Anda di halaman 1dari 20

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua konsep yang berhubungan
erat dan pada pelaksanaannya ada beberapa hal yang menjadi saling tumpangtindih satu sama
lain.

A. PENGERTIAN
1. Peningkatan kesehatan merupakan upaya memelihara atau memperbaiki tingkat kesehatan
klien saat ini.
2. Pencegahan Penyakit merupakan upaya yang bertujuan untuk melindungi klien dari
ancaman kesehatan yang bersifat aktual maupun potensial.
B. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
1. Persamaannya
- Keduanya berorientasi pada masa depan.
2. Perbedaan
Terletak pada Motivasi dan Tujuan
- Peningkatan Kesehatan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bertindak secara
positif , untuk mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang stabil
- Pencegahan Penyakit memberi motivasi kepada masyarakat untuk menghindari penurunan
tingkat kesehatan atau fungsi
C. FOKUS KEGIATAN
1. Kegiatan Peningkatan Kesehatan dapat bersifat Aktif maupun Pasif :
a. Peningkatan Kesehatan Pasif
Merupakan strategi peningkatan kesehatan dimana individu akan memperoleh manfaat dari
kegiatan yang dilakukan oleh orang lain tanpa harus melakukannya sendiri, Misal
- Pemberian florida pada pusat suplai Air Minum (PAM)
- Portifikasi (Pembetengan) pada susu dengan vitamin D.
b. Peningkatan Kesehatan Aktif
Pada strategi ini, setiap individu diberikan motivasi untuk melakukan program kesehatan
tertentu.Misal:
- Program Penurunan BB,
- Program pemberantasan rokok, menuntut keikutsertaan klien secara aktif.
2. Sedangkan Pencegahan Penyakit terdiri dari beberapa tingkatan all:
a. Pencegahan Primer (preventif)
- Merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit dan gangguanfungsi, dan
diberikan kepada klien yang sehat secara fisik dan mental.
- Tidak bersifat terapeutik, tidak menggunakan tindakan yang terapeutik, dan tidak
menggunakan identifikasi gejala penyakit
- Terdiri dari :
o Peningkatan Kesehatan : pendidikan kesehatan, standarisasi nutrisi, perhatian terhadap
perkembangan kepribadian, penyediaan perumahan sehat, skrining genetik. Dll
o Perlindungan Khusus : imunisasi, kebersihan pribadi (PHBS), sanitasilingkungan,
perlindungan tempat kerja, perlindungan kecelakaan, perlindungankarsinoge dan alergen.
b. Pencegahan Sekunder (kuratif)
- Merupakan tindakan pencegahan yang berfokus pada individu yang mengalamimasalah
kesehatan atau penyakit, dan individu yang berisiko mengalamikomplikasi atau kondisi yang
lebih buruk.
- Pencegahan sekunder dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberianintervensi yang
tepat sehingga akan mengurangi keparahan kondisi danmemungkinkan klien kembali pada
kondisi kesehatan yang normal sedinimungkin.
- Pencegahan komplikasi sebagian besar dilakukan di RS atau tempat pelayanankesehatan
lain yang memiliki fasilitas memadai.
- Pencegahan skunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit padatahap dini
untuk membatasi kecacatan dengan cara menghindarkan ataumenunda akibat yang
ditimbulkan dari perkembangan penyakit.
c. Pencegahan Tersier (rehabilitatif)
- Pencegahan ini dilakukan ketika terjadi kecacatan atau ketidakmampuan yang permanen
dan atau tidak dapat disembuhkan.
- Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit atauketidakmampuan
melalui intervensi yang bertujuan untuk mencegahkomplikasi dan penurunan kesehatan
- Kegiatannya lebih ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan
diagnosa dan tindakan penyakit.
- Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk membantu klien mencapai tingkat fungsi
setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat penyakit atau kecacatan.
- Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive, karenadidalamnya terdapat
tindak pencegahan terhadap kerusakan atau penurunanfungsi lebih jauh. Misal: dalam
merawat orang yang Buta, disampingmemaksimalkan kemampuan klien dalam aktivitas
sehari-hari, juga mencegahterjadinya kecelakaan pada klien.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER (PHC)

Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan esensial yang dibuat dan bisa
terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Pelayanan
kesehatan dibuat keberadaannya untuk mereka melalui partisipasi penuh dari mereka dan
disiapkan dengan biaya yang terjangkaunya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan
negaranya. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum
berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).

Tatanan untuk pelayanan kesehatan primer berada dalam masyarakat dari negara itu, perlu
kiranya dicatat bahwa konsep PHC berbeda dengan konsep pelayanan primer yang muncul
didalam profesi medis. Pelayanan primer berhubungan dengan pemberian pelayanan
kesehatan yang di arahkan oleh obat, perawatan atau cabang-cabang dari sistem pelayanan
kesehatan. Pelayanan primer tidak merupakan bagian dari model kesehatan tradisional yang
membagi pelayanan kesehatan ke primer, sekunder dan tersier tingkatannya. Dalam hal ini
kata “primer” berhubungan dengan kontak pertama dari individu dengan sistem kesehatan
(Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer

Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin
tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (Lancaster.J dan
Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan individual,
sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh
populasi (Perry, Potter. 2009).

PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau pelayanan kesehatan
yang diberikan adalah esensial bisa diraih, yang esensial dan mengutamakan pada
peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya kepada diri sendiri disertai partisipasi
masyarakat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan. Amerika tidak mengadopsi PHC
sebagai strategi nasional atau sebagai strategi alternatif yang minimal dari tingkat kesehatan
masyarakat. Perawat kesehatan masyarakat mempunyai peranan penting dalam menolong
orang untuk mempelajari cara merawat diri sendiri dan mau bekerja dengan masyarakat yang
lain dalam mengembangkan kapasitas atau infrastruktur yang diperluas untuk menjamin
pelayanan kesehatan yang esensial bagi setiap orang (McMahon Rosemary. 2002).

2. Pelayanan kesehatan primer Deklarasi Alma-Ata


Konferansi internasional PHC, yang bertemu di Alma-Ata pada tanggal 12 september pada
tahun 1978 menyatakan dari tiap pemerintahan yang mendesak semua kesehatan dan para
petugas pembangunan dan masyarakat dunia untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan
penduduk dunia, sehubungan dengan itu dibuat deklarasi yang berbunyi seperti berikut :

1. Konferensi dengan kuat mengakui bahwa sehat adalah status selengkapnya dalam
keadaan baik fisik, mental dan sejahtera sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan, merupakan hak manusia yang fundamental dan tercapainya tingkat kesehatan
setinggi mungkin merupakan tujuan sosial seluruh dunia, sedangkan realisasinya memerlukan
kegiatan banyak sektor sosial dan ekonomi yang lain sebagai tambahan kepada sektor
kesehatan.

2. Terdapatnya ketidaksamaan status kesehatan dari orang terutama terutama diantara


negara berkembang dan sedang berkembang juga di dalam negara-negara yang politik, sosial
dan ekonomi yang tidak bisa diterima dan karena itu penghayatan untuk semua negara.

3. Perkembangan ekonomi dan sosial berdasarkan peran-peran ekonomi internasional


sangat penting untuk meraih sepenuhnya kesehatan bagi semua dan mengurangi kesenjangan
antara status kesehatan negara yang sudah maju dan yang sedang berkembang. Peningkatan
dan perlindungan dan kesehatan penduduk adalah esensial agar bisa mempertahankan
perkembangan ekonomi, sosial dan ikut serta meningkatkan meningkatkan kualitas hidup dan
perdamaian di dunia.

4. Rakyat mempunyai hak dan kewajiban berpartisipasi secara perorangan atau


berkelompok dalam perencanaan dan implementasi pelayanan kesehatan.

5. Pemerintah mempunyai tanggung jawab kesehatan rakyatnya yang hanya bisa


terpenuhi dangan persiapan usaha-usaha kesehatan dan sosial. Target sosial pertama dari
pemerintah, organisasi internasional, dan untuk rakyat seluruh dunia di dekade mendatang
harus berupa pencapaian seluruh rakyat di dunia pada tahun 2000 tingkat kesehatan yang
memungkinkan mereka hidup produktif baik sosial maupun ekonomi. Pelayanan kesehatan
primer merupakan kunci untuk mencapai target sebagai bagian dari perkembangan semangat
keadilan sosial.

6. Pelayanan kesehatan primer (PHC) merupakan pelayanan kesehatan esensial


berdasarkan yang praktisi, ilmiah, dan metoda sosial yang bisa diterima dan teknologi yang
dapat terjangkau oleh individu dan keluarga didalam masyarakat lewat keikutsertaan
sepenuhnya dari mereka dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
mempertahankan tiap tingkat perkembangan dengan semangat percaya diri dan keputusan
sendiri. Hal tersebut merupakan bagian integral dalam sistem kesehatan negara yang
merupakan fungsi sentral dan fokus utama dan dari keseluruhan perkembangan sosial dan
ekonomi masyarakat. Hal tersebut merupakan tingkat kontak pertama bagi individu dan
keluarga dan masyarakat dengan sistem-sistem kesehatan nasional, mendekatkan pelayanan
kesehatan sedekat mungkin ketempat pemukiman dan tempat bekerja, serta mengisi elemen
pertama dari proses pemeliharaan kesehatan yang terus berkesinambungan.

7. Pelayanan kesehatan primer :

a. Menyentuh dan berevolusi dari kondisi ekonomi dan sosiokultural, karakteristik-


karakteristik politik dari negara dan masyarakat serta berlandaskan aplikasi sosial yang
relevan, riset biomedis dan pelayanan kesehatan serta pengalaman kesehatan masyarakat.

b. Ditujukan pada masalah kesehatan yang utama di masyarakat menyajikan pelayanan


promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang serasi.

c. Meliputi paling tidak mencakup : pendidikan tentang masalah kesehatan yang menonjol
disertai metoda pencegahan, pengendalian, peningkatan suplai bahan makanan dan nutrisi,
pemyediaan air yang cukup dan memenuhi syarat disertai dasar-dasar sanitasi, perawatan ibu
dan anak, serta keluarga berencana, imunisasi terhadap penyakit infeksi yang banyak,
pencegahan dan pengendalian penyakit lokal yang endemis pengobatan penyakit yang umum
dan berbagai cidera, penyediaan obat-obatan yang esensial.

d. Melibatkan semua faktor sebagai tambahan kepada sektor kesehatan, semua sektor yang
berkaitan, semua aspek nasional dan perkembangan masyarakat, terutama pertanian,
peternakan, hewan, makanan, industri, pedidikan, perumahan, pabrik-pabrik, komunikasi dan
sektor lain, dan permintaan-permintaan usaha yang terkait dengan semua sektor tersebut.

e. Memerlukan dan peningkatan kepercayaan masyarakat dan individu disertai partisipasi


dalam perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian pelayanan kesehatan
primer, memanfaatkan sumber-sumber yang ada baik lokal maupun nasional dan lain-lain
yang tersedian dan akhirnya dikembangkan dengan pendidikan yang cocok dimana
masyarakat dapat ikut berpartisipasi.
f. Harus dilestarikan dengan sistem federal yang terintegrasi secara fungsional, saling
menunjang perbaikan yang progresif kekomprehensifan pelayanan kesehatan untuk semua,
serta memprioritaskan yang sangat membutuhkan.

g. Mempunyai tingkat lokal dan tingkat referal, para petugas kesehatan, termasuk dokter,
perawat, bidan, para pembantu, para petugas dari masyarakat, serta dimanfaatkan
sebagainpenolong walaupun secara tradisional, bila perlu yang sudah mendapat pelatihan
yang cocok baik sosial maupun teknis agar bisa dipekerjakan sebagai tim kesehatan sehingga
bisa memberi respon kepada kebutuhan kesehatan yang diekspresikan oleh
masyarakat (Lancaster Jeanette, Stanhope Marcia. 1997).

8. Semua pemerintah harus memformulasikan kebijakan nasional, strategi dan rencana


kegiatan yang bisa diterjunkan dan bisa mempertahankan pelayanan kesehatan primer sebagai
bagian dari sistem pelayanan kesehatan nasional yang komprehensif yang terkoordinasi
dengan sektor-sektor lain. Sebagai akhirnya sangat perlu untuk mempraktekkan kehendak
politik untuk mobilisasi sumber-sumber negara serta memanfaatkan sumber-sumber dari luar
secara rasional.

9. Semua negara harus bekerjasama dengan semangat kemitraan dan bekerja untuk
menjamin pelayanan kesehatan primer untuk semua karena pencapaian kesehatan oleh rakyat
disetiap negara langsung menjadi keinginan dan keuntungan negara-negara lain. Dalam
konteks ini gabungan laporan dari WHO UNICEF tentang pelayanan kesehatan primer
mengandung dasar yang kokoh untuk perkembangan selanjutnya dan pengoperasian
pelayanan kesehatan primer di seluruh dunia.

10. Tingkat pelayanan kesehatan yang bisa diterima oleh seluruh rakyat di dunia pada
tahun 2.000 bisa dicapai melalui pemakaian sumber-sumber di dunia sepenuhnya yang baik,
jumlah yang sangat besar sekarang dipakai perlengkapan dan konflik militer. Kebijakan yang
murni independen, damai, kebebasan dan perlucutan senjata dapat dan harus membebaskan
dan menambah sumber-sumber yang bisa dicurahkan lebih ke tujuan perdamaian dan lebih
penting untuk mempercapat perkembangan sosial dan dan ekonomi dan karena itu Pelayanan
Kesehatan Primer (PHC), sebagai bagian yang esensial agar mendapat bagian yang
tepat(McMahon, Rosemary, 2002).

PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan
menjadi mitra dengan profesi-profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang
lebih baik. Menyimak definisi WHO tentang elemen-elemen esensial dalam dinas pelayanan
kesehatan untuk penyajian, terdapat sekurang-kurangnya delapan elemen kesehatan yang
esensial untuk menyajikan PHC, sebagai berikut :

a. Pendidikan tentang masalah-masalah kesehatan yang lazim dan dirasakan serta metoda-
metoda pengendalian masalah tersebut.

b. Peningkatan suplai makanan serta nutrisi yang tepat.

c. Perawatan kesehatan ibu hamil dan anak, termasuk keluarga berencana.

d. Persediaan air yang cukup dan memenuhi syarat yang tidak membahayakan dan
memenuhi syarat dasar-dasar sanitasi.

e. Imunisasi terhadap penyakit infeksi yang utama.

f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemis setempat.

g. Pengobatan penyakit yang umum dan cedera.

h. Penyediaan obat-obatan untuk di rumah tangga masyarakat (Mubarak Wahid Iqbal,


Chayatin, Nurul. 2009).

B. Bekerja Dalam Masyarakat

Pekerja kesehatan yang tergabung dalam suatu pusat kesehatan mempunyai tanggung jawab
khusus untuk menyokong pekerja kesehatan desa dan, pada saat yang sama, menjadi
penyambung antara pekerja tersebut dan pelayanan kesehatan tingkat pusat atau kabupaten
(McMahon, Rosemary, 2002).

Pekerja kesehatan seperti ini hampir selalu mempunyai fungsi manajemen, sehingga harus
mengenali masyarakat tersebut dan mengetahui sebanyak-banyaknya masalah dan kebutuhan
mereka, dari para pekerja kesehatan di daerah tersebut dan dari pemimpin masyarakat.
Banyak masalah mungkin tidak tampak sebagai masalah kesehatan tetapi kebanyakan,
misalnya perumahan yang buruk dan kurang gizi, akan menjadi penyebab, atau berhubungan
dengan, masalah kesehatan. Masyarakat tidak akan menjadi atau tindakan tetap sehat sampai
masalah ini diselesaikan. Masalah-masalah seperti itu memerlukan kerja sama lintas sektoral
antara sektor kesehatan dengan sektor lain, misalnya pendidikan atau pertanian, masalah lain
dapat diselesaikan oleh masyarakat sendiri dengan pertolongan dan saran dari para pekerja
sosial (McMahon, Rosemary,2002).

Kebanyakan negara memiliki rencana kesehatan nasional atau sejumlah program nasional
misalnya kesehatan ibu dan anak, atau pengendalian penyakit menular (misalna lepra,
tuberkulosis). Departemen kesehatan menetapkan kebijakan umum dan merinci tujuan umum
program yang harus diterapkan pada tingkat madya dan dasar. Tujuan umum ini harus
diperinci menjadi tujuan dan sasaran menengah. Misalnya, tujuan nasional adalah
memberantas polimielitis. Tujuan program mungkin adalah menurunkan insidensi (angka
kejadian kasusu baru) kelumpuhan akibat poliomielitis sampai 50%, dan sasarannya mungkin
“mengimunisasi semua anak di bawah usia dua tahun, yaitu tiga juta anak, terhadap
poliomielitis dalam dua tahun, dari 1.1.1993 sampai 1.1.1995”. pada tingkat daerah,
sasarannya dirinci menjadi jumlah anak berusia di bawah dua tahun sesuai dengan yang
terdapat di daerah tertentu, yang mungkin berjumlah 5000 anak. Pada tingkat dasar, jumlah
5000 harus dibagi-bagi supaya dapat mencakup beberapa desa, mungkin 1000 anak pada satu
desa, 500 anak di desa lain, dan seterusnya sampai seluruh daerah mencakup, setiap pekerja
kesehatan primer akan memiliki sasaran kecil di daerah kecil. Jumlah keseluruhan dan
beberapa daerah kecil akan menjadi 5000 anak yang akan diimunisasi di wilayah
itu (McMahon, Rosemary, 2002)

C. Meningkatkan Cakupan Kesehatan

Di banyak negara, banyak sekali keluarga tidak dapat menjangkau perawatan


kesehatan atau tidak tercakup oleh sistem kesehatan. Bagaimana seorang pekerja kesehatan
primer di sebuah desa dapat mengadakan perawatan kesehatan untuk banyak orang, terutama
bagi mereka yang tinggal sampai sejauh 10 atau 20 km. salah satu cara adalah dengan bekerja
sama dengan masyarakat dan menggunakan sumber daya yang ada dalam masyarakat
sehingga, untuk sejumlah tugas, masyarakat dapat mengurusi dirinya sendiri, dengan
dukungan pekerja kesehatan yang mengunjungi mereka dari waktu ke waktu. Penduduk desa
akan mengirim orang sakit atau mereka yang memerlukan perawatan dan nasihat yang lebih
khusus kepada pekerja kesehatan masyarakat atau perawat apotik atau pusat kesehatan
(McMahon, Rosemary, 2002).
Pekerja kesehatan yang memiliki peran manajemen meningkatkan cakupan kesehatan dengan
melatih dan mendukung para pekerja kesehatan masyarakat dan dengan kata lain
memperluaskan cakupan kesehatan masyarakat (Supartini nurlina. 2000).

D. Merencanakan Kegiatan Kesehatan

1. Fungsi Perencanaan

Prinsip pembagian kerja memiliki hubungan langsung dengan perencanaan dan


pengorganisasia tenaga kerja. Rencana yang baik harus menjabarkan dengan jelas tugas-tugas
yang akan dilaksanakan dan orang yang ditugaskan untuk menjalankannya. Demikian juga,
prinsip penghematan sumber daya yang langka berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan
merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu benar-benar timbul,
mengantisipasi sebanyak mungkin keputusan pelaksanaan dengan meramalkan masalah-
masalah yang mungkin timbul, dan menerapkan prinsip-prinsip serta menetapkan aturan-
aturan untuk memecahkannya. Dengan demikian, perencanaan mencakup rincian kriteria
evaluasi, aturan dan norma yang akan dipakai dalam keputusan penerapan (Lancaster
Jeanette, Stanhope Marcia. 1997).

2. Keputusan Perencanaan Mengenai Tujuan

Keputusan perencanaan yang pertama adalah menentukan masalah-masalah apa yang


ada dan mana di antara mereka yang perlu mendapat perhatian prioritas. Sebuah masalah
mungkin berupa kesenjangan anatara apa yang ada dan apa yang seharusnya, atau suatu
halangan untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Perencanaan juga harus memutuskan
siapa yang berisiko itu tinggal dan bekerja, tingkatan sosial mereka, dan ‘daerah cakupan’
yang dapat mencapai mereka. Keputusan perencanaan yang paling penting adalah seberapa
jauh perencanaan tersebut ditujukan untuk mengurangi masalah, dan waktu yang diperlukan
untuk mencapai pengurangan itu. Singkatnya, fungsi perencanaan adalah untuk mempelajari
masalah-masalah dan memutuskan perubahan yang akan dilakukan (Perry, Potter. 2009).

3. Keputusan Perencanaan Mengenai Kegiatan

Keputusan pertama menyangkut kegiatan yang diperlukan, mungkin berada di bawah


judul besar kegiatan pelayanan, pengembangan, dan kegiatan penyokong. Untuk setiap
kegiatan, harus di putuskan individu, kelompok, atau masyarakat sasaran yang akan terkena
kegiatann tersebut. (sasaran tersebut tidak selalu merupakan masyarakat yang secara
langsung terkena masalah, misalnya para ibu dapat dididik mengenai gizi anak-anak).
Kemudian diperlukan sebuah keputusan mengenai jumlah masing-masing jenis kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai kelompok sasaran, misalnya satu, dua, atau tiga kali kunjungan.
Seringkali terdapat beberapa pilihan cara untuk melaksanakan kegiatan, ada berbagai
kemungkinan teknik, metode, dan kerangka institusional. Harus dibuat keputusan mengenai
pendekatan yang tepat untuk keadaan tertentu. Keputusan lebih lanjut menyangkut waktu,
urutan, frekuensi, tempat kegiatan, dan penyerahan tugas dan tanggung jawab kepada para
anggota staf tim kesehatan. Singkatnya, fungsi perencanaan memerlukan perancangan
kegiatan tim yang terinci (McMahon Rosemary. 2002).

4. Keputusan Perencanaan Mengenai Sumber Daya

Keputusan mengenai sumber daya berbeda dari keputusan yang menyangkut tujuan
dan kegiatan dalam hal jumlahnya. Segera setelah sumber daya dasar yang diperlukan staf,
peralatan, persediaan mengenai jumlah yang diperlukan dari masing-masing sumber daya
tersebut. Keputusan ini memungkinkan untuk membuat, dan karenanya keputusan mengenai
anggaran dapat dilakukan. Pertimbangan logistik akan membantu memutuskan dari mana
sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan itu dan ke mana harus disalurkan.
Secara khusus, akan diperlukan beberapa keputusan mengenai dari mana dan didapatkan,
yakni pengaturan keuangan sehingga berbagai sumber dana, dari masyarakat atau badan lain,
dapat ikut membantu anggaran. Dengan demikian, tugas perencanaan ini menyangkut
masalah spesifikasi dan jumlah sumber daya (McMahon Rosemary. 2002).

5. Merencanakan Kegiatan Kesehatan Langkah demi Langkah

Perencanaan bermula sebagai sebuah gagasan atau sebagai respon terhadap keadaan
tertentu, ini dapat terjadi di senuah tingkatan sistem kesehatan. Namun, biasanya kementerian
kesehatan mengeluarkan kebijakan dan pedoman umum sistem. Peranan tim kesehatan
dengan demikian adalah menerjemahkan kebijakan itu di tingkat daerah, merencanakan
penerapannya, dan memastikan bahwa kebijakan tersebut terlaksana (Supartini nurlina.
2000).

Pada pekerjaan rutin, perencanaan terjadi secara terus-menerus. Metode perencanaan


dapat diterapkan pada program besar, misalnya program nasional malaria atau pada program
kecil, misalnya penyuluhan kesehatan untuk seorang pasien. Langkah-langkah perencanaan
kegiatan menitikkan pada lima langkah perencanaan, yaitu :
a. Mengamati keadaan

1. Sumber informasi : untuk tujuan perencanaan perawatan kesehatan primer, diperlukan


informasi keterangan mengenai:

· Masyarakat (jumlah penduduk, kelahiran dan kematian, kelompok umur, perumahan,


sekolah, pemimpin, organisasi).

· Kesehatan, penyakit, dan kesehatan

· Organisasi pelayanan kesehatan

· Staf kesehatan

· Sumber daya masyarakat

2. Jenis dan sumber informasi dan metode pengumpulannya

jenis Sumber dan metode

- Mengenai kesehatan - Masyarakat


penduduk

- Mengapa masalah timbul


- Mendengarkan dan mengamati
- Jenis perawatan
- Masyarakat
kesehatan tradisional yang
tersedian

- Sikap dan kebiasaan


yang berkaitan dengan
- Berbicara dengan penduduk
kesehatan dan kesakitan

- Mengenai pekerjaan
kesehatan yang dilakukan

- Mendengarkan apa yang


dikatakan penduduk, terutama para
- Bagaimana perasaan
pemimpin
penduduk mengenai
pekerjaan itu

- Mendengarkan apa yang


dikatakan penduduk, terutama para
- Apa yang dirasakan
pemimpin
perlu oleh penduduk

- Berbicara dengan para pekerja


pembangunan masyarakat lainnya

3. Mengumpulkan informasi dasar mengenai masyarakat

Informasi dasar seringkali perlu dikumpulkan untuk memutuskan jenis kegiatan kesehatan
apa yang diperlukan untuk menghitung jumlah orang yang harus menerima berbagai jenis
pelayanan kesehatan. Keterangan ini juga memungkinkan menilai kemajuan setiap selang
waktu tertentu. Suatu informasi dasar akan berisi :

 Jumlah penduduk dan distribusi berdasarkan jenis kelamin


 Pekerjaan utama
 Susunan keluarga umumnya
 Jumlah kelahiran dalam masyarakat pada tahun lalu
 Jumlah lahir mati atau kematian anak di bawah usia satu tahun pada tahun lalu
 Kemungkinan penyebab kematian
 Penyakit yang paling banyak
 Siapa yang dipanggil atau diminati nasihat oleh masyarakat bila mereka sakit
 Topografi (gambaran geografis ) daerah
 Sumber penyediaan air
 Cara pembuangan tinja
 Makanan yang tersedia dan dimakan

Keterangan ini dapat dikumpulkan melalui beberapa cara. Para pemimpin desa dapat
memberikan beberapa di antaranya, tetapi survei ke rumah-rumah tangga juga perlu
dilakukan untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan (McMahon Rosemary.
2002).
4. Informasi mengenai sumber daya yang tersedia

Sewaktu memilih suatu tindakan, semua jenis sumber daya masyarakat dan pelayanan
kesehatan harus dipertimbangkan secara sistematis, satu per satu. Jenis-jenis utama tersebut
adalah, sebagai berikut :

 Orang, yang berlatih, terampil atau yang lain yang terlibat dalam pengadaan
pelayanan perawatan kesehatan.
 Bangunan, misalnya apotik, pusat kesehatan, rumah sakit daerah.
 Informasi, buku dan petunjuk, catatan dan laporan, penelitian masyarakat, survai.
 Faktor sosial dan lingkungan, pendapat masyarakat, dukungan pemerintah, sumber
daya teknis (misalnya, listrik), iklim.
 Uang, diperlukan untuk memperoleh sumber daya yang lain (misalnya membeli obat-
obatan.
 Waktu, misalnya : waktu yang paling disukai masyarakat untuk ikut serta dalam
program kesehatan.

5. Mengumpulkan informasi untuk mejelaskan penyebab masalah

Keterangan mungkin juga harus dkumpulkan untuk membantu memahami mengapa suatu
masalah dapat timbul. Jadi, mungkin diperlukan penyelidikan untuk mengetahui mengapa
laporan bulanan menunjukan peningkatan insidensi diare. Pertanyaan-pertanyaan seperti di
bawah ini mungkin perlu disimak :

 Apakah masyarakat mengerti akan perlunya higiene dan sanitasi yang baik ?
 Adakah sikap dan kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah ?
 Apakah persediaan air aman ? bila tidak, mengapa ?
 Apakah masyarakatmenggunakan jamban yang telah dibuat ? bila tidak, mengapa ?

6. Menganalisis informasi

Mengumpulkan keterangan saja tidaklah cukup. Keterangan tersebut harus diaalisis dan
dicerna. Informasi harus dipilah-pilah, sehingga hanya yang berguna yang dioperhatikan.
Informasi ini harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat diperbandingkan dengan
keterangan lain (distandarisasi), dan dicatat sehingga dapat diingat, ditemukan lagi bila
diperlukan, dan disampaikan kepada orang lain yang memerlukannya.
b. Mengenali masalah

Ada dua batasan masalah yang berguna, seperti di bawah ini :

· Masalah adalah kesulitan atau hambatan yang timbul di antara keadaan sekarang dan
tujuan yang diinginkan di masa datang.

· Masalah adalah kesenjangan yang dirasakan antara apa yang ada dan yang seharusnya ada.

1. Memilah masalah yang penting

Dalam memilih masalah-masalah yang penting, akan bermanfaat bila semua masalah
dikelompokkan dibawah judul-judul berikut ini :

· Masalah penyakit atau kesehatan, misalnya : malaria, kurang gizi, penyakit pernapasan, dan
diare.

· Masalah pelayanan kesehatan, misalnya : kekurangan obat, kelangkaan pekerjaan yang


berkualitas, dan kesulitan mengunjungi daerah terpencil.

· Masalah masyarakat, misalnya : penyediaan air yang kurang, tidak ada oendidikan
dasar, penduduk harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke pusat kesehatan, hasil
panen yang buruk dalam dua tahun ini, dan penduduk laki-laki pergi dari desa untuk bekerja
di sektor industri.

c. Menetapkan tujuan

Setelah masalah-masalah prioritas dipilih, langkah berikut adalah menentukan seberapa


jauh/besar masalah dapat dikurangi atau apakah dapat dituntaskan. Banyak masalah
kesehatan tidak dapat diselesaikan dengan segera. Mereka memerlukan gabungan beberapa
kegiatan untuk mengatasinya, karena menyangkut masyarakat.

Menentukan tujuan adalah suatu langkah positif menuju peningkatan kesehatan. Sebuag
tujuan menyatakan hasil yang ingin dicapai dengan tepat. Seringkali, jasa pelayanan
diselanggarakan bertahun-tahun tetapi perbaikan yang terlihat dimasyarakat hanya sedikit
atau tidak ada sama sekali, karena kegiatan kesehatan itu tidak mempunyai tujuan yang jelas.
Dengan menetapkan tujuan, apa yang telah dikerjakan dapat terus menerus dinilai dan, pada
akhir jangka waktu yang telah ditentukan, dapat dievaluasi, yakni pencapaian program dapat
diukur dan dilakukan penilaian mengenai kemaknaannya, untuk kemudian dilakukan
perubahan-perubahan untuk memperbaikinya.

1. Ciri-ciri tujuan yang bermanfaat

Tujuan harus memenuhi beberapa kriteria : harus relevan, dapat dilaksanakan, dan dapat
diamati atau diukur. Sebuah tujuan dikatakanrelevan bila sesuai dengan kebijakan kesehatan
secara umum dan berkaitan dengan masalah yang akan diselesaikan ataun dikurangi. Sebuah
tujuan dikatakan dapat dilaksanakan (feasible) bila ia dapat dicapai, yakni bila sumber daya
yang diperlukan tersedian dan hambatan-hambatan dapat diatasi. Sebuah tujuan dikatakan
terukur bila hasil akhirnya dapat dinyatakan dalam angka.

2. Tujuan dapat dinyatakan pada berbagai tingkatan dalam sistem kesehatan

Berikut ini adalah sebuah contoh dari penetapan tujuan oleh kementeriaan kesehatan pada
tingkat nasional :

· Pada akhir 5 tahun, kurang dari 4% anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang masih
menderita kurang gizi (kurang dari 60% berat menurut umur pada pertumbuhan standar).

Pada tingkat daerah, tujuan itu dinyatakan sebagai sejumlah target operasional. Berikut
adalah contoh target operasional dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan :

· Menemukan anak-anak usia 0-3 tahun yang kekurangan gizi, sesuai dengan kriteria
gizi yang dipakai (desa dan jumlah anak yang akan dicakup harus didaftar).

· Melatih para pekerja kesehatan desa untuk mengenali keadaan malnutrisi sesuai dengan
kriteria (jumlah para pekerja kesehatan desa yang akan dilatih harus diberitahu).

· Mengatur jumlah sesi pelatihan.

- Menyelenggarakan perawatan anak-anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar (mutu
perawatan dapat dinilai).

Pada tingkat desa, target operasional pekerja perawatan kesehatan primer akan :

· Mencatat semua bayi lahir.

· Menentukan anak kurang gizi di antara populasi anak usia 0-3 tahun (sesuai dengan
kriteria khusus).
· Menyelenggarakan pelayanan terhadap anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar.

d. Mengkaji hambatan

1. Jenis hambatan dan keterbatasan

Keterbatasan suatu kegiatan dapat hanya berupa kekurangan sumber daya yang ditemukan
sewaktu dilakukan pengkajian ulang mengenai sumber daya, misalnya :

· Penduduk tidak tertarik, atau mereka merasa memiliki kebutuhan lain yang lebih
penting, atau tidak ada orang-orang yang terlatih atau terampil untuk menjalankan program.

· Peralatan tidak tersedia atau terlalu mahal

· Informasi sulit didapat, tidak terdapat buku-buku, dan statistika tidak tersedia.

· Uang tidak dapat dikumpulkan dari masyarakat setempat.

· Waktu, para staf tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan semua hal yang
diharapkan dikerjakan.

Mungkin ada beberapa hambatan lingkungan tertentu. Sewaktu membuat perencanaan,


lingkungan harus dikaji untuki melihat apakah terdapat kesulitan-kesulitan tertentu, misalnya
:

· Keadaan geografis : yang akan penting untuk pembangunan jalan, pemasaran barang, atau
mengirim pasien ke rumah sakit, misalnya gunung, sungai, dan danau dapat menyebabkan
hambatan yang berarti dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yangt baik di beberapa
daerah.

· Iklim : yang dapat mempengaruhi jenis bangunan, sarana transportasi, tanaman yang
tumbuh, sifat masalah kesehatan.

· Kendala teknis yang berhubungan dengan pembangunan teknis dalam masyarakat :


misalnya, alat pemusing (centrifuge) listrik tidak berguna di pusat kesehatan yang tidak
memiliki aliran listriknya.

· Faktor sosial : yang merupakan hambatan paling berarti. Mengkin terdapat beberapa
kebiasaan atau tabu yang bertentangan dengan rencana, penduduk dapat mempunyai
prasangka terhadap gagasan-gagasan baru, atau ada hukum atau peraturan (yang baik atau
buruk) yang menghalangi pelaksanaan beberapa kegiatan.

2. Menganalisis hambatan

Cara sederhana untuk menganalisi hambatan adalah dengan membuat daftar tujuan, tuliskan
hambatan dan keterbatasan untuk masing-masing dan masukkanlah mereka di bawah tiga
judul, seperti berikut ini :

· Hambatan yang dapat diatasi : yakni dapat dicarikan jalan keluarnya. Misalnya,
menyelenggarakan dan memperbaiki perawatan ibu hamil. Hambatannya : kekurangan bidan
yang berijazah. Jalan keluar yang disarankan adalah melatih dukun bersalin dan
menyelenggarakan pengawasan yang dilakukan oleh bidan.

· Hambatan yang dapat dimodifikasi dan dikurangi : misalnya, sejumlah desa ingin anak-
anak mereka dididik. Mereka menetapkan target membangun sebuah sekolah dan
memperkerjakan seorang guru. Ternyata sumber daya yang ada tidak cukup, sehingga
bukannya membangun gedung sekolah mereka, membangun rumah yang dapat menarik
seorang guru untuk datang ke daerah terpencil. Seorang guru dapat mengajar tanpa gedung
sekolah, tetapi sebuah bangunan, bagaimanapun lengkapnya, tidak berguna tanpa guru.

· Hambatan yang tidak deapat diatasi atau dikurangi : sebagian besar penduduk memiliki
penghasilan yang lebih kurang tetap, setidak-tidaknya untuk jangka waktu yang panjangt.
Orang dapat membuat anggaran yang baik, membelanjakan uangnya dengan cara yang
berbeda, dan melakukian tawar-menawar, tetapi penghasilan tidak berubah, sehingga
penghidupan harus disesuaikan dengannya. Dalam perencanaan kesehatan, suatu tujuan
kadang-kadang harus diganti dengan yang lainnya yang membutuhkan sumber daya lebih
sedikit. Misalnya, bila semula direncanakan untuk memperkerjakan seorang pengawas bidan
dan tidak seorangpun yangt ada, maka tujuan dapat dirubah menjadi memperkerjakan seorang
dukun bersalin berpengalaman yang telah dilatih yang akan mendorong dan membantu yang
lain.

e. Menjadwalkan kegiatan

Setelah tujuan dean target ditetapkan hambatan telah dibahas, tim kesehatan bersama
masyarakat akan merencanakan bagaimana target ini sksn dicapai. Ada berbagai cara untuk
mencapainya. Rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan dan target ka kadang-kadang
disebut strategi, yang berarti perencanaan dan penggunaan sumber daya sedemikian rupa
sehingga memberikan kemingkinan terbaik untuk berhasil. Sebelum merencanakan kegiatan
secara rinci hal yang harus di perhatikan, adalah :

· Memikirkan cara-cara alternatif untuk mengatasi hambatan dan mencapai tujuan.

· Menyeimbangkan sumber daya dan kebutuhan.

· Memilih rangkaian tindakan yang terbaik.

· Menjelaskan dengan rinci segala aktivitas yang dibutuhkan, berdasarkan rangkaian


tindakan yang telah dipilih.

1. Mempertimbangkan rangkaian tindakan alternatif

Sebaiknya dilakukan pengumpulan gagasan-gagasan darimasyarakat cara sederhana untuk


mengatasi atau mengurangi hambatan dan keterbatasan. Hambatan dan keterbatasan harus
dirundingkan terlebih dahulu sebagai masalah tersendiri dan kemudian sebagai kelompok
topik yang saling berhubungan. Para wakil masyarakat harus diikutsertakan dealam setiap
diskusi. Bila sumber daya terbatas, maka dipakai dua prinsip umum, yaitu :

· Gunakan sumber daya yang ada sebaik-baiknya sebelum meminta yang lain.

· Sumber daya yang paling siap digunakan semaksimal mungkin, sebelum sumber daya.

2. Menyeimbangkan sumber daya dengan kebutuhan

Untuk membantu memutuskan rencana tindakan (strategi), sebainya dibuat suatu daftar atau
tabel tentang sumber daya yang diperlukan untuk berbagai strategi, dan daftar mengenai
berbagai kemungkinan, dengan memperhatikan apakah semua sumber daya yang diperlukan
tersedia atau dapat diadakan. Manfaat perencanaan dalam hal ini adalah untuki memastikan
bahwa akan terjadi beberapa perubahan. Akan terjadi kemajuan menuju target.

3. Memilih strategi yang terbaik

Dalam memperkenalkan rancangan strategi alternatif, beberapa kriteria telah disebutkan,


kriteria ini diterapkan untuk memilih strategi yang paling baik :

· Harus merupakan strategi yang memerlukan sedikit mungkin sumber daya yang langka,
tetapi sekligus juga memakai sumber daya yang ada sebesar-besarnya.
· Harus merupakan strategi yang paling sesuai bagi lingkungan, nilai-nilai dan perilaku
dalam masyarakat, yakni memperkenalkan perubahan-perubahan yang dapat diterima yang
dapat mendorong peran serta masyarakat dalam pelayana yang diusulkan.

· Harus merupakan strategi yang dapat memenuhi target jumlah, mutu dan cakupan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

4. Memiih satu dari strategi alternatif yang telah dikaji ulang

Keuntungan strategi yang telah dipilih, yaitu :

· Akan melayani sebagian besar penduduk dengan melatih DB agar dapat mengadakan
perawatan antenatal sederhana dan menemukan para wanita berisiko tinggi, staf pusat
kesehatan akan memilih lebih banyak waktu untuk mengadakan pelatihan dan mengawasan
serta untuk menangani kasus-kasus yang berat.

· Ini adalah strategi yang diinginkan para penduduk. Mereka telah mengenal para DB, yang
selalu siap melayani penduduk desa.

5. Mendefinisikan kegiatan yang dipilih

Mendefinisikan secara rinci kegiatan yang diperlukan untuk strategi yang telah dipilih juga
mengikutsertakan tim kesehatan dan para wakil masyarakat.

6. Menulis rencana garis besar

Sebuah rencana dapat dituliskan dalam berbagai cara. Urutan penulisannya bergantung pada
tujuan atau penggunaan utamanya. Kadang-kadang pemerintah atau dewan memerlukan
perencanaan dalam bentuk khusus, terutan bila diajukan untuk meminta dana atau sumber
daya blainnya. Sebaiknya dibuat ringkasan singkat dari rencana keseluruhan dan kemudian
menambahkan rinciannya, misalnya, daftar peralatan, dalam lampiran. Terlalu banyak rincian
akan mengaburkan pandangan rencana keseluruhan, tetapi rincian diperlikan supaya pekerja
kesehatan yang bertanggung jawab mengelola program memiliki kendali penuh atas
pelaksanaannya. Untuk memastikan bahwa uang, tenaga, dan peralatan tersedia pada
waktunya, perli disertakan suatu jadwal waktu (time table) sebuah daftar terinci mengenai
target waktu sebagai lampiran rencana (McMahon Rosemary.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry.1997.Buku Ajar Fundamental Keperawatan


Ed/4.Alih bahasa oleh Yasmin Asih,S.Kp, Made Sumarwati, S.Kp, Dian Evriyani, S.Kp, Laili
Mahmudah, S.Kp, Ellen Panggabean, S.Kp, Kusrini S, S.Kp, Sari Kurnianingsih, S.Kp, Enie
Novieastari, S.Kp,MSN. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai