OLEH :
NIM : 16089014033
2018
Asuhan Keperawatan pada BY.W Dengan Diagnosa Medis BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Di ruang Nicu 2 RSUD KABUPATEN BULELENG
Tanggal 39 oktober 2018
1. Definisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bila berat badan kurang dari 2500 gram
(sampai dengan 2499 gram).bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang
mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,bahkan dapat mengganggu
kelangsungan hidupnya (prawirohardjo,2006).
Bayi berat badan lahir rendah(BBLR)adalah bayi dengan berat lahir kurang daroi
2500 gram tanpa memandang usia genetasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth
restriction).(pudjiadi,dkk.,2010).
2. Epidemiologi
`Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO (2007)diperkirakan
15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering
terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik
menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari
2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan.
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh
angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Proporsi BBLR dapat diketahui
berdasarkan estimasi dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini
lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi
menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% . Menurut Survei Demografi dan
Kesehatan (SDKI) 2002-2003, sekitar 57% kematian bayi terjadi pada bayi umur
dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat
lahir rendah. Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan
berat badan rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2003) Angka Kematian Bayi (AKB) di
Propinsi Jawa Barat masih tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional yaitu
321,15 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian bayi adalah
komplikasi pada bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi.
Penyebab tidak langsung AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan
pelayanan kesehatan sendiri (Retnasih, 2005).
3. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah,yaitu :
a. Faktor ibu
1. Penyakit
- Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia,perdarahan
antepartum,preeklamsi berat,eklamsia,infeksi kandung kemih.
- Menderita penyakit seperti malaria,infeksi menular
seksual,hipertensi,HIV/AIDS.TORCH(toxoplasma,rubella,cytome
galovirus(CMV) dan herpes simplex virus) dan oenyakit jantung.
2. Ibu
- Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan usia <20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek(kurang dari 1
tahun)
- Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3. Keadaan sosial ekonomi
- Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal
ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatak yang
kurang.
- Aktivitas fisik yang berlebihan
- Perkawinan tidak sah
4. Klasifikasi
Berdasarkan berat badannya BBLR dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu Low
Birth Wiight (LBW) yaitu BBLR dengan berat antara 1.500-1499 gram, Very Low
Birth Weight (VLBW)yaitu BBLR dengan berat antara 500-1499 gram, dan
Extreme Low Birth Weight (ELBW) yaitu BBLR dengan berta <500 gram.
1. Prematuritas Murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan untuk masa kehamilan atau
disebut Neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan (NKBSMK).
Karakteristik bayi premature adalah berat lahir sama dengan atau kurang
dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar
dada kurang dari 30cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan
kurang dari 37 minggu. Lebih dari 60% BBLR terjadi akibat bayi lahir
premature. Semakin awal bayi lahir, semakin belum sempurna
perkembangan organ=organnya, semakin rendah berat badannya saat lahir
dan semakin tinggi resikonya untuk mengalami berbagai komplikasi
berbahaya.
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
seharusnya untuk masa gestasi itu. Dismatur ini dapat pula Neonatus
Kurang Bulan Kecil untuk masa Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus
cukup bulan Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), dan Neonatus Lebih
Bulan Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK). Setiap bayi yang berat
lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari 10 th persentil untuk masa
kehamilan pada Denver intra uterin growthcurves, berarti bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya (KMK).
6. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayiitu maka akan semakin tinggi resiko
gizinya, beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak,glikogen dan mineral seperti zat
besi,kalsium,fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
Dengan demikian bayi pretem mempunyai potensi terhadap peningkatan
hipoglikemia,anemia,dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama
pada bayi BBLR premature.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu,yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan,koordinasi antara
reflex hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosonganlambung dan
buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
kalori meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit.
Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori
8. Pemeriksaan fisik
9. Pemeriksaan penunjang
e) Pemantauan elektrolit
10. penatalaksanaan
a) Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih
besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
b) Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu
rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 37,0 C. Bayi berat rendah harus diasuh
dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan
usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat
tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai
300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
c) Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d) Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan
sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi
dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi
yang dapat menimbulkan kebutaan
e) Pencegahan infeksi
f) Pemberian makanan
g) Memulangkan Bayi
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan
botol maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 –
30 gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi
dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat
sudah teratasi.
11. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan BBLR, terutama berhubungan
dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir, diantaranya :
1. Sistem pernafasan : sindrom aspirasi. Asfiksia neunatorum, sindrom distress
respirasi, penyakit membrane hialin
2. Sindrom kardiovaskuler : patent dectus arterious
3.Termogulasi : hipotermia
4.Hipoglikemia simtomatik
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : Lingkar kepala kurang dari 33 cm, kepala lebih besar daripada
badan, dan tulang rawan dan daun telinga imatur (Maryanti et al., 2012 :
167-168), batang hidung cekung, hidung pendek mencuat, bibir atas tipis,
IMPLEMENTASI :
EVALUASI :