Anda di halaman 1dari 6

KANDIDIASIS VULVA- CERVICITIS GONORE

VAGINALIS
Penyebab Candida Albicans, Candida galbrata, Neisseria Gonorhoeae
candida tropicalis, candidan
parapsilosis
Anamnesis  KU : Keluar cairan dari kemaluan  KU : Keluar cairan dari dalam vagina
 Jumlah : sedikit/ minimal  Jumlah : sedikit/ banyak (bila disertai
 Warna : Putih, tampak seperti susu vaginitis)
basi/ susu pecah.  Warna : kekuningan, kuning kehijauan
 Sifat : Cair sampai kental membentuk  Sifat : kental
noda sepertikeju  Bau: berbau busuk
 Tidak berbau
 Rasa gatal dikemaluan (-), disuria (+),
 Gatal pada daerah vulva/pruritus
dispareunia (-), rasa nyeri pada punggung
vulva (+), rasa kering pada liang bawah (+)
vagina (+), Dispareunia (+), disuria
 Terdapat bercak di celana dalam.
(+)
 Riwayat gonta-ganti pasangan (+)
PF Status venerologi : Status venerologi :
Lokasi :Labia minor, introitis Lokasi : Serviks
vagina, bagian bawah vagina, dinding UKK : Serviks tampak eritem,erosi, dan
vagina, perineum. sekret mukopurulent.
UKK : Pada keadaan ringan 
tampak hiperemia, kemudian yang
khas adalah tampak bercak-bercak
putih kekuningan ( seperti susu yang
mengendap atau keju).
Pada keadaan berat  selain
tampak hyperemia juga terdapat
edema dan ulkus-ulkus yang dangkal,
serta tampak bercak-bercak putih
kekuningan ( seperti susu yang
mengendap atau keju).

PP 1. Pemeriksaan mikroskopik 1. Pemeriksaan langsung


Sekret vagina dengan sediaan Pewarnaan Gram akan ditemukan
basah KOH 10% dapat terlihat gonokok/diplokokus Gram-negatif,
adanya bentuk ragi (yeast form): bentuk seperti biji kopi.
blastospora dan pseudohifa (seperti
sosis panjang tersambung).

2. Kultur
Untuk identifikasi perlu dilakukan
2. Dengan pewarnaan Gram dapat pembiakan (kultur). Duamacam media
ditemukan pseudohifa yang yang dapat digunakan :
bersifat Gram positif dan a. Media transport
blastospora. - Media Stuart
3. Pemeriksaan biakan - Media Transgrow
4. Candida on Pap Smear b. Media pertumbuhan
Spesifik tetapi tidak sensitif. - Mc Leod’s chocolate agar : Berisi agar
5. Konfirmasi PH vagina coklat, agar serum, dan agar hidrokel.
Normal PH vagina adalah 4-4,5 Selain kuman gonokok, kuman-kuman
6. Tes amin (sniff atau amin odor yang lain juga dapat tumbuh.
test) - Media Thayer Martin : Media ini
Hasil positif pada kandidosis selektif untuk mengisolasi gonokok.
vulvovaginitis, negative pada Mengandung vankomisin untuk
trichomoniasis vaginalis menekan pertumbuhan bakteri Gram-
negatif dan nistatin untuk menekan
pertumbuhan jamur.
- Modified Thayer Martin agar : Isinya
ditambah dengan trimetoprim untuk
mencegah pertumbuhan kuman
proteus spp.
c. Tes Definitif
i. Tes oksidasi
ii. Tes Fermentasi
o Tes beta-laktamase
o Tes Thompson
o Tes iodometri
Terapi a. Pengobatan topikal : 1. Penisilin G prokain akua, dosis 4,8 juta
 Larutan ungu gentian ½-1 % untuk unit + 1 gr probenesid.
selaput lendir, 1-2% untuk kulit, 2. Ampisilin, dosisnya 3,5 gr + 1 gr
dioleskan sehari 2x selama 3 hari. probenesid.
 Nistatin : berupa krim, salep, 3. Amoksisilin, dosisnya 3gr + probenesid.
emulsi. Pada pengobatan Gonore yang disebabkan
 Mikonazol 2% krim oleh N.gonorrhoeae Penghasil Penisilinase
intravaginal/hari selama 7 hari (NGPP) diberikan :
 Klotrimazol 1% krim 1. Sefalosporin :
intravaginal/hari selama 7-14 hari - seftriakson dosis 250 mg i.m.
 Klotrimazol 100 mg vaginal tablet - sefoperazon dosis 0,5 sampai 1 gr
dosis selama 7 hari. i.m.
 Butoconazol 2% krim vulva 2. Spektinomisin, dosis 2 gr i.m.
diberikan selama 1-7 hari 3. Kanamisin, dosis 2 gr i.m dosis
 Nistatin 100.000 IU tunggal.
intravaginal/hari selama 7-14 hari 4. Tiamfenikol, dosis 3,5 gr secara oral
 Terkonazol 0,4 % krim dosis tunggal.
intravaginal selama 7 hari 5. Kuinolon :
 Tiokonazol 6,5% ointmen - ofloksasin 400 mg secara oral dosis
intravaginal 1x pemakaian. tunggal
b. Pengobatan Sistemik - siprofloksasin 500 mg secara oral
dosis tunggal.
 Kotrimazol 500 mg per
vaginam dosis tunggal.
 Itrakonazol 2 x 200 mg dosis
tunggal
 Ketokonazol 2 x 200 mg selama
5 hari, atau
 Flukonazol 150 mg sebagai
dosis tunggal
 Untuk pengobatan kandidosis
vulvovaginitis kambuhan atau
rekuren:
 Pengobatan setiap bulan dengan
satu klotrimazol 500 mg
intravaginal,
 Ketokonazol 200 mg/hari
selama 5 hari setiap bulan, atau
 Flukonazol 150 mg oral setiap
bulan.
Edukasi  Jangan membersihkan vagina  Pemeriksaan dan pengobatan terhadap
dengan obat-obatan antiseptik pasangan seksual sangat dianjurkan untuk
setiap hari atau sebentar- mencegah jangan sampai terjadi infeksi
sebentar dicuci “ping-pong”.
 Penggunaan tisu basah atau  Jangan melakukan hubungan seksual
produk panty liner harus betul- selama pengobatan dan sebelum
betul steril. dinyatakan sembuh.
 Jangan dibiarkan vagina dalam  Jangan sering berganti-ganti pasangan.
keadaan lembab.
 Gunakan bahan katun, baik
karena menyerap keringat.
 Jangan memberi bedak atau talk
pada daerah vagina.
 Bila melakukan senggama,
usahakan sebelum dan
sesudahnya baik isteri maupun
suami, menjaga kebersihan alat
kelaminnya
NON SPESIFIC GENITAL INFECTION
(NSGI)
Penyebab Chlamydia Trachomatis, Ureaplasma urealyticum,
mycoplasma hominis, gardnerella vaginalis, Alergi, Bakteri
Anamnesis  KU : Keluar duh pada kemaluan
 Jumlah : sedikit/ banyak, keluar terutama pada pagi
hari.
 Warna : kekuningan
 Sifat : cair-kental
 Disuria (+) ringan, sering kencing, nyeri pada daerah
pelvis (wanita), dispareunia (+).
 Riwayat gonta-ganti pasangan (+)
PF Status Venerologi
Lokasi :
Pria : OUE ( Orifisium Uretra Eksterna)
Wanita : Paling sering di serviks uteri.
UKK :
Pria :Eritema, edema, keluar sekret
seropurulen/mukopurulen.
Wanita :Eritema, edema, keluar sekret
seropurulen/mukopurulen, kadang-kadang terjadi
erosi.
Tandaservisitis : berupa folikel-folikel kecilm
yang mudah berdarah.
PP

o Pemeriksaan sitologi langsung: Menggunakan


pewarnaan giemsa.
o Pemeriksaan biakan : Pemeriksaan clamidia masih
dianggap sebagai baku emas.
o Metode terbaru dengan cara mendeteksi asam nukleat
C.trachomatis
o Hibridasi DNA probe ( Gen Probe )
Mendeteksi DNA CT, lebih sensitive
dibandingkan dengan cara Elisa, Karenna
dapat mendeteksi DNA dalam jumlah kecil
melalui hibridasi.

o Amplifikasi asam nukleat


Tes Polimerase Chain Reaction ( PCR) dan
Ligase Chain Reaction (LCR).

Terapi Obat yang paling efektif adalah golongan tetrasiklin dan


eritromisin, dapat juga dengan gabungan sulfa-
trimetoprim, spiramisin, dan kuinolon.
1. Tetrasiklin HCL : dosis 4x 500 mg sehari selama
1 minggu atau 4 x 250 mg sehari selama 2
minggu.
2. Oksitetrasiklin : 4x 250 mg sehari selama 2
minggu.
3. Doksisiklin : 2x 100 mg sehari selama 7 hari.
4. Eritromisin : Untuk penderita yang tidak tahan
tetrasiklin, wanita hamil, berusia kurang dari 12
tahun, dosis 4x 500 mg sehari selama 1 minggu.
5. Sulfa-trimetoprim : 2 x 2 tablet sehari selama
seminggu.
6. Ofloksasin : 2x 200 mg sehari selama 10 hari.
7. Spiramisin : 4x500 mg sehari selama seminggu.

Edukasi 1. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan


seksual sangat dianjurkan untuk mencegah jangan
sampai terjadi infeksi “ping-pong”.
2. Jangan melakukan hubungan seksual selama
pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh.
3. Jangan sering berganti-ganti pasangan.

Anda mungkin juga menyukai