Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

"RHEUMATOID ARTRITIS"

DI

OLEH :

KELOMPOK 2

KELAS XI - KEPERAWATAN

SMK KESEHATAN SAHATA

T.A 2013/2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RHEUMATOID ARTRITIS

1. DEFENISI

A. Menurut Para Ahli

 Gordon , 2002
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya
sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri
dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi .
 Engram , 1998
Rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis
dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial.
 Arif Mansjour , 2001
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama
poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Volume 3 . 2001
Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra – artikuler
 Bahan Ajar Akper DepKes RI JKT
Inflamasi jaringan synovial yang bersifat : Destruktif, kronik, progesif dan sistemik

B. Secara Umum

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada
saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan
dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai
banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur – struktur
sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.

2. ETIOLOGI

Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi


dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor
pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone &
Burke, 2001).
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik

3. PATOFISIOLOGI
4. Tanda dan Gejala

1. Tanda dan gejala setempat


 Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan
gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut
sampai berjam-jam dalam sehari.
 Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
2. Tanda dan gejala sistemik
 Lemah, demam , berat badan turun, anemia, anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya
hipertemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak,
bengkak, dan kekakuan.

2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan
sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut
diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis,
berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang .
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
 Sedimentasi eritrosit meningkat
 Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
 Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
 Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
 Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
 Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur
dan bisa diperiksa secara makroskopik.

6. Tindakan Kolaboratif

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen yaitu:

1. Pengaturan aktivitas dan istirahat


2. Kompres panas dan dingin
3. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b. Natrium kolin dan asetamenofen  meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap
terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari 
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
4. Nutrisi  diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
5. Pembedahan
7. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
o Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
o Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.

Pemeriksaan Fisik
o Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
o Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
 Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
 Catat bila ada krepitasi
 Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
 Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
 Ukur kekuatan otot
o Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
o Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan
adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul
yaitu:

1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi,


bengkok, deformitas.
2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.
3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.
4. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. gangguan mobilitas
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi,
bengkok, deformitas.

Rencana/tindakan Keperawatan
o Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya mengahdapi proses
penyakit. Berikan support yang sesuai..
o Dorong klien untuk mandiri.
2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.

Rencana/tindakan Keperawatan
o Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest) .
o Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan dislokasi dan
stres pada sendi-sendi
o Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota tubuh yang
sakit.
o Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit.
relaksai otot-otot,
o Memberikan obat-obatan sesuai terapi dokter missal , analgetik, antipiretik, anti
inflamasi.
3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi

Rencana/tindakan Keperawatan
o Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin, menggunakan
pegangan dikamar mandi.
o Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada perdarahan pada
lambung, hematemesis.
4. Gangguan aktifitas sehari-hari (defisit self care) berhubungan dengan terbatasnya
gerakan.

Rencana/tindakan Keperawatan
o Ajarkan aktifitas sehari-hari agar klien mulai terkondisi untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan kemampuannya dan bertahap.
o Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selama memang
diperlukan.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi

Rencana/tindakan Keperawatan
o Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerja sama dengan dokter dan
fisioterapi)
o Lakukan observasi untuk setiap kali latihan
o Berikan istirahat secara periode
o Berikan lingkungan yang aman misal, menggunakan pegangan saat dikamar mandi,
tongkat yang ujungnya sejenis karet sehingga tidak licin
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Rencana/tindakan Keperawatan
o Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktivitas yang dianjurkan, proses
penyakit dan keterbatasan-keterbatasannya.
o Diskusi tentang diet, dan hindarkan peningkatan berat badan
o Berikan jadwal obat-obatan yang ada , dosis, tujuan, efek samping dan tanda
keracunan obat.
o Jelaskan bahwa klien harus menghindari terjadinya konstipasi
o Jelaskan kapan klien harus periksa ulang

EVALUASI
1. Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri
2. Nyeri dapat berkurang
3. Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari
4. Komplikasi dapat dihindari
5. Meningkatkan mobilitas
6. Memahami cara perawatan di rumah

8. Anatomi Fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan
persendian

1. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari
embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis” menjadi tulang. Proses
ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat
menimbunya garam kalsium.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
a. Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.
c. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan )
d. Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.

2.Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:
a. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk
memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan panas
b. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan
pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah
control keinginan.
c. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control
keinginan.

3. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat
tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi
melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.

4. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan akhir dari
suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.

5. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot
dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu,
khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane
synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.

6. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung
yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian akhir
diketahui sebagai fasia dalam.

7. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat, dimana
digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon
dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak
sepaerti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.

8. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana tulang berada
bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe
pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang
dilakukan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
a. Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
b. Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)
c. Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)

Anda mungkin juga menyukai