Intensitas Hamburan
6.1. Hamburan oleh Elektron, Atom dan Sel Satuan
6.2. Faktor Struktur
6.3. Faktor Penentu Intensitas
6.3.1. Multiplisitas
6.3.2. Lorentz-Polarisasi
6.3.3. Absorpsi
6.3.4. Temperatur
6.3.5. Hamburan tak-koheren
6.4. Pengukuran intensitas
6.5. Problem fase
2⎛ 4 ⎞
⎛μ ⎞ ⎜ e ⎟ sin 2 α = I0 ⎛⎜ K ⎞⎟ sin 2 α
I = I0 ⎜ 0 ⎟
⎝ 4π ⎠ ⎜ m 2r 2 ⎟ ⎝ r2 ⎠
⎝ ⎠
dengan:
I0 : intensitas sinar datang
μ0 : 4π×10-7 m kg C-2,
K : konstan
α : sudut antara arah hamburan dan arah percepatan elektron
Penghambur sinar-x pada atom adalah awan-awan elektron pada atom tersebut.
Perhitungan komplet mekanisme hamburan membutuhkan teori Mekanika Kuantum,
disini hanya akan dibicarakan faktor hamburan atomik secara kualitatif saja.
Ketika θ bertambah gelombang-gelombang ini mulai tidak satu fasa, oleh karena
itu f akan berkurang. Faktor hamburan atom juga tergantung pada panjang gelombang
sinar-x yang datang. Untuk nilai θ yang sama, f lebih kecil pada panjang gelombang yang
lebih pendek.
30
fCu
20
f
10 fAl
fO
Sinθ
λ
I = α |Fhkl|2
dengan Fhkl adalah perbandingan amplitudo hamburan oleh sebuah unit sel dengan
hamburan oleh sebuah elektron. α adalah faktor-faktor lain diluar struktur kristal. Fhkl
∑fe
2πi ( hu j + kv j + lw j )
Fhkl = j
j =1
dengan:
fj : faktor hamburan atomik untuk atom ke-j
(uj, vj, wj): posisi atom ke j
n : jumlah atom per-unit sel
Evaluasi faktor struktur ini akan menghasilkan reflekasi Bragg yang tidak nol (kondisi
non ekstinsi).
Pada sistem ini hanya terdapat 1 atom per-unit sel pada posisi (0,0,0), sehingga:
Nilai F independen dari h, k dan l. Hal ini berarti semua refleksi hkl akan muncul.
6.2.2. BCC
Posisi atom pada (0,0,0) dan (½,½,½), faktor struktur dapat dievaluasi sbb:
2πi ( 12 h + 12 k + 12 l )
Fhkl = f {e 2πi ( 0 ) + e }
πi ( h + k + l )
= f {1 + e }
⎧2 f kalau h + k + l genap
=⎨
⎩ 0 kalau h + k + l ganjil
Jadi kondisi non-ekstinsi (terjadi refleksi) kalau h+k+l adalah genap. Kalau ganjil maka
intensitas menjadi nol.
6.2.3. FCC
Terdapat empat atom pada posisi: (0,0,0), (½,½,0), (½,0,½), dan (0,½,½), faktor struktur
menjadi:
2πi ( 12 h + 12 k ) 2πi ( 12 h + 12 l ) 2πi ( 12 k + 12 l )
Fhkl = f {e 2πi ( 0 ) + e +e +e }
2πi ( 0 ) πi ( h + k ) πi ( h +l ) πi ( k + l )
= f {e +e +e +e }
6.2.4. Intan
(Latihan)
Ringkasan hasil untuk Kubus sederhana, BCC, FCC dan Intan sebagai berikut:
Untuk kubus:
a
dhkl =
h2 + k 2 + l 2
kombinasikan dengan hukum Bragg: 2 d sin θ = λ, diperoleh:
λ2
sin2 θ = 2
(h2+k2+l2)
4a
Apabila dalam eksperimen didapat sudut-sudut difraksi 2θ1, 2θ2, 2θ3, 2θ4, etc. Tampak
bahwa perbandingan sin2 θ sbb:
Kubus sederhana:
sin2θ1: sin2θ2: sin2θ3: sin2θ4: …: … = 1:2:3:4:5:6:8:9:10:…
BCC:
sin2θ1: sin2θ2: sin2θ3: sin2θ4: …: … =2:4:6:8:10:12:14:16
Intan:
sin2θ1: sin2θ2: sin2θ3: sin2θ4: …: … =3:8:11:16:..:..
Perhitungan serupa dengan FCC, namun disini ada 2 atom berbeda. Hasil akhir sbb
(latihan!):
Faktor utama yang menentukan intensitas difraksi sinar-x adalah faktor struktur
2
|Fhkl| . Disamping itu terdapat faktor-faktor lain yang menentukan tinggi rendahnya
intensitas yaitu faktor multiplisitas, faktor Lorentz-Polarisasi, absorpsi, temperatur dan
hamburan tak-koheren. Di luar itu masih ada faktor instrumentasi.
Kalau bentuk sampel bubuk/polikristal, maka refleksi yang kita anggap berasal
dari bidang 100 tersebut bukan hanya datang dari bidang itu sendiri, tetapi juga berasal
dari bidang-bidang 010 atau 001, karena ketiga bidang tersebut mempunyai d-spacing
(jarak antar bidang) yang sama.
a
d010 = =a
02 + 12 + 02
a
d001 = =a
02 + 02 + 12
Kalau ditambah dengan bidang-bidang 1 00, 0 1 0, 00 1 maka seluruh bidang yang
menghasilkan d yang sama (puncak difraksi yang sama) ada 6 (enam). Hal ini berarti
bahwa intensitas difraksi pada bidang 100 adalah 6 kali intensitas teoritisnya.
Selanjutnya dari refleksi 111, terlihat ada 8 set bidang yang mempunyai d-spacing
sama yaitu 111, 11 1, 1 1 1, 1 11, 1 1 1, 1 1 1, 1 1 1 dan 1 1 1 .
Faktor polarisasi berasal dari sinar-x sumber yang tak terpolarisasi. Polarisasi ini
dapat dibagi ke dua komponen bidang polarisasi, dan intensitas hamburan total
merupakan jumlah intensitas dua komponen yang tergantung pada sudut hamburan. Lihat
kembali hamburan oleh elektron:
Ideal Eksperimen
2θ 2θ
Absorpsi sinar-x (A(θ)) pada sampel tergantung pada seberapa banyak jejak sinar-
x di dalam sampel.
Pada gambar di atas tampak sekali bahwa pada umumnya A(θ) tergantung θ.
Faktor ini tidak dapat dihilangkan, namun dapat dibuat konstan sehingga memudahkan
perhitungan.
Pada peralatan difraktometer, faktor absorpsi dapat dibuat bernilai sama untuk
semua sudut dengan cara membuat konfigurasi berikut:
Pada kondisi tersebut jejak sinar-x pada sampel dapat dikatakan sama untuk semua
sudut. Itulah sebabnya mengapa bukan hanya detektor yang diputar tetapi sampel juga harus
diputar untuk memenuhi kondisi tersebut.
Apabila pergeseran rata-rata sebuah atom dari posisi keseimbangan adalah u maka
intensitas akan berkurang dengan kenaikan u (yakni ketika suhu naik). Nilai u tergantung
pada konstanta elastik kristal. Kristal yang keras akan memiliki u yang kecil.
u u
Pada suhu konstan pun efek temperatur masih ada. Dalam hal ini pada sudut difraksi
yang lebih besar akan mengakibatkan intensitas berkurang. Mudah dipahami pada sudut
difraksi besar nilai d akan kecil sehingga sedikit saja pergeseran u akan berpengaruh pada
bidang-bidang Bragg.
Jadi jelas bahwa intensitas relatif pada sudut tinggi lebih rendah dibandingkan pada
sudut kecil. Efek ini biasanya dimasukkan dalam faktor temperatur e-2M dengan M
merupakan fungsi berbagai variabel termasuk u dan 2θ sebagai berikut:
sin 2 θ
M = 4π u 2 2
λ2
(Tugas baca)
(Tugas baca)
(Tugas baca)