RMK 6 Penggunaan Informasi Untuk Perencanaan Laba
RMK 6 Penggunaan Informasi Untuk Perencanaan Laba
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
PENGGUNAAN INFORMASI UNTUK PERENCANAAN LABA
Keadaan perekonomian yang semakin komplek dan perubahan yang demikian cepatnya
menyebabkan banyaknya perkembangan pemikiran dan peran pada segala bidang di antaranya
adalah pengendalian dalam bidang keuangan. Untuk perusahaan yang berskala kecil masalah
pengendalian keuangan tidak terlalu rumit, hal itu dikarenakan pihak pimpinan perusahaan masih
mampu mengendalikan secara langsung kegiatan operasional perusahaan. Namun untuk
perusahaan yang berskala besar di mana kegiatan pengelolahan perusahaan yang semakin
kompleks, tentunya pengawasan secara langsung tidak memungkinkan lagi. Berdasarkan kondisi
tersebut maka diperlukan suatu pengukuran atas kinerja keuangan yang telah terjadi sebagai
dasar dalam pengambilan kebijakan pengendalian yang akan ditetapkan.
Suatu perencanaan yang matang untuk mencapai laba yang maksimal, melibatkan evaluasi
yang hati-hati dan cermat dari berbagai tindakan alternative. Perencanaan yang baik
memungkinkan manajemen bekerja lebih efektif dan efisien, mempengaruhi kelancaran dan
keberhasilan aktivitas produksi, dan dapat menilai kemampuan manajemen perusahaan itu
sendiri.
Dalam mengelola perusahaan manajer sering dihadapkan pada berbagai masalah
pengambilan keputusan. Semua bentuk pengambilan keputusan untuk merencanakan operasinya
dengan baik bahkan tidak meneruskan operasinya. Salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan tersebut adalah faktor biaya yang selama satu
periode kerja tetap jumlahnya, dan tidak mengalami perubahan. Unutk dapat merealisasikan
tujuan suatu perusahaan diperlukan perencanaan sebagai pedoman dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan. Salah satu alternative dari analisis perencanaan untuk meningkatkan perolehan laba
dan menetapkan harga jual adalah dengan menggunakan Cost, Volume, Profit Analysis (CVP).
Cost, volume, profit (CVP) memiliki beberapa pendekatan diantaranya adalah break even point
(BEP) dan margin of safety.
Penggunaan cost, volume, profit analysis (CVP) sendiri dapat memberikan informasi tentang
berapa jumlah penjualan yang harus dicapai perusahaan dimana perusahaan dalam keadaan tidak
mendapat laba dan tidak menderita kerugian kepada manajer. Cost, volume, profit analysis
(CVP) dapat juga memberikan informasi mengenai laba yang diperoleh perusahaan pada
berbagai tingkat penjualan serta menunjukkan kemungkinankemungkinan yang berhubungan
dengan perusahaan dalam biaya maupun tingkat penjualan dan pengaruhnya terhadap laba yang
diperoleh perusahaan.
A. Pemisahan Biaya Fixed Cost dan Variable Cost untuk Analisis CVP
Variable Cost (Biaya variabel) adalah perubahan total dalam proporsi langsung dengan
perubahan tingkat aktivitas (atau cost driver). Sebagai contoh, di Perusahaan Donat, biaya bahan
langsung adalah biaya variabel. Total biaya bahan untuk barang-barang ini meningkat
berbanding lurus dengan jumlah item yang terjual.Sedangkan, biaya tetap tidak berubah secara
total sebagai tingkat aktivitas (atau cost driver) bervariasi. Biaya fasilitas, termasuk pajak
properti, penyusutan bangunan dan peralatan, dan gaji personil pemeliharaan , yang biaya untuk
Perusahaan Donut tetap . Biaya tetap per unit tidak berubah sebagai aktivitas bervariasi.
Analisis CVP mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua
kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel) dan biaya yang
tidak berubah (biaya tetap).Selanjutnya, biaya diasumsikan fungsi linier dari volume penjualan.
Namun, banyak perusahaan sekarang menyadari bahwa ini tetap dibandingkan perbedaan
variabel terlalu sederhana. Dalam sistem biaya berdasarkan aktivitas, biaya yang dibagi ke dalam
unit dan kategori berbasis nonunit. Activity-based costing mengakui bahwa beberapa biaya
bervariasi dengan unit yang diproduksi dan beberapa biaya yang tidak bervariasi. CVP menjadi
lebih berguna karena memberikan wawasan yang lebih akurat mengenai perilaku biaya.
Total cost = Fixed cost + (Unit variable costs x number of units) + (Unit cost x number of setups)
+ (Engineering costs x number of engineering hours)
Operating income = Total revenue- fixed costs + (unit variable costs x number of units) + (Setup
costs x number of setups) + (engineering costs x number of engineering hours)
Masalah tersulit dalam analisis CVP adalah membagi semua biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variable. Analisis CVP tidak mengenal
jenis biaya lain, seperti biaya semi variable, step cost, dan sebagainya.
1. Kelompok pertama adalah biaya yang sering disebut sebagai mixed costs. Contoh biaya
ini adalah biaya listrik, air, telepon, dimana biaya – biaya tersebut memiliki unsur biaya
tetap dan biaya variabel. Untuk biaya seperti ini, maka unsur biaya tetap dan biaya
variabel harus dipisahkan.
2. Kelompok biaya kedua adalah biaya-biaya yang memang tidak dapat dikelompokkan
sebagai biaya tetap ataupun biaya variabel. Dengan demikian, definisi biaya tetap dalam
analisis CVP adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak dapat
dikategorikan sebagai biaya variabel.
Analisis CVP dilakukan dalam tahap perencanaan, dimana asumsi yang dibuat
perusahaan belum tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana tersebut dilaksanakan.
Karena unsur itu, unsur ketidakpastian harus dipertimbangkan, ada tiga cara yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, yaitu:
1. Safety margin merupakan selisih antara unit yang diperkirakan dapat dijual perusahaan pada
periode analisis dengan unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas. Semakin besar
safety margin yang dimiliki perusahaan, maka posisi perusahaan akan semakin aman, karena
jika terdapat asumsi yang sedikit meleset, perkiraan posisi perusahaan masih jauh dari titik
impas.
2. Operating leverage mengukur besarnya proporsi biaya tetap dibandingkan dengan total biaya
yang dikeluarkan perusahaan. Semakin tinggi operating leverage berarti semakin tinggi
proporsi biaya tetap dalam perusahaan. Rumus untuk menghitung operating leverage adalah
total marjin kontribusi dibagi dengan total laba operasi.
3. Analisis sensitivitas (what-if analysis) merupakan analisis yang dilakukan untuk mencari
unsur yang paling sensitif dalam analisis CVP. Yang dimaksud dengan faktor yang paling
sensitif adalah faktor yang jika meleset paling mempengaruhi perolehan laba perusahaan.
Faktor yang paling sensitif inilah yang harus dijaga perusahaan agar dalam masa
pelaksanaannya tidak meleset dari rencana.
Dalam hal ini definisi biaya tetap dan biaya variabel akan dikaitkan bukan hanya terhadap
produk, namun juga terhadap aktivitas. Dengan Activity Based Costing ini biaya variabel
hanyalah merupakan biaya variabel dari aktivitas tingkat unit, sedangkan biaya tetap untuk
aktivitas tingkat unit, dan juga biaya – biaya dari tingkatan aktivitas lainnya dikelompokkan
sebagai biaya tetap.
SKYVIEW MANOR
Studi kasus dilakukan pada tahun 1962 di Vermont. Skyview Manor adalah hotel dengan
kualitas baik dan tarif menengah. Skyview Manor beroperasi selama musim ski pada tanggal 2
Desember sampai 31 Maret atau 120 hari. Jumlah kamar yang disediakan adalah 80 kamar. 50
Kamar di sayap timur dengan harga $15 untuk single dan $20 double. 30 Kamar di sayap barat
dengan harga $20 untuk single dan $25 double. Sayap barat lebih mahal karena memiliki
pemandangan lereng ski, pegunungan dan desa. Tingkat hunian pada musim ski sekitar 80%.
Rasio rata-rata hunian single dan double adalah 2:8.
Mr. Kachack, manajer hotel, mengungkapkan bahwa ketika musim ski berlalu maka
bisnis ini akan merugi (memangkas keuntungan). Dia memperkirakan tingkat hunian rata-rata di
luar musim ski menjadi 20% dan 40% untuk beberapa tahun. Apabila off season maka kamar
yang aktif hanya 30 kamar dan estimasi yang terbooking 40%. Harga sewa kamar diturunkan
menjadi $10 untuk single dan $15 double. Selain itu, manajer tetap mengeluarkan biaya iklan
sebesar $4000/8 bulan (diluar musim ski. Biaya perbaikan sebesar $2000/tahun. Gaji Ibu
Kacheck sebesar $20/hari untuk musim ski (7 hari kerja) dan untuk musim lain (5 hari Kerja).
Gaji petugas meja dan 4 orang pembantu sebesar $24 dan $15 per hari. Pajak gaji dan tunjangan
sebesar 20% dari gaji. Biaya asuransi sebesar $500.
Setengah dari beban lain-lain dianggap pengeluaran untuk persediaan pembersih (Fix
cost). Beban utilitas yang ada adalah biaya telepon dan biaya listrik. Dengan perincian 80 telepon
dikali $3/bulan ditambah dengan biaya layanan dasar $50. Saat off-season hanya biasa layanan
dasar yang dibayar. Manajer juga membangun kolam renang dengan biaya $40000 umur
ekonomis 5 tahun. Biaya Bubble $15000 umur ekonomis 5 tahun, biaya lifeguard $400/bulan,
asuransi pajak tambahan $1200, biaya pemanas $1000 dan biaya pemeliharaan $1800.
Figur 1
Skyview Manor
Revenues : $160,800
Expenses:
Salaries:
Manager $15,000
$27,480
Insurance 3,000
Utilities 6,360
Interest on Mortgage
1. Berapa rata-rata jumlah kamar yang harus disewakan tiap malam agar mencapai breakeven?
a. Biaya variabel :
- Cleaning supplies $ 1920.
- Linen Service $ 13920.
- ½ dari Misc. Exp $ 3657.
$ 19497
b. Biaya variabel tiap kamar = $19497 : 7680 (120 hari x 80 ruang x 80%)
= $ 2,54
c. CM/kamar = ($160.800-$19.497)/7680 = $18,4/Kamar
d. Biaya tetap = $138.410-$19.497= $118.913
e. Break even = $118.913 : $18,4= 6463 Kamar
2. Hotel full pada akhir pekan pada musim ski. Jika tarif semua room dinaikkan $5 pada malam-
malam akhir pekan, namun sewa turun menjadi 72 room dari 80 room, bagaimana revisi pada
laba sebelum pajak pada tahun ini, berdasarkan figur 1?
CM yang hilang
8 room x 34 malam akhir pekan (120 x 2/7 = 34) x $18.40 = $5,005
CM meningkat
72 room x 34 malam x $5 = $12,240
Net Change
$12,240 - $5,005 = $7,235 laba tambahan (sebelum pajak)
Nilai breakeven untuk lost rooms per malam adalah sebagai berikut;
X * $18.40 = (80 – X) $5
$23.4X = $400
X = 17
Peningkatan harga merupakan ide yang baik selama hotel dapat menyewakan setidaknya 63
room per weekend night.
Pendapatan
Contribution Margin
= $11.46/room night
Pool
No Yes
Bubble
No Yes
No
1 3 5
Advertise
2 4 6
Yes
Rincian biaya ketika off season :
a. Biaya gaji ibu manajer : 35 weeks x $100/week @ $3500 x 120%= $4200
b. Depresiasi Kolam 25000/5 = $5000
c. Depresiasi Bubble 15000/5 = $3000
d. Biaya kolam renang, jika hanya dibuka pada musim ski, dan tanpa bubble
Maintenance $1800
$4200
Heating $1000
$8800
e. Biaya telepon : (30 rooms) ($3 per room) = $90 x (8 bulan) = $720
f. Total Utility Cost, dalam kasus = $ 6360
g. Tambahan karyawan sebanyak satu pelayan karena. Biayanya adalah $15/hari x 240 hari = $3600
ditambah pajak 20% menjadi $4320 dengan fringes.
4200
Total $2000 $500 $4200 $4000 $5000 $3000 atau $720 $3675 4320
8800
Dalam kasus disebutkan bahwa konsumen akan membooking tempat saat off-season sekitar 40%
dari 30 kamar. Jumlah yang pasti terbooking adalah 12 kamar. Kami memutuskan untuk memilih
alternative ke 5 yaitu fasilitas tanpa biaya advertising dengan adanya kolam renang dan bubble.
Jumlah BEP alternative 5 adalah 11 kamar. Apabila kami analisis dengan jumlah kamar yang pasti
terbooking yaitu 12 kamar maka didapati selisih 1 kamar. Jumlah keuntungan yang diperoleh dari
selisih 1 kamar tersebut yaitu 1 X 245 hari X $11,46 = $2808. Alternatif lima memiliki CVP yang
positif sehingga sangat kami rekomendasikan ke manajer untuk menambahkan fasilitas kolam
renang dan bubble yang dibuka sepanjang tahun. Penambahan fasilitas itu tidak merugikan
hotel. Pengunjung hotel diharapkan lebih loyal kepada SKYVIEW akibat adanya penambahan
fasilitas tersebut. Alternatif 5 ini tidak membutuhkan biaya Advertising. Biaya advertising ini
dihilankan karena manajer pernah menyebutkan bahwa biaya advertising yang dikeluarkan
belum tentu meningkatkan penyewaan kamar.