Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ayu Nurul Mausufy

NIM : 171431005
Kelas : D3 – Analis Kimia

Tabel Pengukuran pH

pH terukur Pengukuran
pH teoritis Histeresis
NaOH CH3COOH Naik Turun
30 0 3 3.44 3.22 0.22
24 6 4.52 4.04 4.38 0.34
18 12 5.3 4.72 5.02 0.3
16 18 12.3 11.2 12.82 1.62
6 24 12.77 12.98 13.27 0.29
0 30 13 13.11 13.33 0.22

Grafik Pengukuran pH

Grafik Pengukuran pH Naik dan Turun


16
14 Pengukuran turun
y = 1.0536x - 0.2633
12
R² = 0.998
pH engukuran

10
8
Pengukuran naik
6 y = 0.9866x - 0.1194
4 R² = 0.9844

2
0
0 2 4 6 8 10 12 14
pH Teoritis

Pengukuran Naik Pengukuran Turun


Linear (Pengukuran Naik) Linear (Pengukuran Turun)

Pembahasan
Linearitas adalah sifat hubungan yang linear antar variabel, artinya setiap perubahan yang
terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan dengan besaran yang sejajar pada variabel
lainnya. Sedangkan uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian ini melihat bagaimana variable X
mempengaruhi variable Y, baik itu pengaruh berbanding lurus maupun berbanding terbalik.
Pada hal ini dilakukan pengukuran pH dari campuran larutan NaOH dan CH3COOH, maka
akan didapatkan pH secara teoritis dan pH secara pengukuran. Dari kedua hasil ini dapat dibuat
suatu grafik, dimana grafik tersebut akan menunjukan persamaan garis yang diperoleh dari metode
kuadrat terkecil, yaitu y = a + bx. Persamaan ini akan menghasilkan koefisien korelasi. Koefisien
korelasi inilah yang digunakan untuk mengetahui linearitas suatu metode analisis. Nilai koefisien
korelasi yang memenuhi persyaratan menurut International Conference on Harmonization adalah
0.9970. Selain itu linearitas juga dapat diketahui dari kemiringan garis, intersep dan residual.
Dalam suatu pengukuran nilai dari R2 dijadikan sebagai suatu acuan seberapa baik hasil
pengukuran mendekati nilai secara teoritis. Jika R2 sama dengan 1, maka hasil pengukuran tersebut
menunjukkan garis regresi yang sesuai dengan data secara teoritis. Dalam suatu pengukuran jika
R2 = 0 berarti bahwa tidak ada hubungan antara variable X dan variable Y.
Pada pengukuran pH yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada pengukuran naik
(y = 0.9866x - 0.1194) nilai R2 = 0.9844 dan pada pengukuran turun (y = 1.0536x - 0.2633) R2 =
0.9980. R2 yang dihasilkan dari pengukuran ≠ 1 yang artinya regresi R2 tersebut tidak cocok
sempurna dengan data pH secara teoritis. Bahkan nilai R2 pada pengukuran naik ini tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh International Conference on Harmonization sebesar
0.9970 sedangkan pada pengukuran turun R2 melebihi nilai minimal yang dipersyaratkan hal ini
menunjukan pH pada pengukuran turun telah hampir mendekati pH secara teoritis. Terjadinya
perbedaan tersebut (R2≠1) dapat disebabkan karena NaOH sebagai titran tidak distandarisasi
terlebih dahulu sehingga konsetrasi NaOH 0.1 M bukan merupakan konsentrasi yang sebenarnya.
NaOH merupakan zat baku sekunder yang mana konsentrasi sebenarnya harus ditentukan dengan
menggunakan zat baku primer.
Histeresis adalah sifat dari sebuah sistem dimana sebuah sistem tersebut gagal untuk
kembali ke keadaan semula atau sebelumnya, setelah penyebab dari perubahan-perubahan tersebut
dihilangkan. Hysteresis merupakan dua pembacaan (pengukuran naik dan pengukuran turun) suatu
pengukuran berulang untuk suatu nilai masukan yang sama yang didekati dari arah yang
berlawanan. Nilai hysteresis didapatkan dari nilai mutlak dari selisih antara pengukuran naik dan
pengukuran turun.
Adanya hysteresis ini dapat disebabkan oleh terjadinya deadband pada alat, deadband
adalah ketidaksensitifan sensor dalam suatu rentang tertentu ketika sudah mulai dilakukan
pengukuran. Nilai hysteresis pada pengukuran ini adalah 1.62. Jadi sesungguhnya hysterisis
merupakan error dari suatu alat, tetapi dalam batasan tertentu error ini dapat diterima hanya saja
besarnya harus diketahui dan dicantumkan pada keterangan spesifikasi alat. Gejala hysterisis lebih
banyak terjadi pada alat instrument yang memiliki komponen mekanis.

Anda mungkin juga menyukai