Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TB PARU

1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 11 Januari 1985
Umur : 35 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jalan Anggrek No. 50
Sumber biaya : BPJS
Diagnosis medis : TB paru

b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Pasien mengeluh sesak nafas
Keluhan lainnya : Pasien merasa badan lemas.
Riwayat penyakit sekarang : Pasien masuk rumah sakit dengan kondisi badan
lemah dan merasa sesak nafas. Pasien mengatakan
bahwa 3 hari sebelum masuk rumah sakit sesak
nafasnya bertambah, susah mengeluarkan dahak,
batuk berdahak berwarna kuning, dan mengalami
penurunan nafsu makan karena merasa mual saat
makan.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit
selama ±2 minggu dengan penyakit yang sama 10
bulan yang lalu. Pasien pernah minum OAT
selama 4 bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien
dengan alasan batuk sudah tidak muncul dan
pasien merasa mual setelah meminum OAT.
Pasien juga sudah lama tidak berobat ke
pusksmas/rumah sakit.
Riwayat penyakit keluarga : Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
c. Pola Aktivitas
Pola makan dan minum
Frekuensi makan : 2 kali/hari
Jumlah : sekitar 2-4 sendok
Jenis makanan : Nasi dan lauk pauk
Nafsu makan : Tidak baik atau menurun
Alergi : Tidak ada
Mual muntah : Mual saat makan
Frekuensi minum : 5-8 gelas/ hari
Jenis minuman : Air mineral
Kesulitan : Sakit saat menelan makanan
Istirahat/tidur
Waktu : Malam hari
Lama : 6-8 jam
Kesulitan : Mengeluh sesak nafas
Aktifitas dan kegitan
 Pasien bekerja
 Pasien melakukan aktifitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian,
secara mandiri
Pola eliminasi
Frekuensi BAB : 2-3 kali/minggu
Konsistensi feses : Sedikit lembek berwarna kekuningan
Frekuensi BAK : 2-3 kali/ hari
Konsistensi urin : Cair dan berwarna kuning
Kesulitan : Tidak ada
Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Gosok gigi : 2 kali/ hari dan setelah makan
Cuci rambut : 3 kali/minggu
Potong kuku : 1 kali/minggu
Ketergantungan
Merokok : Tidak
Obat-obatan : Tidak
Alkohol : Tidak

d. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 77 kali/menit
RR : 27 kali/menit
TB : 162 cm
BB : 49 kg
BMI : 18.7
Suhu : 36.5 ℃
Head to toe
Kepala : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
benjolan
Rambut : pertumbuhan rambut merata, kulit rambut bersih,
tidak ada ketombe, tekstur rambut tidak kasar,
tidak rontok, tidak berbau
Wajah : bentuk wajah oval, tidak ada kelainan pada wajah,
struktur wajah simetris
Mata : mata bersih tidak ada kotoran yang melekat,
konjungtiva berwarna merah kemudaan, sklera
putih, tidak menggunakan alat bantu penglihatan,
penglihatan normal
Hidung : struktur hidung simetris, kebersihan hidung
tampak bersih, tidak terdapat polip atau
peradangan, penciuman normal
Telinga : simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak ada
serumen, tidak ada pembengkakan, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
Mulut dan gigi : Mulut tampak bersih, mukosa sedikit kering, sulit
menelan makanan, tidak ada peradangan pada
mulut dan gusi, jumlah gigi tidak lengkap 30 gigi
Leher : tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada keterbatasan
gerak leher
Dada
 Inspeksi : keadaan dada normal, simetris kanan kiri, R =
27x/menit
 Palpasi : taktil premitus teraba, gerakan dada normal
seimbang antara bagian kanan dan kiri
 Perkusi : bunyi resonan
 Auskultasi : terdapat suara tambahan rochi pada bagian apeks
Jantung
 Inspeksi : Simetris kanan kiri, iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : iktus kordis teraba, tidak ada nyeri tekan,
 Perkusi : batas jantung tidak mengalami pergeseran
 Auskultasi : terdengar S1 dan S2
Abdomen
 Inspeksi : struktur abdomen simetris, tidak ada pembesaran
hati limfa, tidak ada bekas luk, dinding abdomen
datar
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : peristaltik usus normal (13x/menit)
Genetalia : tidak kelainan, BAK dan BAB secara mandiri
Ekstremitas : mampu menggerakka semua bagian tubuh, akral
dingin

2. ANALISIS DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Ds : Pasien merasa sesak nafas dan Proses infeksi Bersihan jalan napas
batuk berdahak tidak efektif

Do :
 RR : 27x/menit
 Pasien tampak susah
mengeluarkan dahak
 Terdengar bunyi ronki pada
bagian apeks paru
2. Ds : Ketidakmampuan Risiko defisit nutrisi
 Pasien merasa lemas menelan makanan
 Pasien mengatakan nafsu
makan menurun
 Pasien merasa mual saat
makan
Do :
 Pasien makan 2x/hari dengan
2-4 sendok
 Bising usus normal
13x/menit
 Membran mukosa sedikit
kering
 BMI : 18.7 (normal)
 Pasien sulit menelan
makanan
3. Ds : Pasien merasa mual saat minum Kurang terpapar Defisit pengetahuan
OAT dulu informasi
Do :
 Pasien menghentikan minum
OAT karena mual saat
mengkonsumsinya
 Pasien menghentikan minum
OAT karena batuknya sudah
tidak muncul

3. PERENCANAAN
No. Diagnosis SLKI SIKI
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan intervensi Manajemen jalan napas
napas tidak efektif keperawatan 1x24 jam maka  Monitor pola napas
b.d proses infeksi bersihan jalan napas  Monitor bunyi napas
d.d batuk tidak meningkat dengan kriteria  Monitor sputum
efektif, tidak hasil :  Posisikan semi-fowlerr
mampu batuk,  Batuk efektif atau fowler
terdengar bunyi meningkat (5)  Berikan minum hangat
ronki, sputum  Produksi sputum  Lakukan fisioterapi dada
berlebih, dispnea, menurun (5)
 Ajarkan teknik batuk
frekuensi napas  Dispnea menurun (5) efektif
berubah.  Frekuensi napas  Kolaborasi pemberian
membaik (5) ekspektoran
 Berikan oksigen, jika perlu
Fisioterapi dada
 Jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi dada
 Gunakan bantal untuk
membantu pengaturan
posisi
 Lakukan perkusi dengan
posisi telapak tangan
ditangkupkan selama 3-5
menit
 Lakukan vibrasi dengan
posisi telapak tangan rata
bersamaan ekspirasi
melalui mulut
Latihan batuk efektif
 Identifikasi kemampuan
batuk
 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
 Anjurkan tarik napas dalam
hingga 3 kali
 Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yang ke-3
2. Risiko defisit Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
nutrisi d.d keperawatan 1x24 jam maka  Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan status nutrisi membaik  Identifikasi kebutuhan
menelan makanan dengan kriteria hasil : kalori dan jenis nutrien
 Porsi makanan yang  Monitor asupan makanan
dihabiskan  Monitor berat badan
meningkat (5)  Sajikan makanan secara
 Kekuatan otot menarik dan suhu sesuai
menelan meningkat  Berikan makanan tinggi
(5) kalori dan tinggi protein
 Frekuensi makan  Anjurkan diet yang
membaik (5) diprogramkan
 Nafsu makan Terapi Menelan
membaik (5)  Posisikan duduk
 Membran mukosa  Berikan perawatan mulut
membaik (5)  Anjurkan membuka dan
Setelah dilakukan intervensi menutup mulut saat
keperawatan 1x24 jam maka memberikan makanan
status menelan membaik
dengan kriteria hasil :
 Mempertahankan
makanan di mulut
meningkat (5)
 Usaha menelan
meningkat (5)

4. IMPLEMENTASI
No. Masalah Jam Implementasi
1. Bersihan jalan 08.00 1. Memonitor pola napas, bunyi napas, sputum
napas tidak 08.15 2. Memberikan oksigen
efektif 3. Memberikan minuman hangat
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat ekspektoran
5. Menganjurkan posisi semi fowler
08.45 6. Melakukan fisioterapi dada pada pasien selama 15
menit masing-masing pada bagian dada kanan dan
kiri
09.15 7. Mengajarkan pasien untuk batuk efektif untuk
mengeluarkan dahak
8. Memonitor sputum
2. Risiko defisit 08.00 1. Mengidentifikasi status nutrisi dan kebutuhan
nutrisi kalori pasien
09.30 2. Menganjurkan diet yang diprogramkan
3. Memposisikan pasien duduk
4. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu
sesuai
5. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
6. Menganjurkan membuka dan menutup mulut saat
memberikan makanan
7. Memberikan perawatan mulut
13.00 8. Memonitor asupan makanan

4. EVALUASI
No. Masalah Jam Evaluasi
1. Bersihan jalan 16.00 S : pasien mengatakan masih merasa sesak, masih
napas tidak sulit mengeluarkan sputum
efektif O:
 frekuensi napas 25x/menit
 masih terdengar bunyi ronkhi
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1-8
2. Risiko defisit 13.00 S : pasien mengatakan masih sedikit lemas, menelan
nutrisi makanan cukup membaik, nafsu makannya cukup
membaik, masih merasa sedikit mual saat makan
O:
 porsi makan dihabiskan cukup meningkat 3-5
sendok
 mukosa membaik
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervesi 1-8

5. EVIDENCE BASED PRACTICE


Judul PENGARUH LATIHAN BATUK EFEKTIF TERHADAP FREKUENSI
PERNAFASAN PASIEN TB PARU DI INSTALASI RAWAT INAP
PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG TAHUN
2013
Penulis Sasono Mardiono
Tahun 2013
Jurnal Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No. 2
Metode Quasi Experiment dengan pendekatan One group Pretest-Postest design
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh latihan batuk efektif terhadap frekuensi pernafasan
pasien TB paru di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang tahun 2013.
Hasil Hasil penelitian ini adalah rata-rata frekuensi pernafasan sebelum melakukan batuk
efektif yaitu 23,37 kali per menit dengan standar deviasi 6,45 nilai minimum 8 dan
maksimum 31, rata-rata frekuensi pernafasan sesudah melakukan batuk efektif yaitu
19,81 kali per menit dengan standar deviasi 4,17, nilai minimum 10 dan maksimum
25, ada perbedaan signifikan antara frekuensi pernafasan sebelum dan sesudah
tindakan latihan batuk efektif (p value = 0.000)
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyimpulkan bahwa latihan batuk
efektif terbukti dapat mempengaruhi frekuensi pernafasan pasien TB paru.

Judul PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FLOWER TERHADAP


RESPIRATORY RATE PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG
FLAMBOYAN RSUD SOEWONDO KENDAL
Penulis Dwi Nur Aini, Arifianto, Sapitri
Tahun 2018
Jurnal Jurnal Ners Widya Husada Semarang, 3(2)
Metode Quasi Eksperimental dengan pendekatan One group Pretest-Postest design. Teknik
sampling dengan accidental, sampel sejumlah 22 responden. Pengambilan data
menggunakan lembar observasi kemudian diolah kedalam uji statistic Wilcoxon
Signed Ranks Test.
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh latihan batuk efektif terhadap frekuensi pernafasan
pasien TB paru di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang tahun 2013.
Hasil Berdasarkan hasil analisis diperoleh data dari 22 responden penelitian, terdapat 12
responden dengan hasil respiratory rate posttest lebih kecil dari pretest, 7 responden
tetap, 3 responden mempunyai respiratory rate yang lebih tinggi dari pretest. Hasil
menggunakan uji Wilxocon signed Rank Test diperoleh nilai p-value sebesar 0,020 <
nilai ά 0,05, sehingga H0 ditolak.
Kesimpulan Ada pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap respiratory rate pada pasien
tuberkolosis paru di ruang Flamboyan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal

Judul PENGARUH FISIOTERAPI DADA TERHDAP BERSIHAN JALAN NAFAS


PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG RAWAT INAP
PARU RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2014
Penulis Kartika Sandra
Tahun 2014
Jurnal Doctoral dissertation, Stikes Perintis Padang
Metode Quasi Experiment dengan teknik One group Pretest-Postest design
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh fisioterai dada
terhadap bersihan jalan nafas pasien dengan tuberkulosis paru di ruang rawat inap
paru RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2014.
Hasil Hasil uji statistik bersihan jalan nafas responden sebelum dilakukan fisioterapi dada
adalah 2,69 sedangkan bersihan jalan nafas responden sesudah dilakukan fisioterapi
dada adalah 6,62 dan didapatkan p value ≤ α (0,000 ≤ 0,05)
Kesimpulan Ada pengaruh fisioterapi dada terhadap bersihan jalan nafas pasien dengan
tuberculosis paru di ruang rawat inap paru RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2014.

Judul HUBUNGAN ASUPAN ENERGI PROTEIN DAN KEPATUHAN MINUM


OBAT DENGAN STATUS GIZI PASIEN TB PARU DI KLINIK DOTS
RSUD.DR.R.SOEPRAPTO CEPU
Penulis Sri Sulistyowati, Yuniarti, Ir. Enik Sulistyowati
Tahun 2016
Jurnal Jurnal Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional.
Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan metode recall 3x24 jam pada 70
pasien dengan TB paru di klinik DOTS sebagai subyek penelitian
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dari kepatuhan gizi dan asupan
obat dengan status gizi pasien TB paru, karena berdasarkan survey pendahuluan pada
10 pasien dengan TB Paru di klinik DOTS RSUD. Dr. R. Soeprapto Cepu memiliki
status malnutrisi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 16,075 kg/m2.
Hasil Hasil analisis dengan uji chi-square antara asupan energi, asupan protein, dan
kepatuhan obat dengan status gizi menunjukkan nilai p < 0,05 sehingga terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel.
Kesimpulan Ada hubungan antara asupan protein energi dan kepatuhan obat dengan status gizi
pasien TB paru.

Anda mungkin juga menyukai