Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan: 10 LEMBARAN KERJA VIII SKS : 2

Dosen: Dra. Nurliani MATA KULIAH PENDIDIKAN Kode


Manurung, M.Pd. KEWARGANEGARAAN :1MKU47014
Hari/ Tanggal Prodi S1 Pendidikan Fisika Paparan : 10’
Selasa, 30 November 2018 Fakultas MIPA – Unimed Paraf Dosen
Nama Mhs: Nur Azmi Nilai :

Materi: Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Indikator Capaian: Diharapkan mahasiswa mampu terwujudnya menjadi warga negara yang
sadar akan hak dan kewajibannya, cerdas, terampil, dan berkarakter,
sehingga dapat diandalkan untuk membangun bangsa dan negara
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 sesuai dengan
bidang keilmuan dan profesinya.

Soal:
1. Jelaskan pentingnya wilayah sebagai ruang hidup Bangsa ?
2. Jelaskan konsepsi wawasan Nusantara sebagai pandangan geopolitik bangsa Indonesia ?
3. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip wawasan Nusantara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ?
4. Berikan contoh implementasi wawasan Nusantara di era global ?
5. Jelaskan apakah tantangan implementasi wawasan Nusantara di era global ?

Jawaban:

1. Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, setelah membangsa orang
menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara, selanjutnya pengertian negara tidak hanya
wilayah tempat tinggal, namun diartikan lebih luas. Karena orang dan tempat tinggal
tidak dapat dipisahkan, perebutan ruang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar
antar manusia hingga kini. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya bangsa harus
mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional.
2. Konsep Geopolitik, sesungguhnya adalah merupakan ilmu penyelenggaraan negara yang
setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalahmasalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa. Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus
kelemahan.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan
Kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdeklaan. Bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
3. Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, misalnya munculnya kebijakan otonomi
daerah disinyalir oleh banyak kalangan semakin meningkatkan semangat kedaerahan.
Kebijakan ini juga mengusik ikatan emosional antar warga Bangsa yang dulunya merasa
senasib dan sepenanggungan sebagai satu Bangsa Indonesia. Namun pada saat
pemberlakuan otonomi daerah saat ini sepertinya ikatan rasa kebangsaan sudah hampir
punah.
Dalam tingkat nasional, kita juga melihat terdapat praktek penyelenggaraan Negara yang
mengalami kemunduran, misalnya dengan dicabutnya ketetapan MPR No. II/MPR/1989,
tentang GBHN terutama pada Sub Ayat E tentang Wawasan Nusantara. Telah menjadi
penanda buruk bahwa usaha untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di segala Bidang
Kehidupan Nasional tidak lagi menjadi rambu-rambu penuntun dalam melangsungan
kehidupan Bangsa dan Negara demi mencapai citacita dan tujuan Nasinal sebagai mana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
4. Adapun contoh implementasi wawasan Nusantara di era global yaitu :
a) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan sumber daya
alam yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.
b) Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan Negara di berbagai bidang
tampak pada berbagai proyekpembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
transportasi.
c) Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa
Indonesia yang Bhineka Tungga Ika tetap merasa sebangsa dan setanah air, senasib
sepenanggunan dengan asas pancasila.
d) Penerapan Wawasan Nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada
kesiapan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui Sistem Pertahan keamanan Rakyat
semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.
5. Adapun tantangan implementasi wawasan Nusantara di era global yaitu :
 Budaya asing. Budaya asing dapat menjadi tantangan wawasan nusantara karena
banyak yang tidak sesuai dengan prinsip pancasila dan UUD 1945, contohnya adalah
paham kapitalisme dan tata krama dalam berbagai hal.
 Teknologi. Selain dapat digunakan sebagai cara implementasi, teknologi juga dapat
menjadi tantangan, mengapa ? karena banyak orang yang tidak bertanggung jawab
memanfaatkan nya untuk memecah belah bangsa seperti melalui sosial media,
hasutan melalui web / blog. Hingga menyebarkan informasi fitnah. Selain itu
teknologi juga di gunakan untuk melakukan penipuan yang dapat merugikan orang
lain.
 Masyarakat / golongan yang memiliki paham fanatik. ada banyak masyarakat yang
memiliki cara pandang SALAH seperti terlalu fanatik terhadap agama, golongan, dan
ras. Kadang mereka memaksakan khendak mereka ke orang lain dan pada akhirnya
dapat berdampak pada perang saudara.
 Pemerintah. Pemerintah adalah ujung tombak dalam menciptakan dalam peran
mencapai wawasan nusantara. Peraturan pemerintah dan aparat yang korupsi adalah
tantangan nyata dalam mencapai implementasi wawasan nusantara.

DAFTAR PUSTAKA

Gandama, Apiek. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan : Unimed Press.

H, Acmat (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai