Imbalan Kerja PDF
Imbalan Kerja PDF
A. Latar Belakang
Seperti yang kita tahu, bahwa semua perusahaan di indonesia wajib
mematuhi undang-undang ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 (UUK). UUK
mengatur secara umum mengenai tatacara pemberian imbalan-imbalan kerja di
perusahaan, mulai dari imbalan istirahat panjang sampai dengan imbalan
pemutusan hubungan kerja (PHK).
Imbalan-imbalan di UUK tersebut dapat diatur lebih lanjut di Peraturan
Perusahaan (PP) atau di Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Perusahaan dan
Serikat Pekerja dan tentu saja merujuk kepada ketentuan di UUK.
Salah satu ketentuan di UUK adalah ketentuan mengenai imbalan pasca
kerja, yaitu imbalan yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika
karyawan sudah berhenti bekerja atau sering dikenal dengan istilahpay as you go.
Alasan berhenti bekerja dapat meliputi banyak sekali macamnya, dan imbalan-
imbalan pasca kerja tersebut secara akuntansi harus dicadangkan dari saat ini,
karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam salah satu konsep
akuntansi yaitu accrual basis, namun dari semua alasan terkait imbalan pasca kerja
tersebut, hanya 4 (empat) imbalan pasca kerja berikut yang dihitung untuk
dicadangkan menurut PSAK-24, yaitu :
1. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun
2. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan /
Cacat
3. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia
4. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan diri (secara
baik-baik).
Kenapa harus empat saja yang dihitung ? karena empat imbalan tersebut
termasuk dalam prinsip akuntansi imbalan kerja, yaitu on going
concern(berkelanjutan). Arti berkelanjutan di sini yaitu adalah suatu keadaan
yang natural / normal, di mana perusahaan dianggkap akan terus-meneruts
berjalan.
PEMBAHASAN
A. Imbalan Kerja
1. Gambaran Umum PSAK 24 (Imbalan Kerja)
PSAK 24 telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangannya.
Pada awalnya PSAK 24 mengatur mengenai akuntansi biaya manfaat pensiun.
PSAK 24 dengan ruang lingkup ini disahkan tanggal 7 September 1994. Jika
dibandingan dengan PSAK 24 (Revisi 2004), PSAK 24 versi tahun 1994 ini
cakupannya lebih sempit, yaitu hanya mengatur mengenai akuntansi dari
akuntansi biaya manfaat pensiun. Sebagai penekanan, PSAK 24 versi ini bukan
mengatur mengenai dana pensiun, karena PSAK yang mengatur mengenai
akuntansi dana pensiun diatur dalam PSAK tersendiri, yaitu PSAK 18 tentang
akuntansi dana pensiun.
Di dalam perkembangannya, pada tanggal 24 Juni 2004 PSAK-24 telah
berubah menjadi PSAK-24 Revisi tahun 2004 (PSAK 24 R2004). Berbeda dari
versi sebelumnya, PSAK 24 R2004 ini memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu
tidak hanya mengatur mengenai manfaat pensiun, akan tetapi juga mengatur
semua imbalan kerja yang berlaku di perusahaan.
Pada tahun 2010 terkait dengan adanya isu kebijakan akuntansi di
Indonesia yang akan mengikuti standart international atau lebih disebut dengan
konvergensi IFRS, PSAK 24 mengeluarkan versi terbaru, yaitu PSAK 24 (Revisi
2010) mengatur akuntansi imbalan kerja untuk entitas pemberi kerja. PSAK 24
(Revisi 2010) merevisi PSAK 24 sebelumnya mengenai Imbalan Kerja yang
dikeluarkan tahun 2004. PSAK (Revisi 2010) diadopsi dari IAS 19 Versi 1 Januari
2009 – koridor.Imbalan Kerja menurut PSAK 24 adalah seluruh bentuk pemberian
dari entitas atas jasa yang diberikan oleh pekerja. PSAK 24 (Revisi 2010) ini
mulai berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2012.
2. Tujuan Dasar
Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja, sehingga
mengharuskan entitas untuk mengakui :
a. Liabilitas jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh
imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan
b. Beban jika entitas menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa
yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja
3. Ruang Lingkup
Imbalan kerja meliputi imbalan yang diberikan kepada pekerja atau
tanggungannya dan dapat diselesaikan dengan pembayaran (atau dengan
penyediaan barang atau jasa), baik secara langsung kepada pekerja, suami/istri
mereka, anak-anak atau tanggungan lainnya, atau kepada pihak lain, seperti
perusahaan asuransi.
Imbalan kerja dapat diberikan melalui : 1) program formal, 2) peraturan
perundang-undangan atau peraturan industri; atau 3) kebiasaan yang
menimbulkan kewajiban konstruktif.
Imbalan kerja mencakup :
a. Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan yang diberikan oleh entitas
jika imbalan tersebut jatuh tempo tidak lebih dari 12 bulan pada akhir
periode pelaporan (selain imbalan PKK).
b. Imbalan pasca kerja
Imbalan kerja yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya
(selain imbalan PKK).
c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Imbalan kerja yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan saat pekerja memberikan jasa (selain imbalan pasca kerja dan
PKK).
d. Pesangon pemutusan kontrak kerja (PKK)
5. Imbalan Pascakerja
Imbalan pascakerja meliputi :
a. Tunjangan punakarya sepertin pensiun; dan
b. Imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan tunjangan
kesehatan pascakerja.
Imbalan pascakerja diterapkan oleh entitas untuk semua jenis program,
baik dengan atau tanpa pendirian sebuah entitas terpisah untuk menerima iuran
dan membayar imbalan tersebut.
Program imbalan pascakerja dapat diklasifikasikan program iuran pasti
dan program imbalan pasti, bergantung pada substansi ekonomis dari setiap
program tersebut.
(90)
Contoh Kasus
Intro
Keberhasilan suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar itu
pelaku utamanya dipastikan sumber daya yang berkualitas maka dari itu, jika
perusahaan ingin mendapatkan kontribusi yang lebih dari setiap pekerjanya,
imbalan yang didapat oleh pekerjanya pun harus jelas. Sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor penentu terhadap efisiensi dan efektivitas dari
pemakaian sumber daya lainnya. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang
mengarah pada penciptaan suatu manajemen tenaga kerja yang baik yang dapat
meningkatkan motivasi kerja karyawan. Salah satu cara yang paling efektif adalah
pemberian imbalan kerja yang tidak hanya terbatas pada gaji pokok, tetapi juga
terdapat imbalan kerja lainnya yang diharapkan oleh para pekerja, dimana
perusahaan menjamin keadilan atas hak para pekerjanya berdasarkan kinerja
mereka masing–masing sesuai kontribusinya pada perusahaan. Seperti halnya
disebutkan pada undang-undang No.13 tahun 2003, bahwa “Kesejahteraan
pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang
bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja,
yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja
dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.”
3. Pencatatan Transaksi Gaji, PPh 21, dan Jamsostek Untuk bulan Januari 2008
perhitungan gajiadalah sebagai berikut :
Potongan-potongan :
PPh 21 Rp 10.120.011,-
Koperasi Rp 47.500,-
adalah :
a. Biaya gaji Rp 140.313.000,-
Hutang Gaji
Rp127.339.229,-
Bank Rp
127.339.229
Bank Rp
14.009.999,-
4. Bonus
Pemberian bonus dilakukan satu tahun duakali. Mereka yang mendapatkan bonus
umumnyaadalah pekerja untuk posisi Manajer denganmasa kerja yang lebih dari
satu tahun. Perjanjian bonus bisanya didasarkan pada macam-macam faktor,
misalnya kelebihan penjualan diatas target tahun berjalan, atau berdasarkan diatas
target jumlah laba bersih.Adapun ketentuan bonus pada PT Astra Agro Lestari,
yaitu :
keadilan.
c. Bagi pekerja yang di PHK sebelum tanggal 1Desember, tidak berhak atas
Bonus.
sebesar 10% dari penjualan. Seandainya penjualan pada 1 (satu) tahun mencapai
Rp200.000.000,- maka bonus yang dibayarkan kepada pekerjanya sebesar Rp
20.000.000,- (10%X Rp 200.000.000,-). Jurnal untuk mencatat bonus adalah
sebagai berikut :
Sebagian pemberi kerja memberikan hak cuti kepada pekerjanya dengan jenis
yang berbeda-beda. Pada PT Astra Agro Lestari cuti berimbalan jangka pendek
diberikan kepada pekerja yang telah melewati masa percobaandan menjadi
pekerja tetap. Cuti Berimbalan Jangka Pendek Pada PT Astra Agro Lestari
meliputi :
Apabila hal tersebut diatas terjadi diluarkota dengan radius lebih dari 60 (enam
puluh)
km dihitung dari tempat bekerja, maka tiap keperluan tersebut mendapat ijin
tambahan sebanyak-banyaknya 2 (dua) hari, dengan seijin atasannya.
6. Imbalan Non-moneter
Imbalan Non-moneter pada PT Astra AgroLestari seperti imbalan kesehatan,
rumah,kendaran bermotor (mobil atau motor). Dalam menentukan Imbalan non-
moneter pada PT Astra Agro lestari berdasarkan jenjang posisi pekerja yang diatur
dalam ketentuanperusahaan.
Imbalan pasca kerja merupakan imbalan kerja yang terutang setelah pekerja
menyelesaikan masa kerjanya. Imbalan pascakerja pada PT Astra Agro Lestari
meliputi :
- Tunjangan Pensiun
Tunjangan pensiun merupakan harapan terbesar bagi pekerja yang telah habis
masakerjanya. Oleh sebab itu PT Astra Agro Lestari membentuk Dana Pensiun
Astra yang diperuntukan bagi para pekerja yang telah mencapai batas usia 55
(lima puluh lima) tahun dengan mendapatkan tunjangan pensiun sesuai dengan
masa kerjanya tersebut. Program pensiun yang diatur dalam Dana Pensiun
Astra,meliputi :
Program Pensiun Iuran Pasti pada PT AstraAgro Lestari dikelola oleh Dana
Pensiun AstraDua (DPA 2) yang merupakan jasa pensiun Astra Grup dan
pesertanya pekerja yang menjadi peserta Dana Pensiun Astra Dua(DPA 2) sesudah
tanggal 20 April 1992. Dalam program Pensiun Iuran Pasti PT Astra AgroLestari
dan pekerjanya melakukan pembayaran Iuaran pensiun setiap tahundengan besar
iuran ditentukan Dana Pensiun Astra Dua (DPA 2). Pada program Pensiun Iuran
Pasti biaya yang dikeluarkan oleh PTAstra Agro Lestari untuk Iuran Pasti di debit
pada beban pensiun. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa untuk program pensiun
iuran pasti pada PT Astra Agro Lestari, mewajibkan Iuran yang setara dengan
10%gaji bulanan pekerja yang akan dibayarkan pada setiap akhir bulan kepada
Dana Pensiun Astra Dua (DPA 2), dengan asumsi gaji tahunan sebesar Rp
300.000.000,-. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :
Kas Rp 300.000.000,-
Program Pensiun Imbalan Pasti pada PT AstraAgro Lestari dikelola oleh Dana
Pensiun AstraSatu (DPA 1) dan pesertanya adalah pekerjayang telah menjadi
peserta Dana Pensiun Astra Satu (DPA 1) sebelum dan pada tanggal 20 April
1992. Program pensiun Imbalan Pasti merupakan program pensiun yang
menetapkan jumlah imbalan pensiun yangakan diterima oleh pekerja pada saat
pensiun, setelah memperhitungkan Faktor-faktor seperti umur, masa kerja, dan
jumlah kompensasi. Biaya pensiun dari program pensiun imbalan pasti didebit ke
beban pensiun, sedangkan jumlah yang belum didanai dikredit kekewajiban
pensiun yangbelum didanai. Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa DPA 1
memerlukan biaya pensiun tahunan sebesar Rp 500.000.000,- dan pada tahun
berjalan PT Astra Agro Lestari membayar Rp 200.000.000,- ke Dana Pensiun
Astra Satu (DPA 1). Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai
berikut
Kas Rp 300.000.000,-
Kewajiban pensiun
Imbalan Kerja Jangka Pendek diakui pada saat terutang kepada pekerjanya.
2. Imbalan Pensiun
Grup memberikan imbalan Pasca Kerja lainnya, seperti uang pisah, uang
penghargaan, dan uang kompensasi. Hak atas imbalan ini pada umumnya
diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi
masa kerja tertentu. Estimasi biaya imbalan diakru sepanjang masa kerja
karyawan, dengan menggunakan metode akuntansi yang sama dengan metode
yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun
disederhanakan. Kewajiban ini dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen.
Imbalan jangka panjang lain seperti cuti berimbalan jangka panjang dan
penghargaan jubilee diberikan berdasarkan peraturan Grup dan dihitung dengan
mendiskontokan estimasi biaya imbalan yang diakru secara proporsional
sepanjang periode Vesting. Biaya jasa lalu dan keuntungan/kerugian aktuarial atas
imbalan ini langsung diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Kesimpulan :
PSAK 24 dan PSAK 18 yang telah dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) terkait dengan imbalan kerja dan akuntansi dana pensiun merupakan acuan
yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku,
khususnya di Indonesia, karena Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa untuk
pengukuran dan pengungkapan pada laporan keuangan perusahaan terkait dengan
imbalan kerja dan dana pensiun memiliki kriteria-kriteria yang berbeda.
Sumber :
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012.Standar Akuntansi Keuangan. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, Jakarta.
http://imbalankerja.com/ Diakses pada 23 Oktober 2013
http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/edukasi_dp/program.htm Diakses pada
24 Oktober 2013
Djanegara, Moermahadi Soerja.2008.Evaluasi Penerapan Akuntansi Imbalan
Kerja dalam Kaitannya dengan Penyajian Laporan Keuangan Studi Kasus
pada PT. Astra Agro Lestari.Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 10,
Oktober 2008
PELAPORAN KORPORAT
Imbalan Kerja
(Contoh Kasus Pada Perusahaan Pengelolaan Dana Pensiun)
Tugas Individu
Disusun oleh :