Anda di halaman 1dari 13

JUPE UNS, Vol. 1, No.

2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta. Mei, 2013
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Susilawati, Sukirman, Sri Sumaryati


*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
susilawati_teguh@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui hal-hal yang harus dipenuhi
oleh SMA Batik 1 Surakarta sebagai persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008;
2) Untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMA Batik 1
Surakarta; 3) Untuk mengetahui faktor pendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 di SMA Batik 1 Surakarta serta upaya mengoptimalkan faktor pendukung tersebut;
4) Untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta serta upaya mengatasi faktor penghambat tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan sumber data informan,
tempat penelitian, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas
data dengan trianggulasi sumber, metode, dan review. Analisis data dengan model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 yang sudah dipenuhi oleh SMA Batik 1 Surakarta, yaitu: Lingkup Penerapan dan
Proses Kegiatan Sekolah, Acuan yang Mengatur, Istilah ataupun Definisi, Sistem Manajemen
Mutu, Tanggung Jawab Manajemen, Pengelolaan Sumber Daya, Realisasi Jasa Pendidikan,
Pengukuran, Analisis, serta Perbaikan; 2) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dilaksanakan
di masing-masing lini kerja berdasarkan sasaran mutu yang telah dirumuskan sebelumnya dengan
berdasarkan pada 8 prinsip manajemen; 3) Faktor pendukung keberhasilan SMM ISO 9001:2008
SMA Batik 1 Surakarta, yaitu: adanya komitmen dan kesadaran semua warga sekolah, kualitas
SDM, sarana prasarana yang memadai, dan ketersediaan dana. Upaya mengoptimalkan faktor
pendukung tersebut melalui pemahaman pentingnya manajemen mutu, pelatihan/workshop,
beasiswa untuk guru, serta perbaikan dan pengadaan sarana prasarana sekolah; 4) Faktor
penghambat pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMA Batik 1 Surakarta,
yaitu: ketidakpahaman personel tentang ISO, kesulitan mengubah budaya/kebiasaan SDM, masih
kurangnya pendokumentasian dan perekaman kegiatan. Upaya mengatasi faktor penghambat
tersebut melalui pemahaman tentang sistem manajemen mutu ISO kepada semua warga sekolah
baik oleh tim konsultan ISO maupun pihak internal, serta membuat sistem pengendalian rekaman
yang dibakukan.

Kata kunci: implementasi, sistem manajemen mutu, ISO 9001:2008


2 | JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta

ABSTRACT
The purpose of this study was to: 1) To know what are the things that must be met by
SMA Batik 1 Surakarta as the requirements of ISO 9001:2008 Quality Management System,
2) To determine the implementation of the Quality Management System ISO 9001:2008 in SMA
Batik 1 Surakarta and 3) To know the factors supporting the implementation of the Quality
Management System ISO 9001:2008 in SMA Batik 1 Surakarta and efforts to optimize the
supporting factors; 4) To identify factors inhibiting the implementation of ISO 9001:2008 Quality
Management System in SMA Batik 1 Surakarta as well as efforts to address the factors such
inhibitors.
This study is a qualitative study that uses data sources informants, where research, and
documents. The sampling technique used was purposive sampling. The data was collected by
interview, observation, and documentation. The validity of the triangulation of data sources,
methods, and reviews.Data analysis with interactive models.
The results showed that: 1) The requirements of ISO 9001:2008 Quality Management
System that has been filled by SMA Batik 1 Surakarta, namely: Scope of Application and Process
Activities School, the Reference Set, term or definition, Quality Management System,
Management Responsibility, Management Resources, Education Services Realisation,
Measurement, Analysis and Improvement; 2) ISO 9001:2008 Quality Management System
implemented in their respective lines of work based on quality objectives have been previously
formulated by management based on 8 principles; 3) Factors supporting the success of the
Quality Management System ISO 9001:2008 in SMA Batik 1 Surakarta, namely: commitment
and awareness of all citizens of the school, the quality of human resources, adequate
infrastructure, and availability of funds. Efforts to optimize the supporting factors through
understanding the importance of quality management, training / workshops, scholarships for
teachers, as well as repair and procurement of school infrastructure; 4) Factors inhibiting the
implementation of ISO 9001:2008 Quality Management System in SMA Batik 1 Surakarta,
namely: ignorance about the personnel ISO, the difficulty of changing the culture/customs of
human resources, the lack of documentation and recording activities. Efforts to overcome these
disincentives through an understanding of ISO quality management system to all citizens by both
the school and the team of internal consultants ISO, and create a standardized system of
recording control.

Keywords: implementation, quality management systems, ISO 9001:2008

PENDAHULUAN dan budaya melainkan juga karena pe-


Organisasi sekolah sebagai salah rubahan harapan masyarakat terhadap peran
satu organisasi jasa saat ini mengalami sekolah dalam merintis masa depan bangsa.
perubahan kurikulum dan perubahan metode Berbagai perubahan tersebut di-
pengajaran yang berdampak pada kualitas antisipasi oleh pemerintah dengan me-
lulusan. Perubahan ini bukan hanya disebab- ningkatkan pembangunan SDM yang ber-
kan pesatnya perkembangan ilmu, teknologi, kualitas melalui berbagai kebijakan pen-
JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta| 3

didikan, antara lain Manajemen Berbasis sebut, kebijakan nasional yang menjadi
Sekolah (MBS) atau school based management prioritas pemerintah harus pula dilakukan
(SBM). Manajemen berbasis sekolah (MBS) oleh sekolah. Pada sistem MBS, sekolah
merupakan salah satu upaya pemerintah dituntut secara mandiri untuk dapat meng-
untuk mencapai keunggulan masyarakat alokasikan, mengorganisasikan, mengontrol
bangsa dalam penguasaan ilmu dan tek- dan mempertanggungjawabkan pemberdaya-
nologi dengan memberikan kewenangan an sumber-sumber dana kepada masyarakat
kepada sekolah untuk mengelola sumber maupun pemerintah.
daya maupun sumber dana sesuai prioritas Penerapan manajemen berbasis
kebutuhan sekolah. Manajemen pendidikan sekolah diharapkan dapat tercapai Total
menurut MBS adalah manajemen yang Quality Management (TQM). TQM dapat
berpusat pada sumber daya yang ada pada diartikan sebagai sistem manajemen yang
sekolah itu sendiri sehingga akan terjadi berusaha meningkatkan kualitas sebagai
perubahan paradigma manajemen sekolah strategi usaha dan berorientasi pada ke-
yang pada mula-nya diatur oleh birokrasi di puasan pelanggan melalui perbaikan terus
luar sekolah menuju pengelolaan yang menerus atas produk, jasa, manusia, proses,
berbasis pada potensi internal sekolah. serta lingkungannya. TQM ini hanya dapat
MBS dapat dipandang sebagai dicapai dengan memperhatikan karakteristik
suatu pendekatan pengelolaan sekolah dalam TQM yang meliputi fokus pada pelanggan
rangka desentralisasi pendidikan yang mem- baik itu internal maupun eksternal, memiliki
berikan wewenang lebih luas kepada sekolah obsesi tinggi terhadap kualitas, meng-
untuk mengambil keputusan mengenai pe- gunakan pendekatan ilmiah dalam pe-
ngelolaan sumber-sumber daya pendidikan ngambilan keputusan, memiliki komitmen
(manusia, keuangan, material, metode, tek- jangka panjang, adanya teamwork, perbaikan
nologi, dan waktu) yang didukung dengan proses secara berkesinambungan, pendidikan
partisipasi warga sekolah, orang tua, serta dan pelatihan, memberikan kebebasan yang
adanya pelibatan masyarakat. Pelibatan terkendali, adanya kesatuan tujuan, serta
masyarakat ini dimaksudkan agar mereka keterlibatan guru maupun staff karyawan.
lebih memahami, membantu dan mengontrol Asy’ari (2011:116) mengungkap-
pengelolaan pendidikan. Berkaitan hal ter- kan mengenai posisi dan arti penting sistem
4 | JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta

manajemen mutu sekolah dapat dikemuka- tanggung jawab tentang mutu dan mampu
kan bahwa pada masa mendatang eksistensi menyediakan produk maupun jasa sesuai
suatu sekolah tidak semata-mata tergantung dengan kebutuhan mereka”.
pada pemerintah melainkan pada penilaian Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
stakeholders (baik itu siswa, orang tua, merupakan organisasi pendidikan menengah
perguruan tinggi, dunia kerja, pemerintah, yang bertugas melayani siswa agar dapat
guru, serta pihak-pihak lain yang ber- melanjutkan ke perguruan tinggi dan dapat
kepentingan) tentang mutu sekolah yang di- memenuhi syarat kompetensi untuk dapat
selenggarakannya. hidup mandiri. Saat ini banyak SMA tak
Sistem manajemen mutu untuk terkecuali SMA Batik 1 Surakarta mulai
pelaksanaan MBS ini menggunakan sistem mengadopsi sistem manajemen mutu ber-
manajemen mutu berstandar internasional, standar internasional, yaitu ISO 9001:2008
yaitu: Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO dalam pengelolaan manajemen sekolah
9001:2008. SMM ISO 9001:2008 merupakan dengan harapan bahwa manajemen dapat
prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek terlaksana dengan baik dan mengarah pada
standar untuk manajemen sistem yang ber- peningkatan mutu sekolah.
tujuan menjamin kesesuaian suatu proses SMA Batik 1 Surakarta adalah
dari produk baik barang maupun jasa sekolah pertama di Solo yang menerima dan
terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu menerapkan SMM ISO 9001:2008. Sertifikat
yang ditentukan oleh pelanggan. Penerapan ISO ini diterima SMA Batik 1 Surakarta
ISO 9001:2008 berorientasi pada pe- pada Jum’at tanggal 17 Juli 2009. Berhasil-
ningkatan kualitas pelayanan sehingga di- nya sekolah meraih sertifikat SMM ISO
harapkan dapat memuaskan para pelanggan 9001:2008 karena kemampuan sekolah dalam
pendidikan yang pada akhirnya berdampak menerapkan sistem manajemen mutu yang
pada peningkatan mutu sekolah maupun mutu ditunjang dengan kompetensi guru, ada-nya
pendidikan secara nasional di Indonesia. Hal dukungan staff maupun warga sekolah dalam
ini sesuai dengan pernyataan yang disampai- penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
kan oleh Suardi (2003:3), “Sistem mana- serta tersedianya fasilitas belajar demi me-
jemen mutu akan memberikan jaminan bagi nunjang kelancaran kegiatan belajar me-
pelanggan bahwa perusahaan mempunyai ngajar (KBM).
JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta| 5

Lebih lanjut SMA Batik 1 Surakarta sampling, ditetapkan kualifikasi dan pe-
bertekad menerapkan SMM ISO 9001:2008 milihan informan yang dianggap mengetahui
agar menjadi lembaga pendidikan yang ber- informasi dan masalahnya secara mendalam
standar internasional dengan kebijakan: 1) dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber
Berorientasi mutu pada setiap kegiatannya, data yang mantap. Peneliti melakukan
2) Pelanggan yang berkaitan dengan layanan wawancara dengan 11 informan, yaitu: 1)
jasa pendidikan, 3) SDM harus bertanggung- Sekretaris Kepala Sekolah, 2) Ketua ISO /
jawab dalam pelaksanaan, penyempurnaan QMR, 3) Sekretaris ISO, 4) Staff Wakasek
dan berperan aktif untuk meninjau serta Kurikulum, 5) Wakasek Kesiswaan, 6) Staff
memperbaiki sistem manajemen mutu secara Wakasek Sarana Prasarana, 7) Wakasek
berkelanjutan di unit kerja masing-masing. Hubungan Masyarakat (Humas), 8) Kepala
Tata Usaha, 9) Koordinator BK, 10)
METODE PENELITIAN Pustakawan Perpustakaan, 11) Guru.
Penelitian ini menggunakan Pengumpulan data melalui kegiatan
pendekatan kualitatif. Sutopo (2002:111) wawancara, observasi, dan dokumentasi.
mengatakan bahwa “… dalam penelitian Untuk menguji keabsahan data, digunakan
kualitatif studi kasusnya mengarah pada trianggulasi sumber, trianggulasi metode,
pendeskripsian secara rinci dan mendalam dan review. Peneliti memakai model analisis
mengenai potret kondisi tentang apa yang interaktif untuk melakukan analisis data.
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di Aktivitas dalam analisis interaktif, yaitu:
lapangan studinya”. Data penelitian pengumpulan data, reduksi data, penyajian
bersumber dari informan, tempat penelitian, data, dan penarikan simpulan.
dan dokumen sebagaimana yang di-
kemukakan oleh Lofland dan Lofland dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
Moleong (2004:157), “Sumber data utama Hasil analisis data menunjukkan
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata terdapat 8 klausul sebagai persyaratan dalam
dan tindakan, selebihnya adalah data penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. ISO 9001:2008, yaitu: 1) Lingkup Penerapan
Teknik sampling yang digunakan dan Proses Kegiatan Sekolah. Aplikasi ruang
adalah purposive sampling. Dalam purposive lingkup di SMA Batik 1 Surakarta adalah
6 | JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta

sebuah SMA yang menyelenggarakan jasa Pengelolaan sumber daya manusia melalui
pendidikan bertaraf internasional dengan kegiatan pelatihan, seminar dan workshop
menerapkan SMM ISO 9001:2008 ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan
melalui semua proses penyediaan jasa serta keahlian para guru maupun pegawai
pendidikan menengah umum meliputi kelas SMA Batik 1. Pengelolaan sumber daya
X, kelas XI dan XII IPA maupun IPS, mulai material melalui penyediaan dan perawatan
masa promosi sampai penelusuran lulusan; sarana prasarana sekolah serta menjaga
2) Acuan yang Mengatur. Pelaksanaan suasana lingkungan kerja yang mendukung
sistem manajemen mutu ISO di SMA Batik untuk kegiatan belajar mengajar; 7) Realisasi
1 Surakarta harus sesuai dengan Standar jasa pendidikan. Realisasi jasa pendidikan
Internasional ISO 9001:2008 dan UU mengacu pada visi, misi, kurikulum,
Sisdiknas; 3) Istilah dan Definisi. Istilah dan kebijakan sekolah, dan pertimbangan lain.
definisi yang digunakan di lembaga Realisasi jasa pendidikan merupakan suatu
pendidikan tidak berbeda jauh dengan yang proses yang dimulai dari Penerimaan Peserta
ada di industri. Hanya saja ada beberapa Didik Baru (PPDB), kegiatan belajar
istilah yang harus disesuaikan dengan sifat mengajar, sampai nanti peserta didik
dari lembaga pendidikan; 4) Sistem menyelesai-kan masa studinya. Selama
manajemen mutu. Sistem manajemen mutu proses ter-sebut diperlukan dokumen dan
disesuaikan pedoman mutu yang ada. rekaman sebagai hasil laporan untuk para
Dokumen atau rekaman hasil kegiatan juga stakeholder; 8) Pengukuran, Analisis, dan
perlu di-perhatikan dan dikendalikan; 5) Perbaikan. Pengukuran, analisis dan per-
Tanggungjawab manajemen. Tanggung- baikan dilakukan berbagai pihak, yaitu orang
jawab manajemen didasarkan pada tugas tua, dinas, maupun dari pihak SMA sendiri.
tanggungjawab dari masing-masing bagian Dari orang tua melalui angket yang
pada struktur organisasi. Mereka yang diberikan pihak SMA dan melakukan
terlibat harus saling berkoordinasi guna interview. Dari dinas berupa kegiatan
memberikan pelayanan kepada para monitoring evaluasi (monev). Sedangkan
stakeholder; 6) Pengelolaan Sumber Daya. bentuk pengukuran, analisis dan perbaikan
Sumber daya terdiri dari sumber daya dari pihak SMA sendiri melalui pemantauan
manusia dan sumber daya material.
JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta| 7

kepada peserta didik untuk kemudian dikaji 0,80 atau 8 siswa setiap harinya. 3) Lini
oleh Litbang sekolah. Kerja Sarana Prasarana. Sasaran mutu
Pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 bidang sarana prasarana adalah tercapainya
mengarah pada pencapaian sasaran mutu kelengkapan sarana prasarana sekolah di atas
yang telah dirumuskan dan ditetapkan oleh 95%. Maksud dari sasaran mutu tersebut
masing-masing lini kerja. Pencapaian suatu adalah 95% peralatan yang tersedia di SMA
sasaran mutu merupakan indikator sebuah Batik 1 Surakarta siap untuk digunakan
keberhasilan dari pelaksanaan SMM ISO dalam rangka kegiatan belajar mengajar.
9001:2008 di SMA Batik 1 Surakarta. Dari hasil observasi peneliti dan wawancara
Adapun pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 dengan beberapa informan dapat di-
pada setiap lini kerja yang mengarah pada simpulkan bahwa sarana prasarana yang ada
pencapaian sasaran mutu dapat dipaparkan di SMA Batik 1 Surakarta sangat
pada uraian berikut, yaitu: 1) Lini Kerja mendukung untuk KBM. 4) Lini Kerja
Kurikulum. Bidang kurikulum memiliki Hubungan Masyarakat. Wakasek hubungan
beberapa sasaran mutu, yaitu: a) Kelulusan masyarakat merumuskan beberapa sasaran
100%; b) Minimal 1% tamatan memperoleh mutu, yaitu: a) Tamatan SMA Batik 1
nilai 10 pada UN; c) Nilai rata-rata UN mampu ber-saing di PT favorit; b) Tercapai
minimal 7,5. Dari beberapa sasaran mutu program kerjasama dengan 10 PT dan
tersebut, sasaran mutu kedua belum tercapai instansi terkait; c) Tercapainya promosi
sehingga bidang kurikulum harus sekolah melalui Koran, majalah iklan,
menganalisis penyebab ketidaktercapaian brosur, web serta TV; d) Tercapai kehadiran
tersebut agar di tahun pelajaran 2012 / 2013 90% dari hubungan komunikasi dengan
dapat tercapai. 2) Lini Kerja Kesiswaan. orang tua peserta didik maupun lembaga
Sasaran mutu bidang kesiswaan untuk tahun terkait. Lini kerja ini dapat dikatakan lini
pelajaran 2012/2013, yaitu pelanggaran tata kerja yang paling bagus kinerjanya karena
tertib tidak lebih dari 2% per harinya. keberhasilannya dalam mencapai semua
Sasaran mutu lini kerja kesiswaan sudah sasaran mutu yang telah dirumuskan. 5) Lini
tercapai karena data yang peneliti dapatkan Kerja Tata Usaha. Sasaran mutu yang
menunjukkan rata-rata pelanggaran selama dirumuskan oleh lini kerja ini adalah
semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 adalah tercapainya 75% dari jumlah siswa dalam
8 | JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta

bidang administrasi pembayaran SPP tepat dan peminjam koleksi perpustakaan SMA
pada waktunya paling lambat tanggal 10 Batik 1 Surakarta.
setiap bulan. Kinerja lini kerja ini belum Dalam pelaksanaan SMM ISO
maksimal karena data yang peneliti peroleh 9001:2008 harus berlandaskan 8 prinsip
me-nunjukkan pada semester 1 tahun 2012, yang merupakan pilar manajemen. Pe-
hanya bulan September yang memenuhi laksanaan kedelapan prinsip manajemen
sasaran mutu, yaitu: 704 siswa atau 75,46% tersebut adalah: 1) Fokus pada Pelanggan.
membayar SPP sebelum tanggal 10. 6) Lini SMA Batik 1 Surakarta sebagai salah satu
Kerja Bimbingan Konseling. Lini kerja BK sekolah menengah atas senantiasa berusaha
tidak merumuskan sasaran mutu dikarenakan memenuhi harapan pelanggan, baik
lini kerja ini bertindak sebagai tempat pelanggan internal maupun para pelanggan
rehabilitasi bagi siswa yang melanggar tata eksternal; 2) Kepemimpinan. SMA Batik 1
tertib dan mendapat sanksi di lini kerja Surakarta dipimpin oleh kepala sekolah yang
kesiswaan. Oleh karena itu, keberhasilan lini merupakan manajer tertinggi dalam
kerja ke-siswaan juga menjadi keberhasilan penyelenggaraan seluruh kegiatan yang
lini kerja BK. 7) Lini Kerja Perpustakaan. berhubungan dengan pendidikan. Prinsip
Lini kerja perpustakaan merumuskan 2 kepemimpinan ini juga mengindikasikan
sasaran mutu, yaitu: a) Meningkatkan peran dari setiap kepala sekolah untuk
jumlah pengunjung perpustakaan rata-rata memberikan teladan dan panutan kepada
per bulan sebanyak 1000 orang; b) semua warga sekolah; 3) Keterlibatan
Meningkatkan jumlah peminjam koleksi Personel. Wujud keterlibatan personel di
perpustakaan rata-rata tiap bulan sebanyak SMA Batik 1 Surakarta adalah dengan di-
200 eksemplar. Data hasil penelitian libatkannya semua warga sekolah dalam
menunjukkan selama semester 1 tahun berbagai kegiatan sehingga ketercapaian
pelajaran 2012/2013 sasaran mutu tersebut tujuan merupakan hasil koordinasi semua
tidak tercapai. Ketidaktercapaian sasaran bagian dari top hingga bottom; 4)
mutu tersebut diakibatkan berkurangnya hari Pendekatan Proses. Pendekatan proses SMA
efektif karena berbagai hal yang juga Batik 1 diimplementasikan dengan adanya
berpengaruh terhadap jumlah pengunjung langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
lini kerja maupun guru dalam pelaksanaan
JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta| 9

sistem manajemen mutu ini; 5) Pendekatan dukung tersebut meliputi: 1) Komitmen dan
Sistem. Pendekatan sistem SMA Batik 1 di- Kesadaran dari Semua Warga Sekolah.
buktikan dari adanya pedoman-pedoman Komitmen merupakan kunci kesuksesan
yang telah disusun sebagai dasar pe- pelaksanaan ISO. Komitmen kepala sekolah
laksanaan suatu aktivitas manajemen; 6) merupakan awal implementasi SMM ISO
Perbaikan Berkelanjutan. Perbaikan ber- 9001:2008 yang kemudian didukung oleh
lanjut SMA Batik 1 Surakarta terlihat dari semua warga sekolah. Upaya mengoptimal-
adanya peningkatan indikator sasaran mutu. kan komitmen dan kemauan semua warga
Dalam prinsip perbaikan berkelanjutan sekolah melalui pelatihan ataupun pe-
dilakukan evaluasi terhadap temuan-temuan mahaman tentang pentingnya manajemen
yang terjadi. Tindakan evaluasi ini bisa mutu serta adanya suatu komunikasi sebagai
dengan audit internal maupun management bentuk koordinasi setiap lini kerja; 2)
review; 7) Pengambilan Keputusan Berdasar- Kualitas SDM. Sumber Daya Manusia
kan Fakta. Pengambilan keputusan secara (SDM) di SMA Batik 1 Surakarta telah
faktual dibuktikan oleh peran kepala sekolah berkualitas dari segi pendidikan karena
sebagai seorang Top Management yang hampir 50% sudah S2 sehingga kompetensi
senantiasa mendengarkan masukan dari maupun skill sudah terpenuhi. Untuk
bawahannya dan dihubungkan dengan peningkatan kualitas SDM ini, pihak SMA
kondisi riil yang ada; 8) Hubungan yang Batik 1 menyediakan pelatihan maupun
Menguntungkan dengan Pemasok. SMA berbagai workshop peningkatan kualitas
Batik 1 Surakarta menciptakan hubungan SDM serta adanya beasiswa dari SMA Batik
yang saling menguntungkan dengan 1 Surakarta untuk para guru yang
senantiasa menjaga amanah dari orang tua melanjutkan pendidikannya; 3) Sarana
sebagai pemasok/pelanggan utama sekolah. Prasarana yang memadai. Sarana prasarana
Dengan menjaga amanah tersebut di- di SMA Batik 1 Surakarta tidak hanya dalam
harapkan ada loyalitas dari orang tua kepada bentuk fisik inventaris peralatan saja tetapi
sekolah. juga terdapat fasilitas internet yang
Faktor pendukung keberhasilan membantu siswa dalam KBM. SMA Batik 1
SMM ISO 9001:2008 SMA Batik 1 Surakarta berupaya menjaga ke-tersediaan sarana
serta upaya mengoptimalkan faktor pen- prasarana dengan rutin melakukan perbaikan
10 | JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta

maupun pengadaan untuk peralatan dan manajemen yang mungkin belum dilakukan
peningkatan akses internet; 4) Ketersediaan sebelum diterapkannya SMM ISO
Dana. Implementasi SMM ISO 9001:2008 di 9001:2008. Upaya mengatasi faktor
SMA Batik 1 Surakarta membutuhkan dana penghambat ini melalui sosialisasi dan
yang besar. Namun, permasalahan tersebut penyadaran pentingnya mutu sekolah baik
bukan menjadi halangan dari SMM ISO oleh tim konsultan ISO maupun pihak
9001:2008 di SMA Batik 1 Surakarta. Bagi internal sekolah; 3) Masih kurangnya pen-
kepala sekolah selaku manajemen puncak, dokumentasian dan perekaman kegiatan.
kemauan untuk maju adalah hal yang Dokumentasi dan rekaman merupakan bukti
terpenting. Dana tidak menjadi masalah pelaksanaan kegiatan yang dapat digunakan
selagi masih bisa dicari. untuk mengevaluasi kegiatan. Namun, tidak
Faktor penghambat keberhasilan semua lini kerja telah melakukan kegiatan
ISO 9001:2008 SMA Batik 1 Surakarta serta pendokumentasian dan perekaman kegiatan.
upaya mengatasi faktor penghambat, yaitu: Upaya untuk mengatasi faktor penghambat
1) Ketidakpahaman Personel tentang ISO. ini dengan membangun suatu sistem
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pengendalian rekaman yang dibakukan.
merupakan sesuatu yang baru sehingga Artinya setiap kegiatan yang dilaksanakan
untuk menerapkan dalam organisasi di- harus direkam sesuai dengan sistem yang
perlukan pengetahuan dan pemahaman yang telah ditetapkan.
baik dari setiap personel organisasi. Upaya
untuk mengatasi faktor penghambat ini SIMPULAN
dengan memberikan sosialisasi dan pe- Berdasarkan pembahasan mengenai
mahaman tentang sistem manajemen mutu implementasi sistem manajemen mutu ISO
ISO kepada semua warga sekolah; 2) 9001:2008 di SMA Batik 1 Surakarta, maka
Kesulitan Mengubah Budaya/Kebiasaan diambil simpulan, yaitu: 1) Persyaratan
SDM. Penerapan ISO 9001:2008 tentunya Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO
akan mengubah kebiasaan SDM atau 9001:2008 meliputi semua klausul yang telah
personel yang ada di suatu organisasi karena dipersyaratkan, yaitu: a) Lingkup Penerapan
dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 dan Proses Kegiatan Sekolah, b) Acuan yang
diperlukan suatu keteraturan pengelolaan Mengatur, c) Istilah dan Definisi, d) Sistem
JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta| 11

Manajemen Mutu, e) Tanggung Jawab Pelatihan maupun workshop peningkatan


Manajemen, f) Pengelolaan Sumber Daya, g) kualitas SDM serta adanya beasiswa dari
Realisasi Jasa Pendidikan, h) Pengukuran, SMA Batik 1 Surakarta untuk para guru
Analisis, dan Perbaikan; 2) Pelaksanaan yang melanjutkan pendidikannya, c) Rutin
SMM ISO 9001:2008 dengan menyusun melakukan perbaikan maupun pengadaan
sasaran mutu yang melibatkan 7 lini kerja peralatan dan peningkatan akses internet; 4)
yang ada di SMA Batik 1 Surakarta, yaitu: a) Faktor penghambat keberhasilan SMM ISO
wakasek kurikulum, b) wakasek kesiswaan, 9001:2008 SMA Batik 1 Surakarta, yaitu: a)
c) wakasek sarana prasarana, d) wakasek Ketidakpahaman Personel tentang ISO, b)
humas, e) tata usaha, f) bimbingan konseling Kesulitan Mengubah Kebiasaan SDM, c)
dan g) perpustakaan. Dalam mencapai Masih kurangnya pendokumentasian dan
sasaran mutu, masing-masing lini kerja perekaman kegiatan. SMA Batik 1 Surakarta
harus berlandaskan pada 8 prinsip berupaya untuk mengatasi faktor peng-
manajemen, yaitu: fokus pada pelanggan, hambat tersebut melalui: a) Sosialisasi dan
kepemimpinan, keterlibatan personil, pemahaman tentang sistem manajemen mutu
pendekatan proses, pendekatan sistem, ISO kepada semua warga sekolah, b)
perbaikan berkelanjutan, pengambilan Sosialisasi dan penyadaran penting-nya
keputusan berdasarkan fakta, serta hubungan mutu sekolah baik oleh tim konsultan ISO
yang menguntungkan dengan pemasok; 3) maupun pihak internal sekolah, c) Membuat
Faktor pendukung keberhasilan SMM ISO suatu sistem pengendalian rekaman yang
9001:2008 SMA Batik 1 Surakarta, yaitu: a) dibakukan.
Komitmen dan Kesadaran dari semua Warga
Sekolah, b) Kualitas SDM, c) Sarana UCAPAN TERIMAKASIH
Prasarana yang Memadai, d) Ketersediaan Terimakasih penulis sampaikan
Dana. SMA Batik 1 Surakarta berupaya kepada: 1) Pembimbing I dan II yang telah
untuk mengoptimalkan faktor pendukung dengan sabar memberikan bimbingan,
tersebut melalui: a) Pelatihan dan arahan dalam penyusunan jurnal ini; 2) Tim
pemahaman tentang pentingnya manajemen Redaksi JUPE yang telah memberikan
mutu serta adanya komunikasi sebagai bantuan dan pengarahan sehingga jurnal ini
bentuk koordinasi setiap lini kerja, b) dapat dimuat; 3) QMR SMA Batik 1
12 | JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta

Surakarta yang telah berkenan membantu Umaedi. (2004). Manajemen Berbasis


Sekolah/Madrasah. Jakarta: CEQM
pelaksanaan penelitian, membimbing dan
Umiarso&Gojali, Imam. (2010). Mana-
mengarahkan peneliti selama penelitian; 4) jemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Bapak Ibu guru maupun pegawai SMA Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD
Batik 1 Surakarta atas sambutan yang
diberikan kepada peneliti sehingga peneliti
dapat menjalankan penelitian dengan
nyaman dan berkesan; 5) Prodi Pendidikan
Ekonomi, khususnya BKK Pendidikan
Akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, Achmad. (2011). Implementasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di
SMKN 3 Boyolangu, Tulungangung.
Jakarta: Jurnal Dinamika Penelitian
Vol. 11 No. 2 Nov 2011
Danim, Sudarwan. (2008). Visi Baru
Manajemen Sekolah; Dari Unit
Birokrasi ke Lembaga Akademik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Moleong, Lexy. (2004). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Supriono, S. (2001). Manajemen Berbasis
Sekolah. Surabaya: SIC
Sallis, Edward. (2010). Total Quality Mana-
gement in Education. Jogjakarta:
IRCiSoD
Suardi, Rudi. (2003). Sistem Manajemen
Mutu ISO 9000:2000; Penerapannya
Untuk Mencapai TQM. Jakarta:
Penerbit PPM
Sutopo, HB. (2002). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret
JUPE UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 12
Susilawati, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMA Batik 1 Surakarta| 13

Anda mungkin juga menyukai