Anda di halaman 1dari 37

I.

JUDUL PERCOBAAN : Natrium dan Kalium


II. TANGGAL PERCOBAAN :
Mulai : Selasa, 12 Maret 2018; pukul 09.30 WIB
Selesai : Selasa, 12 Maret 2018; pukul 12.00 WIB
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui sifat-sifat Natrium, Kalium, dan Senyawanya
2. Mengidentifikasi Senyawa Natrium dan Kalium
IV. DASAR TEORI
1. Natrium
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang
lunak, keperakan, dan seperti lilin. Natrium adalah logam alkali, berada pada
golongan 1 tabel periodik, karena memiliki satu elektron di kulit terluarnya
yang mudah disumbangkannya, menciptakan atom bermuatan positif
kation Na+. Satu-satunya isotop stabil adalah 23
Na. Logam bebasnya tidak
terdapat di alam, tapi harus dibuat dari senyawanya.
Natrium adalah unsur keenam paling melimpah dalam kerak bumi, dan
terdapat di banyak mineral seperti feldspar, sodalit dan halit (garam batu,
NaCl). Banyak garam natrium sangat larut dalam air: ion natrium
telah dilindi oleh aksi air dari mineral bumi selama ribuan tahun, dan dengan
demikian natrium dan klorin adalah unsur terlarut yang paling umum terjadi di
lautan (berdasarkan berat) (Cotton, 1989).

Gambar 1. Logam Natrium


Karakteristik Natrium (Sifat Fisika)
Natrium pada suhu dan tekanan standar adalah logam lunak keperakan
yang jika bereaksi dengan oksigen di udara dan membentuk natrium

1
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
oksida berwarna putih keabu-abun kecuali direndam dalam minyak atau gas
inert, yang merupakan kondisi penyimpanan umumnya.
Logam natrium dapat dengan mudah dipotong menggunakan pisau dan
merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, karena hanya memiliki satu
elektron pada kelopak valensinya, sehingga menghasilkan ikatan
logam dan elektron bebas yang lemah, yang membawa energi. Akibat massa
atomnya yang rendah dan jari-jari atomnya yang panjang, natrium adalah unsur
logam dengan densitas paling rendah ke-3 di antara seluruh logam dan salah
satu dari tiga logam yang dapat terapung di air, dua lainnya
adalah litium dan kalium. Titik lebur (98 °C) dan didih (883°C) natrium lebih
rendah daripada litium tetapi lebih tinggi daripada logam alkali yang lebih berat
(kalium, rubidium, dan sesium), mengikuti tren periodik sepanjang golongan
dari atas ke bawah. Sifat ini berubah secara dramatis pada kenaikan tekanan:
pada 1,5 Mbar, warna berubah dari keperakan menjadi hitam; pada 1,9 Mbar
menjadi transparan dengan warna merah; dan pada 3 Mbar, natrium berupa
padatan jernih dan transparan. Semua alotropi tekanan tinggi ini bersifat
isolator dan elektrida.

Gambar 2. Uji nyala natrium

Dalam uji nyala api, natrium dan senyawanya menghasilkan warna kuning
karena elektron 3s natrium yang tereksitasi memancarkan foton ketika mereka
kembali dari 3p ke 3s; panjang gelombang foton ini berada pada garis D sekitar
589,3 nm. Interaksi spin–orbit (en) yang melibatkan elektron pada orbital 3p
memecah garis D menjadi dua, pada 589,0 dan 589,6 nm; struktur
hiperhalus (en) yang melibatkan kedua orbital menyebabkan garis lebih
banyak.

2
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Karakteristik Natrium (Sifat Kimia)
Natrium sangat reaktif, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Logam Natrium dapat
bereaksi secara langsung dengan berbagai unsur seperti unsur Halogen
membentuk garam halida yang larut dalam air. Reaksi ini menunjukan bahwa
logam Natrium adalah reduktor yang kuat. Seperti logam alkali lainnya,
natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan, dan putih keperakan, yang tak
pernah berwujud sebagai unsur murni di alam. Natrium mengapung di air,
menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus
menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun,
biasanya ia tidak meledak di udara yang bersuhu di bawah 388 K. Natrium juga
bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk basa kuat
yaitu NaOH.
Kereaktifan logam Natrium : Natrium mengapung pada permukaan, tapi
panas yang dilepaskan oleh reaksi cukup untuk meleburkan natrium (natrium
memiliki titik lebur yang lebih rendah dibanding lithium dan reaksi yang terjadi
menghasilkan panas lebih cepat) dan natrium melebur hampir sekaligus
membentuk sebuah bulatan perak kecil yang tersebar di atas permukaan. Ada
bekas putih dari natrium hidroksida yang terlihat dalam air di bawah bulatan-
bulatan natrium, tapi bekas-bekas itu segera terlarut menghasilkan larutan
natrium hidroksida yang tidak berwarna.
Natrium bergerak-gerak pada permukaan karena ditekan dari segala arah
oleh hidrogen yang terlepas selama reaksi. Jika natrium terjebak pada pinggir
wadah, maka hidrogen bisa terbakar dan menghasilkan nyala orange. Warna
ini ditimbulkan oleh kontaminasi nyala biru hidrogen oleh senyawa-senyawa
natrium. Diantara unsur- unsur dalam satu periode, jari-jari atom logam alkali
merupakan yang terbesar dimana pada kulit terluar nya hanya terdapat satu
elektron yang letaknya jauh dari inti, oleh karena itu elektron ini mudah di
lepaskan dan kecenderungan logam-logam alkali juga termasuk unsur-unsur
yang paling elektropositif dimana dalam golongan ini semakin kebawah
kereaktifan nya semakin besar hal ini disebabkan karena semakin kebawah jari-

3
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
jari atom semakin besar dan elektron valensi nya juga menjadi semakin mudah
untuk dilepaskan (Lee, 1991).

2. Kalium
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang K dan nomor atom 19. Dalam tabel periodik, kalium adalah salah
satu logam alkali. Semua logam alkali memiliki satu elektron valensi di
kelopak elektron terluarnya, yang mudah dilepaskan untuk membentuk ion
bermuatan positif sebuah kation, yang jika bergabung
dengan anion membentuk garam. Kalium di alam hanya terdapat pada garam
ionik. Unsur kalium adalah logam alkali, lunak, berwarna putih keperakan
yang teroksidasi dengan cepat di udara dan bereaksi hebat dengan air,
menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan hidrogen yang dipancarkan
dalam reaksi dan terbakar dengan api berwarna ungu. Ia ditemukan terlarut
dalam air laut (yaitu 0,04% kalium berdasarkan berat), dan merupakan bagian
dari banyak mineral (Tim Dosen Kimia Anorganik II, 2016).

Gambar 3. Logam Kalium


Karakteristik Kalium (Sifat Fisika)
Kalium adalah logam berdensitas paling rendah kedua setelah litium. Ia
adalah padatan lunak dengan titik leleh rendah, dan mudah dipotong dengan
pisau. Kalium yang baru dipotong berwarna keperakan, tapi mulai muncul
noda abu-abu segera saat terpapar udara. Dalam uji nyala api, kalium dan
senyawanya memancarkan warna ungu dengan panjang gelombang puncak
emisi 766,5 nanometer.

4
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Gambar 4. Uji Nyala Kalium
Karakteristik Kalium (Sifat Kimia)
Atom kalium netral memiliki 19 elektron, satu lebih banyak daripada
konfigurasi gas mulia argon yang sangat stabil. Oleh karena itu dan energi
ionisasipertamanya yang serendah 418,8 kJ/mol, atom kalium lebih cenderung
kehilangan elektron terakhir sehingga bermuatan positif daripada mendapatkan
satu elektron untuk memperoleh muatan negatif (walaupun
ion alkalida bermuatan negatif K− bukan tidak mungkin). Proses ini
membutuhkan sangat sedikit energi agar kalium mudah teroksidasi oleh
oksigen atmosfer. Sebaliknya, energi ionisasi kedua sangat tinggi (3052
kJ/mol), karena pelepasan dua elektron melanggar konfigurasi elektron gas
mulia yang stabil (konfigurasi argon inert). Oleh karenanya, kalium tidak
mudah membentuk senyawa dengan keadaan oksidasi +2 atau lebih tinggi.
Kalium adalah logam yang sangat aktif yang bereaksi hebat dengan oksigen di
air dan di udara. Kalium bereaksi dengan oksigen membentuk kalium
peroksida, dan dengan air membentuk kalium hidroksida. Reaksi kalium
dengan air berbahaya karena sifat eksotermalnya yang hebat dan produksi
gas hidrogennya.
Reaksi-Reaksi Kalium
Kalium merupakan logam reaktif. Berikut reaksi yang dapat terjadi pada
logam kalium.
a. Reaksi dengan air
Logam kalium dapat beraksi dengan air menghasilkan kalium hidroksida
yang bersifat basa dan gas hidrogen.
2 K (s) + 2 H2O (l) 2 KOH (aq) + H2 (g)

5
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Kalium bereaksi hebat dengan air. Reaksi ini sangat eksoterm, sehingga
gas hidrogen yang terbentuk segera terbakar.
b. Reaksi dengan gas hidrogen
Logam kalium dapat bereaksi dengan gas hidrogen menghasilkan kalium
hidrida.
2 K (s) + H2 (g) 2 KH (s)
c. Reaksi dengan halogen
Logam kalium bereaksi dengan halogen menghasilkan kalium halida.
2 K(s) + X2 (g) 2 KX(g)
Di mana X adalah unsur halogen.
d. Reaksi dengan gas oksigen
Logam kalium bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan kalium oksida.
4 K (s) + O2 (g) 2 K2O (g)
Kalium dapat membentuk kalium superoksida dalam oksigen berlebih.
K (s) + O2 (g) KO2 (s)
Logam kalium yang telah disimpan lama, baik dalam cairan inert, minyak
tanah (kerosin) atau dalam botol yang diisolasi akan ditutupi lapisan
superoksida. Memotong logam kalium yang sudah tertutup lapisan tersebut
harus dilakukan dengan sangat hati – hati, karena mata pisau dapat menekan
lapisan superoksida sehingga masuk ke dalam lapisan kalium dan
menimbulkan reaksi eksoterm menurut reaksi.
3 K (s) + KO2 (g) 2 K2O (g)
Kalor yang dibebaskan reaksi tersebut dapat mendidihkan kalium yang
segera bereaksi dengan oksigen atau uap air di udara, yang dapat
menimbulkan ledakan.
e. Reaksi dengan belerang
Kalium bereaksi dengan belerang menghasilkan kalium sulfida.
2 K (s) + S (l) K2S (s)
f. Reaksi dengan fosfor
Kalium bereaksi dengan belerang menghasilkan kalium fosfida.
3K (s) + P (s) K3P (s)
(Svehla, 1985).

6
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
V. ALAT DAN BAHAN
Alat
No Nama Alat Ukuran Spesifikasi Jumlah
1. Gelas kimia 100 mL Pyrex 1 buah
2. Gelas kimia 250 mL Pyrex 1 buah
3. Tabung reaksi - - 7 buah
4. Kaca arloji - - 1 buah
5. Spatula - - 1 buah
6. Pipet tetes - - 15 buah
7. Cawan porselin - Kramik 1 buah
8. Pembakar spiritus - - 1 buah
9. Korek - - 1 buah
10. Kaki tiga dan kasa - - 1 set
11. Kawat nikrom - - 1 buah
12. Corong - Kaca 1 buah
13. Penjepit kayu - - 1 buah
Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Logam natrium - Secukupnya
2. Aquades - Secukupnya
3. NaOH Padat 1 butir
4. Larutan HCl 4M Secukupnya
5. Indikator pp - 1 mL
6. N2O3 Padat Secukupnya
7. Larutan H2SO4 0,1 M 1 mL
8. Indikator amilum - 5 tetes
9. Indikator KI - 5 tetes
10. Garam glauber - Secukupnya
11. KOH Padat 2 butir
12. Air brom - Secukupnya
13. Larutan HCl 0,1 M 3 tetes

7
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
14. Benang wol - 1 helai
15. Abu kayu - Secukupnya
16. Larutan KCl - 1 mL
17. Larutan asam tartrat 2M 1 mL

VI. ALUR PERCOBAAN


1.
Seiris logam Na

- Diletakkan pada kertas saring


- Diletakkan dengan mengapung diatas permukaan air
dalam gelas kimia
- Ditutup gelas kimia secara cepat dengan gelas kimia
- Diamati reaksi yang terjadi
- Diuji larutannya dengan indikator PP

Larutan berwarna merah muda

2. Sepotong kecil NaOH

- Diletakkan diatas cawan porselin


- Dibiarkan
- Diamati yang terjadi
- Dilarutkan dengan akuades secukupnya

Larutan NaOH

- Dimasukkan sebagian ke dalam tabung reaksi


- +HCl pekat tetes demi tetes
- Diamati

Kertas lakmus merah menjadi biru

3.
Seujung spatula natrium peroksida

- Dimasukkan ke dalam cawan porselin


- +H2SO4 encer
- + beberapa tetes larutan KI dan amilum

Larutan berwarna ungu, cawan porselin terasa dingin

8
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
4. Sedikit garam glauber

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Dipanaskan dengan nyala api kecil secara perlahan

Larutan tidak berwarna, terbentuk endapan

5. Kawat platina

- Dicelupkan dalam HCl pekat


- Dipijarkan
- Dicelupkan dalam larutan NaCl
- Dipijarkan

Nyala api berwarna kuning

6. Sepotong kecil KOH

- Ditambahkan akuades hingga larut

Larutan KOH

- Diambil sedikit dan digosokkan pada jari tangan

Kertas lakmus merah menjadi biru

7. Larutan KOH

- Diencerkan dengan akuades


- +air Brom 1 mL
- Diasamkan dengan HCl encer 1 mL

Terdapat 2 lapisan, atas berwarna kuning


dan bawah tidak berwarna

Larutan KOH
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- + sehelai benang wol
- Dipanaskan dengan hati-hati

Benang wol terurai


9
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
8. Abu kayu

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- + sedikit air
- Dikocok beberapa menit

Filtrat Residu
- + indikator PP

Larutan berwarna merah muda

9.
Residu abu no. 8

- + beberapa tetes HCl pekat

Endapan hitam dan timbul gas

10. Larutan KCl 0,1N

- Dimasukkan tabung reaksi


- + asam tartrat 2M
Endapan kristal putih

11. Kawat platina

- Dicelupkan dalam HCl pekat


- Dipijarkan
- Dicelupkan dalam larutan KCl
- Dipijarkan

Nyala api berwarna lembayung

10
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
VII. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. - Logam Na : putih - Logam Na + Reaksi: reaksi natrium dengan air
Seiris logam Na keperakan akuades: timbul 2Na(s) + 2H2O(l) → menghasilkan NaOH yang
- Akaudes : tidak nyala api dan gas 2NaOH(aq) + H2(g) ditunjukkan timbul warna
- Diletakkan pada kertas saring
- Diletakkan dengan mengapung diatas berwarna putih merah muda saat
permukaan air dalam gelas kimia - PP : larutan tidak - Larutan diuji ditambahkan indikator PP
- Ditutup gelas kimia secara cepat dengan berwarna dengan indikator
gelas kimia
PP : larutan
- Diamati reaksi yang terjadi
- Diuji larutannya dengan indikator PP berwarna merah
muda
Larutan berwarna merah muda

2. - NaOH : kristal - NaOH dibiarkan : Reaksi NaOH yang dibiarkan di


Sepotong kecil NaOH
berwarna putih meleleh - NaOH(s) + CO2(g)  udara terbuka akan bereaksi
- Diletakkan diatas cawan porselin
- Akuades : tidak - + akuades : larut Na2CO3(aq) + H2O(l) dengan CO2 dan kemudian
- Dibiarkan
- Diamati yang terjadi berwarna - + HCl : timbul gas, - Na2CO3(aq) + HCl(aq)  direaksikan dengan HCl
- Dilarutkan dengan akuades secukupnya - HCl pekat : larutan uap air dan terasa NaCl(aq) + H2O(l) + akan melepaskan CO2
tidak berwarna panas CO2(g) kembali dan uap air.
Larutan NaOH
- Dimasukkan sebagian dalam tabung reaksi
- +HCl pkeat tetes demi tetes
- Diamati
Kertas lakmus merah menjadi biru

11
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
3. - Na peoksida: - Na peroksida + - Na2O2(s) + H2SO4(aq)  Warna ungu dihasilkan
Seujung spatula natrium peroksida
serbuk putih H2SO4: larut, Na2SO4(aq) + H2O(l) karena adanya I2 hasil reaksi
- Dimasukkan ke dalam cawan porselin - KI: larutan tidak terasa panas - Na2SO4(aq) + 2KI(aq)  Na2SO4 dan KI, Na2SO4
- +H2SO4 encer berwarna - +KI & amilum: K2SO4(aq) + I2(aq) + yang dihasilkan dari reaksi
- + beberapa tetes larutan KI dan amilum
- Amilum: larutan terasa dingin, Na+(aq) Na2O2 dengan H2SO4. Hal
Larutan berwarna ungu, cawan tidak berwarna berwarna ungu (+) - Reaksi pembentukan ini menunjukkan senyawa
porselin terasa dingin
- H2SO4: larutan kompleks iod-amilum: natrium dapat membentuk
tidak berwarna kompleks iod amilum.

+ nI2 

4. - Garam glauber: - Dipanaskan: - Na2SO4.10H2O(s)  Didapatkan kristal putih


Sedikit garam glauber berwarna putih timbul uap air dan Na2SO4(s) + 10H2O(l) Na2SO4 dan uap air

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kristal putih


- Dipanaskan dengan nyala api kecil secara
perlahan

Larutan tidak berwarna, terbentuk endapan

12
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
5 - HCl pekat: larutan - Uji nyala NaCl: - NaCl(aq)  Na+(aq) + Nyala api dari uji nyala NaCl
Kawat platina
tidak berwarna nyala api berwarna Cl-(aq) adalah berwarna kuning
- Dicelupkan dalam HCl pekat - NaCl: larutan tidak kuning - Nyala api Na berwarna
- Dipijarkan berwarna kuning (Lutfi, 2016)
- Dicelupkan dalam larutan NaCl
- Dipijarkan

Nyala api berwarna kuning

6. - KOH: padatan - KOH + akuades: KOH(s) + H2O(l)  larutan KOH terasa licin saat
Sepotong kecil KOH
putih terasa hangat, KOH(aq) digossokan pada tangan. Hal
- Ditambahkan akuades hingga larut - Akuades: tidak KOH larut ini menunjukkan sifat
berwarna - Digosokkan pada senyawa kalium basa dan
Larutan KOH
tangan: terasa licin bisa digunakan sebagai
- Diambil sedikit dan digosokkan pada
bahan pembuat sabun.
jari tangan

Kertas lakmus merah menjadi biru

7. - KOH: larutan tidak - KOH+ air brom: - KOH(s) + Br2(aq)  Larutan KOH jika
Larutan KOH
berwarna berwarna kuning KBr(aq) + H2O(l) + direaksikan dengan air brom
- Diencerkan dengan akuades - Akuades: tidak (+) KOBr(aq) menghasilkan garam bersifat
- +air Brom 1 mL
berwarna - + HCl: terdapat 2 - KBr(aq) + H2O(l) + netral yaitu KBr dan garam
- Diasamkan dengan HCl encer 1 mL
- HCl encer: larutan lapisan, atas KOBr(aq) + HCl(aq)  bersifat basa KBrO
Terdapat 2 lapisan, atas berwarna tidak berwarna berwarna kuning 2KCl(aq) + Br2(aq) +
kuning dan bawah tidak berwarna
H2O(l)

13
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
- Air brom: larutan (+) bawah tidak
berwarna kuning berwarna
- Benang wol:
berwarna merah
muda

Larutan KOH - KOH+ benang Pemanasan benang wol


wol: sedikit terurai dalam larutan KOH pekat
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- + sehelai benang wol - + dipanaskan: menyebabkan serat benang
- Dipanaskan dengan hati-hati terurai dan benang wol terbuka
Benang wol terurai berwarna jingga

8. - Abu kayu: - Abu kayu + - K2CO3 (s) + 2H2O (l)  Senyawa kalium berupa
Abu kayu
berwarna abu-abu akuades: timbul KOH (aq) + H2O (l) CO2 KOH dapat direaksikan dari
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kehitaman gas (g) pelarut K2CO3 dengan air,
- + sedikit air - Akuades: tidak - Filtrat: tidak - KOH (aq) + HIn (aq)  kemudian disaring, filtrate di
- Dikocok beberapa menit
berwarna berwarna KIn (aq) + H2O (l) identifikasi dengan

Filtrat Residu - Filtrat + indikator ditambah indikator PP

- + indikator PP PP: berwarna menghasilkan larutan


merah muda berwarna merah muda yang
Larutan berwarna merah muda
- Residu: berwarna menunjukkan sifat basa dari
hitam KOH.

14
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
9. - Residu abu: - Residu abu + HCl K2CO3(s) + HCl(aq)  Reaksi abu kayu dengan HCl
Residu abu no. 8
berwarna hitam pekat: terbentuk 2KCl(aq) + H2O(l) + pekat akan menghasilkan
- + beberapa tetes HCl pekat
- HCl pekat: larutan endapan hitam dan CO2(g) gas CO2
Endapan hitam dan tidak berwarna timbul gas
timbul gas

10. - KCl: larutan tidak - KCl + asam tartrat: KCl(aq) + H2C4H4 (aq) → Garam kalium dapat dibuat
Larutan KCl 0,1N
berwarna timbul endapan KHC4H4O6↓(s) + HCl(aq) dari reaksi larutan KCl
- Dimasukkan tabung reaksi - Asam tartrat: putih dengan larutan asam tatrat
- + asam tartrat 2M
larutan tidak menghasilkan garam
Endapan kristal putih berwarna KHC4H4O6 yang berwarna
putih

11. - HCl pekat: larutan - Uji nyala KCl: - KCl(aq)  K+(aq) + Cl-(aq) Nyala api dari uji nyala KCl
Kawat platina
tidak berwarna nyala api berwarna - Nyala api Na berwarna adalah berwarna lembayung
- Dicelupkan dalam HCl pekat - KCl: larutan tidak lembayung lembayung (Lutfi, 2016)
- Dipijarkan
berwarna
- Dicelupkan dalam larutan KCl
- Dipijarkan

Nyala api berwarna lembayung

15
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan yang telah dilakukan berjudul “Natrium dan Kalium” bertujuan (1)
untuk mengetahui sifat-sifat natrium, kalium, dan senyawanya; dan (2)
mengidentifikasi senyawa natrium dan kalium. Natrium adalah unsur keenam
paling melimpah dari kerak bumi. Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium termasuk
logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite), logam
reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin. Sedangkan kalium adalah
suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang K dan nomor
atom 19. Kalium di alam hanya terdapat pada garam ionik. Unsur kalium adalah
logam alkali, lunak, berwarna putih keperakan yang teroksidasi dengan cepat di
udara dan bereaksi hebat dengan air, menghasilkan panas yang cukup untuk
menyalakan hidrogen yang dipancarkan dalam reaksi dan terbakar dengan api
berwarna ungu.
Pada percobaan ini, prosedur percobaan akan dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
tahap percobaan natrium dan tahap percobaan kalium. Dimana pada tahap
percobaan natrium dibagi menjadi 5 prosedur dan pada percobaan kalium dibagi
menjadi 6 prosedur.
Sebelum percobaan dilakukan, terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Persiapan ini dilakukan untuk mempermudah dan mempersingkat
waktu percobaan. Pastikan jika alat-alat yang akan digunakan telah dicuci terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan pengotor yang ikut dalam percobaan,
yang dapat mempengaruhi hasil akhir.
1. Percobaan 1
Pada percobaan pertama, mereaksikan logam Na dengan air yang
bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat natrium dan senyawanya. Langkah
pertama yang dilakukan adalah meletakkan seiris kecil logam Na yang berupa
padatan berwarna putih keperakan diatas kertas saring berwarna putih dan
kemudian melipatnya hingga logam Na tidak terlihat. Fungsi kertas saring disini
adalah untuk menghindari kontak langsung logam Na dengan air yang dapat
bersifat ekplosif. Dengan adanya kertas saring ini maka diharapkan reakai akan
bejalan bertahap dan tidak membahayakan praktikan. Setelah itu, kertas saring

16
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
diletakkan mengapung diatas permukaan air dalam gelas kimia. Setelah
diletakkan pada posisi mengapung diatas permukaan air, gelas kimia langsung
ditutup dengan kaca arloji. Penggunaan kaca arloji pada percobaan ini adalah
untuk menahan letupan yang terjadi saat Na bereaksi dengan air agar tidak keluar
dan membahayakan praktikan. Ketika diamati ternyata pada saat logam natrium
meleleh pada permukaan air timbul percikan api dan asap putih. Hal ini
disebabkan logam Na dapat bereaksi hebat dengan air dikarenakan Na termasuk
ke dalam golongan logam alkali yang bersifat sangat reaktif. Oleh karena itu,
Natrium harus disimpan dalam minyak untuk menghindari sifat eksplosif.

Gambar 5. Letupan api hasil reaksi logam Na dengan air


Pada percobaan ini dibuktikan bahwa logam Na dapat bereaksi dengan air
atau larut dalam air membentuk larutan NaOH yang tidak berwarna dan
menghasilkan gas Hidrogen yang ditandai dengan adanya asap putih pada gelas
kimia. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
2Na(s) + 2H2O(l)  2NaOH(aq) + 2H2(g)
Setelah asap yang dihasilkan menghilang, maka larutan diuji dengan
indikator phenolptalein yang berupa larutan tidak berwarna. Langkah ini
bertujuan untuk menguji sifat senyawa dari larutan yang dihasilkan apakah
bersifat asam atau basa. Indikator phenolptalein memiliki range pH 8,3-10
sehingga jika larutan bersifat basa maka warna larutan akan berubah dari tidak
berwarna menjadi berwarna merah muda. Pada percobaan ini setelah larutan
ditambahkan dengan 2 tetes indikator phenolptalein larutan berubah warna dari
tidak berwarna menjadi merah muda. Hal ini menunjukkan bahwa larutan hasil
reaksi yaitu NaOH bersifat basa.

17
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
2. Percobaan 2
Pada percobaan kedua, mereaksikan NaOH dengan udara yang bertujuan
untuk mengetahui sifat dan mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terjadi pada
senyawa logam natrium yaitu NaOH. langkah pertaman yang dilakukan adalah
meletakkan sepotong kecil NaOH yang berupa kristal berwarna putih didalam
cawan porselin dan dibiarkan beberapa menit diudara yang terbuka. Setelah ±5
menit, NaOH berubah wujud menjadi cair karena bereaksi dengan udara yang
mengandung gas CO2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
2NaOH(s) + CO2(g)  Na2CO3(aq) + H2O(l)
Kemudian padatan NaOH yang sudah meleleh dalam cawan porselin ini
dilarutkan dengan aquades yang tidak berwarna sebanyak 1 mL sehingga
dihasilkan larutan tidak berwarna. NaOH bersifat higroskopis sehingga dengan
cepat akan larut dalam air.
Langkah selanjutnya adalah memindahkan larutan ke tabung reaksi yang
sudah bersih. Kemudian ditambahkan dengan 2 tetes HCl 4 M yang berupa
larutan tidak berwarna. Setelah ditetesi dengan HCl 4 M timbul gas dan
gelembung air. Gelembung gas yang terbentuk adalah gas CO2 karena Na2CO3
bereaksi dengan HCl menhasilkan CO2, selain itu pada proses ini terjadi reaksi
eksoterm. Hal ini dibuktikan dengan permukaan cawan porselin yang terasa
panas. Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang membebaskan kalor. Pada
reaksi ini terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga
lingkungan menjadi lebih panas. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Na2CO3(aq) + 2HCl (aq)  H2O(l) + 2NaCl(aq) + CO2(g)
3. Percobaan 3
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi
yang terjadi pada senyawa logam natrium yaitu Na2O2. Reaksi yang akan
diidentifikasi akan berhubungan dengan sifak oksidator dari senyawaan pada
logam natrium. Langkah pertama yang dilakukan adalah meletakkan seujung
spatula Na2O2 yang berupa serbuk berwarna putih dalam cawan porselen dan
ditambahkan larutan H2SO4 encer yang berupa larutan tidak berwarna hingga
padatan Na2O2 larut. Dihasilkan larutan tidak berwarna dan terjadi reaksi
eksoterm, hal ini dibuktikan dengan permukaan cawan porselin yang terasa

18
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
panas. Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang membebaskan kalor. Pada
reaksi ini terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga
lingkungan menjadi lebih panas. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Na2O2(s) + H2SO4 Na2SO4(aq) + H2O2(l)
Kemudian ditambahkan 2 tetes larutan KI dan 2 tetes larutan amilum yang
masing-masing berupa larutan tidak berwarna. Penambahan larutan KI berfunsi
sebagai reduktor dan Na2SO4 sebagai oksidator sedangkan larutan amilum
digunakan sebagai indikator. Setelah ditambahkan KI dan amilum dihasilkan
larutan berwarna ungu (+). Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Na2SO4(aq) + 2 KI(aq)  K2SO4(aq) + 2NaOH(aq) + 2I2(aq)

+4 reduksi +1
-1 oksidasi 0
Perubahan warna dari larutan tidak berwarna menjadi ungu disebabkan
karena adanya pembebasan iod dari KI. Iod ini akan bereaksi dengan amilum
dan membentuk kompleks iod amilum yang berwarna ungu. Berikut adalah
reaksinya :

4. Percobaan 4
Pada percobaan keempat bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi
yang terjadi pada senyawa logam natrium yaitu garam glauber (Na2SO4.H2O).
Garam glauber merupakan senyawa hidrat, dimana senyawa hidrat sendiri
adalah suatu senyawa yang mengandung molekul air yang tergabung dalam rasio
yang tetap sebagai bagian penting dari kristal. Langkah pertama yang dilakukan
adalah mengambil seujung spatula garam glauber yang berupa padatan berwarna
putih dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang kering. Setelah itu tabung
reaksi dipanaskan di atas nyala api yang kecil. Pemanasan ini bertujuan untuk
melepaskan sebagian atau seluruh kristal air. Setelah dipanaskan, garam glauber
berubah menjadi kristal berwarna putih dan timbul uap. Hal ini membuktikan

19
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK :dipanaskan
NATRIUM DAN KALIUM
bahwa kristal air sudah dilepaskan sehingga dihasilkan produk berupa Na2SO4
dan air. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

panas
Na2SO4.H2O(s) Na2SO4(s) + H2O(g)
Pada proses ini terjadi reaksi dehidrasi yaitu suatu proses pelepasan
molekul air dari molekul yang bereaksi dan akan membentuk garam murni.
Garam murni yang dimaksutkan dlam percobaan ini adalah Na2SO4.
5. Percobaan 5
Pada percobaan kelima bertujuan untuk mengidentifikasi uji nyala dari
logam natrium. Natrium yang diuji nyala adalah natrium yang terkandung dalam
NaCl yang berupa larutan tidak berwarna. Langkah pertama yang dilakukan
adalah membersihkan kawat nikrom yang digunakan untuk uji nyala dengan
mencelupkan dalam larutan HCl 4 M. Penggunaan larutan HCl pekat bertujuan
untuk sterilisasi kawat nikrom dari pengotor zat lain agar hasil uji nyala
maksimum. HCl pekat digunakan untuk sterilisasi karena beberapa alasan antara
lain:
a. Dapat mengikat kotoran sehingga kawat menjadi bersih kontaminan
b. HCl tidak memilki warna nyala atau nyala tidak berwarna sehingg tidak
mengganggu warna nyala zat yang akan duji
c. HCl akan membuat larutan sampel menjadi kental dan akan menempel pada
kawat nikrom.
Untuk mengetahui kawat nikrom sudah bersih dan bebas kontaminan atau
belum adalah dengan memijarkan kawat nikrom diatas pembakar spirtus. Jika
warna api pada pembakar spirtus tetap maka dapat dipastikan bahwa kawat
nikrom sudah bersih dan dapat digunakan untuk uji nyala pada larutan NaCl.
Kawat nikrom yang sudah bersih kemudian dicelupkan kedalam larutan
NaCl. Setelah itu dipijarkan kembali diatas pembakar spirtus. Setelah diamati
nyala api berubah menjadi kuning. Hal ini membuktikan bahwa natrium jika
diuji nyala api memberikan warna kuning sesuai dengan teori yang ada. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut :
NaCl(aq) → Na+ + Cl-
Berikut adalah warna sesuai teori :

20
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Gambar 6. Uji nyala Natrium
Warna kuning yang dihasilkan disebabkan oleh elektron 3s natrium yang
tereksitasi memancarkan foton ketika mereka kembali dari 3p ke 3s dengan
menyerap warp warna yang dapat dilihat oleh mata manusia. Panjang gelombang
foton ini berada pada garis D sekitar 589,3 nm. Interaksi spin–orbit (en) yang
melibatkan elektron pada orbital 3p memecah garis D menjadi dua, pada 589,0
dan 589,6 nm; struktur hiperhalus (en) yang melibatkan kedua orbital
menyebabkan garis lebih banyak dan berwarna.
6. Percobaan 6
Pada percobaan keenam bertujuan untuk mengidentifikasi sifat dari kalium
dan senyawaannya berupa KOH serta menunjukkan sifat eksoterm dari kalium
dan senyawanya. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil sepotong
kecil KOH yang berupa padatan berwarna putih dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Setelah itu ditambah dengan aquades tidak berwarna hingga larut
sempurna. Pada proses pelarutan KOH terjadi reaksi eksoterm dan timbul
gelembung-gelembung gas. Gelembung gas yang dihasilkan dalam proses ini
adalah gas Hidrogen. Terjadinya reaksi eksoterm ditandai dengan dasar tabung
reaksi yang terasa panas. Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang
membebaskan kalor. Pada reaksi ini terjadi perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan sehingga lingkungan menjadi lebih panas. Persamaan reaksinya
sebagai berikut :
2KOH(s) +H2O(l) 2KOH(aq) + H2(g)
Langkah selanjutnya adalah dengan mengambil sedikit larutan KOH dan
menggosokkanya pada ujung jari. Ujung jari yang digosokkan dengan larutan
KOH terasa licin. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan bersifat basa karena
rasa licin merupakan salah satu ciri larutan basa.

21
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
7. Percobaan 7
Pada percobaan ketujuh bertujuan untuk mengidentifikasi sifat senyawaan
dari kalium. Langkah pertama yang dilakukan adalah membagi larutan KOH
dari percobaan 6 dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. Pada tabung pertama,
larutan KOH diencerkan dengan 2 mL aquades yang tidak berwarna dan
ditambahkan 1 mL air brom yang berupa larutan kuning. Dihasilkan larutan
berwarna kuning (+). Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2KOH(aq) + Br2(aq)  KBr(aq) + KOBr (aq) + H2O(l)
Kemudian larutan diasamkan dengan 1 mL HCl encer. Dihasilkan larutan
dengan 2 lapisan yaitu larutan berwarna kuning (pada bagian atas) dan larutan
tidak berwarna (pada bagian bawah). Persamaan reaksinya sebagai berikut :
KBr(aq) + KOBr(aq) +H2O(l)  2KOH(aq) + Br2(g)
Pada tabung kedua larutan KOH ditambahkan benang wol berwarna merah
muda serta dipanaskan. Dihasilkan benang wol yang terurai dan benang wol
berubah warna menjadi jingga. Hal ini disebabkan di dalam larutan alkali ikatan
silang disulfida pada wol mudah sekali putus dan menyebabkan sisik pada wol
menjadi terbuka lalu menjadi garam amino karboksilat (sisik wol terbuka
menjadi gelembung lalu pecah menjadi blister) sehingga wol mudah rusak.
8. Percobaan 8
Pada percobaan kedelapan bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat senyawa
kalium. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil seujng spatula abu
kayu yang berupa serbuk berwarna abu-abu kehitaman dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 mL aquades yang tidak berwarna
dan dikocok selama beberapa menit. Setelah itu disaring dengan kertas saring
dan corong kaca, dihasilkan filtrat yang tidak berwarna dan residu berwarna
hitam. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
K2CO3(s) + 2H2O(l)  2 KOH(aq) + H2CO3(aq)
Filtrat yang dihasilkan diuji dengan indikator phenolptalein yang berupa
larutan tidak berwarna. Langkah ini bertujuan untuk menguji sifat senyawa dari
larutan yang dihasilkan apakah bersifat asam atau basa. Indikator phenolptalein
memiliki range pH 8,3-10 sehingga jika larutan bersifat basa maka warna larutan
akan berubah dari tidak berwarna menjadi berwarna merah muda. Pada

22
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
percobaan ini setelah larutan ditambahkan dengan 2 tetes indikator phenolptalein
larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan hasil reaksi bersifat basa yaitu larutan KOH.
9. Percobaan 9
Pada percobaan kesembilan bertujuan untuk megidentifikasi
persenyawaan Kalium. Langkah pertaman yang dilakukan adalah mengambil
seujung spatula residu dari percobaan kedelapan dan dimasukkan dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan larutan HCl pekat yang berupa larutan
tidak berwarna. Dihasilkan endapan berwarna hitam dan timbul gas. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut :
K2CO3(s) + 2HCl (aq)  2KCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Pada persamaan reaksi diatas terjadi pembentukan garam KCl yang
bersifat mudah larut dalam air sehingga endapan yang dihasilkan lebih sedikit
dari pada percobaan kedelapan. Hal tersebut membuktikan bahwa kelarutan abu
kayu lebih besar pada larutan HCl dibadingkan dengan aquades.
10. Percobaan 10
Pada percobaan kesepuluh bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi yang
terjadi pada senyawaan kalium yaitu reaksi dari KCl dengan H2C4H4O6.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil 1 mL larutan KCl 0,1 M
yang berupa larutan tidak berwarna dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan 2 mL larutan asam tartrat 2 M yang berupa
larutan tidak berwarna. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
KCl(aq) + H6C4O6(aq)  KHC4H4O6 ↓+ HCl(aq)
Setelah ditambahkan asam sitrata maka tabung reaksi dikocok terus hingga
terbentuk endapan putih. Dihasilkan larutan tidak berwarna dan terdapat
endapan pada dasar tabung reaksi, endapan tersebut adalah KHC4H4O6.
11. Percobaan 11
Pada percobaan kesebelas bertujuan untuk mengidentifikasi uji nyala dari
logam kalium. Natrium yang diuji nyala adalah natrium yang terkandung dalam
garam KCl yang berupa larutan tidak berwarna. Langkah pertama yang
dilakukan adalah membersihkan kawat nikrom yang digunakan untuk uji nyala
dengan mencelupkan dalam larutan HCl 4 M. Penggunaan larutan HCl pekat

23
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
bertujuan untuk sterilisasi kawat nikrom dari pengotor zat lain agar hasil uji
nyala maksimum. HCl pekat digunakan untuk sterilisasi karena beberapa alasan
antara lain:
a. Dapat mengikat kotoran sehingga kawat menjadi bersih kontaminan
b. HCl tidak memilki warna nyala atau nyala tidak berwarna sehingg tidak
mengganggu warna nyala zat yang akan duji
c. HCl akan membuat larutan sampel menjadi kental dan akan menempel pada
kawat nikrom.
Untuk mengetahui kawat nikrom sudah bersih dan bebas kontaminan atau
belum adalah dengan memijarkan kawat nikrom diatas pembakar spirtus. Jika
warna api pada pembakar spirtus tetap maka dapat dipastikan bahwa kawat
nikrom sudah bersih dan dapat digunakan untuk uji nyala pada larutan NaCl.
Kawat nikrom yang sudah bersih kemudian dicelupkan kedalam larutan
KCl. Setelah itu dipijarkan kembali diatas pembakar spirtus. Setelah diamati
warna nyala api berubah menjadi lembayung. Hal ini membuktikan bahwa
kalium jika diuji nyala api memberikan warna lembayung sesuai dengan teori
yang ada. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
KCl(aq) → K+ + Cl-
Warna lembayung yang dihasilkan disebabkan oleh elektron 3s kalium
yang tereksitasi memancarkan foton ketika mereka kembali dari 3p ke 3s dengan
menyerap warna yang dapat dilihat oleh mata manusia. Berikut adalah warna
nyala secara teori:

Gambar 7. Uji nyala Kalium

24
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
IX. KESIMPULAN
Berdasarkal hasail pengamatan dan analisis, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada percobaan 1 dapat diketahui sifat Natrium dari logam Na yaitu bersifat
eksplosif, hal tersebut dibuktikan dengan terbentuknya api dan ledakan setelah
logam Na dimasukkan dalam air.
2. Pada percobaan 2 dapat diketahui sifat senyawa Natrium, yaitu NaOH dapat
bereaksi dengan CO2 pada ruang terbuka. Dibuktikan dengan padatan NaOH
berubah wujud menjadi cair setelah dibiarkan dalam udara terbuka.
3. Pada percobaan 3 dapat diketahui sifat dari Natrium melalui reaksi antara Na2O2,
H2SO4, KI dan amilum. Sifat Natrium dalam senyawa Na2O2 adalah memiliki
massa jenis yang lebih ringan daripada I2. Terjadi reaksi eksoterm pada Na2O2
setelah penambahan H2SO4.
4. Pada percobaan 4 dapat diketahui sifat senyawa Natrium yaitu Na2SO4.10H2O
jika dipanaskan akan terjadi pemutusan ikatan H2O pada Na2SO4.10H2O
sehingga menjadi senyawa anhidrat Na2SO4.
5. Pada percobaan 5 dapat diketahui cara mengidentifikasi senyawa natrium yaitu
memiliki warna nyala kuning ketika dipijarkan di atas nyala api.
6. Pada percobaan 6 dapat diketahui sifat-sfat kalium dan senyawanya, yaitu KOH
mudah larut dalam air karena merupakan senyawa ionik yang memiliki kelarutan
tinggi dan KOH bersifat basa yang diperlihatkan oleh sifatnya yang licin seperti
sabun. Selain itu terjadi reaksi eksoterm yang dibuktikan dengan terasa panas
pada tabung reaksi.
7. Pada percobaan 7 dapat diketahui sifat-sfat kalium dan senyawanya, yaitu KOH
dan Br2 yang telah terurai dapat terbentuk kembali dalam suasana asam.
8. Pada percobaan 8 dapat diketahui sifat dari kalium dan senyawanya serta untuk
mengidentifikasi senyawa kalium melalui pelarutan abu kayu yang memiliki
unsur K dalam senyawa K2CO3 dan menghasilkan KOH yang bersifat basa.
9. Pada percobaan 9 dapat diketahui sifat-sifat kalium dan senyawanya, yaitu
garam KCl yang terbentuk dari reaksi antara K2CO3 dengan HCl mengandung
kation monokovalen K+ yang larut dalam air.
10. Pada percobaan 10 dapat diketahui sifat-sifat kalium dan senyawanya yaitu
unsur kalium jika bereaksi dengan asam tartrat menhasilkan KHC4H4O6 yang
merupakan endapan kristalin putih.
11. Pada percobaan 11 dapat diketahui sifat dan cara mengidentifikasi senyawa
kalium yaitu memiliki warna nyala lembayung ketika dipijarkan diatas nyala api.

X. JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan sifat natrium peroksida !
2. Terangkan sifat, pembuatan dan kegunaan natrium !
Jawab :

25
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
1. Sifatnya sangat higroskopis, merupakan oksidator yang kuat, bersifat
diamagnetik dan dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan hidroksida
dan hidrogen peroksida.
2. Sifat Kimia dan Fisika Natrium

Natrium bereaksi cepat dengan air, salju, dan es untuk menghasilkan


natrium hidroksida dan hidrogen. Ketika terkena udara, logam natrium
kehilangan warna keperakannya dan berubah menjadi abu-abu buram akibat
pembentukan lapisan natrium oksida. Natrium tidak bereaksi dengan nitrogen,
bahkan pada suhu yang sangat tinggi, tetapi dapat bereaksi dengan amonia
untuk membentuk natrium amida. Natrium dan hidrogen bereaksi pada suhu
diatas 200 ºC untuk membentuk natrium hidrida. Natrium hampir tidak
bereaksi dengan karbon serta tidak bereaksi dengan halogen. Unsur ini juga
bereaksi dengan berbagai halida logam untuk membentuk logam dan natrium
klorida. Natrium tidak bereaksi dengan hidrokarbon parafin, tetapi membentuk
senyawa dengan naftalena dan senyawa polisiklik aromatik lainnya dan dengan
alkena aril. Reaksi natrium dengan alkohol mirip dengan reaksi natrium dengan
air, tapi berlangsung lebih lambat.
Natrium adalah unsur keenam paling melimpah di kerak bumi, dengan
komposisi sekitar 2,83%. Natrium, setelah klorida, adalah unsur kedua paling
berlimpah yang terlarut dalam air laut. Garam-garam natrium paling penting
yang ditemukan di alam adalah natrium klorida, natrium karbonat, natrium
borat, natrium nitrat, dan natrium sulfat. Garam natrium antara lain ditemukan
dalam air laut, danau asin, danau alkali, dan mata air mineral.
Pembuatan Natrium
Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk
dipakai sebagai pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl
yang dapat diperoleh dari air laut dengan cara penguapan.
NaCl memiliki titik leleh lebih dari 800°C oleh sebab itu pembuatan natrium
hanya dengan NaCl saja akan membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk
menghemat energi maka NaCl dicampur dengan CaCl2 dengan perbandingan
masing-masing 40% dan 60% sehingga titik lelehnya turun menjadi 580°C.
Reaksi yang terjadi:

26
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Katoda: Na+ + e → Na
Anoda: Cl- → ½ Cl2 + e
Proses elektrolisis dilakukan dengan cara mencairkannya dalam
peralatan “Down Cell” dalam prakteknya sering diikuti dengan pembentukan
logam kalsium akan tetapi padatan ini dikembalikan lagi ke tempat pelelehan.
Beberapa Senyawaan Natrium Serta Kegunaannya
a. Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku pembuatan garam dapur,
NaOH, Na2CO3. Natrium klorida dibuat dari air laut atau dari garam batu.
Kegunaan natrium klorida antara lain: sebagai bahan baku untuk membuat
natrium, klorin, dan senyawa – senyawa natrium seperti NaOH dan
natrium karbonat (Na2CO3). Dalam industry susu : mengawetkan ikan dan
daging : mencairkan salju di jalan raya di Negara yang bermusim dingin :
regenarasi alat pelunak air.
b. Natrium hidroksida atau soda kaustik (NaOH). Digunakan dalam industri
pembuatan sabun, kertas dan tekstil, dalam kilng minyak digunakan untuk
menghilangkan belerang, dan ekstraksi aluminium dari bijihnya. Dalam
laboratorium digunakan untuk menyerap gas karbondioksida atau gas-gas
lain yang bersifat asam, dalam beberapa reaksi organik NaOH merupakan
pereaksi yang penting misalnya pada reaksi hidrolisis. Natrium hidroksida
dihasilkan melalui elektrolisis larutan natrium klorida.
c. Soda cuci (Na2CO3), pelunak kesadahan air, zat pembersih (cleanser)
peralatan rumah tangga, industri gelas. Natrium karbonat berasal dari
sumber alam, yaitu trona, yang terdapat melimpah di Wyoming, Amerika
Serikat. Natrium karbonat dapat juga dibuat dari NaCl menurut proses
Solvay, dengan reaksi sebagai berikut.
NaCl(aq) + CO2(g) + NH3(aq) + H2O(l) → NaHCO3(s) + NH4Cl(aq)
Natrium hidrogen karbonat (NaHCO3) yang terbentuk dipisahkan,
kemudian dipanaskan sehingga membentuk Na2CO3.
2NaHCO3(s) → Na2CO3(s) + H2O(g) + CO2(g)
Kegunaan utama dari natrium karbonat adalah untuk pembuatan kaca
(terutama kaca bejana). Selain itu untuk membuat bahan-bahan kimia
lainnya, industri pulp dan kertas, industri detergen, dan bahan pelunak air.

27
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
d. Natrium hidroksi karbonat (NaHCO3) atau soda kue, campuran pada
minuman dalam botol (beverage) agar menghasilkan. Natrium bikarbonat
terbentuk sebagai hasil antara pada proses Solvay. Natrium bikarbonat
disebut jugasoda kue. Jika adonan yang mengandung natrium bikarbonat
dipanggang, senyawa itu akan terurai membebaskan CO2 yang
memekarkan adonan sehingga menjadi empuk karena adanya rongga-
rongga gas di dalamnya. Baking powder adalah campuran serbuk natrium
bikarbonat dengan suatu zat yang bersifat asam, seperti kalium hidrogen
tartrat (KHC4H4O6). Campuran bahan itu tidak bereaksi dalam keadaan
kering, tetapi sekali bubuk itu berada dalam adonan, keduanya akan
bereaksi dan menghasilkan gas karbon dioksida yang memekarkan
adonan.
e. Natrium nitrat (NaNO3), pupuk, sebagai pereaksi dalam pembuatan
senyawa nitrat yang lain.
f. Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi),
pencegahan korosi.
g. Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut),
zat pengering untuk senyawa organik.
h. Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
i. Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
j. Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan
oleh industri pembuat kaca.
k. Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
l. Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
m. Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.
n. Na-sitrat, zat anti beku darah.
o. Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
p. Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).

28
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
XI. DAFTAR PUSTAKA
Cotton,F Albert. 1989.Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia.
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganic Chemistry Fourth Edition. London: Chapman
dan Hall.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimikro Bagian I. Terjemahan Hadyana, A. Pudjaatmaka. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik II. 2016. Kimia Anorganik Unsur – Unsur Golongan
Utama. Surabaya: FMIPA UNESA.

29
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Lampiran 1. Gambar Kerja

No. Gambar Percobaan Keterangan


1. Alat dan Bahan yang
digunakan dalam percobaan
Natrium dan Kalium.

Percobaan I
2. Aquades yang diletakkan
didalam gelas kimia.

3. Logam Na yang
dimasukkan ke dalam
kertas saring kemudian
dibungkus lalu di masukkan
kedalam gelas kimia yang
telah berisi aquades.

4. Nyala api yang ditimbulkan


saat logam Na meledak

30
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
5. Diuji larutannya dengan
indicator PP terdapat
perubahan warna menjadi
merah muda.

Percobaan II
6. Butiran NaOH yang
diletakkan dicawan porselin
kemudian ditambahkan
aquades hingga larut.

7. Larutan NaOH + HCl


pekat.

Percobaan III
8. Natrium peroksida
dimasukkan kedalam cawan
porselin ditambahkan asam
sulfat. Cawan terasa panas.

31
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
9. Ditambahkan KI dan
amilum larutan berubah
menjadi ungu dan cawan
terasa dingin.

Percobaan IV
10. Sedikit garam glauber
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

11. Kemudian dipanaskan


dengan nyala api kecil

12. Terbentukkan endapan


putih dengan larutan tidak
berwarna.

32
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Percobaan V
13. Kawat platina dipanaskan
terlebih dahulu yang
sebelumnya dicelupkan
dengan asam sulfat.

14. Kemudian kawat


dicelupkan ke dalam larutan
NaCl maka berubah nyala
warna kuning.

Percobaan VI
15. KOH dimasukkan kedalam
tabung kimia

16. Kemudian disiram dengan


aquades hingga larut dan
tidak berwarna

33
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Percobaan VII
17. Larutan KOH 2 mL
diencerkan dengan air

18. Ditambahkan air brom yang


berwarna kuning.

19. Ketika diasamkan dengan


HCl terdapat 2 lapisan
.lapisan berwarna kuning
keruh dan lapisan bawah
tidak berwarna.

20. KOH + benang wol

34
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
21. Setelah dipanaskan benang
wol terurai dan berubah
warna menjadi orange

Percobaan VIII
22. Abu kayu + aquades

23. Disaring menghasilkan


residu dan filtrate.

24. Hasil filtrate ditambahkan


indicator PP berubah warna
menjadi merah muda

Percobaan IX
25. Endapan yang dihasilkan
dari percobaan ke VIII

35
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
26. Diteteskan dengan HCl
larutan berwarna kuning
dan terdapat endapan hitam.

Percobaan X
27. Larutan KCl dimasukkan
kedalam tabung reaksi

28. Ditambahkan asam tartrat 2


M

29. Terdapat endapan putih

36
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM
Percobaan XI
30. Kawat dicelupkan terlebih
dahulu didalam HCl pekat

31. Dicoba terlebih dahulu


tetapi tidak bisa menyala
warna lembayung

32. Kemudian di celupkan ke


dalam larutan KCl sehingga
menyebabkan nyala warna
menjadi lembayung

37
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM

Anda mungkin juga menyukai