Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN TN.

JHD HIV – AIDS


DI RUANG TROPIK LAKI RSDS SURABAYA

KASUS
Klien datang ke RS pada tanggal 5 Desember 2001 pukul 09.00 WIB dengan
keluhan mencret sejak 1 bulan yang lalu, saat malam malam berkeringat dingin dan
kadang demam serta tubuh terasa lemah. Diare dirasakan memberat saat klien banyak
bergerak. Setelah dikaji, klien adalah pecandu putaw sejak 12 tahun yang lalu dan suka
melakukan seks bebas. TTV: T 110/70 mmHg; N 120 x/menit; S 38,5 0C; RR 22
X/menit.

I. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien.
Nama : Tn. JHD (Laki-laki, 37 tahun).
Suku/bangsa : Banten/Indonesia.
Agama : Kristen Katholik
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan/pekerjaan : STBA Makasar
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat : Jl. Makam Peneleh Surabaya

b. Keluhan utama
Diare tak terkontrol tanpa merasakan sakit perut penyebab tidak diketahui.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien datang ke RS pada tanggal 5 Desember 2001 pukul 09.00 WIB dengan keluhan
mencret sejak 1 bulan yang lalu, malam keringat dingin dan kadang demam serta tubuh
terasa lemah. Diare dirasakan memberat saat klien banyak bergerak.

10
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien sebelumnya tidak pernah sakit serius kecuali batuk dan pilek.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Kedua orang tua sudah meninggal, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama atau PMS. Tidak ada penyakit bawaan dalam keluarga klien.

f. ADL
Aktivitas sehari-hari Pre-masuk rumah sakit Di rumah sakit
Nutrisi
1. Makan Pola makan tidak teratur, Pola makan 3 kali/hari
tetapi tidak ada napsu bubur, namun tidak ada
makan, terutama jika sudah napsu makan, nyeri saat
2. memakai obat. menelan, makan hanya 1/2
porsi.
Minum Minum air putih dengan Minum air putih 2-3 gelas
jumlah tidak tentu kadang dan teh hangat 2-3 gelas.
minuman keras.
Eliminasi Mencret 5 X/hari,, seperti Mencret dengan frekuensi
lendir, tidak bercampur 5-7 X/hari, encer, tidak ada
darah dan berbau. BAK 2 X isi tanpa diikuti sakit perut
hari dan tidak ada kelainan. dan BAK 2 X/hari serta
tidak ada kelainan.
Istirahat dan tidur Pasien tidak bisa istirahat Pasien istirahat di tempat
dan tidur karena terus keluar tidur saja. Pasien tidak bisa
memcret serta perasaan istirahat dan tidur karena
tidak menentu akibat tidak terus keluar mencret serta
dapat putaw sejak 20 hari. perasaan tidak menentu

11
akibat tidak dapat putaw
sejak 20 hari.
Aktivitas Pasien sebagai guide Pasien mengatakan tidak
freelance sejak sebulan tidak bisa melakukan aktivitasnya
bekerja. karena lemah, merasa tidak
berdaya dan cepat lelah.
Pasien partial care.
Kebersihan diri Jarang dilakukan. Mandi dibantu petugas, dan
menggosok gigi dilakukan
di tempat tidur. Hambatan
dalam melakukan
kebersihan diri adalah
lemah .

g. Psikososial.
- Psikologi
Pasien belum tahu penyakit yang dialaminya, klien hanya merasa ditelantarkan
oleh teman dan keluarganya. Klien punya kaka di Bandung, tetapi sejak lama
tidak berkomunikasi.Klien tidak percaya dengan kondisinya sekarang.
Mekanisme koping pasrah. Klien ingin diperlakukan manusiawi. Klien pada
tanggal 14-1-2002 bermaksud melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan diri
dari lantai II akibat merasa tidak berguna lagi.
- Sosial
Sejak 12 tahun sudah berkomunikasi dengan keluarga sejak ayah dan ibunya
meninggal, teman-temanya sebagian pemakai putaw yang sekarang entah
dimana.
- Spiritual
Pada waktu sehat sangat jarang ke Gereja. Klien minta didampingi Pastur Jelanti
dari Menara Kathedral Surabaya.

12
h. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : pasien nampak sakit berat, lemah kurus dan pucat.
Kesadaran kompos mentis
GCS : 4-5-6
TTV: T 110/70 mmHg; N 120 x/menit; S 38,5 0C; RR 22 X/menit.

i. Head to toe :
1. Kepala. Bentuk bulat, dan ukuran normal, kulit kepala nampak kotor dan
berbau.
2. Rambut. Rambut ikal, nampak kurang bersih.
3. Mata (penglihatan). Ketajaman penglihatan dapat melihat, konjungtiva
anemis, refleks cahaya mata baik, tidak menggunakan alat bantu kacamata.
4. Hidung (penciuman). Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum,
epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa dan polip. Fungsi penciuman
normal.
5. Telinga (pendengaran). Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe,
peradangan, pemakaian alat bantu, semuanya tidak ditemukan pada pasien.
Ketajaman pendengaran dan fungsi pendengaran normal.
6. Mulut dan gigi. Ada bau mulut, perdarahan dan peradangan tidak ada, ada
karang gigi/karies. Lidah bercak-bercak putih dan tidak hiperemik serta tidak
ada peradangan pada faring.
7. Leher. Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena
jugularis tidak meningkat, dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
8. Thoraks. Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi
paru normal. Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
9. Abdomen. Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar,
ada nyeri tekan, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
10. Repoduksi: Penis normal, lesi tidak adai.

13
11. Ekstremitas Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi
cepat lelah. Ektremitas atas kanan terdapat tatoo dan pada tangan kiri tampak
tanda bekas suntikan.
12. Integumen Kulit keriput, pucat, akral hangat.

j. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium (Tanggal 10-1 2002)
Hb : 8,7 gr/dl
Leukosit : 8800/mm3
Trombosit : 208 jt/L
PCV(hematocrit): 0,25
- Terapi:
Diet TKTP
RL 14 X/mnt
Cotimoxazol : 2 X II tab
Corosorb : 3 X 1 tab
Valium : 3 X 1 tab

k. Analisa data
Data Etiologi Masalah
DS: HIV menginfeksi sistem Intoleransi
Pasien mengatakan lemah, cepat lelah, neurologi menyebabkan aktivitas.
bila melaukan aktivitas, terbatas. kriptococus dan
DO: menyerang meningen
Keadaan umum lemah, pucat, ADL sehingga menyebabkan
sebagian dibantu, pasien partial care. kelemahan fisik.
DS: HIV menginfeksi sistem Gangguan
Pasien mengatakan tidak ada nafsu neurologi menyebabkan Nutrisi kurang
makan, saat menelan sakit, kriptococus dan dari normal.
mengatakan tidak bisa menghabiskan menyerang meningen
porsi yang disiapkan. sehingga menyebabkan
DO: gejala pusing mual
Lemah, 4 hari tidak makan, mulut muntah.
kotor, lemah, holitosis, lidah ada

14
bercak-bercak keputihan, Hb 8,7g/dl,
pucat, konjungtiva anemis.
DS: HIV menginfeksi sistem Kekurangan
Pasien mengatakan diare sejak 1 bulan Gastrointestinal dan volume cairan.
yang lalu, mengatakan menceret 5-7 menyebabkan
kali/hari, kadang demam dan keringat peningkatan peristaltik
pada malam hari, minum 2-3 usus sehingga terjadi
gelas/hari. diare yang tak
DO: terkontrol.
Turgor masih baik, inkontinensia alvi,
BAB encer, membran mukosa kering,
bising usus meningkat 20 X/menit

DS: HIV menginfeksi sistem Hipertermi.


Pasien mengatakan demam. respirasi sehingga
DO: menyebabkan
Nadi 120 X/menit, RR 22 X/menit, penurunan kekebalan
TD 110/70 mmHg, suhu 37oC, tubuh yang
memudahkan infeksi
virus TB dan penyakit
PCP.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
pucat dan aktivitas sebagian dibantu keluarga.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual muntah ditandai
dengan pucat dan frekuensi muntah 4x sehari.
3. Kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan peristaltic usus
ditandai dengan diare yang terus menerus.
4. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus PCP ditandai dengan suhu
tubuh klien meningkat.

15
III. INTERVENSI

Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan criteria
Keperawatan Intervensi Rasional
hasil
Gangguan nutrisi kurang Setelah 1-4 hari - Monitor kemampuan - Mengetahui jenis makanan yang lebih
dari kebutuhan tubuh perawatan pasien: mengunyah dan cocok
berhubungan dengan - mempunyai intake menelan.
intake yang inadekuat. kalori dan protein yang - Monitor intake dan - Untuk membandingkan kebutuhan
adekuat untuk ouput. dengan suplai sehingga diharapkan
memenuhi kebutuhan tidak terjadi kurang nutrisi
metaboliknya. - Anjurkan oral hygiene - Untuk mengurangi kotoran dalam
Kriteria: sebelum makan. mulut yang dapat menurunkan nafsu
- Pasien makan TKTP, makan.
serum albumin dan - Anjurkan untuk beri - Untuk mengatasi penurunan keluhan
protein dalam batas makanan ringan sedikit makan
normal tapi sering.
- Menghabiskan porsi
yang disiapkan, tidak
nyeri saat menelan,
mulut bersih.
Kekurangan cairan tubuh Keseimbangan cairan - Monitor tanda-tanda - Volume cairan deplesi merupakan
berhubungan dengan dan elektrolit di dehidrasi. komplikasi dan dapat dikoreksi.
diare. pertahankan dengan - Monitor intake dan - Melihat kebutuhan cairan yang
kriteria: ouput masuk dan keluar.
- Intake seimbang - Anjurkan untuk minum - Sebagai kompensasi akibat
output peroral. peningkatan output.
- Turgor normal - Atur pemberian infus - Memenuhi kebutuhan intake yang
- Membran mukosa dan eletrolit : RL 20 peroral yang tidak terpenuhi.
lembab tetes/menit.

16
- Kadar urine normal - Kolaborasi pemberian - Mencegah kehilangan cairan tubuh
- Tidak diare setealh 5 antidiare antimikroba lewat diare (BAB).
hari perawatan.
Intoleransi aktivitas Pada saat akan pulang - Monitor respon - Respon bervariasi dari hari ke hari.
berhubungan dengan pasien: fisiologis terhadap
kelemahan. - Mampu berpartisipasi aktivitas.
dalam kegiatan. - Berikan bantuan - Mengurangi kebutuhan energy.
Kriteria: perawatan yang pasien
- Bebas dyspnea dan sendiri tidak mampu
takikardi selama - Jadwalkan perawatan - Ekstra istirahat perlu jika karena
aktivitas. pasien sehingga tidak meningkatkan kebutuhan metabolic.
mengganggu istirahat.
Resiko tinggi infeksi Pasien akan bebas - Monitor tanda-tanda - Untuk pengobatan dini.
berhubungan dengan infeksi oportunistik dan infeksi baru.
imunokompromise, komplikasinya. - Gunakan teknik aseptik - Mencegah pasien terpapar oleh kuman
malnutrisi dan pola hidup Kriteria: pada setiap tindakan patogen yang diperoleh di rumah sakit.
yang beresiko. - Tak ada tanda-tanda invasive. Cuci tangan
infeksi baru sebelum meberikan
- Lab tidak ada infeksi tindakan. - Mencegah bertambahnya infeksi.
oportunis - Anjur kan pasien
- Tanda vital dalam metoda mencegah
batas normal terpapar terhadap
- Tidak ada luka atau lingkungan yang
eksudat. patogen. - Meyakinkan diagnosis akurat dan
- Kumpul kan spesimen pengobatan.
untuk tes lab sesuai
order. - Mempertahankan kadar darah yang
- Atur pemberian terapeutik
antiinfeksi sesuai order

17
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal
Dx. Implementasi Evaluasi keperawatan
(jam)
1. Kamis - Mengkaji kemampuan mengunyah dan Jam 13.00
6/12/2001 menelan. S : mengatakan makan hanya 3 sendok, tidak ada
J. 10.00 - Menganjurkan untuk gosok gigi sebelum napsu makan, menelan sakit
makan.. O: lemah, lidah bercak keputihan, anoreksia,
- Menganjurkan untuk makan makanan pucat, konjungitva anemis
ringan seperti biskuit atau roti. A : masalah belum teratasi
- Menganjurkan untuk menggunakan P: tindakan keperawatan dipertahankan
kumur betadin
2. Kamis - Mengkaji tanda-tanda dehidrasi. Jam 13.00
6/12/2001 - Memonitor intake dan ouput S : mengatakan minum hanya 4 sendok, mencret 3
J. 10.30 - Mengannjurkan untuk minum peroral kali
sesuai kemampuan pasien. O: perut kembung, diare, encer, turogor menurun,
- Mengatur pemberian infus RL 20 membran mukosa keirng.
tetes/menit. A : masalah belum teratasi
- Menyiapkan obat Cotriomiksasol dan P: tindakan keperawatan dipertahankan
hidrase untuk diminum
3. Kamis Memonitor respon terhadap aktivitas : Jam 16.00
6/12/2001 tidak mampu bangun, terpasang infus, S : mengatakan lemah.
J. 11.00 nyeri, meringis O: terpasang infus, bed rest, lemah, pucat, ADL
dibantu
A : masalah belum teratasi

18
P: tindakan keperawatan dipertahankan

4. Kamis - Menganjurkan isteri pasien untuk Jam 20.00


6/12/2001 mempertahankan metode mencegah S : keluarga mengatakan mngerti universal
J. 11.30 transmisi HIV. precaution
- Menggunakan darah dan cairan tubuh O: T 130/80 mmHg, N 100 X/menit, RR 12
precaution (universal precaution) bila X/menit, perawat menggunakan masker,
merawat pasien dengan menggunakan menggukan tisue.
masker. A : keluarga pasien dan perawat memperhatikan
universal precaution
P: tindakan keperawatan dipertahankan

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi virus HIV.
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan
dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah,
jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau
menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
rimer akut yang lamanya 1 – 2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan
disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam,
keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit,
limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.Dan disaat fase infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama
penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum
adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu
protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus,
mikrobakterial, atipikal. Pencegahan AIDS dilakukan dengan prinsip ABCDE,
Voluntary Conseling Testing (VCT) dan Universal Precautions (UPI).
Pemeriksaan diagnostic dengan melakukan anamnesi, menelusuri perilaku penderita,
dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker
terkait, pemeriksaan diagnostic pasien hiv aids harus melakukan pemeriksaan
penunjang untuk mencari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan
Rontgen.

10

Anda mungkin juga menyukai