Anda di halaman 1dari 81

SKRIPSI

PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI ASI EKSKLUSIF


SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI PUSKESMAS
PEKAYON BEKASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar


Sarjana Kedokteran Strata Satu

REGITA TANARA

102015121

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA
2019

ii
KEASLIAN SKRIPSI

Saya mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen


Krida Wacana,
Nama Mahasiswa : Regita Tanara
Nomor Induk Mahasiswa : 102015121
Jurusan : Program Studi Sarjana Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa karya skripsi yang saya “Perbedaan Pengetahuan Ibu
Mengenai Asi Eksklusif Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Di Puskesmas Pekayon
Bekasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2019” adalah :
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan
lapangan dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam referensi pada
karya tugas akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau yang
pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain, kecuali pada
bagian-bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara referensi yang
semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan yang
tertera di dalam referensi pada karya tugas akhir saya.
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka karya
tugas akhir ini batal.
Jakarta, 15 Februari 2019
Yang membuat pernyataan

(Regita Tanara)

iii
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA FAKULTAS
KEDOKTERAN

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI


PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI ASI EKSKLUSIF SEBELUM
DAN SESUDAH PENYULUHAN DI PUSKESMAS PEKAYON BEKASI
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019

Oleh:
Nama : Regita Tanara
NIM : 102015121
Jurusan : Kedokteran Umum
Telah diperiksan dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian komprehensif
guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana – Jakarta.
Jakarta, 22 Februari 2019
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

(dr. Edwin Perdana, SpOG) (dr. Melda Suryana, M.Epid)

Ka. Prodi Kedokteran

(dr. Handy Winata, M. Biomed)

iv
Lembar Pengesahan Karya Tulis Akhir (Skripsi)

Judul Skripsi : Perbedaan Pengetahuan Ibu Mengenai Asi Eksklusif Sebelum


Dan Sesudah Penyuluhan Di Puskesmas Pekayon Bekasi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
Nama : Regita Tanara
NIM : 102015121
Jakarta, 15 Februari 2019

Pembimbing I : dr. Edwin Perdana, SpOG ( )

Pembimbing II : dr. Melda Suyana, M. Epid ( )

Penguji : dr. Irene Maria Elena, SpOG ( )

Ka. Prodi Kedokteran : dr. Handy Winata, M. Biomed ( )

Dekan FK Ukrida : dr. Antonius Ritchi Castilani, M.Si., DFM ( )

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Perbedaan
Pengetahuan Ibu Mengenai Asi Eksklusif Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Di
Puskesmas Pekayon Bekasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2019” ditujukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, tugas ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1) dr. Antonius Ritchi Castilani, MSI., DFM selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Ukrida.
2) dr. Handy Winata, M. Biomed., selaku Ka. Prodi Kedokteran
3) dr. Edwin Perdana, SpOG, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan banyak masukan kepada penulis.
4) dr. Melda Suyana, M. Epid, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan banyak masukan kepada penulis.
5) dr. Irene Maria Elena, Sp.OG, selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini
6) Para pengurus puskesmas Pekayon, Bekasi dan para kader posyandu yang telah
mengizinkan dan membantu saya dalam melakukan penelitian di puskesmas
Pekayon, Bekasi.
7) Kedua orang tua saya, keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan
dukungan dalam hal moril maupun materil, semangat, saran, dan segala bantuan
teknis selama berjalannya penyusunan skripsi ini.
8) Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
untuk segala bantuan dan dukungan yang telah di berikan.
Akhir kata, saya berharap Tuhan yang Maha Esa berkenan membalas semua
kebaikan kalian. Semoga skripsi ini juga dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 15 Februari 2019

Regita Tanara

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Krida Wacana, saya yang


bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Regita Tanara
NIM : 102015121
Program Studi : Kedokteran Umum
Fakultas : Kedokteran
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Kristes Krida Wacana Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-
exclusive Royality-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul : “Perbedaan
Pengetahuan Ibu Mengenai Asi Eksklusif Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
Di Puskesmas Pekayon Bekasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2019” beserta
perangkat yang ada ( jika diperlukan ). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Universitas Kristen Krida Wacana berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 15 Februari 2019

Yang menyatakan

( Regita Tanara )
ABSTRAK
PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI ASI EKSKLUSIF
SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI PUSKESMAS
PEKAYON BEKASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019

Regita Tanara
102015121

(xiv + 59 halaman: 4 tabel; 1 diagram; 14 lampiran)


Peranan ASI eksklusif dalam meningkatkan status gizi bayi sangatlah penting,
terutama untuk menjaga dan meningkatkan tumbuh kembang bayi. Bayi usia 0-6 bulan
cukup hanya dengan mengonsumsi ASI saja tanpa tambahan makanan lain. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap
pengetahuan ibu hamil dan menyusui di Puskesmas Pekayon Bekasi, Jawa Barat tahun
2019.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penyuluhan sebagai upaya
promosi kesehatan memberikan pengaruh dalam peningkatan pengetahuan ibu di
Puskesmas Pekayon terhadap pemberian ASI eksklusif. Diharapkan bagi petugas
kesehatan di Puskesmas agar memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif serta
penyuluhan gizi lainnya kepada masyarakat guna membantu meningkatkan
pengetahuan masyarakat serta membantu mewujudkan pencapaian pemberian ASI
eksklusif.

Kata kunci: penyuluhan, ASI eksklusif, pengetahuan ibu

viii
Abstract
THE DIFFERENCE IN MOTHER'S KNOWLEDGE OF EXCLUSIVE
BREASTFEEDING BEFORE AND AFTER SOCIALIZATION IN
PUSKESMAS PEKAYON, BEKASI, WEST JAVA 2019

Regita Tanara
102015121

The role of exclusive breastfeeding in improving the nutritional status of


infants is very important, especially to maintain and improve baby's growth. Breast
milk only, without additional food is enough for 0-6 months infants. The purpose of
this study is to determine the effect of counseling on exclusive breastfeeding on
pregnant and nursing mothers’ knowledge in Puskesmas Pekayon Bekasi.
The result of this study show a significant effect of counseling on pregnant and
nursing mothers’ knowledge on exclusive breastfeeding. Hopefully health workers at
the Puskesmas will provide counseling about exclusive breastfeeding and other
nutrition counseling to the community to help improve community knowledge and help
to realize the achievement of exclusive breastfeeding.

Key words: counseling, exclusive breastfeeding, mother’s knowledge

ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS AKHIR (SKRIPSI)
KATA PENGANTAR iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI v


ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL viii

DAFTAR DIAGRAM ix
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
xiii
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah xiv
1.3 Tujuan Penelitian 1
1.3.1 Tujuan Umum
4
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.4.1 Bagi penulis
4
1.4.2 Bagi pelayanan masyarakat
1.4.3 Bagi institusi 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. ASI 5
2.1.1 ASI eksklusif
5
2.1.2 Komposisi ASI
2.1.3 Manfaat pemberian ASI 5
2.1.4 Konsep perilaku

x
2.2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang ASI eksklusif 6
2.2.1. Usia
6
2.2.2. Pekerjaan
2.2.3. Kesibukan 6

2.2.4. Pendidikan 8
2.2.5. Sosial ekonomi
10
2.2.6. Pengetahuan
2.2.7. Budaya
2.2.8. Penyuluhan
11
2.2.9. Pasangan dan keluarga
11
2.3. Masalah – masalah dalam menyusui
2.4. Kerangka teori 12
2.5. Kerangka konsep
13

13
BAB III KERANGKA DAN METODE PENELITIAN
14
3.1. Desain Penelitian
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 14
3.3. Populasi dan subjek penelitian 15
3.3.1. Kriteria inklusi
16
3.3.2. Kriteria ekslusi
3.4. Sampling t 17
Bahan, alat, dan cara pengambilan data
17
3.5.1 Bahan penelitian
3.5.2 Alat penelitian 19

3.5.3 Cara penelitian 19


3.5. Parameter yang diperiksa
3.6. Variabel penelitian
3.7.1 Variabel terikat
3.7.2 Variabel bebas
20
3.7. Dana penelitian
3.8. Analisis data 20

xi
3.10 Definisi operasional 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20

4.1. Deskripsi Penelitian ................................................................. 20


4.2. Analisa Univariat ......................................................................
21
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden …………….............
21
4.2.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif sebelum dan
21
sesudah penyuluhan di Puskesmas Pekayon tahun 2019
21
4.2.3 Pengetahuan menurut Karakteristik Responden di
Puskesmas Pekayon Bekasi Tahun 2019 21
4.3 Pembahasan
22
4.3.1 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif sebelum dan
22
sesudah penyuluhan di Puskesmas Pekayon tahun 2019
22
4.3.2 Distribusi Usia terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu
Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon 22
tahun 2019 22

4.3.3 Distribusi Pekerjaan terhadap Peningkatan Pengetahuan 23


Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon
23
tahun 2019

4.3.4 Distribusi Kesibukan terhadap Peningkatan Pengetahuan


Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon 25
tahun 2019 26
4.3.5 Distribusi Pendidikan terhadap Peningkatan Pengetahuan 26
Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon
tahun 2019
28
4.3.6 Distribusi Sosial Ekonomi terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di
Puskesmas Pekayon tahun 2019
29

xii
30

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 30

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.3 Saran t

DAFTAR PUSTAKA 32

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

halaman 33

Tabel 3.1 Perkiraan Dana Penelitian 22

Tabel 3.2 Definisi Operasional 23

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Puskesmas 33


Pekayon Bekasi Tahun 201925

Tabel 4.2 Pengetahuan menurut Karakteristik Responden di Puskesmas


Pekayon Bekasi Tahun 201927
34

34

35

35

36

xiii
37

42

xiv
DAFTAR DIAGRAM

Halaman
Diagram 4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai ASI
Eksklusif Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Wilayah
Puskesmas Pekayon Bekasi Tahun 201926

xv
6

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Ethical Clearance56
Lampiran 2. Kuesioner57
Lampiran 3. Validasi Kuesioner66
Lampiran 4 Karakteristik Responden67
Lampiran 5. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan68
Lampiran 6. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan68
Lampiran 7. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Menurut Usia68
Lampiran 8. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Usia69
Lampiran 9.Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Pekerjaan69
Lampiran 10.Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut
Pekerjaan70
Lampiran 11. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut tempat
bekerja54
Lampiran 12. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Tempat
Bekerja55
Lampiran 13. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Lama
Bekerja55
Lampiran 14. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Lama
Bekerja56
Lampiran 15. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Kesempatan Menyusui Anak56
Lampiran 16. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut
Kesempatan Menyusui Anak56
Lampiran 17. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Lama
Waktu Tidak Dapat Menyusui Anak57
Lampiran 18. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Lama
Waktu Tidak Dapat Menyusui Anak57
Lampiran 19. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Perlakuan Ibu Saat Tidak Bersama Anak untuk ASI58
Lampiran 20. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Perlakuan
Ibu Saat Tidak Bersama Anak untuk ASI58
Lampiran 21. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Pendidikan58
Lampiran 22. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut
Pendidikan59
Lampiran 23. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Sosial
Ekonomi59
Lampiran 24. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Sosial
Ekonomi59

Halaman
Lampiran 1. Ethical Clearance56

Universitas Kristen Krida Wacana


7

Lampiran 2. Kuesioner57
Lampiran 3. Validasi Kuesioner66
Lampiran 4 Karakteristik Responden67
Lampiran 5. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan68
Lampiran 6. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan68
Lampiran 7. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Menurut Usia68
Lampiran 8. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Usia69
Lampiran 9.Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Pekerjaan69
Lampiran 10.Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut
Pekerjaan70
Lampiran 11. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut tempat
bekerja54
Lampiran 12. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Tempat
Bekerja55
Lampiran 13. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Lama
Bekerja55
Lampiran 14. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Lama
Bekerja56
Lampiran 15. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Kesempatan Menyusui Anak56
Lampiran 16. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut
Kesempatan Menyusui Anak56
Lampiran 17. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Lama
Waktu Tidak Dapat Menyusui Anak57
Lampiran 18. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Lama
Waktu Tidak Dapat Menyusui Anak57
Lampiran 19. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Perlakuan Ibu Saat Tidak Bersama Anak untuk ASI58
Lampiran 20. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Perlakuan
Ibu Saat Tidak Bersama Anak untuk ASI58
Lampiran 21. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut
Pendidikan58
Lampiran 22. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut
Pendidikan59
Lampiran 23. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Sosial
Ekonomi59
Lampiran 24. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Sosial
Ekonomi59

Universitas Kristen Krida Wacana


8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu
sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi. Kebutuhan nutrisi bayi sampai 6 bulan
dapat dipenuhi hanya dengan memberikan ASI saja atau yang dikenal dengan “ASI
Eksklusif”. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan atau cairan lain
(termasuk susu formula) kecuali obat, vitamin, dan mineral lain pada bayi berumur 0-6
bulan.1,2,3
Upaya peningkatan penggunaan ASI telah disepakati secara global. WHO dan
UNICEF dengan Deklarasi Innocenti (1990) dan Konferensi Puncak untuk anak (1991)
menetapkan bahwa untuk mencapai status kesehatan ibu dan anak yang optimal, semua
wanita harus dapat memberikan ASI saja sampai bayi berusia 4-6 bulan (menyusui
secara eksklusif), memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) tepat pada
waktunya dan terus memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun.4
Bayi mendapatkan manfaat yang besar dari ASI. Selain memberikan nutrisi terbaik
yang dibutuhkan bayi, ASI juga berperan penting dalam melindungi dan meningkatkan
kesehatan bayi. UNICEF menyatakan bahwa ASI menyelamatkan jiwa bayi terutama
di negara-negara berkembang. Keadaan ekonomi yang sulit, kondisi sanitasi yang
buruk, serta air bersih yang sulit didapat menyebabkan pemberian susu formula
menjadi penyumbang risiko terbesar terjadap kondisi malnutrisi dan munculnya
berbagai penyakit (seperti diare) akibat penyiapan dan pemberian susu formula yang
tidak higenis. Laporan WHO juga menyebutkan bahwa hampir 90% kematian balita
terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian tersebut disebabkan diare
dan infeksi saluran pernapasan akut, yang dapat dicegah dengan pemberian ASI
eksklusif.5
Data UNICEF tahun 2006 menyebutkan bahwa kesadaran ibu untuk memberikan
ASI di Indonesia baru 14%, itupun diberikan hanya sampai bayi berusia 4 bulan.
Penurunan pemberian atau penggunaan ASI di negara berkembang atau di pedesaan
terjadi karena adanya kecenderungan dari masyarakat untuk meniru sesuatu yang

Universitas Kristen Krida Wacana


9

dianggapnya modern yang datang dari negara yang telah maju atau yang datang dari
kota besar.7
Di Indonesia, pemberian ASI di lapangan masih belum sesuai target yang
diharapkan. Capaian ASI eksklusif belum mencapai angka yang diharapkan yaitu
sebesar 80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian ASI eksklusif adalah
42%. Menurut dinas kesehatan provinsi jawa Barat Tahun 2016, pemberian ASI
eksklusif di Jawa Barat sebanyak 349.968 bayi umur 0-6 bulan dari 754.438 jumlah
bayi 0-6 bulan atau sekitar 46,4%, gambaran ini masih dibawah cakupan nasional,
target nasional adalah sebesar 90%, kota yang telah melampaui target nasional yaitu
kota Bandung 97,4% dan kota Sukabumi 85,1%.8
Menurut penelitian Umboh, Wilar, dan Mantik tentang pengetahuan ibu mengenai
manfaat asi pada bayi, penyebab lain rendahnya pemberian ASI eksklusif yaitu
kurangnya pengetahuan ibu yang berdampak pada perilaku ibu dalam menyusui.
Untuk mengubah perilaku ibu dalam pemberian ASI tersebut diperlukan banyak
upaya, salah satunya melalui pendidikan kesehatan (Penkes), pemberian Penkes
tentang ASI eksklusif mampu merubah perilaku, sikap ibu dalam menyusui dan dapat
menambah pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif.9
Pada penelitian Fikrawati, Sandra, dan Syafiq ditemukan pendidikan,
pengetahuan, dan pengalaman ibu adalah faktor predisposisi yang berpengaruh positif
terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Dari segi faktor pendorong, dukungan tenaga
kesehatan yang membantu persalinan paling nyata pengaruhnya dalam keberhasilan
ASI Eksklusif.10 Hasil Penelitian Yuli dan Vitri yang berjudul gambaran
pengetahuan ibu tentang menyusui dan dampaknya terhadap pemberian ASI eksklusif
diketahui dari 401 ibu yang diwawancarai, hanya 22.9 persen yang pengetahuannya
tinggi tentang cara menyusui yang benar. Sementara lain diketahui hanya sebagian
kecil (15.5 %) ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai posisi menyusui
yang benar. Berdasarkan hasil penelitian ini, dikatakan bahwa pengetahuan ibu tentang
menyusui masih dalam katagori rendah 10,11
Sedangkan pada penelitian Meri Oktaria tahun 2012 terlihat bahwa pengetahuan
responden tentang ASI eksklusif sudah cukup baik. Namun pengetahuan responden
tentang kolostrum masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari responden yang pernah
mendengar tentang kolostrum sebanyak 23,3% dan yang mengetahui arti kolostrum

Universitas Kristen Krida Wacana


10

hanya 22,1%12. Pada penelitian Amelia tahun 2009, dari 30 responden sebagian besar
memiliki pengetahuan kurang baik tentang manfaat ASI pada ibu yaitu sebanyak 13
orang (43,4%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan tidak baik tentang manfaat
ASI pada ibu yaitu sebanyak 1 orang (3,3%)13
Ada juga ibu yang paham tentang ASI Eksklusif namun dalam praktiknya mereka
tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Banyak alasan klasik yang membuat
mereka tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, antara lain bayi sudah tidak
mau lagi, ASI ibu kurang sehingga bayi nangis terus karena lapar, dan ada juga yang
menyatakan sejak lahir bayi sudah diperkenalkan dengan susu formula sehingga bayi
cenderung memilih susu formula dibanding ASI seperti pada penelitian Ingan Ukur
Tarigan dan Aryastami14.
Di RSUD kota Bekasi proporsi responden terbanyak memiliki tingkat pengetahuan
cukup yaitu sebesar 63%, hasil ini menunjukan angka yang lebih baik dari penelitian
Ginna pada tahun 2009 di puskesmas Ciputat sebesar 49,2% memiliki pengetahuan
yang cukup.14
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif juga tergambar pada
penelitian Windiyati tahun 2016 yaitu 70% dari responden memilih pernyataan bahwa
ibu yang bekerja boleh memberikan susu formula kepada bayinya, padahal pada ibu
yang bekerja Air Susu Ibu (ASI) tetap harus diberikan kepada bayi.15
Dari uraian diatas maka dapat menjadi sebuah dasar penulisan penelitian tentang
perbedaan pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi
sebelum dan sesudah penyuluhan di Puskesmas Pekayon Bekasi provinsi Jawa Barat
Tahun 2019, karena masih kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, adapun
data yang menunjukkan peningkatan angka pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif
setelah dilakukannya penyuluhan, selain itu alasan dilakukannya penelitian ini adalah
belum adanya penelitian tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Pekayon Bekasi Provinsi
Jawa Barat tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Universitas Kristen Krida Wacana


11

1 Data UNICEF tahun 2006 menyebutkan bahwa kesadaran ibu untuk


memberikan ASI di Indonesia baru 14%, itupun diberikan hanya sampai bayi
berusia 4 bulan.
2 Capaian ASI eksklusif belum mencapai angka yang diharapkan yaitu sebesar
80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian ASI eksklusif adalah
42%.
3 Menurut dinas kesehatan provinsi jawa Barat Tahun 2016 pemberian ASI
eksklusif di Jawa Barat sebanyak 349.968 bayi umur 0-6 bulan dari 754.438
jumlah bayi 0-6 bulan atau sekitar 46,4%
4 Masih kurangnya tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif di kota
Bekasi.
5 Penelitian mengenai perbedaan pengetahuan ibu terhadap pentingnya
pemberian ASI eksklusif pada bayi sebelum dan sesudah diadakannya
penyuluhan belum pernah dilakukan di Puskesmas Pekayon, Bekasi, Provinsi
Jawa Barat tahun 2019.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum:
Mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu
sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan di Puskesmas Pekayon, Bekasi,
Provinsi Jawa Barat tahun 2019.
1.3.2 Tujuan khusus:
1. Diketahui sebaran responden menurut usia ibu di Puskesmas Pekayon pada
tahun 2019
2. Diketahui sebaran responden menurut pekerjaan ibu di Puskesmas Pekayon
pada tahun 2019
3. Diketahui sebaran responden menurut kesibukan ibu di Puskesmas Pekayon
pada tahun 2019
4. Diketahui sebaran responden menurut pendapatan ibu (sosial ekonomi) di
Puskesmas Pekayon pada tahun 2019
5. Diketahui sebaran responden menurut pendidikan ibu di Puskesmas
Pekayon pada tahun 2019

Universitas Kristen Krida Wacana


12

6. Diketahui sebaran pengetahuan responden ibu sebelum dilakukan


penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Pekayon tentang ASI
eksklusif pada tahun 2019
7. Diketahui sebaran pengetahuan responden ibu setelah dilakukan
penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Pekayon tentang ASI
eksklusif pada tahun 2019

1.4 Manfaat Penelitian:


1.4.1 Bagi penulis
a. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di
Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta.
b. Mendapatkan kesempatan serta pengalaman dalam melakukan penelitian
terutama di bidang kesehatan.
c. Menambah wawasan dalam mengetahui tentang perbedaan pengetahuan
warga sebelum dan sesudah penyuluhan tentang ASI Eksklusif
1.4.2 Bagi masyarakat
a. Sebagai bahan informasi bagi pengelola program pelayanan kesehatan ibu
dan anak khususnya tentang ASI eksklusif di Puskesmas Pekayon.
b. Dapat memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran ibu akan
pentingnya ASI eksklusif.
1.4.3 Bagi institusi
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan dan institusi pendidikan
b. Mewujudkan tridharma perguruan tinggi sebagai lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.

Universitas Kristen Krida Wacana


13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI
ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi segera setelah lahir.
Kelebihan dan kehebatan ASI sudah tidak disangsikan lagi, ASI mengandung hampir
semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan
bayi. ASI adalah makanan cair, lengkap gizi dan sebagai makanan tunggal pada
umumnya dapat memenuhi fisiologis sampai umur 6 bulan16
2.1.1 ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja dari lahir sampai bayi berusia enam
bulan. ASI eksklusif berarti tidak memberikan makanan atau minuman lain selain ASI,
termasuk air putih kecuali obat-obatan, vitamin, atau mineral tetes. Organisasi
Kesehatan Dunia / WHO mengelompokkan pola menyusui menjadi tiga kategori yaitu
menyusui eksklusif meyusui predominan dan menyusui parsial. Menyusui predominan
adalah menyusui bayi tetapi bayi pernah diberikan sedikit air atau minuman berbasis
air seperti teh ataupun makanan atau minuman prelakteal sebelum keluarnya ASI.
Sedangkan menyusu parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan ain selain
ASI seperti susu formula, bubur atau makanan lain sebelum bayi berusia enam bulan
baik secara kontinyu maupun sebagai makanan prelakteal17
2.1.2 Komposisi ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, antibodi dan
garam-garam organic/ bahan-bahan lain yang disekresi oleh kedua belah kelenjar
payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak konstan dari
waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi air susu ibu adalah:
stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, diet ibu.7
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
A. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae
yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam
alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah
melahirkan anak.

Universitas Kristen Krida Wacana


14

- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,
lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI
Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml
colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat
lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan
ASI Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi
menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar antobodi pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

B. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)


- Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
- Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3-5.

Universitas Kristen Krida Wacana


15

- Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat


semakin tinggi.
- Volume semakin meningkat.

C. Air Susu Mature


- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya
yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap
diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang
sesuai untu bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat,
riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
 Antibodi terhadap bakteri dan virus.
 Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
 Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
 Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
 Faktor resisten terhadap staphylococcus.
 Complecement ( C3 dan C4)17
2.1.3 Manfaat pemberian ASI
Banyak manfaat pemberian ASI yang diperoleh baik untuk bayi ataupun ibu.
Berikut adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh bayi.
a. ASI Sebagai Nutrisi
ASI merupakan zat gizi yang sangat ideal dengan komposisis yang seimbang
dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang

Universitas Kristen Krida Wacana


16

paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui


yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan bainormal
sampai usia 2 tahun atau lebih.
b. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi
Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu
matang. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari
diare. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan jarang sakit
dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, anak yang sehat tentu
akan lebih berkembang kepandaiannya disbanding dengan anak yang sering sakit. Bayi
yang tidak mendapat ASI atau mendapat ASI tidak eksklusif memiliki risiko kematian
karena diare 3.94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif.
c. ASI meningkatkan kecerdasan
Kecerdasan akan berkaitan erat dengan otak, faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak dan faktor terpenting dalam otak
adalah nutrisi yang diberikan. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif sampai berusia
enam bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara
optimal. Hal ini karena ASI selain sebagai nutrient yang ideal, yang mempunya
komposisi yang tepat bagi bayi. ASI juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang
diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal, antara lain taurin, laktosa, asam lemak
ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6)
d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu pada saat menyusu akan
merasakan kasih saying ibunya. Perasaan terlindungi dan dissayangi inilah yang akan
menjadi dasar perkemabngan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri
dasar spiritual yang baik12. Dalam penelitian Nur Asiah yang berjudul Perngetahuan
Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Desa Bojong, Karang Tengah, Cianjur
sebanyak 99,6% responden menjawab ibu yang memberikan ASI eksklusif akan lebih
dekat dengan bayinya18.
Sedangkan manfaat ASI bagi ibu meliputi:
a. Mencegah Perdarahan Pasca Persalinan
ASI dapat mencegah perdarahan dengan mekanisme isapan bayi pada puting
payudara ibu akan merangsang kelenjar hipofisis posterior untuk menghasilkan

Universitas Kristen Krida Wacana


17

hormone oksitosin yang menyebabkan kontraksi otot polos di sekitar rahim untuk
mengerut sehingga mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
b. Mempercepat Involusi Uterus
Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke kondisi sebelum hamil.
Mekanisme involusi uterus ini dipengaruhi oleh hormone oksitosin yang dihasilkan
saat menyusui yang menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus yang
memicu rahim kembali ke posisi semula.
c. Mengurangi Risiko Kanker Ovarium dan Payudara
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semakin lama
dan sering ibu menyusui memberikan efek protektif terhadap kanker ovarium dan
payudara. Review 47 studi di 30 negara mengindikasikan risiko relative kanker
payudara berkurang sejumlah 4,3% untuk setiap 12 bulan periode menyusui.

d. Memberikan Rasa Dibutuhkan


Menyusui bayi dengan ASI merupakan kondisi yang menunjukkan peran
seorang ibu pada awal kehidupan bayi. Secara psikologis proses menyusui akan
menumbuhkan rasa bangga dan membuat ibu merasa dibutuhkan.19
2.1.4 Konsep Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi dan tujuan baik disadari atau
tidak disadari.12
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak bisa diamati oleh pihak luar. Perilaku dapat diukur secara
langsung dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan (recall)
dapat juga diukur dengan melakukan observasi terhadap tindakan ataupun kegiatan.21
Perilaku seseorang terbentuk oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor lingkungan baik lingkungan fisik dan non
fisik seperti sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor internal mencakup
pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motvasi dan sebagainya yang berfungsi
untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor eksternl meliputi lingkungan

Universitas Kristen Krida Wacana


18

sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi,
kebudayaan dan sebagainya21
Pemberian ASI tak terlepas dari tatanan budaya. Menurut saswono dalam
berbagai perilaku menyusui pada masyarakat seperti perilaku membuang kolostrum
atau susu jolong, yakni cairan yang keluar pertama kali, dan tidak membersihkan
payudara dengan anjuran petugas kesehatan. Kolostrum dianjurkan untuk diberikan
dan ibu disarankan untuk membersihkan payudaranya dulu sebelum menyusui.22
Menurut Soeparmanto, ibu yang mempunyai pengetahuan tentang ASI atau
menyusui yang baik bisa memberi ASI secara eksklusif dan memberikan kolostrum
pada bayi. Namun apabila pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif rendah maka
perilaku pemberian ASI secara eksklusif tidak dapat diberikan pada bayi. Untuk
meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif perlu di lakukan intervensi dengan
meningkatkan penyuluhan tentang ASI kepada ibu-ibu dan keluarganya secara berkala,
yang didasarkan kondisi sosial budaya setempat.22
2.2 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang ASI eksklusif
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang ASI eksklusif terdiri dari
faktor internal dan faktor eksternal. Fakor internal yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif terdiri dari;
2.2.1 Usia
Faktor usia termasuk dalam aspek perkembangan kehidupan manusia
menentukan bagaimana pola dan cara berkomunikasi seorang individu, usia yang
semakin tua maka seseorang semakin banyak pengalamannya, sehingga
pengetahuannya semakin bertambah karena pengetahuannya banyak maka seseorang
akan lebih siap mendapatkan sesuatu. Penelitian ini menggunakan kategori usia
menurut Depkes RI tahun 2009 yaitu:
 Masa remaja Akhir =17 - 25 tahun
 Masa dewasa Awal =26- 35 tahun.
 Masa dewasa Akhir =36- 45 tahun.
Berdasarkan penelitian Riska Vyronica, Wagiyo dan Purnomo yang berjudul
perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebelum dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan, usia responden terbanyak adalah usia 27-33 orang

Universitas Kristen Krida Wacana


19

yaitu sebanyak 37 orang (46,8%)26. Responden dengan usia paling sedikit adalah 41-
47 tahun yaitu sebanyak 4 orang (5,1%) dan menurut tingkat pengetahuannya
didapatkan rata-rata tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan Penkes adalah
9,23. Hasil ini termasuk dalam kategori baik. Dari total responden diperoleh nilai
terendah adalah 6 sebanyak 1 orang (1,3%), nilai 7 sebanyak 1 orang (1,3%),
nilai 8 sebanyak 7 orang (8,9%), nilai 9 sebanyak 40 orang (50,6%), dan nilai
10 sebanyak 30 orang (38,0%). Dan rata-rata tingkat pengetahuan responden setelah
diberikan Penkes adalah 9,71. 20
Berdasarkan penelitian Yuyum Rumiasari, distribusi berdasarkan karakteristik
responden diperoleh gambaran usia yaitu 56 orang (60,9%) berusia muda dan 36 orang
(39,1%) berusia tua. Dari hasil analilis data tersebut didapatkan sebagian besar
responden berusia muda. Dan dalam tingkat pengetahuan, lebih dari separuh responden
dalam kategori tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 54 orang (58,7%) sedangkan 38
orang (41,3%) dalam kategori tingkat pengetahuan rendah33. Sedangkan pada
penelitian Nur Asiah dengan total responden yang berjumlah 235 orang, yang usia
respondennya paling banyak berada di kelompok 20-35 tahun (77%), 70,6% responden
memiliki pengetahuan rendah tentang ASI eksklusif.18
2.2.2 Pekerjaan
Menurut Markum bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu,
bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.27 Pada
penelitian Amelia yang berjudul pengetahuan ibu tentang pemberian asi eksklusif pada
bayi umur 0-6 bulan di puskesmas grajagan kecamatan purwoharjo banyuwangi, di
dapatkan data dari 30 responden sebagian besar 16 orang (53,3%) IRT dan sebagian
kecil 14 orang (46,7%) tani, sebagian besar memiliki pengetahuan cukup baik tentang
pengertian ASI eksklusif yaitu sebanyak 12 orang (40%) dan sebagian kecil memiliki
pengetahuan tidak baik tentang pengertian ASI eksklusif yaitu sebanyak 2 orang
(6,7%).12 Dalam penelitian Annisa Mardhiyyah karakteristik pekerjaan responden
yang mengikuti penelitian ini terdiri dari PNS, wiraswasta, dan ibu rumah tangga.
Responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 16,95%, responden dengan pekerjaan
wiraswasta 9,32%, sedangkan paling banyak responden yang menjadi ibu rumah
tangga 73,73%. Didapatkan bahwa kelompok responden ibu yang tidak memberikan
ASI ekslusif lebih banyak 80,6% adalah ibu yang bekerja dibandingkan ibu yang tidak

Universitas Kristen Krida Wacana


20

bekerja (37,9%). Kelompok responden ibu yang memberikan ASI ekslusif lebih
banyak 62,1% pada kelompok ibu yang tidak bekerja dibandingkan ibu bekerja hanya
19,4%.21
2.2.3 Kesibukan
Bekerja di luar rumah mengurangi hubungan Ibu dengan anak, akibatnya ibu
cenderung memberikan susu formula daripada menyusui anaknya. Pada ibu-ibu yang
bekerja di luar rumah tidak ada waktu untuk menyusui bayinya selama masa jam kerja.
Oleh karena itu, banyak yang menghentikan pemberian ASI kepada bayinya. Proporsi
ibu yang tidak patuh memberikan ASI eksklusif pada ibu yang bekerja adalah 60%,
dengan risiko 1,5 kali dibandingkan ibu yang tidak bekerja.35
2.2.4 Pendidikan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif antara lain kurangnya informasi dari tenaga kesehatan kepada ibu,
kurang jelasnya informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu,
kurangnya kemampuan dari ibu untuk memahami informasi yang diberikan
dikarenakan tingkat pendidikannya masih rendah. Makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetauan yang
dimiliki. Pendidikan bertujuan untuk mengubah pengetahuan/pengertian, pendapat,
konsep-konsep, sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan
yang baru pada pendidikan rendah serta meningkatkan pengetahuan yang
cukup/kurang.26 Berdasarkan penelitian Nova Rachmaniah yang berjudul hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan tindakan ASI eksklusif, Ibu dengan
pendidikan SMA yaitu 34 orang (47,2%), SMP 19 orang (26,4%), Perguruan tinggi 11
orang (15,3%), dan tamat SD sebanyak 8 orang (11,1%). Terdapat 47 orang (65,3%)
yang berpengetahuan buruk tentang ASI, sedangkan yang berpengetahuan baik tentang
ASI sebanyak 25 orang (34,7%) 25
Pada penelitian Rumiasari, dari 92 responden terdapat 59 orang (64,1%)
responden yang berpendidikan tinggi (>=SMA) dan 33 responden (35,9%) yang
berpendidikan rendah (<=SMP). Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang ASI, lebih
dari separuh responden dalam kategori tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 54 oang
(58,7%) sedangkan 38 orang (41,3%) dalam kategori tingkat pengetahuan rendah. 26
2.2.5 Sosial Ekonomi

Universitas Kristen Krida Wacana


21

Penghasilan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang


atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Makin tinggi tingkat pendapatan,
tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika pendapatan meningkat, kemampuan
rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau
mungkin juga pola hidup menjadi makin konsumtif. Penghasilan mempunyai peran
yang penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup. Efek di sini lebih
berorientasi pada kesejahteraan dan kesehatan. Penghasilan akan menentukan daya
beli terhadap pangan dan fasilitas lain (pendidikan, perumahan, kesehatan, dll).
Berdasarkan penelitian Kiki Anggrita (2009) faktor penghasilan sangat
mendukung terhadap tingkat pengetahuan, semakin tinggi penghasilan yang
diterima maka semakin banyak akses untuk mendapatkan informasi. Dan menurut
penelitian Aisyah, Yusri, dan Selfi (2015) dapat dilihat bahwa persentase bayi
dengan status gizi normal lebih banyak pada keluarga dengan status ekonomi tidak
miskin (83,7%) dibanding keluarga dengan status ekonomi miskin (76,2%).20
2.2.6 Pengetahuan
Adanya pengetahuan tentang ASI eksklusif dapat memberikan motivasi
tersendiri kepada seorang ibu yang sedang atau akan memberikan ASI selama 6 bulan
penuh. Pengetahuan adalah suatu hal yang sangat berperan dalam meningkatkan
motivasi kepada ibu-ibu menyusui dalam memberikan ASI selama 6 bulan penuh.
Dalam survey awal yang dilakukan peneliti terhadap beberapa ibu di kelurahan talang
diketahui bahwa, ibu yang memberikan ASI eksklusif mempunyai pengetahuan yang
baik mengenai apa itu ASI eksklusif dari penyuluhan bidan desa.23
Pengetahuan ibu yang diperoleh akan membah rasa percaya diri dan
memotivasi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori
Yoga dalam Setyawati (2012) yang mengatakan bahwa pada seseorang yang
berpengetahuan luas akan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI
Eksklusif karena pola pikirnya yang lebih realistis informasi. Hal ini didukung Rulina,
Suradi suharyono (1992) yang mengatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif dapat mempengaruhi pengetahuan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif.
Semakin baik pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka seorang ibu akan
memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam

Universitas Kristen Krida Wacana


22

memberikan ASI Eksklusif.23


Menurut penelitian Ayu Nurkhayati pada hubungan antara pengetahuan ibu
tentang asi eksklusif dengan motivasi pemberian ASI eksklusif, menunjukan
pengetahuan tentang ASI eksklusif pada subjek penelitian tergolong sedang. Kategori
sedang di sini dapat diartikan bahwa subjek sudah mempunyai pengetahuan yang
cukup mengenai apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif, mengetahui kandungan
gizi dalam ASI, manfaat pemberian ASI Eksklusif, mengetahui saat yang tepat
memberikan MP-ASI, mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar, mengetahui
masalah- masalah yang dihadapi dalam menyusui sekaligus cara mengatasinya,
mengetahui mitos-mitos dalam hal meyusui.21
Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
Menurut Ann Manner (1998) lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi
seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal
yang buruk tergantung pada sifat kelompok dalam lingkungan alam.26
Hasil Penelitian Yuli dan Vitri (2012) dari 401 ibu yang diwawancarai, hanya 22.9
persen yang pengetahuannya tinggi tentang cara menyusui yang benar. Sementara lain
diketahui hanya sebagian kecil (15.5 %) ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi
mengenai posisi menyusui yang benar. Berdasarkan hasil penelitian ini, dikatakan
bahwa pengetahuan ibu tentang menyusui masih dalam katagori rendah 10 Sedangkan
pada penelitian Meri Oktaria (2012) terlihat bahwa pengetahuan responden tentang
ASI eksklusif sudah cukup baik. Namun pengetahuan responden tentang kolostrum
masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari responden yang pernah mendengar tentang
kolostrum sebanyak 23,3% dan yang mengetahui arti kolostrum hanya 22,1%.11

2.2.7 Budaya
Permasalahan utama dalam pemberian ASI ekslusif adalah sosial budaya
yaitu berupa kebiasaan dan kepercayaan seseorang dalam pemberian ASI eksklusif.
Adapun kebiasaan ibu yang tidak mendukung pemberian ASI adalah kebiasaan
memberikan susu formula sebagai pengganti ASI apabila bayi ditinggal ibunya atau
bayi rewel dan kebiasaan memberikan makanan padat/sereal pada bayi sebelum usia
6 bulan agar bayi cepat kenyang dan tidak rewel sedangkan kepercayaan ibu yang

Universitas Kristen Krida Wacana


23

tidak mendukung pemberian ASI adalah seperti adanya kepercayan minum wejah
(sejenis minuman dari daun-daunan tertentu) dengan keyakinan bahwa ASI akan
lebih banyak keluar.22 Salah satu mitos kebudayaan yang beredar dalam pemberian
ASI eksklusif yaitu salah kaprah yang menganggap bahwa menyusui merupakan
perilaku primitive.23
Menurut Oktaviani, hasil penelitian hubungan antara pengetahuan dan sosial
budaya dengan pemberian ASI eksklusif, dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa sosial budaya berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar
50% responden dengan budaya yang baik terkait pemberian ASI eksklusif dan
60,4% responden dengan budaya yang kurang baik tidak memberikan ASI
eksklusif.24 Terdapat pula penelitian Hidayati dengan hasil Sosial Budaya di Desa
Srigading, Sanden, Bantul sebagian besar memiliki sosial budaya yang baik yaitu
sejumlah 41 (74,5%), dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif sebagian besar
kategori tidak berhasil memberikan ASI secara Eksklusif yaitu sejumlah 28 (50,9%).
Maka disimpulkan ada hubungan antara sosial budaya dengan keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif di Desa Srigading, Sanden, Bantul dengan nilai signifikasi
(p) 0,004.25

2.2.8 Penyuluhan
Penggunaan media dalam penyuluhan kesehatan langsung dan melalui media
massa harus mempertimbangkan usia dan minat peserta. Media yang dapat digunakan
dalam penyuluh- an kesehatan dapat menggunakan media power point, flip chart,
media audiovisual, koran, majalah, televisi, radio, dan media lainnya.
Hasil penelitian Sri Haryani, Junaiti Sahar, dan Sukihananto menunjukkan
bahwa ada hubungan bermakna antara penyuluhan kesehatan melalui media dengan
perawatan kesehatan. Usia dewasa yang mendapatkan penyuluhan kesehatan melalui
media secara efektif mempunyai kemungkinan 3,4 kali melakukan perawatan yang
efektif dibandingkan dengan usia dewasa yang tidak mendapatkan penyuluhan
kesehatan melalui media. Hadi, Sugiarto, Mula, dan Rahmah menyatakan bahwa
adanya peningkatan kognitif, afektif dan psikomotor setelah diberikan penyuluhan
kesehatan dengan menggunakan media.27

Universitas Kristen Krida Wacana


24

2.2.9 Pasangan dan Keluarga


Pemberian Air susu ibu (ASI) oleh ibu menyusui memerlukan dukungan dari
orang terdekat, seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Keluarga
dalam hal ini suami atau orang tua dianggap sebagai pihak yang paling mampu
memberikan pengaruh kepada ibu untuk memaksimalkan pemberian ASI eksklusif.
Dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat, sangatlah berperan dalam
sukses tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus
menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan terus
untuk menyusui28. Menurut penelitian Britton29 menemukan bahwa dukungan
keluarga yang berasal dari suami, anggota keluarga lainnya (ibu) meningkatkan durasi
menyusui sampai enam bulan pertama postpartum dan memegang peranan penting
dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Tercantum pula pada penelitian …. Bahwa lebih dari separuh ibu mendapatkan
dukungan instrumental dan penghargaan secara baik dalam pelaksanaan pemberian
ASI eksklusif pada bayi. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan informasi,
dukungan emosional, dukungan
instrumental dan dukungan penghargaan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi
di Kelurahan Kenali Besar Kota Jambi. Hal ini menunjukan bahwa dukungan
instrumental perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif
pada bayi.30
2.7 Masalah-Masalah Dalam Menyusui
Berbagai kendala dapat timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif selama
enam bulan pertama kehidupan bayi. Masalah yang timbul dalam meyusui dapat
dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), dan pasca persalinan (postnatal).
Pada masa pasca persalinan dini (masa nifas/laktasi), dan masa pasca persalinan lanjut
masalah menyusui dapat timbul karena keadaan-keadaan khusus.21
Masalah menyusui pada masa antenatal diantaranya adalah puting susu datar
atau terbenam. Puting susu yang normal akan menonjol. Namun, tidak selalu ibu
dengan puting susu datar mengalami kesulitan besar dalam menyusui, terbukti dengan
pengalaman banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya.25
Masalah menyusui pada masa pasca persalinan diantaranya puting susu lecet.
Putting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma pada putting susu. Selain itu dapat

Universitas Kristen Krida Wacana


25

juga terjadi retakan dan pembentukan celah-celah. Dalam penelitian yang berjudul
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Menyusui dan Dampaknya Terhadap Pemberian
ASI Eksklusif oleh Yuli dan Vitri (2012), dari 401 ibu yang diwawancarai, hanya 22.9
persen yang pengetahuannya tinggi tentang cara menyusui yang benar. Sementara lain
diketahui hanya sebagian kecil (15.5 %) ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi
mengenai posisi menyusui yang benar, untuk cara mengatasi putting datar hanya 5.7%
yang punya pengetahuan tinggi, dan untuk cara mengatasi puting lecet hampir
separohnya mempunyai pengetahuan tinggi, terdapat 7.7% ibu yang punya
pengetahuan tinggi dalam mengatasi payudara bengkak, 27.7% ibu yang memiliki
pengetahuan tinggi tentang tanda-tanda radang payudara dan ada 38.4% yang memiliki
pengetahuan tinggi untuk mengatasi radang payudara.21
Selain lecet masalah lain yang kerap ditemui adalah payudara bengkak, saluran
susu tersumbat dan abses payudara. Payudara yang bengkak & nyeri atau penuh terjadi
karena edema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang
menumpuk di dalam payudara. Namun, hal ini jarang terjadi kalau pemberian ASI
sesuai dengan kemauan bayi. Sebagai pencegahan, sebaiknya susui bayi atau pompa
ASI sesering mungkin. 22
Masalah menyusui pada masa pasca persalinan lanjut diantaranya adalah ibu
merasa bahwa ASI kurang dengan berbagai alasan seperti payudara kecil dan bayi
yang sering menangis ibu menduga bahwa bayi yang sering menangis artinya
kekurangan ASI, padahal bayi menangis bisa karena berbagai penyebab misalnya
karena bayi ingin kehangatan dan kasih sayang.29

Universitas Kristen Krida Wacana


40

2.3 Kerangka Teori

Sosial-ekonomi

Pekerjaan Pendidikan

Sumber
Kesibukan Informasi Penyuluhan

Budaya Media

Pasangan,
Pengetahuan
keluarga

Sikap

Perilaku
2.4 Kerangka Konsep

Faktor yang
mempengaruhi
 Usia
 Pekerjaan
 Kesibukan
 Pendidikan
 Sosial ekonomi

Pengetahuan Sebelum Pengetahuan Sesudah


Penyuluhan Penyuluhan

Penyuluhan tentang
Pengetahuan ASI Universitas Kristen Krida Wacana
eksklusif
41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimental rancangan one


group pre-test dan post-test design. Dalam desain penelitian ini, sampel akan diberi pre-test
terlebih dahulu, setelah itu diberi perlakuan dalam hal ini yaitu penyuluhan kesehatan, dan
setelah perlakuan akan diberi post-test.

3.2 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pekayon, Bekasi pada bulan Januari-Februari


2019.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu menyusui
>6 bulan di Puskesmas Pekayon Bekasiyang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.1 Kriteria Inklusi


a. Ibu hamil, menyusui 0-6 bulan, menyusui >6 bulan.
b. Ibu yang bersedia menjadi responden untuk penelitian.
c. Ibu yang hadir pada saat kuisioner diedarkan.

3.3.2 Kriteria Eksklusi


a. Ibu yang tidak bisa membaca/menulis
b. Ibu yang mempunyai anak >2 tahun
c. Ibu yang mengisi kuisioner tidak lengkap

Universitas Kristen Krida Wacana


42

3.4 Sampling

Pengambilan sampel adalah dengan menggunakan purposive sampling. Sampel


yang dipilih adalah didasarkan atas kriteria-kriteria tertentu yang tujuannya adalah agar
informasi yang didapatkan maksumal. Teknik ini digunakan di Puskesmas Pekayon Bekasi.
𝑧𝛼 2 (𝑝). (𝑞)
𝑛=
𝑑2
p: perkiraan prevalensi paparan pada populasi
q: 1-p
Zα: nilai untuk statistik zα pada kurva normal standar pada tingkat kemaknaan (1,96)
d: presisi yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi populasi (0,5)
Berdasarkan penelitian Ismi tahun 201443, yang digunakan untuk perhitungan
sampling adalah perbedaan pengetahuan tentang ASI eksklusif sebelum dan sesudah
diadakannya penyuluhan. Berikut adalah perhitungannya:

1,962 (0,667). (0,333)


𝑛= + 10% = 85,4 dibulatkan menjadi 85 orang
0,12

Banyaknya sampel minimal yang diperlukan ialah sebesar 85 orang.

3.5 Bahan, Alat dan Cara Pengambilan Data


3.5.1 Bahan penelitian
Materi penyuluhan kesehatan yang berisi tentang pengetahuan ASI
eksklusif.
3.5.2 Alat penelitian

Alat penelitian yang akan digunakan adalah kuisioner. Kuisioner berisi


daftar pertanyan untuk responden mengenai pengetahuan tentang ASI eksklusif

3.5.3 Cara penelitian

Pertama, peneliti akan menyiapkan kuisioner yang berisikan pertanyaan-


pertanyaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Kedua,
peneliti akan membagikan kuisioner kepada sampel dan sampel akan mengisi

Universitas Kristen Krida Wacana


43

semua pertanyaan di dalam kuisioner dengan lengkap. Ketiga, kuisioner


dikembalikan kepada peneliti setelah semua pertanyaan telah dijawab dengan
lengkap. Keempat,peneliti akan mengumpulkan data yang tertera pada kuisioner
dan akan dilakukan uji statistik. Kuisioner akan dibagikan dua kali yaitu sebelum
dan sesudah penyuluhan.

3.6 Parameter yang Diperiksa

Parameter yang diperiksa adalah Usia ibu, pekerjaan ibu, kesibukan ibu, pendidikan
terakhir ibu, penghasilan (sosial ekonomi) ibu, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
(sumber informasi).

3.7 Variabel penelitian


3.7.1 Variabel terikat
Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif
3.7.2 Variabel bebas
Usia ibu, pekerjaan ibu, kesibukan ibu, pendidikan terakhir ibu,
penghasilan (sosial ekonomi) ibu

3.8 Dana Penelitian

Tabel 3.1 Perkiraan dana penelitian

Kuisioner 180 buah Rp 300.000

Pulpen 8 box Rp 100.000

Transportasi Rp 50.000

Goodie bag Rp 500.000

Konsumsi responden Rp 1.000.000

Biaya tidak terduga Rp 100.000

Total dana tercantum Rp 2.050.000

Universitas Kristen Krida Wacana


44

3.9 Analisis Data

Data di analisis secara univariat yang dimaksudkan untuk mengetahui distribusi


frekuensi dan proporsi dari variabel-variabel yang diamati. Data yang diperoleh
dikumpulkan, pertanyaan yang dijawab akan diberikan skor. Kemudian dituangkan
kedalam bentuk tabel dengan perhitungan analisis.

3.10 Definisi Operasional


Tabel 3.2 Definisi Operasional

Alat
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala
Ukur

Lamanya responden hidup


1. 17 – 25 tahun.
dalam tahun yang dihitung Kuision
Usia 2. 26- 35 tahun. Ordinal
dari tahun dia lahir hingga er
3. >35 tahun.
hari pemeriksaan.

Kerja yang menghasilkan Kuision 1. Bekerja Nomina


Pekerjaan
uang bagi seseorang er 2. Tidak bekerja l

Tinggi:Perguruan
Pendidikan yang ditempuh tinggi
Kuision
Pendidika oleh responden yaitu SD, Sedang : SMA
e Ordinal
n SMP, SMA, Perguruan Rendah : SD-SMP
r
Tinggi

Universitas Kristen Krida Wacana


45

1. Tempat kerja
2. Waktu kerja
3. Pekerjaan
membuat jadwal
menyusui
Kegiatan yang dilakukan Kuision terganggu/tdk ordinal
Kesibukan responden menyangkut e 4. Dapat menyusui
kesibukan sehari-harinya r setiap bayi
memerlukan/tdk
5. Berapa jam tidak
dapat menyusui
bayi selama
bekerja
Pendapatan per kapita per
bulan diperoleh dari total
pendapatan keluarga (ayah,
1. Ekonomi
ibu, dan anak-anak) setiap
rendah
bulan dibagi jumlah
Sosial Kuision ≤401.220
tanggungan keluarga. Dasar Ordinal
Ekonomi er 2. Ekonomi
pengukuran diambil dari garis
tinggi
kemiskinan yang ditetapkan
>401.220
oleh Badan Pusat Statistik
pada bulan Maret 2018 (Rp.
401.220/kap/bln)

1. Baik bila
Tingkat pemahaman Kuision
Tingkat skor total :
responden tentang ASI er
pengetahu ≥50% Ordinal
eksklusif dari pertanyaan (20
an 2. Buruk bila
yang diberikan Soal)
skor total:

Universitas Kristen Krida Wacana


46

<50%

Universitas Kristen Krida Wacana


47

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2019 di Puskesmas Pekayon Bekasi.
Subjek dalam penelitian ini merupakan ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, dan ibu
menyusui >6 bulan yang berjumlah 90 orang responden. Sebelum dan sesudah
penyuluhan dilakukan penyebaran kuesioner, terkumpul sebanyak 90 kuesioner.
Berdasarkan data yang diperoleh, semua subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi
penelitian.

Universitas Kristen Krida Wacana


48

4.2 Analisa Univariat


4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden
Hasil analisis karakteristik responden penelitian adalah sebagai berikut

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Puskesmas Pekayon


Bekasi Tahun 2019 (n=90)
Karatkeristik Frekuensi Persentasi
Responden (n=90) (%)

Usia 17-25 29 32,2%


55 61,1%
26-35
6 6,7%
>35

Pekerjaan Bekerja 30 33,3%


60 66,7%
Tidak bekerja

Kesibukan
Tempat bekerja 67 74,4%
Dalam rumah
23 25,6%
Luar rumah

Lama bekerja 1-3 jam 11 12,2%


11 12,2%
3-5 jam
39 43,3%
5-7 jam 29 32,2%

>7 jam

Kesempatan Belum mempunyai


menyusui anak anak 14 15,6%
51 56,7%
Setiap saat
25 27,8%

Universitas Kristen Krida Wacana


49

Tidak setiap saat

Durasi tidak Dapat menyusui


dapat menyusui setiap saat / belum
anak punya anak 65 72,2%
1 1,1%
30 menit
5 5,6%
1 jam 1 1,1%

2 jam 2 2,2%
2 2,2%
3 jam
5 5,6%
5 jam 5 5,6%
2 2,2%
6 jam
2 2,2%
7 jam

8 jam

12 jam

Yang dilakukan Tidak melakukan


ibu saat tidak apa-apa 60 66,7%
bersama anak 15 16,7%
Pumping
untuk ASI 11 12,2%
Susu formula 3 3,3%

Diberi makanan 1 1,1%

Diberi air minum

Pendidikan SD-SMP 35 38,9%


SMA 48 53,3%
Perguruan Tinggi 7 7,8%

Sosial ekonomi Ekonomi rendah 16 17,8%

Universitas Kristen Krida Wacana


50

Ekonomi tinggi 74 82,2%

Pada tabel 4.1 disajikan karakteristik responden berdasarkan usia, pekerjaan,


kesibukan, pendidikan, dan sosial ekonomi. Sebagian besar responden (61,6%) berusia
26-35 tahun dan hanya sebagian kecil responden (6,7%) yang berusia lebih dari 35
tahun. Sebagian besar responden (60%) tidak bekerja dan hanya sebagian kecil (30%)
yang bekerja. Sebagian besar reponden bekerja di dalam rumah (74,4%), dan sisanya
bekerja di luar rumah. Responden paling banyak bekerja 5-7 jam setiap harinya
(43,3%), diikuti dengan responden yang bekerja >7 jam setiap harinya (32,2%). Lebih
dari setengah responden (56,7%) dapat menyusui anak setiap saat anak memerlukan.
Mayoritas ibu dapat menyusui anaknya setiap saat anak memerlukan sebesar (7,2%).
Hanya beberapa ibu (16,7%) yang melakukan kegiatan pompa ASI saat berjauhan
dengan anaknya. Sebagian besar responden (53,3%) mengeyam pendidikan sampai
SMA dan hanya sebagian kecil (7,8%) mengenyam pendidikan sampai perguruan
tinggi. Pada distribusi sosial ekonomi, sebagian besar responden (82,2%) ber ekonomi
tinggi dan sebagian kecilnya (17,8%), pengelompokan status ekonomi ini berpacu pada
garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2018
(Rp. 401.220/kapita/bulan).

4.2.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan
di Puskesmas Pekayon tahun 2019
Berdasarkan jawaban responden, maka nilai rata-rata pengetahuan
responden sebelum dan sesudah penyuluhan di Puskesmas Pekayon dapat
dilihat pada diagram 4.1:

Universitas Kristen Krida Wacana


51

Nilai rata-rata pengetahuan ibu sebelum dan


setelah penyuluhan
92

NIlai maksimal skor pengetahuan


69

46 sebelum penyuluhan
sesudah penyuluhan

23

0
tingkat pengetahuan

Diagram 4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai ASI Eksklusif


Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Wilayah Puskesmas Pekayon Bekasi
Tahun 2019 (n=92)

Berdasarkan diagram diatas, tingkat pengetahuan responden sebelum


penyuluhan di wilayah Puskesmas Pekayon Bekasi tentang ASI eksklusif
ditemukan nilai rata-rata pengetahuan responden sebesar 40,8 (44,34%) setelah
dilakukan penyuluhan nilai rata-rata responden meningkat menjadi 73,39
(79,77%). Dari hasil tersebut di ketahui bahwa terdapat peningkatan nilai rata-
rata pengetahuan responden sebesar 33 (35,8%).

Universitas Kristen Krida Wacana


52

4.2.3 Pengetahuan menurut Karakteristik Responden di Puskesmas Pekayon


Bekasi Tahun 2019
Berikut ini merupakan distribusi pengetahuan menurut karakteristik
responden di Puskesmas Pekayon tahun 2019 yang dideskripsikan melalui tabel
4.2
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan menurut Karakteristik Responden Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan Plus di Wilayah Puskesmas Grogol Petamburan Tahun 2018 (n=106)

Sebelum Penyuluhan Setelah Penyuluhan

Baik Buruk Baik Buruk

15 28 1
17-25 14 (15,5%)
(16,6%) (31,1%) (1,1%)

22 33 48 7
Usia 26-35
(24,4%) (36,6%) (53,3%) (7,7%)

2 4 3 3
>35
(2,2%) (4,4%) (3,33%) (3,3%)

16 14 26 4
Bekerja
(17,7%) (15,5%) (28,8%) (4,4%)
Pekerjaan
Tidak 22 38 53 7
bekerja (24,4%) (42,2%) (58,8%) (7,7%)

Kesibukan

Dalam 25 42 59 8
Tempat rumah (27,7%) (46,6%) (65,5%) (8,8%)
kerja 3
Luar 13 10 20
Rumah (14,4%) (11,1%) (22,2%) (3,3%)

1 10 9 2
1-3 jam
(1,1%) (11,1%) (10%) (2,2%)

3 8 9 2
Lama kerja 3-5 jam
(3,33%) (8,8%) (10%) (2,2%)

20 19 35 4
5-7 jam
(22,2%) (21,1%) (38,8%) (4,4%)

Universitas Kristen Krida Wacana


53

14 15 26 3
>7 jam
(15,5%) (16,6%) (28,8%) (3,3%)

Belum 8 6 14 0
punya anak (8,8%) (6,6%) (15,5%) (0%)
Kesempatan
18 33 45 6
menyusui Setiap saat
(20%) (36,6%) (50%) (6,6%)
anak
Tidak 12 13 20 5
setiap saat (13,3%) (14,4%) (22,2%) (5,5%)

Dapat
menyusui 6
setiap saat / 26 39 59
(28,8%) (43,3%) (65,5%) (6,6%)
belum
punya anak

0 1 0 1
30 menit
(0%) (1,1%) (0%) (1,1%)

0 5 4 1
1 jam
(0%) (5,5%) (4,4%) (1,1%)

1 0 1 0
2 jam
Lama (1,1%) (0%) (1,1%) (0%)
waktu tidak
1 1 1 1
dapat 3 jam
(1,1%) (1,1%) (1,1%) (1,1%)
menyusui
anak 0
5 jam 1 1 2
(1,1%) (1,1%) (2,2%) (0%)

3 2 4 1
6 jam
(3,33%) (2,2%) (4,4%) (1,1%)

4 1 5 0
7 jam
(4,4%) (1,1%) (5,5%) (0%)

1 1 1 1
8 jam
(1,1%) (1,1%) (1,1%) (1,1%)

1 1 2 0
12 jam
(1,1%) (1,1%) (2,2%) (0%)

Yang Tidak 24 36 55
5
dilakukan melakukan (26,6%) (40%) (61,1%)

Universitas Kristen Krida Wacana


54

ibu saat apa-apa / (5,5%)


tidak tidak
bersama menjawab
anak untuk 2
ASI Pumping 8 7 13
(8,8%) (7,7%) (14,4%) (2,2%)

Susu 5 6 9 2
formula (5,5%) (6,6%) (10%) (2,2%)

Diberi 1 2 1 2
makanan (1,1%) (2,2%) (1,1%) (2,2%)

Diberi air 0 1 1 0
minum (0%) (1,1%) (1,1%) (0%)

9 26 31 4
SD-SMP (4,4%)
(10%) (28,8%) (34,4%)

24 24 43 5
Pendidikan SMA (5,5%)
(26,6%) (26,6%) (47,7%)
Perguruan 5 2 5 2
Tinggi (5,5%) (2,2%) (5,5%) (2,2%)

4 12 12 4
Rendah (4,4%)
Sosial (4,4%) (13,3%) (13,3%)
ekonomi 34 40 67 7
Tinggi (7,7%)
(37,7%) (44,4%) (74,4%)

4.3 Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang dibandingkan dengan teori dan
hasil penelitian sebelumnya.
4.3.1 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan
di Puskesmas Pekayon tahun 2019
Pada penelitian ini terjadi peningkatan pengetahuan setelah dilakukan
penyuluhan mengenai ASI eksklusif sebesar 35,8%. Berdasarkan data tersebut
diketahui bahwa penyuluhan kesehatan dapat mempengaruhi pengetahuan ibu
mengenai ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

Universitas Kristen Krida Wacana


55

dilakukan oleh Widha di Kabupaten Blitar tahun 2014 yang mengatakan bahwa
terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif di Keamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.42 Hal ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismi di Puskesmas
Tegalrejo Yogyakarta tahun 2014 yang mengatakan bahwa ada perbedaan yang
signifikan sesudah penyuluhan tentang ASI eksklusif pada kelompok
eksperimen, maka ada pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif.43
Berdasarkan distribusi jawaban responden sesudah penyuluhan diketahui bahwa
sebagian besar responden (100%) sudah memiliki pengetahuan yang baik
mengenai ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hendra, Tjutju dan Yuyun di kabupaten cianjur tahun 2013 yang
mengatakan bahwa sebagian besar responden (83,3%) memiliki pengetahuan
yang baik mengenai ASI eksklusif.44
Hal ini sejalan dengan penelitian Rika di Mukim Laure-E tahun 2018 yang
mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan ASI eksklusif, diketahui bahwa pengetahuan
sebelum penyuluhan ASI eksklusif hanya 11,5% yang memiliki pengetahuan
baik. Setelah diberikan penyuluhan ASI eksklusif semua responden (100%)
memiliki pengetahuan baik. Jika dilihat dari tingginya persentase ibu hamil
yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif masih rendah,
menurut Rika hal ini disebabkan rendahnya penyebaran informasi melalui
45
media cetak dan elektronik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Unique
tahun 2018 tentang perubahan pengetahuan tentang ASI eksklusif pada ibu
hamil yang mengatakan adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil multipara
maupun primipara tentang ASI eksklusif, 12 dari 15 yang di cantumkan
memperlihatkan peningkatan yang signifikan antara pengetahuan ibu sebelum
dan sesudah penyuluhan kesehatan.46 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Hendra, Tjutju dan Yuyun yang menunjukan terdapat pengaruh
penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu hamil, dimana terdapat

Universitas Kristen Krida Wacana


56

perbedaan rata-rata antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan


penyuluhan ASI eksklusif.44
Ada pula pada penelitian Widha tahun 2014 yang menyatakan penemuan
penelitian pada ibu menyusui menunjukkan peningkatan pengetahuan setelah
diadakan penyuluhan dengan nilai pengetahuan sebelum diadakan penyuluhan
yaitu.42 Namun terdapat penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian
ini yaitu sebagian besar ibu menyusui berpengetahuan baik mengenai ASI
eksklusif walaupun sebelum diberikan pengetahuan, tertulis pada penelitian
Leila tahun 2010 dengan hasil dari 80 responden, 78% responden dengan
pengetahuan baik, 19% responden dengan pengetahuan sedang dan 3%
mempunyai pengetahuan kurang, hal ini dapat terjadi kemungkinan karena
100% responden dengan tingkat pendidikan sarjana pada penelitian tersebut
berpengetahuan baik tentang ASI eksklusif sebelum diberikan penyuluhan.

4.3.2 Distribusi Usia terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon tahun 2019.
Semakin cukup umur, tingkat kemampuan dan kematangan seseorang akan
lebih tinggi dalam berpikir dan menerima informasi.47 Usia mempengaruhi
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperoleh semakin membaik. Usia merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi daya ingat atau memori seseorang. Semakin bertambahnya usia
seseorang, maka pengetahuan yang diperolehpun semakin bertambah48
Dalam penelitian ini diketahui bahwa peningkatan pengetahuan tertinggi
sebelum dan sesudah penyuluhan adalah pada kelompok usia 26-35 tahun
dengan peningkatan sebesar 28,9%. Tingkat kematangan seseorang akan
berpengaruh terhadap kemampuan berfikir dan bekerja sehingga seseorang akan
meningkat pengetahuannya bilamana mereka cukup umur dan memiliki
kematangan dalam berfikir.48

Universitas Kristen Krida Wacana


57

Hal ini sejalan dengan penelitian Rika tahun 2008 menyatakan distrbusi
pengetahuan responden yang berusia di atas 30 tahun mempunyai pengetahuan
baik sebelum dilakukan penyuluhan45

4.3.3 Distribusi Pekerjaan terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon tahun 2019.
Pada penelitian ini sebagian besar (66,7%) responden adalah ibu rumah
tangga Peran sebagai ibu rumah tangga tanpa pekerjaan di luar rumah tentu saja
mendukung aktifitasnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin di rumah
seperti merawat dan menyusui anak. Terdapat peningkatan pengetahuan tentang
ASI eksklusif setelah diadakan penyuluhan sebesar 34,4% pada ibu yang tidak
bekerja. Sedangkan pada ibu yang bekerja didapatkan peningkatan pengetahuan
setelah penyuluhan sebesar 11,1%.

4.3.4 Distribusi Kesibukan terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Sebelum


dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon tahun 2019.
Jam kerja dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, karena adanya
perbedaan jam kerja antara ibu yang memiliki jam kerja secara shift maupun ibu
yang bekerja secara tidak shift yang dapat mempengaruhi kondisi ibu. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Dina tahun 2016 bahwa ibu yang bekerja pada
jam kerja shift cenderung mempunyai pengetahuan rendah ASI eksklusif
kepada bayinya (97,7%).49 Pada penelitian ini, ibu yang bekerja di dalam
rumah justru sebagian besar mempunyai pengetahuan buruk sebelum
penyuluhan, sejalan dengan penelitian Nurul tahun 2016 yang mengatakan
bahwa rendahnya tingkat pengetahuan ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti kepercayaan yang salah, kurangnya pengalaman menyusui, dan
pengaruh dari iklan susu formula.55 Namun pada penelitian ini tidak dilakukan
pengukuran kepercayaan, pengalaman menyusui, dan pengaruh media luar
seperti media komersial.

Universitas Kristen Krida Wacana


58

4.3.5 Distribusi Pendidikan terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Sebelum


dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon tahun 2019.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
diperlukan untuk pengembangan diri. Demikian pula dengan teori
Grossman yang menyatakan bahwa perbedaan tingkat pendidikan
menyebabkan perbedaan pengetahuan dasar kesehatan. Makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan bertujuan untuk mengubah
pengetahuan/pengertian, pendapat, konsep-konsep, sikap dan persepsi serta
menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru pada pendidikan rendah
serta meningkatkan pengetahuan yang cukup/kurang.50 Dalam penelitian ini di
dapatkan peningkatan pengetahuan tertinggi pada responden berpendidikan SD-
SMP yaitu sebesar 24,4%, sedangkan pada responden berpendidikan SMA
didapatkan peningkatan sebesar 21,1%, dan pada responden berpendidikan
sarjanya tidak didapatkan peningkatan pengetahuan, yaitu tetap pada persentase
5,55% responden berpengetahuan baik. Hasil penelitian ini kurang sesuai
dengan penilitian Widiyanto yang menyatakan bahwa semakin rendah
pendidikan semakin rendah kemampuan dasar seseorang dalam berfikir untuk
pengambilan keputusan khususnya dalam pemberian ASI eksklusif.51

4.3.6 Distribusi Sosial Ekonomi terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu


Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon tahun 2019.
Faktor ekonomi berhubungan pula dengan kesempatan mendapatkan
informasi. Individu yang berasal dan keluarga yang berstatus sosial ekonomi
baik dimungkinkan lebih memiliki pengetahuan lebih baik karena mudah
mengakses berbagai informasi dibandingkan yang berasal dari keluarga
berstatus ekonomi rendah.52 Pada penelitian ini didapatkan peningkatan
pengetahuan setelah diberikan penyuluhan pada kelompok sosial ekonomi

Universitas Kristen Krida Wacana


59

tinggi yang signifikan sebesar 36,7%, dan pada kelompok sosial ekonomi
rendah terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 8,9%

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian perbedaan pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif sebelum
dan sesudah penyuluhan di Puskesmas Pekayon Bekasi provinsi Jawa Barat tahun
2019, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden (61,6%) berusia 26-35 tahun dan hanya sebagian
kecil responden (6,7%) yang berusia lebih dari 35 tahun.
2. Sebagian besar responden (60%) tidak bekerja dan hanya sebagian kecil (30%)
yang bekerja.
3. Sebagian besar responden (53,3%) mengeyam pendidikan sampai SMA, dan
hanya sebagian kecil (7,8%) mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.
4. Sebagian besar responden (82,2%) berstatus sosial ekonomi tinggi dan sebagian
kecilnya berstatus sosial ekonomi rendah (17,8%).
5. Tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan di wilayah Puskesmas
Pekayon Bekasi tentang ASI eksklusif sebesar 44,34% dan setelah dilakukan
penyuluhan nilai rata-rata responden meningkat menjadi 79,77%.
6. Ada perbedaan yang signifikan antara rata – rata pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan yang
mempengaruhi hasil penelitian, antara lain: jumlah sampel yang terbatas dan tidak
mampu mewakili semua kategori serta masih adanya faktor-faktor lain seperti
lingkungan, kesibukan, pengalaman, minat dan sosial budaya. Faktor-faktor ini tidak
diteliti diakibatkan keterbatasan waktu, biaya, dan sarana. Dan juga dalam beberapa
kasus terdapat responden yang malas mengisi kuesioner sebagian besar mengatakan

Universitas Kristen Krida Wacana


60

bahwa kuisionernya terlalu banyak sehingga terdapat beberapa responden yang


memiliki penurunan skor pengetahuan. Sama halnya dengan ibu yang sudah memiliki
anak sebelumnya dan membawa anaknya pada saat pemberian kuesioner membuat
ibu kewalahan menjaga anak sehingga mengisi kuesioner dengan terburu-buru
walaupun disediakan tempat bermain sementara, tetapi kebanyakan anak akan terus
kembali ke ibunya.
Tempat penelitian yang terbatas dalam segi luas dan tata ruang sehingga
penelitian tidak dapat dilakukan dalam satu sesi melainkan dibagi menjadi beberapa
sesi. Dan karena tata ruang yang terbatas maka mempengaruhi kenyamanan
responden dalam mengisi kuisioner.

5.3 Saran
1. Dalam penelitian ini, diambil kesimpulan bahwa penyuluhan kesehatan dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai ASI eksklusif. Diharapkan bagi petugas
promosi kesehatan di Puskesmas agar memberikan penyuluhan tentang ASI
eksklusif serta penyuluhan gizi lainnya kepada masyarakat terutama dengan
metode penyuluhan guna membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat
serta membantu mewujudkan pencapaian pemberian ASI eksklusif.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti lebih lanjut dengan
menggunakan variabel yang berbeda dan mengusahakan agar penelitian
dilaksanakan di tempat yang lebih kondusif.

Universitas Kristen Krida Wacana


61

DAFTAR PUSTAKA

1. Wenas W, Malonda NSH, Bolang ASL, Kapantow N. Hubungan antara pengetahuan


dan sikap ibu menyusui dengan pemberian air susu ibu eksklusif di wilayah kerja
puskesmas tompaso kecamatan tompaso. Universitas sam ratulangi manado; 2013. 1-
2.
2. Perera, Priyanta J, et al. Actual Exclusive Breastfeeding Living in Gampaha District
Sri Lanka : A Prospective Observasional Study. License Biomed Control Ltd, 2012.
3. Oche, Mo, AS Umar, Ahmed. Knowledge and practices of exclusive breastfeeding in
Kware, Nigeria. Afr Health Science. 2013. 7-8.
4. Setiawati, Mexitalia, Budihartini R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ientang
Pemberian ASI Eksklusif dengan Praktek Menyusui. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang: 2010. 15-16.
5. Monika FB. Buku pintar asi dan menyusui. Jakarta: penerbut Noura books PT Mizan
publika, 2014.
6. Hikmawati I. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif 0-6
bulan di wilayah kerja puskesmas ngesrep kota semarang. Semarang: Universitas
Diponegoro. Fakultas Ilmu Kedokteran: 2010. 15-16.
7. Soetjiningsih. Seri gizi klinik ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta: penerbit
EGC, 2007.
8. Profil kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2016 [internet] 2016. [dikunjungi tanggal
30 Juli 2018]. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/
12_Jabar_2016.pdf
9. Umboh E, Wilar R, Mantik MFJ. Pengetahuan ibu mengenai manfaat asi pada bayi.
Jurnal e-Biomedik (eBM) [Internet]. 2013 mar [cited 2018 Apr 9];1(1):211.
10. Fikawati, Sandra dan Syafiq, Ahmad. Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 2009; 4(3): 120-
131

Universitas Kristen Krida Wacana


62

11. Amran Y, Amran VYA. Gambaran pengetahuan ibu tentang menyusui dan
dampaknya terhadap pemberian ASI eksklusif. Jakarta: FKIK UIN Syarif
Hidayatullah. 2012
12. Oktaria M. hubungan pengetahuan ibu tentang asi eksklusif, inisiasi menyusui dini,
tempat persalinan dan penolong persalinan terhadap pemberian makanan prelakteal
pada bayi 0-5 bulan di wilayah puskesmas balai agung kota sekayu kabupaten musi
banyuasin tahun 2012. 2012. Fakultas kesehatan masyarakat universitas Indonesia
Depok..
13. Amelia, LE. KTI: Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Ekslusif Pada BayiUmur
0-6 Bulan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Banyuwangi. Mojokerto:
Poltekes Majapahit, 2009.
14. Tarigan IU, Aryastami NK. (2012). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bayi terhadap
pemberian ASI Eksklusif, bulletin penelitian sistem kesehatan, 15(4), 394.
15. Winarno FG. Gizi dan Makanan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan; 2008.
16. Faraghta A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian
ASI eksklusif di RSUD kota Bekasi tahun 2011. Fakultas kedokteran universitas
islam negri syarif hidayatullah jakarta, 2011.
17. Windiyati, Melyani. Hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan sikap
dalam pemberian susu formula terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.
Jurnal kebinanan-ISSN 2252-8121, 6(2), 102. 2016.
18. Roesli U. Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif. Jakarta: Pustaka bunda; 2008.
19. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: trubus agiwidya; 2013.
20. Asiah N. Pengetahuan ibu tentang pemberian asi eksklusif di desa bojong, karang
tengah, cianjur. Jakarta: arkesmas: 2006. 39.
21. Matsum I. Determinan perilaku kesehatan. Jakarta: EGC; 2008.
22. Nilakesuma A, Jurnalis YD, Rusjdi SR. Hubungan Status Gizi Bayi dengan Pemberian
ASI Ekslusif, Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Ekonomi Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Padang Pasir. Jurnal kesehatan andalas, 2015. 4(1), 42-43
23. Mardhiyyah A. analisis peran keluarga terhadap perilaku pemberian asi eksklusif pada
bayi usia 6-24 bulan di wilayah kerja puskesmas way halim kota bandar lampung.

Universitas Kristen Krida Wacana


63

fakultas kedokteran universitas lampung bandar lampung, 2017.


24. Yani M. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012.
25. Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta, 2010.
26. Oktaviani. Hubungan Pengetahuan dan Sosial Budaya dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Nagari Pandai Sikek Wilayah Kerja Puskesmas Plus X Koto1 Kabupaten Tanah Datar Tahun
2011.
27. Hidayati H. Hubungan sosial budaya dengan keberhasian pemberian ASI eksklusif pada ibu
menyusui di posyandu wilayah desa srigading sanden bantul Yogyakarta. Naskah publikasi.
Yogyakarta: sekolah tinggi ilmu kesehatan ‘aisyiyah, 2013.
28. Haryani S, Sahar J, Sukihanato. Penyuluhan kesehatan melalui media cetak berpengaruh
terhadap perawatan kesehatan pada usia dewasa di kota depok. Jurnal Keperawatan
Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 161-168
29. Hadi, C., Sugiarto., Mula, K.Y., & Rahmah, Z. Pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media
komik tanggap DBD terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang pencegahan DBD
di SDN Banjarejo Ngadiluwih Kabupaten Kediri (Tesis, tidak dipublikasikan). Malang: Fakultas
Kedokteran Brawijaya, 2011.
30. Proverawati. Buku ajar kesehatan resproduksi untuk kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika ;
2010
31. Britton. Breastfeeding, sensitivity, and attachment. Tucson, Arizona : Pediatrics. 118(5):
e1436-e1443 ; 2007
32. Nurlinawati, Sahar J, Permatasari H. Dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif
pada bayi di kota jambi. Jambi: Universitas Jambi, Jambi medical jurna, 2016.
33. Vyronica R, Wagiyo, Purnomo. Perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan di wilayah kerja puskesmas manyaran
semarang. Fakultas Ilmu keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, 2016.
34. Amelia LE. KTI: pengetahuan ibu tentang pemberian asi eksklusif pada bayi umur 0-
6 bulan di puskesmas grajagan kecamatan purwoharjo banyuwangi. Mojokerto:
poltekes majapahit, 2009.
35. Nurkhayati A. hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan
motivasi pemberian ASI eksklusif. Fakultas psikologi universitas muhammadiyah

Universitas Kristen Krida Wacana


64

Surakarta. 2014.
36. Clarren SK, Astley SJ, Bowden DM. Physical anomalies and developmental delays in
nonjuman priate infants expose, Philadelphia; 2010.
37. Pudjiadi, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta:
IDAI; 2010.
38. Rachmaniah N. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan tindakan ASI
eksklusif. Fakultas kedokteran universitas muhammadiyah surakarta. 2014.
39. Rumiasari Y. Gambaran pemberian ASI eksklusif di puskesmas jati rahayu bekasi.
Jakarta: Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan: 2012. 11-12.
40. Arif N. ASI dan tumbuh kembang bayi. Yogyakarta: MedPress, 2009.
41. Green LW, Kreuter MW. Health promotion planning an educational and
environmental approach; second edition. Houston: Mayfield publishing company,
2012.
42. Merdhika WAR. Pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif dan sikap ibu menyusui di kecamatan kanirogo kabupaten
blitar. Jurnal teknologi dan kejuruan, vol 37 (1), 2014. 65-72.
43. Khasanah IN. Pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang ASI
eksklusif di puskesmas tegalrejo Yogyakarta 2014. Naskah publikasi, Yogyakarta:
sekolah tinggi ilmu kesehatan ‘aisyiyah, 2014.
44. Hendra Rumijati T, Sarinengsih Y. pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap
pengetahuan ibu hamil di desa sindangraja kecamatan sukaluyu kabupaten cianjur
tahun 2013. Jurnal bhakti medika, vol. 4(1), 2014. 1-74.
45. Emilia RC. Pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu
hamil di mukim laure-e kecamatan simeulue tengah kabupaten simeulue (NAD) tahun
2008. Medan: fakultas kesehatan masyarakat universitas sumatera utara, 2009.
46. Claudia UG. gambaran perubahan pengetahuan tentang asi eksklusif pada ibu hamil
antara sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan media leaflet di puskesmas
parigi kecamatan pondok aren tahun 2018. Jakarta: program studi kesehatan
masyarakat, fakultas ilmu kesehatan universitas islam negeri syarif hidayatullah
Jakarta, 2018.

Universitas Kristen Krida Wacana


65

47. Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusi.Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika, 2011.
48. Erfandi. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: for better
health, 2009
49. Rosyadi DW. Hubungan antara pengetahuan ibu bekerja, jam kerja ibu dan dukungan
tempat kerja dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
puskesmas banyudono I. Surakarta: program studi kesehatan masyarakat fakultas ilmu
kesehatan universitas muhammadiyah Surakarta, 2016.
50. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
2003.
51. Widiyanto S, Aviyanti, Tyas AM. Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dengan sikap terhadap pemberian ASI eksklusif.
52. Indriani AY. Gambaran pengetahuan ibu mengenai pemberantasan sarang nyamuk 4M
plus sebelum dan sesudah penyuluhan di Wilayah Puskesmas Grogol Petamburan
tahun 2018. Jakarta: Program studi sarjana kedokteran fakultas kedokteran univestitas
Kristen krida wacana, 2018.
53. Fatmawati AP. Hubungan status ekonomi orangtua dengan pemberian ASI eksklusif
pada bayi usia 0-6 bulan di baki sukoharjo. Surakarta: fakultas ilmu kesehatan
universitas muhammadiyah surakarta, 2013.
54. Sari TW, Wulandari FS, Hidayat MH, Amelia N, Nasution S, Yuriati Y. Perbedaan
pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang asi eksklusif di
wilayah kerja puskesmas sidomulyo rawat inap kota pekanbaru 2018. Collaboreative
medical journal (CMJ), vol. 1 (2), 2018.
55. Septyasrini N. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan status pekerjaan dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas banyudono 1 boyolali
universitas muhammadiyah Surakarta. Surakarta: program studi keperawatan s1
fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Surakarta,2016.

Universitas Kristen Krida Wacana


66

LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance

Universitas Kristen Krida Wacana


67

Lampiran 2. Kuisioner
PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK IKUT PENELITIAN
Sehubungan dengan adanya penyusunan skripsi, saya Regita Tanara hendak
melakukan penelitian berjudul “Perbedaan Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Eksklusif
Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Puskesmas Pekayon Bekasi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI
eksklusif terhadap pengetahuan ibu sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan. Pada
penelitian ini, akan diadakan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif, ibu diminta untuk
mengisi kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan dengan sebenar-benarnya, dimana
hasil dari kuesioner tersebut akan dicantumkan pada skripsi serta poster secara singkat, dan
akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan disalahgunakan. Terima kasih atas kesediaan ibu
menjadi responden dalam penyuluhan ini.

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama responden :

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memahami penelitian
yang dilakukan, dengan ini saya bersedia untuk berperan serta menjadi subjek penelitian
dan bersedia menjawab pertanyaan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan data yang
diperlukan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.

Bekasi, ……………………

Peneliti, Responden,

(Regita Tanara) (…………………………..)


IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama responden :

Universitas Kristen Krida Wacana


68

2. Tanggal lahir responden :


3. Umur responden :
4. Alamat responden :
5. Pendidikan terakhir :
6. Pekerjaan responden :
7. Tempat kerja responden berada di? : a. Dalam rumah
b. Luar rumah

8. Waktu bekerja sehari-harinya : a. 1-3 jam


b. 3-5 jam

c. 5-7 jam

d. lain-lain….. (tuliskan)

9. Apakah pekerjaan membuat jadwal menyusui terganggu?


a. Ya
b. Tidak
10. Apakah dapat menyusui setiap saat bayi memerlukan?
a. Ya
b. Tidak

11. Berapa jam tidak dapat menyusui bayi selama bekerja?


Jawab:

12. Apa yang dilakukan selama berjauhan dengan bayi untuk ASI?
Jawab:

13. Pendapatan total perbulan :


14. Jumlah tanggungan keluarga : 1. Usia : Status :
2. Usia : Status :
3. Usia : Status :
4. Usia : Status :

Universitas Kristen Krida Wacana


69

5. Usia : Status :
6. Usia : Status :

15. No Telp/HP :

PENGETAHUAN
1. Apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu ?
a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat sampai usia 2
tahun
d. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat sampai
usia 6 bulan
e. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat sampai
usia 4 bulan

2. Menurut ibu kapan kah seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya?
a. Segera setelah bayi lahir
b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI
c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah
diberikan ASI pertama
d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan
e. Menunggu ASI yang keluar sampai berwarna putih baru diberikan kepada bayi

3. Menurut ibu apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI ? (boleh pilih lebih dari
satu)
a. Kolostrum
b. Antibodi
c. Protein

Universitas Kristen Krida Wacana


70

d. Lemak
e. Laktosa
f. Vitamin
g. Karbohidrat

4. Manfaat apa saja yang terkandung dalam kolostrum? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Antibodi untuk melindungi bayi dari infeksi dan alergi
b. Sel darah putih untuk melindungi bayi terjangkit infeksi
c. Kolostrum membantu mengeluarkan kotoran bayi yang pertama berwarna kehijauan
d. Tidak ada manfaatnya karena kolostrum adalah ASI kotor yang tidak boleh
diberikan kepada bayi
e. Kolostrum hanyalah tanda ASI keluar, tidak bermanfaat bagi ibu maupun bayi

5. Kenapa harus memberikan ASI eksklusif? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Bayi belum memiliki enzim pencernaan sempurna untuk mencerna
makanan/minuman lain
b. Semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi sudah bisa dipenuhi dari ASI
c. Mengurangi kemungkinan gangguan penernaan pada bayi
d. Makanan lain dapat membuat bayi tersedak
e. Untuk mengikuti tren ibu modern
f. Setau saya tidak harus

6. Manfaat apa saja yang didapat bayi dari pemberian ASI? (boleh pilih lebih dari
satu)
a. Memberi nutrisi
b. Meningkatkan kecerdasan
c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
d. Meningkatkan jalinan kasih sayang
e. Menghemat biaya
f. Tidak menimbulkan alergi

Universitas Kristen Krida Wacana


71

g. Sangat mudah dicerna oleh bayi

7. Manfaat apa yang didapatkan oleh ibu kalau memberikan ASI? (boleh pilih lebih
dari satu)
a. Mencegah Perdarahan Pasca Persalinan
b. Mempercepat involusi uterus
c. Mengurangi Risiko Kanker Ovarium dan Payudara
d. Memberikan rasa dibutuhkan
e. Lebih cepat langsing

8. ASI berwarna kuning dalam 1-3 hari pertama berguna untuk? (boleh pilih lebih
dari satu)
a. Tidak ada gunanya karena kotor
b. Sebaiknya tidak diberikan ke bayi, tunggu hingga berwarna putih
c. Memberikan antibodi pada bayi
d. Melindungi bayi dari infeksi dan alergi
e. Membantu mengeluarkan kotoran pertama bayi yang berwarna hitam kehijauan

9. Menurut ibu, kapan sebaiknya bayi pertama kali disusui setelah dilahirkan?
a. Segera, terutama dalam 1 jam pertama
b. 1 jam- 24 jam
c. 1 hari setelah melahirkan
d. 1 minggu setelah melahirkan
e. Tidak tahu/tidak jawab

Universitas Kristen Krida Wacana


72

10. Menurut ibu frekuensi yang tepat dalam menyusui berapa kali d a l a m s e h a r i ?
a. 1 kali
b. Sesering mungkin
c. 3-5 kali
d. Tiap 2 jam
e. Tiap 4 jam
f. Tiap 6 jam

11. Menurut ibu, dari segi apa saja kelebihan ASI disbanding susu formula? (boleh
pilih lebih dari satu)
a. Zat kekebalan tubuh
b. Tidak menimbulkan alergi
c. Mudah cerna
d. Biaya
e. Jalinan kasih sayang ibu & anak

12. Manakah posisi menyusui yang BENAR? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Muka bayi tidak menghadap ke payudara
b. Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu
c. Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi membentuk garis
lurus dengan lengan dan leher bayi
d. Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
e. Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
f. Badan bayi menjauhi badan ibu
g. Hanya leher dan kepala yang tersanggah

Universitas Kristen Krida Wacana


73

13. Pada saat seperti apakah ibu dianjurkan untuk memerah ASI? (boleh pilih lebih
dari satu)
a. Ibu malas menyusui bayi
b. Bayi selalu rewel sehingga ibu hanya memberikan dot/ botol susu
c. Puting sangat lecet
d. Payudara sangat bengkak
e. Bayi untuk sementara tidak dapat minum
f. Pompa setiap 3 jam sebelum dan sesudah menyusui untuk merangsang pengeluaran
ASI

14. Menurut ibu, cara apa saja yang dapat memperbanyak ASI? (boleh pilih lebih dari
satu)
a. Pengurutan payudara
b. Menyusui sesering mungkin
c. Penggunaan bra yang pas
d. Ibu dalam keadaan relaks
e. Hindari pemberian susu formula
f. Hindari penggunaan dot
g. Konsumsi makanan bergizi
h. Minum air putih minimal 3,5L
i. Konsumsi sayur hijau
j. Konsumsi suplemen penambah ASI

15. Makanan apa saja yang dianjurkan untuk memperbanyak produksi ASI? (boleh
pilih lebih dari satu)
a. Daging
b. Telur
c. Produk susu
d. Ikan
e. Jantung pisang

Universitas Kristen Krida Wacana


74

f. Daun katuk
g. Vitamin A,C,D,B12
h. Makanan cepat saji
i. Pepaya muda
j. Bayam

16. Untuk apa saja manfaat vitamin A untuk ibu nifas? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Kekebalan tubuh
b. Mempercepat proses pemulihan ibu setelah melahirkan
c. Mencegah anemia pada ibu karena kehilangan darah saat persalinan
d. Memperbanyak produksi ASI
e. Meningkatkan kekuatan tulang

17. Untuk apa saja manfaat vitamin A untuk bayi? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Kekebalan tubuh
b. Sistem penglihatan
c. Tumbuh kembang
d. Meningkatkan kekuatan tulang

18. Apa saja obat herbal di bawah ini yang dapat melancarkan produksi ASI? (boleh
pilih leih dari satu)
a. Daun jinten (bangun-bangun)
b. Daun katuk
c. Jantung pisang
d. Klabet
e. Daun jeruk
f. Daun pisang

19. Menurut ibu, apa dampaknya kalau MPASI diberikan pada bayi kurang dari 6
bulan? (boleh pilih lebih dari satu)

Universitas Kristen Krida Wacana


75

a. Produksi ASI dapat menurun


b. Bayi kekurangan zat gizi
c. Gangguan pencernaan
d. Alergi terhadap makanan
e. Dapat mengirit dari segi ekonomi
f. Resiko bayi tersedak
g. Infeksi usus
h. Intussusepsi usus

20. Menurut ibu, apa dampaknya kalau tidak menyusui? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Risiko kanker ovarium dan payudara pada ibu
b. Meningkatkan resiko alergi pada bayi
c. Meningkatkan pengeluaran biaya
d. Meningkatkan kemungkinan diare dan infeksi saluran pencernaan bayi
e. Kekebalan tubuh anak tidak maksimal
f. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) pada bayi
g. Kurangnya jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi

Universitas Kristen Krida Wacana


76

Lampiran 3. Validasi Kuisioner

Universitas Kristen Krida Wacana


77

Lampiran 4. Karakteristik Responden


usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-25 tahun 29 32.2 32.2 32.2
26-35 tahun 55 61.1 61.1 93.3
>35 tahun 6 6.7 6.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid bekerja 30 33.3 33.3 33.3
tidak bekerja 60 66.7 66.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
tempat_bekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid dalam rumah 67 74.4 74.4
luar rumah 23 25.6 25.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
lama_bekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-3 jam 11 12.2 12.2 12.2
3-5 jam 11 12.2 12.2 24.4
5-7 jam 39 43.3 43.3 67.8
>7 jam 29 32.2 32.2 100.0
Total 90 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid pendidikan rendah 35 38.9 38.9 38.9
pendidikan sedang 48 53.3 53.3 92.2
pendidikan tinggi 7 7.8 7.8 100.0
Total 90 100.0 100.0

Universitas Kristen Krida Wacana


78

yang_dilakukan_ibu_saat_tidak_bersama_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak melakukan apa-apa 60 66.7 66.7 66.7
pumping 15 16.7 16.7 83.3
susu formula 11 12.2 12.2 95.6
diberi makanan 3 3.3 3.3 98.9
diberi air minum 1 1.1 1.1 100.0
Total 90 100.0 100.0

ekonomi_sosial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid ekonomi rendah 16 17.8 17.8 17.8
ekonomi tinggi 74 82.2 82.2 100.0
Total 90 100.0 100.0

Universitas Kristen Krida Wacana


79

Lampiran 5. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan


tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pengetahuan baik 38 42.2 42.2 42.2
pengetahuan buruk 52 57.8 57.8 100.0
Total 90 100.0 100.0

Lampiran 6. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan


tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pengetahuan baik 79 87.8 87.8 87.8
pengetahuan buruk 11 12.2 12.2 100.0
Total 90 100.0 100.0

Lampiran 7. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Usia


usia * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
usia 17-25 tahun 14 15 29
26-35 tahun 22 33 55
>35 tahun 2 4 6
Total 38 52 90

Lampiran 8. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Usia


usia * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
usia 17-25 tahun 28 1 29
26-35 tahun 48 7 55
>35 tahun 3 3 6
Total 79 11 90

Universitas Kristen Krida Wacana


80

Lampiran 9. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut


Pekerjaan
pekerjaan * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
pekerjaan bekerja 16 14 30
tidak bekerja 22 38 60
Total 38 52 90

Lampiran 10. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut


Pekerjaan
pekerjaan * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
pekerjaan bekerja 26 4 30
tidak bekerja 53 7 60
Total 79 11 90

Lampiran 11. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut tempat


bekerja
tempat_bekerja * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
tempat_bekerja dalam rumah 25 42 67
luar rumah 13 10 23
Total 38 52 90

Universitas Kristen Krida Wacana


81

Lampiran 12. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Tempat


Bekerja
tempat_bekerja * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
tempat_bekerja dalam rumah 59 8 67
luar rumah 20 3 23
Total 79 11 90

Lampiran 13. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Lama


Bekerja
lama_bekerja * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan
Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
lama_bekerja 1-3 jam 1 10 11
3-5 jam 3 8 11
5-7 jam 20 19 39
>7 jam 14 15 29
Total 38 52 90

Universitas Kristen Krida Wacana


82

Lampiran 14. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Lama


Bekerja
lama_bekerja * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan
Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
lama_bekerja 1-3 jam 9 2 11
3-5 jam 9 2 11
5-7 jam 35 4 39
>7 jam 26 3 29
Total 79 11 90

Lampiran 15. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut


Kesempatan Menyusui Anak
kesempatan_menyusui_anak * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
kesempatan_menyusui_ana belum mempunyai anak 8 6 14
k
setiap saat 18 33 51
tidak setiap saat 12 13 25
Total 38 52 90

Lampiran 16. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut


Kesempatan Menyusui Anak
kesempatan_menyusui_anak * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan Crosstabulation

tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
kesempatan_menyusui_anak belum mempunyai anak 14 0 14
setiap saat 45 6 51
tidak setiap saat 20 5 25
Total 79 11 90

Universitas Kristen Krida Wacana


83

Lampiran 17. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Lama


Waktu Tidak Dapat Menyusui Anak
lama_waktu_tidak_dapat_menyusui_anak * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan
Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
lama_waktu_tidak_dapat_m dapat menyusui setiap saat /
26 39 65
enyusui_anak belum punya anak
30 menit 0 1 1
1 jam 0 5 5
2 jam 1 0 1
3 jam 1 1 2
5 jam 1 1 2
6 jam 3 2 5
7 jam 4 1 5
8 jam 1 1 2
12 jam 1 1 2
Total 38 52 90

Lampiran 18. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Lama


Waktu Tidak Dapat Menyusui Anak
lama_waktu_tidak_dapat_menyusui_anak * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan
Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
lama_waktu_tidak_dapat_m dapat menyusui setiap saat /
59 6 65
enyusui_anak belum punya anak
30 menit 0 1 1
1 jam 4 1 5
2 jam 1 0 1
3 jam 1 1 2
5 jam 2 0 2
6 jam 4 1 5
7 jam 5 0 5
8 jam 1 1 2
12 jam 2 0 2
Total 79 11 90

Universitas Kristen Krida Wacana


84

Lampiran 19. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut


Perlakuan Ibu Saat Tidak Bersama Anak untuk ASI
yang_dilakukan_ibu_saat_tidak_bersama_anak * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan
Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
yang_dilakukan_ibu_saat_tid tidak melakukan apa-apa 24 36 60
ak_bersama_anak
pumping 8 7 15
susu formula 5 6 11
diberi makanan 1 2 3
diberi air minum 0 1 1
Total 38 52 90

Lampiran 20. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut


Perlakuan Ibu Saat Tidak Bersama Anak untuk ASI
yang_dilakukan_ibu_saat_tidak_bersama_anak * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan
Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
yang_dilakukan_ibu_saat_tid tidak melakukan apa-apa 55 5 60
ak_bersama_anak
pumping 13 2 15
susu formula 9 2 11
diberi makanan 1 2 3
diberi air minum 1 0 1
Total 79 11 90

Lampiran 21. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut


Pendidikan
pendidikan * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
pendidikan pendidikan rendah 9 26 35
pendidikan sedang 24 24 48
pendidikan tinggi 5 2 7
Total 38 52 90

Universitas Kristen Krida Wacana


85

Lampiran 22. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut


Pendidikan
pendidikan * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
pendidikan pendidikan rendah 31 4 35
pendidikan sedang 43 5 48
pendidikan tinggi 5 2 7
Total 79 11 90

Lampiran 23. Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Menurut Sosial


Ekonomi
ekonomi_sosial * tingkat_pengetahuan_sebelum_penyuluhan
Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_sebelum_pe
nyuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
ekonomi_sosial ekonomi rendah 4 12 16
ekonomi tinggi 34 40 74
Total 38 52 90

Lampiran 24. Gambaran Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan Menurut Sosial


Ekonomi
ekonomi_sosial * tingkat_pengetahuan_setelah_penyuluhan Crosstabulation
tingkat_pengetahuan_setelah_pen
yuluhan
pengetahuan pengetahuan
baik buruk Total
ekonomi_sosial ekonomi rendah 12 4 16
ekonomi tinggi 67 7 74
Total 79 11 90

Universitas Kristen Krida Wacana


86

Universitas Kristen Krida Wacana

Anda mungkin juga menyukai