Jurnal Minyak Atsiri Jahe
Jurnal Minyak Atsiri Jahe
1
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
ABSTRAK
Kata kunci: Jahe, Jahe Gajah Segar dan Oven, Destilasi, dan Minyak Atsiri.
PENDAHULUAN
Alat yang digunakan pada pengamatan potensi minyak atsiri jahe yaitu
telenan, pisau, oven, alat untuk destilasi, tabung reaksi, kulkas, dan nampan.
Bahan yang digunakan pada pengamatan potensi minyak atsiri jahe yaitu
jahe gajah dengan beberapa perlakuan yaitu jahe gajah segar dan oven serta air
yang digunakan untuk proses destilasi.
b) Metode
Jahe yang telah dibersihkan dari debu atau tanah disortasi berdasarkan
jenisnya, jahe gajah dan jahe emprit. Jahe yang digunakan pada percobaan ini
adalah jahe gajah. Berat jahe yang digunakan yaitu masing-masing 513,54 gr
sebanyak 2 sampel. Jahe yang telah disortasi dan ditimbang kemudian dilakukan
pengecilan ukuran dengan dipotong-potong 1cm. Untuk perbedaan perlakuan jahe,
sebanyak 513,54 gr dilakukan pengovenan pada suhu 50°C selama 20 jam. Setelah
itu, jahe disuling/didestilasi dengan pelarut air pada suhu 70-80°C selama 120
menit. Suhu tersebut tidak boleh lebih karena akan menyebabkan penguapan pada
air. Setelah itu, minyak jahe yang didapat disimpan dalam kulkas agar warna
minyak tidak berubah dan lebih awet
Hasil pengamatan potensi minyak atsiri jahe dengan perlakuan segar dan oven
didapatkan data yang disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Berdasarkan grafik tersebut minyak atsiri yang didapat lebih besar pada jahe
gajah segar karena kadar air jahe masih tinggi. Semakin tinggi kadar air bahan baku,
maka rendemen yang dihasilkan semakin besar (Rahayoe, 2007).
Berdasarkan pengamatan secara kualitatif pada warna minyak atsiri jahe segar
dan jahe oven, warna minyak jahe segar lebih cerah dibanding warna minyak jahe oven.
Hal ini dikarenakan adanya proses pengovenan yang menyebabkan minyak jahe oven
lebih gelap.
KESIMPULAN
Volume jahe segar 0,6 ml dan jahe oven 0,2 ml hasil ini dikarenakan kandungan
volatile pada jahe ikut menguap saat proses pengovenan.
Warna minyak atsiri jahe segar lebih cerah kekuningan dibanding jahe oven
dikarenakan jahe yang mengalami pengovenan dimungkinkan mengalami kegosongan
sehingga warna minyak atsiri menjadi lebih coklat/gelap.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik.
Semarang: UNDIP Press.
Daryono, ED. 2011. Oleoresin dari Jahe Menggunakan Proses Ekstraksi dengan
Pelarut Etanol. Malang: Institut Teknologi Nasional.
Guenther, Ernest, alih bahasa Ketaren. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: UI Press.
Rahayoe, Sri, dkk. 2007. Kajian Kinetika Pengaruh Kadar Air dan Perajangan
Terhadap Laju Distilasi Minyak Atsiri. Yogyakarta: UGM.