Prosto. GTSL Khayanah
Prosto. GTSL Khayanah
Disusun oleh :
2018
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. Kyh
b. Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 15-10-1969
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status : Menikah
e. Suku/Ras : Jawa
f. Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
g. Alamat Rumah : Jalan Ketileng timur VI
h. No. Telepon / Hp : 085747019271
i. Nomor RM : 1668
c. Riwayat Medis
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan Pasien tidak sedang
dalam perawatan dokter maupun mengkonsumsi obat-obatan rutin. Selama ini
pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan maupun jenis makanan
tertentu. Terakhir pasien melakukan tindakan bedah yaitu beberapa tahun yang
lalu yaitu tindakan penjahitan luka pada tangan kanannya.
d. Riwayat Gigi Terdahulu
Pasien belum pernah berkunjung ke dokter gigi dan belum pernah melakukan
perawatan apapun ke dokter gigi. Selama ini pasien menyikat gigi dua kali sehari
yaitu pada pagi dan sore hari ketika mandi pagi dan sore hari, pasien menyikat
gigi menggunakan sikat gigi yang berbulu kasar dengan tungkai yang besar dan
panjang dan menggunakan pasta gigi mengandung fluoride yaitu pepsodent dan
tidak menggunakan obat kumur maupun benang gigi untuk membersihkan gigi
tersebut. Pasien menyikat gigi menggunakan gerakan secara vertikal.
e. Riwayat Keluarga
Ayah dan Ibu pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
f. Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang asisten rumah tangga di lingkungannya. Pasien
tinggal bersama suami dan kedua anaknya di sebuah lingkungan perumahan di
Semarang. Pasien sehari hari mengkonsumsi air rebusan dan mengkonsumsi
makanan yang mengandung serat tinggi yaitu sayuran, selain itu pasien memiliki
kebiasaan mengkonsumsi the setiap pagi yaitu 1gelas per hari. Pasien tidak rutin
dalam berolahraga dan juga pasien bukan seorang perokok aktif maupun seorang
alkoholik.
4. KEADAAN UMUM
a. Berat Badan : 60 kg
b. Pernapasan : 20 X permenit
c. Cacat Fisik : Tidak Ada
d. Warna Kulit Muka : Tidak Ada
e. Daerah Kulit Yang Tampak : Tidak Ada
f. Jaringan parut : Tidak Ada
5. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
a. Kepala
1) Tonjolan : Tidak Ada
2) Cacat : Tidak Ada
3) Bercak Kulit : nevus
4) Wajah : Tidak Ada
b. Leher
1) Kelenjar Tiroid : Tidak Ada
2) Kelenjar Sublingualis : Tidak Ada
3) Nodus Limfatikus : Tidak Ada
4) Kelenjar Submandibula : Tidak Ada
c. TMJ
1) Luas pergerakan : Tidak Ada
2) Nyeri tekan pada TMJ : Tidak Ada
3) Suara : Ada
4) Locking : Tidak Ada
5) Dislokasi : Tidak Ada
6. PEMERIKSAAN INTRA ORAL
a. Mukosa
Terdapat lesi menonjol ± 3mm pada mucossa bucal dextra dan sinistra sepanjang
M1-M2, berwarna putih, konsistensi kenyal, berbatas tegas, dapat digerakan, tidak
ada rasa sakit suspect Linea Alba
b. Gingiva
Tidak terdapat kelainan
c. Palatum
Tidak terdapat kelainan
d. Lidah
Tidak terdapat kelainan
7. PEMERIKSAAN GIGI GELIGI
Gigi Pemeriksaan Subjektif dan Objektif Diagnosa Perawatan
18 Terdapat sisa akar pada gigi 18 Radiks Pro. Oral
Sondasi : - Surgery
Perkusi : - (Ekstraksi)
Palpasi : -
Vitalitas : -
15 Terdapat edentoulus ridge pada gigi Edentoulus ridge Pro.
prosthodonsi
25 Terdapat sisa akar pada gigi 25 Radiks Pro. Oral
Sondasi : - Surgery
Perkusi : - (Ekstraksi)
Palpasi : -
Vitalitas : -
26 Terdapat edentoulus ridge pada gigi Edentoulus ridge Pro.
26 Prosthodonsi
27 Terdapat sisa akar pada gigi 27 radiks Pro. Oral
Sondasi : - Surgery
Perkusi : - (Ekstraksi)
Palpasi : -
Vitalitas : -
28 Terdapat karies di oklusal gigi 28 Suspect karies dentn Pro. Reversible
kedalaman dentin protection
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
Vitalitas : -
8. DIAGNOSA
Dx Edentelous ridge gigi 15 26 37
9. PROGNOSIS
Pro. Baik
10. RENCANA PERAWATAN
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan radiologi, rencana perawatan
yang akan dilakukan adalah pembuatan gigi tiruan lepasan
Kunjungan pertama
1. Anamnesa dan pemeriksaan obyektif
2. Membuat cetakan studi model
Tujuan utama mencetak adalah mereproduksi permukaan jaringan
yang akan menyangga gigi tiruan (denture bearing tissue ) sehingga
didapatkan basis gigi tiruan yang mampu beradaptasi akurat dengan
penyangga dan mampu menahan beban. Salah satu yang dapat mendukung
keberhasilan gigi tiruan adalah keakuratan dimensi dan detail kontur model
studi dan kerja yang didapat dari percetakan. Model studi merupakan replika
anatomical landmark yang digunakan untuk keperluaan diagnostik dan
penentuan rencana perawatan, terbuat dari cetakan yang menggunakan bahan
irreversible hydrocolloid (alginat).
3. Cara mencetak
Persiapan (sebelum kedatangan penderita)
a. Siapkan instrumen diagnosa, bowl, spatula cetal, bahan alginat, sendok
cetak rahang atas dan bawah, air, masker dans arung tangan
b. Instrumen diagnosa dan peralatan yang digunakan harus dalam keadaan
steril
c. Siapkan alas meja dental unit, lap dada dan gelas kumur
Posisi pasien dan operator saat mencetak rahang atas dan rahang bawah.
a. Atur posisi pasien pada kursi dental unit. Pasien duduk dalam posisi tegak
dengansandaran kepala sejajar dengan tubuh pasien. Lap dada dipasang
supaya baju pasien tidak kotor.
Instruksi khusus pada pasien saat mencetak Rahang atas yaitu meminta
pasien untuk bernafas melalui hidung sehingga reflekes untuk muntah
berkurang.
e. Setelah adonan mengeras, lepaskan sendok cetak dari mulut pasien.
Cuci bersih pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran/saliva
yang menempel dan didesinfektan dengan cairan khusus
f. Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas dan detail cetakan,
apakah ada landmark anatomi yang tidak bercetak (mis: ridge.
Peripheral, retromolar pad, retromylohyoid, frenelum, tuber maksila)
detail hasil cetakan haruslah akurat dan tidak boleh robek. Apabila
kurang baik, ulang kembali tahapan diatas.
Tahapan pengisian gipsum pada hasil cetakan
Membuat model gips yang berfungsi sebagai model kerja diman ada
tahapan selanjutnya akan di proses untuk pembuatan gigi tiruan penuh
material akrilik.
a. Manipulasi bubuk gips tipe II dengan air dan letakan mangkuk karet
berisi adonan gips dengan gerakan vibrator supaya gelembung udara
yang terperangkap terlepas untuk mencegah hasil cetakan tidak porus
b. Isi hasil cetakan dengan adonan gips tipe II sesegera mungkin setelah
cetakan dilepas dari rongga mulut pasien untuk menghindari
penyusuruan cetakan agar didapatkan model kerja yang detal dan
akurat.
c. Pengisian gips dan rahang atas diawali dari arah palatum menuju
residual ridge sedangkan pada rahang bawah diawali dari residual
ridge anterior menuju posterior. Pengisian hasil cetakan dilakukan
secara bertahap dan tidak sekaligus sambil memposisikan sendok
miring kedepan dan belakang untuk mencegah terperangkapnya
gelembung udara pada undercut cetakan.
d. Tunggulah hingga mengeras setting selama ± 30 menit kemudian hasil
pengecoran gips dibuka dan ditujukan ke instruktur. Periksa adanya
rongga atau nodul pada model gips
4. Foto Intraoral
a. deepth groove :
membuat 3 titik depth groove pada center, mesiofacial dan distofacial
sejajar dengan long axis gigi dan incisal atau oklusal mengikuti kontur
gigi kedalaman 1,8 mm dengan bur flat end tapering.
Gambar deepth groove
b. labial reduction : mengurangi bagian labial atau bukal minimal 1,2
mm-1,5 mm dengan bur flat end tapering digerakan sejajar proses ini
akan membentuk akhiran shoulder dengan margin 1 mm.
Gambar preparasi tampak oklusal
c. axial reduction bagian proximal dan lingual : mengurangi bagian
proximal dan lingual dengan bur taper yang dimiringkan 6 derajat
sehingga membuat akhiran chamfer margin selebar 0,5 mm.
d. finishing : melakukan ekpolrasi dengan sonde pada preparasi untuk
memastikan hasil preparasi dalam keadaan yang halus.
Gambar akhiran shoulder dengan bevel
6. Pencetakan dobel impresion
Gigi abutment yang telah selesai di preparasi selanjutnya diretaksi
dengan benang adrenalin kemudian dicetak menggunakan bahan cetak Vinyl
polysiloxane. Cetakan disi dengan glass stone untuk model kerja sebanyak 2
kali. Cetakan I untuk dikirim ke laboratorium, cetakan II untuk pembuatan
mahkota sementara dibuat dan dipasang sebelum pasien pulang.
7. Pemasangan jembatan sementara
8. Model kerja dikirim kelaboratorium untuk pembuatan koping logam.
b. kunjungan ketiga
1. Sebelum dilakukan sementasi dilakukan tahapan uji coba porselen kedalam
mulut untuk melihat estetik, adaptasi tepi retainer terhadap akhiran preparasi,
adaptasi akhiran pontik terhadap gusi linggir, titik kontak dengan gigi sebelah
serta kontak saat oklusi dan artikulasi.
2. Sementasi dengan semen resin adhesive
a. periksa dengan inspeksi prepasi dalam keadaan halus dan bersih
b. isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan suction saliva
c. letakan semen kedalam restorasi
d. setelah di pasang, bersihkan sisa ekses bahan dengan ekspoler.
3. Intruksi paska insersi dijelaskan pada pasien
a. Pasien harus memelihara kebersihan mulut pasien.
b. Kontrol kembali apabila ada keluhan
c. Pada tahap kontrol tidak terdapat adanya impaksi makanan dan
peradangan disekitar jembatan
d. kontrol berkala selama 6 bulan sekali