1
REPRODUKSI
MODUL I
KELOMPOK 5 A
ANGGOTA KELOMPOK
1. Miftah Ar
Rahmah
(1710311012)
2. Kelvin
Florentino Kaisar (1710311017)
3. Honest Vania Asari (1710311020)
4. Annisa Kartika Edwar (1710311023)
5. Izka Fadhilah (1710311046)
6. Fakhri Aulia (1710312087)
7. Azaria Ramadhani Zulkifli (1710313024)
8. Aldo Winanda Putera (1710313036)
9. Rifvia Mustikaweni Zachraina (1710313068)
10.Shavira Quincy Harbaindo (1710313069)
JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018/2019
STEP 1 (Terminologi)
1. Fundus Uteri : Bagian atas rahim; Puncak rahim yang menonjol ke permukaan abdomen saat
kehamilan.
2. Ballotement : Pantulan yang terjadi ketika atau saat jari pemeriksa mengetuk janin yang
mengapung didalam uterus dan menyebabkan janin berenang/mengapung dalam posisinya
karena adanya cairan ketuban.
3. Pemeriksaan USG : Tes diagnostik non invasif/ultrasonik yang menggunakan gelombang suara
untuk menciptakan gambar visual janin, rahim, plasenta dan organ panggul lainnya.
4. Skor Poedji Rochjati : Skrining berupa kuisioner dengan hasil skor yang digunakan untuk
menentukan tingkat resiko pada ibu hamil.
5. Kategori Kehamilan Resiko Rendah : Kehamilan dengan maslah dan faktor resiko yang rendah
atau biasa diikuti.
6. Perawatan antenatal : Pemeriksaan berkala kehamilan untuk ibu hamil (Kesehatan Antenatal).
7. Persalinan : Proses pengeluaran janin yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalah lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.
8. Nifas : Periode yang terjadi setelah proses persalinan selesai yang diperlukan bagi organ
reproduksi untuk kembali pada ke keadaan seperti sebelum hamil.
2.) Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya seorang ibu dapat hamil, yaitu:
Ada 3 hal yang mempengaruhi :
- Bibit = Gamet, contoh : kualitas ovum dan sperma
- Bebet = Penyakit yang diderita ibu
- Bobot = Berhubungan dengan nutrisi dan perilaku
Dapat juga dipengaruhi oleh stress, konsumsiobat-obatan berbahaya, infeksi pada organ
reproduksi, hormon, frekuensi seks yang dilakukan, dan kondisi vitalitas dalam
berhubungan seksual.
Obesitas = lemak yang tersimpan dalam tubuh wanita menghasilkan hormon androgen (pria)
yang akan menyebabkan hambatan dalam pematangan folikel. Adanya mengidap penyakit
organ reproduksi
- Ada sumbatan di Tubafallopi
- PCOS (Syndrom Ovarium Polikistik) merupakan gangguan fungsi ovarium, ada kista yang
terdapa diluar ovarium tersebut dan ovarium membesar. Hal ini mengakibatkan gangguan
hormonal menjadi tidak seimbang dan siklus menstruasi menjadi tidak seimbang.
Pernah menunda kehamilan contohnya dengan menggunakan kontrasepsi hormonal jangka
panjang.
7.) Karena telah terjadi berbagai perubahan pada ibu hamil tersebut, diantaranya :
- Vol.darah meningkat 50 % dari sebelumnya
- Meningkatnya resiko anemia karena meningkatnya kebutuhan dan meningkatnya
volume plasma darah.
- leukosit ibu pada awal kehamilan meningkat
8.) Cara mengukut TFU
A.) Meteran = dapat menentukan usia kehamilan
B.) Jari ; yang menjadi patokan adalah :
- Proc.Xympoideus = usia 36 minggu
- Umbilikus = usia 20 minggu
- Symfisis pubis = 12 minggu.
Jika terjadi kenaikan 2 jari antara umbilikus dengan symsisis pubis + 2minggu.
Jika terjadi kenaikan 1 jari antara umbilikus dengan Proc.Xympoideus +2minggu
9.) Nifas merupakan periode terjadinya upaya tubuh ibu setelah melahirkan untuk
mengembalikan keadaan menjadi hampir keadaan semula atau sebelum hamil. Nifas dibagi
dalam beberapa tahap, yaitu :
- Tahap 1= setelah persalinan---24jam
- Tahap 2= 24jam---1 minggu
- Tahap 3= 1 minggu---6 minggu
STEP 4 (Skema)
OBAT-OBATAN PEMERIKSAAN
USG
PROSES IBU PERUBAHAN
FERTILISASI, HAMIL ANATOMI DAN
NIDASI, DAN FISIOLOGI
IMPLANTASI
NIFAS PERSALINAN
Gambar
proses fertilisasi
Saat fusi
antara sel
membran
sperma dengan
sel telur sudah
terjadi maka
terjadi 3 peristiwa penting pada oosit : :
1. Depolarisasi membran sel telur sehingga terjadi blokade primer terhadap polispermia (spermatozoa
lain tak dapat masuk kedalam sel telur). Hanya satu pronukelus pria yang dapat ber fusi dengan pro
nukleus wanita dan menjaga keadaan diploid dari zygote.
2. Reaksi kortikal. Menyebabkan zona pellucida menjadi keras sehingga mencegah sperma lain untuk
berikatan dengan zona pellucida. Terjadi blokade sekunder terhadap polispermia.
3. Pembelahan meiosis II pada sel telur. Badan polar II terbentuk dan dikeularkan dari sel telur sehingga
memastikan bahwa pronukelus wanita bersifat haploid. Sekali lagi, hal ini akan menjaga agar zygote
tetap diploid. Kegagalab untuk menjaga sifat diploid pada hasis konsepsi sering menyebabkan
kegagalan proses kehamilan.
Setelah zigot terbentuk, maka zigot yang terbentuk tersebut bergerak menuju uterus sambil membelah diri
menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya, pada saat embrio mencapai 32 sel dan memiliki bentuk seperti
buah arbei, disebut morula. Selanjutnya, morula berkembang menjadi blastula. Lalu, sel-sel bagian dalam
membentuk bakal janin (embrioblas), dan sel-sel bagian luar membentuk trofoblas yang akan membentuk
plasenta. Pada hari keenam, embrio tiba di uterus, kemudian membenamkan diri ke dinding uterus yang lunak,
tebal, dan lembut serta mengandung sekret seperti air susu. Proses perlekatan embrio ke dinding sel ini disebut
implantasi. Embrio terus tumbuh dan berkembang membentuk manusia yang seutuhnya, artinya kehamilan
sedang berlangsung.
Gambar
perjalanan zigot
menjuju ke
rahim untuk
melakukan
proses
implantasi
(nidasi)
Bagian yang
pertama kali menyentuh endometrium uterus adalah kutub animal (kutub embrionik), yaitu kutub
tempat terdapatnya inner cell mass. Pada waktu itu sel-sel trofoblas mensekresikan enzim-enzim
proteolitik yang akan menghancurkan epitelium uterus sebagai jalan untuk penetrasinya zigot ke
dalam endometrium. Setelah terbentuk “jalan masuk”, Sel trofoblas superfisial mengalami
diferensiasi menjadi sitotrofoblas (lapisan dalam) dan sinsitiotrofoblas (lapisan luar).
Perkembangan embrio manusia pada hari ke-8, blastosis tertanam di dalam stroma endometrium.
Trofoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu sitrotrofoblas dan sinsitrofoblas. Embrioblas juga
berdiferensiasi menjadi sel kecil kuboid berdampingan dengan rongga blastosis(hipoblas) dan satu lapisan sel
silinder tinggi bersebelahan dengan ruang amnion (epiblas). Pembentukan cakram datar (cakram mudigah
bilaminer). Rongga kecil muncul di dalam epiblas menjadi rongga amnion. Sroma endometrium tempat
implantasi dan sekitarnya tampak edema dan hipervaskuler. Kelenjarnya berkelok-kelok dan mengeluarkan
banyak glikogen dan mucus. Perkembangan embrio manusia pada hari ke-9, blastosis semakin dalam
terbenam didalam endometrium. Trofoblas mengalami perkembangan pada kutub embrionalnya dimana
vakuola-vakuola pada sinsitrofoblas dan membentuk lacuna-lakuna (tahap lakunasi). Pada kutub abembrional
terbentuk selaput tipis (selaput eksoselom) yang melapisi sitotrofoblas. Selaput ini bersama hipoblas
membentuk rongga ekoselom (yolk sac /kantung kuning telur).
Gambar 3.
Implantasi
Blastosis Hari ke-9
Blastosis telah
terbenam
seluruhnya pada
hari ke-10-12. Pada
saat yang sama,
sel-sel
sinsitrofoblas
menembus lebih
dalam ke stroma
dan merusak
lapisan endotel
kapiler ibu. Pembuluh darah ini tersumbat dan kemudian melebar (sinusoid). Karena trofoblas terus merusak
sinusoid, darah ibu mulai mengalir melalui sistem trofoblas sehingga terjadi sirkulasi uteroplasma.
Sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam trofoblas dan permukaan luar rongga eksoselom yang
berasal dari yolk sac membentuk jaringan penyambung halus dan longgar.
Gambar 4.
Implantasi
Blastosis hari ke 10
Gambar 5.
Implantasi
Blastosis hari ke-
12
III. Perkembangan
Janin Dalam
Kandungan Mulai
Dari Trimseter I, II,
dan III
Pada manusia, proses pertumbuhan janin di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Satu trimester itu
adalah selama 13 minggu atau kurang lebih tiga bulan.
A. Perkembangan janin pada trimester I (pertama)
Trimester I ( 0-12 minggu)
1. Minggu ke-0: Sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi membagi
menjadi dua, empat, delapan setelah menjadi morulla masuk untuk menempel 11
hari setelah konsepsi.
2. Minggu ke-4/bln ke-1: Dari embrio, bagian tubuh pertama muncul adalah tulang
belakang, otak dan syaraf, jantung, sirkulasi darah dan pencernaan terbentuk.
3. Minggu ke-8/bln ke-2 : Perkembangan embrio lebih cepat, jantung mulai
memompa darah.
4. Minggu ke-12/bln ke-3: Embrio janin. Denyut jantung janin dapat dilihat dengan
pemeriksaan Ultrasonografi (USG), berbentuk manusia, gerakan pertama di mulai,
jenis kelamin sudah bisa di tentukan, ginjal sudah mempoduksi urine.
Perkembangan janin selama trimester pertama secara ringkas dapat dilihat dalam tabel
berikut:
4 Minggu 8 Minggu 12 Minggu
Panjangnya kurang dari 1/10 Panjangnya kurang dari Panjangnya sekitar 3 inci
inci 1 inci dan beratnya sekitar 1 ons
Awal perkembangan Wajah sudah berbentuk Dapat menggerakkan
susunan tulang belakang, dengan mata, telinga, lengan, kaki, jari tangan,
sistem saraf, usus, jantung, mulut, dan pucuk gigi dan jari kaki.
Sidik jari muncul
dan paru-paru yang belum sempurna
Dapat tersenyum,
Katung amniotis Lengan dengan kaki
memberengut, mengisap,
membungkus lapisan dasar bergerak
Otak mulai terbentuk dan menelan
seluruh tubuh
Denyut jantung janin Jenis kelamin dapt
Disebut “telur” (ovum)
dapat dideteksi dengan dibedakan
Dapat kencing
ultrasound
Disebut “fetus” (janin)
Disebut “embrio”
Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam (striae
gravidarum). Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna
perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit di
garis penengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut
dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher yang disebut dengan chloasma atau mehsma graoidarwm. Seiain itu, pada areola dan
daerah genitai juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu
biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga bisa
menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.
Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak.
Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan
lebih terlihat. Puting paysdara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama
suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolustrum dapat keluar. Koiustrum ini berasal
dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeiuarkan, air susu belum
dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prokain inbibiting hormone. Setelah
persaiinan kadar progesteron dan estrogen akan menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron
terhadap albulmin akan hilang.
Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktose dan pada akhirnya akan
meningkatkan produksi air susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
Kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan membesar dan cenderung untuk
menonjol keluar. Jika paludara makin membesar, striae sepeni yang terlihat pada perut akan
muncul. Ukuran pa,yudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan dengan banyaknya
air susu yang akan dihasilkan.
Perubahan Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Kemudian payrdara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Diperkirakan selama
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan
dengan gizi baik dianjurkan menambah berar badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada
perempuan dengan gizi kurang atau beriebih dianjurkan menambah berat badan per minggu
masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini
disebabkan oleh turunnya osmolariras dari 10 mosm/kg yang diinduksi oleh makin rendahnya
ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai terjadi pada awal kehamilan. Pada
saat aterm + 3,5 I cairan berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter
lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan pay'udara sehingga
minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 l. Penambahan tekanan vena di bagian
bawah uterus dan mengakibatkan oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya
pixing edema di kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan osmotik
koloid di interstisial juga akan menyebabkan edema pada akhir kehamilan. Hasil konsepsi,
uterus, dan darah ibu secara relatif mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan
lemak dan karbohidrat. WHO menganjurkan asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g.
Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan
kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Konsentrasi lemak, lipoprotein,
dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkat selama kehamilan. Lemak akan disimpan
sebagian besar di sentral yang kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi sehingga cadangan
lemak itu akan berkurang. LDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-36, sementara HDL
akan mencapai puncaknya pada minggu ke-25 berkurang sampai minggu ke-32 dan kemudian
menetap. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan hormon progesteron dan estrogen. Selama
kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian besar akan digunakan untuk
pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan hanya 2,5 oh dari total kalsium ibu. Penggunaan
suplemen kalsium untuk mencegah preeklampsia tidak terbukti dan tidak disarankan untuk
menggunakannya secara rutin selama kehamilan. Ztnc (Zn) sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan ;'anin. Beberapa penelitian menunjukkan kekurangan zat ini dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Selama kehamilan kadar mineral ini akan menurun
dalam plasma ibu oleh karena pengaruh dilusi. Pada perempuan hamil dianjurkan asupan
mineral ini 7,3 - L1.,3 mg/hari, tetapi hanya pada perempuan-perempuan berisiko yang
dianjurkan mendapat suplemen mineral ini.
Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel dalam sintesis DNA/
RNA. Defisiensi asam folat selama kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia
megaloblastik dan defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan
menyebabkan neural tube d{ea pada janin sehingga para perempuan yang merencanakan
kehamilan dianjurkan mendapat asupan asam folat a,4 mg/hari sampai usia kehamilan 12
minggu. Sementara itu, pada ibu-ibu yang mempunyai riwayat anak dengan spina bifida
dianjurkan mengonsumsi asam folat sebanyak 4 mg/hari sampai usia kehamilan 12 minggu.
Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac outpwt akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk
mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan deny'ut jantung.
Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi
peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan
resistensi vaskular sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasitas vaskular juga
akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesteron juga akan
menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifers.
Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan
cardiac outPut, tetapi kontraktilitasnya tidak berubah. Sejak penengahan kehamilan pembesaran
uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya,
terjadinya penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya
hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup
berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan
membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah tidak
dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.
Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke-5 - 8 kehamilan dan
mencapai puncaknya pada minggu ke-32 - 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 - 45 %. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron
dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh ;'alur renin-angiotensin dan aldosteron.
Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit. Eritropoetin ginjal
akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20 - 30 "/o, tetapi tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5 gldl, dan pada 6 "/o perempuan bisa mencapai
di bawah 1l g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl itu merupakan suatu
hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada dengan
hipervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya
tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan zatbesi dan
asam folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 - 7 mg/hari. Hipervolemia selama kehamilan
mempunyai fungsi berikut.
. Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi sistem vaskular.
. Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik vena dalam
posisi terlentang dan berdiri.
. Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan.
Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah + 6 cm, tetapi tidak mencukupi
penunrnan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma
yang naik * 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per
menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubalian ini akan mencapai
puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu
setelah persalinan.
Traktus Digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian juga
dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan
yaflg nya:a akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan
penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala
berupa pyrosis (beartburn) yang disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah
sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian bawah.
Mual terjadi akibat penumnan asam hidroklorid dan penurunan modlias, sena konstipasi sebagai
akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa
menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul, tetapi setelah persalinan akan
berkurang secara spontan. Hemorrhoid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai
akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.
Hati pada manusia tidak mengalami perubahan selama kehamilan baik secara anatomik maupun
morfologik. Pada fungsi hati kadar alkalin fosfatase akan meningkat hampir dua kali lipat,
sedangkan serum aspartat transamin, alani transamin, y-glutamil transferase, albumin, dan
bilirubin akan menurun.
Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan biia uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali. Ginjal
akan membesar, glomeruhr filtation rate, dan renal pksma flow juga akan meningkat. Pada
ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih
banyak. Glukosuria juga merupakan suatu hal yang umum, tetapi kemungkinan adarrya diabetes
mellitus juga tetap harus diperhitungkan. Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan
suatu hal yang abnormal. Pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine clearance lebih
tinggi 30 %. Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi kanan akan lebih membesar
dibandingkan ureter kiri. Hal ini diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid
dan adanya tekanan yrrg krrrt pada sisi kanan uterus sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi
uterus. Ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter kanan juga diperkirakan sebagai
faktor penyebabnya. Penyebab lainnya diduga karena pengaruh hormon progesteron.
Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar + 135 o/o. Akan tetapi,
kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti Penting dalam kehamilan' Pada peremPuan yang
mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon proi" ktl" ,kri
meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan korrr.nt.r.i rrya
padaplasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menJusui.
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat
dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Pengaturan konsentrasi kalsium sangat
berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hor-o"r, paratiroid, vitamin D, dan kaliitonin.
Adanya gangguan pada salah satu faktor itu akan menyebabkan perubahan pada yang lainnya.
Konsentrasi plasma hormon paratiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian akan
meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari hormon Paratiroid ini adalah untuk memasok
ianini."!rn kalsium-yang d.k rt. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran.dalam produkii
peptida pada janin, plasenta, dan ibu. Pada saat hamil dan menlusui dianiurkan untuk mendapat
asupan vitamin D 10 pg atau 400 IU10. KelenjaruJr.rrd pada kehamilan normal akan mengecil,
sedangkan hormon androstenedion, tesrosteron, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol
akan meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun.
Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat
kompensasi daii pe.nbesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke
belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis meningkat mobilitasnya, yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal.
3. Perawatan Antenatal.
1. Pengertian Ante Natal Care (ANC)
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya
dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Standar 2 : Pengkajian
Petugas kesehatan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Petugas kesehatan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
Petugas kesehatan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan hendaknya
kunjungan rumah untuk hal ini. (PPIBI, 1999:26-27)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya
mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko
yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal 7T untuk
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang
dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan Ante Natal
Care (ANC) adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai
dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31)
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan.
Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode
kehamilan berlangsung.
K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:
3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).
Pengetahuan
Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga
rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang
timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein
(KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan
protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat
keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil
ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).
4. Nutrisi pada ibu hamil.
Gizi dan Nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan
berlangsung. Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan sangat membantu ibu hamil dan
janin tetap sehat. Status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara hubungan dan masukan nutrisi. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang
yang harus dikonsumsi selama kehamilan yaitu dengan porsi dua kali makan orang yang tidak
hamil.
Tujuan
1. Pertumbuhan rahim (uterus)
2. Payudaya
3. Volume Darah
4. Plasenta
5. Air Ketuban
6. Pertumbuhan Janin
Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan
kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus),
payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan
sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang
dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan
untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang
dimakan. Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi:
Energi
Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi Energi per Kapita per Hari adalah
1.735,5 kkal.
Protein
Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya,
sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan dan
Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Protein digunakan untuk:
pembentukan jaringan baru baik plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel,
pembentukan cadangan darah dan Persiapan masa menyusui.
Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu,
lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada
kehamilan tirmester III.
Karbohidrat
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan serat
untuk mencegah terjadinya konstipasi.
Vitamin
Seperti: Asam folat, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E dan Vitamin
K.
Mineral
Mencakup zat besi, zat seng, kalsium, yodium, fosfor, flour dan natrium.
Dengan demikian, jika hasilnya menunjukkan hasil yang tidak normal, maka sang ibu dapat bertindak
lebih cepat untuk menyelamatkan janin. Karena gangguan aliran darah pada janin dapat mengakibatkan
pertumbuhan janin terhambat dan pada keadaan yang sudah berat dapat mengakibatkan kematian.
D. Tingkat Keakuratan yang Dihasilkan oleh Teknologi USG
Tidak seperti sinar-X, ultrasonografi dapat menunjukkan jaringanjaringan lembut secara mendetail dan
menghasilkan gambar janin yang sangat akurat dan terlihat seperti keadaan sebenarnya. Mesin USG dan
software yang digunakan memungkinkan teknisi untuk melihat perkembangan bayi dan juga memperkirakan
bayi. Pada trimester pertama, USG akan mengukur janin dari kepala ke pelvis. Setelah trimester pertama usai,
maka kepala dan perut baru bisa digunakan untuk mengukur usia kehamilan. Tidak hanya itu, cairan amniotik
juga bisa digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan usia kehamilan.
Waktu dari pelaksanaan USG mempengaruhi keakuratan dari penentuan usia kehamilan. Semakin awal
USG digunakan maka akan semakin baik. Jika USG digunakan tidak pada masa awal, maka akan sangat sulit
untuk mengukur dan menentukan usia kehamilan karena perkembangan bayi dalam usia kehamilan yang sama
bisa saja memiliki ukuran yang berbeda. Beberapa bayi memiliki ukuran yang lebih besar dari rata-rata. Hal
ini juga bisa mengakibatkan perbedaan dalam pengukuran dan perkiraan usia bayi.
Untuk mengatasi perbedaan ini biasanya dokter akan mengkombinasikan USG dengan pengukuran kadar
hormon dan tanggal terakhir dari masa menstruasi. Selama kehamilan, ahli kandungan dan juga bidan akan
lebih jauh mengukur perut ibu dari puncak rahim sampai tulang kemaluan. Ukuran ini dicerminkan dalam
senti meter yang akan dihubungkan dengan poin dalam kehamilan. Misalnya wanita yang hamil 24 minggu
akan memiliki ukuran sekitar 24 senti meter. Hal ini akan digunakan untuk menentukan usia kehamilan secara
berkala sampai waktu kelahiran tiba.
8. Fisiologi nifas.
I. Pengertian Masa Nifas
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya
perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan.
II. Tahapan Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri, oleh karena itu, bidan
dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, tekanan
darah, dan suhu.
2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. Selain itu, pada fase ini ibu sudah memiliki
keinginan untuk merawat dirinya dan diperbolehkan berdiri dan berjalan untuk melakukan
perawatan diri karena hal tersebut akan bermanfaat pada semua sistem tubuh.
3. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
III. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
postpartum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah melahirkan antara
lain:
Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelumhamil. Perubahan
ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana
TFU-nya (Tinggi Fundus Uteri).
Tabel.2 Tinggi Fundus Uterus Dan Berat Uterus Menurut Hari
Kondisi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir Dua jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gr
2 minggu Tak teraba di atas symphisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr
Sumber: Widyasih, Hesty,dkk.2012. Perawatan Masa Nifas, Yogyakarta
B. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau amis atau anyir
dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap
menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya
proses involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4
sampai hari ke-7 post partum.
Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit, dan
robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.
Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan
serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post
partum. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan
“lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”.
Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ
ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara
labia menjadi lebih menonjol.
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perinium sudah
mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan
sebelum hamil.
1. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada
waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan,
hemoroid dan kurangnya aktivitas tubuh.
2. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil
dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema
leher kandung kemih setelah mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang
pubis selama persalinan berlangsung. Kadar hormon estrogen yang besifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang berada di antara
anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan menghentikan perdarahan. Ligamen-
ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
minggu setelah persalinan.
Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah, sehingga akan
menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan
mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali
seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima postpartum.
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :
A. Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) postpartum, suhu badan akan naik sedikit (37,5 0 – 380C) akibat
dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila dalam keadaan
normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagikarena
ada pembentukan ASI. Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
B. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi sehabis
melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/ menit, harus waspada
kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan postpartum.
C. Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah
setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum
menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.
D. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila/
suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan
khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.