Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ISLAM – IMAN – IHSAN

A. Pengertian Islam

Ada dua sisi yang dapat kita gunakan unuk memahami pengertian agama
Islam, yaitu sisi kebhasaan dan dari sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian
tentang Islam ini dapat dijelaskan sebagai berikut,

Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata selanjutnya diubah
menjadi aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.1

Senada dengan pendapat diatas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal
dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal
kata itu dibentuk aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat dan
sentosa, dan berarti pula menyerahkandiri, tunduk patuh dan taat. Kata aslama
yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti terkandung dalam arti
pokoknya. Oleh sebab itu berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang
muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan
diri dengan patuh kepada Allah Swt. Orang tersebut selanjutnya dijamin
keselamatannya di dunia dan akhirat.2 Dari pengertian kebahasan ini kata Islam
dekat dengan arti kata agama yang berarti ketundukan, patuh, hutang, balasan,
dan kebiasaan.3 Senada dengan itu Nurholis Majid berpendapat bahwa sikap
pasrah kepada Allah adalah merupakan hakikat dari pengertian Islam. Sikap ini
tidak saja merupakan ajaran Tuhan kepada hambaNya, tetapi ia diajarkan olehNya
dengan diangkutkan kepada manusia itu sendiri. Dengan kata perwujudannya
pada manusia selalu bersifat dari dalam, tidak tumbuh , apalagi dipaksakan dari
luar, karena cara yang demikian menyebabkan Islam tidak otentik, karena
kehilangan dimensinya yang paling mendasar dan mendalam, yaitu kemurnian

1
Abbudin Nata. Metodelogi Studi Islam. cet 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1999. hal 62.
2
Ibid, hal 62.
3
Ibid, hal 62.

1
dan keihlasan.4 Dengan pendapatnya yang demikian itu Nurcholis Madjid
krlihatannya ingin mengajak pembaca untuk memahami Islam dari sisi manusia
sebagai mahluk yang sejak dalam kndungannya sudah menyatakan kepatuhan dan
ketundukan kepada Tuhan, sebagaimana yang demikian itu selah diisyarakatkan
dalam surat Al- A’raf ayat 172

‫ش ِهدْنَا ۛ أَ ْن‬
َ ۛ ‫ور ِه ْم ذ ُ ِريَّتَ ُه ْم َوأ َ ْش َهدَ ُه ْم َعلَ ٰى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَ ْستُ بِ َر ِب ُك ْم ۖ قَالُوا بَلَ ٰى‬ ُ ‫َوإِذْ أ َ َخذَ َربُّكَ ِم ْن بَنِي آدَ َم ِم ْن‬
ِ ‫ظ ُه‬
َ‫تَقُولُوا يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة ِإنَّا ُكنَّا َع ْن ٰ َهذَا غَافِلِين‬

Artinya :’ Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak


Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Yang uraiannya telah di kemukakan pada bab yang membahas tentang


kebutuhan manusia pada agama yang terdapat pada buku ini.

Pengertian Islam yang demikian itu, menurut Maulana Ali dapat dipahami dari
firman Allah yang terdapat pada ayat 208-209 surat Al-Baqarah:

َ ‫ان ِإنَُّهُ لَ ُك ْم‬


‫عد ُو ُم ِبين‬ َ ‫َّش ْي‬
ِ ‫ُط‬ َّ ‫ِت ال‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ادْ ُخلُوا فِي الس ِْل ِم كَافَّةً َو ََل تَت َّ ِبُعُوا ُخ‬
ِ ‫ُط َوا‬

َّ ‫فَإ ِ ْن زَ لَ ْلت ُ ْم ِم ْن َب ُْع ِد َما َجا َءتْ ُك ُم ْال َب ِينَاِتُ فَا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬
‫َّللاَ َع ِزيز َح ِكيم‬

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam


secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi, jika kamu
menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,
maka ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana."

Dan dapat dipahami pada Qur’an Surat Al Anfal ayat 61

4
Ibid, hal 62.

2
‫ٱَّللِ إِنَّ ۥُه ُ ه َُو ٱلس َِّمي ُع ْٱلُعَ ِلي ُم‬ ۟ ‫إِن َجنَ ُح‬
َّ ‫وا ِللس َّْل ِم فَٱجْ نَحْ لَ َها َوت ََو َّك ْل َعلَى‬

Artinya: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah


kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dari uraian tersebut diatas, kita sampai pada keismpulan bahwa kita Islam dari
segi kebahsaan mengandung arti penuh, tunduk, taar dan berserah diri kepada
Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia
maupun akhirat. Hal demikian dalam upaya mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun diakhirat. Hal yang demikian dilakukan
diatas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura,
melainkan sebagai panggilan dari fitrah diirrnya sebagai mahluk yang sejak dalam
kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan. Dengan demikian,
secra antropologis perkataan Islam yang sudah menggambarkan kodat manusia
sebagai mahluk yang tunduk dan patuh kepada Tuhan. Keadaan ini membawa
pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai
wujud penolakan terhadap fitrah diri sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari
segi kebahasaan sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang
demikian yang dikemukakan oleh para ahli,

Adapun penegrtian Islam dari segi istilah.5 Nasution misalnya mengatakan


bahw Islam menrut istilah adalah agama ang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
kepada masyarakat manusia melalui nabi Muhammad Saw sebagai Rasul. Islam
pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu
segi,tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.6

B. Pengertian Iman

Iman artinya percaya. Percaya dengan cara membenarkan sesuatu dalam hati,
kemudian diucapkan oleh lisan dan dikerjakan dengan amal perbauatan.

5
Ibid,hlm 63.
6
Ibid,hlm 63.

3
Sementara itu menurut Imam al-Ghazali iman berarti pembenaran tasdiq. Dan
tasdiq mempunyai tempat khusus yaitu didalam hati.7 Dalam Al- Qur’an telah
disebutkan bahwa umat manusia harus beriman kepada rukun iman yang enam,
yaitu :

1. iman kepada Allah


2. iman kepada malaikat Allah
3. iman kepada rasul
4. iman kepada kitab-kitab allah
5. iman kepada hari kiamat
6. dan iman kepada qodo’ dan qodar.8

Sedangkan Abu Hurairah ra mengatakan bahwa suatu ketika Rasulullah saw


berada diantara para sahabtnya, kemudia datanglah malaikat Jibril dan bertanya
kepadanya, “apakah iman itu?” rasulullah menjawab “iman adalah percaya dan
yakin kepada Allah, malaikat, para rasul, hari kebangkitan atau hari akhir”.9

Adapun hadits tentang iman yaitu :

“al imanu huwa tasdiqul qolbi wal iqroru bilisan wal amalu bil arkan”

Artinya : iman adalah pembenaran hati, diikrarkan melalui lisan, dan


dibuktikan dengan amal.

Bukti kita percaya kepada-Nya, tentu kita ikuti perintah-Nya. Kita mengikuti
perintah adalah karena kita percaya. Tetapi jika mengaku saja percaya kepada
Allah, padahal tidak mengikuti perintah-Nya atau tidak menjalankan isi Al-
Qur’an, atau tidak menuruti sunnah Nabi, kalau kita pikirkan mendalam bukanlah
iman lagi dan halusnya bukanlah Islam. Menuruti sunnah Nabi, kalau kita
pikirkan mendalam, bukanlah iman lagi dan halusnya bukanlah Islam. Karena jika

7
Taofik Yusmansyah. Akidah dan Akhlak. cet 1. Bandung:Grafindo Media Pratama. 2008. hal 12.
8
Djatnik.P.D dan Sumpeno.D.A. Pola Hidup Muslim. cet 1. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990.
hal 1.
9
Supriyanto. Tawakal Bukan Pasrah. Jakarta selatan: Qultum Media. cet 1. 2010. hal 63.

4
kita percaya kepada Allah, tentu kita cinta kepada-Nya, tentulah sudah seharusnya
kita sudi berkorban menuruti apa yang dikehendaki-Nya.10

C. Pengertian Ihsan

Ihsan adalah ajaran tentang penghayatan yang pekat akan hadirnya Tuhan
dalam hidup, melalui penghayatan diri sebagai sedang menghadapi dan berada di
depan hadirat-Nya ketika beribadah. Ihsan adalah pendidikan atau latihan untuk
mencapai makrifat dalam arti sesungguhnya. Sehingga ihsan merupakan puncak
tertinggi keagamaan manusia. Ia adalah manusia yang sudah selalu berada dalam
perbuatan kebajikan, dan tidak mudah untuk berbelok kembali dari jalan lurus
tersebut.

Ibn Taimiyyah menegaskan bahwa makna ihsan lebih meliputi dari iman, dan
karena itu, pelakunya lebih khusus daripada iman. Sebagaimana iman lebih
meliputi dibanding Islam, sehingga pelaku iman lebih khusus dibanding pelaku
Islam. Sebab dalam ihsan sudah terkandung iman dan Islam, seperti dalam iman
sesudah terkandung Islam. Karena kandungan ganda inilah, maka perbuatan baik
atas dasar ihsan, memiliki nilai berlipat disisi Allah.

Ihsan secara harfiah berarti “berbuat baik”. Pelakunya disebut muhsin. Oleh
karenanya, sebagai jenjang penghayatan keagamaan, ihsan terkait erat sekali
dengan pendidikan berbudi pekerti luhur atau berakhlak mulia. Nabi menyebutkan
bahwa yang paling utama dari kalangan kaum beriman adalah yang paling baik
akhlaknya. Ketika ihsan dirangkaikan dengan sikap pasrah kepada Tuhan, Islam,
orang yang berihsan disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai orang yang paling baik
keagamaannya.

Ihsan ialah tingkat kesempurnaan akhlak, dan agar seseorang mencapai kondisi
ihsan, baik tentang akhlak yang baik (akhlaq al-hasanah), yang wajib
dikembangkan oleh setiap mukmin. Maupun akhlak yang buruk (akhlak
dzamimah), yang harus dijauhi. Dengan kata lain, seorang mukmin belum tentu

10
Hamka. Kesepaduan Iman dan Amal Saleh. cet 1. Jakarta : Gema Insani. 2016. hal 5.

5
termasuk diantara kelompok orang yang memelihara janjinya hingga hatinya
benar – benar bersih. Itulah kondisi ihsan, kesempurnaan perilaku.

Ihsan dalam arti khusus sering disamakan dengan akhlak, yaitu tingkah laku
dan budi pekerti yang baik menurut Islam. Dalam arti luas sama dengan dinul
Islam yang pada garis besarnya terdiri dari akidah dan ibadah dalam arti yang
luas. Maksud dari ihsan adalah sebagai berikut :

 An ta’budallaha, engkau beribadah kepada Allah dalam arti luas


 Kaannaka taraahu fainlam takun taraahu fainnahu yaraaka, seolah – olah
engkau melihat Dia, apabalia engkau tidak melihat-Nya namun Dia
melihatmu.11

Setiap pemeluk agama Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam tidak absah
tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan adalah
mustahil tanpa iman, dan iman juga mustahil tanpa Islam. Sering terjadi tumpang
tindih antara tiga istilah tersebut : dalam iman terdapat Islam dan ihsan ; dalam
Islam terdapat iman dan ihsan; dan dalam ihsan terdapat iman dan Islam. Dari sisi
itulah Nurcholis Madjid melihat iman, Islam, dan ihsan sebagai trilogi ajaran
Ilahi.

Ibnu Taimiah menjelaskan bahwa din itu terdiri dari tiga unsur, yaitu Islam,
iman, dan ihsan. Dalam tiga unsur itu terselip makna kejenjangan (tingkatan);
orang mulai dengan Islam, kemudian berkembang ke arah iman, dan memuncak
dalam ihsan.

Meskipun tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar, umat Islam telah memakai
suatu kerangka pemikiran tentang trilogi ajaran Ilahi di atas ke dalam tiga bidang
pemikiran Islam: pertama, iman dan berbagai hal yang berhubungan dengannya
diletakkan dalam satu bidang pemikiran, yaitu teologi (ilmu kalam); kedua,

11
Saifuddin Anshari. Wawasan Islam: pokok-pokok pikiran tentang paradigma dan sistem
Islam.cet 1. Bandung: Gema Insani. 2004. hal 37.

6
persoalan Islam dijelaskan dalam bidang syariat (fikih); dan ketiga, ihsan
dipandang sebagai akar tumbuhnya tasawuf.12

Ayat Al-Qur’an tentang Islam (Q.S. Al – Maidah : 3) :

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama
bagimu …” [Al-Maidah: 3]

Hadits tentang Islam :

“Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.”
[Hadits hasan riwayat ar-Rawiyani, ad- Daruquthni, al-Baihaqi, adh-Dhiya’]

Ayat Al-Qur’an tentang Iman (Q.S. Al – Ikhlas)

“(1) Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. (2) Allah tempat
meminta segala sesuatu. (3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
(4) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

12
Atang ABD. Hakim dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. cet 3. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2000. hlm 152.

7
Hadits tentang Iman :

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra: Rasulullah Saw bersabda : “Iman terdiri
lebih dari tujuh puluh bagian, dan malu dalah salah satu dari bagian-bagian Iman.”

Ayat Al – Qur’an tentang Ihsan (Q.S. Al – Baqarah : 195)

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang


berbuat baik. (QS. Al-Baqarah :195).

Hadits tentang Ihsan :

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra, dari Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segalasesuatu
. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika
kalianmenyembelih berlakulah baik dalam hal itu; hendaklah kalian mengasah
pisaunya danmenyenangkan hewan sembelihannya. (HR. Muslim).

8
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin.1998. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Yusmansyah, T. 2008. Akidah dan Akhlak. Bandung: Grafindo Media Pratama

H. Supriyanto, L. M. 2010. Tawakal Bukan Pasrah. Jakarta: Qultum Media.

Djatnik, P. D dan Sumpeno, D.A. 1990. Pola Hidup Muslim. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Hamka. 2016. Kesepaduan Iman dan Amal Saleh. Jakarta : Gema Insani.

Anshari, Saifuddin. 2004. Wawasan Islam: pokok-pokok pikiran tentang


paradigma dan sistem Islam. Bandung: Gema Insani

Hakim, Atang ABD dan Mubarok, Jaih. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai