan, mulut
berada di luar permukaan air mengambil napas melalui mulut dengan dibuka lebar-
lebar pada ketinggian permukaan yang ditimbulkan oleh kepala karena melaju ke
depan. Pada saat rekoveri lengan kanan, kepala menoleh ke arah bawah dan mata
melihat ke arah kolam. Pengeluaran napas tepat sebelum kepala diputar untuk
mengambil napas kembali. Udara harus dibuang ke luar, sebelum mulut mulai
mengambil napas kembali.
5. Koordinasi gerakan
Pada renang gaya bebas tidak ada aturan gerakan antara lengan dengan kaki.
Pokoknya kaki bergerak naik turun bergantian antara lengan kiri dan kanan, maka
ritme lengan kanan akan terjadi.
8 - 72 Unit 8
Urutan gerakan lengan dan kaki pada gaya bebas.
Gambar 8.71
a. Sewaktu tangan kanan masuk ke dalam air dengan cara menusuk tapak tangan
menghadap ke luar dalam permulaan tarikan. Lengan kiri dalam permulaan
dorongan, kaki kanan dalam permulaan tendangan dan kaki kiri persiapan ke
atas. Napas dikeluarkan melalui mulut dan hidung.
Gambar 8.72
b. Lengan kanan masih dalam tarikan, lengan telah berada setengah dari dorongan.
Kaki dalam pelaksanaan tendangan dan kaki kiri sedang digerakkan ke atas.
Gambar 8.73
c. Lengan kanan masih dalam tarikan, lengan kiri pada akhir dorongan. Kaki kanan
pada akhir tendangan, sedangkan kaki dalam perjalanan ke atas.
Gambar 8.74
Gambar 8.75
e. Lengan kanan berada pada akhir tarikan, sedang mulai mengadakan rekoveri.
Kaki kanan mulai naik ke atas dalam keadaan lurus, sedang kaki kiri pada
pertengahan tendangan. Badan mulai oleng.
Gambar 8.76
Gambar 8.77
8 - 74 Unit 8
Gambar 8.78
Gambar 8.79
i. Lengan kanan masih dalam dorongan, lengan kiri setengah perjalanan rekoveri.
Kaki kanan pada tendangan, sedang kaki kiri naik ke atas dalam keadaan lurus.
Gambar 8.80
j. Lengan kanan dalam dorongan dengan tekukan pada siku secara maksimal.
Lengan kiri mulai entry. Kaki kanan pada akhir tendangan, sedang kaki kiri pada
akhirnya gerakan ke atas. Kepala mulai memutar kea rah kanan.
Gambar 8.81
Gambar 8.82
Gambar 8.83
m. Lengan kanan pada akhir dorongan, lengan kiri dalam tarikan. Kaki kanan masih
naik ke atas kaki kiri pada akhir tendangan dengan sikap lurus. Kepala menoleh
ke kanan dan penarikan napas dilaksanakan.
Gambar 8.84
n. Lengan kanan telah selesai dengan dorongan, dimana ibu jari menyentuh paha.
Lengan kiri dalam pelaksanaan tarikan dengan telapak tangan menghadap ke
luar. Kaki kanan mulai menendang, sedang kaki kiri ke arah atas lurus. Kepala
mulai menoleh ke bawah.
8 - 76 Unit 8
Gambar 8.85
o. Lengan kanan dalam persiapan rekoveri, lengan kiri masih dalam tarikan. Kaki
kanan dalam tendangan, kaki kiri masih naik dengan lurus.
Gambar 8.86
p. Lengan kanan dalam perjalanan rekaveri siku tinggi, lengan kiri dan tarikan ke
luar. Kaki kanan pada akhir tendangan, karena kaki kiri berada maksimal di atas.
Gambar 8.87
q. Lengan kanan pada pertengahan rekoveri, lengan kiri pada akhir tarikan. Kaki
kiri mulai melaksanakan tendangan dengan meluruskan bengkokkan pada lutut.
Gambar 8.88
1. Posisi badan
Di dalam semua gaya renang, harus dijaga dalam sikap yang stream line atau
posisi yang horizontal sedatar mungkin dengan permukaan air. Sekali lagi kuncinya
adalah terletak pada sikap kepala pada waktu mengambil napas. Pada gaya dada,
waktu kepala naik di atas permukaan air untuk bernapas, harus diusahakan serendah
mungkin, sehingga bibir bawah tepat pada permukaan air, sedang pada waktu kepala
masih di atas air, diusahakan sebagian kecil dari rambut kepala masih di atas
permukaan air. Dengan jalan tersebut, maka sikap (posisi) badan akan stream line.
2. Gerakan kaki
Gerakan kaki pada gaya dada dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
a. Gerakan recoveri atau gerakan kontra
b. Gerakan tendangan kaki
Urutan gerakan kaki pada gaya dada, seperti gambar berikut ini:
Gambar 8.89
8 - 78 Unit 8
a. Dalam sikap meluncur, kaki dalam keadaan lurus, termasuk telapak kaki.
Gambar 8.90
b. Kaki ditarik lemas dengan cara ditekuk pada lutut dan gerakan lutut ke arah
bawah, sehingga telapak kaki menghadap ke atas.
Gambar 8.91
c. Rekoveri (tarikan) kaki mencapai maksimal di mana kita lihat tumit, lutut dan
pantat membentuk huruf ”V” atau lutut terletak di tengah-tengah antara tumit
dan pantat.
Gambar 8.92
d. Akhir dari rekoveri kaki ini, telapak kaki dari sikap lurus ke sikap
membengkok. Jarak antara kedua lutut kira-kira selebar bahu.
Gambar 8.93
Gambar 8.94
Gambar 8.95
Gambar 8.96
Gambar 8.97
8 - 80 Unit 8
3. Gerakan lengan
Gerakan lengan pada gaya dada terdiri dari 2 bagian:
a. Gerakan mendayung, yaitu gerakan yang menghasilkan dorongan maju.
b. Gerakan recoveri yang merupakan gerakan kontra atau gerakan yang
menghasilkan tahanan bagi perenang.
Urutan gerakan lengan pada gaya dada sebagai berikut:
Gambar 8.98
a. Lengan dalam keadaan lurus, daam sikap meluncur dengan telapak tangan
menghadap ke luar.
Gambar 8.99
Gambar 8.100
Gambar 8.102
Gambar 8.103
f. Lengan pada akhir dayungan dengan kedua siku rapat pada bagian lengan
bawah rapat di dada.
8 - 82 Unit 8
Gambar 8.104
Gambar 8.105
4. Pernapasan
Pernapasan pada renang gaya dada dilakukan dengan cara mengangkat kepala
ke arah depan, pandangan melihat ke arah depan sehingga mulut keluar dari
permukaan air. Naiknya kepala diusahakan sedikit mungkin hanya secukupnya untuk
dapat bernapas. Naiknya kepala sedikit mungkin ini akan mengakibatkan dapat
dipertahankannya posisi badan yang stream line. Demikian juga waktu rekoveri
lengan, kepala diturunkan sedikit, sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang
masih di atas permukaan air. Pengambilan napas dilakukan pada kepala naik ke atas
permukaan air, mulut dibuka lebar, sehingga udara dapat masuk secara bebas.
Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air,
hembusan udara melalui mulut secara cepat (eksplosif).
5. Koordinasi Gerakan
Gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada tidak dilakukan secara
bersama-sama. Juga tidak dilakukan secara bergantian. Gerakan ini dilakukan secara
Gambar 8.106
a. Posisi badan dalam sikap meluncur di mana lengan dan kaki dalam keadaan
lurus. Sebagian kepala masih memecahkan permukaan air.
Gambar 8.107
8 - 84 Unit 8
Gambar 8.108
Gambar 8.109
Gambar 8.110
f. Dayungan lengan pada saat akhir. Kedua lengan mendekati tubuh. Telapak
tangan mengarah ke dalam. Kaki masih dalam keadaan lurus. Kepala hampir
keluar dari permukaan air dan pengeluaran napas menjadi maksimal.
Gambar 8.112
Gambar 8.113
h. Dayungan lengan telah selesai, dengan merapatkan lengan atas pada tubuh
dan lengan bawah di bawah dagu. Kaki dalam pertengahan rekaveri.
8 - 86 Unit 8
Gambar 8.114
Gambar 8.115
j. Rekaveri lengan secara pelan telah mencapai setengah kaki pada akhir
rekaveri di mana telapak kaki dari keadaan berubah menjadi tertekuk,
persiapan untuk tendangan kaki.
Gambar 8.116
i. Rekaveri lengan selesai, dengan telapak tangan menghadap ke luar dan ibu
jari terletak di bawah. Kaki dalam tendangan mencambuk, di mana kecepatan
gerakan mencapai maksimal. Telapak kaki dari tertekuk kea rah lurus, dan ini
yang merupakan pendorong kaki yang utama.
Latihan
Untuk melihat kemampuan Anda menyerap materi yang telah disajikan, coba
kerjakan latihan di bawah ini:
1. Bagaimana rekaveri lengan gaya bebas dilakukan?
2. Bagaimana caranya berlatih rekaveri?
3. Bagaimana pernapasan gaya dada dilakukan?
4. Bagaimana pukulan kaki gaya dada dilakukan?
5. Setelah menguasai materi kegiatan belajar ini, coba Anda berenang di kolam
renang dan praktikkan gaya bebas da gaya dada dengan memperhatikan:
a. posisi badan.
b. gerakan kaki.
c. gerakan lengan.
d. pernapasan.
e. koordinasi.
Juga cobalah Anda mengajar renang pada siswa Anda, gaya bebas dan gaya
dada dengan metode wajar.
8 - 88 Unit 8
2) Berenang di tepi kolam kurang lebih 20 cm, bila lengan dilempar ke
samping, akan memukul dinding samping kolam, sehingga gerakan
rekaveri akan menjadi siku tinggi.
3. Akhir dari dayungan lengan kepala naik ke atas untuk bernapas, naiknya
kepala ini secukupnya saja, sehingga permukaan air berada di antara dagu
dan bibir bawah. Pada waktu tidak bernapas, kepala diturunkan cukup rendah
sehingga posisi badan tetap stream line.
4. Pukulan kaki gaya dada merupakan gerakan mencambuk dengan telapak
kaki, yang mendorong air. Gerakan ini adalah gerakan membuka dan
menutup yang merupakan satu gerakan, mulai dari pelan dan pada waktu
mencambuk gerakan dilakukan secepat mungkin.
Rangkuman
Dalam subunit ini, dibahas mengenai gaya dada bebas dan gaya dada.
Gaya bebas:
(1) Posisi badan sedatar mungkin dengan cara pernapasan haruslah
menoleh ke samping dengan sumbu putaran sepanjang badan.
(2) Gerakan kaki naik turun secara vertikal, gerakan ke bawah lebih
keras dari pangkal paha dan diteruskan pada persendian lutut.
(3) Gerakan lengan mendayung satu persatu, kegiatan antara lengan kiri
dan kanan.
(4) Pernapasan dengan menoleh ke samping, mulut terbuka lebar,
pernapasan dilakukan secara meledak (eksplosif).
(5) Pada renang gaya bebas tidak ada aturan tertentu antara gerakan kaki
dan lengan. Pokoknya gerakan kaki bergerak terus secara bergantian
antara kaki kiri dan kaki kanan, lengan mendayung secara bergantian
antara lengan kiri dan lengan kanan.
Gaya dada:
(1) Posisi badan sedatar mungkin, diusahakan naik dan turunnya kepala
sedikit mungkin.
(2) Gerakan kaki terdiri dari atas 2 bagian:
(a) Recovery dengan menarik lutut secara perlahan, sehingga
pantat, lutut dan tumit membentuk huruf “V”.
(b) Gerakan memukul merupakan gerakan mencambuk dari
kedua kaki.
(3) Gerakan lengan gaya dada terdiri dari 2 bagian:
Tes Formatif 2
Untuk mengetahui pemahaman Anda atas materi di atas, diharapkan Anda
mengerjakan soal-soal berikut!
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Badan perenang pada gaya bebas adalah ….
A. berguling
B. naik turun
C. telentang
D. diam
2. Fungsi gerakan kaki yang utama pada gaya bebas adalah .…
A . bergerak maju
B. stabilisator
C. meluruskan renangan
D. penghambat gerakan
3. Ruang jarak jauh dengan gaya bebas sebaiknya dengan pukulan kaki ….
A. 2 kali
B. 4 kali
C. 6 kali
D. 8 kali
4. Amplitudo gerakan kaki gaya bebas sebaiknya dilakukan dengan jarak .…
A. 100 cm
B. 60 cm
C. 50 cm
D. 30 cm
5. Rekaveri lengan pada gaya bebas dilakukan dengan cara…
A . dalam air
B. ke samping
8 - 90 Unit 8
C. tangan ke atas
D. gerakan terputus
6. Pukulan kaki mencambuk pada gaya dada dilakukan dengan cara .…
A . lambat
B. agak cepat
C. cepat
D. gerakan terputus
7. Pada pernapasan gaya dada kepala naik, sehingga permukaan air pada .…
A. leher
B. dada
C. bibir bawah
D. hidung
8. Akhir rekaveri lengan pada gaya dada telapak tangan menghadap .…
A. ke dalam
B. ke luar
C. ke bawah
D. ke atas
9. Persesuaian koordinasi gerakan lengan dan kaki gaya dada dilakukan .…
A. bersama-sama
B. bergantian
C. lengan mulai dulu segera diikuti kaki
D. kaki mulai dulu baru lengan
10. Ruang jarak dekat (sprint) dengan gaya bebas sebaiknya menggunakan pukulan
kaki .…
A. 2 kali
B. 4 kali
C. 6 kali
D. 8 kali
Rumus:
Jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Bila Anda dapat mencapai penguasaan 80% ke atas, Anda dapat dikatakan berhasil.
Bagus! Akan tetapi bila masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulangi,
terutama bagian yang belum Anda kuasai dan pahami.
8 - 92 Unit 8
Subunit 3
Start Dan Pembalikan
A. Start
S tart merupakan langkah awal dari suatu pertandingan. Start yang baik akan
menghasilkan andil yang besar dalam suatu pertandingan. Start dikatakan baik
apabila menghasilkan luncuran yang keras. Luncuran yang keras disebabkan oleh
tolakan kedua kaki dan gerakan dari badan. Pada olahraga renang kita mengenal 2
macam start yaitu:
1. Start dari atas (pada startblock), untuk renang dalam sikap telungkup, yaitu gaya
bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu.
2. Start dari bawah (menggantung pada startblock) untuk renang dalam sikap
telentang, yaitu: gaya punggung.
Gambar 8.118
Gambar 8.119
Gambar 8.120
Gambar 8.121
e. Akibat ayunan tangan yang dilakukan sikap tubuh akan cenderung miring,
dalam sikap ini sudut yang dibentuk oleh lutut kaki makin membesar di mana
sikap ini merupakan sikap untuk menolak dengan dorongan kedua belah
telapak/ujung jari kaki.
Gambar 8.122
8 - 94 Unit 8
f. serentak dengan ayunan tangan untuk dikembalikan ke depan, lakukanlah
tolakan kaki semaksimal mungkin.
Gambar 8.123
Gambar 8.124
h. Dengan tolakan yang keras dari kedua kaki, tangan diluruskan ke depan,
demikian juga badan berusaha dalam sikap lurus.
Gambar 8.125
i. Dengan kedua belah kaki, tolakan dilakukan dan kemudian kedua belah
lengan diluruskan ke depan dalam posisi di bawah kepala. Demikian pula saat
kedua belah kaki lepas landas dari balok start, luruskanlah kedua kaki
belakang.
Gambar 8.127
k. Berikutnya adalah saat kedua belah lengan yang lurus masuk kepermukaan
air di mana yang masuk terdahulu adalah kedua ujung jari tangan, selanjutnya
berurutan, lengan bawah, lengan atas, bahu, tubuh, pinggul, tungkai atas dan
tungkai bawah.
Gambar 8.128
8 - 96 Unit 8
Gambar 8.129
Gambar 8.130
Gambar 8.131
Gambar 8.132
c. Bertepatan dengan bunyi pistol atau peluit, ayunkan kedua belah lengan ke
samping lurus, di mana pada saat itu kedua belah kaki serentak melakukan
tolakan.
d. Saat seluruh tubuh masuk ke permukaan air dengan kedua belah lengan lurus
di samping telinga, selanjutnya melakukan gerakan seperti yang ditentukan
dalam gaya punggung.
B. Pembalikan
Pembalikan pada renang dilakukan sesuai dengan gaya renangnya. Masing-
masing gaya mempunyai cara dan peraturan pembalikan yang sesuai dengan
peraturan pertandingan. Pembalikan pada olahraga renang terdiri dari:
(1) pembalikan gaya bebas.
(2) pembalikan gaya dada.
(3) pembalikan gaya punggung.
(4) pembalikan gaya kupu-kupu.
Gambar 8.134
8 - 98 Unit 8
Gambar 8.135
Gambar 8.136
3. Dengan dorongan badan berputar kea rah kanan pada posisi yang
horizontal.
Gambar 8.137
4. Akhir dari putaran badan dalam bidang horizontal, kedua kaki bersiap
untuk meluncur dengan tolakan yang kuat.
Gambar 8.138
5. Dengan tolakan kedua kaki yang kuat, badan meluncur dengan sikap
badan yang lurus
Gambar 8.139
1. Pada saat salah satu tangan berada lurus di depan, salah satu tangan lagi
akan melakukan dorongan.
Gambar 8.140
Gambar 8.141
3. Saat tangan kiri berada di samping paha, kedua belah kaki lurus di
belakang, tangan siap untuk melakukan dorongan.
Gambar 8.142
8 - 100 Unit 8
Gambar 8.143
Gambar 8.144
Gambar 8.145
7. Badan berputar dalam bidang vertikal, dengan sikap badan yang bulat.
Gambar 8.146
Gambar 8.147
9. Setelah kedua belah telapak kaki menyentuh dinding kolam dalam sikap
menyamping, kedua belah lengan diluruskan ke depan.
Gambar 8.148
Gambar 8.149
Gambar 8.150
8 - 102 Unit 8
12. Setelah tubuh meluncur lurus ke depan, di mana telapak kaki telah lepas
landas, lakukanlah gerakan kaki dengan naik turun sesuai dengan
ketentuan dalam gaya bebas, pandangan tetap lurus ke depan di mana
kedua belah lengan lurus di samping telinga.
Gambar 8.151
Gambar 8.152
1. Sesaat kedua belah tangan tiba dipembalikan dengan sikap tubuh lurus di
mana kedua belah kaki berdampingan lurus di belakang.
Gambar 8.153
Gambar 8.154
Gambar 8.155
4. Serentak dengan kedua belah kaki tiba dipembalikan, kedua belah lengan
berada lurus ke depan.
Gambar 8.156
5. Dengan tolakan kedua belah kaki yang kuat dan sikap kedua belah lengan
lurus di depan, tubuh dengan di dorong sehingga meluncur, secara
bertahap mengambil sikap telungkup.
8 - 104 Unit 8
Latihan
Setelah Anda mempelajari pokok bahasan di atas, jawablah pertanyaan berikut ini:
1) Ada berapa macam start dalam renang?
2) Bagaimana sikap awal dari start?
3) Ada berapa macam pembalikan dalam renang?
4) Pada pembalikan gaya bebas bagian mana yang menyentuh dinding kolam?
Rangkuman
Start dalam renang ada 2 macam yaitu start dari atas dan start bawah.
Start dari atas untuk gaya bebas, dada, dan kupu-kupu. Start dari bawah untuk
gaya punggung. Pembalikan dalam renang untuk masing-masing gaya
mempunyai aturannya sendiri-sendiri. Pembalikan untuk gaya bebas ada 2
macam yaitu pembalikan biasa dan pembalikan salto. Pembalikan gaya dada
hanya ada satu macam, yaitu pembalikan biasa. Pembalikan gaya punggung
ada 2 macam yaitu pembalikan biasa dan pembalikan salto. Pembalikan pada
gaya kupu-kupu hanya satu macam yaitu pembalikan biasa.
8 - 106 Unit 8
7. Pembalikan pada gaya dada dapat dilakukan dengan .…
A. satu cara
B. dua cara
C. tiga cara
D. empat cara
8. Pada pembalikan gaya bebas yang menyentuh dinding pembalikan haruslah .…
A. telapak tangan
B. telapak kaki
C. pantat
D. salah satu bagian dari badan
9. Pada pembalikan gaya bebas dengan cara biasa, bila yang menyentuh dinding
pembalikan tangan kiri, maka badan haruslah berputar ke arah .…
A. bawah
B. atas
C. kiri
D. kanan
10. Pada pembalikan gaya dada, setelah kedua lengan menyentuh dinding
pembalikan, maka badan harus berada dalam sikap .…
A. telungkup
B. miring
C. telentang
D. bebas.
Setelah Anda menjawab tes formatif pokok bahasan subunit ini, kemudian
cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir unit
ini. Hitunglah jawaban Ada yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda dalam mempelajari materi subunit ini.
Rumus:
Jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
10
Bila Anda dapat mencapai penguasaan 80% ke atas, Anda dapat dikatakan berhasil.
Bagus! Akan tetapi bila masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulangi,
terutama bagian yang belum Anda kuasai dan pahami.
8 - 108 Unit 8
Kunci JawabanTes Formatif
Tes Formatif 1
Tes Formatif 3
1. B. berjarak selebar bahu.
2. C. di bibir start block.
3. C. depan.
4. A. lurus.
5. C. punggung.
6. B. dua cara.
7. A.. satu cara.
8. D. salah satu bagian dari badan.
9. D. kanan.
10. A. telungkup.
8 - 110 Unit 8
Daftar Pustaka
Ambruster. David a. (1973). Swimming and Diving. Sain Lowes: The CV. Mosby
Company.
Eady, Roger. (1972). Modern Swimming and Training Techniques for a coach and a
Competitor. London: Athur Barker Limited.
Ong Siae Tjiang dan Tarigan. (....). Renang. Jakarta: Keng Po.
Verrier Jhon. (1980). Swimming Teaching. Londan: Kaye & Word Limited.
Andil : Peran
Diagonze : menyilang
Dorsal fleksi : gerakan menekuk sendi pergelangan kaki
Entry : saat pertama tangan masuk ke air
Horizontal : Datar
Koreksi : perbaikan, pembetulan
Ovel all : menjangkau semua
Pull : gerakan tangan menarik air
Push : gerakan tangan mendorong air
Plantar-fleksi : gerakan meluruskan sendi pergelangan kaki
Ritme : irama
Stream line : garis lurus, mendatar, sejajar dengan permukaan air
Semi diagonal : setengah menyilang
Step by step : selangkah demi selangkah
Simetris : setangkup, segaris, sama
Stabil : kuat, tahan, mantap
Stabilisator : penguat, penahan
Temperatur : keadaan suhu
Amatir : kegiatan sukarela/cinta
Asuransi : pertanggungan jiwa
Coach : pelatih
Dorsal fleksi : gerakan menekuk sendi pergelangan kaki
Definisi : kesimpulan, keterangan yang pendek
Finansial : sesuatu yang menyangkut uang
Insting : naluri
Instruksi : perintah
Iklan : reklame, seruan
Kualifikasi : pengelompokan
Kompensasi : pergantian jasa
Komersil : sesuatu yang bersifat didagangkan
Kontribusi : uang iuran
Life-saving : penyelamatan jiwa
Master : pakar, ahli
Medis : hal yang mengenai kesehatan
8 - 112 Unit 8
Offisial : anggota pengurus yang ikut mengatur dalam olahraga
Planter Fleksi : gerakan meluruskan sendi pergelangan kaki
Publikasi : pengumuman/penyiaran
Pers : hal yang berkaitan dengan surat kabar
Promosi : tawaran, seruan, anjuran
Rilex : lemas, lentuk
Reputasi : kehormatan, nama baik
Startblock : tempat start
Skorsing : hukuman
Scoreboard elektronik : papan penilaian elektronik
Stopwacth : jam pengatur waktu
Starter : orang yang memberikan aba-aba start
Transaksi : perjanjian, pelaksanaan
Transportasi : Angkutan
Take-off : saat seseorang perenang meninggalkan tempat start untuk
menggantikan perenang lain pada renang estafet
Yuridiksi : peraturan
Direkualifikasi : katagori, kelompok
Inskripsi : dalam uraian, dalam rincian
Pendahuluan
8 - 114 Unit 8
Subunit 1
Sejarah Perkembangan Tenis Meja
P ermainan tenis meja sebelumnya dikenal sebagai pengisi waktu luang/ senggang
atau sebagai hiburan/rekreasi . Permainan ini sebenarnya berasal dari permainan
tenis lapangan. Di abad ke 19, permainan tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis
sudah memasyarakat di daratan Eropa terutama di Inggris. Kita mengenal permainan
ini dengan nama “Ping-Pong”, yaitu berasal dari tiruan suara yang ditimbulkan oleh
sentuhan bola dengan meja maupun dengan bet/raket.
Pada permulaan abad ke 20, permainan Ping-Pong sedikit demi sedikit
mendapatkan beberapa bentuk permainan meskipun masih serba kompleks. Orang
yang belum memahami benar permainan ini masih menganggap bahwa permainan
ping-pong hanya sekedar hiburan, rekreasi atau sebagai pengisi waktu luang. Jadi
pada waktu itu permainan ping-pong belum dianggap sebagai salah satu cabang
olahraga.
Pada tahun 1903 dikeluarkan suatu ketentuan mengenai pakaian yang
digunakan untuk pria maupun wanita. Selain itu diberi juga petunjuk teknis
mengenai lapisan karet berbintik-bintik pada raket/bet.
Antara tahun 1905-1910 permainan pingpong di Eropa Tengah menjadi
popular dan terkenal. Pada tahun itu pula permainan pingpong masuk ke Asia yaitu
di Jepang, kemudian menyebar ke Korea dan ke China.
Pada tahun 1920 permainan tenis meja mulai berkurang pengemarnya di
Eropa dan hanya yang bertahan adalah Inggris dan Wales. Pada waktu itu permainan
pingpong sudah terdaftar sebagai nama resmi, yaitu “Table Tennis” atau kita sebut
“Tenis meja”.
Enam puluh kemudian tenis meja mulai berkembang menjadi salah satu
cabang olahraga yang banyak penggemarnya di seluruh dunia. Sebuah organisasi
yang mengatur tenis meja ialah ITTF (International Table Tennis Federation) yang
menjamin bahwa tenis meja merupakan cabang olahraga yang dipertandingkan.
Tahun 1930 terjadi perubahan peraturan seperti ukuran tinggi jaring,
peraturan untuk menghindarkan permainan yang lama antar pemain bertahan dan
peraturan yang menguntungkan bagi pembuka bola.
Pada tahun 1928-1929, Fred Perry menjadi juara tunggal tenis meja. Dia
mencapai prestasi yang sama di lapangan Tennis lapangan Wimbledon, Inggris.
Kepindahan Red Perry dari tenis meja ke tenis lapangan disebabkan keterlambatan
daya reaksi yang menimpa dirinya untuk bergerak di belakang meja pingpong. Suatu
8 - 116 Unit 8
B. Sejarah Perkembangan Tenis Meja Di Asia.
Di benua Asia, usaha mengkoordinasikan kepentingan cabang olahraga tenis
meja dimulai sejak terselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay India pada bulan
Pebruari tahun 1952.
Peserta dari Negara Asia memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja
dengan nama The Table Federation of Asia (TIFA). TIFA telah berhasil
menyelenggarakan 10 kejuaraan Asia diantaranya:
Ke I diselenggarakan tahun 1952 di Singapura
Ke II diselenggaragan tahun 1953 di Tokyo Jepang
Ke III diselenggaragan tahun 1954 di Singapura
Ke IV diselenggaragan tahun 1957 di Manila
Ke V diselenggaragan tahun 1960 di Bombay India
Ke VI diselenggaragan tahun 1963 di Manila
Ke VII diselenggaragan tahun 1964 di Seoul Korea
Ke VIII diselenggaragan tahun 1967 di Singapura
Ke IX diselenggaragan tahun 1969 di Tokyo Jakarta
Ke X diselenggaragan tahun 1970 di Nagoya Jepang
Dengan TIFA beberapa Negara Asia seakan-akan kurang puas, karena TIFA
belum menghimpun secara keseluruhan kekuatan tenis meja di Asia sebagaimana
tercantum dalam anggaran dasar TIFA.
Pada bulan Mei 1972 perwakilan perwakilan dari asosiasi tenis meja China,
Jepang dan DPR Korea mengadakan pertemuan khusus untuk mengambil inisiatif
guna mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing Cina yang dihadiri oleh 16
delegasi Negara Asia, antara lain: Jepang, Cina, Korea,
Irak, Iran, Libanon, Malasyia, Kuwait, Pakistan, Srilangka, Nepal, Singapura,
Thailand, Vietnam, India dan Philipina.
Atas keputusan bersama, maka pada tanggal 17 Mei 1972 dibentuk “Asian
Table Tennis Union (ATTU)”
Pada bulan September 1972 berlangsung kejuaraan ke I dan konggres I di
Beijing Cina.
Sejak tahun 1972-1982 ATTU sudah melaksanakan kejuaraan Asia sebanyak
6 kali, yaitu: di Beijing Cina, Yokohama Jepang, Piongyang Korea, Kuala Lumpur
Malasyia, Calcuta India, dan Jakarta Indonesia.
Adapun tujuan ATTU sebagai berikut:
1. Untuk mempererat persahabatan antara pemain tenis meja dan bangsa-
bangsa dari negara Asia.
2. Mempertinggi popularitas, pengembangan, dan prestasi tenis meja di Asia
8 - 118 Unit 8
Karena beberapa Negara Asia seakan-akan merasa kurang puas, sebab TTFA
belum menghimpun secara keseluruhan kekuatan tenis meja di Asia sebagaimana
tercantum di dalam anggaran dasar TTFA.
Dengan pengetahuan dasar tersebut maka pemain pemula akan lebih mengenal
berbagai peralatan dan perlengkapan maupun prinsip-prinsip dasar permainan
Rangkuman
Sejarah perkembangan permainan tenis meja mulai dari tingkat dunia dan
Asia meupun Indonesia sendiri begitu cepat berkembang, maka bisa
disimpulkan bahwa permainan tersebut tidaklah begitu sulit untuk diikuti oleh
semua orang.
Tes Formatif 1
Setelah mempelajari sejarah permainan tenismeja, maka jawablah pertanyaan di
bawah ini dengan memilih alternative jawaban yang telah tersedia.
1. Di manakah permainan pingpong pertama kali dilakukan?
a. Amerika
b. Australia
c. Eropa
d. Asia
2. Antara tahun berapa permainan pingpong masuk ke benua Asia?
a. Tahun 1902 -1907
b. Tahun 1903 - 1908
c. Tahun 1904 - 1909
d. Tahun 1905 - 1910
3. Pada permulaan tahun 1920 permainan pingpong mulai berkurang
pengemarnya, yang masih bertahan hanya di Negara…
a. Jerman
b. Inggris
c. Hongaria
d. Cekoslovakia
4. Apa nama organisasi dunia yang mengatur kegiatan permainan tenis meja?
a. ITTF
b. ITFT
c. IAAD
d. IFFT
8 - 120 Unit 8
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian belakang unit ini. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi ini
Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
A. Peralatan
1. Meja
P ermukaan meja berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm, lebar
152,5 cm, harus datar rata-rata air, sejajar dengan lantai dan tingginya 76 cm.
Boleh terbuat dari bahan apapun dan dapat memantulkan secara merata dengan
ketentuan apabila sebuah bola dijatuhkan dengan ketinggian 30,5 cm di atas
permukaan meja, kembali ke atas tidak kurang dari 22 cm dan tidak lebih dari 25 cm.
Permukaan dinamakan bidang permainan (playing surface) harus berwarna
pudar dan sangat gelap, sebaiknya hijau tua kehitam-hitaman, ditambah garis putih
selebar 2 cm sepanjang tiap sisi meja.
Garis pada sisi yang panjangnya 152,5 cm dinamakan garis ujung (end lines),
sedangkan sepanjang garis sisi yang panjangnya 274 cm dinamakan garis tepi (side
lines)
Gambar 8.157
2. Net
Bidang permainan dibagi menjadi dua bagian yang sama ukurannya oleh
sebuah jaring yang dipasang sejajar dengan garis ujung. Jaring termasuk tli
8 - 122 Unit 8
pengantungnya, sepanjang 15,25 cm dan bagian bawah harus rapat menyentuh
bidang permainan sepanjang jaring tersebut.
3. Tiang jaring
Diameter tiang jaring bleh melebihi 22 mm. Alat yang mengatur tinggi tiang
dan ketegangan tali tempat bergantungnya jaring harus diproyeksikan di atas meja
pada tempat berdirinya tiang tersebut dengan jarak 7 mm daripada tiang-tiang itu.
4. Bola
Bola harus berbentuk bulat dan terbuat dari bacelluloid atau plastic yang
berwarna putih dan pudar. Diameter bola tidak boleh kurang dari 37,2 mm dan tidak
boleh lebih dari 38,2 mm, sedang beratnya tidak kurang dari 2,40 gr dan tidak boleh
lebih dari 2.52 gr.
5. Raket/bet
“Sandwich” (penyelipan) terdiri atas lapisan karet busa yang dilapisi oleh
karet berbintik biasa, menonjol keluar maupun ke dalam, dalam hal ini tebal lapisan
keseluruhannya pada tiap permukaan tidak melebihi 4 mm.
Bila karet mentah dipakai pada kedua belah bidang pemukul maka warna dari
karet tersebut kedua-duanya harus sama, bilamana kayu digunakan untuk salah satu
atau kedua bidang pemukulnya, warnanya harus gelap atau kedua-duanya warna asli
(tidak dicat) sehingga tidak mengubah keaslian permukaannya.
6. Memilih raket/bet
Raket untuk permainan tenis meja tidak selalu sama ukurannya, bentuk
maupun beratnya, tetapi bagian blode atau bagian raket yang berbentuk bulat harus
terbuat dari kayu yang rata atau kaku serta sama tebalnya. Blode ini harus dilapisi
dengan bahan karet yang berlekuk-lekuk kearah luar atau ke dalam. Bagian
permukaan ini biasanya dilekatkan selapis karet lain lagi yang termasuk jenis karet
celluloid atau sellulosa yang tebal kedua lapisan karet tersebut tidak lebih dari 4mm,
sehingga
dibagian kiri dan kanan blode akan terdapat lapisan karet dengan jumlah tebal
keseluruhan tidak boleh melebihi dari 8 mm.Bagi yang masih tergolongan pemula,
sebaiknya memilih blode yang bentuknya bulat, lebih-lebih bagi para pelajar yang
baru mempelajari teknik dasar dari berbagai macam stroke (pukulan), karena raket
jenis ini mudah digunakan dan harganya relatif murah.
B. Perlengkapan
Pemain tidak boleh menggunakan perlengkapan pakaian yang berwarna putih
atau berwarna muda yang dapat mengganggu atau merusak pandangan lawan. Bagde
(tanda pengenal) atau tulisan pada baju yang digunakan si pemain, tidk boleh terlalu
8 - 124 Unit 8
bagian dipasang kawat setengah lingkaran. Pemasangan kawat tersebut arahnya bisa
dari depan ke belakang melalui atas papan penilaian atau sebaliknya. Kemudian dua
perangkat skor mulai dari angka nol sampai dengan angka 30 yang warnanya
berbeda, misalnya hitan dan putih etrbuat dari logam atau karton yang berukuran 10
cm dan lebar 7 cm dimasukkan ke dalam kawat tersebut. Pemberian skor pada tiap
pemain yang sedang bertanding dengan cara membalikan angka tersebut dengan cara
digeser dari depan ke belakang melalui atas papan. Teknologi muthakir sekarang
mempergunakan scoring board dengan electronic digital dengan cara cukup menekan
tombol yang tersedia pada alat tersebut yang sesuai dengan perolehan skor tiap
pemain yang sedang bertanding.
Latihan
Setelah menyelesaikan kajian mengenai peralatan dan perlengkapan permainan tenis
meja, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai bahan latihan.
1. Di manakah letak perbedaan antara meja yang digunakan untuk permainan
tunggal dengan meja yang digunakan untuk permainan ganda?
2. Mengapa penggunaan bola di dalam kejuaraan tingkat nasional maupun
internasional yang berlangsung di Indonesia harus seizin PTMSI?
3. Mengapa antara pemain yang satu dengan pemain yang lainnya dalam memilih
bet/raket belum tentu sama?
4. Mengapa pemain-pemain tenis meja tidak diperbolehkan menggunakan
perlengkapan pakaian yang berwarna putih atau berwarna muda?
Tes Formatif 2
Setelah mempelajari uraian di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dengan cara memilih jawaban yang telah tersedia.
1. Ukuran panjang meja untuk permainan tenis meja adalah…
a. 271 cm
b. 272 cm
c. 273 cm
d. 274 cm
2. Permukaan meja harus berwarna pudar, sebaiknya berwarna…
a. Hijau muda
b. Hijau tua
c. Hijau tua kehitam-hitaman
d. Hijau kehitam-hitaman
3. Permukaan meja untuk permainan ganda dibagi dua oleh sebuah garis putih yang
tebalnya…
a. 2 mm
b. 3 mm
c. 4 mm
d. 5 mm
4. Ukuran panjang net untuk permainan tenis meja adalah…
a. 183 cm
b. 184 cm
c. 185 cm
d. 186 cm
5. Pantulan standard untuk bola harus memenuhi syarat, yaitu antara…
a. 225 mm – 245 mm
b. 230 mm - 250 mm
8 - 126 Unit 8
c. 235 mm – 255 mm
d. 240 mm – 260 mm
6. Bet/raket bidangnya diberi lapisan berbintik-bintik menonjol ke luar yang tebalnya
tidak boleh dari…
a. 2 mm
b. 3 mm
c. 4 mm
d. 5 mm
7. Bet/raket tidak perlu sama dalam bentuk, ukuran dan beratnya, tetapi pada bagian
blode harus…
a. Rata dan lentur
b. Cembung dan kaku
c. Cembung dan lentur
d. Rata dan kaku
8. Pemain tenis meja tidak boleh menggunakan perlengkapan pakaian yang berwarna
…
a. Coklat
b. Putih
c. Hijau
d. Biru
9. Untuk pertandingan internasional ukuran minimal ruang permainan adalah…
a. panjang 12m, lebar 5 m dan tinggi 2 m
b. panjang 13m, lebar 6 m dan tinggi 3 m
c. panjang 14m, lebar 7 m dan tinggi 4 m
d. panjang 15m, lebar 8 m dan tinggi 5 m
10. Sumber penerangan/lampu tingginya tidak boleh kurang dari…
a. 3 m di atas lantai tempat bermain
b. 4 m di atas lantai tempat bermain
c. 5 m di atas lantai tempat bermain
d. 6 m di atas lantai tempat bermain
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian belakang unit ini. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi unit ini
Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
8 - 128 Unit 8
Subunit 3
Prinsip Dasar Permainan Tenis Meja
S hakehand grip adalah cara memegang bet seperti halnya kita berjabatan tangan.
Cara ini sangat popular di Eropa dan Amerika. Keuntungan dari pegangan ini
ialah kedua muka raket/bet dapat dipergunakan, selain itu pemain dapat melakukan
forehand stroke dan backhand stroke tanpa mngubah pegangan raket.
Gambar 8.158
Gambar 8.160
8 - 130 Unit 8
fisik dan teknik lainnya. Sikap dasar gerakan kaki dalam permainan tenis meja
sebagai berikut:
1. Tempatkan kaki di tengah-tengah lapangan pada saat akan memukul bola
2. Gerakan kaki sebaiknya dilakukan dengan halus dan tidak meloncat-loncat
3. Pada waktu gerakan ke samping; (a) gerakan jarak pendek dapat dilakukan
dengan menggerakkan salah satu kaki saja, (b) gerakan jarak sedang dengan
langkah samping biasa dan dengan langkah menyilang, (c) gerakn jarak jauh
dengan gerakan kaki yang terdekat dengan arah bola, kemudian disusul kaki
yang lain sampai menuju pada posisi pukul yang dikehendaki.
4. Pada waktu gerakan ke depan dan ke belakang prinsipnya sama dengan
gerakan ke samping dengan mendahulukan kaki yang terdekat dengan bola.
Untuk jarak pendek cukup menggerakkan salah satu kaki saja. Untuk jarak
jauh dapat digunakan tambahan langkah atau menggunakan langkah silang.
Rangkuman
Cara memegang raker/bet sangat penting sebelum Anda mempelajari
teknik yang ada dalam permainan tenis meja, karena dari kedua cara
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang harus dimiliki yaitu
kebulatan tekad, konsentrasi, bakat dan penguasaan dalam memegang
bet/raket. Kita harus beradaptasi dalam cara memegang raket/bet baik
dengan cara shakehand grip maupun dengan cara penhold grip.
Tes Formatif 3
Setelah mempelajari uraian di atas, jawablah pertanyaan berikut ini dengan
memilih salah satu alternative jawaban yng telah disediakan.
1. Cara pegangan jabat tangan adalah…
A. shakehand grip
B. penhold grip
C. penhold shakehand grip
D. shakehand penhold grip
2. Sudut raket yang terbuka dan bergerak kea rah bawah akan memberikan
efek…
A. spin pada bola
B. forehand spin pada bola
C. backhand spin pada bola
D. topspin pada bola
8 - 132 Unit 8
9. Untuk memukul bola yang diarahkan lawan ke sebelah kiri dan jatuhnya
dekat net, maka pemain dpat menggunakan gerakan kaki…
A. ke depan serong kanan
B. ke depan serong kiri
C. ke samping kiri
D. ke belakang serong kiri
10. Gerakan jarak pendek dapat dilakukan dengan…
A. menggerakkan salah satu kaki
B. langkah samping biasa
C. langkah menyilang
D. menggerakkan kaki yang dekat dengan arah bola.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian belakang unit ini. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi unit ini.
Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
A pabila diartikan teknik memukul bola adalah cara tertentu untuk memukul bola
agar melewati net/jaring. Cara tersebut jelas banyak jenis/macamnya, tetapi
bagaimanapun yang dilakukan untuk mengembalikan bola meskipun macam atau
jenisnya di dalam cara memukul bola agar bisa melewati net/jaring adalah
merupakan teknik. Misalnya bagaimana cara memegang raket/bet, bagaimana sikap
tubuh waktu memukul bola, bagaimana posisi kedua kaki, bagaimana gerakan lengan
waktu memukul bola agar bola dapat melalui net dan jatuh pada bidang meja lawan
dengan kecepatan bola sesuai yang diinginkan dan apa-apa yang dilakukan untuk
mempersiapkan pukulan berikutnya dari bola yang datangnya dari pukulan lawan .
A. Macam-Macam Pukulan
Di dalam permainan tenis meja ada 2 macam pukulan, yaitu:
1. Forehand
Pukulan forehand adalah pukulan di mana waktu memukul bola posisi telapak tangan
yang memegang bat/raket menghadap ke depan.
Gambar 8.161
8 - 134 Unit 8
2. Backhand
Pukulan backhand adalah pukulan di mana waktu memukul bola posisi telapak
tangan yang memegang bat/raket menghadap ke belakang atau posisi punggung
tangan yang memegang bat/raket menghadap ke depan.
Gambar 8.162
B. Jenis-Jenis Pukulan
Jenis pukulan permainan tenis meja sebagai berikut:
1. Drive
Drive merupakan hasil pukulan dengan ayunan panjang, sehingga dihasilkan
komponen ke atas dan ke depan yang seimbang. Dengan drive dimaksudkan akan
menghasilkan jenis pukulan yang keras disertai gerakan tangan yang bebas. Dengan
pukulan ini, bola akan melaju dengan kecepatan tinggi. Pukulan ini sebenarnya
dilakukan tergantung jenis bola yang diterima dari lawan, karena pukulan ini dapat
dimainkan sebagai pukulan untuk menyerang lawan.
2. Bola kosong
Merupakan hasil pukulan rata (flat) dari permukaan bet/raket dengan bola
membentuk sudut 90 derajat. Jadi bola akan bergerak lurus cepat ke depan mengikuti
garis tengah bola. Inilah yang disebut bola kosong atau seringkali disebut “bola
black”.
Gambar 8.163
Gambar 8.164
4. Backspin
Pukulan ini kebalikan dari pukulan topspin, yaitu bola dipukul pada bagian sedikit di
bawah garis tengah bola. Pada waktu bola menyentuh bet/raket, gerakan ke bawah
lebih besar dari pada gerakan ke depan, sehingga akan menghasilkan putaran bola
kea rah bawah atau kea rah dalam, dan jalannya bola agak rendah serta lambat. Bola
akan memantul di lapangan lawan dengan lentingan yang rendah, tajam ke muka
sambil meluncur. Apabila gerakan memukulnya dipotong akan terjadi bola chop.
Gambar 8.165
5. Sidespin
Pada prinsip putaran bola sidespin sama halnya dengan pukulan bola topspin maupun
pukulan bla backspin. Dalam pukulan ini perbedaannya terletak pada perkenaan
bet/raket dengan bola. Untuk pukulan sidespin bola dipukul pada sisi samping
dengan gerakan ke samping lebih besar dari pada gerakan ke depan. Bola sidespin
biasanya banyak digunakan pada waktu melakukan pukulan service. Ada 2 macam
pukulan sidespin, yaitu pukulan sidespin ke kiri dan pukulan sidespin ke kanan
Gambar 8.166
8 - 136 Unit 8
6. Smash
Di dalam permainan tenis meja pukulan smash tidak selalu dilakukan untuk
mengembalikan bola yang datangnya dari pukulan lawan. Smash baru bisa dilakukan
apabila ada kesempatan yang memungkinkan untuk melakukan pukulan smash yang
tujuannya untuk mematikan permainan lawan, sehingga mendapat angka. Selain ada
kesempatan yang memungkinkan, sebelum melakukan pukulan smash harus sudah
dapat melakukan pukulan-pukulan dasar dari permainan tenis meja. Setelah dapat
melakukan pukulan dasar dengan baik barulah pukulan smash dilakukan, itupun
harus menggunakan perasaan dan melihat posisi yang baik sehingga dapat mengenai
bola dengan tepat.
Teknik forehand smash dilakukan dengan sikap posisi kedua kaki sedikit lebih
besar, tubuh berputar ke kanan dari pinggul. Gerakan memukul lengan bergerak dari
belakang ke depan, dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Arah ke bawah
gerakan tergantung dari pada tingginya bola yang dismash. Kedudukan bola semakin
tinggi ketika dipukul, semakin ke bawah pula arah gerakan lengan dan putaran tubuh.
Sikap akhir lengan gerakan forehand smash adalah sudut antara lengan atas
yang diarahkan ke depan dengan tubuh menjadi semakin kecil, demikian pula sudut
antara lengan bawah dan lengan atas.
Di dalam membahas gerakan lengan bahwa gerakannya semakin ke bawah
kalau bola dipukul pada titik yang lebih tinggi, tetapi ketinggian bola yang masih
dapat dismash akan terpengaruh oleh pembatasan, yaitu lengan atas tidak boleh
menjadi sejajar dengan bahu, apalagi menjadi lebih tinggi. Tetapi pada bola yang
memantul lebih tinggi akan terdapat dua kemungkinan, yaitu memukul bola sebelum
mencapai titik tertinggi atau memukul bola sesudah mencapai titik tertinggi.\
Gambar 8.167
7. Half Volley
Jenis pukulan half volley biasanya dimainkan dengan backhand. Pukulan ini agak
lebih sedikit dari pada sekedar menahan bola dengan bet/raket dengan cara benturan
langsung sesudah bola melambung. Lengan dan bet/raket sedikit sekali digerakkan
ke depan, sedangkan gerak lanjut tidakbanyak diperlukan.
Half volley dapat dilakukan dari posisi menyamping atau posisi tepat menghadap
ke meja. Dengan menggunakan half volley pada saat yang tepat serta penempatan
yang baik dan mendorong sedikit, half volley bisa menjadi pukulan yang menyerang.
Yang penting dapat mengecoh lawan, bahkan sekali-kali dapat membuat lawan tidak
berdaya. Half volley juga merupakan pukulan bertahan yang sangat efektif, karena
pemain cukup menjangkaukan bet/raketnya ke bola dan menahankannya saja untuk
tetap melanjutkan rally dengan kemungkinan bisa bertahan terus.
Latihan
Setelah mempelajari bagian dari modul ini, jawablah pertanyaan berikut ini sebagai
bahan latihan.
1. Apakah yang dimaksud dengan pukulan forehand itu?
2. Apakah yang dimaksud dengan pukulan backhand itu?
3. Bagaimana sikap posisi kaki pada dorongan forehand ?
4. Jelaskan mengenai sikap posisi kaki dorongan backhand?
5. Bagaimana posisi kaki pada kontra serangan backhand?
8 - 138 Unit 8
3. Dengan mengambil sikap dasar agak condong ke arah meja, di mana posisi
kaki kiri berada di depan kaki kanan
4. Sikap tubuh dan kedua kaki berdiri sejajar dengan meja, tungkai kanan
sedikit berada di depan
5. Sikap posisi kedua kaki dan tubuh berdiri paralel dengan meja pada waktu
mengadakan gerakan-gerakan kontra serangan backhand.
Rangkuman
Dalam olahraga permainan tenis meja terdapat 2 macam pukulan, yaitu:
pukulan forehand dan pukulan backhand. Pukulan forehand digunakan
untuk memukul bola yang berada disebelah kanan, sedangkan pukulan
backhand untuk memukul bola yang berada disebelah kiri. Pada pukulan
forehand posisi telapak tangan yang memegang bet/raket menghadap ke
depan pada waktu memukul bola, sedangkan pukulan backhand posisi
telapak tangan yang memegang bet/raket menghadap ke belakang atau
punggung tangan menghadap ke depan pada saat memukul bola.
Posisi atau kedudukan bet/raket pada saat menyentuh bola akan
menghasilkan macam-macam efek terhadap bola, seperti: keras dan lurus
(pukulan drive), tanpa putaran (pukulan kosong), dan mengandung putaran
(pukulan spin).
Spin bermacam-macam, seperti: topspin (putaran ke atas), backspin (putaran
ke bawah), sidespin (putaran ke samping),
Sidespin ada 2 macam, yaitu: left sidespin (berputar kesampin kiri), dan
right sidespin (berputar ke sampan kanan).
Di samping pukulan-pukulan yang sudah dibahas di atas, terdapat pukulan
yang lain, yaitu: pukulan smash dan pukulan half volley. Pukulan smash
adalah pukulan yang keras dan arahnya menukik ke bawah dengan tujuan
untuk mematikan lawan, sedangkan pukulan half volley adalah pukulan
yang hanya menahan/membenturkan bet/raket terhadap bola setelah
melambung. Pukulan ini banyk digunakan untuk memperbaiki kembali
posisi pemain.
8 - 140 Unit 8
7. Pukulan smash akan lebih sulit dilakukan pada waktu…
A. bola mencapai titik tertinggi
B. bola sebelum mencapai titik tertinggi
C. bola sesudah mencapai titik tertinggi
D. bola jalannya mendatar
8. Gerakan sikap awal lengan forehand smash kalau dibandingkan dengan
kontra serangan forehand, maka…
A. letak lengan atas sedikit lebih tinggi dan sedikit lebih jauh dari tubuh
B. letak lengan atas lebih tinggi dan sedikit lebih jauh dari tubuh
C. letak lengan atas sedikit lebih tinggi dan lebih jauh dari tubuh
D. letak lengan atas lebih tinggi dan lebih jauh dari tubuh
9. Ketinggian bola yang masih dapat dismash akan terpengaruh oleh
pembatasan , yaitu…
A. lengan atas tidak boleh menjadi sejajar dengan bahu dan boleh menjadi
lebihTinggi
B. lengan atas tidak boleh menjadi sejajar dengan bahu dan tidak boleh
menjadi lebih tinggi
C. lengan atas boleh menjadi sejajar dengan bahu dan tidak boleh menjadi
lebih Tinggi
D. lengan atas boleh menjadi sejajar dengan bahu dan boleh menjadi lebih
Tinggi
10. Half volley juga dapat dipergunakan sebagai berikut…
A. smash
B. topspin
C. backspin
D. bertahan
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian belakang unit ini. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi unit ini.
Rumus:
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
8 - 142 Unit 8
Subunit 5
Teknik Dan Metode Latihan Lanjutan Permainan
Tenis Meja
D alam mempelajari teknik pukulan permainan tenis meja, tidak cukup hanya
melatih satu pukulan saja, tetapi hendaknya melatih berbagai macam pukulan,
di mana pukulan tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda, yaitu mengenai:
1. power : kekuatan stroke
2. length : panjang stroke
3. touch : sentuhan stroke
Dari kegiatan sifat ini, dapat dibuat bermacam-macam kombinasi pukulan. Macam
kombinasi pukulan tersebut dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. short : pendek
2. medium : sedang
3. long : panjang
Adapun bentuk latihan yang baik, apabila dipandang dari sudut teknis, yaitu:
1. berlatih gerakan memukul secara konsisten
2. berlatih mengkombinasikan pukulan tersebut dengan sikap dan gerak kaki
(footwork) yang baik.
3. mencoba mengadakan latihan dari berbagai bentuk waktu datangnya bola
yaitu memukul bola pada titik tertinggi. Sebelum dan sesudah titik tertinggi
serta mempercepat atau memperlambat pukulan.
4. pemain yang sudah mahir berlatih mengkombinasikan pukulan yang satu
dengan yang lain
5. latihan-latihan taktik permainan
8 - 144 Unit 8
2. Drive stroke
Drive stroke merupakan pukulan dengan ayunan panjang, sehingga menghasilkan
pukulan yang datar dank eras. Drive stroke dapat digunakan untuk menyerang dan
mengembalikan bola lawan
Latihan forehand drive Latihan backhand drive
diarahkan ke forehand drive diarahkan ke backhand drive
35
Gambar 8.169
b. Backhand block
Gambar 8.170
8 - 146 Unit 8
4. Spin (topspin)
Kalau Anda sudah mampu bermain dengan control yang baik dan dengan
kecepatan yang konsisten dalam berbagai bentuk pukulan dasar seperti: drive, push,
dan block, maka mulailah berlatih pukulan spin.
Untuk menghasilkan pukulan spin yang baik, harus mengkombinasikan kekuatan,
kecepatan dan sentuhan. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah gaya internal yang
keluar dari tubuh Anda dan disalurkan melalui lengan dan bet/raket pada bola dan
yang dimaksud dengan sentuhan dan kecepatan adalah kontak antara bet/raket
dengan bola harus sedikit mungkin. Latihan ini dapat dilakukan dengan mempercepat
gerakan memukul, terutama pada waktu bet/raket menyentuh bola, di mana bola se
akan-akan disapu saja atau disentuh sedikit sekali. Sentuhan dan sapuan yang lembut
dan cepat ini akan menghasilkan “spin”. Pada pukulan ini hendaknya bisa
mengkoordinasikan gerakan-gerakan serta melakukan gerakan itu pada saat yang
tepat.
Di bawah ini digambarkan cara-cara melakukan latihan spin yang dipadukan dengan
latihan block.
tabel 6 tabel 7
dari backhand dari backhand topspin
topspin diarahkan dan forehand topspin
ke forehand block diarahkan ke backhand
block dan forehand block
B. Service/Penyajian bola
Dalam suatu permainan yang diawali dengan melakukan service terlebih
dahulu, maka service merupakan salah satu teknik yang sangat penting untuk
diperhatikan dan dipelajari. Dengan demikian sebelum Anda menguasai suatu
permainan, hendaknya sudah menguasai service terlebih dahulu dengan baik. Karena
service merupakan kesempatan pertama untuk menguasai suatu permainan dan
8 - 148 Unit 8
memegang inisiatif dari jalannya permainan tersebut. Service dapat dianggap bagian
dari latihan stroke/pukulan, seperti halnya Anda melatih pukulan-pukulan, maka
service juga memerlukan latihan-latihan yang tidak ditinggalkan.
Pada waktu melakukan service Anda harus mengkoordinasikan seluruh
bagian tubuh, yaitu bahu, siku, meupun pergelangan tangan harus ikut bekerja sama.
Anda harus berlatih melakukan pukulan service dengan baik, sehingga Anda sanggup
memukul bola dan mengarahkan bola kesegala bagian dari meja lawan. Apabila
pukulan service tersebut sudah dapat Anda lakukan dengan baik, maka berarti Anda
sudah sanggup memukul dari setiap daerah lapangan permainan sendiri. Dengan
demikian, di manapun Anda berada, maka Anda harus dapat melakukan service
dengan baik asal tidak di depan garis putih batas belakang meja.
C. Menerima Service/Receive
Di dalam permainan tenis meja masalah teknik melakukan service dan menerima
service mempunyai peranan sangat penting pada waktu pertandingan. Karena pada
waktu pertandingan Anda akan melakukan service dan juga menerima service dari
lawan. Service merupakan modal atau kesempatan pertama untuk mendapatkan
angka, demikian juga waktu menerima service yang dilakukan lawan. Oleh karena
itu, Anda harus berusaha untuk dapat mengembalikan bola sebaik-baiknya dari
service yang dilakukan lawan pada waktu bertanding.
Tujuan utama dalam menerima service dari lawan adalah menyerang, tetapi hal ini
tidak selalu mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu hendaknya Anda harus dapat
membaca service apakah yang akan dimainkan lawan atau Anda harus dapat
mengamati secara teliti pada waktu lawan akan melakukan service.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menerima service yang
dilakukan oleh lawan, yaitu:
1. Perhatikan gerakan service yang dilakukan lawan.
2. Perhatikan bagaimana sudut bet/raket lawan pada waktu mengadakan
sentuhan dengan bola.
3. Perhatikan bola lawan pada waktu memantul dimejanya dan juga pada waktu
mulai menuju kea rah Anda
4. Perhatikan jalannya bla lawan agar dapat mengetahui jenis service yang
dilakukan lawan.
5. Perhatikan apakah lawan Anda membuat gerak tipu dengan memperhatikan
keadaan setelah bet/raket menyentuh bola.
Dari hal-hal yang harus Anda perhatikan dan harus Anda ketahui seperti di atas,
maka Anda harus banyak berlatih atau setidak-tidaknya dapat menguasai berbagai
1 2 3
1 2 3
8 - 150 Unit 8
b. Service dari arah kiri (backhand)
1 2 3
4 5
8 - 152 Unit 8
1. Karena dengan pukulan push stroke pemain tinggal mendorong bet/raket ke
depan atas saja, walau begitu dengan pukulan ini dapat mengontrol bola,
mengembangkan ritme permainan dan koordinasi sentuhan bola.
2. Karena dengan merubah kecepatan lawan akan terdesak, sehingga sulit untuk
mengembalikan bola, akibatnya ia membuat kesalahan.
3. Sikap awal lengan atas menyerong ke depan dan lengan bawah menbentuk
sudut 90 derajat dengan lengan atas.
4. Pukulan spin dilakukan apabila sudah berhasil bermain dengan daya control
yang baik dan dengan kecepatan yang konsisten dalam berbagai bentuk
pukulan dasar seperti: drive, push, dan block
5. Ada dua macam, yaitu: (a) serangan jarak dekat, yang dapat dilakukan
dengan forehand maupun backhand, (b) serangan jarak jauh, juga dapat
dilakukan baik dengan forehand maupun dengan backhand.
Rangkuman
Di dalam teknik dan metode latihan lanjutan permainan tenis meja dibahas
tentang latihan-latihan variasi pukulan. Pukulan-pukulan tersebut mempunyai
sifat yang berbeda-beda diantaranya power dan kekuatan stroke, length atau
panjang stroke dan touch atau sentuhan stroke. Dari setiap pukulan terdiri dari
bermacam-macam gerakn yang terpadu menjadi satu dan dibagi menjadi tiga
tipe atau bentuk, yaitu pukulan short atau pendek, pukulan medium atau
sedang, dan pukulan long atau panjang.
Adapun variasi-variasi latihan pukulan diantaranya: push stroke, drive stroke,
block stroke, spin (topspin), topspin loop dan back spin stroke.
Selain variasi latihan pukulan terdapat bagaimana melakukan service dan
menerima service atau mengembalikan pukulan serta teknik bertahan dan
teknik menyerang
8 - 154 Unit 8
D. variasi dalam efek
7. Tujuan utama dalam menerima service adalah…
A. menyerang
B. bertahan.
C. rally
D. half volley
8. Variasi dalam panjang dan kecepatan digunakan menjadi satu karena keduanya
sangat erat hubungan, yaitu…
A. service pendek bisa keras dan service panjang bisa perlahan
B. service pendek tidak bisa keras dan service panjang bisa perlahan
C. service pendek bisa keras dan service panjang tidak bisa perlahan
D. service pendek tdak bisa keras dan service panjang tidak bisa perlahan
9. Dalam permainan tenis meja terjadi saling mengembalkan pukulan, ini disebut…
A. service
B. rally
C. stance
D. stroke
10. Apabila ada bola yang dating keras dan melenting jauh dari meja, sebaiknya
dikembalikan dengan pertahanan…
A. jarak dekat
B. jarak sedang
C. jarak jauh
D. jarak dekat dan jarak jauh.
8 - 156 Unit 8
Tes Formatif 2
1. D 274 cm
Menurut peraturan permainan tenis meja panjang lapangan 274 cm
2. C Hijau tua kehitam-hitaman
Kalau permukaan meja berwarna muda dan tidak pudar akan mengganggu
pandangan pemain.
3. B 3 mm
Sebab kalau terlalu tebal akan mengganggu jalannya pantulan bola
4. A 183 cm
Ukuran ini sesuai dengan lebarnya meja ditambah dengan bagian
menonjol dati tiang sebelah kiri dan tiang sebelah kanan kea rah meja,
yaitu 152,50 cm + 2 x 15,25 cm = 183 cm
5. C 235 cm – 255 cm
Apabila bola dijatuhkan dari ketinggian 305 cm tidak menghasilkan
pantulan seperti tersebut di atas berarti bola tidak memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
6. C 4 mm
Bidang pemukul/permukaan raket tidak diperbolehkan tanpa
menggunakan lapisan karet, tebal lapisan karet tersebut menurut peraturan
adalah 4 mm
7. D Rata dan kaku
Bagian blode atau bagian raket/bet yang berbentuk bulat harus terbuat
dari kayu yang rata dan kaku serta sama tebalnya
8. B Berwarna putih
Karena apabila pemain memakai pakaian putih akan mengganggu
pandangan lawan
9. C Panjang 14m, lebar 7 m, dan tinggi 4 m
Ukuran tersebut merupakan ketentuan yang memenuhi syarat dari
keputusan ITTF
10. B 4 m di atas lantai tempat bermain
Apabila kurang dari 4 m penerangan lampu tersebut akan mengganggu
para pemain yang sedang bertanding.
8 - 158 Unit 8
Tes Formatif 4
1. C Ke depan
2. A Kaki kiri berada di depan
3. D Kedua kaki berdiri sejajar dengan meja
4. A Bola berputar ke depan
5. B Bola berputar ke belakang
6. D Pukulan smash
7. B Bola sebelum mencapai titik tertinggi
8. A Letak lengan atas sedikit lebih tinggi dan sedikit lebih jauh dari tubuh
9 B lengan atas tidak boleh menjadi sejajar dengan bahu dan tidak boleh
menjadi lebih tinggi
10 D Bertahan
Tes Formatif 5
1. B Push stroke
Push stroke spinnya sedikit sekali, karena itu dapat digunakan untuk
menetralisir pukulan lawan dan memperlambat permainan
2. A Drive stroke
Dalam suatu pertandingan drive stroke harus dilakukan dengan
merubah kecepatan bila ada kesempatan untuk menyerang drive
stroke dilakukan secepat mungkin, sehingga pukulan ini oleh lawan
sulit untuk dikembalikan
3. D Spin/topspin
Yang dimaksud kekuatan adalah gaya internal dari tubuh yang
disalurkan melalui lengan dan bet/raket pada bola, sedangkan yang
dimaksud dengan kecepatan dan sentuhan adalah kontak antara
bet/raket dan bola harus sedikit sekali.
4. C Topspin loop
Karena ada kemungkinan bola melayang dengan spin dan kecepatan
atau hanya spin saja, tergantung lintasan bet/raket terhadap arah
bola, yaitu sudut bet/raket pada waktu menyentuh bola
5. D Backspin stroke
Square stance di mana pada posisi siap sedia jarak kedua belah kaki
sedikit lebih lebar dari pada jarak kedua bahu. Side stance dimana
pada posisi ini kedua kaki menghadap ke samping.
6. C Service stroke
8 - 160 Unit 8
Daftar Pustaka
Dirjen. PLSPO, 1985. Peraturan Olahraga Tenis meja, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Koesnan. Bing. 1985. Ilmu Coaching Tenis Meja. Jakarta: Komite Olahraga Nasional
Indonesia.
Larry Hodges. 2002. Tenis Meja Tingkat pemula. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Milles Dick. 1985. The Games of Teble tennis.. Philadelphia: JB. Lipincott Company
Peter Simpson. 1978. Hand to Play Table Tennis. New York: Prentice-Hall Inc
8 - 162 Unit 8
sebelum memperoleh angka
Blode : bagian raket/bet yang berbentuk bulat
Stroke : pukulan
Flat : pukulan rata
Pukulan kosong : pukulan tanpa putaran
Footwork : gerak kaki
PPPSI : Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia
Pendahuluan
9 - 2 Unit 9
Subunit 1
Dasar-Dasar Evaluasi Penjas
Pendahuluan
D alam subunit ini akan dijabarkan mengenai beberapa dasar evaluasi. Untuk
memperlajari evaluasi agar lebih cepat dimengrti sebenarnya diperlukan
banyak praktek. Praktek yang dimaksud yaitu Anda melakukan beberapa percobaan
terutama penyusunan tes baik itu tes observasi ataupun menggunakan tes yang sudah
baku. Dengan melaksanakan tes secara langsung akan mempermudah dalam
pemahaman teori yang panjang lebar. Pembahasan yang disajikan adalah pengertian
evaluasi, manfaat evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, prinsip dasar pelaksanaan
evaluasi penjas, perlunya evaluasi, isu pelaksanaan evaluasi pendidikan jasmani,
prinsip pengembangan evaluasi pendidikan jasmani, acuan penilaian, penentuan nilai,
kedudukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, melakukan evaluasi dalam
pendidikan jasmani.
Setelah mempelajari subunit ini diharapkan Anda mengerti secara operasional
pengertian evaluasi, manfaat evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, prinsip dasar
pelaksanaan evaluasi penjas, perlunya evaluasi, isu pelaksanaan evaluasi pendidikan
jasmani, prinsip pengembangan evaluasi pendidikan jasmani, acuan penilaian,
penentuan nilai, kedudukan evaluasi dalam proses belajar mengajar, melakukan
evaluasi dalam pendidikan jasmani, dan dapat menjadi dasar untuk mempelajari
subunit 2. Subunit ini merupakan pengantar yang bersifat teoritis dan banyak
mengetengahkan teori-teori evaluasi dari berbagai sumber. Dengan memahami
subunit ini Anda tidak akan kesulitan untuk lebih memperdalam meteri berikutnya.
Pembahasan dimulai dengan pengertian evaluasi dilajutkan dengan prinsip-prinsip
melakukan evaluasi secara umum. Pada bagian berikutnya masuk pada penerapan
evaluasi dalam pendidikan jasmani dengan beberapa aturan yang ada, dalam proses
evaluasi diadakan tes dan pengukuran, berdasarkan tes dan pengukuran tersebut
maka diperoleh data, dan data ini kemudian diolah dengan menggunakan acuan
penilaian yang berisi acuan norma dan acuan patokan dalam penentuan nilai. Setelah
nilai ditentukan maka nilai dan data tesebut digunakan dalam evaluasi dalam proses
belajar mengajar. Hal yang terakhir adalah melakukan evaluasi dalam pendidikan
jasmani, ini merupakan evaluasi yang dilaksanakan dalam pendidikan jasmani yang
berisi cara untuk mengetes kemampuan motorik anak.
9 - 4 Unit 9
Tes adalah alat untuk memperoleh informasi berupa sifat suatu objek atau manusia.
Untuk memperoleh data prestasi belajar, guru memakai tes prestasi belajar.
Pengukuran merupakan proses penggunaan informasi. Informasi yang
digunakan melalui pengukuran dipakai untuk menilai sehingga pengukuran selalu
menghasilkan informasi berupa skor. Berdasarkan skor inilah guru dapat menafsirkan
kemajuan belajar siswa.
Berdasarkan definisi ini dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan evaluasi
diperlukan tes dan pengukuran. Dengan logika lain untuk melakukan evaluasi
memerlukan data, data diperoleh dari pengukuran, dan pengukuran memerlukan alat
yang disebut tes. Evaluasi menentukan bagaimana tujuan-tujuan telah dicapai.
Informasi ini meliputi sifat kepemimpinan, materi program, fasilitas, alat-alat,
pemberian nilai, penelitian, waktu untuk program, partisipasi dan administrasi.
Karena itu evaluasi berkenaan dengan proses aktivitas pendidikan. Dalam
pendidikan jasmani yang terjadi di lapangan hanya sebatas pada pemberian nilai
terhadap siswa. Kegiatan pengetesan terhadap siswa untuk memperoleh data skill
ataupun penguasaan ranah yang lain hanya merupakan sabagian kecil dari proses
evaluasi yang seharusnya dilaksanakan. Tes adalah alat untuk memperoleh informasi
berupa sifat suatu objek atau manusia. Untuk memperoleh data prestasi belajar, guru
menggunakan tes prestasi belajar. Pengukuran merupakan proses penggunaan
informasi. Informasi yang digunakan melalui pengukuran dipakai untuk menilai
sehingga pengukuran selalu menghasilkan informasi berupa skor. Berdasarkan skor
inilah guru dapat menafsirkan kemajuan belajar siswa.
B. Manfaat evaluasi
Abdoellah (1976) mengungkapkan manfaat evaluasi adalah:
1. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai dimana potensi anak-didik itu
berbeda.
2. Evaluasi untuk mengadakan seleksi.
3. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan-kelamahan anak
didik.
4. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apa yang telah dicapai anak-didik
dalam pelajaran olahraga.
5. Evaluasi bertujuan untuk memberi bantuan dalam pengelompokan anak-
didik untuk tujuan-tujuan tertentu.
6. Evaluasi dapat memberikan dorongan atau motivasi bagi anak didik dalam
olahraga.
9 - 6 Unit 9
C. Prinsip-prinsip Evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat dua prinsip yang mendasar:
1. Prinsip-prinsip pelaksanaan: yaitu prinsip-prinsip yang perlu diikuti dalam
melakuan atau mengadakan evaluasi.
2. Prinsip-prinsip dasar yaitu prinsip-prinsip yang harus dipegang sebagai
pedoman kerja dalam melaksanakan evaluasi.
Dari dua prinsip tesebut di atas kemudian dibagi atas beberapa bagian lebih
terinci sebagi berikut.
1. Prinsip-prinsip pelaksanaan.
a. Evaluasi harus dilakukan secara obyektif.
b. Evaluasi harus diadakan secara kontinu.
c. Evaluasi hendaknya dilaksanakan secara komprehensif.
2. Prinsip-prinsip dasar yang dipegang sebagai pedoman kerja dalam
melaksanakan evaluasi adalah:
a. Evaluasi adalah alat komunikasi.
b. Masud utama dari evaluasi terhadap anak-didik adalah membantu
anak-didik untuk mencapai perkembangan potensinya secara
maksimum.
c. Dalam evaluasi anak-didik terutama harus dibandingkan dengan
dirinya sendiri, jangan hanya dibandingkan dengan anak didik yang
lain.
d. Evaluasi hendaknya menyarankan langkah-langkah atau tindakan
lanjut yang perlu diambil (Abdoellah, 1976).
Lebih lanjut perihal prinsip-prinsip evaluasi dibahas sebagai berikut.
9 - 8 Unit 9
mengatasinya. Cara seperti ini pada akhirnya akan nenanamkan rasa tanggung
jawab orang tua siswa terhadap keberhasilan belajar anaknya.
E. Perlunya Evaluasi
Masyarakat memandang bahwa pendidikan sangat penting
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan
sikap. Bahkan, seringkali pendidikan dianggap sebagai investasi
peningkatan kualitas kehidupan yang dapat diraih hasilnya di masa
yang akan datang. Pendidikan itu sendiri berlangsung melalui proses
yang cukup panjang dan diorganisasikan dalam lingkungan sekolah
atau luar sekolah menurut pola-pola tertentu yang dianggap terbaik.
Pada umumnya, para pendidik berpendapat bahwa tugas lembaga
pendidikan adalah mendorong pertumbuhan seseorang ke ar ah t uj uan yan g
di harapkan ol eh i ndi vi du dan m as yar akat di sekitarnya. Tidaklah
mengherankan jika seluruh kegiatan yang berlangsung dalam lembaga yang
bersangkutan, semuanya dipusatkan untuk memacu siswa atau peserta didik untuk
dapat mencapai tujuan pendidikan.
Untuk itu, pertanyaan yang sering muncul adalah sudah
seberapa jauh tujuan pendidikan tercapai? Bagaimanakah kemajuan
belajar siswa? Apakah mereka mencapai tingkat kemajuan yang lebih
baik dari pada waktu sebelumnya? Untuk dapat menjawab pertanyaan.
ini dengan baik, maka proses pembuatan keputusan akan perlunya evaluasi harus
dilakukan.
Tayibnabis (2004), mengemukakan evaluasi dapat mempunyai dua fungsi
yaitu formatit dan sumatif. Evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan
kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk dan sebagainya). Fungsi
sumatif, evaluasi dipakai untuk mempertanggungjawabkan, keterangan, seleksi atau
lanjutan. Evaluasi dalam pendidikan jasmani memungkinkan guru lebih terampil dan
cermat dalam menafsirkan kemajuan siswanya.
1. Evaluasi Formatif, atau sering disebut evaluasi harian adalah evaluasi
yang dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung dari mulai awal
hingga akhir pelajaran. Proses evaluasi ini meliputi pembagian pembelajaran ke dalam
beberapa subunit pembelajaran yang lebih kecil, mengevaluasi penguasaan siswa
terhadap subunit tersebut, menentukan sub-sub unit yang belum dan sudah dikuasai
siswa, serta berusaha memperbaiki prosesnya agar semua subunit pembelajaran dapat
dikuasai oleh siswa. Tujuan evaluasi formatif adalah memperoleh umpan balik
bagi guru dan siswa untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Aspek yang
9 - 10 Unit 9
selanjutnya, apabila sudah sesuai proses belajar maka harus dipertahankan bahkan
ditingkatkan, tetapi manakala belum sesuai, maka harus diperbaiki. Bahkan, untuk
keperluan penentuan nilai sekalipun, beberapa orang guru pendidikan jasmani
seringkali hanya mengandalkan data formatif, terutama untuk siswa kelas
rendah, dengan alasan bahwa data formatif lebih konkret, logis, dan bermakna bagi
siswa maupun orang tua siswa. Namun, permasalahan yang masih sering dijumpai
adalah pengumpulan data dan pengadministrasiannya. Hal ini dapat diatasi
manakala guru secara bertahap menerapkannya.
9 - 12 Unit 9
d. Tidak senang terhadap evaluasi.
e. Tidak senang terhadap pelajaran.
f. Memiliki sikap negatif terhadap evaluasi.
9 - 14 Unit 9
Pengelompokan secara langsung mengacu pada penyusunan program
pembelajaran yang diorientasikan pada karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan siswa. Oleh karenan itu strategi pembelajaran dengan
mengelompokkan siswa memiliki hubungan dengan pencapaian prestasi
belajar siswa.
b. E v a l u a s i y an g d i l ak s a n a k an s e l a ma p r o s e s pembelajaran
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru harus melakukan
evaluasi terhadap siswa. Evaluasi dapat dilakukan terhadap kesungguhan
siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Perhatian guru terhadap
kesungguhan siswa hendaknya menjadi salah satu butir pengamatan guru
selama proses pembelajaran. Di samping hal tersebut, apakah siswa-siswa
dapat melakukan tugas gerak sesuai dengan materi pelajaran? Apakah
mereka menemukan kesulitan? apakah materi telah sesuai dengan
kemampuan mereka? Hal ini merupakan butir-butir evaluasi yang harus
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut:
1) guru pendidikan jasmani dapat membedakan bantuan dan umpan balik
yang dibutuhkan siswa. Umpan balik yang baik adalah umpan balik
yang spesifik pada komponen-komponen gerak yang belum dapat
dilakukan atau pada kesalahan gerak yang dilakukan oleh siswa.
Umpan balik yang dilakukan dengan pendekatan seperti di atas
secara langung memiliki hubungan dengan pengurangan prinsip-
prinsip belajar "trial and error".
2) guru hendaknya tidak pelit untuk memberikan pujian kepada siswanya
yang dapat melakukan tugas gerak dengan baik. Pemberian pujian
melalui kata-kata sederhana dan pendek, seperti "bagus, ya, baik,
lanjutkan" dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pujian yang
diberikan guru, bagi siswa menjadi pembenaran terhadap keterampilan
gerak yang diunjuk kerjakan. Sebaliknya jangan gunakan kata-kata
yang dapat mematahkan motivasi siswa, apabila mereka belum dapat
melakukan tugas gerak dengan baik. Kata-kata kurang sedikit, sedikit
lagi akan lebih baik daripada salah, tidak benar, tidak tepat.
c. Evaluasi yang dilaksanakan setelah program pembelaiaran
Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan setelah proses program
pembelajaran, dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan tingkat
kemampuan yang telah dicapai oleh siswa. Data objektif yang
9 - 16 Unit 9
mengukur kinerja seseorang secara khusus untuk ditempatkan dalam sebuah grade
penilaian. Acuan norma dipergunakan ketika ingin mengetahui perbedaan
penampilan setiap individu dalam sebuah kelompok.
Menurut Abdoellah (1976) tes acuan kriteria dapat juga sangat berguna bagi
guru pendidikan jasmani. Salah satu penggunaan dari pengetesan acuan kriteria
adalah mengidentifikasi siswa yang telah mencapai status tingkat keterampilan
tertentu. Lebih lanjut, tes acuan norma umpamanya bila ingin membandingkan
unjuk kerja dengan individu lain pada akhir unit instruksional.
a. Acuan Patokan.
Istilah ini merujuk pada tingkat perolehan hasil belajar yang harus diraih
oleh semua siswa setelah mengikuti latihan dan pembelajaran tertentu secara
memadai. Patokan ini sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun guru sebagai
acuan dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu, patokan ini harus
diungkapkan secara jelas dalam tujuan pembelajaran khusus, sehingga dapat
dijadikan patokan dalam evaluasi formatif.
Permasalahan yang sering muncul yaitu membuat patokan yang harus
ditetapkan. Jawabannya adalah pada tingkat yang harus dicapai sebelum siswa
meraih tujuan yang lebih umum lagi. Patokan seperti ini dapat dikembangkan
antara lain berdasarkan pemikiran logis, pendapat para ahli, tinjauan teoritis, atau
analisis terhadap hasil tes. Contoh patokan dalam pembelajaran renang bagi
pemula misalnya adalah sebagai berikut:
a. Dapat menahan napas selama 10 detik.
b. Dapat melakukan irama napas selama 10 detik.
c. Dapat mengapung dalam posisi telungkup, dapat meluncur telentang
dan recovery.
d. Dapat meluncur telentang sambil melakukan tendangan.
e. Dapat meluncur telungkup sambil melakukan tendanganl.
f . Dapat melakukan front stroke sejauh 4 meter.
g . Dapat melakukan back stroke sejauh 4 meter.
b. Acuan Norma.
Istilah ini merujuk pada perbandingan kemampuan di antara para siswa
sebagai acuan penentuan nilai. Dengan kata lain, untuk mengetahui seberapa baik
yang bersangkutan dalam suatu kelompok. Acuan norma ini sangat bermanfaat
terutama untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam meraih tujuan yan
lebih luas atau umum. Titik perhatian pengembangan acuan norma adalah
tingkatan kemampuan yang dapat membedakan siswa dalam suatu kelompok
sehingga setiap siswa memperoleh skor yang sesuai dengan kemampuannya;
I. Penentuan Nilai
Penentuan nilai atau sering disebut juga "grading" adalah proses pemberian
makna terhadap informasi yang diperoleh melalui asesmen dan pengukuran. Sebagai
contoh, si Amir memperoleh skor 34 dalam tes kesehatan. Apa artinya skor 34? Skor
itu tidak mempunyai makna apa-apa apabila tidak diberi makna. Karena itu
penentuan nilai adalah pemberian makna terhadap informasi atau data sehingga dapat
dipahami oleh guru, siswa, dan orang tua siswa.
Penentuan nilai hanya mungkin dapat dilakukan manakala tersedia informasi
yang diperoteh melalui asesmen dan pengukuran. Asesmen dan pengukuran
dapat dilakukan manakala tersedia instrumennya. Instrumen yang digunakan
dalam proses pengumpulan data harus sesuai dengan tujuan evaluasi.
Keseluruhan proses dari mulai penentuan tujuan, pembuatan instrumen,
pengumpulan data, dan grading inilah yang disebut sebagai proses evaluasi.
9 - 18 Unit 9
belajar. Tujuan belajar pada dasarnya adalah mendorong siswa agar belajar
dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tidaklah mengherankan apabila
seluruh aktivitas yang berlangsung dalam PBM, semuanya dipusatkan untuk
memacu siswa untuk belajar.
Sebagai pengajar, guru seringkali bertanya-tanya, serta ingin memperoleh
jawaban yang menyakinkan terhadap pertanyaan "Apakah para siswa
sudah belajar sesuatu yang saya ajarkan? Kemampuan apa yang sudah
diperoleh siswa? Kemajuan apa yang sudah diperoleh siswa? Apakah kemajuan
itu akibat saya mengajar? Untuk memperoleh jawaban yang memuaskan,
maka dibutuhkan informasi yang lengkap, teliti, dan relevan. Sehubungan
dengan itu, evaluasi harus dilakukan sebagai pembuka jawaban.
Setiap proses belajar mengajar sudah pasti memerlukan proses
evaluasi. Proses belajar tidak akan diketahui secara pasti, manakala tidak
ada evaluasi. Bila guru mengajar keterampilan melempar, maka guru itu
harus mengevaluasi kemampuan siswa dalam melakukan gerakan melempar.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengajar keterampilan
melempar tersebut antara lain adalah "Apakah siswa sudah dapat melakukan
gerakan melempar? Apakah keterampilan siswa sudah melekat? Gerakan apa-
apa yang perlu diperbaiki dan gerakan apa yang perlu dipertahankan ?".
Demikian pula bila guru mengajar selama satu periode yang lebih lama,
misalnya dalam satu tahun ajaran. Beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan keberhasilan mengajarnya akan muncul. Beberapa pertanyaan tersebut
misalnya: "Apakah siswa sudah belajar apa yang saya ajarkan? Apakah tujuan
pembelajaran selama satu tahun tersebut sudah dapat dicapai sepenuhnya oleh
siswa?". Kalau belum, aspek kemampuan apa saja yang sudah di peroleh siswa
dan aspek apa yang belum? Beberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran selama satu tahun tersebut?
Sehubungan dengan jawaban terhadap semua pertanya an tersebut, maka
evaluasi harus diselenggarakan. Tanpa evaluasi, semua pertanyaan tersebut tidak
akan dapat dijawab dengan memuaskan. Karena itu, dapat dikatakan bahwa:
Evaluasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan (integral) dari suatu
proses belajar mengajar. Evaluasi sebagai salah satu cara untuk memantau
perkembangan belajar mengajar dan mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran
dapat dicapai oleh siswa.
9 - 20 Unit 9
Tabel 9.1 Nilai tes motorik dasar anak
Nilai untuk Putra dan Putri menggantung (detik)
Persentil Umur
5 6 7 8 9
100 80 95 105 113 122
95 37 40 43 45 49
90 29 32 35 38 42
85 24 27 29 32 34
80 20 22 24 26 28
75 18 20 21 23 24
70 16 18 19 21 22
65 14 16 17 19 20
60 12 13 14 16 17
55 10 11 12 14 15
50 8 9 10 11 12
45 7 8 9 10 11
40 6 7 8 9 10
35 5 6 7 8 9
30 4 5 6 7 8
25 3 4 5 6 7
20 2 3 4 5 6
15 1 2 3 4 5
10 1 1 2 2 3
5 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
9 - 22 Unit 9
Tabel 9.4 Nilai tes motorik dasar anak.
Nilai untuk Putra dan Putri standing broad jump (meter)
Persentil Umur
5 6 7 8 9
100 1.27 1.42 1.65 1.88 1.98
95 1.17 1.25 1.42 1.55 1.68
90 1.14 1.22 1.35 1.47 1.60
85 1.12 1.19 1.30 1.42 1.52
80 1.09 1.17 1.27 1.37 1.50
75 1.07 1.14 1.22 1.35 1.47
70 1.04 1.12 1.19 1.30 1.45
65 1.02 1.09 1.17 1.27 1.42
60 .99 1.07 1.14 1.25 1.40
55 .97 1.04 1.12 1.22 1.37
50 .94 1.02 1.09 1.19 1.35
45 .91 .99 1.07 1.17 1.32
40 .89 .97 1.04 1.14 1.30
35 .86 .94 1.02 1.12 1.27
30 .61 .91 .99 1.09 1.22
25 .51 .89 .97 1.07 1.17
20 .48 .86 .94 1.04 1.14
15 .46 .84 .91 1.02 1.09
10 .43 .81 .89 .99 1.07
5 .36 .74 .81 .91 1.02
0 .31 .66 .71 .76 .81
9 - 24 Unit 9
Tabel 9.7 Nilai tes motorik dasar anak.
Nilai untuk Putra dan Putri 400 yard (365,8m) lari dan jalan
Persentil Umur
5 6 7 8 9
100 140 142 135 128 127
95 152 145 138 133 128
90 155 146 143 138 131
85 158 153 148 141 132
80 2 155 149 143 134
75 22 156 150 145 137
70 23 157 152 147 138
65 24 159 154 148 140
60 26 21 155 150 141
55 211 25 2 151 142
50 215 210 21 152 144
45 220 211 22 154 146
40 221 212 24 157 149
35 222 214 27 159 150
30 224 217 29 21 154
25 230 219 212 23 158
20 232 225 216 210 28
15 238 229 223 219 215
10 242 236 232 224 219
5 249 245 237 230 221
0 35 256 248 239 230
Latihan
Sebagai bahan latihan agar materi ini terserap, Carilah beberapa tes dari
beberapa cabang olahraga. Dimana tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat
skill setiap siswa. Buatlah secara berkelompok beranggotakan 4 orang. Setiap
kelompok harus berbeda. Jangan lupa sertakan secara lengkap prosedur dan cara
penilaian dari tes tersebut.
Tes Formatif 1
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 1,
kerjakanlah tes formatif berikut. Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban
yang Anda anggap paling benar!
1. Berikut adalah termasuk dalam kegiatan evaluasi, kecuali ….
A. Pengukuran
B. Pengetesan
C. Pelaporan
D. Auditing
2. Ketika seorang guru selesai melakukan proses belajar mengajar siswa di
kelasnya, kemudian guru tersebut memberikan 3 buah soal yang berhubungan
dengan bahan pada hari itu. Evaluasi ini merupakan evaluasi ….
A. Sumatif
B. Formatif
C. Proses
D. Produk
3. Di hari berikutnya, guru yang bersangkutan pagi harinya memberikan soal yang
lebih banyak dibandingkan dengan hari sebelumnya saat sebelum pulang sekolah.
Evaluasi jenis ini disebut dengan evaluasi ....
A. Sumatif
9 - 26 Unit 9
B. Formatif
C. Proses
D. Produk
4. Dalam hari yang sama juga selama melakukan aktivitas belajar mengajar guru
tersebut memberikan soal kepada siswa, soal diberikan selama setelah mereview
dan menambah materi pelajaran. Evaluasi ini termasuk dalam evaluasi ….
A. Sumatif
B. Proses
C. Formatif
D. Produk
5. Yang bukan termasuk dalam prinsip evaluasi dalam pendidikan jasmani adalah
….
A. Proses pengumpulan data dilakukan melalui kerjasama secara alami
B. Proses pengumpulan data dilakukan secara terus menerus dan bersinambungan.
C. Data yang dihimpun meliputi berbagai aspek
D. Laporan kemajuan belajar harus dibuat dan disampaikan kepada orang tua
siswa
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat
pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian
konfirmasikan dengan rumus tingkat penguasaan materi di bawah ini.
Rumus
Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Anda yang Benar x 100%
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
Pendahuluan
9 - 28 Unit 9
senam, senam irama, renang indah, evaluasi digunakan untuk meningkatkan kualitas
gerakan serta membantu dalam pemberian umpan balik kepada siswa.
Evaluasi yang berbentuk gerak dapat dilaksanakan dengan beberapa cara:
1. Pengamatan
Pengamatan ini dikakukan dengan seksama pada waktu siswa melakukan
gerakan, guru mencatat kelemahan yang ada pada setiap siswa. Kelemahan-
kelemahan ini tentunya berdasarkan teori yang sudah ada bahwa untuk
melakukan gerakan yang diamati mempunyai beberapa kunci pokok. Apabila
gerakan itu dilakukan tidak sempurna maka akan merugikan atau bahkan akan
membawa efek tidak baik bagi siswa. Dalam melakukan pengamatan ini
judgement guru sangat memegang peranan penting. Maka guru pendidikan
jasmani harus betul-betul menguasai gerakan yang akan diamati sehingga tidak
akan salah memberikan diagnosa.
Sebagai contoh pada gerakan meluncur dalam teknik gerak dasar renang,
posisi badan harus stream line, badan diposisikan lurus untuk memperkecil
hambatan depan, samping dan belakang. Sehingga posisi tangan, lengan,
kepala, togok, tungkai atas dan bawah dalam posisi lurus serta dalam keadaan
rileks.
Berdasarkan kriteria tersebut guru mengamati dan mengenali bagian-
bagian tubuh mana yang tidak sesuai dengan kriteria yang ada berdasarkan
pengetahuan dan penguasaannya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan cara yang dapat dipergunakan dalam evaluasi.
Ketika seorang siswa menunjukkan prestasi yang tidak memuaskan dalam ujian
praktek, dan pada waktu sebelumnya siswa tersebut selalu terbaik, guru dapat
menanyakan kepadanya mengapa hasil tes menunjukkan lain dari biasanya.
Guru pendidikan jasmani harus menyadari bahwa pendidikan itu tidak hanya
terbatas pada pemberian label pada siswa si A baik, si B sedang, namun lebih
pada peningkatan kualitas manusia.
Wawancara ini dapat dilakukan dengan tidak terstruktur, terstruktur,
ataupun semi terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
hanya membuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini kreativitas
guru untuk mengembangkan pertanyaan sangat diperlukan agar tidak terkesan
kaku. Wawancara terstruktur, merupakan wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai daftar cek. Dalam wawancara ini semua
pertanyaan telah disiapkan dan guru tinggal mencentang berdasarkan jawaban
siswa, atau jawaban telah disiapkan dengan ditambah tempat kosong untuk
9 - 30 Unit 9
daftar cek guru harus memahami gerak yang penting dalam cabang olahraga yang
akan diamati, sehingga hasil dari pengamatan meskipun ada unsur subyektivitas
tetapi tetap dengan pedoman yang jelas. Berikut diberikan satu contoh pedoman
untuk menilai kemampuan anak melakukan skipping:
Tujuan evaluasi: Siswa dapat mendemonstrasikan kemampuan untuk
mengidentifikasi beberapa unsur penting dalam skipping.
Tips untuk guru:
Sebelum dimulai, siswa harus mengetahui betul kriteria penilaian dalam lembar
observasi (B artinya benar dan S artinya salah atau belum
betul) atau dengan modifikasi yang lebih lucu dalam lembar
observasi digambar kepala, jika gambarnya menunjukkan
tertawa maka anak tersebut melakukan gerakan yang benar
dan bila muka cemberut maka gerakan salah atau belum
betul.
Hal yang diamati Adang Suherman (2001), sebelumnya review dan tambahkan
beberapa unsur penting dalam skipping:
1. Melangkah ke depan, dan lakukan engklek dengan kaki yang sama.
2. Lakukan hal yang serupa dengan kaki yang berbeda.
3. Pelihara agar lutut selalu diangkat.
4. Gerak ini merupakan kombinasi gerak langkah dan engklek.
5. Gerak lengan ke atas bersamaan dengan gerak tungkai ke atas.
Jelaskan bahwa keterampilan ini memiliki pola irama yang tidak tetap!
Tuliskan beberapa aktivitas, permainan, atau olahraga yang menggunakan
ketermpilan ini. Beberapa contoh misalnya: senam aerobik, bola voli.
Berikutnya Catatan guru.
Catatan guru
Disini guru menulis beberapa hal yang dianggap penting tentang kecakapan
siswa.........
Pada lembar berikutnya adalah lembar hasil tes yang diberikan kepada siswa
sebagai data dan hasil evaluasi, dengan format sederhana sebagai berikut:
NAMA:
Penilaian
B Kamu harus menolak dan mendarat dengan
menggunakan kaki yang sama
9 - 32 Unit 9
Lembar observasi pengamatan gejala Psikologis.
Refleksi Diri-Kerjasama
NAMA TGL
Reviu unsur penting dalam kerjasama
- mengikuti aturan - hormat terhadap orang lain
- membantu teman yang belum bisa - mengendalikan temperamen
- ingin semua teman bermain dan - memperhatikan perasaan orang lain
berhasil
- memotivasi orang lain - menerima pendapat orang lain
- Bekerja keras menerapkan skill - bermain secara terkendali
Guru pendidikan jasmani yang mengajar di play group atupun taman kanak-
kanak serta sekolah dasar kelas bawah harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kemampuan dan perkembangan motorik siswanya. Apabila data
kemampuan motorik anak belum teridentifikasi dengan tes maka akan mengalami
kesulitan dalam menyiapkan program pendidikan jasmani. Tanpa pengetesan yang
baik maka beberapa siswa dimungkinkan akan mengalami ketertinggalan dalam
perkembangan motorik dibandingkan dengan teman-teman yang sebayanya. Tes
berikut akan sangat bermafaat bagi guru pendidikan jasmani untuk mengadakan
evaluasi terhadap siswa.
Tes ini disusun agar dapat digunakan untuk membantu guru secara intensif
untuk mengawasi dan mengikuti kemampuan motorik siswa. Tes ini difokuskan
pada koordinasi jari dan tangan, pergerakan mata, dan motorik kasar. Jari-jari, kedua
tangan, kedua mata, dan motorik kasar untuk pra TK dan anak kelas SD kelas bawah
merupakan keterampilan yang akan dibawa dalam penampilan olahraga. Tujuan dari
evaluasi ini adalah untuk melakukan pengamatan terhadap siswa seperti halnya
dalam kegiatan kegiatan fisik selama hari sekolah dan untuk membuat keputusan
bantuan apa yang dibutuhkan agar perkembangan motorik siswa menjadi lebih baik.
Guru pendidikan jasmani mengamati dan mengevaluasi sejumlah motorik
kasar dimana sejumlah aktivitas fisik yang dilakukan dengan menggunakan kedua
lengan, tungkai dan seluruh badan. Siswa yang memperoleh grade yang jelek atau
Gerak Mata
1. Memfokus - kedua mata berkontraksi
2. Menentukan target- kedua mata bersamaan dalam satu
target.
9 - 34 Unit 9
3. Melihat dengan kedua mata bersamaan dari satu target
4. Mengikuti benda yang bergerak
5. Akomodasi- melihat terget yang dekat dan jauh
6. Perifel- melihat di luar jangkauan mata di sisi sudut.
Motorik Kasar
1. Tengkurap
a. Kedua lengan bergerak secara bersamaan-tungkai
bergerak secara bersamaan
b. Kedua lengan dan tungkai bergerak ke sisi yang sama
secara bersamaan.
c. Kedua lengan dan tungkai bergerak bersamaan ke sisi
yang berlawanan
2. Merangkak
a. Kedua tangan bergerak secara bersamaan-kedua lutut
bergerak secara bersamaan
b. Tangan dan lutut bergerak ke arah sisi yang sama secara
bersamaan
c. Tangan dan lutut bergerak ke arah sisi yang berlawanan
3. Berjalan
a. Badan condong ke depan hampir keseluruhan
b. Tangan dan lutut bergerak ke arah sisi yang sama
c. Tangan dan tutut di tempat yang berlawanan bergerak
secara bersamaan.
4. Berlari
a. Tangan dan lutut dari sisi yang sama bergerak bersamaan
b. Tangan dan lutut dari sisi yang berlawanan bergerak tidak
dalam teknik berlari yang semestinya.
c. Tangan dan lutut dari sisi yang berlawanan bergerak
secara bersamaan.
Keterangan: T : Tepat
TT : Tidak Tepat
TDM : Tidak Dapat Melakukan
9 - 36 Unit 9
Sesuai dengan jenis informasi data yang dikumpulkan dan aspek yang
dievaluasi maupun disain yang dipergunakan, maka pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dapat diterapkan secara terpisah serta bersama-sama serta saling
melengkapi. Jika guru ingin mengetahui berapa jauh siswanya dapat melempar
ataupun melompat? Berapa cepat siswanya dapat berlari atupun berenang? Maka
pendekatan dengan menggunakan kuantitatif lebih akurat. Lain halnya apabila guru
ingin mengetahui bagaimana siswanya melakukan teknik berlari, melompat, ataupun
berenang dengan benar? Maka metode kualitatif dengan segala pirantinya sangat
direkomendasikan.
Data yang berupa angka disebut dengan data kuantitatif. Yang masuk dalam
kategori evaluasi kuantitatif adalah tes (soal), pengukuran (jarak, waktu).
Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan merupakan upaya yang dilakukan untuk
memperoleh data.
1. Prosedur penilaian dan pengukuran.
Untuk melakukan penilaian ataupun kegiatan pengukuran kita harus
menjalani berapa langkah, agar kualitas pengukuran dapat terjamin. Prosedur
pengukuran dan penilaian hasil belajar pendidikan jamani pada dasarnya
dapat mengikuti langkah sebagai berikut.
2. Menetapkan tujuan penilaian
Tujuan penilaian biasanya dijadikan dasar dan arahan untuk melakukan
suatu kegiatan, demikian pula halnya dalam melakukan pengetesan.
Penetapan tujuan penilaian sangat penting artinya untuk menetapkan sasaran
penilaian yang ingin dicapai. Tes yang bertujuan untuk melihat kemempuan
kekuatan akan berbeda dengan tes yang bertujuan untuk melihat kemampuan
kecepatan.
3. Menetapkan jenis bahan ajar yang harus diukur.
Bahan ajar bola voli tentunya pada waktu tes juga merupakan bentuk tes
yang bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen yang penting dalam
bola voli.
4. Menetapkan teknik pengukuran yang digunakan.
Setelah mendapatkan kejelasan mengenai aspek-aspek yang perlu
dilakukan pengetesan, selanjutnya perlu ditetapkan teknik yang cocok untuk
melakuan pengetesan. Kecepatan diukur dengan tes apa? Kelentukan diukur
dengan tes apa? Koordinasi diukur dengan tes apa? dan sebagainya.
5. Mengembangkan instrumen pengukuran.
Pengembangan instrumen pengukuran dilakukan apabila ingin
mengembangkan alat ukur yang lebih efektif atau lebih efisien, ataupun untuk
9 - 38 Unit 9
mengenai sasaran pada kotak yang kedua yang lebih besar maka diperoleh nilai
2, dan apabila lemparan mengenai sasaran pada kotak yang ketiga maka
memperoleh nilai 1. Siswa melakukan lemparan sebanyak 20 kali kesempatan.
Tes ini bertujuan untuk mengukur koordinasi antara mata dan tangan.
Peralatan yang dibutuhkan.
Target yang tediri dai tiga kotak yaang terpusat pada satu titik tengah.
Kotak tersebut secara berurutan berukuran 12,7 cm; 27,9 cm; 45,7 cm. target
kotak digambar pada tembok dengan ketinggian 122 cm dari lantai.
9 - 40 Unit 9
Subtest 7: Lari Kelincahan.
Kode (penanda) ditempatkan 1,5 meter dalam satu garis lurus sebanyak
4 buah. Testor memberikan contoh bagaimana melakukan tes ini dan
menerangkan/memberitahu dalam aba-aba “ya”, siswa harus berlari secepat-
cepatnya dengan lari zig-zag mengitari penanda. Start dimulai dari sebelah
kanan pada penanda pertama. Skor dihitung dari jumlah penanda yang dilalui
selama 20 detik. Untuk larik bolak-balik lengkap diberi nilai 8.
Tes ini bertujuan untuk mengetes kemampuan memindahkan badan
secara berulang-ulang dan mengubah arah.
Peralatan yang diperlukan:
1. 4 buah penanda.
2. Stopwatch.
Tabel 9.8 Nilai tes motorik dasar anak usia 4 tahun putri
Persentil Target Kelenturan Standing Push-up (fase Keseimbangan Push- Lari
melempar long down to statis up di kelincahan
jump standing) kursi
cm cm cm
90+ 22 52 129 10 17 8 20
75 17 47 99 8 15 6 18
50 11 36 89 6 11 5 16
25 3 28 60 4 8 2 12
1 1 19 30 2 2 0 6
Tabel 9.9 Nilai tes motorik dasar anak usia 4 tahun putra
Persentil Target Kelenturan Standing Push-up (fase Keseimbangan Push- Lari
melempar long down to statis up di kelincahan
jump standing) kursi
cm cm cm
90+ 22 52 130 10 18 9 20
75 16 45 100 8 15 7 18
50 10 36 89 6 10 5 16
25 3 27 60 4 7 2 12
1 1 18 30 2 3 0 7
cm cm cm
90+ 22 50 135 10 21 15 21
75 18 43 108 9 19 10 20
50 14 32 95 7 13 8 17
25 7 27 67 5 9 7 11
1 4 15 35 2 5 4 8
Tabel 9.11 Nilai tes motorik dasar anak usia 5 tahun putra
Persentil Target Kelenturan Standing Push-up (fase Keseimbangan Push- Lari
melempar long down to statis up di kelincahan
jump standing) kursi
cm cm cm
90+ 22 52 139 11 22 15 22
75 19 44 110 10 17 10 20
50 15 33 97 7 11 8 18
25 8 25 70 5 8 7 11
1 5 15 40 3 3 4 9
Tabel 9.12 Nilai tes motorik dasar anak usia 6 tahun putri
Persentil Target Kelenturan Standing Push-up (fase Keseimbangan Push- Lari
melempar long down to statis up di kelincahan
jump standing) kursi
cm cm cm
90+ 16 54 145 16 28 16 28
75 11 46 125 13 22 14 24
50 6 35 100 10 17 8 22
25 1 24 74 7 8 4 17
1 - 13 49 3 3 1 11
9 - 42 Unit 9
Tabel 9.13 Nilai tes motorik dasar anak usia 6 tahun putra
Persentil Target Kelenturan Standing Push-up (fase Keseimbangan Push- Lari
melempar long down to statis up di kelincahan
jump standing) kursi
cm cm cm
90+ 23 50 156 15 27 18 28
75 17 42 133 13 20 14 24
50 9 32 104 10 16 9 22
25 1 22 75 7 8 4 17
1 0 13 49 5 3 1 11
Tabel 9.14 Nilai tes motorik dasar anak usia 7 tahun putri
Persentil Target Kelenturan Standing Push-up (fase Keseimbangan Push- Lari
melempar long down to statis up di kelincahan
jump standing) kursi
cm cm cm
90+ 15 48 166 16 31 16 33
75 11 41 141 13 24 12 31
50 6 32 111 10 14 7 27
25 1 23 80 7 8 3 20
1 - 14 49 4 3 - 16
Tabel 9.15 Nilai tes motorik dasar anak usia 7 tahun putra
Persentil Target Kelenturan Standing Push-up (fase Keseimbangan Push- Lari
melempar long down to statis up di kelincahan
jump standing) kursi
cm cm cm
90+ 28 47 171 16 28 19 35
75 21 39 146 14 18 15 30
50 12 29 115 11 16 10 28
25 3 19 83 8 8 5 21
1 1 10 52 4 4 1 17
9 - 44 Unit 9
Tes Formatif 2
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 2,
kerjakanlah tes formatif berikut. Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban
yang menurut Anda paling benar!
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian
konfirmasikan dengan rumus tingkat pengguasaan materi di bawah ini.
Rumus
Tingkat Penguasaai = Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
5
Arti Tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
9 - 46 Unit 9
Kunci JawabanTes Formatif
Tes formatif 1
1. D. Auditing
2. C. Proses
3. C. Proses
4. B. Proses
5. C. Evaluasi dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah proses
Tes formatif 2
1. C. Kualitatif dan kuantatif
2. D. Kualitati
3. C. Tes dan pengukuran
4. C. Makan, memasukkan benang ke jarum, menulis
5. A. Berlari, berjingkat dan melompat
Worthen, Blaine R. & Sander, James R. (1973). Education Evaluation: Theory and
Practice. New York: Longman Inc.
9 - 48 Unit 9
Glosarium