Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI

POTENSIOMETRI

Oleh:

Henita Zahra

066119234

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
DATA PENGAMATAN

V NaOH pH ∆V ∆pH ∆pH/∆V

0 2.97

2 3.37 2 0,4 0,2

4 (a) 4.59 2 1,22 0,61

5 (b) 10.94 1 6,35 6,35

6 11.45 1 0,51 0,51

6.5 11.55 0,5 0,1 0,2

7 11.68 1,5 0,13 0,086

7.5 11.73 0,5 0,05 0,1

8 11.79 1,5 0,06 0,04

8.5 11.81 0,5 0,02 0,04

9 11.87 1,5 0,06 0,04


PERHITUNGAN
∆𝒑𝑯
• Perhitungan ∆𝑽

a. ∆V=2 ; ∆pH=0,4
∆𝑝𝐻 0,4
= = 0,2
∆𝑉 2

b. ∆V=2 ; ∆pH=1,22

∆𝑝𝐻 1,22
= = 0,61
∆𝑉 2

c. ∆V=1 ; ∆pH=6,35

∆𝑝𝐻 6,35
∆𝑉
= 1
= 6,35

d. ∆V=1 ; ∆pH=0,51

∆𝑝𝐻 0,51
= = 0,51
∆𝑉 1

e. ∆V=0,5 ; ∆pH=0,1

∆𝑝𝐻 0,5
= = 0,2
∆𝑉 1

f. ∆V=1,5 ; ∆pH=0,13

∆𝑝𝐻 0,13
∆𝑉
= 0,5
= 0,26

g. ∆V=0,5 ; ∆pH=0,05

∆𝑝𝐻 0,05
∆𝑉
= 0,5
= 0,1

h. ∆V=1,5 ; ∆pH=0,06

∆𝑝𝐻 0,06
= = 0,04
∆𝑉 1,5
i.∆V=0,5 ; ∆pH=0,02

∆𝑝𝐻 0,02
∆𝑉
= 0,5
= 0,04

h. .∆V=1,5 ; ∆pH=0,06

∆𝑝𝐻 0,06
∆𝑉
= 1,5
= 0,04

• Pembakuan NaOH:
Asam Oksalat 0.103 gram (103 mg)
V1 = 9.5 ml
V2 = 10.5 ml
mg asam oksalat 103 mg
N= 𝑉 ×63
= 10×63
= 0,163
GRAFIK

14

12

10

8
pH

0
0 2 4 5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9
V NaOH
PEMBAHASAN

Potensiometri adalah suatu teknik analisis pengukuran konsentrasi sebagai


fungsi dari potensial dalam suatu sel elektrokimia. Metode ini sangat berguna untuk
menentukan titik ekuivalen suatu titrasi secara instrumen sebagai pengganti
indikator visual. Ketelitian titrasi potensiometri lebih tinggi dibandingkan dengan
titrasi visual yang menggunakan indikator.Pada praktikum kali ini, digunakan larutan
NaOH 63,5 ml 1 N sebagai titran dan Asam Oksalat 10 ml.
Penggunaan pH meter sebagai alat ukur untuk mengukur pH pada larutan
titrat yang dianalisis, dengan pH awal titrat asam oksalat sebesar 2,97. Menurut
Adinda (2017), alat dikalibrasi dengan cara mencelupkan pH meter kedalam air
dengan pH normal lalu di celupkan pada air dengan pH asam, setelah itu di
celupkan kembali kedalam air dengan pH normal selanjutnya dicelupkan kedalam air
dengan pH basa lalu di celupkan kembali ke air dengan pH normal.
Setiap penambahan volume NaOH diukur besar pH setiap bertambahnya
volume titran. Penambahan titran pada saat nilai potensial terukur relatif tidak
berubah, maka titrasi dihentikan setelah terjadi lompatan potensial yang drastis dari
pH 4,59 hingga 10,94. Menurut Sumar (1994), lonjakan pH terjadi disebabkan
terjadinya titik kesetimbangan dimana ion hidrogen (H+) dari asam asetat telah habis
bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) dari NaOH dengan reaksi kimia sebagai
berikut.
Pada volume ke 5 ml, nilai potensial naik hingga 10,94 dan ketika dilakukan
titrasi pada volume ke 6 ml, kenaikan besar pH menjadi relatiif rendah. Sehingga
diakhiri proses titrasi pada volume titran ke 5 ml. Karena menurut Suyanto
(2009), pada metode titrasi potensiometri, titik akhir titrasi ditandai dengan
perubahan potensial yang drastis. Ketelitian yang diperoleh akan lebih baik dari
pada titik ekivalen yang ditandai dengan perubahan warna maupun adanya
endapan.
Pada titrasi potensiometri ini tidak digunakan indikator seperti metode
pengkuran analis lainnya sehingga titrasi dikatakan sebagai titrasi yang sederhana.
Menurut Watoni (2009), metode potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator
yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh
atau bila daerah kesetaraan sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik
akhir titrasi dengan indikator.
Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen sehingga data yang
dihasilkan dianggap memiliki kesalahan yang kecil. Praktikum potensiometri ini
dilakukan dengan tujuan untuk membuat kurva hubungan antara pH dan volume
titran, menentukan titik akhir titrasi, dan menentukan kadar larutan asam asetat yang
dianalisis. Menurut Widjaja dan Laksmiani (2009), melalui kurva hubungan antara
volume titran dan pH dapat ditentukan titik akhir titrasinya. Titik akhir titrasi dideteksi
dengan menetapkan volume di mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar
ketika ditambahkan penitrasi.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatlah titik akhir yaitu pada
penambahan volume titran 5 ml mencapai pH 10,94 dengan mengamati grafik
hubungan antara pH dengan volume titran, dengan titik ekuivalen titrasi pada pH
netral sebesar 7. Setelah diketahui titik kesetimbangan pada titrasi tersebut,
selanjutnya dilakukan perhitungan kadar















KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa :


• Dari kurva hubungan antara volume pentiter dan pH terlihat adanya lonjakan
pH yang drastis yaitu dari 4,59 menjadi 10,94 ketika terjadi
penambahan 1 ml larutan NaOH 0,1 N dari volume NaOH 4 ml menjadi
volume NaOH 5 ml. Lonjakan pH titrat ini mengindikasikan tercapainya titik
akhir titrasi.
• Titik akhir titrasi tercapai ketika terjadi penambahan volume ekivalen NaOH
sebanyak 5 ml NaOH pada larutan titrat asam oksalat.

DAFTAR PUSTAKA

Sumar Hendayana Dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang
Press.

Suyanto. 2009. Kimia Polimer. Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga: Semarang.

Watoni AH dan Buchari. 2009. Studi aplikasi metode potensiometri pada penentuan
kandungan karbon organik total tanah. JMS 5(1): 23-40.
Widjaja, I N.K. Dan N.P.L. Laksmiani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis.
Jimbaran (ID): UNUD press.

Anda mungkin juga menyukai