Anda di halaman 1dari 1

kala itu mentari belum bangun dari peraduannya, ayam jago juga belum melakukan tugasnya.

Namun
budi telah keluar dari kediamannya. Kulitnya yang keriput dan tipis seolah-olah tidak mempan akan
hembusan angin pagi yang berusaha membekukan kulitnya.

Tangannya yang kekar memikul sebuah cangkul di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya
memegang sebuah bingkisan besar.

Pada saat ia melangkahkan kakinya menuju sawahnya, langkahnya tiba-tiba terhenti oleh tangisan bayi
yang merusak keheningan pada saat itu. Dengan rasa takut budi mencari sumber datangnya suara
tangisan itu.

Betapa terkejutnya budi saat melihat seorang yang sangat mungil dan lucu tergeletak di bawah pohon
beringin besar itu. Ketika dia memcoba untuk mengangkat bayi itu, tiba-tiba ada seekor harimau yang
cukup besar yang hendak menyerangnya.

Tetapi dengan cekatan budi mengelak terkaman harimau itu. Ternyata tangisan bayi itu turut
mengundang seekor harimau yang tampak sedang kelaparan. Harimau tersebut selalu memandang bayi
tersebut dengan tatapan yang sangat mengerikan. Melihat harimau tersebut, budi mencoba
menjauhkan harimau tersebut dengan menggunakan cangkulnya.

Akan tetapi harimau itu kembali melawan. Dia berbalik menyerang budi dan berhasil melukai salah satu
anggota badan budi. Budipun jatuh ke tanah dan terdesak, saat harimau hendak menerkamnya lagi,
budi mengambil cangkulnya yang berda disamping tubuhnya itu.

Alhasil budi mampu mengalahkan harimau tersebut dengan cangkulnya yang berhasil menusuk badan
harimau tersebut hingga tembus dan mati. Setelah berhasil membunuh harimau itu, budi mengangkat
bayi tersebut untuk ia bawa pulang ke rumahnya untuk dirawat dan dijadikan sebagai anak angkatnya.

Anda mungkin juga menyukai