Anda di halaman 1dari 29

HALAMAN SAMPUL

JUDUL KARYA TULIS

TAMPARANG NA MANGKASA (MARI ANGKAT SAMPAH) INOVASI


ALAT PENGANGKAT SAMPAH LAUT TENAGA OMBAK DAN ARUS
LAUT

Diajukan untuk Mengikuti INSIGHT (IKAB National Scientific And Writing


Competition) 2018

Oleh :

AMAR MA’RUF/D32116015/2016
Nur Azisah/D32116002/2016
Adriani Phady/D081171017/2017

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

1 Judul : TAMPARANG NA MANGKASA (MARI ANGKAT


SAMPAH) INOVASI ALAT PENGANGKAT
SAMPAH LAUT TENAGA OMBAK DAN ARUS
LAUT
2 Subtema : Sains dan Teknologi
3 Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Amar Mruf
b. NIM : D32116015
c. Jurusan/Fakultas : Fakultas Teknik/Teknik Kelautan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
e. Alamat Rumah : Jln. STTP, Pondok Naswa, Gowa
f. No. Telp/Hp : 085227066470
g. Alamat Email : Amarmaruf160@gmail.cpom
4 Anggota Tim : 1. Nur Azisah/D32116002/2016
2. Adriani Phady/D081171017/2017
5 Dosen Pembimbing
Nama Lengkap dan Gelar :
NIP :
Alamat Rumah :
No. Telp/Hp :

Gowa, 25 Agustus 2018


Dosen Pembimbing Ketua Tim

(……………………..) Amar Ma’ruf


NIP…………………. NIM.D32116015

Mengetahui,
Pimpinan/Wakil Rektor/Direktor Bidang Kemahasiswaan

(……………………………….)
NIP……………………………

2
LEMBAR ORISINALITAS

3
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami masih diberi kesempatan menulis karya
tulis ilmiah ini, shalawat disertai taslim semoga selalu tercurah kepada NabiUllah
Muhammad SAW.
Terimakasih kepada kedua orang tua kami yang telah membesarkan kami,
dan juga kepada dosen pembimbing kami bapak Dr. Eng. Firman Husain ST.,MT.
yang membimbing kami, para senior yang mengarahkan kami, dan teman-teman
yang mendukung kami dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini merupakan hasil analisis dalam studi pustaka kami dalam
pengembangan inovasi Tamparang Na Mangkasa untuk membantu pemerintah
kota Takalar dalam meringankan masalah sampah laut yang ada di muara Sungai
Biringkassi Takalar, dengan merancang alat penangkap sampah bertenaga ombak
dan arus laut untuk menangkap sampah kiriman wilayah kota yang terbawa arus
sungai atau kanal yang bermuara ke laut pada Sungai Biringkassi.
Walaupun terdapat berbagai macam hambatan dalam proses
penyusunannya, namun semuanya dapat teratasi dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan. Penyusun menyadari bahwa kaya tulis ilmiah ini masih memiliki
beribu-ribu kekurangan dan kelemahan sehingga memerlukan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif.
Semoga tulisan ini dapat membantu meringankan pemerintah kota Takalar
dalam mengatasi masalah sampah yang ada di muara Sungai Biringkassi serta
bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan membacanya, mempelajarinya dan
mengembangkannya.
Gowa, 20 Agustus 2018

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR ORISINALITAS....................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
I.1. Latar Belakang....................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah...............................................................................1
I.3. Tujuan.................................................................................................2
I.4. Mamfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
II.1. Sampah................................................................................................3
II.2. Muara Sungai Biringkassi...................................................................4
II.3. PATTASAKI.......................................................................................6
II.4. Project Ocean Clean Up......................................................................7
II.5. Power Generation From Sea Wave.....................................................8
BAB III. METODE PENELITIAN.........................................................................9
III.1.Studi Pustaka......................................................................................9
III.2.Perancangan.......................................................................................9
BAB IV.PEMBAHASAN......................................................................................11
IV.1.Lokasi dan Posisi Pemasangan Rancangan......................................11
IV.2.Tamparang Na Mangkasa.................................................................12
IV.3.Metode Pemasangan.........................................................................14
BAB V. PENUTUP................................................................................................15
V.1. Kesimpulan.......................................................................................15
V.2. Saran.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................17

5
DAFTAR GAMB

Gambar 2.1 Muara Sungai Biringkassi..............................................................................4


Gambar 2.2 Arus muara Sungai Biringkassi.....................................................................5
Gambar 2.3 Grafik tinggi ombak muara Sungai Biringkassi............................................5
Gambar 2.4 Statistik volume Sampah...............................................................................6
Gambar 2.5 PATTASAKI..................................................................................................7
Gambar 2.6 Pipa penghadang sampah...............................................................................8
Gambar 2.7 Power generation from wave sea...................................................................8
Gambar 4.1 Rancangan Tamparang Na Mangkasa..........................................................12
Gambar 4.2 hull WEC PATTASAKI...............................................................................12
Gambar 4.3 Pipa penggiring sampah...............................................................................13
Gambar 4.4 Pendulum penggerak konveyor...................................................................13
Gambar 4.5 Konveyor pengangkat sampah.....................................................................14
Gambar 4.6 Lokasi dan posisi pemasangan.....................................................................14
Gambar 4.7 Mooring system...........................................................................................14
Y

6
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kecepatan dan Arah arus sekitar muara Sungai Biringkassi.............................4

7
1

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara penyumbang sampah laut terbesar setelah


Cina hal itu dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia merupakan negara
kepulauan yang memiliki banyak garis pantai (CNN Indonesia, 2016). Banyaknya
jumlah penduduk di Indonesia membawa dampak buruk terhadap lingkungan.
Faktanya semakin banyak penduduk di suatu tempat maka akan semakin banyak
pula produktifitas sampah yang dihasilkan (Soemirat, 2009), sampah yang
bertebaran dimana-mana, apabila hujan turun sampah akan terbawa arus air hujan
menuju ke sungai maupun kanal dan selanjutnya sampah akan menuju ke muara
dan masuk ke laut seperti yang terjadi pada muara Sungai Biringkassi
Sungai Biringkassi adalah sungai yang terletak di Kabupaten Takalar yang
panjangnya 32 km ,berhulu di Kecamatan Palombangkan Utara dan bermuara di
Selat Makasasar. Sungai Biringkassi merupakan sungai lintas kabupaten yaitu
Kabupaten Gowa dan Takalar yang berpotensi sebagai muara penyumbang
sampah di laut. Masalah sampah di Sungai Biringkassi sangat kompleks namum
kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat (PSDA Sulsel 2017).
Laut memiliki banyak potensi sumber energi yang dapat dimanfaatkan
seperti ombak laut dan arus laut. Tamparang Na Mangkasa (Mari Angkat Sampah)
merupakan suatu bentuk ajakan untuk menjaga kebersihan tamparang yang dalam
bahasa Makassar berarti laut dari sampah-sampah yang yang terbawa sungai di
daerah muara sebelum masuk ke laut, yang kami rancang dalam bentuk inovasi
alat pengangkat sampah laut tenaga ombak dan arus laut sebagai salah satu bentuk
solusi permasalahan sampah pada muara laut terkhusus pada muara Sungai
Biringkassi.

I.2. Rumusan Masalah

Dari permasalah diatas rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:


a. Bagaimana cara menggiring sampah laut menuju ke Tamparang Na
Mangkasa?
2

b. Bagaimana metode pengangkatan sampah laut Tamparang Na


Mangkasa?
c. Bagaimana memanfaatkan tenaga ombak dan arus laut sebagai
tsumber tenaga Tamparang Na Mangkasa?

I.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan dan perancangan Tamparang Na Mangkasaadalah:


a. Menemukan metode menggiring sampah yang terbawa arus sungai
menuju ke Tamparang Na Mangkasa.
b. Memodifikasi konveyor sebagai sistem pengangkat sampah.
c. Mendesain sistem penggiring dan pengangkat sampah bertenaga
ombak dan arus laut.

I.4. Mamfaat Penulisan

Mamfaat dari penulisan dan perancangan WEC PATTASAKI


a. Membantu pemerintah kota Takalar dalam mengatasi masalah
sampah khususnya masalah sampah laut pada muara Sungai
Biringkassi dalam bentuk rancangan inovasi.
b. Sebagai bahan pertimbangan inovasi teknologi pengangkut sampah
laut.
c. Menjadi bahan literature untuk pengembangan inovasi-inovasi
pengangkut sampah laut ke depan.
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Permasalahan sampah pada lingkungan muara Sungai Biringkassi sangat


kompleks, dan perlu penanganan yang baik, salah satu solusi yang kami tawarkan
untuk mengatasi permasalahan sampah muara Sungai Biringkassi adalah
Tamparang Na Mangkasa, beberapa landasan teori yang relevan terkait dengan
permasalahan yang berhasil kami himpunkan untuk penulisan dan perancangan
tersebut diantaranya adalah.

II.1. Sampah

Menurut Tchobanoglus (1993) “Sampah didefinisikan sebagai semua


bentuk limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan
kemudian dibuang karena tidak bermanfaat atau keberadaannya tidak diinginkan
lagi.” Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan / atau
proses alam yang berbentuk padat.
Soemirat (2009), menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas sampah sangat
dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor
penting yang mempengaruhi sampah antara lain:
a. Jumlah penduduk
Bahwa dengan semakin banyak penduduk, maka akan semakin banyak
pula sampah yang dihasilkan oleh penduduk.
b. Keadaan sosial ekonomi
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula
jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya. Kualitas sampahnya pun
semakin banyak yang bersifat non organik atau tidak dapat membusuk.
c. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah,
karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan
produk manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis
sampahnya.
4

II.2. Muara Sungai Biringkassi

Muara Sungai Biringkassi Kabupaten Takalar berada di wilayah


Kabupaten Takalar, sedangkan hulu Sungai Biringkassi berada di Kecamatan
Palombangken Utara dan bermuara di Selat Makassar dengan panjang sungai
sekitar 32 km. Sungai Biringkassi merupakan sungai lintas kabupaten yaitu
Kabupaten Gowa dan Takalar melewati beberapa kecamatan yaitu Kecamatan
Palombangken Utara, Mappakasunggu, Pattallassang, dan Sandrobone Kabupaten
Takalar serta Kecamatan Bontonompo Selatan, Bontonompo, dan Bajeng
Kabupaten Gowa. Maka dari itu Sungai Biringkassi berpotensi sebagai
penyumbang sampah di laut (PSDA Sulsel, 2017).

Gambar 2.1 Muara Sungai Biringkassi

Dari penilitian Tri ryan chandra tangdesu pada bulan Agustus 2017,
berikut adalah data kondisi pada muara Sungai Biringkassi.
a. Arus

Table II.1 Kecepatan dan Arah arus sekitar muara Sungai Biringkassi
No Lokasi Pasang Surut
Kecepatan Arah Kecepatan Arah
m/s m/s
1 Stasiun 1 0.02 Utara 0.07 Selatan
2 Stasiun 2 0.03 Utara 0.07 Selatan
3 Stasiun 3 0.03 Utara 0.06 Selatan
4 Waring 0.13 Utara 0.25 Selatan

Di lokasi penelitian dengan pergerakan arus yang tergolong arus lambat


5

terdapat pada Stasiun 1, 2 dan 3 dengan rata-rata nilai kecepatan arus berkisar
0.02 sampai dengan 0.03 m/s pada saat pasang dan 0.06 sampai dengan 0.07 m/s
pada saat surut. Kondisi ini disebabkan adanya kegiatan pembudidayaan rumput
laut di dekat kawasan lokasi penelitian sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi
laju kecepatan arus laut. Sementara itu, pada pergerakan arus di waring yang
dipasang berada tepat di muara sungai tergolong dengan kecepatan arus sedang
jika dibandingkan dengan 3 stasiun yang berarus lambat dengan rata-rata nilai
kecepatan arus berkisar 0.13 m/s pada saat pasang dan 0.25 m/s pada saat surut
yang pengaruhi kecepatan arus sungai pada saat surut.

Gambar 2.2 Arus muara Sungai Biringkassi


Data arus yang diperoleh pada lokasi penelitian di masing-masing stasiun
dan waring tidak jauh berbeda, pada saat menuju pasang arus cenderung
mengarah ke utara, sedangkan pada saat menjelang surut arus cenderung
mengarah ke selatan. Hal ini tidak berbeda dengan pola arus yang diperoleh oleh
Rahman pada tahun 2017

b. Gelombang

Gambar 2.3 Grafik tinggi ombak muara Sungai Biringkassi

tinggi gelombang signifikan pada lokasi penelitian yang tertinggi


6

didapatkan pada saat menuju surut sekitar 4,47 cm sampai 4,18 cm. Walaupun
rata-rata tinggi gelombang tidak berbeda jauh signifikannya di lokasi penelitian,
hal tersebut disebabkan banyaknya aktivitas pembudidayaan rumput laut di sekitar
lokasi penelitian sebagai salah satu penghambat gelombang.
c. Jenis Sampah

Gambar 2.4 Statistik volume Sampah

Pada Gambar 2.4 menunjukkan jumlah jenis sampah yang didapatkan saat
penelitian, jenis sampah plastik adalah jenis sampah yang paling banyak dan jenis
sampah kaca yang paling sedikit ditemukan, baik itu pada saat pasang maupun
surut. Banyaknya sampah plastik yang ditemukan juga sesuai dengan yang telah
dilaporkan oleh NOAA (2016) bahwa hasil penelitian mengenai sampah laut yang
terdapat di seluruh perairan di dunia, jenis sampah plastik merupakan jenis yang
paling umum dan banyak dijumpai serta yang paling berisiko memberikan
dampak yang cukup serius bagi organisme laut.

II.3. PATTASAKI

Program perahu pemungut sampah diluncurkan pemerintah kota dengan


nama “PATTASA’KI” yang berarti membereskan atau membenahi. PATTASA’KI
adalah hasil modifikasi perahu tradisional yang menggunakan motor tempel.
Desainnya berupa 2 buah perahu sepanjang 7 meter yang ditautkan dimana pada
bagian tengahnya terdapat jaring dan bak penampung sampah. Perahu ini
dioperasikan dengan cara yang sederhana yaitu dengan menelusuri dan berkeliling
di kawasan pantai. Sampah yang berada di permukaan dan kolong air akan
terjaring dan dimasukkan di bak penampung untuk kemudian dikemas dalam
kantong plastik lalu dibawa ke tempat pembuangan akhir (IGA, 2017).
7

Gambar 2.5 PATTASAKI

Mamfaat yang didapatkan dengan pengadaan PATTASAKI adalah


meningkatnya kemampuan mengangkat dan mengangkut sampah dalam volume
yang lebih besar. Jumlah sampah yang mampu diangkat dengan menggunakan 1
unit perahu PATTASA’KI selama 1 jam adalah sebanyak 2 bak sampah sejumlah 6
meter kubik. Sebelum penggunaan perahu PATTASA’KI, pengangkatan sampah
dilakukan dengan menggunakan sero’ volume sampah yang diangkat hanya 3
meter kubik selama 3 jam proses pengangkatan (IGA, 2017).
PATTASA’KI yang dioperasikan mampu mengangkat sampah lebih
banyak dengan durasi operasi yang lebih singkat. Terdapatnya kemudahan dalam
proses penanganan sampah di pantai Losari. Perahu dioperasikan cukup dengan 1
orang operator saja dengan menyusur lokasi dimana terdapat sampah yang perlu
diangkat (IGA, 2017).

II.4. Project Ocean Clean Up

Project Ocean Clean Up merupakan proyek pembersih laut menggunakan


pipa penghadang besar mengumpulkan dan mengiring sampah seperti pada garis
pantai kecil. Seperti magnet sampah yang mengumpulkan sampah kepusat
kemudian mengangkatnya dengan konveyor alat pengankat sampah mengapung
bertenaga surya (MNN, 2015).
8

Gambar 2.6 Pipa penghadang sampah

Pipa penghadang membentang dan menghadang sampah terapung yang


terbawa arus laut, sampah yang terkumpul diangkat menggunakan konveyor yang
bertenaga sel surya.

II.5. Power Generation From Sea Wave

Power generation from sea wave adalah Sistem pembangkit tenaga ombak
sederhana yang memamfaatkan gerakan naik turun ombak melalui empty vessel
untuk menggerakan batang engkol secara linear dan mengubahnya menjadi
gerakan rotasi. Melalui roda gila ayunan naik turun pada batang engkol diubah
menjadi putaran 1 arah pada poros engkol, ketika empty vessel bergerak ke atas
roda gila merespon gerakan batang engkol untuk memutar poros engkol dan
ketika empty vessel turun ke bawah gear bebas tidak merespon gerakan batang
engkol (Rahman bubur, 2013).

Gambar II.7 Power generation from wave sea

Gear sistem ditempatkan diantara Gear bebas dan generator untuk


meningkatkan kecepatan putaran pada generator untuk mengubah gerakan
mekanik yang dihasilkan menjadi energy listrik. Listrik yang dihasilkan dari
generator kemudian di alirkan ke darat melalui kabal laut terendam (Rahman
9

bubur, 2013).
10

BAB III. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian perancangan Tamparang Na Mangkasa terdiri dari dua tahap

yaitu:

III.1. Studi Pustaka

Studi pustaka yang telah ditempu dalam perancangan Tamparang Na Mangkasa

meliputi:

a. Mengidentifikasi perrmasalahan sampah yang ada pada muara Sungai

Biringkassi.

b. Mencari data mengenai sampah laut, arus laut, dan ombak pada area

Biringkassi dan sekitarnya dari skripsi hasil penelitian senior di

perpustakaan Universitas Hasanuddin.

c. Mengumpulkan data PATTASAKI pada artikel dari pemerintah DKP3

Kota Makassar.

d. Mencari teori-teori yang relevan terhadap inovasi teknologi pengangkut

sampah pada jurnal ilmiah dan artikel

III.2. Perancangan

Dari studi pustaka data-data yang diperlukan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam perancangan Tampaarangna Mangkasa, tahap perancangan

meliputi:

a. Penentuan lokasi strategis penempatan alat dengan mempertimbangkan

jalur arus laut melalui studi literatur dan aplikasi google earth.

b. Memodifikasi perahu katamaran dengan sumber acuan perahu

PATTASAKI dan fiture pendukung.


11

c. Mengaplikasikan pipa penghadang dan konveyor tenaga ombak pada

perahu katamaran.

d. Menentukan dimensi bak sampah pada perahu katamaran dari data

volume sampah pada muara Sungai Biringkassi per satuan waktu

e. Membuat sketsa rancangan Tamparang Na Mangkasa yang kemudian

dimodelkan dengan aplikasi autocad dalam bentuk 3 dimensi.


12

BAB IV. PEMBAHASAN

Analisis dan sintesis adalah kegiatan kajian terhadap literature dari


berbagai sumber rujukan sehingga menjadi satu bentuk tulisan baru yang
dibutuhkan, dari berbagai rujukan yang kami peroleh analisa dan sintesa yang
berhasil kami rangkum sebagai berikut.

IV.1. Lokasi dan Posisi Pemasangan Rancangan

Lokasi pemasangan rancangan TAMPARANG NA MANGKASA berada


pada muara Sungai Biringkassi, Sungai Biringkassi yang melintasi Kabupaten
Gowa dan Takalar yang padat penduduk membawa banyak sampah karena ketika
hujan turun sampah yang bertebaran di mana-mana akan mengalir ke sungai atau
kanal, sampah-sampah yang terbawa arus sungai atau arus akan kanal akan
menuju kelaut. Oleh karena itu TAMPARANG NA MANGKASA akan dipasang
pada area muara Sungai Biringkassi untuk menghadang dan mengangkat sampah
sebelum memasuki area laut.

Gambar 4.8 Lokasi dan posisi pemasangan

Posisi penempatan alat menghadap pada muara sungai seperti pada


gambar diatas, pipa penghadang dipasang membentang pada kedua sisi muara
sehingga sampah yang terbawa arus dapat dihadang dan digiring menuju ke
konveyor. Ombak laut pada muara Sungai Biringkassi datang tegak lurus terhadap
garis pantai sehingga pendulum penerima gaya ombak dapat bekerja secara
maksimal.
13

IV.2. Tamparang Na Mangkasa

Tamparang Na Mangkasa adalah kombinasi pipa penghadang penghadang


sampah, konveyor pengangkat sampah, dan pendulum penggerak konveyor pada
perahu katamaran sehingga menghasilkan rancangan inovasi alat pengumpul dan
pengangkat sampah pada muara Sungai Biringkassi dengan memamfaatkan arus
laut dan ombak laut. Rancangan Tamparang Na Mangkasa sebagai berikut.

Gambar 4.9 Rancangan Tamparang Na Mangkasa

Tamparang Na Mangkasa terdiri dari berbagai komponen-komponen


sebagai berikut.
a. Hull
Hull Tamparang Na Mangkasa mengambil bahan acuan dari badan perahu
PATTASAKI, hull ini berfungsi sebagai badan utama sebagai tempat pipa
penghadang dan konveyor hasil modifikasi diaplikasikan, diatas hull terdapat bak
sampah sebagai tempat penampungan sampah sementara.

Gambar 4.10 Hull WEC PATTASAKI

Dimensi hull diambil dari perahu PATTASAKI yang telah ada di Pantai
Losari.
b. Pipa Penggiring Sampah
14

Gambar 4.11 Pipa penggiring sampah

Pipa penggiring sampah adalah pipa mengapung yang menghadang


sampah yang terbawa arus dan menggiring (membelokkan) sampah menuju ke
konveyor. Bahan acuan desain pipa penghadang diambil dari Project Pcean Clean
Up, dengan sekat seperti struktur pada bambu, fungsi sekat ini agar memberi
topangan bentuk pada pipa sehingga pipa tidak menekuk dan tetap streamline,
pada bagian dalam selam berisi udara agar pipa mendapat gaya apung. Pipa ini
terbuat dari bahan dasar PVC outer sheater (Lapisan luar kabel bawah laut)
sehingga lebih tahan terhadap lingkungan laut.
c. Pendulum penggerak konveyor

Gambar 4.12 Pendulum penggerak konveyor

Perangkat pendulum adalah perangkat penggerak konveyor yang terdiri


dari lengang engkol, floating, dan gear bebas, di ujung lengan engkol terdapat
bantalan floating yang berfungsi untuk menerima gerakan naik turun dari ombak
sehingga mengayun lengan engkol naik turun. Di kedua pangkal lengan engkol
terdapat gear untuk mengubah gerakan ayunan batang engkol menjadi rotasi yang
dihubungkan ke konveyor.
d. Konveyor pengangkat sampah
Konveyor pengangkat sampah adalah konveyor yang bertugas mengangkat
sampah yang terkumpul ke dalam bak sampah, konveyor ini digerakkan oleh
pendulum yang menstransmisikan gerakan rotasi pada pangkal engkol ke gear
15

pada konveyor.

Gambar 4.13 Konveyor pengangkat sampah

IV.3. Metode Pemasangan

Metode pemasangan Tamparang Na Mangkasa munggunakan mooring


sistem yang terdiri dari rantai dan jangkar sebagai sistem pengikatan, ini berfungsi
untuk mempertahankan posisi Tamparang Na Mangkasa serta pipa penghadang
pada lokasi direncanakan, terdapat 4 mooring pada tiap sudut perahu serta 1 pada
tiap ujung pipa penghadang. Dengan sistem mooring Tamparang Na Mangkasa
dapat menyusaikan diri dengan ketinggian air laut seperti bangunan offshore
floating from.

Gambar 4.7 Mooring system


16

BAB V. PENUTUP

Dari penulisan dan perancangan, kesimpulan yang kami dapatkan dan


saran adalah:

V.1. Kesimpulan

Tamparang Na Mangkasa adalah inovasi perahu pengangkat sampah laut


bertenaga ombak dan arus laut untuk mengangkat sampah yang terbawa arus
sungai ke laut pada muara Sungai Biringkassi, dengan menggabungkan konsep
kerja pipa penghadang, konveyor, dan pendulum untuk menghasilkan alat
pengiring sampah dan pengangkat sampah bertenaga arus dan ombak laut yang
diaplikasikan pada perahu katamaran. Sampah terbawa arus muara menuju ke laut
dihadang menggunakan pipa penghadang dan membelokkan jalur arus sampah
menuju ke konveyor, konveyor mengangkat sampah dan memasukkannya ke
dalam bak sampah, konveyor bergerak dengan memamfaatk gerakan naik turun
menggunakan pendulum yang mengubah gerakan naik turun ombak menjadi
gerakan rotasi untuk memutar gear pada konveyor.

V.2. Saran

Tamparang masih dalam bentuk rancangan sehingga rancangan alat ini


masih memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, oleh karena itu
rancangan ini memerlukan aspreasi dari pembaca, peneliti, mahasiswa dan
pemerintah untuk menunjang pengambangan rancangan tersebut guna membantu
mengurangi permasalahan sampah laut yang ada di Indonesia terkhusus pada
muara Sungai Biringkassi.
17

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cakrawala.co/2017/09/11/atasi-masalah-sampah-laut-rahman-bando-
pantai-losari-dapat-kiriman-sampah-dari-kabupaten-tetangga. (diakses
pada tanggal 5/2/2018 jam 21.50 Wita)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277-
112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-kedua-dunia
(diakses pada tanggal 24/2/2018 jam 21.36 Wita)
https://www.mnn.com/earth-matters/wilderness-resources/blogs/remember-kid-
who-invented-way-clean-ocean-plastic-hes-back-and-its-happening.
(diakses pada tanggal 13/2/2018 jam 18.20 Wita)
Inovative Government Award. 2017. PATTASAKI Perahu Angkat dan Angkutan
Sampah Kita. Indonesia: Balai Penelitian dan Pengembangan Dalam
Negeri
Rahman Mahbubur, etc. 2013. Power Generation from Sea Wave: An Approach to
Create Renewable Energy. Global Journal of Researches in Engineering:
Khulna University of Engineering & Technology (KUET)
Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Tangdesu Tru Ryan Chandra. 2018. Identifikasi Sampah Laut Di Muara Sungai
Biringkassi Dan Wilayah Pesisir Sekitarnya Di Kabupaten Takalar:
Universitas Hasanuddin.
Tchobaroglous. 1993. Intergrated Solid Waste Management Enggineering
Princinciples and Management Issues. New Yorlc: Mc Graw Hill Inc.
Zulkarnaen Adi. 2017. Identifikasi Sampah Laut (Marine Debris) Di Pantai Bodia
Kecamatan Galesong, Pantai Karama Kecamatan Galesong Utara, Dan
Pantai Mandi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar:
Universitas Hasanuddin.

V.2.1.
18

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambaran teknologi
 Pipa penghadang penggiring sampah

 Pendulum penggerak konveyor dan konveyor

 Sistem kerja gear bebas konveyor


a. Gear konveyor 1 merespon ketika batang engkol turun
19

b. Gear konveyor 2 merenpon ketika batang engkol naik

 Rancangan
20

Biodata Peserta
a. Ketua
Nama : Amar Maruf
Tempat Tanggal Lahir : Unra, 20 Mei 1998
NIM : D321 16 015
Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
Karya Tulis Yang :  Wave Energy Converter Breakwater
Pernah Ditulis  Kanal Tsubasa (Teknologi Super Bebas Sampah)
Sinrijala, Makassar
 Konsep Kompor Matahari Konversi Air Laut ke
Air Tawar dan Pembangkit Listrik
Prestasi/Penghargaan :  Finalis LKTM Unhas 2017
yang pernah diraih  Juara 1 Oceano 2018: Oil Rig Design
Compotetion
 Finalis DERRICK 2018: International Oil Rig
Design Compotetion
Scan KTM :

b. Anggota 1
Nama : Nur Azisah
Tempat Tanggal Lahir : Solo, 1 Maret 1998
NIM : D321 16 002
Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
Karya Tulis Yang :  PRINCESS (Produk Inovatif Chorella Enak Sehat)
Pernah Ditulis  Wave Energy Converter Breakwater
 Essay Pembudidayaan BuluBabi Di Kabupaten
Bira Sulawesi Selatan
Prestasi/Penghargaan :
yang pernah diraih
21

Scan KTM :

c. Anggota 2
Nama : Adriani Phady
Tempat Tanggal : Ujung Pndang, 18 Januari 2000
Lahir
NIM : D081 171 017
Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
Karya Tulis Yang :  Khasiat Bengkoang Pada Penyakit Maag
Pernah Ditulis
Prestasi/Penghargaan :
yang pernah diraih
Scan KTM :
22

Struk Pembayaran Registrasi

Anda mungkin juga menyukai