Anda di halaman 1dari 5

Review

A First Look at Communication


Chapter 3

Weighing the Words

Dirangkum oleh : Saura Prillizia Kemala


NIM : 1161003359
Dosen : Bu Tuti Widiastuti
WHAT MAKES AN OBJECTIVE THEORY GOOD?

Objective theory bersifat kredibel karena memenuhi tujuan dari pengetahuan ilmiah. Teorinya
menjelaskan masa lalu dan masa sekarang, dan memprediksikan masa depan. Social scientists setuju atas
empat kriteria tambahan yang menunjukkan teori yang baik: relative simplicity, testability, practical
utility, dan quatifable research.

Scientific Standard 1: Explanation of the Data

Objective theory yang baik menjelaskan sebuah peristiwa atau tingkah laku manusia.
Filsuf sains Abraham Kaplan mengatakan bahwa teori adalah cara memahami situasi yang mengganggu.
Teori objektif harus membawa kejelasan pada hal yang masih ‘campur aduk.’ Sebuah teori ilmu sosial
yang baik mendeskripsikan proses, memfokuskan perhatian kita pada hal yang penting, dan membantu
kita mengabaikan hal yang membuat sedikit perbedaan. Tetapi juga lebih dari sekedar data mentah dan
menjelaskan ‘why’. Alasan sesuatu terjadi menjadi sama pentingnya dengan fakta hal tersebut.

Scientific Standard 2: Prediction of Future Events

Objective theory yang baik memprediksikan apa yang akan terjadi. Prediksi hanya mungkin,
bila kita berurusan dengan hal-hal yang dapat kita lihat, dengar, sentuh, cium, dan rasakan berkali-kali.
Karena kita berulang kali melihat hal yang sama terjadi pada situasi yang sama, kita mulai membicarakan
pola yang berubah-ubah atau hukum universal. Tetapi social science tidak seperti itu. Bahkan teori terbaik
mungkin hanya dapat berbicara tentang manusia secara umum daripada tentang individu tertentu, dan ini
hanya dalam bentuk kemungkinan dan kecenderungan bukan kepastian yang absolut.

Scientific communication theories yang baik memprediksikan bahwa tipe khusus dari komunikasi
menggerakkan respon tertentu. Teori lainnya memprediksikan bahwa kualitas komunikasi adalah hasil
dari faktor yang sudah ada. Klaim tersebut mungkin benar atau tidak, tetapi kita harus menghargai teori
scientific.

Scientific Standard 3: Relative Simplicity

Objective theory yang baik adalah teori yang sesederhana mungkin, tidak lebih kompleks
daripada seharusnya. Ketika kita telah berkonsentrasi pada suatu subjek pada waktu yang lama, akan
mudah terjebak dalam keagungan dari konstruksi teoritikal. Rule of parsimony (Occam’s razor) adalah
diberikan dua penjelasan yang masuk akal untuk peristiwa yang sama, kita harus menerima versi yang
lebih simpel. Tetapi relative simplicity tidak selalu berarti mudah untuk dipahami.

Scientific Standard 4: Hypotheses That Can Be Tested

Objective theory yang baik dapat diuji. Jika prediksi salah, harus ada cara untuk
menunjukkan kesalahan. Falsifiability adalah persyaratan bahwa scientific theory harus dinyatakan dalam
suatu cara yang dapat diuji dan dibantah ketika memang salah.

Scientific Standard 5: Practical Utility

Seiring waktu, objective theory yang baik menjadi berguna. Tujuan yang sering dikutip
dari social science adalah untuk membantu orang memiliki kontrol lebih besar atas kehidupan sehari-hari,
orang-orang menghadapi jenis situasi sosial yang pelik bahwa teori harus dapat dimanfaatkan. Teori yang
praktisi komunikasi cukup membantu mungkin tidak lebih valid dari beberapa orang untuk dijadikan
pedoman, namun karena pengaruhnya, mungkin terbukti menjadi lebih bernilai.

Scientific Standard 6: Quantitative Research

Scientists cenderung untuk menggunakan number untuk mengumpulkan bukti agar mendukung
teori mereka. Sebab objective theory bertujuan untuk mencerminkan realitas, masuk akal bagi mereka
untuk menghitung dan melaporkan apa yang mereka temukan dalam bentuk numerik daripada bahasa.
Objective theorists menggunakan metode experiment dan survey untuk menguji prediksi mereka.

 Experiment adalah metode penelitian yang memanipulasi variabel dalam situasi yang dikontrol
ketat untuk mengetahui apakah ia memiliki efek yang diprediksi.
 Survey adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur untuk
mengumpulkan data yang dilaporkan sendiri, yang mencerminkan apa yang responden pikirkan,
rasakan, atau berniat untuk dilakukan.

WHAT MAKES AN INTERPRETIVE THEORY GOOD?


Teori harus memenuhi beberapa atau seluruh fungsi berikut: create understanding, identify
values, inspire aesthetic appreciation, stimulate agreement, reform society, dan conduct qualitative
research.

Interpretive Standard 1: New Understanding of People

Interpretive scholarship yang baik ketika menawarkan wawasan baru kepada kondisi manusia.
Rhetorical critics, ethnographers, dan humanistic researchers berusaha untuk mendapatkan pemahaman
baru dengan menganalisa aktifitas yang mereka anggap sebagai manusia yang unik – interaksi simbolik.
Berbeda dengan teori social science yang berusaha mengidentifikasi pola umum komunikasi pada semua
orang, interpretive scholar khusus mengkaji salah satu jenis cara berbicara masyarakat yang
menunjukkan gaya bahasa tertentu. Pada science menginginkan penjelasan yang objektif, humanism
menginginkan pemahaman yang subjektif. Self-referential imperative memasukkan diri sendiri sebagai
unsur dari kontruksi kita sendiri.

Interpretive Standard 2: Clarification of Values

Interpretive theory yang baik membawa nilai-nilai masyarakat menjadi terbuka. Theorist secara
aktif berusaha untuk mengakui, mengidentifikasi, atau mengungkapkan ideologi di balik pesan yang ada
di bawah pengawasan. Interpretive theorists harus bersedia untuk mengungkapkan komitmen etika
mereka sendiri.

Ethical imperative mengarahkan theorist untuk “memberikan orang lain yang terjadi dalam konstruksi
kita sama dengan otonomi yang kita latih untuk membangun mereka.” Dengan cara ini, orang-orang
memiliki suara mengenai apa yang dikatakan tentang mereka.

Interpretive Standard 3: Aesthetic Appeal


Cara seorang theorist menunjukkan idenya dapat mempesona pembaca sebanyak kearifan dan
keaslian dari teori yang diciptakan. Objective theorist lebih ke format standar untuk penulisan ilmiah yang
dapat diterima. Tetapi interpretive theorists memiliki ruang lebih untuk kreatifitas. Kejelasan dan
keterampilan seni terlihat menjadi dua kualitas yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat estetis.

Interpretive Standard 4: Community of Agreement

Kita dapat mengidentifikasi interpretive theory yang baik melalui jumlah dukungan yang
dihasilkannya dalam komunitas scholars yang tertarik dan memiliki pengetahuan tentang jenis
komunikasi yang sama. Kadang-kadang interpretive theorists menyajikan tesis kontroversial dari
audience restricted dan true believers.

Interpretive Standard 5: Reform of Society

Interpretive theory yang baik sering membangkitkan perubahan. Critical theorists adalah scholars
yang menggunakan teori untuk mengungkap praktek komunikasi yang tidak adil yang menciptakan atau
menghidupkan ketidakseimbangan kekuasaan. Mereka melihat masyarakat ekonomi, politik, sosial,
agama, dan institusi pendidikan sebagai konstruksi sosial oleh praktisi komunikasi yang tidak adil.

Interpretive Standard 6: Qualitative Research

Para scientists menggunakan numerik untuk mendukung teori mereka, sedangkan interpretive
scholar menggunakan kata-kata. Alat kualitatif bagi interpretive scholar mencakup wawancara terbuka,
focus groups, teks visual, artefak, dan introspeksi. Tetapi textual analysis dan ethnographic adalah dua
metode yang sering digunakan untuk mengkaji bagaimana manusia menggunakan tanda dan simbol untuk
menciptakan dan menyimpulkan makna.

 Textual analysis adalah metode penelitian yang mendeskripsikan dan menginterpretasikan


karakteristik dari teks.
 Ethnographic adalah metode pengamatan partisipan yang didesain untuk membantu peneliti
mengalami jaringan budaya yang kompleks makna.

CONTESTED TURF AND COMMON GROUND AMONG THEORISTS


Skala sensing-intuition menunjukkan bagaimana orang-orang melihat atau memperoleh informasi,
bagaimana cara mereka berusaha mencari tahu tentang sesuatu.

 Sensing adalah cara mencari tahu sesuatu dengan menggunakan fungsi penginderaan. Mata,
telinga, dan panca indera lainnya menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi baik dari dalam dan
luar diri kita. Sensing terutama berguna untuk mengapresiasi realita dari sebuah situasi.
 Cara lainnya untuk ‘mencari tahu’ adalah melalui intuition yang mengungkapkan makna,
hubungan, dan kemungkinan yang melampaui informasi dari indera kita. Intuition melihat pada
gambaran besar dan mencoba untuk mengambil pola esensinya.

Itu adalah perbedaan-perbedaan yang membedakan kedua theorists. Tapi tidak berarti bahwa
mereka tidak bisa menjadi teman. Ada setidaknya tiga alasan. Dasar yang kuat untuk persahabatan
mereka akan saling menghormati kepada keingintahuan satu sama lain tentang proses komunikasi dan
pengetahuan bahwa mereka membawakan intelek mereka yang sangat terbaik untuk menanggung apa
yang mereka kaji. Dasar yang kedua untuk saling menghargai akan sebuah pemahaman bahwa poin
terkuat dari science adalah perbandingan ketat dari pesan ganda atau grup, sementara forte humanism
adalah imajinasinya, analisa mendalam dari pesan tunggal atau grup. Alasan ketiga dapat terlihat pada
perbandingan berikut.

Scientific Theory Interpretive Theory

Explanation of Data Understanding of People

Prediction of Future Clarification of Values

Relative Simplicity Aesthetic Appeal

Testable Hypothesis Community of Agreement

Practical Utility Reform of Society

Quantitave Research Qualitative Research

1. Explanation dari tingkah laku komunikasi dapat mengarahkan ke understanding lebih dari
motivasi orang-orang.
2. Baik prediction dan value clarification melihat ke masa depan. Yang pertama menunjukkan apa
yang akan terjadi, yang kedua, apa yang seharusnya terjadi.
3. Kebanyakan pelajar dari teori, simplicity memiliki sebuah aesthetic appeal.
4. Testing hypotheses adalah cara mencapai community agreement.
5. Apa yang menjadi lebih practical daripada teori yang reforms praktek yang tidak adil.
6. Baik quantitative research dan qualitative research mencerminkan komitmen untuk mempelajari
komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai