PP Metanol Dari Batubara Dengan Proses Gasifikasi Kapasitas 500 000 Ton Per Tahun PDF
PP Metanol Dari Batubara Dengan Proses Gasifikasi Kapasitas 500 000 Ton Per Tahun PDF
HALAMAN JUDUL
Oleh :
SURAKARTA
2013
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis
akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul
“Prarancangan Pabrik Metanol dari Batubara dengan Proses Gasifikasi Kapasitas
500.000 ton/tahun”. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh
banyak bantuan baik berupa dukungan moral maupun material dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua atas dukungan doa, materi dan semangat yang senantiasa
diberikan tanpa kenal lelah.
2. Wusana Agung Wibowo, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Sunu
Herwi Pranolo selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan bantuannya
dalam penulisan tugas akhir.
3. Ir. Paryanto, M.S., dan Mujtahid Kaavissena, S.T., M.T., Ph.D., selaku Dosen
Penguji dalam ujian pendadaran tugas akhir.
4. Grata, Iqbal, Diah, Wulan, Dian, Deasy, Farish, Ayu, Bagus, Nova, Chekly,
Erfan, Ester, Mery, Haifa, Usad, Yulia, Mitha, Hangga, Ivan, Adi, Lendra,
Rendi, Upy, Agus, Astsari, Roihan, Bagas, Firman, Yohanes, Andi, Alid,
Dhani, Utus, Fawaidz, Yunie, Vina, Eva, Kiki, Dito, Gita, Intan, Barkah,
Winta, Niken, Yosephin, Agnes, Kadir, Hantoko, Adnan
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena itu penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik yang
membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Desember 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Harga ΔH°f masing-masing komponen untuk proses gasifikasi ...... 23
Tabel II.2 Harga ΔG°f masing-masing komponen ............................................ 23
Tabel II.3 Harga ΔH°f masing-masing komponen untuk proses shift reaction . 25
Tabel II.4 Harga ΔG°f masing-masing komponen ............................................ 25
Tabel II.5 Harga ΔH°f masing-masing komponen untuk proses Men ............... 27
Tabel II.6 Harga ΔG°f masing-masing komponen ............................................ 28
Tabel II.7 Neraca Massa Total ............................................................................ 37
Tabel II.8 Neraca Panas Total ............................................................................. 38
Tabel III.1 Spesifikasi Alat-alat Proses ................................................................. 44
Tabel III.2 Spesifikasi Alat Pemurnian ................................................................. 46
Tabel III.3 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Produk ........................................... 47
Tabel III.4 Spesifikasi Alat Penukar Panas (Heat Exchanger) ............................. 48
Tabel III.5 Spesifikasi Alat Penukar Panas (Heat Exchanger) (lanjutan) ............ 49
Tabel III.6 Spesifikasi Alat Penampung Embun (Accumulator) .......................... 50
Tabel III.7 Spesifikasi Alat Penurun Tekanan ...................................................... 51
Tabel III.8 Spesifikasi Pompa Proses.................................................................... 52
Tabel IV.1 Kebutuhan Air Pabrik ......................................................................... 54
Tabel IV.2 Spesifikasi boiler ................................................................................ 56
Tabel IV.3 Kebutuhan daya listrik proses dan utilitas .......................................... 57
Tabel IV.4 Total kebutuhan daya listrik pabrik .................................................... 58
Tabel VI.1 Indeks Harga Alat .............................................................................. 77
Tabel VI.2 Fixed Capital Invesment (FCI) .......................................................... 79
Tabel VI.3 Working Capital Investment (WCI) .................................................. 79
Tabel VI.4 Direct Manufacturing Cost (DMC).................................................... 80
Tabel VI.5 Indirect Manufacturing Cost (IMC) ................................................... 80
Tabel VI.6 Fixed Manufacturing Cost (FMC) ..................................................... 81
Tabel VI.7 General Expense (GE) ....................................................................... 81
Tabel VI.8 Analisa kelayakan .............................................................................. 81
vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
viii
INTISARI
Metanol yang dikenal sebagai metil alkohol adalah senyawa kimia dengan
rumus kimia CH3OH. Pada "keadaan atmosfer" metanol berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun jika
terminum bisa menimbulkan kebutaan dengan bau yang khas. Metanol digunakan
sebagai refrigerant, anti beku, pelarut, bahan bakar, dan bahan baku industri
MTBE, asam asetat,formaldehid. Prarancangan pabrik metanol kapasitas 500.000
ton/tahun dengan bahan baku batubara 1 kg/kg produk, Air 1,19 kg/kg produk,
Udara 2,65 kg/kg produk, CaO 0,015 kg/kg produk. Pabrik direncanakan berdiri
di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada tahun 2015. Metanol dihasilkan dari
proses gasifikasi batubara dengan cara mereaksikan oksigen dan batu bara dalam
bentuk slurry dalam reaktor Gasifier pada kondisi non-isotermal non-adiabatik
dengan suhu 1316-1700 °C dan tekanan 52,18 bar.
Unit pendukung proses pabrik meliputi unit kebutuhan air, steam, udara
tekan, tenaga listrik dan bahan bakar. Kebutuhan utilitas meliputi air (air sungai)
sebanyak 5,22 m3/ton produk dan listrik sebesar 9,24 kWh/ton produk. Pabrik
juga didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku dan produk sesuai
dengan spesifikasi yang diharapkan. Selain itu terdapat unit pengolahan limbah
yang menangani limbah baik padat, cair, maupun gas yang dihasilkan dari proses
produksi.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur
organisasi line and staff. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 0,596
manhour/ton produk.
Hasil analisis ekonomi diperoleh, ROI sebelum dan sesudah pajak sebesar
55,90% dan 41,92%, POT sebelum dan sesudah pajak selama 1,52 dan 1,93 tahun,
BEP 42,95% dan SDP 27,16%. Sedangkan DCF sebesar 36,71%. Dengan
spesifikasi biaya per kg produk, FCI sebesar Rp 7.294,-,WC sebesar Rp 2.688,-,
total biaya produksi per tahun sebesar Rp 11.578,-, dan harga jual produksi per
tahun sebesar Rp 15.655,-. Jadi dari segi ekonomi pabrik tersebut layak untuk
didirikan.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
banyak mengimpor bahan baku atau produk industri kimia dari luar negeri.
minim akan polusi dan hemat biaya untuk operasional, salah satu jenis proses
merupakan teknologi yang hemat biaya. Dapat dikatakan demikian karena, proses
konversi batu bara menjadi gas dapat dilakukan dengan alat gasifier
(Sukandarumidi, 2006).
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan
panas yang berlangsung sangat lama. Pada tahun 2006, jumlah sumber daya batu
bara Indonesia tercatat sebanyak 90.451,87 juta ton. Dari jumlah tersebut
sebanyak 67% berupa batu bara dengan kalori sedang, 22% berupa batu bara
dengan kalori rendah, 10% berupa batu bara dengan kalori tinggi dan 1% berupa
batu bara dengan kalori sangat tinggi.Batu bara Indonesia tergolong batubara
bersih dengan kandungan abu <5% dan kandungan sulfur yang rendah (<1%),
bara Indonesia yang memiliki kalori tinggi sebagian besar diekspor ke luar negeri,
sedangkan batu bara peringkat rendah dan sedang dipergunakan sebagai sumber
energi pembangkit tenaga listrik maupun sebagai bahan bakar pada berbagai
seperti H2, CO, CO2, CH4, N2 dan H2S. Gas-gas ini selanjutnya akan mengalami
proses purifikasi sebelum disintesa menjadi senyawa kimia baru yang secara luas
bakar atau senyawa organik yang biasa digunakan untuk menaikkan nilai oktan
impor metanol berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS). Impor metanol pada
tahun 2009 sampai tahun 2011, Walaupun mengalami penurunan pada tahun
2012.
2
300.000
250.000
Jumlah Impor (kTon)
200.000
150.000
100.000
50.000
0
2009 2010 2011 2012
Tahun
membuka peluang berdirinya pabrik lain yang menggunakan bahan baku metanol
dari pabrik tersebut. Dengan pertimbangan kegunaan dan konsumsi metanol maka
dapat dikatakan bahwa industri ini mempunyai prospek bagus di masa depan.
yaitu Sumatra Selatan (22.240,40 juta ton), Kalimantan Timur (19.567,79 juta
ton), Kalimantan Selatan (8.674,56 juta ton), dan Riau (2.057,22 juta ton).
(Wison, 2011)
3
I.2.2. Kapasitas Pabrik yang Sudah Berdiri
pertimbangan:
1. Perkiraan dari data impor BPS, pada tahun 2015 Indonesia membutuhkan
350.000
y = 58584x - 664,51
300.000
JUMLAH IMPOR (Ton)
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
TAHUN
yang telah berdiri, yaitu PT. Medco Methanol Bunyu (330.000 ton/tahun) dan
3. Produksi batubara PT. Bukit Asam (Persero) Tbk sebesar 11.880.000 ton/tahun
4
I.3. Lokasi Pabrik
5
I.4. Tinjauan Pustaka
Pada tahun 1830 sampai pertengahan tahun 1920an, metode utama dalam
metanol telah mencapai 30.000 ton per tahun menggunakan lebih dari 6 ton
kayu sebagai bahan baku. Proses ini tidak dilakukan lagi karena mengganggu
2. Oksidasi Hidrokarbon
alkohol tingkat tinggi, aldehid dan keton. Proses oksidasi berjalan pada tekanan
20,27 – 30,4 bar dan suhu 800 ºC. Proses ini dapat menggunakan katalis nikel,
sintesis dapat dihasilkan dari berbagai bahan baku seperti batubara, limbah
6
biomassa, limbah perkotaan dan berbagai bahan baku yang lain Dalam
adalah untuk mengkonversi bahan baku menjadi gas sintetis yang terdiri dari
CO, CO2, H2O dan H2. Hal ini biasanya dicapai oleh katalitik reforming gas
umpan dan uap. Langkah kedua adalah sintesis katalitik metanol dari gas
sintesis. Keuntungan dari proses ini adalah bahan baku mudah didapatkan,
(www.methanol.org)
Dari proses-proses pembuatan metanol yang ada, maka gasifikasi batu bara
dipilih sebagai proses pembuatan metanol dalam pendirian pabrik ini dengan
alasan ketersediaan bahan baku batu bara mencukupi proses jangka panjang.
Kegunaan dari metanol yaitu sebagai bahan bakar, pelarut, dan anti beku
Sekitar 40% metanol yang ada diubah menjadi formaldehid yang dapat
menghasilkan berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan
tekstil.
7
1.4.3 Sifat Fisika dan Kimia
1) Sifat Fisika:
Komponen
2) Sifat Kimia
- C + O2 → CO2
- C + ½ O2 → CO
- H2 + ½ O2→ H2O
- S + O2 → SO2
1) Sifat Fisika
2) Sifat Kimia
1) Sifat Fisika
Rumus Molekul : O2
9
Konduktivitas Termal : 0,026 W/m.°C
2) Sifat Kimia
1) Sifat Fisika:
Viskositas : 0,5945 cp
2) Sifat Kimia:
sulfonat
metanolat
yaitu, tahap persiapan bahan baku, tahap proses, dan tahap pemurnian. Berikut
Air Separation
Unit
Pada tahap persiapan bahan baku ukuran batubara diperkecil hingga 100
μm, setelah itu diumpankan ke mixer untuk pecampuran dengan air dan menjadi
proses pertama yaitu proses gasifikasi yang terjadi di gasifier, produk yang
dihasilkan pada proses gasifikasi yaitu syngas dan masih mengandung banyak CO
dan H2S, sehingga proses selanjutnya yaitu proses menghilangkan gas beracun
dengan mereaksikan CO dan H2O reaksi ini terjadi di water gas shift reactor.
11
Kandungan air dalam syngas sebagian besar dipisahkan menggunakan
dengan katalis CuO. crude methanol yang keluar dari reaktor dipisahkan dari sisa
gas reaktan yang tidak bereaksi dalam partial condenser. Gas-gas yang tidak
distilasi sampai kadar 99,85% berat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Bab
II.
12
BAB II
DESKRIPSI PROSES
a. Komposisi:
Proximate Analysis:
Ultimate Analysis:
c. Ukuran Batubara : 50 mm
13
Oksigen (O2) (Cormos, 2008)
a. Fase : Gas
1% (Nitrogen)
Air (H2O)
a. Fase : Cair
d. Kesadahan : ≤ 70 ppm
a. Wujud : cair
b. Kenampakan : bening
14
II.1.3. Spesifikasi Bahan Pembantu (katalis)
Katalis : CaO
Bentuk :Pallet
Desulfurizer Warna : Kuning kecoklatan www.alibaba.com
Diameter : 4 mm
Bulk density: 2611 kg/m3
Katalis : CuO-ZnO-Al2O3
Bentuk :Silinder
Water Gas
Warna : Hitam
Shift www.alibaba.com
Diameter : 8 mm
Reactor
Bulk density : 1980 kg/m3
Porositas : 0,15
Katalis : CuO-ZnO-Al2O3
Bentuk : Silinder
Reaktor
Warna : Hitam
Metanol www.alibaba.com
Diameter : 9,906 mm
Syntesis
Bulk density : 1700 kg/m3
Porositas : 0,43
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai konsep reaksi gasifikasi batubara,
reaksi water gas shift, reaksi metanol sintesis ditinjau dari dasar reaksi, kondisi
Gasifikasi Batubara
Pada proses gasifikasi karbon padat dari batu bara maupun biomassa terjadi
proses reaksi kimia yang menghasilkan karbon dan gas CO, CO2, H2, H2O dan
15
Reaksi gasifikasi,
Reaksi Boudouard,
(Higman, 2008)
Sedangkan pada water gas shift reactor (WGSR) reaksi yang terjadi adalah:
(Smith, 2010)
Metanol Sintesis
Reaksi dalam pembuatan metanol dengan gasifikasi batu bara ini berlangsung
1. Pembentukan Syngas
16
- Temperatur : 1315 °C
- Fase : gas-padat
(Saeidi, 2008)
- Temperatur : 500 °C
- Fase : gas
- Katalis : CuO-ZnO-Al2O3
(Saeidi,2008)
2. Pembentukan metanol
- Temperatur : 200 °C
- Fase : gas
17
- Katalis : CuO-ZnO-Al2O3
- Konversi CO : 96,3%
pada suhu tinggi dan terbentuk menjadi senyawa yang lebih ringan.
eksotermis.
3. Fase Soaked/Penyelimutan, pada fase ini suhu reaksi sangat tinggi dan
(Higman, 2008)
Reaksinya adalah :
18
CO2 (ads) → CO2 (g) (II.12)
(Smith,2010)
O *
H O
C+H C Formil
* *
*
HO H
C + H H—C O
Formaldehyd
* *
H
+ H O CH3
H—C O
* *
O CH3 H* CH3OH
*
terhidrogenelosis oleh hidrogen aktif membentuk gugus formil dan metoksi serta
ini terjadi pada permukaan katalis selanjutnya metanol mengalami desorbsi dari
terbentuk produk H2O yang harus dipisahkan dari produk utama metanol (Mc.
Ketta,1983).
19
II.2.4 Tinjauan Kinetika
6. n BB . M BB
N = (Ballester dan Jimenez, 2005)
.(d o p) 3 .rho
- E BB
k’BB =A’BB. exp ( ) (Ballester dan Jimenez, 2005)
R.T
Harga A’BB = Konstanta arhenius (5,97 – 6,13 m/s, diambil rata-rata yaitu
6,05 m/s)
39.000 kJ/kmol)
Reaksi di WGSR :
( )
(II.14)
Dengan:
r = kecepatan reaksi (mol/g.menit)
Z =* ( ) ( ) ( ) ( ) +
20
β = PCO2PH2 / KeqPCOPH2O
T = Suhu (K)
(Smith,2010)
Keadaan optimal tercapai bila harga konstanta kecepatan reaksi (k) besar. Faktor
k = Ae –E/RT (II.15)
dengan:
T = Suhu, K
Dari persamaan di atas, karena harga A dan R adalah tetap, maka reaksi tersebut
konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar yang akhirnya akan mempercepat
reaksi. Persamaan kecepatan reaksi untuk reaksi ini adalah sebagai berikut:
21
* ( )+
(II.16
( )* ( ) +
* ( )+
(II.17)
( )* ( ) +
dengan:
( ) A B
K1 4,7 x 105 -113000
K2 3,34 x 106 -152900
( ) A B
KCO 2,16 x 10-5 46800
7,05 x 10-7 61700
( ) 6,37 x 10-9 84000
(( ) ) A B
5139 12,621
3066 10,592
T = Suhu, K = 373,15 K
berlangsung secara eksotermis, hal ini dapat ditinjau dari ΔH reaksi (298oK) di
bawah ini:
Gasifikasi
C + H2O CO + H2
22
Harga ΔH°f untuk masing-masing komponen pada 298,15 K dapat dilihat pada
Tabel II.1.
(Yaws, 1999)
C 0
H2O -285,83
CO2 -393,509
H2 0
Maka,
= -107,679 kJ/mol
Karena harga ΔHR 298,15 K bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
C 0
H2O -237,15
CO2 -394,359
H2 0
Maka,
23
= ((-394,359 + 0) – (0 - 237,15)) kJ/mol
= -157,009 kJ/mol
[ ]
( )
=
= 63,34
= 3,2234.1027
( ) ( )
sebagai berikut.
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
K = 1,62.1012
24
Water Gas Shift Reactor
CO + H2O CO2 + H2
Harga ΔH°f untuk masing-masing komponen pada 298,15 K dapat dilihat pada
Tabel II.2.
Tabel II.3 Harga ΔH°f masing-masing komponen untuk proses shift reaction
(Yaws, 1999)
Komponen Harga ΔH°f (kJ/mol)
CO -110,525
H2O -241,83
CO2 -393,509
H2 0
Maka,
= -41,154 kJ/mol
Karena harga ΔHR 298,15 K bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
CO -137,168
H2O -228,59
CO2 -394,359
H2 0
Maka,
25
= (ΔG°f CO2 + ΔG°f H2) – (ΔG°f CO + ΔG°f H2O)
= -28,601 kJ/mol
[ ]
( )
=
= 11,54
= 1,02.105
( ) ( )
sebagai berikut.
( ) ( )
( )
( ) ( )
K = 1,01.105
kanan (irreversible).
26
Metanol Sintesis
Harga ΔH°f untuk masing-masing komponen pada 298,15 K dapat dilihat pada
Tabel II.3.
CO -110,525
H2O -241,83
CO2 -393,509
H2 0
CH3OH -201
Maka,
Reaksi 1:
= -90,475 kJ/mol
Karena harga ΔHR 298,15 K bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
27
Tabel II.6 Harga ΔG°f masing-masing komponen
(Yaws, 1999)
CO -137,168
H2O -228,59
CO2 -394,359
H2 0
CH3OH -162,5
Maka,
= -25,332 kJ/mol
[ ]
( )
=
= 27556,67
( ) ( )
sebagai berikut.
( ) ( )
28
( )
( ) ( )
K = 2,7.104
(irreversible).
Reaksi 2:
= 93,321 kJ/mol
Karena harga ΔHR 298,15 K bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
Maka,
= 5,27 kJ/mol
[ ]
( )
=
= 3,76
( ) ( )
29
Pada suhu 200 oC (473,15 K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung
sebagai berikut.
( ) ( )
( )
( ) ( )
K = 3,63
(irreversible).
ditunjukan, yaitu :
30
N2
6 P= 1,01 bar
T= 25 °C
4
Udara AS
P= 1,01 bar
T= 25 °C
O2
BATU BARA 5 P= 1,01 bar
P= 1,01 bar T= 25 °C
CaO H2O
T= 25 °C
9 12
1
Water Gas Shift Kondenser 15 Fixed Bed
3 Gasifier 8 Desulfurized 11 13
P= 52,18 bar; P= 51,67 bar; Reactor Parsial Reactor CO
CO CO P= 50,81 bar; CO P=50,30 bar; CO P= 49,5 bar; H2
T= 1316 °C H2 T= 500 °C
Slurry H2 T= 500 °C H2 H2 T= 200 °C CO2
T= 40 °C
2 P= 41,70 bar CO2 CO2 CO2 CO2 H 2O
H2O H2O H2O H2O N2
T= 25 °C 7 N2 10 14 16 CH3OH
H 2O N2 N2 N2
H2S P= 51,67 bar P= 50,81 bar P= 50,30 bar P= 49,5 bar
P= 1,01 bar H2O T= 325,49 °C
P= 52,18 bar T= 500 °C T= 562,85 °C T= 40 °C
T= 40 °C
ASH & SLAG
T= 711 °C CaS
Kondenser
P= 51,61 bar
Parsial 17
T= 711 °C
22 P= 48,97 bar; CO
H2
T= 40 °C CO2
H2O
H 2O
H 2O
N2
CH3OH 18 CH3OH
P= 48,97 bar P= 48,97 bar
T= 40 °C T= 40 °C
19 Expansion
20 Destilasi
P= 1,1 bar; Valve
H 2O P= 1,52 bar;
H2O
CH3OH T= 64,76 °C CH3OH
P= 1,01 bar T= 40 °C
P= 1,52 bar
T= 64,76 °C T= 27 °C
21
H2O
CH3OH
P= 1,1 bar
T= 99,9 °C
31
Arus 6 (kg/jam)
Arus 4 (kg/jam) N2 = 132.175,06
Udara =167.310,20 Air Separation
Unit
Arus 5 (kg/jam)
Arus 1 (kg/jam) O2 = 35.135,14
BATU BARA=
63.124,27 Arus 9 (kg/jam) Arus 12 (kg/jam)
CaO = 946,84 H2O = 75.117,71
Arus 3 (kg/jam)
Slurry
Water Gas Shift Fixed Bed
90.198,67 Gasifier Desulfurized Kondenser
P= 51,67 bar; Reactor P= 50,30 bar; Reactor
P= 52,18 bar;
P= 50,81 bar; P= 49,5 bar; Arus 16 (kg/jam)
T= 1316 °C T= 500 °C T= 40 °C Arus 15 (kg/jam)
T= 500°C T= 200 °C CO = 1.362,98
CO = 36.837,21
Arus 8 (kg/jam) Arus 11 (kg/jam) Arus 13 (kg/jam) H2 = 153,37
H2 = 9.575,62
Arus 2 (kg/jam) CO = 105.249,16 CO = 105.249,16 CO = 36.837,21 CO2 = 78.407,98
CO2 = 109.815,10
H 2O H2 = 4.651,90 H2 = 4.651,90 H2 = 9.575,62 H2O = 13.036,94
H2O = 180,37
27.074,40 CO2 = 2.325,95 CO2 = 2.325,95 CO2 = 109.815,10 N2 = 568,12
N2 = 568,12
H2O = 1.744,46 H2O = 2.044,78 H2O = 33.161,57 CH3OH = 63,447,03
Arus 14 (kg/jam)
Arus 7 (kg/jam) N2 = 568,12 Arus 10 (kg/jam) N2 = 568,12 N2 = 568,12 H2O = 32.981,20 Kondenser
ASH & SLAG H2S = 568,12 CaS = 1.214,63
10.226,12 Parsial
P= 48,97 bar; Arus 17 (kg/jam)
T= 40 °C CO = 1.362,98
Arus 22 (kg/jam)
H2 = 153,37
H2O = 5.906,80
CO2 = 78.407,98
Arus 18 (kg/jam)
H2O = 2,56
H2O = 13.034,38
N2 = 568,12
CH3OH = 63.042,92
CH3OH = 404,11
Expansion
Destilasi
P= 1,1 bar; Valve
Arus 20 (kg/jam) P= 1,5 bar;
T= 64,76 °C
H2O = 94,70 T= 40 °C
CH3OH = 63.036,62 Arus 19 (kg/jam)
H2O = 13.034,38
CH3OH = 63.042,92
Arus 21 (kg/jam)
H2O = 12.939,68
CH3OH = 6,30
32
Gambar II.4 Diagram Alir Proses
33
II.3.2 Tahapan Proses
tahap, yaitu :
crusher (RM-01) sampai ukuran 100 µm agar sesuai dengan persyaratan reaktor.
Setelah batu bara sesuai dengan persyaratan yang diinginkan untuk umpan reaktor
maka batu bara dikeluarkan dari roller crusher (RM-01) dan dicampur air
Campuran batu bara dan air diumpankan masuk ke dalam gasifier. Gasifier
(R-01) yang dipakai ialah jenis Entrained Flow Gasifier. Gasifier (R-01) ini
bekerja pada kondisi operasi 1316 °C dengan tekanan 52,18 bar. Media gasifikasi
yang dipakai adalah oksigen dengan kemurnian 100% (v/v). Dalam gasifier terjadi
pembentukan syngas (H2, CO, CO2, dan H2O) dan terbentuk slagging. Kemudian
pengikatan sulfur oleh katalis CaO dengan reaksi yang terjadi adalah:
Reaksi tersebut berlangsung pada tekanan dan temperatur operasi sebesar 51,4 bar
dan 500°C. Gas yang keluar dari unit desulfurisasi diharapkan tidak mengandung
34
sulfur, gas tersebut kemudian dicampur dengan steam dan sehingga CaS yang
terbentuk dapat diregenerasi menjadi CaO kembali dan H2S yang terbentuk
menggunakan steam terjadi dalam water gas shift reactor (R-02). Reaksi ini
berlangsung pada tekanan dan temperatur operasi sebesar 51,17 bar dan 500°C.
Gas yang keluar dari WGSR dialirkan menuju kondenser parsial untuk
mengurangi kandungan H2O dalam syngas untuk umpan kedalam reaktor sintesis
metanol.
Reaksi sintesis metanol berlangsung pada tekanan sekitar 50,16 bar dan
temperatur reaksi sebesar 200 °C, katalis yang digunakan adalah CuO-ZnO-Al2O3.
Proses ini bersifat eksotermis sehingga panas reaksi harus cepat dipindahkan
untuk pelindungan katalis dan mencegah reaksi samping yang tidak diinginkan.
pada bagian shell dari reaktor. Semua tube katalis terendam dalam dowtherm A
kemudian dipisahkan antara gas dan cairan di dalam separator (S-02). Fraksi gas
yang keluar dari separator (S-02) sebagaian di buang (purge gas). Fasa cairan
yang keluar dari separator (S-02) akan diproses sebagai crude metanol di unit
35
3. Tahap Pemurnian Produk
(EV-01)yang bertujuan menurunkan tekanan dari 50,16 bar menjadi 1,52 bar dan
pemurnian menjadi metanol grade AA 99,85% berat. Proses pemisahan pada unit
ini bergantung pada relative volatility dari komponen umpan. Komponen yang
lebih volatil (low boilers) cenderung membentuk fase uap sedangkan komponen
yang kurang volatil (high boilers) akan cenderung membentuk fase liquid.
Hasilnya uap akan naik ke atas saling berkontak dengan liquid di setiap tray
sehingga uap akan lebih kaya pekat dengan low boiler dan liquid akan lebih kaya
dengan high boiler. Liquid yang mencapai dasar kolom akan diuapkan sebagian di
reboiler (RB-01) untuk penyediaan uap yang akan kembali naik ke puncak kolom.
Sedangkan sebagian lainnya akan diambil sebagai produk. Uap yang mencapai
puncak kolom akan dikondensasi total dan didinginkan menjadi liquid oleh
condenser. Sebagian liquid ini akan dikembalikan ke kolom sebagai reflux dan
sebagian lagi dialirkan ke storage tank sebagai produk yang siap dipasarkan.
63.124,27 kg/jam, water 27.074,40 kg/jam, dan oksigen 35.135,14 kg/jam untuk
satu tahun mencapai 500.000 ton. Perhitungan neraca massa total dapat dilihat
pada Tabel II.3. dan perhitungan neraca panas total pada Tabel II.4.
36
Tabel II.7 Neraca Massa Total
Arus Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Arus 1 63.124,27
Arus 4 167.310,20
Arus 9 946,84
Arus 12 75.117,71
Arus 6 132.175,06
Arus 7 10.226,12
Arus 10 1.214,63
Arus 22 5.906,80
Arus 17 80.899,11
Arus 20 63.131,31
Arus 21 12.945,99
Total 306.499,02 306.499,02
37
Tabel II.8 Neraca Panas Total
Arus Input (MJ/jam) Output (MJ/jam)
Arus 1 349,67
Arus 2 1.699,65
Arus 4 362,09
Arus 7 8,59
Arus 9 408,37
Arus 10 652,21
Arus 12 53.336,52
Arus 17 1.844,55
Arus 20 13.456,19
Arus 21 4.061,31
Arus 22 370,81
Arus Pendingin (HE-01) 88.983,72
Arus Pemanas (HE-02) 44.909,12
Arus Pemanas (HE-03) 34.436,63
Arus Pendingin (HE-04) 26.124,67
Total 135.502,05 135.502,05
38
II.4 Tata Letak Pabrik dan Peralatan Proses
Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari seluruh bagian pabrik,
meliputi tempat kerja alat, tempat kerja karyawan, tempat penyimpanan barang,
tempat penyediaan sarana utilitas, dan sarana lain bagi pabrik. Beberapa faktor
perlu diperhatikan dalam penentuan tata letak pabrik, antara lain adalah
baku dan produk, area utilitas, bengkel mekanik untuk pemeliharaan, gudang
administrasi, kantin, poliklinik, dan tempat ibadah, area parkir, taman dan sarana
kontruksi paling sedikit. Peletakan alat harus memberikan ruangan cukup bagi
masing-masing alat agar dapat beroperasi dengan baik, dengan distribusi utilitas
dekat control room. Valve, tempat pengambilan sampel, dan instrumen harus
39
diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga mudah dijangkau oleh operator.
Peletakan alat-alat proses harus sebaik mungkin, agar jika terjadi kebakaran tidak
ada pekerja terperangkap di dalamnya serta mudah dijangkau oleh kendaraan atau
memungkinkan adanya distribusi bahan-bahan dengan baik, cepat dan efisien. Hal
tersebut akan sangat mendukung kelancaran didalam proses produksi pabrik yang
dirancang. Sketsa tata letak pabrik dapat dilihat pada Gambar II.5.dan gambar tata
40
1 KETERANGAN:
1. POS KEAMANAN
TRUK 2. MUSHOLA
3. KANTIN
4. RUANG KONTROL
5. KANTOR
2 6. POLIKLINIK
7. LABORATORIUM
3 8. GARASI
5 8 9 9. GUDANG
11 10. PROSES
11. PEMADAM
12. STOCK YARD
1 13. UTILITAS
14. PARKIR
TRUK 15. GENERATOR
16. BENGKEL
7 AP AREA PERLUASAN
1 14 4 12 AP
15
13 AP 10 AP
S
16
Skala: 1 : 40.000
41
M-01
TP-01
HE-04
R-03
CD-03
HE-01
HE-02 CD-02
CD-01
MD-01
HE-03
R-02
D-01
RB-01
Skala 1:100
Keterangan:
CD-01 : Condenser Parsial 01 M-01 : Mixer 01
CD-02 : Condenser Parsial 02 MD-01 : Menara Distilasi 01
CD-03 : Condenser Parsial 03 R-01 : Reaktor 01
D-01 : Desulfulrasi 01 R-02 : Reaktor 02
HE-01 : Heat Exchanger 01 R-03 : Reaktor 03
HE-02 : Heat Exchanger 02 RB-01 : Reboiler 01
HE-03 : Heat Exchanger 03 TP-01 : Tangki Produk 01
HE-04 : Heat Exchanger 04
42
BAB III
Spesifikasi alat proses terdiri dari desulfurizer, water gas shift, partial
dan pompa. Bab ini akan menjelaskan spesifikasi dari setiap alat meliputi dimensi,
bahan konstruksi, kondisi operasi, tipe alat, dan jenis pendingin/ pemanas, dan
juga akan menjelaskan fungsi dari masing-masing alat. Pada tabel III.1 – III.3
berisi penjelasan dari alat proses utama yaitu, Gasifier, water gas shift,
desulfurizer, reaktor metanol, menara distilasi, dan tangki produk. Pada tabel III.4
– III.8 berisi penjelasan dari alat pendukung yaitu, penukar panas, penampung
43
Tabel III.1 Spesifikasi Alat-alat Proses
Nama alat Gasifier Desulfurator Water Gas Shift Reactor Reaktor Metanol
Kode R-01 D-01 R-02 R-03
Tempat pembentukan Tempat menghilangkan H2S Tempat penambahan Tempat pembentukkan crude
Fungsi
syngas dari batubara dalam syngas komposisi H2 metanol
Tipe/jenis Entrained Flow Plug Flow Fixed bed multitube Fixed bed multitube
Jumlah 1 1 1 1
Katalis/ packing CaO CuO-ZnO-Al2O3 CuO-ZnO-Al2O3
Kondisi operasi
P, bar 52,18 51,67 50,81 49,5
T, ºC 1316 500 500 200
Bahan High alloy steel SA 167 High alloy steel SA 167 High alloy steel SA 167
Carbon Steel SA 213 T3
kontruksi grade 3 grade 3 grade 3
Dimensi shell
1,93 (stage 1)
Tinggi, m 14,5 9,25 16,1
11,77 (stage 2)
3 (stage 1)
Diameter, m 2,4 2,6 1,98
4 (stage 2)
0,0277 (stage 1)
Tebal, m 0,08 0,095 0,07
0,0224 (stage 2)
Dimensi head
Tipe/ jenis Elliptical dished head Elliptical dished head Elliptical dished head Elliptical dished head
0,76 (stage 1)
Tinggi, m 0,6 0,62 0,54
0,73 (stage 2)
0,051 (stage 1)
Tebal head, m 0,08 0,095 0,07
0,076 (stage 2)
44
Tabel III.1 Spesifikasi Alat-alat Proses (lanjutan)
Nama alat Gasifier Desulfurator Water Gas Shift Reactor Reaktor Metanol
Isolasi
Bahan isolasi Asbestos - Asbestos Asbestos
0,75 (stage 1)
Tebal isolasi, m - 0,25 0,2
0,84 (stage 2)
Pemanas Pendingin
Jenis - - Dowtherm A Dowtherm A
Laju alir, kg/jam - - 77.189,5 44.530,5
Umpan masuk
Laju alir, kg/jam 90.198,67 115.107,7 189.957,6 156.976,4
45
Tabel III.2 Spesifikasi Alat Pemurnian
Nama alat Menara Distilasi
Kode MD-01
46
Tabel III.3 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Produk
Nama alat
Tangki Produk
Kode TP-01
Fungsi Menyimpan produk metanol
Tipe Tangki silinder tegak dengan flat bottom
Jumlah 2
Kapasitas, m3 34.817,79
Kondisi operasi
Tekanan, bar 1,01
Suhu, ºC 30
Material konstruksi Carbon steel SA 283 grade C
Dimensi shell
Diameter, m 60,96
Tinggi, m 12,8
Tebal, m
- Course 1 0,102
- Course 2 0,094
- Course 3 0,086
- Course 4 0,081
- Course 5 0,076
- Course 6 0,069
- Course 7 0,064
Dimensi head
Tipe Conical
Tebal, m 6,4.10-4
Tinggi, m 5,77
Kemiringan 10,72°
47
Tabel III.4 Spesifikasi Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)
Nama Alat Heat Exchanger-01 Heat Exchanger-02 Heat Exchanger-03 Heat Exchanger-04
Kode HE-01 HE-02 HE-03 HE-04
Jumlah 1 1 1 1
Mendinginkan suhu umpan Mendinginkan produk dari MD-
Fungsi Memanaskan umpan R-03 Memanaskan umpan MD-01
desulfurasi 01
Tipe Shell and tube Shell and tube Shell and tube Shell and tube
Beban panas, kJ/jam 41.984.089,76 44.909.115,99 46.883.630,59 26.133.235,277
Heat surface area, m2 118,43 117,35 76,3 319,25
Dirt factor, s.m2.K/J 0,17 0,17 0,16 0,16
Tube side
Fluida Raw gas Syngas Dowtherm A Air Pendingin
Suhu operasi, ºC 500 – 711 40 – 200 276,58 – 504,29 30 – 41
Laju alir, kg/jam 115,107.70 189.957,61 77.189,5 625.026,59
BWG/ Sch. Number 18 18 18 18
Panjang, m 5,48 5,48 4,26 5,48
Jumlah 361 361 301 974
Pass 1 1 1 1
Carbon Steel SA283 Carbon Steel SA283 Carbon Steel SA283 Carbon Steel SA283
Material konstruksi
grade C grade C grade C grade C
ΔP, bar 0,087 0,090 0,026 0.007
ID, cm 0,0165 1,65 1,65 1,65
OD, cm 1,9 1,9 1,9 1,9
Shell side
Fluida Dowtherm A Dowtherm A Crud metanol Metanol
Suhu operasi,ºC 263,01 – 504,29 263,01 – 496,7 27,04 – 70,37 40 – 64,75
Laju alir, kg/jam 77.189,5 77.189,5 76.077,21 63.131,31
Baffle spacing, m 0,404 0,404 0,36 0,63
Pass 1 1 1 1
Carbon Steel SA283 Carbon Steel SA283 Carbon Steel SA283 Carbon Steel SA283
Material konstruksi
grade C grade C grade C grade C
ΔP, bar 0,04 0,06 0,08 0,01
ID, cm 53,9 53,9 48,8 62,8
48
Tabel III.5 Spesifikasi Alat Penukar Panas (Heat Exchanger) (lanjutan)
49
Tabel III.6 Spesifikasi Alat Penampung Embun (Accumulator)
Nama alat Separator-01 Separator-02 Accumulator
Kode S-01 S-02 AC
Untuk penampungan distilat yang Untuk penampungan distilat yang Untuk penampungan distilat setelah
Fungsi
keluar dari CD - 01 keluar dari CD-02 keluar dari CD - 03
50
Tabel III.7 Spesifikasi AlatPenurun Tekanan
Nama alat Expansion Valve Expansion Valve
Kode EV-01 EV-02
Menurunkan tekanan crude Menurunkan tekanan air
Fungsi metanol sebelum masuk ke keluar dari S-01menuju
MD-01 UPL dan M-01
Tipe Throttle valve Throttle valve
Jumlah 1 1
Laju alir, kg/jam 76.077,30 32.981,20
Material konstruksi Low alloy SA – 353 Low alloy SA – 353
Temperatur operasi
Masuk, ºC 40 40
Keluar, ºC 27,04 35
Tekanan Operasi
Masuk, bar 48,97 50,31
Keluar, bar 1,52 1,01
51
Tabel III.8 Spesifikasi Pompa Proses
Nama alat
Pompa-01 Pompa-02 Pompa-03 Pompa-05 Pompa-05
Kode P-01 P-02a P-02b P-03 P-04
Menaikkan fluida
Menaikkan
Menaikkan fluida Menaikkan slurry Menaikkan slurry (refluk) dari AC-01
Fungsi fluidadari HE-04
(air) ke mixer ke stage 2 R-01 ke stage 2 R-01 ke MD-01 dan ke
ke TP-01
HE-04
Single Stage Single Stage
Single Stage Single Stage Single Stage
Tipe Reciprocating Reciprocating
Centrifugal Pump Centrifugal Pump Centrifugal Pump
Pump Pump
Jumlah 1 2 2 1 1
Kapasitas (m3/jam) 31,62 773,302 603,175 101.09 81,61
Power pompa (HP) 2 1 1,5 15 6,5
Power motor (HP) 3 1,5 2 20 10
Tegangan (Volt) 220 220 220 220 220
Frekuensi (Hz) 50 50 50 50 50
Bahan kontruksi Comercial steel Comercial steel Comercial steel Comercial steel Comercial steel
Pipa
2 (refluk MD)
Nominal (in) 3,5 10 10 6
6 (Tangki Produk)
SN 40 40 40 40 40
52
BAB IV
proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metanol adalah unit pengadaan
air (air proses, air pendingin, air konsumsi, air umpan reboiler dan air sanitasi),
unit pengadaan listrik, unit pengadaan udara tekan, unit pengadaan steam dan unit
kebutuhan air yang meliputi air pendingin, air proses, air umpan boiler, air
kontrol.
atau listrik AC, maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLTU.
53
5. Unit pengadaan bahan bakar
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan
PLTU.
Pengadaan air untuk pabrik ini berasal dari Sungai Muara Enim. Air
sungai digunakan sebagai media pendingin, air proses, air umpan boiler, air
kebutuhan total air pendingin pada alat penukar panas (heat exchanger, condenser
partial, hydrant) sebesar 253.104,10 kg/jam, kebutuhan air umpan boiler sebesar
19.423,13 kg/jam, kebutuhan air proses sebesar 27.074,40 kg/jam dan kebutuhan
air sungai sebesar 330.293,30 kg/jam. Skema pengolahan air sungai dapat dilihat
54
Koagulan
Lar. Kapur
Lar. Tawas Chlorine
Sludge Air
Cooling Alat Pendingin Bak Penampung Air Proses
Tower Proses Air Bersih
Kation
Exchanger
Air
Tangki Umpan
Umpan Boiler Demin Anion
Steam Boiler Deaerator
Boiler Water Exchanger
Steam yang diproduksi pada pabrik metanol ini digunakan untuk media
pemanas Water Gas Shift Reactor dan Reboiler partial. Untuk memenuhi
kebutuhan steam digunakan boiler tipe water tube dengan bahan bakar batubara.
Kebutuhan steam total adalah 80,93 ton/jam dengan karakteristik sebagai berikut:
Suhu = 500 ºC
Kebutuhan spesifik steam pabrik ini sebesar 1,28 ton/ton produk. Spesifikasi
55
Tabel IV.2 Spesifikasi boiler
Spesifikasi Keterangan
Tipe Water tube boiler
Jumlah 1
Tekanan, bar 51,17
Suhu, oC 500
Kapasitas, kg/jam 80.929,74
Heating surface, ft2 17.839,38
Bahan bakar batubara
Kebutuhan bahan bakar, kg/jam 2.799,26
control valve dengan kebutuhan udara tekan per valve 3 m3/jam. Total kebutuhan
udara tekan sebesar 102 m3/jam dengan kebutuhan spesifik 1,62 m3/ton produk.
Udara tekan pada tekanan 4 bar dan suhu 40 oC disediakan oleh 1 buah kompresor
dengan tipe single stage reciprocating compressor, kapasitas 112,2 m3/jam, dan
Tenaga Uap (PLTU). Kebutuhan listrik pabrik ini meliputi keperluan proses,
listrik pabrik sebesar 583,50 kW dan kebutuhan listrik spesifik 9,24 kWh/ton
produk. Kebutuhan listrik unit proses dan utilitas ditampilkan pada Tabel IV.3 dan
56
Tabel IV.3 Kebutuhan daya listrik proses dan utilitas
No Alat Daya (HP)
1 M-01 3,00
2 P-01 3,00
3 P-02 1,50
4 P-03 2,00
6 P-04 20,00
7 P-05 10,00
8 PWT-01 40,00
9 PWT-02 30,00
10 PWT-03 1,00
11 PWT-04 1,00
12 PWT-05 20,00
13 PWT-06 1,00
14 PWT-07 1,50
15 PWT-08 1,00
16 PWT-09 1,50
17 PWT-10 2,00
18 PWT-11 25,00
19 PU-01 60,00
20 PU-02 30,00
21 PU-03 7,50
22 PU-04 10,00
23 PU-05 10,00
24 PU-06 7,50
25 PU-07 20,00
26 PU-08 25,00
27 Flokulator 3,00
28 Air fan cooler 15
29 Fan cooling tower 15
30 SC-01 3,00
31 BC01 1,00
32 CU-01 10,00
Total 381
Jadi jumlah listrik yang dikonsumsi untuk keperluan proses dan utilitas sebesar
381 HP. Untuk faktor keamanan, kebutuhan listrik ini dilebihkan 10% dari
57
kebutuhan total. Maka kebutuhan daya listrik alat proses total adalah 418,5 HP
membutuhkan daya listrik sebesar 249,5 kW dan daya listrik untuk kebutuhan
PLTU dan boiler. Bahan bakar yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut adalah batu bara. Dengan spesifikasi batubara untuk PLTU sebagai
berikut:
58
IV.6. Unit Pengolahan limbah
Limbah dari ACC-01 dan hasil bawah menara distilasi (MD-01) yang
berupa campuran air dan sedikit metanol ditampung dalam bak penampung,
Hasil bawah gasifier berupa slagging akan ditampung di dalam bak sampai
suhu lingkungan.
Limbah gas berasal dari alat Condenser Partial-02 hasil samping purge
gas (CO, CO2, H2, CH3OH, dan N2). CaS hasil desulfurisasi direaksikan dengan
air sehingga membentuk Ca(OH)2 dan H2S sebagai produk samping yang bisa
dijual. Ca(OH)2 sebagai bahan baku pembuatan gypsum, dan H2S sebagai pelapis
perolehan data – data yang diperlukan. Data – data tersebut digunakan untuk
evaluasi unit-unit yang ada, menentukan tingkat efisiensi, dan untuk pengendalian
mutu.
agar sesuai dengan standar yang ditentukan. Pengendalian mutu dilakukan mulai
bahan baku, saat proses berlangsung, dan juga pada hasil atau produk.
59
Pengendalian rutin dilakukan agar kualitas dari bahan baku dan produk
secara rutin juga dapat diketahui apakah proses berjalan normal atau menyimpang.
Jika diketahui analisa produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dengan
c. Sebagai pengontrol terhadap mutu air proses, air pendingin dan lain-lain yang
1. Kelompok shift
menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift selama 24 jam dengan
2. Kelompok non-shift
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu analisa yang
60
kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan tugas
antara lain :
1. Laboratorium Fisik
sifat bahan baku, produk, dan air. Pengamatan yang dilakukan yaitu antara lain :
Proximate Analysis
Produk : Metanol
Density
61
Cara pengujian :
terbentuk gelembung).
Viscositas
Cara pengujian :
pengetesan.
Kemurnian
62
sudah memenuhi spesifikasi produk yang akan digunakan. Sampling
2. Laboratorium Analitik
Cara Kerja :
3. Setelah sampel menjadi uap, akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju
kolom.
6. Kromatogram akan dicatat oleh rekorder berupa puncak dan didapat hasil
Diversifikasi produk
penelitian yang sifatnya tidak rutin, misalnya penelitian terhadap produk di unit
63
tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian guna mendapatkan alternatif lain
Prinsip : Sulfur akan diikat sebagai CdS dan dibebaskan kembali dengan
Metode : Iodometri
1. Air proses
2. Air pendingin
3. Air limbah
64
Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat
kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, sulfat, silika, dan
konduktivitas air.
Alat-alat yang digunakan dalam laboratorium analisa air ini antara lain:
air.
dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan di dalam proses kerja dan untuk
memperbaiki suasana kerja yang aman tenteram bagi segenap karyawan dalam
kantoran. Belum lagi lingkungan yang tidak sehat karena terdapat gas beracun.
65
Ada beberapa peralatan dan perlengkapan yang disediakan untuk para
karyawan yang bergantung pada jenis tugasnya. Perlengkapan tersebut antara lain:
2. Safety shoes, untuk melindungi kaki dari benda-benda yang tajam ataupun
5. Penutup telinga, digunakan untuk melindungi telinga dari suara bising dan
kerja seperti :
perusahaan akan memberikan tunjangan dan ganti rugi kepada yang bersangkutan
66
atau ahli warisnya sesuai dengan ketentuan UU No. 21/1951. Untuk menunjang
kesehatan karyawan, akan disiapkan fasilitas rumah sakit dan klinik yang berada
di dalam wilayah pabrik. Setiap 6 bulan sekali akan diadakan medical check up
untuk karyawannya.
67
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik perusahaan
adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta
perusahaan.
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan
Suatu Perseroan Terbatas dapat menarik modal yang sangat besar dari
68
Ciri-ciri Perseroan Terbatas:
2. Besarnya modal ditentukan dalam akta pendirian dan terdiri dari saham-
sahamnya.
4. Perseroan Terbatas dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari para
pemegang saham.
perusahaan. Agar mendapatkan suatu sistem organisasi yang baik maka perlu
pembagian tugas kerja, kesatuan perintah dan tanggung jawab, sistem pengendali
dengan baik dan jelas sehingga dapat diterjemahkan dengan baik. Struktur
69
Gambar V.1 Struktur Organisas
70
V.3 Tugas dan Wewenang
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para pemegang saham
Utama, dan mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung rugi
Manajer dibantu oleh beberapa kepala bagian yang bertanggung jawab atas area
masing-masing. Para karyawan dibagi menjadi beberapa grup dengan dipimpin oleh
Pabrik ini direncakanan beroperasi 330 hari dalam satu tahun, 24 jam per
hari. Sisa hari saat tidak beroperasi digunakan untuk perbaikan, perawatan, dan
tetap, karyawan harian, dan karyawan borongan. Karyawan tetap adalah karyawan
yang diangkat dan diberhentikan sengan surat keputusan (SK) direksi dan mendapat
gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian, Pembagian jam kerja dan masa
kerja. Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan tanpa
surat keputusan direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.
Karyawan borongan adalah karyawan yang digunakan pabrik jika diperlukan dan
71
mendapat upah borongan. Karyawan dibagi dalam 2 golongan yaitu: karyawan shift
dan karyawan non shift. Detail jumlah karyawan non shift dapat dilihat pada Tabel
Tabel V.1 Perincian kualifikasi, jumlah, dan gaji karyawan non shift
Gaji/bulan
Jabatan Kualifikasi Jumlah
(Rp)
Direktur Utama S2 1 40.000.000
Direktur Produksi S2 1 30.000.000
Direktur Administrasi dan Keuangan S2 1 30.000.000
Direktur Umum dan Pemasaran S2 1 30.000.000
Kepala Bagian Produksi S1 1 20.000.000
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan S1 1 20.000.000
Kepala Bagian Umum dan Pemasaran S1 1 20.000.000
Kepala Seksi Proses S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Utilitas S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Laboratorium S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Safety & Lingkungan S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Pemeliharaan S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Keuangan S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Administrasi S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Humas S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Pemasaran S1 1 12.000.000
Kepala Seksi Personalia S1 1 12.000.000
Sekretaris S1 3 10.000.000
Dokter S1 2 12.000.000
Karyawan Proses dan Utilitas S1/D3 2 7.000.000
Karyawan Laboratorium S1/D3 1 7.000.000
Karyawan Safety & Lingkungan S1/D3 1 7.000.000
Karyawan Pemeliharaan S1/D3 1 7.000.000
Karyawan Keuangan S1/D3 5 7.000.000
Karyawan Administrasi S1/D3 5 7.000.000
Karyawan Humas S1/D3 5 7.000.000
Karyawan Pemasaran S1/D3 5 7.000.000
Karyawan Personalia S1/D3 5 7.000.000
Sopir SMA 5 2.000.000
Total 57 397.000.000
72
Tabel V.2 Perincian kualifikasi, jumlah, dan gaji karyawan shift
Jabatan Kualifikasi Jumlah Gaji/bulan
Karyawan proses dan utilitas S1/D3 48 5.000.000
Karyawan laboratorium S1/D3 8 5.000.000
Karyawan pemeliharaan S1/D3 8 5.000.000
Karyawan safety dan lingkungan S1/D3 8 5.000.000
Karyawan keamanan SMA 12 3.000.000
Office boy SMA 8 1.750.000
Total 92 24.750.000
langsung. Karyawan golongan ini bekerja selama 5 hari dengan pembagian kerja
sebagai berikut:
Karyawan shift dibagi menjadi empat regu (A, B, C, D), tiga grup
dijadwalkan bekerja, dan satu grup istirahat. Pada hari minggu dan libur nasional
karyawan shift tetap masuk kerja sebagaimana jadwal tersebut. Pembagian jadwal
73
Tabel V.3 Jadwal regu shift
Hari Pagi Sore Malam Libur
1 D C A B
2 D B A C
3 C B A D
4 C B D A
5 C A D B
6 B A D C
7 B A C D
8 B D C A
9 A D C B
10 A D B C
11 A C B D
12 D C B A
74
BAB VI
ANALISA EKONOMI
komponen terpenting dari perancangan ini adalah estimasi harga alat-alat, karena
harga ini dipakai sebagai dasar estimasi analisa ekonomi. Analisa ekonomi berfungsi
laba,lamanya modal investasi dapat dikembalikan, terjadinya titik impas, dan pabrik
Pada perancangan pabrik ini, kelayakan investasi modal dalam sebuah pabrik
POS), Percent Return 0n Investment (%ROI), Pay Out Time (POT), Break Even
Point (BEP), Shut Down Point (SDP), dan Discounted Cash Flow (DCF).
Profitability adalah selisih antara total penjualan produk dengan total pengeluaran
biaya produksi. Percent Profit on Sales (%POS) adalah rasio keuntungan dengan
Investment (FCI) (Aries-Newton, 1954). Pay Out Time (POT) adalah jumlah tahun
perolehan profit (Aries-Newton, 1954). Break Even Point (BEP) adalah titik impas,
75
besarnya kapasitas produksi dapat menutupi biaya keseluruhan, ketika pabrik tidak
2003). Shut Down Point (SDP) adalah suatu titik saat pabrik mengalami kerugian
sebesar Fixed Cost sehingga menyebabkan pabrik harus tutup (Peters &
Timmerhaus, 2003). Discounted Cash Flow (DCF) adalah suku bunga yang
diperoleh ketika seluruh modal digunakan semuanya pada proses produksi.DCF dari
suatu pabrik dinilai menguntungkan jika melebihi satu setengah kali bunga pinjaman
bank. DCF (i) dapat dihitung dengan metode Present Value Analysis dan Future
Capital Investment (Modal tetap), Working Capital (Modal kerja). Fixed Capital
Investment (Modal tetap) adalah investasi yang digunakan untuk pendirian fasilitas
produksi dan pembantunya. Working Capital (Modal Kerja) adalah bagian yang
diperlukan ketika menjalankan usaha atau modal dalam operasi dari suatu pabrik
76
dari operasi pabrik. Fixed Manufacturing Cost merupakan harga yang berkenaan
dengan fixed capital dan pengeluaran yang bersangkutan dengan fixed capital
dimana harganya tetap, tidak tergantung waktu maupun tingkat produksi. General
Harga peralatan proses tiap alat tergantung pada kondisi ekonomi yang
sedang terjadi. Untuk penetapan harga peralatan yang pasti setiap tahun sangat sulit
sehingga diperlukan suatu caramemperkirakan harga alat dari data peralatan serupa
2005 468,20
2006 499,60
2007 525,40
2008 575,40
2009 521,90
2010 550,80
2011 585,70
(www.nt.ntnu.no,2011).
77
Dengan asumsi kenaikan indeks mengikuti grafik polinomial, maka didapat
persamaan Y = 021x – 40.674 (Gambar VI.1). Sehingga indeks tahun 2020 adalah
776,6. Cara mengestimasi harga alat tersebut pada masa sekarang digunakan
700
600
500
y = 20,519x - 40673,742
Indeks
400
300
200
100
0
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012
Tahun
78
VI.3 Hasil Perhitungan
tercantum pada Tabel VI.2, Tabel VI.3, Tabel VI.4, Tabel VI.5, Tabel VI.6, Tabel
VI.7.
FCI = Physical plant cost + Direct plant cost + contractor’s fee +contingency
79
Tabel VI.3 Working Capital Investment (WCI)
No. Jenis Total Rp Total US $
1. Raw material inventory 6.418.921
2. Inprocess inventory 167.280.437 109.467
3. Product inventory 36.801.696.103 24.082.777
4. Extended Credit 58.562.575
5. Available Cash 36.801.696.103 24.082.777
Working Capital Investment 73.770.672.642 73.770.672.642
80
Tabel VI.6 Fixed Manufacturing Cost (FMC)
No. Jenis Total Rp. Total US $
1. Depresiasi 1.985.847.638 31.645.354
2. Property Tax 397.169.528 3.164.535
3. Asuransi 397.169.528 6.329.071
Fixed Manufacturing Cost 2.780.186.693 41.138.960
81
Gambar VI.2 Grafik Analisa Kelayakan Pabrik
82
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S. and Newton, R.D., 1955, “Chemical Engineering Cost Estimation”,
McGraw-Hill Book Company, New York.
Ballester, J. and Jimenez, S., 2005, “Kinetic parameters for the oxidation of
pulverised coal as measured from drop tube tests”, Vol. 142 210–222,
Elsevier, Spain.
Brownell, L.E. and Young, E.H., 1959, “Process Equipment Design – Vessel
Design”, John Wiley and Sons, Inc., New York.
Kern, D.Q., 1950, “Process Heat Transfer, International Student Edition”, Mc. Graw
Hill, New York.
Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1981, “Encyclopedia of Chemical Technology”, 3rd
ed., Interscience Publishers, John Wiley and Sons, New York,10,437-
459.
Perry, R.H., Green, D., 2008, “Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, 8th ed.,
McGraw Hill Companies Inc., USA.
83
Peters, M.S. and Timmerhaus, K.D., 2003, “Plant Design and Economics for
Chemical Engineers”, 3rd ed., McGraw-Hill International Book
Company, Singapore.
Saeidi, S., et. al., 2008, “Final Design for Coal-to-Methanol Process”, University of
California Publisher, USA.
Smith, J.M. and Van Ness, H.C., 1975, “Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics”, 3rd ed., Mc Graw-Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo.
Smith, R J. Byron, 2010, “A Review of theWater Gas Shift Reaction Kinetics”, The
Berkeley Electronic Press, India.
Yaws, C.L., 1999, “Chemical Properties Handbook”, McGraw Hill Companies Inc.,
USA.
84
Pustaka dari Situs Internet
http://www.alibaba.com/
http://www.engineeringtoolbox.com/
http://www.instrumentationportal.com/
http://www.kaltimmethanol.com/
http://www.methanol.org/
http://www.nt.ntnu.no/
http://www.ptba.co.id/
85
LAMPIRAN
86
LAMPIRAN A
Tabel A-1 sampai A-11 dibawah ini adalah data sifat fisis gas dan cairan
diperoleh dari “Chemical Properties Handbook”, Carl L., Yaws, 1999.
1
Tabel A.3 Kapasitas panas cair
Komponen A B C D
CO2 -3981,02 52,51 -2,27E-01 3,28E-04
N2 76,452 -0,352 -2,66E-02 5,0057E-05
H2O 92,053 -0,0399 -2,11E-04 5.3469E-07
CO 125,595 -1,702 1,07E-02 4.1854E-06
H2 50,607 -6,11 3,093E-01 -4,14E-03
CH3OH 40,152 0,3104 -1,02E-03 1,45E-05
H2S 80,985 -0,124 -3,605E-05 1.6942E-06
Cp = A + B,T + C,T2 + D,T3, J/mol,K
2
Tabel A.5 Tekanan uap murni
Komponen A B C D E
CO2 51,8145 -7,88E+02 -2,27E+01 5,12E-02 4,66E-11
N2 23,8572 -4,76E+02 -8,66 2,01E-02 -2,41E-11
H2O 29,8605 -3,15E+03 -7,30 2,42E-09 1,80E-06
CO 18,683 -1,31E+03 -4,10 3,18E-09 2,46E-06
H2 3,4132 -4,13E+01 1,09 -6,68E-10 1,45E-04
CH3OH 45,6171 -3,24E+03 -1,39E+01 6,63E-03 -1,05E-13
H2S 20,2699 -1,59E+03 -4,65 -1,31E-10 2,56E-06
ln P = A - B/(T+C), mmHg
3
Tabel A.7 Viskositas cairan
Komponen A B C D
CO2 -17,9151 1450,5 7,31E-02 -1,12E-04
N2 -15,6104 46,505 1,62E-01 -6,33E-04
H2O -10,2158 1792,5 1,77E-02 -1,26E-05
CO -2,346 105,2 4,61E-03 -1,94E-05
H2 -7,0154 40,791 2,37E-01 -4,08E-03
CH3OH -9,0562 1254,2 2,23E-02 -2,35E-05
H2S 16,3303 -1225 -6,87E-02 8,04E-05
Log μ = A + B/T + C,T+ D,T2, cP
4
Tabel A.9 Surface tension
Komponen A Tc N
CO2 79,97 304,19 1,26
N2 28,98 126,10 1,25
H2O 132,67 647,13 0,96
CO 27,96 132,92 1,13
H2 5,34 33,18 1,06
CH3OH 68,33 512,58 1,22
H2S 0,92 373,53 1,28
σ = A(1-(T/Tc))n, dyne/cm
5
Tabel A.11 Konduktivitas panas cairan
Komponen A B C
CO2 0,2855 -1,784E-03 -1,61E-17
N2 0,213 -4,205E-04 2,29E-06
H2O -0,2758 4,612E-03 -5,53E-06
CO 0,5719 -1,92E-03 1,54E-06
H2 -0,2758 4,61E-03 -5,53E-06
CH3OH 0,2522 -6,93E-06 -5,38E-07
H2S -1,5099 9,92E-01 400,1
Log k = A + B,(1-Tc)2/7, W/m,K
6
LAMPIRAN B
NERACA MASSA
N2
6 P= 1 atm
T= 25°C
4
Udara AS
P= 1 atm
T= 25°C
O2
BATU BARA 5 P= 1 atm
P= 1 atm T= 25°C
CaO H2O
T= 25°C
9 12
1
Water Gas Shift 15 Fixed Bed
3 Gasifier 8 Desulfurized 11 13 Kondenser
P= 51 atm; Reactor P= 49,65 atm; Reactor CO
P= 51,5 atm; CO CO P= 50,15 atm; CO CO P= 48,93 atm; H2
T= 1316°C H2 T= 500°C T= 40°C
Slurry H2 T= 500°C H2 H2 T= 200°C CO2
2 P= 41,15 atm CO2 CO2 CO2 CO2 H 2O
H2O H2O H2O H2O N2
T= 25°C 7 N2 10 14 16 CH3OH
H 2O N2 N2 N2
H2S P= 51 atm P= 50,15 atm P= 49,65 atm P= 48,93 atm
P= 1 atm H2O T= 200°C
P= 50,93 atm T= 500°C T= 500°C T= 40°C
T= 25°C
ASH & SLAG
T= 711°C CaS
Kondenser
P= 50,93 atm
Parsial 17
T= 711°C
22 P= 48,33 atm; CO
H2
T= 40°C CO2
H2O
H2O
H2O
N2
CH3OH 18 CH3OH
P= 48,33 atm P= 48,33 atm
T= 40°C T= 40°C
19 Expansion
20 Destilasi
P= 1 atm; Valve
H2O P= 1,5 atm;
H2O
CH3OH T= 64,76°C CH3OH
P= 1 atm T= 40°C
P= 1,5 atm
T= 64,76°C T= 40°C
21
H2O
CH3OH
P= 1,1 atm
T= 99,9°C
7
1. Mixer (M-01)
Tabel B.1. Neraca Massa di Sekitar Mixer
3. Gasifier (R-01)
Tabel B.7. Neraca Massa di Sekitar Gasifier (R-01)
8
4. Desulfurizer (DS-01)
Tabel B.8. Neraca Massa di Sekitar Desulfurizer (DS-01)
9
6. Condenser Partial (CD-01)
Tabel B.11. Neraca massa di sekitar Condenser Partial (CD-01)
10
9. Expansion Valve (EV-01)
Tabel B.12. Neraca massa di sekitar Expansion Valve (EV-01)
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 18 Arus 19
H2O 13.034,38 13.034,38
CH3OH 63.042,92 63.042,92
Sub Total 76.077,30 76.077,30
Total 76.077,30 76.077,30
11
LAMPIRAN C
NERACA PANAS
1. Mixer (M-01)
12
2. Gasifier (R-01)
Tabel C.4. Neraca Panas Input Gasifier
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
Batubara 63.124,27 3.618,36 19,33 781.854,77 781,85
H2O 27.074,40 1.502,80 843,3596 1.267.398,65 1.267,40
O2 35.135,14 1.097,97 329,7811 362.090,81 362,09
Total 2.411.344,23 2.411,34
13
Tabel C.6. Neraca Panas Gasifier
Arus Input (MJ/ton) Output (MJ/ton)
Reaktan 2.411,34
Hv Reaktan 1.925.227,165
Panas Reaksi 1.113.046,47
Produk 133.783,41
Hv Produk 1.528.078,12
Panas Hilang 1.378.823,45
Total 3.040.684,98 3.040.684,98
3. HE-01
Tabel C.7. Neraca Panas Input HE-01
kmol/ja Cp dT Q Q
Komponen kg/jam
m (kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
CO 105.249,16 3.757,42 14776,38 55.521.114,52 55.521,11
H2 4.651,90 2.307,49 32439,67 74.854.164,68 74.854,16
CO2 2.325,95 52,85 38480,33 2.033.656,55 2.033,66
H2O 1.744,46 96,83 15846,16 1.534.358,83 1.534,36
N2 568,12 20,28 17527,94 355.463,16 355,46
H2S 568,12 16,67 -30915,52 -515.351,09 -515,35
Total 133.783.406,64 133.783,41
14
4. Desulfurizer (DS-01)
15
5. Water Gas Shift Reactor (R-02)
Tabel C.13. Neraca Panas Input Water Gas Shift Reactor (R-02)
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
CO 105.249,16 3.757,42 14.343,82 53.895.773,21 53.895,77
H2 4.651,90 2.307,49 13.905,51 32.086.806,77 32.086,81
CO2 2.325,95 52,85 21.291,97 1.125.264,37 1.125,26
H2O 2.044,78 113,50 16.964,34 1.925.420,75 1.925.42
N2 568,12 20,28 14.137,67 286.709,32 286,71
Steam 75.117,71 4169,50 56,85 53.336.519,44 53.336,52
Total 142.656.493,87 142.656,49
Tabel C.14. Neraca Panas Output Water Gas Shift Reactor (R-02)
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
CO 36.837,21 1315,10 14.343,82 18.863.520,62 18.863,52
H2 9.575,62 4749,81 13.905,51 66.048.579,99 66.048,58
CO2 109.815,10 2495,17 21.291,97 53.127.154,72 53.127,15
H2O 33.161,57 1840,67 16.964,34 31.225.811,97 31.225,81
N2 568,12 20,28 14.137,67 286.709,32 286,71
Total 169.551.776,63 169.551,78
16
6. Condenser Partial (CD-01)
17
7. HE-02
Tabel C.16. Neraca Panas Input HE-02
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
CO 36.837,21 1315,10 436,44 573.961,07 573,96
H2 9.575,62 4749,81 431,98 2.051.825,93 2.051,83
CO2 109.815,10 2495,17 579,82 1.446.761,64 1.446,76
H2O 33.161,57 1840,67 505,16 5.057,39 5,06
N2 568,12 20,28 436,21 8.846,28 8,85
Total 4.086.452,30 4.086,45
18
Tabel C.20. Neraca Panas Output Methanol Synthetic Reactor (R-03)
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
CO 1.362,98 48,66 5.141,71 250.188,42 250,19
H2 153,37 76,08 5.085,13 386.853,13 386,85
CO2 78.407,98 1.781,55 7.180,48 12.792.405,97 12.792,41
H2O 13.036,94 723,63 5.989,49 4.334.178,77 4.334,18
N2 568,12 20,28 5.118,33 103.798,65 103,80
CH3OH 63.447,03 1.980,06 6.196,95 12.270.322,09 12.270,32
Total 30.137.747,03 30.137,75
19
Tabel C.23. Neraca Panas Output Condenser Partial (CD-01)
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
CO 1.362,98 48,66 727,73 35.410,53 35,41
H2 153,37 76,08 720,52 54.813,46 54,81
CO2 78.407,98 1.781,55 970,28 1.728.607,86 1.728.61
H2O 2,56 0,14 842,62 119,79 0,12
N2 568,12 20,28 727,21 14.747,63 14,75
CH3OH 404,11 12,61 860,05 10.846,43 10.85
Total 1.844.545,70 1.844,55
20
Tabel C.27. Neraca Panas Output Expansion Valve 01 (EV-01)
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
H2O 13.034,38 723,49 217,46 157.332,92 157.33
CH3OH 63.042,92 1.967,45 1.247,34 2.454.068,53 2.454.07
Total 2.611.401,45 2.611,40
11. HE-03
Tabel C.29. Neraca Panas Input HE-03
Cp dT Q Q
Komponen kg/jam kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
H2O 13.034,38 723,49 1.130,99 818.261,01 818,26
CH3OH 63.042,92 1.967,45 6.837,08 13.451.586,67 13.451,59
Total 14.269.847,68 14.269.85
21
12. Menara Distilasi (MD-01)
Tabel C.32. Neraca Panas (QD) Yang Dikandung Distilat Keluar Kondensor
Cp dT Q Q
Komponen kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
H2O 5,26 20.024,22 15.659,72 15,66
CH3OH 1.967,25 2.979,25 39.392.665,16 39.392,67
Total 39.408.324,88 39.408,32
Tabel C.33. Neraca Panas (QB) Yang Dikandung Bottom Keluar Reboiler
Cp dT Q Q
Komponen kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
H2O 0,20 5642,54 4.052.655,24 4.052,66
CH3OH 718,23 44008,24 8.658,39 8,66
Total 4.061.313,63 4.061,31
Tabel C.34. Neraca Panas (QF) Yang Dikandung Bottom Keluar Reboiler
Cp dT Q Q
Komponen kmol/jam
(kJ/kmol) (kJ/jam) (MJ/jam)
H2O 723,49 3.413,18 2.469.399,35 2.469,40
CH3OH 1.967,45 23.511,79 46.258.218,88 46.258,22
Total 48.727.618,23 48.727.62
QC = 14.380,50 MJ/jam
QR = 9.122,52 MJ/jam
22
13. HE-04
23
LAMPIRAN D
Kondisi di atas diambil dari buku Christoper Higman, hal 92 dengan Judul “
Gasification”.
Reaksi yang terlibat :
C + ½ O2 → CO
CO + ½ O2 → CO2
H2 + ½ O2 → H2O
C + CO2 2 CO
C + H2O CO+H2
CO + H2O CO2 + H2
24
Asumsi :
- Reaktor entrained flow diisolasi sempurna sehingga panas yang hilang ke
sekeliling kecil, dapat dianggap adiabatik.
- Gradien konsentrasi dan suhu ke arah radial relatif kecil (asumsi beda suhu
dan konsentrasi hanya ke arah memanjang/longitudinal)
25
Elemen volume : x (ID)2 x Z
4
(Rate of coal input – rate of coal output – rate of reaction = rate of
accumulation)
FA Z - FA Z Z - (-rA V) 0
FA Z - FA Z Z - (-rA . A . Z) 0
FA Z - FA Z Z - ( . ID 2 )Z.(-rA ) 0
4
Kedua ruas dibagi dengan Z, sehingga :
FA Z Z - FA Z
- . ID 2 . (-rA )
Z 4
Diambil limit Z mendekati nol, sehingga :
lim FA z z - FA z
- . ID 2 . (-rA )
ΔZ 0 Z 4
Dengan :
FA = FA0 (1 – XA)
dFA = - FA0 dXA
persamaan diferensial diatas menjadi :
dX A
FA0 (-rA ). . (ID)2
dZ 4
dengan :
A : Luas penampang reaktor , m2
ID : Diameter dalam reaktor , m
dFA0 : Laju alir massa mula-mula , kmol/s
Z : Panjang bed dihitung dari bawah
-rA : Kecepatan transfer massa, kmol terkonversi/m3.s
dX A
: Konversi tiap increment panjang reaktor
dZ
26
Untuk neraca massa komponen batu bara:
dX BB . ID 2 . (rBB )
dZ 4.FBB
Dengan rBB = -N . . dp2 . k’BB (Ballester dan Jimenez, 2005)
6. n BB . M BB
N = (Ballester dan Jimenez, 2005)
.(d o p) 3 .rho o p
- E BB
k’BB =A’BB. exp ( ) (Ballester dan Jimenez, 2005)
R.T
Harga A’BB = 5,97 – 6,13 m/s, diambil rata-rata yaitu 6,05 m/s
E BB = 36.000 - 42.000 kJ/kmol diambil rata-rata yaitu 39.000 kJ/kmol
R = 8,314 kJ/kmol.K
T = 1550 K
39.000
Maka didapat harga k’BB = 6,05. exp ( )
8,314.1550
= 0,293 m/s
Laju alir massa batu bara = 29054 kg/jam
Reaktor dibuat parallel 2 buah maka laju alir menjadi 14527 kg/jam
Dengan berat molekul batu bara = 3000 kg/kmol
14527 kg/jam
Maka laju alir molar batu bara = = 4,48 kmol untuk tiap jamnya
3000 kg/kmol
Diameter partikel batu bara awal = 0,0001 m
Diameter partikel batu bara keluar reaktor = 0,000001 m
Densitas batu bara = 1346 kg/m3 (Higman,2008)
6. 4,48 . 3000
Maka dicari nilai N=
π.(0,0001) 3 .1346
N = 2,06 x 1013
Setelah menentukan N maka laju kecepatan reaksi gasifikasi batu bara dapat
dihitung, dengan mentrial nilai diameter reaktor yang nantinya digunakan untuk
penentuan tinggi reaktor.
dX BB . ID 2 . (rBB )
dZ 4.FBB
27
Dengan Excel diameter ditrial pada 4 m dan konversi penurunan diameter partikel
dari 99% sampai 1% maka didapat
(F H i fi ) Z - (F H
i fi ) Z ΔZ kslurry/dZ. dT. 0,25.phi.ID.dZ 0
28
(F H i fi ) Z Z - (F H
i fi ) Z
kslurry/dZ. (T - Ts).0,25.phi.Di
Z
Jika diambil z 0 maka :
d
dz
(Fi H fi ) 0
d H fi dFi
F i
dZ
H fi kslurry/dZ. (T - Ts).0,25.phi.Di
dZ
dT
F Cp i i kslurry/dZ. (T - Ts).0,25.phi.Di
dZ
d T 0,25.kslurry/dZ.(T - Ts).phi.Di
dZ Fi Cp i
dengan :
kslurry : Konstanta perpindahan panas konduksi slurry (batu bara- air), W/m.C
T : Temperatur, K
Ts : Temperatur slurry, K
Fi : Kecepatan aliran massa komponen i, kmol/jam
Cpi : Kapasitas panas komponen i, kJ/kmol.K
ID : Diameter reaktor, m
Dengan trial error ditentukan dimensi untuk stage ke 2 gasifier. Dengan Excel
ditentukan diameter gasifier untuk stage ke 2 yaitu 3 m dan penurunan temperature
keluaran reaktor sampai 984,15 K.
29
k.0,25.id(T-Ts)/Z (k.phi.id(T-
Z (m) T(K) T( °C ) Ztrial (m)
(J/jam) Ts)/Z)/Fi.Cpi.T
27,11 1539,15 1266 3,2 396.428,68 0,03688395
34,08 1519,15 1246 3 441.349,56 0,029341129
33,97 1509,15 1236 2,8 505.896,49 0,029433979
36,29 1489,15 1216 2,6 591.753,60 0,027555504
34,75 1479,15 1206 2,4 679.592,03 0,028775828
10,96 1469,15 1196 2,2 2.350.203,22 0,091244674
10,24 1459,15 1186 2 2.723.915,79 0,09764522
42,60 1380,15 1107 1,8 1.049.951,70 0,023472296
45,92 1320,15 1047 1,6 1.250.541,79 0,021775055
42,94 1280,15 1007 1,4 1.533.540,02 0,023289726
42,29 1230,15 957 1,2 1.804.540,28 0,023648991
39,69 1180,15 907 1 2.183.940,63 0,025192152
35,23 1130,15 857 0,8 2.753.041,16 0,028381715
29,60 1064,15 791 0,6 3.732.362,55 0,03378139
21,37 1014,15 741 0,4 5.644.774,58 0,0468034
11,04 984,15 711 0,2 11.474.472,15 0,090608407
30
SPESIFIKASI REAKTOR ( R-01 )
Fungsi : Mereaksikan batu bara, air dan oksigen
menghasilkan syngas
Jenis : Entrained Flow Reaktor
Fase : Padat - cair - gas
Bentuk : Stage 1: Silinder horizontal
Stage 2 : Silinder tegak
Suhu Operasi : 1316°C
Suhu Keluar : 711°C
Tekanan Operasi : 51,6bar
Tinggi Reaktor : Stage 1 : 1,16 m
Stage 2 : 11,04 m
Diameter Reaktor : Stage 1 : 4 m
Stage 2 : 3 m
31
3m
Rawgas
Out
Second Stage
11,04 m
Slurry In
Slurry In
Slag Out
4m
32
LAMPIRAN E
Kode : R-02
Fungsi :Tempat berlangsungnya hidrogenasi karbon monoksida (CO)
membentuk H2 sebagai produk utama dan CO2.
Jenis : Reaktor FixedbedMultitube
Fase : Gas-gas katalis padat
a. Kondisi Operasi
P = 51,17 bar
T operasi = 500 °C
Reaksi yang terjadi :
CO + H2O H2+ CO2
b. Jenis Reaktor
Jenis reaktor yang digunakan adalah non-adiabaticnon-isotherm fixedbed
multitube reactor. Reaktor ini dipilih karena cocok untuk reaksi yang
berlangsung pada fase gas, berjalan cepat, bersifat eksotermis dan kondisi suhu
tinggi. Multitube dipilih karena baik untuk transfer panas, karena reaksi termasuk
highly exothermic.
33
e. Menentukan Dimensi Reaktor
1. Neraca Massa Reaktor
Input Output
Komponen
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
CO 3.757,42 105.249,16 1.315,10 36.837,21
H2 2.307,49 4.651,90 4.749,81 9.575,62
CO2 52,85 2.325,95 2.495,17 109.815,10
H2O 4.283,00 77.162,49 1.840,67 33.161,57
N2 20,28 568,12 20,28 568,12
Total 10.421,04 189.957,62 10.421,03 189.957,62
( ) ( )
Dengan:
Z =* ( ) ( ) ( ) ( ) +
β = PCO2PH2 / KeqPCOPH2O
T = Suhu (K)
34
Algoritma Perhitungan
Input data :
- kondisi umpan reaktor :
FAo,FBo,FCo,FDo,WT ………dari perhit NM
- spesifikasi katalis
RHOBULK,EPS,DP
- sisi tube
IDT,ODT,NT,Ntb,PT,C ……… tabel 10 Kern
- sisi shell
Nsh,IDS,B ……… tabel 9 Kern
- kondisi pendingin
CPP,VP,KP,TPo
- data lain
Tr,RD,To,X1o,X2o,WP ……… ditentukan
Trial Z
Menyusun PD Simultan
Zo =(0:0.1:Z)
Yo = [X1o X2o To TPo Po FAo FBo
FCo FDo FEo FFo FGo]
(Z,Y)=ode45(‘Reaktor’,Zo,Yo)
Tidak
X = 0.6
Ya
Subroutine :
- menghitung mol masing-masing komponen
Fi = Fio*(1-X)
- menghitung fraksi mol
ymol(i) = Fi/FT
- menghitungmassa
massa(i) = Fi * Bmi
- menghitung fraksi massa
ymassa(i) = massa(i)/Σmassa
- menghitung kapasitas panas
Cp = A + BT + CT2 + DT3
- menghitung viskositas
- menghitung konduktivitas
- menghitung kecepatan reaksi
- menghitung densitas
- menghitung bilangan Reynold
Re = D.G / μ
35
- menghitung hi
- menghitung hio
- menghitung ho
- menghitung Uc
- menghitung Ud
Persamaan PD simultan
- dYdZ (1) = f(X1,Z)
- dYdZ (2) = f(T,Z)
- dYdZ (3) = f(TP,Z)
- dYdZ (4) = f(P,Z)
function dYdZ=wgsr(Z,Y)
global FAo FBo FCo FDo FEo To TPo IDS IDT ODT Nt Ntb WT RHOBULK
Pt C B WP Nsh RD EPS Dp CPP KP VP Tr RG
% SUBROUTINE
% Keterangan Y
% Y(1) = X
% Y(2) = T
% Y(3) = TP
% Y(4) = P
36
FC=FCo+(FAo*Y(1)); % Kmol karbon dioksida
FE = FEo; % kmol
massaA = FA*28.01;
massaB = FB*2.016;
massaC = FC*44.01;
massaD = FD*18.015;
massaE = FE*28.02;
37
BMRATA=ymolA*28.01+ymolD*18.015+ymolC*44.01+ymolB*2.016+ymolE*28.02
; % berat molekul rata-rata (kg/kmol)
%Data Cp (kJ/(kmol.K));
CPA = (29.556+(-6.58e-3)*Y(2)+(2.01e-5)*Y(2)^2+(-1.22e-
8)*Y(2)^3+(2.26e-12)*Y(2)^4);
CPB = (25.399+(2.02e-2)*Y(2)+(-3.85e-5)*Y(2)^2+(3.19e-8)*Y(2)^3+(-
8.76e-12)*Y(2)^4);
CPC = (27.437+(4.23e-2)*Y(2)+(-1.96e-5)*Y(2)^2+(4.00e-9)*Y(2)^3+(-
2.99e-13)*Y(2)^4);
CPD = (33.933+(-8.42e-3)*Y(2)+(2.99e-5)*Y(2)^2+(-1.22e-
8)*Y(2)^3+(3.69e-12)*Y(2)^4);
CPE = (29.342+(-3.54e-3)*Y(2)+(1.01e-5)*Y(2)^2+(-4.30e-9)*Y(2)^3+(-
2.59e-13)*Y(2)^4);
ICPA0 = (29.556*(To-Tr)+((-6.58e-3)/2)*(To^2-Tr^2)+((2.01e-
5)/3)*(To^3-Tr^3)+((-1.22e-8)/4)*(To^4-Tr^4)+((2.26e-12)/5)*(To^5-
Tr^5));
ICPB0 = (25.399*(To-Tr)+((2.02e-2)/2)*(To^2-Tr^2)+((-3.85e-
5)/3)*(To^3-Tr^3)+((3.19e-8)/4)*(To^4-Tr^4)+((-8.76e-12)/5)*(To^5-
Tr^5));
ICPC0 = (27.437*(To-Tr)+((4.23e-2)/2)*(To^2-Tr^2)+((-1.96e-
5)/3)*(To^3-Tr^3)+((4.00e-9)/4)*(To^4-Tr^4)+((-2.99e-13)/5)*(To^5-
Tr^5));
ICPD0 = (33.933*(To-Tr)+((-8.42e-3)/2)*(To^2-Tr^2)+((2.99e-
5)/3)*(To^3-Tr^3)+((-1.22e-8)/4)*(To^4-Tr^4)+((3.69e-12)/5)*(To^5-
Tr^5));
ICPE0 = (29.342*(To-Tr)+((-3.54e-3)/2)*(To^2-Tr^2)+((1.01e-
5)/3)*(To^3-Tr^3)+((-4.30e-9)/4)*(To^4-Tr^4)+((-2.59e-13)/5)*(To^5-
Tr^5));
38
%MENGHITUNG INTEGRAL KAPASITAS PANAS PADA INTERVAL PANJANG(Tz)
%MENGHITUNG Cp KOMPONEN
DHr=DHro+((CPD+CPE)-(CPB+CPC)*(Y(2)-Tr));
39
Qloss = QP+Qin-Qr-Qout
VAI = (35.086)+(5.07e-1)*Y(2)+(-1.33e-4)*Y(2)^2;
VA = VAI*10^-7*60;
VBI = (27.758)+(2.12e-1)*Y(2)+(-3.28e-5)*Y(2)^2;
VB = VBI*10^-7*60;
VCI = (11.336)+(4.992e-1)*Y(2)+(-1.0876e-4)*Y(2)^2;
VC = VCI*10^-7*60;
VDI = (-36.826)+(4.29e-1)*Y(2)+(-1.62e-5)*Y(2)^2;
VD = VDI*10^-7*60;
VEI = (42.606)+(4.75e-1)*Y(2)+(-9.88e-5)*Y(2)^2;
VE = VEI*10^-7*60;
VIS=(ymassaA/VA)+(ymassaB/VB)+(ymassaC/VC)+(ymassaD/VD)+(ymassaE/VE
);
Vrat=1/VIS;
40
KEI = [0.00309 7.59e-5 -1.10e-8];
KAI = (0.0015)+(8.25e-5)*Y(2)+(-1.92e-8)*Y(2)^2;
KA = KAI*3.6;
KBI = (0.03951)+(4.59e-4)*Y(2)+(-6.49e-8)*Y(2)^2;
KB = KBI*3.6;
KCI = (-0.01883)+(1.02e-4)*Y(2)+(-2.22e-8)*Y(2)^2;
KC = KCI*3.6;
KDI = (0.00053)+(4.71e-5)*Y(2)+(4.96e-8)*Y(2)^2;
KD = KDI*3.6;
KEI = (0.00309)+(7.59e-5)*Y(2)+(-1.10e-8)*Y(2)^2;
KE = KEI*3.6;
PC=(ymolC)*Y(4);
PA=(ymolA)*Y(4);
PD=(ymolD)*Y(4);
PB=(ymolB)*Y(4);
Keq=210.82;
beta=(PB*PC)/(Keq*PA*PD);
Krat=(ymassaA*KA)+(ymassaB*KB)+(ymassaC*KC)+(ymassaD*KD)+(ymassaE*K
E);
Rs=(0.92*exp(-454.3/Y(2))*PA*PD*(1-
beta)*25)/(1+2.2*exp(101.5/Y(2))*PA+0.4*exp(158.3/Y(2))*PD+0.0047*e
xp(2737.9/Y(2))*PC+0.05*exp(1596.1/Y(2))*PB)^2; % mol/g.mnt
Rs1=Rs; %Kmol/kg.jam
41
At=(pi*(IDT^2)*Nt)/(4*Ntb);
Ash=(IDS*C*B)/(Pt*Nsh);
Gt=WT/At;
Des=((4*0.5*Pt*0.86*Pt)-(0.5*pi*(ODT^2)/4))/(0.5*pi*ODT);
Ret=IDT*Gt/Vrat;
Res=Des*Gs/VP;
HI = (0.027)*(Ret^0.8)*((Cprat*Vrat/Krat)^(1/3))*(Krat/IDT);
HO = (0.36)*(Res^0.55)*((CPP*VP/KP)^(1/3))*(KP/Des);
HIO = HI*(IDT/ODT);
UC = (HIO*HO)/(HIO+HO);
UD = UC/(1+(RD*UC));
% persamaan differensial
dYdZ(1)=(Rs1*(pi/4)*IDT^2*RHOBULK*Nt/FAo);
dYdZ(2)=((-DHr*(pi/4)*IDT^2*Rs1*RHOBULK)-(UD*pi*ODT*(Y(2)-
Y(3))))*Nt/FCp;
dYdZ(3)=(UD*pi*ODT*(Y(2)-Y(3))*Nt)/(WP*CPP);
dYdZ(4)=-((150*(1-EPS)*(Vrat)/Dp/Gt)+1.75)*(Gt)^2*(1-
EPS)/(RHOBULK*IDT*EPS^3)/3600^2/1.01325e4;
dYdZ=dYdZ';
42
% PROGRAM UTAMA
clear all
clc
global FAo FBo FCo FDo FEo Xo To TPo Po IDS IDT ODT Nt Ntb WT
RHOBULK Pt C B WP Nsh RD EPS Dp CPP KP VP Tr RG
% A=CO
% B=H2O
% C=CO2
% D=H2
% E=N2
disp('reaktor')
Xo = 0; % konversi mula-mula
43
%Data operasional
%PENDINGIN
44
%Menghitung laju alir masing-masing komponen
%Menyusun PD simultan
Zo = (0:0.1:8);
[Z,Y]=ode45('wgsr',Zo,Yo);
X=Y(:,1);
T=Y(:,2);
TP=Y(:,3);
P=Y(:,4);
n=size(Z);
disp(' ')
disp('-------------------------------------------------------------
-----')
disp('=============================================================
====')
for i = 1:n
end
disp('-------------------------------------------------------------
-----')
Tout = Y(:,2)-273;
TPout = Y(:,3)-273;
Pout = Y(:,4);
presure_drop=Po-Pout;
45
% TAMPILKAN GRAFIK
%Grafik hubungan Z vs X1
figure(1)
plot(Z,Y(:,1),'black-')
title('Distribusi Konversi')
xlabel('Panjang (m)')
ylabel('Konversi syngas')
grid
%Grafik hubungan Z vs T
figure(3)
plot(Z,Y(:,2),'black-',Z,Y(:,3),'blue-')
xlabel('panjang (m)')
ylabel('Temperatur (K)')
grid
%Grafik hubungan Z vs P
figure(4)
plot(Z,Y(:,4),'black-')
xlabel('panjang (m)')
ylabel('Tekanan (atm)')
title('Distribusi Tekanan')
grid
46
GAMBAR RANCANGAN REAKTOR
ODout 0,5 m
th 0,09 m
h 0,6 m
Dowtherm A
out
b 0,57 m
ti 0,25 m
Z 9,25 m
ts
0,09 m
ODp 0,16 m
ODin
0,66 m
IDS
2,6 m
47
LAMPIRAN F
Kode : R-03
Fungsi : Tempat berlangsungnya hidrogenasi karbon monoksida (CO) dan
karbon dioksida (CO2) membentuk metanol (CH3OH) sebagai
produk utama dan air.
Jenis : Reaktor Fixedbed Multitube
Fase : Gas - gas katalis padat
f. Kondisi Operasi
P = 50,14 bar
T operasi = 200°C
Reaksi yang terjadi :
Reaksi 1 : CO + 2H2 CH3OH
Reaksi 2 : CO2 + 3H2 CH3OH + H2O
g. Jenis Reaktor
Jenis reaktor yang digunakan adalah non isothermal non adiabatic
fixedbed multitube reactor. Reaktor ini dipilih karena cocok untuk reaksi yang
berlangsung pada fase gas, berjalan cepat, bersifat eksotermis dan kondisi suhu
tinggi. Multitube dipilih karena baik untuk transfer panas, karena reaksi termasuk
highly exothermic.
48
- Bulk density = 1700 kg/m3
- Porositas = 0,13
(www.alibaba.com)
dengan:
( ) A B
5
k1 4,7 x 10 -113000
k2 3,34 x 106 -152900
(( ) ) A B
5139 12,621
3066 10,592
( ) A B
KCO 2,16 x 10-5 46800
7,05 x 10-7 61700
( ) 6,37 x 10-9 84000
49
Pi = Tekanan parsial gas, bar
R = Konstanta gas umum, cm3.bar/ mol.K
T = Suhu, K
(Rahmani, 2010)
50
∆Z = 0
dFA
(rA ). B . A
dZ
Dengan :
FA FA0 (1 x)
x = konversi total
dFA
FA 0
dx
dFA FA0 .dx
dFA dx
FA 0 .
dZ dZ
FAo .dx
(rA ). B . A
dZ
.dx (rA ) B A
dZ FA 0
.dx (rA ) B A
dZ FA 0
Dengan A = ¼ . π. (IDT)2
.dx (rA ) B . .( IDT ) 2
.......................................................(1)
dZ 4.FA0
Reaksi : k1
A +2B C
k2
D +3B C + E
X1=0.96
X2=0.28
51
Komponen Mula-mula Pada saat konversi x
CO FCO FCO=-FCO0*X1
H2 FH2 FH2=-(2*FCO0*X1+3*FCO20*X2)
CH3OH FCH3OH FCH3OH=FCO0*X1+FCO20*X2
CO2 FCO2 FCO2=-FCO2*X2
H2O FH2O FH2O=FCO20*X2
N2 FN2 FN2=FN20
Dengan:
A = Luas pori katalis, m2
ρB = Densitas bulk katalis, kg/m3
IDT = Diameter dalam tube, m
FCO = Laju alir CO masuk reaktor, mol/j
FH2 = Laju alir H2 masuk reaktor, kmol/j
FCH3OH = Laju alir CH3OH masuk reaktor, kmol/j
FCO2 = Laju alir CO2 masuk reaktor, kmol/j
FH2O = Laju alir H2O masuk reaktor, mol/j
FN2 = Laju alir N2 masuk reaktor, mol/j
FCH4 = Laju alir CH4 masuk reaktor, mol/j
FT = Jumlah laju alir semua komponen, mol/j
Nt = Jumlah tube
Z = Panjang tube dihitung dari atas, m
(-r1) = Kecepatan reaksi 1, mol/j.kgkatalis
(-r2) = Kecepatan reaksi 2, mol/j.kgkatalis
Pi = Tekanan parsial masing-masing komponen di sepanjang tube, bar
P = Tekanan reaksi di sepanjang tube, bar
R = Konstanta gas ideal, m3.bar/ mol.K
T = Temperature di sepanjang tube, K
dx
= Konversi tiap increment panjang
dZ
52
b. Neraca panas pereaksi pada elemen volume
Reaktan mengalir di dalam tube yang berisi tumpukan katalisator dan
fluida pemanas mengalir di bagian shell. Aliran reaktan dan pemanas counter
current.
Z
Tp Tp
T
Z+∆Z
Hi Hi
z z z (H R ) FA0 ( x z z x z ) Ud. .( IDT ).Z .(T p T ) 0
Hi Hi
z z z (H R ) FA0 ( x z z x z ) Ud. .( IDT ).Z .(T T p ) 0
Hi Z Z HiZ
(H R ).FA0
( x Z Z x AZ )
Ud . .( IDT ).(T Tp ) 0
Z Z
Diambil limit ∆Z mendekati nol, sehingga :
dHi (H dx
Ud . .( IDT ).(T Tp ) 0
).FA0 .
R
dZ dZ
dT dx
FiCpi dZ (H R ).FA0 . dZ Ud . .( IDT ).(T Tp)
dx
(H R ).FA0 . Ud . .( IDT ).(T Tp )
dT dZ
...............................(2)
dZ ( Fi.Cpi)
53
Dengan asumsi ∆HR = ∆HR0
Keterangan :
Fi = Laju alir umpan masuk reaktor,mol/j
Cpi = Kapasitas panas komponen, kJ/mol.K
(∆HR) = Panas reaksi, kJ/kmol
Ud = Koefisien perpindahan panas overall kotor, kJ/j.m2.K
IDT = Diameter dalam tube, m
Tp = Suhu pendingin, K
54
d. Penurunan tekanan dalam pipa berisi katalisator
Dengan menggunakan persamaan Ergun :
dP G 2 1 150 x(1 )
x 3 x 1.75
dL D DpxG /
G 2 (1 ) 150 x(1 ) L
PL
dP x x 1.75 dL
PO
D 3 DpxG / 0
G 2 (1 ) 150 x(1 )
( PL PO ) x x 1.75 L
D 3
DpxG /
( PO PL ) D 150 x(1 )
3
xx x 1.75
L (1 ) DpxG /
2
G
Jadi persamaan differensial pressure drop :
dP 150.(1 ).camp 1 G2
1,75. 3 . ………......…..…..…..(4)
dZ Dp.G D.camp
Dengan :
dP = Penurunan tekanan (kg.m/m2.j)
Dp = Diameter partikel katalis (m)
G = Kecepatan massa gas (kg/j)
ρcamp = Densitas gas (kg/m.j)
μcamp = Viskositas gas (kg/m3)
55
Algoritma Perhitungan
Input data :
- kondisi umpan reaktor :
FAo,FBo,FCo,FDo,WT ………dari perhit NM
- spesifikasi katalis
RHOBULK,EPS,DP
- sisi tube
IDT,ODT,NT,Ntb,PT,C ……… tabel 10 Kern
- sisi shell
Nsh,IDS,B ……… tabel 9 Kern
- kondisi pendingin
CPP,VP,KP,TPo
- data lain
Tr,RD,To,X1o,X2o,WP ……… ditentukan
Trial Z
Menyusun PD Simultan
Zo =(0:0.1:Z)
Yo = [X1o X2o To TPo Po FAo FBo FCo
FDo FEo FFo FGo]
(Z,Y)=ode45(‘Reaktor’,Zo,Yo)
Tidak
X = 0.96
Ya
Subroutine :
- menghitung mol masing-masing komponen
Fi = Fio*(1-X)
- menghitung fraksi mol
ymol(i) = Fi/FT
- menghitung massa
massa(i) = Fi * Bmi
- menghitung fraksi massa
ymassa(i) = massa(i)/Σmassa
- menghitung kapasitas panas
Cp = A + BT + CT2 + DT3
- menghitung viskositas
- menghitung konduktivitas
- menghitung kecepatan reaksi
- menghitung densitas
- menghitung bilangan Reynold
Re = D.G / μ
56
- menghitung hi
- menghitung hio
- menghitung ho
- menghitung Uc
- menghitung Ud
Persamaan PD simultan
- dYdZ (1) = f(X1,Z)
- dYdZ (2) = f(X2,Z)
- dYdZ (3) = f(T,Z)
- dYdZ (4) = f(TP,Z)
- dYdZ (5) = f(P,Z)
57
function dYdZ=Reaktor(Z,Y)
global FAo FBo FCo FDo FEo FFo FTo To TPo IDS IDT ODT IDS Nt
Ntb WT Pt C B WP Nsh RD CPP KP VP Tr DHR Dp Rhob eps DHR1 DHR2
% Keterangan Y
% Y(1) = X1
% Y(2) = X2
% Y(3) = T
% Y(4) = TP
% Y(5) = P
%REAKSI
% Rx.1 : CO + 2 H2 -------> CH3OH
% Rx.2 : CO2 + 3 H2 -------> CH3OH + H2O
% MOL KOMPONEN
X1=Y(1);
X2=Y(2);
FA=FAo-FAo*X1;
FB=FBo-(2*FAo*X1+3*FDo*X2);
FC=FCo+FAo*X1+FDo*X2;
FD=FDo-FDo*X2;
FE=FEo+FDo*X2;
FF=FFo;
FT=FA+FB+FC+FD+FE+FF;
58
PCO2=yD.*Y(5);
PH2O=yE.*Y(5);
PN2=yF.*Y(5);
%DATA Cp (kJ/(mol.K));
CPA = [29.556 -6.5887e-3 2.0130e-5 -1.2227e-8 2.2617e-12];
CPB = [25.399 2.0178e-2 -3.8549e-5 3.1880e-8 -8.7585e-12];
CPC = [40.046 -3.8287e-2 2.4529e-4 -2.1679e-7 5.9909e-11];
CPD = [27.437 4.2315e-2 -1.9555e-5 3.9968e-9 -2.9872e-13];
CPE = [33.933 -8.4186e-3 2.9906e-5 -1.7825e-8 3.6934e-12];
CPF = [29.342 -3.5395e-3 1.0076e-5 -4.3116e-9 2.5935e-13];
CPTotal = [CPA;CPB;CPC;CPD;CPE;CPF];
fraksimol = [yA yB yC yD yE yF]';
%MENGHITUNG Cp KOMPONEN
Tantoine = [1 Y(3) Y(3)^2 Y(3)^3 Y(3)^4]';
CPi= CPTotal*Tantoine*10^-3;
Cpt = CPi'*fraksimol;
59
%MENGHITUNG PANAS YANG DIBAWA PRODUK (Kj/jam)
Qout=FA*ICPTz(1)+FB*ICPTz(2)+FC*ICPTz(3)+FD*ICPTz(4)+FE*ICPTz(5)+FF
*ICPTz(6);
FCp=FA*CPi(1)+FB*CPi(2)+FC*CPi(3)+FD*CPi(4)+FE*CPi(5)+FF*CPi(6);
% MASSA KOMPONEN(Kg/jam)
massaA=FA*28.01;
massaB=FB*2.016;
massaC=FC*32.04;
massaD=FD*44.01;
massaE=FE*18.015;
massaF=FF*28.014;
sigmamassa=massaA+massaB+massaC+massaD+massaE+massaF;
60
%DATA VISKOSITAS(micropoise)
%Konversi ke kg/m.j, dikalikan 10^-7*3600
% Vis = Vis(1)*T^2 + Vis(2)*T + Vis(3)
VA = [35.086 5.0651e-1 -1.3314e-4];
VB = [27.758 2.1200e-1 -3.2800e-5];
VC = [-14.236 3.8935e-1 -6.2762e-5];
VD = [11.336 4.9918e-1 -1.0876e-4];
VE = [-36.826 4.2900e-1 -1.6200e-5];
VF = [42.606 4.7500e-1 -9.8800e-5];
Vi=[VA;VB;VC;VD;VE;VF];
Tvis=[1 Y(3) Y(3)^2]';
VAi=Vi*Tvis*3600e-07;
VIS=(xmassaA/VAi(1))+(xmassaB/VAi(2))+(xmassaC/VAi(3))+(xmassaD/VAi
(4))+(xmassaE/VAi(5))+(xmassaF/VAi(6));
Vt=(1/VIS);
% KONDUKTIVITAS PANAS(W/m.K)
% Konversi ke kJ/jam.m.K dikalikan 3.6
KAI =[0.00150 8.2713e-5 -1.9170e-8];
KBI =[0.03951 4.5918e-4 -6.4933e-8];
KCI =[0.00234 5.4340e-6 1.3154e-7];
KDI =[-0.01183 1.0174e-4 -2.2243e-8];
KEI =[0.00053 4.7093e-5 4.9551e-8];
KFI =[0.00303 7.5930e-5 -1.1014e-8];
KT=[KAI;KBI;KCI;KDI;KEI;KFI];
Tkond=[1 Y(3) Y(3)^2]';
Ki=KT*Tkond*3.6;
Kt=(xmassaA*Ki(1))+(xmassaB*Ki(2))+(xmassaC*Ki(3))+(xmassaD*Ki(4))+
(xmassaE*Ki(5))+(xmassaF*Ki(6));
61
Gt=WT/At;
Des=((4*0.5*Pt*0.86*Pt)-(4*0.5*pi*(ODT^2)/4))/(0.5*pi*ODT);
Res=Des*Gs/VP;
Ret=IDT*Gt/Vt;
HI =(0.027)*(Ret^0.8)*((Cpt*Vt/Kt)^(1/3))*(Kt/IDT);
HO = (.36)*(Res^.55)* ((CPP * VP/KP)^(1/3))*(KP/Des);
HIO = HI * (IDT / ODT);
UC = (HIO * HO) / (HIO + HO);
UD = UC / (1 + (RD * UC));
% kecepatan reaksi
R1=(k1*KCO*((PCO*(PH2^1.5))-
(PM/((PH2^0.5)/Kp1))))/(DEN*((PH2^0.5)+(KH2OH2*PH2O)));
R2=(k2*KCO2*((PCO2*(PH2^1.5))-
((PM*PH2O)/((PH2^1.5)/Kp2))))/(DEN*((PH2^0.5)+(KH2OH2*PH2O)));
%PERSAMAAN DIFFERENSIAL
dYdZ1=(R1*(pi/4)*(IDT^2)*Rhob)/(FAo/Nt);
dYdZ2=(R2*(pi/4)*(IDT^2)*Rhob)/(FDo/Nt);
dYdZ3=((((-DHR1*FA)+(-DHR2*FD))*(pi/4)*(IDT^2)*Rhob)-
(UD*pi*ODT*(Y(3)-Y(4))))/FCp;
dYdZ4=(UD*pi*IDT*(Y(3)-Y(4))*Nt)/(WP*CPP);
dYdZ5=-((150*(1-eps)*(Vt)/Dp/Gt)+1.75)*(Gt^2*(1-
eps)/IDT*eps^3)/3600^2/1.01325e4;
dYdZ6=[(-(dYdZ1*FAo)) (-((dYdZ1*2*FAo)+(3*FDo*dYdZ2)))
(FAo*dYdZ1+FDo*dYdZ2) (-(dYdZ2*FDo)) (FDo*dYdZ2) FFo];
62
dYdZ=[dYdZ1 dYdZ2 dYdZ3 dYdZ4 dYdZ5 dYdZ6];
dYdZ=dYdZ';
Run program:
clear all
clc
global FAo FBo FCo FDo FEo FFo FTo X1o X2o To TPo Po IDS IDT IDTin
ODT ODTin IDS IDSin Nt Ntb WT Pt C B WP Nsh RD CPP KP VP Tr RG
Dp Rhob eps DHR1 DHR2
% A=CO
% B=H2
% C=CH3OH
% D=CO2
% E=H2O
% F=N2
%REAKSI
% Rx.1 : CO + 2 H2 -------> CH3OH
% Rx.2 : CO2 + 3 H2 -------> CH3OH + H2O
63
% DATA TUBE DAN SHELL
IDTin =1.37; % diameter dalam tube
(inc)
IDT = IDTin*0.0254; % diameter dalam tube (m)
ODTin =1.5; % diameter luar tube (inc)
ODT = ODTin*0.0254; % diameter luar tube (m)
IDSin = 69; % diameter reaktor (in)
IDS = IDSin*0.0254; % diameter reaktor (m)
Nt = 611; % jumlah tube
Ntb = 1; % jumlah tube pass
Nsh = 1; % jumlah shell pass
Pt = 0.047625; % pitch (m)
C = Pt-ODT; % clearance (m)
B = 0.5*IDS; % bafle spacing (m)
RD = 0.018351; % dirt factor (jam m2
K/kj)
% DATA KATALIS
Dp = 0.009906; % dia partikel(m)
Rhob = 1400; % densitas katalis (kg/m3)
eps = 0.133; % porositas
% DATA PENDINGIN
WP = 62838.07611; % laju pendingin (kg/jam)
CPP = 2.079; % kapasitas panas
pendingin (kj/kg K)
VP = 1.404; % viskositas pendingin
(kg/m jam)
KP = 0.8195; % konduktivitas pendingin
(Kj/m jam K)
64
% PENYELESAIAN PD SIMULTAN
Zo=(0:0.1:20);
Yo=[X1o X2o To TPo Po FAo FBo FCo FDo FEo FFo];
[Z Y]=ode45('Reaktor',Zo,Yo);
X1=Y(:,1);
X2=Y(:,2);
T=Y(:,3);
TP=Y(:,4);
P=Y(:,5);
FA=Y(:,6);
FB=Y(:,7);
FC=Y(:,8);
FD=Y(:,9);
FE=Y(:,10);
FF=Y(:,11);
n=size(Z);
disp(' ')
disp('hasil perhitungan bed')
disp('-------------------------------------------------------------
--------------------------')
disp('Tinggi Konversi Temperatur
Temperatur Pendingin Preassure')
disp(' (m) Reaksi 1 Reaksi 2 (K)
(K) (atm)')
disp('=============================================================
==========================')
for i=1:n
fprintf('%8.4f%11.4f%12.4f%17.4f%19.4f%20.4f\n',Z(i),X1(i),X2(i),T(
i),TP(i),P(i))
end
disp('------------------------------------------------------------
--------------------------')
% TAMPILKAN GRAFIK
%Grafik hubungan Z vs X1
figure(1)
65
plot(Z,Y(:,1),'black-')
title('Distribusi Konversi')
xlabel('Panjang (m)')
ylabel('Konversi CO')
grid
%Grafik hubungan Z vs X2
figure(2)
plot(Z,Y(:,2),'black-')
title('Distribusi Konversi')
xlabel('Panjang (m)')
ylabel('Konversi CO2')
grid
%Grafik hubungan Z vs T
figure(3)
plot(Z,Y(:,3),'black-',Z,Y(:,4),'blue-')
title('Distribusi Temperatur')
xlabel('panjang (m)')
ylabel('Temperatur (K)')
grid
%Grafik hubungan Z vs P
figure(4)
plot(Z,Y(:,5),'black-')
xlabel('panjang (m)')
ylabel('Tekanan (bar)')
title('Distribusi Tekanan')
grid
66
Penyelesaian program yang didapat:
hasil perhitungan bed
---------------------------------------------------------------------------------------
Tinggi Konversi Temperatur Temperatur Pendingin
Preassure
(m) Reaksi 1 Reaksi 2 (K) (K) (atm)
=================================================================
======================
1.0000 0.2658 0.0307 483.7650 316.9578 50.0841
67
GAMBAR RANCANGAN REAKTOR
ODout 0,5 m
th 0,07 m
h 0,5 m
Dowtherm A
out
b 0,44 m
ti 0,2 m
Z 10,6 m
ts
0,06 m
ODp 0,088 m
ODin
0,66 m
IDS
1,9 m
68