Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH “RADIASI”

Oleh :

1. Muhammad Fazri
2. Muhammad Naufal Dzimam
3. Nanda Khairunnisa Salsabila
4. Naufal Fajar Dwi Putra
5. Rahmad Setiawan
6. Rana Audia Salsabila
7. Setiawan Wibisono
8. Shella Intan Nurhayati

Course ATLB 20 C
Dosen : Rastanto Hadinegoro, SsiT., Msc

Matkul : Dasar Fisika Teknik

Tahun Akademik 2018/2019

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Dasar Teknik Fisika dengan judul “RADIASI”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Curug, 22 Januari 2019

Penyusun
Kata pengantar

Daftar isi
Bab I pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Perumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab II isi
2.1 Sejarah dari radiasi
2.2 Pengerti radiasi
2.3 Sumber-sumber radiasi
2.4 Macam-macam radiasi
2.5 Proses terjadinya radisi
2.6 Besaran dan satuan radiasi
2.7 Efek radiasi pengIon tehadap tubuh manusia
2.8 Dampak positif dari radiasi
2.9 Dampak negative dari radiasi
2.10 Faktor-faktor terjadinya radiasi
2.11 Penyebab terjadinya radiasi
2.12 Cara mengetahuai adanya radiasi
2.13 Sifat dari radiasi
2.14 Efek dari biologi radiasi
2.15 Mcam penyakit akiba radiasi
2.16 Asal dosis radiasi dan presentasenya
2.17 Contoh radiasi
2.18 Dampak buruk radiasi handphone bagi manusia
2.19 Cara mencegah bahaya radiasi handphone
1.20 Cara menimalisir dampak dari radiasi
Bab III

3.1 Kesimpulan
3.2 Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi.
Ditinjau dari proses terbentuknya, unsur-unsur radioaktif atau sumber-sumber radiasi
lainnya yang ada di lingkungan ini dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar,
yaitu sumber-sumber radiasi alam dan sumbersumber radiasi buatan. Dikatakan sebagai
sumber radiasi alam karena sumber-sumber itu sudah ada semenjak alam ini lahir. Di
samping sumber-sumber radiasi alam, kita juga mengenal adanya sumber-sumber radiasi
buatan, yaitu sumber radiasi yang proses terbentuknya melibatkan intervensi manusia,
baik sumber radiasi tersebut sengaja dibuat untuk maksud-maksud tertentu atau
merupakan hasil samping dari pemanfaatan teknologi nuklir oleh umat manusia. Dalam
hal ini sumber radiasi tersebut tidak sengaja dibuat oleh manusia. Berikut ini akan
dibahas sumbersumber radiasi yang ada di lingkungan, baik sumber radiasi alam maupun
sumber radiasi buatan.

Penyinaran radiasi yang diterima penduduk dunia 87% berasal dari sumber radiasi
alam sekitar yang terdiri atas radiasi radon (51%), radiasi kosmik (10 %), radiasi intema
(12%), dan radiasi eksterna-gamma (14 %). Sedangkan sekitar 13 % penyinaran radiasi
berasal dari radiasi buatan yang terdiri atas kegiatan medik (12 %) dan lain-lain adalah 1
%. Penyinaran radiasi dari lain-lain berasal dari jatuhan radioaktif (0,4%), pekerjaan
menggunakan sumber radiasi (0,2%), kegiatan instalasi nuklir (0,1%) dan kegiatan lain
(0,4%). Total dosis radiasi yang diterima penduduk dunia yang berasal dari sumber
radiasi alam sekitar 2,4 mSv/tahun yang terdiri atas 2,0 mSv/tahun berasal dari dalam
bumi dan 0,4 mSv/tahun berasal dari sinar kosmik. Sementara yang berasal dari sumber
radiasi buatan sekitar 0,7 mSv/tahun. (www.chem-is-try.org)

Diakhir tahun 1895, Roentgen (winhelm Conrad roentgen), Jerman 1845-1923,


seorang professor fisika dan rektor universitas wuerzburg Jerman. Dengan sungguh-
sungguh melakukan penilitian tabung sinar katoda ia membungkus tabung dengan suatu
kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminensesi dari dalam tabung ke luar. Lalu
ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia
mengaati sesuatu dari luar dugaan. Pelat fotoluminensesi yang ada diatas meja yang
berpendar didalam kegelapan, walaupun diajaukan dari tabung, pelat tersbut tetpa
berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, tetap berpundar. Roentgen berpikir
pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi didalam tabung sinar katoda dan
membuat pelat fotoluminensesi berpendar. Radiasi ini disebur sinarX yang maksdunya
radiasi belum diketahui.
Tahun 1895 Roentgen melakukan penilitian sinarX dan meneliti sifat-sifatnya.
Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Dari Radiasi?
2. Apakah Radiasi itu?
3. Sebutkan Sumber-Sumber Radiasi?
4. Sebutkan Macam-Macam Radiasi?
5.Bagaimana Proses Terjadinya Radiasi?
6. Bagaiaman Besaran Dan Satuan Radiasi?
7. Bagaiman Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia?
8. Sebutkan Dampak Positif Dari Radiasi?
9. Sebutkan Dampak Negatif Dari Radiasi?
10. Sebutkan Faktor-Faktor Terjadinya Radiasi?
11. Apa Penyebab Terjadinya Radiasi?
12. Bagaimanakah cara mengetahui adanya radiasi?
13. Jelaskan Sifat Dari Radiasi?
14. Apa Efek Biologi Radisi?
15. Sebutkan Macam Penyakit Akibat Radiasi?
16. Jelaskan Asal dosis radiasi dan presentasenya?
17. Sebutkan contoh Radiasi?
18. Sebutkan dampak buruk radiasi handphone bagi manusia?
19. Sebutkan cara mencegah bahaya radiasi handphone
20. Sebutkan cara meminimalisir dampak dari radiasi
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Agar Taruna STPI dapat memahami dan menguasai tentang radiasi
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Dapat mengetahui sejarah dari radiasi
1.3.2.2 Mengetahui pengertian radiasi
1.3.2.3 Mengetahui sumber-sumber radiasi
1.3.2.4 Mengetahui macam-macam radiasi
1.3.2.5 Mengetahui proses terjadinya radiasi
1.3.2.6 Mengetahui besaran dan satuan radiasi
1.3.2.7 Mengetahui efek radiasi pengion terhadap tubuh manusia
1.3.2.8 Mengetahui dampak positif dari radiasi
1.3.2.9 Mengetahui dampak negatif dari radiasi
1.3.2.10 Mengetahui factor factor terjadinya radiasi
1.3.2.11 Mengetahui penyebab terjadinya radiasi
1.3.2.12 Mengetahui bagaimana cara terjadinya radiasi
1.3.2.13 Mengetahui sifat dari radiasi
1.3.2.14 Mengetahui efek biologi radiasi
1.3.2.15 Mengetahui macam penyakit akibat radiasi
1.3.2.16 Mengetahui asal dosis radiasi dan manfaatnya
1.3.2.17 Mengetahui contoh contoh Radiasi
1.3.2.18 Mengetahui Dampak buruk Radiasi handphone pada manusia
1.3.2.19 Mengetahui cara mencegah bahaya radiasi
1.3.2.20 Mengetahui cara meminimalisir dampak dari Radiasi
1.4 Manfaat

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada Taruna STPI untuk menambah pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Sejarah Dari Radiasi


Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923),
seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-
sungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu
kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu
ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia
mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja
mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut
tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar.
Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam
tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut
sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.
Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X dan meneliti
sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya.
Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
1. Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2. intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminensesi berbanding terbalik
denga kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotolumineseni.
Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2m, cahay masih dapat terdeteksi
3. Sinar-X dapat menembs buku 1000 halaman tetapi hamper seluruhnya terserap
oleh timbal setebal 1,5 mm.
4. Pelat fotografi sensitive terhadap Sinar-X.
5. Ketika tangan terpapari sinar-X diatas pelat fotografi, maka akan tergambar foto
tulang tersebut pada pelat fotografi.
6. Lintasan sinar-X tidek dibelokkan oleh edan magnet 9daya tembus dan lintasan
yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X
berbeda dengan sinar katoda).
Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X dimuat pada halaman 132-141
laporan Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun 1896 reprint
laporan Roentgen dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak
dibelokkan oleh medan magnet, maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar
katoda. Pada saat itu belum ditemukan fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu
muncullah persaingan antara teori partikel dengan teori gelombang untuk menjelaskan
esensi/substansi sinar-X. Teori partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori
gelombang dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori
gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi sinar-
X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan bahwa
sinar-X adalah gelombang elektromagnetik. Tahun 1922 Compton menemukan efek
Compton berdasarkan penelitian hamburan Compton. Berdasarkan penelitian sinar-X ia
dapat memastikan bahwa gelombang elektromagnetik memiliki sifat dualisme gelombang
dan materi (partikel).
2.2 Pengertian Radiasi
Radiasi adalah transfer energi melalui gelombang (radiasi elektromagnetik) atau
pergerakan pertikel secara cepat (radiasi partikel) melalui ruang dan akhirnya diserap
oleh benda lain.Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita,
contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven),
komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut
juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik.
Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar
lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.

Radiasi pada dasanya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke
lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Salah contoh berdasarkan watak
penghantarnya, ada dua jenis radiasi, yaitu radiasi gelombang elektromagnetik dan radiasi
partikel. Beda antara kedua jenis radiasi itu sudah jelas, radiasi gelombang
elektromagnetik adalah pancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik,
termasuk di dalamnya adalah radiasi energi matahari yang kita terima sehari-hari di
permukaan bumi. Sedangkan radiasi partikel adalah pancaran energi dalam bentuk energi
kinetik yang dibawa oleh partikel-partikel bermassa, seperti elektron, dan sebagainya.
Radiasi yang timbul di sekitar reaktor nuklir adalah radiasi yang berasal dari bahan-bahan
radioaktif, dapat berupa gelombang elektromagnetik maupun partikel-partikel cepat.
Secara alamiah manusia hidup di dalam lautan radiasi. Salah satu contoh terbesarnya
ialah radiasi dari matahari yang justru mendukung kehidupan di bumi ini, setiap saat
permukaan bumi dihujani radiasi sinar kosmis yang terdiri dari gelombang
elektromagnetik dan ratusan jenis partikel-partikel cepat. Tetapi selain matahari masih
ada lagi radiasi yang berasal dari mineral-mineral radioaktif yang ada di dalam bumi,
sekaligus dengan turunannya yang terlarut dalam air dan yang terbawa angin ke udara.

Disamping itu, selain radiasi secara alamiah terdapat juga radiasi buatan contohnya
radioaktivitas yang dihasilkan dari percobaan nuklir dan berpindah ke lingkungan
(radioaktivitas jatuhan), dan radioaktivitas yang dikeluarkan pada setiap tahapan daur
bahan bakar nuklir. Selain itu terdapat barang-barang konsumsi yang memancarkan
radiasi rendah seperti jam berpendar, detektor asap dan lain-lain. Tingkat aktivitas
radioaktivitas buatan di lingkungan saat ini relatif kecil dibandingkan radioaktivitas alam.
Percobaan nuklir di udara menjadi sumber radiasi buatan yang terbesar di lingkungan.
Percobaan ini berlangsung dari tahun 1945 sampai tahun 1980. Setelah selesai percobaan
nuklir, diketahui nuklida Sr-90 meningkatkan radioaktivitas dunia. Setelah percobaan
nuklir di udara tidak dilakukan lagi, dan percobaan dilakukan di bawah tanah,
radioaktivitas dunia juga menurun. Oleh karena itu, dari berbagai macam proses radiasi
tersebut, baik secara alamiah maupun buatan, banyak menimbulkan dampak dalam
kehidupan kita sehari-hari.
2.3 Sumber-Sumber Radiasi
Ditinjau dari proses terbentuknya, unsur-unsur radioaktif atau sumber-sumber
radiasi yang ada di lingkungan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu
sumber-sumber radiasi alam dan sumber-sumber radiasi buatan. Dikatakan sebagai
sumber radiasi alam karena sumber-sumber itu sudah ada semenjak alam ini lahir. Di
samping sumber-sumber radiasi alam, kita juga mengenal adanya sumber-sumber radiasi
buatan, yaitu sumber radiasi yang proses terbentuknya melibatkan intervensi manusia,
baik sumber radiasi tersebut sengaja dibuat untuk maksud-maksud tertentu atau
merupakan hasil samping dari pemanfaatan teknologi nuklir oleh umat manusia. Dalam
hal ini sumber radiasi tersebut tidak sengaja dibuat oleh manusia. Berikut ini akan
dibahas sumber-sumber radiasi yang ada di lingkungan, baik sumber radiasi alam
maupun sumber radiasi buatan.
2.3.1 Radiasi Alam
Bahan-bahan radioaktif alam dapat berperan sebagai sumber radiasi alam. Jadi
radiasi pada prinsipnya sudah ada sejak alam ini terbentuk. Secara garis besar, radiasi
alam atau sering kali juga disebut sebagai radiasi latar dapat dikelompokkan menjadi
duabergantung pada asal sumbernya, yaitu radiasi teresterial (berasal dari permukaan
bumi) dan radiasi ekstra teresterial (berasal dari angkasa luar) (Akhadi,2000).
a. Radiasi Ekstra Teresterial
Radiasi dari angkasa luar yang paling penting untuk diketahui adalahradiasi
kosmis. Banyak penelitian telah dilakukan dalam rangka mempelajariradiasi kosmis.
Penggunaan balon udara yang membawa detektor radiasi hingga suatu tempat yang
sangat tinggi menunjukkan bahwa intensitas radiasi mengalami peningkatan
sebandingdengan semakin tingginya posisi pengukuran. Dari penelitian ini dan juga data-
data penelitian lainnya menunjukkan adanya radiasi berenergi tinggi yang datang dari
angkasa luar. Hasil studi lainnya menunjukkan bahwa radiasi dari angkasa luar ini terdiri
atas dua macam, yaitu radiasi kosmis primer dansekunder. Radiasi kosmis primer
selanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : radiasi kosmis galaksi, radiasi yang
terperangkap dalam medan magnet bumi dan radiasi kosmis dari matahari. Sinar kosmis
kelompok pertama berasal dari luar sistim tata surya dan sebagian besar berupa partikel
bermuatan positif. Radiasi kosmis galaksi ini berasal dari energi yang dipancarkan oleh
bintang-bintang yang ada di alam raya. Radiasi kosmis galaksi dapat juga berasal dari
ledakan supernova yang terjadi di angkasa luar yang jaraknya puluhan tahun cahaya dari
bumi (Akhadi, 2000).
Radiasi kosmis dalam bentuk partikel sub-atomik baik yang berasal dari galaksi maupun
matahari dapat memicu terjadinya reaksi inti dalam atmosfer. Pada saat radiasi kosmis
primer berenergi tinggi memasuki atmosfer bumi, maka akan terjadi reaksi inti antara
partikel-partikel kosmis itu dengan inti atom unsur-unsur yang ada di dalam atmosfer
bumi, seperti carbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan lain-lain.
Reaksi nuklir yang terjadi dapat menghasilkan sinar kosmis sekunder yang terdiri atas
meson, elektron, foton, neutron, proton, dan lain-lain. Partikel itu selanjutnya dapat
menghasilkan sinar kosmis sekunder lainnya pada saat bertumbukan dengan unsur-unsur
diatmosfer atau meluruh dalam perjalanannyamenuju permukaan bumi (Akhadi, 2000).
Sebagian besar sinar kosmis primer diserap oleh 1/10 atmosfer bagian atas. Kira-kira 20
km di bawahnya, sinar kosmis hampir semuanya merupakan sinar kosmis sekunder. Di
permukaan bumi, sinar kosmis sekunder terdiri atas meson (komponen keras), elektron
dan pro-ton (komponen lunak) serta neutron dan proton (komponen nukleon). Di atas
permukaan laut, kira-kira 3/4 dari intensitas sinar kosmis merupakan sinar kosmis dalam
bentuk komponen keras. Selain memicu terjadinya reaksi inti dalam atmosfer bumi, sinar
kosmis juga meng-ionisasi gas-gas yang ada di lapisan atmosfer tinggi sehingga meng-
hasilkan suatu lapisan bermuatan listrik yang disebut lapisan ionosfer. Lapisan ini
selanjutnya dapat menjadi pelindung bumi terhadap radiasi sinar kosmis yang
membahayakan. Sinar kosmis umumnya memiliki daya tembus yang relatif sangat kuat.
Sinar ini dapat menembus bangunan beton, batu-batuan bahkan dapat me-nembus lapisan
bawah tanah hingga kedalaman 200 meter (www.batan .go.id). Karena pengaruh medan
magnet bumi, maka intensitas radiasi kosmis di suatu tempat bervariasi dengan posisi
lintang tempat itu. Energi yang diperlukan oleh partikel bermuatan untuk mencapai
atmosfer bumi pada ekuator medan magnet bumi lebih besar dibandingkan dengan posisi
lintang lainnya. Oleh sebab itu, intensitas radiasi kosmis terendah terletak pada ekuator
medan magnet bumi. Ada dua faktor yang mempengaruhi intensitas radiasi kosmis, yaitu
letak ketinggian pengukuran dari permukaan laut dan letak geografis tempat pengukuran
yang berhubungan dengan letak lin-tang suatu tempat. (Akhadi,2000)
b. Radiasi Teresterial
Sumber-sumber radiasi alam yang berada di permukaan bumi berasal dari bahan-
bahan radioaktif alam yang disebut radionuklida primordial. Bahan radioaktif ini dapat
ditemukan dalam lapisan tanah atau batuan, air serta udara. Radiasi yang dipancarkan
oleh radionuklida primordial ini disebut radiasi teresterial. Radiasi teresterial yang
berasal dari mineral-mineral yang ada dalam batu-batuan dan juga di dalam tanah
seringkali juga dinamakan radiogeologi. Unsur-unsur yang termasuk kelompok
radioaktifalam ini jumlahnya sangat banyak.Dari sekian banyak unsur radioaktif alam
tersebut, ada beberapa kelompok unsur radioaktif alam yang tergolong sangat tua karena
waktuparoh induknya di atas 100 juta tahun.(Akhadi,2000).

Unsur radioaktif alam yang pertama kali dikenal manusia adalah uranium. Unsur
ini bukan merupakan logam yang jarang karena keberadaannya di alam mencapai 50 kali
lebih banyak dibandingkan dengan air raksa yang sudah sejak lama dikenal orang.
Uranium terdapat sebagai mineral dalam kerak bumi, juga dalam air laut, air sungai,
minyak bumi, batu bara dan lain-lain. Ada tiga jenis isotop uranium yang dapat
235 238
ditemukan di alam, yaitu : U dengan kadar 0,715 %, U dengan kadar 99,825 % dan
234
U dengan kadar yang sangat kecil (kira-kira 5 x 10-3 %) (Akhadi,2000).

Unsur-unsur radioaktif alam selalu meluruh menghasilkan unsur-unsur radioaktif


baru yang disebut unsur radioaktif anak. Unsur radioaktif anak ini juga dapat meluruh
dan menghasilkan unsur radioaktif lainnya, sehingga membentuk suatu deret peluruhan
yang sangat panjang. Deret peluruhan dari unsur radioaktif alam ini dapat dibagi menjadi
3 kelompok, yaitu :
238
1. Deret uranium (U), dimulai dari U dan berakhir pada timah hitam (206Pb) yang
stabil. Deret ini juga disebut deret (4n + 2) karena nomor massa dari unsur-unsur
radioaktif yang terdapat dalam deret ini habis dibagi 4 dengan sisa 2.
232 208
2. Deret thorium (Th), mulai dari Th dan berakhir pada Pb yang stabil. Disebut
juga deret 4n karena nomor massa unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam deret ini
selalu habis dibagi 4.
3. Deret aktinium, mulai dari 235U dan berakhir pada 207Pb yang stabil. Deret ini juga
disebut deret (4n+3) karena unsur-unsur radioaktif anak luruh yang dihasilkannya ber-
nomor massa habis dibagi 4 dengan sisa 3. Selain ketiga kelompok deret tersebut di atas,
terdapat juga deret Kalium-40 yang meluruh menghasilkan Argon-40. Mineral baik
40
dalam bentuk pasir maupun batuan yang banyak mengandung K adalah muscovite,
biotite, hornblende, glauconite, sanidine serta semua batuan dari gunung berapi. Air laut
banyak mengandung 40K, sedang tempat-tempat sumber air panas mengadung sejumlah
uranium, thorium dan radium. Mengingat air hujan dapat membawa radionuklida
kosmogenik dari udara dan dalam air tanah dapat terlarut unsur-unsur radioaktif yang ada
dalam batuan maupun kerak bumi, maka hampir semua air yang terdapat di muka bumi
ini mengandung unsur-unsur radioaktif dalam jumlah tertentu (Akhadi, 2000).
Radionuklida primordial yang terdapat dalam udara terutama berasal dari gas
radon dan thoron yang masing-masing merupakan unsur radioaktif anak dalam deret
238 226 226
uranium dan thorium. U dalam deret peluruhannya menghasilkan Ra, sedang Ra
yang memancarkan sinar α pada saat peluruhannya menghasilkan 222
Rn (gas radon).
224 220
Dalam deret thorium, pe-luruhan Ra menghasilkan Rn (gasthoron). Dengan
memperhatikan nilai T1/2 unsur radioaktif alam ada beberapa unsure radioaktif yang nilai
T1/2 nya amat sangat panjang, melebihi perkiraan umur bumi. Unsur radioaktif
kelompok ini diduga sudah terbentuk jauh sebelum bumi sendiri terbentuk, yaitu pada
saat masih berupa nebula (bagian dari matahari) atau bahkan terben-tuk pada saat masih
dalam keadaan proto planet yang kemudian dingin dan melahirkan planet bumi sesuai
dengan hipotesa mengenai teori terbentuknya bumi ini (Akhadi, 2000).
1.2.3.2 Radiasi Buatan
Di lingkungan kita, selain radiasi dan radioaktivitas yang ada sejak terciptanya
alam, terdapat juga radiasi dan radioaktivitas yang dipancarkan dari bahan radioaktif
yang dibuat manusia. Radiasi dan radioaktivitas ini disebut radiasi buatan dan
radioaktivitas buatan. Contoh radioaktivitas buatan misalnya radioaktivitas yang
dihasilkan dari percobaan nuklir dan berpindah ke lingkungan (radioaktivitas jatuhan),
dan radioaktivitas yang dikeluarkan pada setiap tahapan daur bahan bakar nuklir. Selain
itu terdapat barang-barang konsumsi yang memancarkan radiasi rendah seperti jam
berpendar, detektor asap dan lain-lain. Tingkat aktivitas radioaktivitas buatan di
lingkungan saat ini relatif kecil dibandingkan radioaktivitas alam. Percobaan nuklir di
udara menjadi sumber radiasi buatan yang terbesar di lingkungan (Akhadi,2000).
1. Unsur Radioaktif Hasil Fisi
Berbagai radionuklida terben-tuk pada saat terjadi ledakan bom nuklir. Proses
utama pembentukan radionuklida tersebut adalah proses fisi (pembelahan inti) dan proses
aktivasi yang mengubah nuklida menjadi radionuklida setelah menangkap
neutron(Akhadi, 2000).
Reaksi X (a,b) Y disebut dengan fisi jika b dan Y memiliki massa yang sebanding.
Beberapa proses fisi terjadi secara spontan. Biasanya fisi dihasilkan hanya jika sejumlah
energy yang cukup diberikan kepada inti melalui tangkapan neutron lambat, atau
penembakan dengan neutron,proton, deuteron, atau sinar gamma. Sejauh ini proses fisi
berlangsung melalui tahapan inti majemuk. Inti majemuk selanjutnya terpecah menjadi
dua bagian dan beberapa pancaran neutron. Proses fisi yang ditemukan oleh Hahn dan
Strassman (1939) dengan percobaan radiokimia. Mereka menunjukkan bahwa
penembakan uranium dengan neutron menghasilkan unsur-unsur menengah dalam table
periodik, dan unsur-unsur transuranium yang telah diyakini sebelumnya. Dua komponen
inti utama dikenal sebagai fragmen fisi, yang secara energetika tidak memiliki massa
yang sama. Distribusi massa mungkin dipengaruhi oleh efek kulit (Wiyatmo,2006).
Bila sebuah partikel neutron berhasil masuk ke dalam inti atom Uranium, maka
inti Uranium menjadi lebih tidak stabil dan akibatnya mengalami pembelahan. Hasil dari
pembelahan ini adalah dua buah atom materi yang lain, 2 sampai 3 buah neutron baru dan
energi. Total massa seluruh materi yang terbentuk sesudah terjadinya pembelahan inti
atom Uranium lebih kecil daripada sebelum terjadi pembelahan. Selisih massa inilah
yang berubah menjadi energi. Neutron baru yang terbentuk setelah pembelahan inti dapat
me-numbuk inti atom Uranium lain dan seterusnya menghasilkan atom materi lain, 2-3
buah neutron baru dan energi. Demikian seterusnya sehingga terbentuklah sebuah reaksi
beran-tai (Wiyatmo, 2006).
2. Unsur Radioaktif Hasil
Aktivasi Proses aktivasi adalah proses tertembaknya inti - inti atom bahan oleh
neutron sehingga bahan yang semula tidak radioaktif berubah si-fatnya menjadi radioaktif
dan mampu memancarkan radiasi. Dalam teras reactor nuklir, proses aktivasi ini dapat
terjadi mengingat di dalam teras reactor itu terjadi reaksi fisi yang melepaskan neutron.
Neutron-neutron hasil fisi ini selanjutnya da-pat melakukan aktifasi terhadap bahan-
bahan struktur yang diguna-kandalam teras reactor, seperti ke-longsong bahan bakar,
bahan pena-han radiasi, tangki reactor, bahan reflector, batang kendali, bahan moderator
dan lain-lain. Aktivasi neutron terjadi juga terhadap bahan-bahan kimia yang sengaja
ditambahkan ke dalam air pendingin primer untuk maksud-maksud tertentu, misal un-tuk
menekan laju korosi. Proses aktivasi yang sengaja diusahakan oleh manusia antara lain
adalah da-lam proses produksi radioisotope di dalam reactor nuklir. Dari proses aktivasi
ini akan diperoleh berbagai jenis radioisotope yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan(Akhadi,2000).
2.4 Macam-Macam Radiasi
Dalam kehidupan ini, banyak kita temukan berbagai macam radiasi secara
umum mulai dari hal yang sederhana seperti radiasi panas matahari, radiasi
gelombang elektromagnetik, dan sebagainya sampai kepada yang paling sulit
seperti radiasi nuklir (inti) berupa radiasi alpha, beta dan gamma yang
menyebabkan berbagai macam dampak dalam kehidupan, baik itu dampak
negative maupun dampak positif. Secara umum radiasi dibagi menjadi 2 yaitu
radiasi ionisasi dan nonionisasi.

a. Radiasi Ionisasi
Radiasi ionisasi adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi.
Secara umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari cangkang
atom elektron, yang akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering
mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.
Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif peluruhan radioaktif dan
sampah. Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, Beta,
dan sinar gamma. radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana,
Rutherford menggunakan sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar
menghasilkan memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka menjadi
positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang
negatif. Dengan data ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga
sinar. Dia memberi nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad Yunani
yaitu alfa, beta, dan gamma

 Radiasi alpha (α)


Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif di mana inti atom
memancarkan partikel alpha, dan dengan demikian mengubah (atau 'meluruh') menjadi
atom dengan nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2 kurang.

Namun, karena massa partikel yang tinggi sehingga memiliki sedikit energi dan
jarak yang rendah, partikel alfa dapat dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit).

 Radiasi beta (β)

Peluruhan beta peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel
beta (elektron atau positron) dipancarkan.

Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh energi. radiasi ini
kurang terionisasi daripada alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron seringkali
dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter logam. radiasi ini terjadi ketika peluruhan
neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan partikel beta dan sebuah antineutrino.
Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻, peluruhan β+
tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron lebih besar
daripada massa proton. peluruhan β+ hanya dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai
energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus. Perbedaan antara
energi ini masuk ke dalam reaksi konversi proton menjadi neutron, positron dan
antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel

 Radiasi gamma (γ)

Radiasi gamma atau sinar gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi
elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik
lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Radiasi gamma terdiri dari foton dengan
frekuensi lebih besar dari 1019 Hz. Radiasi gamma bukan elektron atau neutron sehingga
tidak dapat dihentikan hanya dengan kertas atau udara, penyerapan sinar gamma lebih
efektif pada materi dengan nomor atom dan kepadatan yang tinggi. Bila sinar gamma
bergerak melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional sesuai
dengan ketebalan permukaan materi tersebut.

b.Radiasi nonionisasi
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi ini mengacu pada bentuk energi yang
lebih rendah dari radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, gelombang mikro,
radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya yang tampak). Dampak dari bentuk
radiasi pada jaringan hidup hanya baru-baru ini telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion
berenergi ketika melewati materi, radiasi elektromagnetik memiliki energi yang cukup
hanya untuk mengubah rotasi, getaran atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan
atom. Namun, efek biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi non-
ionisasi

a.Radiasi Neutron
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas.
Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir, proses fusi
nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama
bahwa partikel bermuatan seperti proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena
neutron tidak memiliki muatan. Namun, neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari
berbagai elemen, membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong
radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai
aktivasi neutron.

b. Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang menyebar dalam
udara kosong atau dalam materi. Radiasi EM memiliki komponen medan listrik dan
magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke arah propagasi energi.
Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis menurut frekuensi gelombang,
jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan frekuensi): gelombang radio, gelombang
mikro, radiasi terahertz, radiasi inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-
X dan sinar gamma. Dari jumlah tersebut, gelombang radio memiliki panjang gelombang
terpanjang dan sinar gamma memiliki terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang
disebut spektrum yang dapat dilihat atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai
organisme, dengan variasi batas spektrum sempit ini. EM radiasi membawa energi dan
momentum, yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi. Radiasi
elektromagnetik melibatkan foton (energi yang selalu bergerak) daan bergerak di
gelombang (radio yang membawa suara ke telinga kita) atau seperti partikel (x-ray). Ada
dua jenis radiasi dalam radiasi elektromagnetik yaitu radiasi pengion dan nonpengion.
Radiasi pengion memiliki energi yang cukup untuk memecahkan atom untuk membuat
ion. Misalnya: listrik. Radiasi nonpengion menyebabkan atom bergerak dalam molekul
saja. Misalnya: microwave memanaskan makanan.

c. Cahaya
Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang terlihat oleh
mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan
menganggap cahaya sebagai radiasi elektromagnetik dari semua panjang gelombang, baik
yang terlihat maupun tidak.

 Radiasi termal
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi panas
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator rumah tangga
biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang
dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika
panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi
elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah
distribusi probabilitas tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang
diberikan oleh hukum radiasi Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling
mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmann memberikan
intensitas panas.
Radiasi dari benda panas yang lebih pendek dan lebih intens daripada radiasi dari benda
dingin, contoh benda-benda yang sering menghasilkan adiasi disekitar kita antara lain,
Matahari, Bumi, tanah, microwave, televisi, telepon seluler semua benda itu juga
melepasakan radiasi terhadap kita walaupun efeknya tidak berbahaya bagi manusia tidak
seperti radiasi Nuklir.
2.5 Proses Terjadinya Radiasi

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang. Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai kelebihan energi. Inti itu
tidak dapat bertahan, suatu saat inti akan melepaskan kelebihan energi tersebut dan
mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih partikel atau gelombang sekaligus.
Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang
berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti melepaskan energi elektromagnetik yang disebut
radiasi gamma, yang dalam banyak hal mirip dengan sinar-X. Radiasi gamma bergerak
lurus dan mampu menembus sebagian besar bahan yang dilaluinya. Dalam banyak kasus,
inti juga melepaskan radiasi beta. Radiasi beta lebih mudah untuk dihentikan. Seng atap
atau kaca jendela dapat menghentikan radiasi beta. Bahkan pakaian yang kita pakai dapat
melindungi dari radiasi beta. Unsur-unsur tertentu, terutama yang berat seperti uranium,
radium dan plutonium, melepaskan radiasi alfa. Radiasi alfa dapat dihalangi seluruhnya
dengan selembar kertas. Radiasi alfa tidak dapat menembus kulit kita. Radiasi alfa sangat
berbahaya hanya jika bahan-bahan yang melepaskan radiasi alfa masuk kedalam tubuh
kita.
Sinar-X merupakan jenis radiasi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan
sehari-hari. Semua sinar-X di bumi ini dibuat oleh manusia dengan menggunakan
peralatan listrik tegangan tinggi. Alat pembangkit sinar-X dapat dinyalakan dan
dimatikan. Jika tegangan tinggi dimatikan, maka tidak akan ada lagi radiasi. Sinar-X
dapat menembus bahan, misalnya jaringan tubuh, air, kayu atau besi, karena sinar-X
mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X hanya dapat ditahan secara
efektif oleh bahan yang mempunyai kerapatan tinggi, misalnya timah hitam (Pb) atau
beton tebal.
Beberapa unsur, misalnya besi atau oksigen, dapat memiliki beberapa inti atom
yang hampir sama, disebut isotop. Jika suatu isotop dapat memancarkan radiasi, maka
disebut radioisotop. Radioisotop seringkali disebut juga sebagai radionuklida. Perbedaan
antara isotop yang satu dengan isotop lainnya biasanya dinyatakan dengan angka.
Sebagai contoh, kalium-39 dan kalium-40 merupakan isotop-isotop dari unsur kalium.
Pemancaran radiasi dari suatu bahan radioaktif tidak dapat dimatikan atau
dimusnahkan. Pemancaran radiasi hanya akan berkurang secara alamiah. Akibat
memancarkan radiasi, suatu bahan radioaktif akan melemah aktivitasnya (kekuatannya),
disebut peluruhan.
Selain itu, jika suatu bahan radioaktif memancarkan radiasi, bahan radioaktif
tersebut dapat berubah menjadi bahan lain. Bahan lain ini dapat bersifat tidak stabil
(masih dapat memancarkan radiasi lagi), dan dapat pula bersifat stabil (tidak
memancarkan radiasi lagi).
Setiap radioisotop akan berkurang atau melemah separo dari aktivitas awalnya
dalam jangka waktu tertentu, yang bervariasi dari beberapa detik hingga milyaran tahun,
bergantung pada jenis radioisotopnya. Jangka waktu tertentu tersebut disebut umur-paro.
Sebagai contoh, umur-paro radium adalah 1.622 tahun; artinya, aktivitas radium akan
berkurang setengahnya dalam 1.622 tahun, setengah aktivitas sisanya akan berkurang lagi
dalam waktu 1.622 tahun berikutnya, dan seterusnya.
2.6 Besaran Dan Satuan Radiasi
Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada kriteria
penggunaannya, yaitu
a. Satuan untuk paparan radiasi
Paparan radiasi dinyatakan dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan
R saja, adalah suatu satuan yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar
gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Satuan
Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X
atau sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui
besarnya paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit
manusia.
b. Satuan dosis absorbsi medium.
Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada
medium. Dalam hal ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi
yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau Radiation
Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan ukuran banyaknya
energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium. Dalam satuan SI, satuan
dosis radiasi serap disebut dengan Gray yang disingkat Gy. Dalam hal ini 1 Gy sama
dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg. Dengan demikian
maka :
1 Gy = 100 Rad
Sedangkan hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah :
1 R = 0,00869 Gy

c. Satuan dosis ekuivalen


Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan
pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dosis ekuivalen
ini semula berasal dari pengertian Rontgen equivalen of man atau disingkat dengan Rem
yang kemudian menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen. Hubungan antara dosis
ekuivalen dengan dosis absorbs dan quality factor adalah sebagai berikut:
Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q
Sedangkan dalam satuan SI, dosis ekuivalen mempunyaisatua Sievert yang
disingkat dengan Sv. Hubungan antara Sievert dengan Gray dan Quality adalah sebagai
berikut:
Dosis Ekuivalen (Sv) = Dosis Serap (Gy) X Q
Berdasarkan perhitungan
1 Gy = 100 Rad, maka 1 Sv = 100 Rem.
2.7 Efek Radiasi Pengion Terhdap Tubuh Manusia
Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi pada
suatu bahan yang dilalui. Ionisasi tersebut diakibatkan adanya penyerapan tenaga radiasi
pengion oleh bahan yang terkena radiasi. Dengan demikian banyaknya jumlah ionisasi
tergantung dari jumlah tenaga radiasi yang diserap oleh bahan (BATAN, 2008).
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic
adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic
adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi
dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan
adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar
radiasi (BATAN, 2008).
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi
dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang
disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah
efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada sel (BATAN, 2008).Efek Radiasi Pada Organ reproduksi
Menurut Sumarsono (2008) efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad
adalah sterilitas atau kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses
pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang
akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang terjadinya sterilitas yang
bersifat sementara karena sudah mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma
selama beberapa minggu. Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia.
Semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang
masih tersisa dalam ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini
sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang sterilitas
menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas
permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy. Sedangkan
menurut Iffah (2009) kerusakan pada organ reproduksi (kemandulan) terjadi pada
paparan 150 - 300 rad untuk laki-laki dan < (150-300) rad untuk wanita. Sehingga
didapati bahwa wanita lebih sensitif terhadap paparan radiasi khususnya pada organ
reproduksi dibandingkan pria.
2.8 Dampak Positif Dari Radiasi

Dampak posistif dari radiasi yaitu:

a. Dalam bidang teknologi


Radiasi, dalam bidang teknologi sangat membantu perkembangan dalam
bidang ilmupengetahuan dan teknologi (IPTEK) tersebut. Hal tersebut, terlihat dari
banyaknya perkembangan ilmu pengetahuan tentang radiasi tersebut.contoh dalam
bidang ilmu pengetahuan adalah peningkatan pengetahuan masyarakat tentang radiasi,
seperti penggunaan serta dampak positif dan negatifnya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan dalam bidang tekonologi, hal itu dapat kita lihat perkembangan
berbagaimacam teknologi yang semakin canggih pada zaman sekarang, seperti
perindustrian-perindustrian yang terlibat langsung dalam pemanfaatan radiasi tersebut,
seperti pada sector industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian kualitas
las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak dan
Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-60 (60Co). selain itu, radioisotop
digunakan juga sebagai perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa
serta membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan radioisotop
iodoum-131 dalam bentuk senyawa CH3131l. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32
merupakan perunut yang sering digunakan dalam penentuan efisiensi proses industri,
yang meliputi pengujian homogenitas pencampuran serta residence time distribution
(RTD). Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana
tak beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir dapat
digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dan cesium-137(137Cs).

a. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan


Dalam bidang kedokteran dan kesehatan, radiasi juga memilki dampak positif
yang sangat bermanfaat bagi dokter untuk mengetahui berbagai macam jenis penyakit
yang agarpenaganannya dapat diketahui oleh dokter. Dengan mengetahui berbagai
macam jenis penyakit tersebut, maka keselamatan kesehatan masyarakat umum dapat
terjaga dan terjamin.
Aplikasi teknik nuklir di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat ditujukan pada :
1. Prediksi risiko dan pengendalian dampak radiasi pengion pada kesehatan
masyarakat. Pengendalian penyakit menular dan aplikasi bidang kedokteran nuklir.
2. Kegiatan terutama diarahkan pada teknik pengendalaian populasi vektor penyakit
dan deteksi dini penyakit.
3. Deteksi penyebab penyakit malagizi dan gangguan kesehatan akibat pencemaran
lingkungan. Kegiatan diarahkan pada teknik pengukuran kandungan unsur mineral
esensial pada specimen tubuh manusia dan lingkungan.
4. Pembuatan biomaterial dan bahan pangan steril untuk keperluan klinik.
Contoh dalam bidang kedokteran adalah, Cemaran virus HIV dan Hepatitis (HBV dan
HCV) pada cadangan darah tranfusi dapat ditangani dengan Deteksi dengan Teknik
Biologi Molekuler Berbasis Nuklir Penyakit bervektor binatang (demam berdarah dengue
dan malaria) dapat ditangani dengan Teknik Serangga Mandul (TSM) dan pembuatan
vaksin dengan radiasi gamma, Penyakit tertunda akibat pajanan radiasi pengion dapat
ditangani dengan Deteksi dengan Analisis Sitogenetik (aberasi kromosom stabil) serta
masih banyak lagi contoh lainya.

b. Dalam bidang pertanian

Dalam bidang pertanian, radiasi juga memiliki dampak positik yang cukup
bermanfaat dalam bidang pertanian. Hal tersebut terlihat dari berbagai pemanfaatan
radiasi dibidang pertanian, seperti Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam
penelitian efisiensipemupukan tanaman adalah fosfor-32 (32P). Teknik perunut dengan
radioisotop akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat. Selain untuk
perunut dalam penelitian efisiensi pemupukan, radiasi juga berguna untuk pemberantasan
hama tanaman dan juga untuk memperoleh bibt unggul.

c. Dalam bidang hidrologi

Radiasi, pada bidang hidrologi juga memiliki dampak positif. Natrium-24 (24P)
merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan laju dan debit
air sungai, air dalam tanah dan rembesan. Kebocoran dam serta pipa penyalur yang
terbenam dalam tanah dapat dideteksi menggunakan radioisotop iodium-131 dalam
bentuk senyawa CH3131l, sedangkan lokasi dumping, asal/pola aliran sedimen dan laju
pengendapan dapat diukur menggunakan krom-51 dan brom-82 masing-masing dalam
bentuk senyawa K251Cr2P7 dan K82Br.

d. Dalam bidang peternakan

Adapun manfaat radiasi dalam bidang peternakan, yaitu dengan memanfaatkan


sinar-X untuk membantu dalam dunia kedokteran hewan sebagai sarana penunjang
diagnosa. Contoh lain adalah, didunia penrunggasan, yaitu dengan pemanfaatan
radiovaksin. Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara radiasi. Defi nisi
vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit tetap
telah dimodifi kasi dengan cara mematikan atau menatenuasi (melemahkan) sehingga
tidak akan menimbulkan penyakit dan dapat merangsang pembentukan kekebalan/
antibodi bila diinokulasikan. Pembuatan radiovaksin memiliki keunggulan dibandingkan
dengan cara konvensional, yaitu mempercepat proses pembuatan vaksin dengan
memperpendek waktu pasase. Selain itu, radiovaksin yang diproduksi memiliki kualitas
yang sama dengan vaksin buatan secara konvensional. Sumber radiasi yang digunakan
untuk pembuatan radiovaksin adalah sinar gama yang digunakan untuk menurunkan
infektivitas, virulensi, dan patogenitas agen penyakit, tetapi diharapkan mampu
merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh terhadap infeksi penyakit.
2.9 Dampak Negatif Dari Radiasi

Dampak negatif radiasi dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah dampak


radiasi terhadap terhadap lingkungan, dalam bidang perindustrian,pertanian, kedokteran
dan kesehatan, dan dampak radiasi gelombang.

a. Dampak radiasi terhadap lingkungan


Lingkungan merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan
makhlukhidup terutama manusia. Lingkungan yang bersih dan tidak tercemari oleh
radiasi, akan membuat lingkungan itu terasa nyaman dan baik untuk kelangsungan serta
kesehatan makhluk hidup dan tumbuhan. Adapun dampak negatif radiasi terhadap
lingkungan, akan menyebabkan lingkukngan itu menjadi rusak dan terganggu serta
membuat kelangsungan makhluk hidup dan tumbuhan. Contohnya radisi peluruhan zat
aktif akibat ledakn bom atom di Nagasaki dan hirosima yang menyebabkan tumbuhan
sulit untuk tumbuh dan berkembang, radiasi panas matahari, radiasi limbah dan lain
sebagainya. Radiasi-radiasi tersebut jika tidak diatasi secaralangsung dengan baik, akan
mengakibatkan suasana lingkungan menjadi tidak nyaman.

b. Dalam bidang perindustrian

Radiasi, didalam bidang perindustrian memiliki dampak positif yang cukup bagus
dalam proses perkembangan dan kemajuan perindustrian tersebut. Tetapi, disamping
memiliki dampak positif, radiasi dalam perindustrian juga memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan dan sekitarnya terutama perindustrian teknologi nuklir. Adapun
contohnya lingkungan disekitar perindustrian tersebut memiliki suhu yang lebih panas
akibat dari radiasi. Radiasi panas yang ditimbulkan dari perindustrian yang berasal dari
zat-zat radioaktif tertentu, yang memicu terjadinya reaksi kimia diatmosfer dapat
menyebabkan penipisan terhadap lapisan ozon. Di perairan laut, intensitas limbah dari
perindustrian yang mengandung zat rdioaktif yang tinggi, dapat menyebabkan organisme
kecil dilaut musnah termaksud ikan dan masih banyak lagi contoh lainnya. Untuk
mengatasi dampak-dampak negative tersebut, maka pemerintah harus bertindak lanjut
terhadap perindustrian yang bersangkutan serta dengan cara mendaur ulang limbah yang
mengandung zat radioaktif tersebut dengan senyawa tertentu agar tidak berbahaya
terhadap kehidupan dan lingkungan.

c. Bidang pertanian

Adapun dampak negatif radiasi dibidang pertanian, antara lain adalah penggunaan
zat-zat tertentu secara berlebihan dapat merusak pertumbuhan tanaman atau terjadi
mallpraktek dalam mengadakan pemuliaan/mencari bibt unggul agar hasil yang
diperoleh lebih baik dapat mengakibatkan cacat atau pertumbuhan tumbuhan tersebut
seperti padi, jagung, cabai dan lain-lain menjadi kerdil atau rusak.
d. Bidang kedokteran dan kesehatan

Dibidang kedokteran dan kesehatan, radiasi sangat dibutuhkan sekali oleh para ahli
medis untuk mengetahui berbagai macam penyakit yang sulit di analisa secara kasat
mata. Akan tetapi, didalam bidang kedokteran dan kesehatan radiasi juga mempunyai
dampak negate terhadap kesehatan kita, seperti penggunaan sinar-X dan zat-zat
radioaktif tertentu yang berlebihan dapat mengakibatkan sel-sel didalam organ tubuh
menjadi rusak dan mati, sehingga menyebabkan seseorang dapat menderita penyakit
ataupun cacat, dan lain sebagainya.

e. Dampak radiasi gelombang

Dalam kehidupan seharih-hari, bahwa kita sering mendengarkan kata-kata seperti


gelombang. Akan tetapi, ternyata gelombang tersebut merupakan suatu radiasi dan cukup
berbahaya bagi kehidupan manusia. Adapun contoh dampak negatif dari radiasi
gelombang yang tinggi dan berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada otak, seperti
radiasi gelombang elektromagnetik telepon seluler dan radiasi gelombang
elektromagnetik dari tranmisi tegangan listrik tinggi.
2.10 Faktor-Faktor Terjadinya Radiasi
Berikut ini adalah faktor-faktor terjadinya Radiasi :
 Konstanta Matahari
Energi yang dikeluarkan Matahari. dibatas luar atmosfer Sebesar : 1.94 cal / cm2/
menit. Jarak Matahari-Bumi bervariasi antara 94.5 juta mil pada Aphelion (1 Juli) 91.5
juta mil pada Perihelion (1 Januari)

 Kejernihan Atmosfer
Pengaruh debu, awan, uap air dan gas-gas tetap lebih penting pengaruhnya
terhadap jumlah radiasi Matahari karena dapat sebagai pemantul, penghambur dan
penyerap panas.

 Lama Penyinaran Matahari


Lama siang hari bervariasi menurut lintang dan musim. Makin panjang makin
besar isolasi. Di Khatulistiwa lama siang dan malam hampir sama. Di kutub penyinaran
maksimum 24 jam pada musim panas dan nol pada musim dingin.

 Sudut Datang Sinar Matahari


Efek sudut datang sinar dapat dilihat pada perpindahan Matahari harian, siang hari
insolasi terbesar. Sore lebih besar daripada pagi hari, sehingga jika sudut datang sinar
matahari kecil maka Insolasi Kecil Prinsip tersebut berlaku juga dalam hubungannya
dengan lintang dan musim. Pada musim dingin untuk lintang besar, walaupun siang hari
insolasi kecil karena sudut datang sinar kecil. Sudut datang sinar juga tergantung kiblat
permukaan lahan. Misal: dibelahan utara lereng selatan menerima sinar lebih banyak dan
utara selalu dalam bayangan

 Lintang Bumi
Faktor radiasi matahari sangat berhubungan dengan lintang. Insolasi tahunan
terbesar di khatulistiwa dan menurun ke arah kutub. Jumlah insolasi yang terjadi di
daerah sepanjang khatulistiwa selama 1 tahun, terjadi 4 x lebih besar dibandingkan di
daerah kutub utara maupun di daerah selatan. Di katulistiwa mengalami maksimal 2x
setahun. Pada lintang 23'30 – 66'20 insolasi maks dan min dalam musim panas dan
musim dingin. Di kutub insolasi maks pada musim panas. Insolasi aktual sedikit berbeda
dengan pola lintang. Insolasi aktual tahunan paling besar terjadi pada lintang 20, karena
udaranya lebih kering.
2.11 Penyebab Terjadinya Radiasi
1. Benda Hitam

Benda hitam adalah bahan yang mampu menyerap seluruh radiasi. Misalnya, baju
berwarna hitam atau gelap dipakai pada siang hari. Tentunya kamu akan cepat merasakan
gerah bukan. Karena kenapa? Karena permukaan benda yang berwarna hiyam akan
menyerap kalor lebih cepat dari permukaan benda yang berwarna cerah. Hal inilah yang
menyebabkan kita lebih cepat merasa gerah jika memakai baju berwarna hitam pada
siang hari.Sebaliknya jika kita memakai baju hitam atau gelap pada malam hari akan
terasa lebih nyaman karena permukaan benda mudah memancarkan kalor dari pada
warna lain.

Pancaran cahaya pada benda yang dipanaskan disebut sebagai radiasi ternal. Radiasi
ternal pada permukaan benda dapat terjadi pada suhu berapapun. Radiasi ternal pada suhu
rendah tidak dapat kita lihat karena terletak pada daerah inframerah.

Selain memancarkan radiasi, permukaan bahan juga dapat menyerap radiasi.


Kemampuan bahan untuk menyerap radiasi tidak sama. Semakin mudah bahan menyerap
radiasi semakin mudah pula bahan itu memancarkan radiasi.

Benda hitam memancarkan radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi


gelombang elektromagnetik yang dipancarkan benda hitam bergantung pada suhu benda
hitam tersebut. Ketika suhu permukaan benda hitam turun maka radiasi benda hitam
bergeser ke arah intensitas yang lebih rwndah dan panjang gelombangnya lebih panjang.
Demikian pula sebaliknya. Jadi, benda yang permukaannya gelap atau hitam akan mudah
menyerap kalor dan mudah memancarkannya

2. Hukum Pergeseran Wien

Sebelumnya kita telah membahas tentang radiasi benda hitam dari artikel di atas.
Intensitas radiasi benda hitam berbanding lurus dengan pangkat empat dari suhu
mutlaknya. Spektrum radiasi benda hitam pada awalnya dipelajari oleh Rayleigh dan
Jeans menggunakan pendekatan fisika.

Mereka meninjau radiasi dalam rongga bertemperatur T yang dindingnya merupakan


pemantul sempurna sebagai sederetan gelombang elwktromagnetik. Akan tetapi pada
suhu 2. 000 K bentuk grafik hasil eksperimen berbeda dengan bentuk grafik yang
dikemukakan Rayleigh dan Jeans,

Rayleigh dan Jeans meramalkan bahwa benda hitam ideal pada kestimbangan ternah
akan memancatkan radiasi dengan daya tak terhingga. Ramalan ini dekenal dengan
bencana ultraungu.
Ilmuan lain, yang mempelajari benda hitam adalah Wilhelm Wien. Wien mempelajari
hubungan antara suhu dan panjang gelombang pada intensitas maksimum. Puncak-
puncak kurva menunjukkan intensitas radiasi pada tiap-tiap suhu. Puncak kurva bergeser
kearah panjang gelombang yang pendek jika suhu semakin tinggi. Panjang gelombang
pada intensitas maksimum ini disebut sebagai maks.
2.12 Cara Mengetahui Adanya Radiasi
Radiasi tidak dapat dilihat, didengar, dicium, dirasakan atau diraba. Indera
manusia tidak dapat mendeteksi radiasi sehingga seseorang tidak dapat mengetahui kapan
ia dalam bahaya atau tidak. Radiasi hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat,
yang disebut monitor radiasi. Monitor radiasi terdiri dari detektor radiasi dan rangkaian
elektronik penunjang. Pada umumnya, monitor radiasi dilengkapi dengan alarm yang
akan mengeluarkan bunyi jika ditemukan radiasi. Bunyi alarm semakin keras apabila
tingkat radiasi yang ditemukan semakin tinggi. Monitor radiasi umumnya digunakan
hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya radiasi.
Monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur jumlah radiasi atau dosis yang
diterima oleh seseorang disebut dosimeter perorangan dan monitor radiasi yang
digunakan untuk mengukur kecepatan radiasi atau laju dosis di suatu area dikenal
dengan survaimeter. Alat-alat tersebut dapat disamakan dengan indikator jarak
dan speedometer pada mobil. Indikator jarak menunjukkan berapa km atau mil yang telah
dijalani oleh mobil, seperti halnya dosimeter perorangan menunjukkan berapa dosis
radiasi yang telah diterima oleh seseorang.Speedometer menunjukkan pada kita beberapa
km atau mil kecepatan mobil perjam, seperti survaimeter menunjukkan berapa laju dosis
radiasi.

Salah satu cara untuk mengukur dosis radiasi pada dosimeter perorangan adalah
berdasarkan pada tingkat kehitaman film jika terkena radiasi. Dengan memproses film
dan mengukur tingkat kehitamannya, dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dapat
diperkirakan.

Cara lain untuk mengukur dosis adalah berdasarkan pada jumlah cahaya yang
dihasilkan pada bahan tertentu akibat oleh radiasi setelah dilakukan proses pemanasan.
Dosimeter perorangan ini disebut TLD (Thermo Luminescence Dosimeter). TLD lebih
peka dan akurat daripada dosimeter film dan dapat digunakan kembali setelah dilakukan
proses pembacaan dosis.

Berbeda dengan dosimeter perorangan yang memberikan informasi dosis radiasi


yang telah diterima, survaimeter memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu area
pada suatu saat. Hasil perkalian antara laju dosis yang ditunjukkan survaimeter dan
lama waktu selama berada di area merupakan perkiraan jumlah radiasi atau dosis yang
diterima bila berada di suatu area selama waktu tersebut. Dengan survaimeter ini
seseorang dapat menjaga diri agar tidak terkena radiasi yang melebihi batas yang
diizinkan.
2.13 Sifat Dari Radiasi
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakam untuk mengetahui
keberadaan sumber pada sutu tempat atau bahan yaitu

Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia sehingga untuk


mengenalinya diperluka suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan detector
radiasi. Ada beberapa jenis detector yang secara spesifk mempunyai kemampuan
untuk melacak keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detector alpha, detector
gamma, detector neutron, dll.

Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses


ionisasi, eksitasi dan lainl-lain. Dengan menggunakan sifat ttersebut kemudian
ssebagai bahan dasar untuk memebuat detector radiasi.
2.14 Efek Dari Biologi Radiasi

Terjadinya efek biologis akibat interaksi radiasi dan jaringan tubuh manusia

(terlepas dari berat atau ringannya akibat biologis tersebut), berbanding selaras dengan

besarnya dosis radiasi yang mengenai jaringan tersebut. Semua dosis radiasi, besar atau

kecil, bisa mengakibatkan pengaruh terhadap jaringan tubuh atau sel. Pengaruh dosis

hanya diasosiasikan dengan besarnya kemungkinan bahwa akan terjadi suatu perubahan

dalam suatu sel atau jaringan yang terkena radiasi tersebut, yang biasa disebut dengan

“efek stokastik”. Efek stokastik ini biasanya mempunyai kelainan dari organ yang

bersifat kronis yang biasanya dihubungkan dengan terjadinya perubahan-perubahan

genetik dalam sel-sel tersebut. Selain dikenal dengan efek stokastik, juga dikenal dengan

efek deterministik atau non-stokastik, yaitu jika sel dalam organ atau jaringan banyak

yang mati atau tidak dapat lagi bereproduksi dan berfungsi secara normal, fungsi organ

akan hilang. Hilangnya fungsi itu akan semakin parah bila jumlah sel yang menderita

akibat bertambah.

Beberapa efek biologi pada tubuh manusia :

1.2.14.1. Efek genetik

Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek

genetik. Efek ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium

akibat radiasi. Atau, bila radiasi berinteraksi dengan makro molekul DNA, dapat

memodifikasi struktur molekul ini dengan cara memecah kromosom atau mengubah
jumlah DNA yang terdapat dalam sel melalui perubahan informasi genetik sel. Tipe ini

dapat menimbulkan penyakit genetik yang diteruskan ke generasi berikutnya.

1.2.14.2. Efek somatik

Bila organisme (seperti manusia) yang terkena radiasi mengalami kerusakan biologi

sebagai akibat penyinaran, efek penyinaran tersebut diklasifikasikan sebagai efek

somatik. Efek ini tergantung pada lamanya terkena radiasi sampai pertama timbulnya

gejala kerusakan radiasi. Selanjutnya diklasifikasikan sebagai efek somatik jangka

pendek atau jangka panjang.

2.14.3. Efek stokastik

Efek stokastik adalah efek radiasi yang kebolehjadian timbulya merupakan fungsi

dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek stokastik memiliki

cirri-ciri:

a. Tidak mengenal dosis ambang.

b. Timbul seteolah melalui masa tenang yang lama.

c. Keparahannya tidak tergantung pada dosis radiasi.

d. Tidak ada penyembuhan spontan.

e. Contoh : kanker, leukemia (efek somatic), dan penyakit keturunan (efek

genetic)

2.14.4. Efek Non Stokastik

Efek Non Stokastik adalah efek radiasi yang kualitas keparahannya bervariasi

menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek non stokastik

memiliki ciri-ciri:
a. Mempunyai dosis ambang

b. Umumnya timbul beberapa saat setelah terkena radiasi

c. Adanya penyembuhan spontan (tergantung tingkat keparahannya)

d. Keparahannya tergantung besarnya dosis radiasi.

e. Efek non stokastik ini meliputi beberapa efek somatic seperti luka bakar,

sterilitas (kemandulan), katarak, kelainan congenital (setelah iradiasi dalam

rahim).Efek genetic adalah efek stokastik, sedangkan efek somatic dapat stokastik

(leukemia, kanker) maupun non stokastik.

2.14.5. Efek teratogenik

Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat bawaan, karena penyinaran yang

terjadi sewaktu janin berada dalam kandungan. Efek ini dapat berupa kematian dalam

kandungan atau kematian segera setelah bayi lahir, kemunduran pertumbuhan, maupun

kelainan bawaan, tergantung saat penyinaran terjadi. Pada usai kurang dari 15 hari umur

kehailan, maka hasil konsepsi biasanya mengalami kematian. Apabila penyinaran terjadi

pada usia kehamilan antara 15 hari sampai 50 hari, maka pada umumnya terjadi kelainan

bawaan. Sedangkan penyinaran setelah usia kehamilan 50 hari dapat berakibat gangguan

pertumbuhan janin dalam kandungan.


2.15 Macam Penyakit Akibat Radiasi

2.15.1. Radiodermatitis

Radiodermatitis adalah peradangan kulit yang terjadi akibat penyinaran local

dengan dosis tinggi. Dimulai dengan tanda kemerahan pada kulit yang terkena radiasi,

kemudian diikuti oleh masa tenang beberapa hari sampai 3 minggu baru kemudian

muncul gejala yang khas tergantung dari dosis yang diterima.

2.15.2. Katarak

Katarak terjadi pada penyinaran mata dengan dosis diatas 1,5 Gray (Gy), dengan

masa tenang antara 5 – 10 tahun.

2.15.3. Sterilitas (kemandulan)

Sterilitas dapat terjadi karena akibat penyinaran pada kelenjar kelamin. Efek berupa

pengurangan kesuburan sampai kemandulan. Sel sperma yang muda lebih peka dari pada

sel tua. Aktivitas pembentukan sperma dapat mulai menurun pada dosis beberapa senti

Gray (cGy).

2.15.4. Sindrom Rasiasi Akut

Sindrom Radiasi Akut dapat terjadi setelah penyinaran seluruh tubuh dengan dosis

lebih dari 1 Gy yang diterima secara sekaligus dengan laju dosis yang cukup tinggi oleh

radiasi yang berdaya tembus besar.

Gejala diawali dengan gejala tidak khas seperti mual dan muntah, demam, rasa

lelah, sakit kepala serta diare, kemudian diikuti masa tenang selama 2 sampai 3 minggu.

Pada masa ini gejala mereda, setelah masa tenang lewat, maka timbul nyeri perut, diare,

perdarahan, anemia, infeksi bahkan kematian.


2.16 Asal Dosis Radiasi Dan Presentasenya

Dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari alam (secara

alamiah) maupun dari radiasi buatan manusia (misalnya pemakaian sinar-X dalam bidang

kedokteran). Dalam laporan yang dipublikasikan pada tahun 2000, UNSCEAR (United

Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation) menyatakan bahwa

secara rata-rata seseorang akan menerima dosis 2,8 mSv (280 mrem) per tahun. Sekitar

85% dari total dosis yang diterima seseorang berasal dari alam. Sekitar 43% dari total

dosis yang diterima seseorang berasal dari radionuklida radon yang terdapat di dalam

rumah.
 Radiasi Kosmik

Radiasi kosmik merupakan radiasi yang


berasal dari angkasa luar, umumnya terdiri atas
partikel proton. Proton merupakan partikel
bermuatan, sehingga jumlah proton yang memasuki
atmosfir bumi dipengaruhi oleh medan magnet
bumi. Karena itu, dosis radiasi yang berasal dari
radiasi kosmik bergantung pada garis lintang;
semakin jauh dari khatulistiwa, semakin besar
dosisnya.

Ketika memasuki atmosfir bumi, radiasi


kosmik berinteraksi dengan atom/unsur penyusun
atmosfir. Semakin mendekati bumi, jumlah radiasi
kosmik akan semakin berkurang karena diserap
oleh bahan penyusun atmosfir, sehingga dosisnya
juga akan semakin berkurang. Pada permukaan
bumi, secara rata-rata, dosisnya sekitar 0,4 mSv (40
mrem) per tahun.

Beberapa kota di bumi, misalnya kota Lhasa


di Himalaya, Tibet, berada di lokasi yang cukup
tinggi sehingga penduduknya akan mendapat dosis yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka yang berada di permukaan bumi. Secara umum, intensitas radiasi kosmik
bertambah dua kali lipat untuk setiap ketinggian 2 km. Selain itu, mereka yang sering
bepergian dengan pesawat terbang juga akan mendapat dosis radiasi yang lebih tinggi.
Penerbangan pada ketinggian 13 km, ketinggian yang umum untuk penerbangan
komersial, memberikan tambahan dosis 0,005 mSv (0,5 mrem) per jam penerbangan
untuk setiap penumpang.

 Kerak bumi (terestrial)

Semua bahan yang terdapat dalam kerak bumi mengandung radionuklida,


khususnya uranium (U), thorium (Th) dan kalium (K). Uranium tersebar di bebatuan dan
tanah dalam konsentrasi yang sangat kecil. U-238 merupakan induk dari beberapa deret
peluruhan radionuklida. Setiap radionuklida akan meluruh menjadi radionuklida lain
hingga akhirnya tercapai nuklida stabil Pb-206. Salah satu radionuklida yang berada
dalam deret peluruhan uranium ini adalah radon-222 (Rn-222) yang dapat berinteraksi
dengan udara. Thorium juga tersebar di tanah, dan Th-232 merupakan radionuklida induk dari
deret peluruhan lain. Konsentrasi kalium lebih banyak dibandingkan dengan uranium dan
thorium.

Semua radionuklida tersebut memancarkan radiasi gamma. Karena itu, setiap saat
kita mendapat radiasi gamma, baik sewaktu kita berada di dalam maupun di luar rumah.
Dosis yang diterima akan bervariasi sesuai dengan struktur geologi daerah tempat
tinggalnya dan dengan bahan bangunan yang dipakai. Secara rata-rata, kita menerima
dosis 0,5 mSv (50 mrem) per tahun dari radiasi gamma alamiah yang berasal dari
bebatuan dan tanah.

Kita mungkin berpikir bahwa dengan masuk ke dalam rumah, kita akan terhindar
dari radiasi terestrial. Kenyataannya, kontribusi radiasi terestrial ini 20% terdapat di luar
rumah, 80% berasal dari bahan bangunan.

 Internal

Beberapa radionuklida yang berasal dari deret uranium dan thorium, misalnya Pb-210
dan Po-210, terdapat di udara, makanan dan air. Karena itu, kita juga mendapat radiasi
secara internal (dari dalam tubuh). Selain itu, di dalam tubuh juga terdapat radionuklida
K-40 dan produk peluruhan radon. Interaksi radiasi kosmik dengan atmosfir juga akan
menghasilkan beberapa radionuklida, misalnya C-14, yang akan menambah radiasi
internal. Dosis efektif rata-rata dari radiasi internal ini sekitar 0,3 mSv (30 mrem) per
tahun. Sekitar separuh dari dosis ini berasal dari K-40.

Radon

Radiasi yang berasal dari gas


radon (Rn-222) merupakan
sumber utama radiasi yang kita
terima sehari-hari. Hal ini terjadi
karena Rn-222 dapat bergabung
dengan udara yang kita hirup.
Kemudian, gas radon yang
memancarkan radiasi alfa ini
dapat mengiradiasi paru-paru
sehingga akan meningkatkan
risiko terkena kanker.
Jika gas radon keluar dari tanah, gas radon akan terdispersi (tersebar) ke udara. Karena
itu, konsentrasi radon di lingkungan udara terbuka akan kecil. Namun, jika gas radon
memasuki ruangan tertutup, khususnya melalui lantai rumah, konsentrasinya akan
meningkat.

Dosis efektif rata-rata dari gas radon ini sekitar 1,2 mSv (120 mrem) per tahun.
Karena dosis total rata-rata (baik berasal dari radiasi alamiah maupun buatan) sekitar 2,8
mSv (280 mrem) per tahun, maka kontribusi dari radon ini sekitar 43% dari dosis total
yang kita terima. Karena itu, kita harus mewaspadai dosis radiasi yang berasal dari gas
radon ini. Untuk mengurangi radiasi yang berasal dari gas radon, ruangan gedung harus
memiliki ventilasi yang cukup agar gas radon dapat didispersikan oleh udara.

 Kedokteran

Dalam bidang kedokteran, radiasi pengion digunakan


untuk diagnosis dan pengobatan (terapi). Pemakaian sinar-X
untuk memeriksa pasien disebut radiologi diagnostik, jika
radiasi digunakan untuk mengobati pasien, prosedurnya
disebut radioterapi, sedang pemakaian obat-obatan yang
mengandung bahan radioaktif, baik untuk keperluan
diagnosis maupun terapi, disebut kedokteran nuklir. Dosis
efektif rata-rata yang berasal dari bidang kedokteran ini sekitar 0,4 mSv (40 mrem) per
tahun.

 Kecelakaan PLTN Chernobyl

Pada tanggal 26 April 1986 terjadi kecelakaan di PLTN Chernobyl, Ukraina.


Kecelakaan itu mengakibatkan tersebarnya sejumlah bahan radioaktif ke lingkungan
selama 10 hari. Sekitar 31 orang meninggal dunia, termasuk 28 orang petugas pemadam
kebakaran. Para petugas pemadam kebakaran tersebut mendapat dosis radiasi tinggi,
antara 3 Sv (300 rem) hingga 16 Sv (1600 rem), yang berasal dari bahan radioaktif yang
mengendap di tanah. Selain itu, mereka juga mengalami kontaminasi pada kulit yang
mengakibatkan eritema akut. Sebanyak 209 orang juga mendapat perawatan di rumah
sakit, 106 orang di antaranya didiagnosa menderita sakit akibat radiasi yang cukup parah.
Kendati demikian, semuanya dapat disembuhkan dan diizinkan pulang setelah menjalani
perawatan beberapa minggu atau bulan di rumah sakit.

Radionuklida utama yang menjadi bahaya pada kecelakaan ini adalah I-131, Cs-
134 dan Cs-137. Dosis yang diterima berasal dari radiasi eksterna radionuklida yang
terdapat di permukaan tanah, dari terhirupnya I-131 sehingga meningkatkan dosis radiasi
pada thyroid, dan dari radiasi internal radionuklida yang terdapat pada bahan makanan.

Ketika UNSCEAR menerbitkan laporan pada tahun 2000, pada laporan itu masih
disebutkan bahwa kecelakaan PLTN Chernobyl ini mengakibatkan dosis efektif rata-rata
sekitar 0,002 mSv (0,2 mrem) per tahun.
2.17 Contoh-Contoh Radiasi

Contoh Radiasi yaitu :

1. Sinar matahari sampai ke bumi

2. Petani mengeringkan padi dengan sinar matahari

3. Udara terasa panas ketika membakar sampah

4. Rasa panas di dekat api unggun

5. Dinding rumah terasa hangat karena sinar matahari

6. Pakaian yang kering ketika dijemur

7. Udara terasa panas saat berada di dekat kompor yang menyala

8. Ikan asin menjadi kering ketika di letakkan dibawah terik matahari

9. Tubuh menjadi berkeringat ketika kepanasan di lapangan terbuka


2.18 Dampak buruk radiasi handphone bagi kesehatan

1. Menyebabkan kanker otak

2. Menyebabkan tumor otak

3. Menyebabkan ganggguan pendengaran

4. Menyebabkan iritasi ringan pada kulit

5. Memicu penyakit jantung

6. Memicu kerusakan kornea pada mata

7. Memicu kanker payudara

8. Mengurangi kemampuan daya ingat

9. Menurunkan sistem kekebalan tubuh

10. Meningkatkan hormon stress

11. Mengganggu kehamilan dan janin


2.19 Cara mencegah bahaya radiasi handphone

1. Jangan dekatkan handphone pada telinga bila panggilan belum masuk

Pada saat melakukan panggilan (berbunyi tut…tut…tut) usahakan agar tidak


mendekatkan handphone anda pada telinga, tunggu hingga panggilan telah tersambung
terlebih dahulu. Karena radiasi pada saat itu lebih besar gelombangnya dibandingkan
panggilan telah tersambung.
2. Gunakan headset saat menelpon

Radiasi terbesar bisa kita hindari pada saat menelpon adalah dengan menggunakan
headset. Hal ini akan menjauhkan gelombang radiasi disekitar handphone pada saat
menelpon.
3. Gunakan loudspeaker saat menelpon

Loudspeaker merupakan pengeras suara yang berfungsi untuk mendengarkan suara tanpa
harus mendekatkan diri dengan benda tersebut. Hal ini tentu saja dapat menghindari diri
kita dari radiasi langsung dengan hanphone.
4. Jangan menelpon diruang sempit

Ruangan juga akan mempengaruhi kekuatan radiasi, karena ruang yang sempit malah
akan memperbesar frekuensi radiasi pada handphone kita.
5. Jangan menyimpan handphone di dalam kantung celana

Ternyata setelah diteliti, menyimpan handphone pada saku kantung celana dapat
menurunkan kualitas pria. Untuk itu lebih baik ubahlah kebiasaan anda ini terutama pada
pria.
6. Menggunakan telinga secara bergantian

Apabila anda menelpon tidak menggunakan headset dan hanphone anda tidak mempunyai
fitur loudspeaker, usahakan saat menelpon agar untuk saling mengganti posisi telinga saat
mendengarkan pembicaraan. Misalnya 1 menit telinga kiri dan 1 menit telinga kanan, dan
begitu seterusnya.
7. Gunakan fitur Bluetooth, wifi dan gps seperlunya saja

Bluetooth, wifi dan gps adalah fitur yang memiliki radiasi yang lumayan besar, bukan
hanya pada komputer sekarang fitur ini sudah tersedia pada handphone. Untuk itu
pastikan untuk tidak mengaktifkan fitur ini pada saat menelpon, karena bisa melipat
gandakan radiasi atau gelombang energi yang kuat yang dapat membahayakan kesehatan.
Gunakan fitur ini seperlunya saja dan jangan terlalu lama menyentuh handphone saat
fitur ini aktif.
8. Matikan handphone saat sinyal melemah

Pasti kita pernah melihat sinyal di handphone kita menurun bukan? Apabila hal ini terjadi
lebih baik anda mematikan handphone sementara waktu. Karena pada saat itu handphone
akan meningkatkan kekuatan penerimaan sinyal hingga maksimal agar jaringan kembali
normal.
9. Diam ditempat saat menelpon

Pada saat menerima panggilan atau sedang menghubungi orang lain hindari untuk
berjalan kesana-kemari karena pada saat bergerak sinyal pada handphone akan terus
mencari pancaran sinyal yang kuat dari Base Transceiver Station (BTS). Ini juga menjadi
alasan mengapa dilarang menelpon saat berkendara.
2.20 Cara menimalisir dampak dari radiasi

1. Jaga jarak dari sumber radiasi

Semakin Anda dekat dengan sumber radiasi, maka paparan radiasi yang dapat Anda terima
semakin besar. Sebaliknya, jika jarak Anda semakin jauh dari sumber radiasi, maka radiasi yang
Anda terima jauh lebih sedikit.

2. Mengurangi durasi terhadap paparan radiasi

Sama seperti jarak, waktu Anda yang semakin lama saat terpapar radiasi, memungkinkan tubuh
Anda menyerap radiasi yang lebih banyak. Sehingga, waktu Anda terpapar radiasi harus dibatasi
seminimal mungkin.

3. Mengurangi kesempatan ion radiasi untuk bergabung ke dalam tubuh

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi kalium iodida (KI) segera setelah terpapar
radiasi. Kalium iodida ini dapat membantu melindungi tiroid dari radiasi. Mengapa tiroid?
Radiasi berdampak langsung pada kelenjar tiroid, sehingga merusak kemampuan kelenjar tiroid
untuk memproduksi iodium, di mana iodium sebagai zat yang sangat dibutuhkan untuk
membentuk DNA yang sehat, fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, keseimbangan hormon,
serta kesehatan jantung.

Sehingga, konsumsi kalium iodida dapat membantu melawan dampak radioaktif iodium. Kalium
iodida mungkin efektif dalam membantu mengurangi paparan radiasi dengan cara mengurangi
akumulasi dan simpanan racun radioaktif dalam tiroid. Konsumsi kalium iodida juga dapat
mengurangi risiko berkembangnya kanker tiroid.

4. Menggunakan pelindung

Pelindung yang dimaksud di sini adalah menggunakan bahan penyerap untuk menutupi reaktor
atau sumber radiasi lainnya, sehingga pancaran radiasi ke lingkungan dapat berkurang.
Pelindung biologis ini bervariasi efektivitasnya, tergantung dari materi yang digunakan untuk
menghamburkan dan menyerap radiasi
5. Jauhkan handphone saat tidur
Janganlah pernah untuk menaruh handphone didekat diri kita apalagi didekat kepala dan bantal
tidur. Karena jaringan kartu sim di handphone kita selalu aktif meskipun tidak ada yang
menelpon atau sms. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bila perlu matikan handphone saat
tidur.
6. Menonaktifkan kartu sim
Nonaktifkan saja kartu sim sementara atau cabut saja kartu sim pada handphone apabila
sekiranya handphone tidak terlalu penting (misalnya pada anak-anak yang hanya menggunakan
handphone untuk game, berfoto, dan sebagainya).
7. Gunakan stiker anti radiasi
Setiap racun pasti ada penawarnya begitulah istilahnya, kini sekarang sudah tersedia stiker anti
radiasi yang bisa anda beli di toko ponsel terdekat. Bila tidak tersedia di toko, anda harus
mencari di google dengan memesan secara online.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Radiasi adalah transfer energi melalui gelombang (radiasi elektromagnetik) atau


pergerakan pertikel secara cepat (radiasi partikel) melalui ruang dan akhirnya diserap oleh
benda lain.Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya
adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan
lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton
adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma
dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang
microwave, radar dan handphone.
Sumber-sumber radiasi sendiri ada dua yaitu sumber radiasi dari alam dan sumber radiasi
buatan. Dan secara umum radiasi dibagi menjadi dua yaitu radiasi ionisasi dan nonionisasi.
Radiasi Pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion
positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Sedangkan, Radiasi Non-Pengion
adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan
materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita.
. Dampak radiasi dalam kehidupan sehari-hari dibagi menjadi dua macam, yaitu
Dampak positif radiasi dalam kehidupan sehari-hari dan Dampak negatif radiasi dalam
kehidupan sehari-hari. Dampak positif radiasi dalam kehidupan sehari-hari meliputi bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), kedoktera1n atau kesehatan, pertanian, hidrologi,
dan peternakan. Sedangkan, Dampak negatif radiasi dalam kehidupan sehari-hari
meliputi dampak radiasi terhadap terhadap lingkungan, dalam bidang perindustrian, pertanian,
kedokteran dan kesehatan, dan dampak radiasi gelombang.
3.2 Daftar Pustaka

Cici fitriyanti: makalah radiasi


manfaat dari radiasi - Penelusuran Google
Bagaimana terjadinya radiasi
FISIKA RADIASI | helga fitry - Academia.edu
Sejarah Tentang Radiasi - Penelusuran Google

Anda mungkin juga menyukai