Anda di halaman 1dari 16

Karya Tulis

PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH


DASAR (SD)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Pada Mata Kuliah …………………

Disusun oleh :
Nama:
NIM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ–UT BANDAR LAMPUNG
POKJAR PEKALONGAN
2015

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah begitu
banyak melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul ”Pendidikan Karakter Di Sekolah
Dasar (SD)”.
Karya Tulis ini disusun sedemikian rupa dengan sistematika susunan yang
sederhana dengan harapan agar mudah dipahami oleh para pembacanya. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu,
teman-teman serta semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
Karya Tulis ini.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa Karya Tulis ini
masih memiliki kekurangan-kekurangan baik dari isi maupun penulisan. Untuk itu
sumbang kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan
Karya Tulis ini.
Akhirnya Penulis berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin…

Metro, Mei 2015

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................ 3


A. Pengertian Pendidikan Karakter.......................................
B. Landasan Pendidikan Karakter.........................................
C. Tujuan Pendidikan Karakter.............................................

BAB III PEMBAHASAN.................................................................


A. Konsep Pendidikan Karakter bagi Anak SD....................
B. Nilai-nilai Karakter Yang Perlu Ditanamkan di SD.........
C. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SD........

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................


A. Kesimpulan......................................................................
B. Saran................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 yaitu menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini harus diwujudkan
dengan pendidikan yang memanusiakan manusia Indonesia. Berdasarkan tujuan
Undang-Undang tersebut dan Tujuan Jangka Panjang Nasional yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 maka pemerintah membuat
Kebijakan Pendidikan Karakter.
Pendidikan yang merupakan agent of change harus mampu melakukan
perbaikan karakter bangsa kita. Karena itu, pendidikan kita perlu direkonstruksi
ulang agar dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan siap
menghadapi “dunia” masa depan yang penuh dengan problema dan tantangan
serta dapat menghasilkan lulusan yang memiliki karakter mulia. Dengan kata lain,
pendidikan harus mampu mengemban misi pembentukan karakter (character
building) sehingga para peserta didik dan para lulusannya dapat berpartisipasi
dalam mengisi pembangunan di masa-masa mendatang tanpa meninggalkan nilai-
nilai karakter mulia.
Sebagai dasar dalam pendidikan karakter sebaiknya mulai diterapkan di
Sekolah Dasar (SD) mengingat usia Sekolah Dasar merupakan sebuah fondasi
dalam pembentukan kepribadian bangsa yang sangat berpengaruh. Pendidikan
karakter di Sekolah Dasar merupakan salah satu awal dari penanaman karakter
karena masih di dalam tahap perkembangan di dalam dirinya. Masa usia Sekolah
Dasar merupakan masa emas dalam penanaman karakter yang kuat sebagai bekal
masa depan. Oleh karena itu, dalam menerapkan pendidikan karakter, perlu
komponen-komponen yang mendukung berlangsungnya pendidikan karakter agar
terjadi keseimbangan dan keselarasan dalam penerapan pendidikan karakter.

v
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang coba kami angkat dalam makalah ini
adalah:
1. Apakah konsep pendidikan karakter bagi anak SD ?
2. Apa saja nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan di SD?
3. Bagaimanakah indikator keberhasilan pendidikan karakter di SD?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui konsep pendidikan karakter bagi anak SD.
2. Mengetahui nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan di SD.
3. Mengetahui indikator keberhasilan pendidikan karakter di SD,

vi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Sebelum memahami pendidikan karakter, seyogyanya kita terlebih dahulu
memahami hakikat pendidikan secara umum. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
(Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia mengatakan bahwa
Pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelek) dan jasmani anak didik (Yunus, 2006)
Menurut Bukhori sebagaimana dikutip Trianto (2007) pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk
suatu profesi atau jabatan saja, akan tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa pendidikan adalah
segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan yang bisa digunakan untuk mengubah dunia.
Sedangkan istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin
“charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi
pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
Suyanto (dalam Asri, 2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir
dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja
sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Definisi lainnya dikemukakan oleh Wina (2010), karakter adalah ciri khas
yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan

vii
mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan
merespon sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk
membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).

B. Landasan Pendidikan Karakter


Dalam perspektif progresivisme, pendidikan bukanlah sekadar
memberikan pengetahuan, lebih dari itu pendidikan melatih kemampuan berpikir
(aspek kognitif). Manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding
makhluk lain, yaitu dianugerahi akal dan kecerdasan. Sehingga dengan akal dan
kecerdasan tersebut diharapkan manusia atau seseorang dapat mengetahui,
memahami, dan mengembangkan potensi-potensi yang telah ada pada dirinya
sejak dilahirkan.
Aliran inilah yang menjadi dasar atau landasan terbentuknya pendidikan
karakter. Pandangan yang mengatakan bahwa manusia memiliki potensi-potensi
dan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah. Progresivisme yang juga
menaruh kepercayaan terhadap kebebasan manusia dalam menentukan hidupnya,
serta lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi kepribadiannya. Beberapa hal
yang terkandung dalam aliran progresivisme ini kemudian secara mendalam
dipikirkan untuk kemudian memunculkan sebuah paradigma pendidikan yang
sedang menjadi primadona paradigma pendidikan dewasa ini, yang tidak lain
adalah pendidikan karakter.
Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang dikembangkan
dan diidentifikasi dari sumber-sumber Agama, karena masyarakat Indonesia
adalah masyarakat beragama, maka kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa

viii
selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan. Secara politis, kehidupan
kenegaraan didasari pada nilai yang berasal dari agama. Dan sumber yang kedua
adalah Pancasila. Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut dengan Pancasila.
Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut lagi
dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik,
hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni
Sebagai warga negara Indonesia, pendidikan karakter yang diajarkan harus
sejalan dengan karakter bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945. Pancasila
mempunyai tujuan yang salah satunya yaitu sebagai pandangan hidup bangsa.
Bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok dalam berpikir
dan berbuat, dan hal ini mengharuskan bangsa Indonesia untuk merealisasikan
nilai-nilai Pancasila itu kedalam sikap dan perilaku baik dalam perilaku hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Salah satunya dengan menerapkan pendidikan berkarakter. Dengan
berlandaskan pancasila maka tingkah laku kita akan terlindungi dari hal-hal yang
tidak sesuai dengan pancasila, dikarenakan saat ini sudah berkembang tentang
kenakalan remaja dalam masyarakat seperti perkelahian masal (tawuran). Undang-
Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut juga terdapat pada pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

C. Tujuan Pendidikan Karakter


Fitri (2012), berpendapat bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk
dan membangun pola pikir, sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi
yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab.
Pendidikan karakter dalam konteks pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan
untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi yang positif dan berakhlak
karimah sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Secara substantif,

ix
tujuan pendidikan karakter adalah membimbing dan memfasilitasi anak agar
memiliki karakter positif (baik).
Menurut Kemendiknas, tujuan pendidikan karakter antara lain:
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa;
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius;
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan;
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity)

x
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Karakter bagi Anak Sekolah Dasar


Pendidikan Sekolah Dasar sebagai salah satu jenjang pendidikan dalam
sistem pendidikan nasional yang merupakan fondasi dasar dalam menentukan
bagaimana proses pendidikan berikutnya. Pendidikan sekolah dasar
mengutamakan pembentukan watak, karakter, dan kepribadian anak.
Pembentukan karakter diperlukan untuk membekali peserta didik mengantisipasi
tantangan masa depan.
Pengembangan pendidikan berkaraktek bagi peserta didik harus diterapkan
sungguh-sungguh karena kepribadian dan karakter yang kuat mempengaruhi masa
depan bangsa. Anak usia sekolah dasar merupakan masa kritis dalam
pembentukan karakter. Kegagalan dalam memberikan penanaman dan pembinaan
kepribadian berkarakter pada anak usia sekolah dasar akan membentuk pribadi
yang bermasalah pada saat dewasa.
Pendidikan sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pengembangan
potensi dasar yang dimiliki anak. Keberhasilan dalam membimbing peserta didik
dalam konflik kepribadian pada usia sekolah dasar akan sangat menentukan
interaksi kehidupan bermasyarakat pada saat beranjak dewasa. Inilah yang
menjadi tugas penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat di sekitar lingkungan
peserta didik itu tinggal.
Konsep penerapan pendidikan karakter pada sekolah dasar harus
melibatkan aspek perkembangan peserta didik, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik harus menjadi satu keutuhan yang tidak bisa dipisah satu sama lain.
Bila tanpa satu dari 3 aspek perkembangan tersebut, maka penerapan pendidikan
karakter akan sulit dilaksanakan.
Di sekolah dasar, penanaman pendidikan karakter bisa diterapkan dengan
cara menanamkan keteladanan. Misalnya, pemimpin harus memberi teladan yang
baik untuk bawahannya sehingga bawahan akan terajak berbuat baik sesuai
dengan perilaku pimpinannya. Selain itu, pada kurikulum pendidikan, sebaiknya

xi
mengurangi jumlah mata pelajaran berbasis kognitif, karena jika terlalu berlebihan
memberikan pendidikan kognitif akan memicu tindak kekerasan dan kenakalan
remaja.
Pola pembelajaran juga dapat dilakukan dengan penambahan materi
pendidikan karakter, karena pendidikan karakter untuk mengasah kemampuan
afektif. Pemberian materi pendidikan karakter bisa dilakukan dengan cerita-cerita
keteladanan, seperti cerita Nabi dan pahlawan. Selain itu juga dapat dilakukan
dengan contextual learning dengan cara anak diajarkan berakhlak baik dengan
langsung dilihatkan pada tindakan-tindakan pendidik.
Pendidikan dasar merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan
keluarga, karena itu, kerja sama antara sekolah dengan keluarga merupakan hal
yang sangat penting. Sekolah tidak akan berhasil mengembangkan pendidikan
karakter tanpa peran aktif orang tua. Komunikasi antara sekolah dan orang tua
dapat dilaksanakan dengan pertemuan wali murid, majalah sekolah, maupun surat
edaran.
Selain itu, lingkungan sekolah juga harus mendukung adanya
pengembangan pendidikan karakter dengan menciptakan situasi dan lingkungan
belajar yang sesuai dan dapat dijadikan model pembelajaran peserta didik.
Pembelajaran lebih ditekankan pada cara belajar siswa aktif yang lebih efektif
dalam mengembangkan kemampuan dasar peserta didik.
Yang paling utama dari semuanya adalah peran pendidik itu sendiri,
pendidik adalah model utama untuk peserta didik. Letak keberhasilan pendidikan
berkarakter ada pada pendidik. Diperlukan pendidik yang berkarakter untuk
menghasilkan siswa yang berkarakter sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B. Nilai-nilai Karakter Yang Perlu Ditanamkan di SD


Pada masyarakat yang heterogen dengan berbeda-beda latar belakang
sosial budaya dan agama, adanya common values (nilai-nilai yang dijunjung
tinggi bersama) sangat diperlukan. Nilai-nilai ini dapat menjadi perekat yang
efektif sehingga akan tercipta relasi sosial yang harmonis, yaitu terjadinya rasa
kebersamaan. Misalnya, adanya nilai kejujuran yang dijunjung tinggi maka akan
membuat setiap orang percaya pada kelompok masyarakat lainnya, bahwa mereka

xii
tidak akan diambil haknya atau ditipu. Juga dengan adanya tanggung jawab, setiap
orang akan menjalankan kewajibannya, sehingga hak semua orang dapat
terpenuhi.
Beberapa nilai yang dianggap perlu untuk dijadikan fokus pendidikan
karakter antara lain:
1. Dapat dipercaya
2. Memperlakukan orang lain dengan hormat
3. Bertanggung jawab
4. Adil
5. Kasih sayang
6. Warga Negara yang baik
Selain poin di atas, terdapat pula konsep 9 pilar karakter yang untuk
dijadikan modul pendidikan karakter. Kesembilan plar ini adalah nilai-nilai yang
bersifat universal yaitu
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya,
2. Kemandirian dan tanggung jawab,
3. Kejujuran/amanah, bijaksana,
4. Hormat dan santun,
5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong,
6. Percaya diri, kreatif dan pekerja keras,
7. Kepemimpinan dan keadilan,
8. Baik dan rendah hati,
9. Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

C. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SD


Pendidikan karakter dapat dikatakan berhasil membentuk karakter peserta
didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan bangsa Indonesia apabila telah
dicapai tanda-tanda sebagai berikut :
1. Mampu memahami kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
2. Menunjukkan sikap percaya diri.
3. Mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam masyarakat.
4. Menunjukkan kemampuan berpikir logis dan kreatif.

xiii
5. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
6. Mampu berkomunikasi dengan baik dan santun.
7. Memahami hak dan kewajiban dalam pergaulan masyarakat.
8. Menunjukkan ketrampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
Data diatas merupakan indikator keberhasilan pendidikan karakter. Tapi
yang terpenting dari indikator keberhasilan tersebut adalah bagaimana karakter
yang diinginkan agar sejalan dengan cita-cita pendidikan Indonesia untuk
melahirkan generasi pemimpin bangsa yang cerdas, berakhlak mulia, dan tidak
mudah goyah dalam menghadapi segala tantangan.

xiv
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Konsep penerapan pendidikan karakter pada sekolah dasar harus melibatkan
aspek perkembangan peserta didik, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik harus menjadi satu keutuhan yang tidak bisa dipisah satu sama
lain. Bila tanpa satu dari 3 aspek perkembangan tersebut, maka penerapan
pendidikan karakter akan sulit dilaksanakan.
2. Dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi yaitu:
3. Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau
tahapan yang harus dijalani oleh seorang guru yaitu tahap persiapan atau
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi.

B. Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus
dipahami serta dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada
umumnya terjadi pada masa anak-anak, mendorong para orangtua untuk bersikap
serius dalam masalah ini. Orangtua harus memberikan pendidikan yang baik
dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga diharapkan lahir generasi
penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam rangka memajukan bangsa dan
negara.
Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik di sekolah (guru), yang
merupakan orangtua kedua bagi anak. Budaya yang baik di lingkngan tempat
belajar harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar tercipta manusia-
manusia yang berkarakter di masa mendatang.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika DiSekolah.
Jogjakarta: AR-Ruzz Media

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Perdana Media Group.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka

Yunus, Mahmud. 2009. Pokok-pokok Pendidikan & Pengajaran. Jakarta : PT


Hidakarya Agung

xvi

Anda mungkin juga menyukai