Anda di halaman 1dari 2

Notulen Coaching Clinic

Hari / Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019


Pukul : 09.10 - 12.40
Tempat : Ruang Rapat Direktorat Kinerja Aparatur Sipil Negara
Kegiatan : Coaching Clinic mengenai Penilaian Prestasi Kerja PNS
Peserta : Bapak J.Irawan Darmanto, Ibu Arie Widyawati, Bapak Trias Purnomo,Tim Kabupaten
Klaten, Tim Kab. Madiun
Hasil :
1. Couching Clinic dibuka oleh Bapak Wirawan selaku Kasubit Penyusunan Sistem Penilaian
Kinerja dan Standar Kinerja Jabatan Pegawai ASN. Penilaia Prestasi Kerja PNS diatur
dalam PP 46 tahun 2011. Bobot SKP terdiri dari 60% dan perilaku kerja 40%. Untuk
penilaian perilaku kerja masih dalam proses revisi, dimana nantinya penilaian perilaku
dinilai pada 6 aspek. Penilaian perilaku akan 360 derajat dimana semua peers akan ikut
menilai, seperti atasan, rekan kerja dan bawahan.
2. Maksud kedatangan Tim Klaten untuk belajar secara mendalam bagaimana menyusun SKP
dan bagaimana menggunakan E-Kinerja dan tahapannya.
3. Maksud kedatangan Tim Madiun untuk mempelajari masalah yang terjadi dalam mengisi
E-Lapkin dan belajar begaimana pelaporan E-Lapkin.
4. Aplikasi kinerja yang dipakai BKN untuk melihat capaian kinerja adalah E-Lapkin dan
telah terdaftar di HAKI. Aplikasi ini adalah aplikasi berbagi pakai, dimana diberikan secara
gratis bagi yang ingin mengaplikasikannya. Untuk mengumpulkan prestasi kerja instansi,
E-Lapkin mempermudah untuk mendapatkan laporan dari seluruh daerah.
5. Penjelasan dari Ibu Arie E-Lapkin dapat diakses di e-lapkin-asn.bkn.go.id. Template bisa
di download di E-Lapkin. Pada pengisian kolom NIP, tidak boleh ada spasi dan tanda kutip.
Kolom Jabatan dan unit kerja ditulis dalam bentuk teks. Penulisan nilai ditulis dalam angka,
apabila penilaian dalam bentuk decimal, tanda koma diganti tanda titik. Penilaian aspek
perilaku ditulis dalam nilai murni. Apabila tidak menjabat di instansi, nilai kolom
kepemimpinan diisi angka 0 (nol). Semua kolom penilaian harus diisi lengkap. Pemberian
template bisa disebar kepada setiap OPD dan diupload oleh pemegang user yang
berwenang di instansi. Template terdapat di menu Import Prestasi. Tidak ada pembatasan
banyaknya data yang bisa diupload. Sistem akan menolak apabila NIP ditulis dengan spasi
atau tanda kutip.
6. Saat ini E-Lapkin terpisah dari SKPK, namun kedepannya diharapkan E-Lapkin bisa
terintegrasi langsung dengan SKPK. Diharapkan kedepannya pelaporan sudah paperless.
7. Masukan dari Tim Madiun, User tidak hanya dipegang satu orang namun dapat dibagikan
kepada pihak yang berwenang. Karena hal tersebut bisa mengefisiensikan waktu untuk
mengupload, disamping system juga masih kurang dipahami.
8. Penjabaran tentang SKP (aspek dala penyusunan SKP, bahan penyusunan SKP, Tata Cara
penyusunan SKP, dll) oleh Ibu Arie.
9. SKP harus ada output dan memiliki serapan anggaran. SKP baik bila efisiensi serapan dana
maksimal 24%.
10. Punishment terkait penilaian kinerja, apabila SKP hanya tercapai dari 25% sampai 50%,
PNS akan dikenakan hukuman sedang. Apabila SKP hanya tercapai kurang dari 25% maka
PNS akan dikenakan hukuman berat.
11. Penjelasan oleh Bapak Trias mengenai Tahapan E-Kinerja ASN.
12. E-Kinerja terdiri dari empat level, yaitu Level I, Level II, Level III dan Level IV. Level I
merupakan tahap membiasakan (mudah/user friendly). Pada tahun 2017, Level II
diberlakukan berdasarkan perka 12 tahun 2016. Pada Level II PNS sudah dapat memilah
mana yang menjadi tugas jabatan dan yang tidak, SKP tahunan sudah dapat diinput. Level
III merupakan level dimana SKP sudah mulai dapat di breakdown. Dan yang terakhir Level
IV, dimana aplikasi ini sudah mulai masuk penilaian perilaku 360 derajat.
13. Aplikasi ini diberikan gratis dan bagi Instansi yang ingin mengadopsi aplikasi E-Kinerja
ini tidak perlu MOU.

Anda mungkin juga menyukai