Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No.

1 Juni 2009:36-45

ASPAL BUTON (ASBUTON) SEBAGAI BAHAN BAKAR


ROKET PADAT
Agus Nuryanto, Sutrisno
Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara-LAPAN

ABSTRACT

A huge asbuton deposit in Buton island, Sulawesi, has not utilized yet as
maximum as possible for the road development in particular, whether in the form of
Buton granular asphalt or liquid asphalt as well. The liquid asphalt extracted from
asbuton, consist of Saturates, Asphaltenes, Resins and Aromatics, basically is a
mixture of aromatics and aliphatics hydrocarbons, form a black very viscous liquid and
has a good adhesive properties.
Solid rocket fuel or solid propellant comprises fuel-binder (15-20%), metal-fuel
(2-5%), oxidizer (75-80%) and other additives as required (2-5%). Those materials
treated pass through several stages of process in order to get a good propellant grain
which meets the design specification requirements.
Due to its good adhesive properties, hopefully asbuton liquid asphalt could be
used as a fuel-binder of composite propellant. The problem faced is how to mix between
liquid asphalt which is very viscous liquid with solid oxidizer and other additives, to be
a good grain propellant, because it could not accommodate an appropriate amount of
oxidizer. Consequently, its performance would be far from expected, compared with
current composite propellant such as polybutadiene.
Keywords: Asbuton, Aspal, Propelan, Bitumen

ABSTRAK

Cadangan asbuton di Pulau Buton Sulawesi yang sangat besar, masih belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk keperluan pembangunan, khususnya jalan, baik
dalam bentuk asbuton butir maupun aspal cair. Aspal cair hasil ekstraksi asbuton,
tersusun dari Saturates, Asphaltenes, Resins dan Aromatics, pada dasarnya
merupakan campuran hidrokarbon baik aromatik maupun alifatik, dan berbentuk
cairan sangat kental berwarna hitam dan memiliki sifat lengket.
Bahan bakar roket padat atau yang disebut propelan padat terdiri dari fuel-
binder (15-20%), metal-fuel (2-5%), oksidator (75-80%) sebagai sumber oksigen dan
additives lainnya (2-5%). Bahan baku tersebut diolah melalui beberapa tahapan proses,
sehingga menghasilkan bentuk batang propelan (propellant grain) dengan spesifikasi
yang sesuai dengan yang diperlukan dalam perancangan.
Aspal cair dari asbuton yang memiliki sifat rekat yang baik, diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai fuel-binder dalam propelan padat jenis komposit. Oleh karena,
aspal cair berupa cairan yang sangat kental, maka akan mengalami beberapa kendala
dalam proses pencampuran dengan oksidator maupun bahan padat lainya dalam
pembentukan batang propelan, karena tidak akan bisa menampung jumlah oksidator
yang cukup memadai. Sebagai akibatnya, kinerja yang dihasilkan, masih jauh dari
yang diharapkan, bila dibandingkan dengan propelan komposit yang sekarang banyak
digunakan, seperti poli-butadiena.
Kata kunci: Asbuton, Aspal, Propelan, Bitumen

36
Aspal Buton (Asbuton) Sebagai Bahan ….. (Agus Nuryanto et al.)

1 PENDAHULUAN rupa sehingga membentuk padatan


Pulau Buton di Sulawesi dikenal dengan bentuk tertentu sesuai dengan
banyak mengandung Aspal Alam rancangan yang dikehendaki (Grain
(Asbuton) sejak zaman Belanda, yang Propellant). Tulisan ini dilatarbelakangi
dikenal dengan Butas (Buton Asphalt). oleh beberapa berita yang tersebar di
Cadangan Asbuton yang sekitar 600 juta media massa, tentang pemanfaatan aspal
ton, merupakan cadangan aspal terbesar buton sebagai bahan bakar roket padat.
di dunia, bila dibandingkan dengan
negara-negara lain seperti Venezuela 2 TINJAUAN PUSTAKA
(Trinidad Lake Asphalt/TLA), Canada (Oil 2.1 Aspal Buton
Sand), Perancis dan Mesir.
Pemanfaatan Asbuton untuk Aspal Batu Buton atau Asbuton
pembangunan jalan di Indonesia sudah yang terdapat di Pulau Buton, memiliki
dimulai sejak tahun 1970-an, pada ruas sifat yang berbeda-beda tergantung di
jalan Cimahi-Padalarang (3 km) dan daerah mana asbuton tersebut diperoleh.
penelitian penggunaan asbuton untuk Sampai saat ini dikenal ada dua daerah
ruas jalan Jakarta-Cirebon (240 km). penambangan asbuton yang banyak
Kemudian pada tahun 1980-an Bina dimanfaatkan hasilnya, yaitu di daerah
Marga memanfaatkan asbuton dengan Kabungka dan Lawele. Sifat dari kedua
membuat berbagai tipe konstruksi, namun asbuton tersebut berbeda, khususnya
hasilnya masih kurang memuaskan. kandungan bitumennya.
Beberapa upaya dilakukan baik oleh Kandungan bitumen/aspal dari
pemerintah maupun swasta nasional, daerah Lawele sekitar 25-35% dan banyak
untuk mengembangkan dan memanfaat- mengandung silikat, sedang Kabungka
kan asbuton khususnya untuk 12-20% dan banyak mengandung
pembangunan jalan baik jalan provinsi karbonat. Beda dengan aspal minyak
maupun di daerah. yang diperoleh dari proses distilasi,
Dengan makin naiknya harga maka aspal dari asbuton diperoleh
minyak dunia, maka harga aspal minyak dengan cara ekstraksi sehingga
dunia juga naik. Pemerintah melalui kandungan aspal seperti resin dan fraksi
Kebijakan Departemen PU (2007), ringan diharapkan masih terkandung
mencanangkan pemakaian asbuton didalamnya. Dengan demikian, sifat dari
dalam jumlah besar untuk memacu aspal minyak sedikit berbeda dengan
penggunaan bahan lokal, menghemat aspal dari asbuton.
devisa, mendorong pemanfaatan serta Penggunaan aspal pada pem-
penelitian dan pengembangan asbuton bangunan jalan, salah satu sifat aspal
menjadi lebih maju. Pemanfaatan aspal yang dapat dimanfaatkan adalah daya
dalam pembangunan jalan didasarkan rekat aspal, sehingga dapat untuk
pada sifat aspal yang cukup baik dan merekatkan isian struktur jalan seperti
memiliki daya rekat, sehingga bisa batuan dan pasir sedemikian rupa,
merekatkan agregat dalam pembuatan menjadi campuran yang padat dan kuat
jalan. untuk menerima beban kendaraan yang
Akhir-akhir ini telah mulai ada melewatinya, dan tidak mudah rusak.
yang mengupayakan pemanfaatan asbuton Sifat rheology aspal ditentukan
sebagai bahan baku untuk membuat oleh komponen yang menyusun dan
bahan bakar roket atau biasa disebut komposisi dari komponen tersebut. Jika
dengan propelan. Propelan padat aspal/bitumen dari asbuton dipisahkan
khususnya jenis komposit, pada dasarnya dengan cara ekstraksi, dan kemudian
tersusun oleh oksidator (>80%), fuel- bitumen tersebut dianalisa, maka
binder yang biasanya senyawa polimer komponen yang menyusun dan sifat dari
(< 20 %) dan adiditives (± 5%). Bahan- komponen tersebut ditunjukkan pada
bahan tersebut dicampur sedemikian Gambar 2-1.
37
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:36-45

Gambar 2-1: Diagram pemisahan asbuton

Tabel 2-1: KANDUNGAN MINERAL ASBUTON LAWELE DAN KABUNGKA


Chemical Composition of Mineral of Lawele and Kabungka
Values (%)
Composition
Lawele Kabungka
CaCO3 72.9 86.66
MgCO3 72.9 1.43
CaSO4 1.94 1.11
CaS 0.52 0.36
H2O 2.94 0.99
SiO2 17.06 5.64
Al2O3 + Fe2O3 2.31 1.52
Residu 1.05 0.96

Dari diagram Gambar 2-1, 11%, Sulphur: 0-6%, Oxygen: 0-1.5%


bitumen hasil ekstraksi asbuton pada dan Nitrogen: 0-1%.
dasarnya disusun oleh 4 komponen Asphaltenes disusun oleh rantai
utama (walau referensi lain bukan 4, aromatic dan aliphatic dengan berat
tetapi yang banyak digunakan adalah 4) molekul yang besar (1000-100.000),
yaitu saturates, aromatics, resins dan aromatics disusun oleh rantai aromatic
asphaltenes. Masing-masing komponen dan aliphatic dengan susunan yang lebih
sederhana dan berat molekul yang lebih
memiliki struktur dan komposisi kimia
kecil sedangkan saturates dan aliphatics
yang berbeda, dan menentukan sifat
disusun oleh struktur rantai siklis dan
rheologi dari bitumen. Bitumen merupakan
aliphatic dengan susunan yang lebih
senyawa yang kompleks, utamanya sederhana dan berat molekul rendah.
disusun oleh hidrokarbon dan atom- Gambar 2-2 memperlihatkan struktur
atom N, S dan O dalam jumlah yang Saturates, Aromatics, Resins dan Aliphatics.
kecil, juga beberapa logam seperti Tabel 2-2 menunjukkan kandungan
Vanadium (V), Ni, Fe, Ca dalam bentuk kimia asbuton Lawele dan Kabungka
garam organik dan oksidanya. Unsur- sedangkan Tabel 2-3 memberikan sifat-
unsur yang terkandung dalam bitumen sifat senyawa penyusun bitumen.
adalah Carbon: 82-88%, Hydrogen: 8-

38
Aspal Buton (Asbuton) Sebagai Bahan ….. (Agus Nuryanto et al.)

Asphaltenes, R: aliphatic
naphthenic atau rantai
carbon aromatik

Struktur Aromatics

Struktur Saturates. C: carbon,


H: hydrogen,
R: rantai carbon ”Aliphatic
naphthenic”

Gambar 2-2: Struktur Saturates, Aromatics, Resins dan Asphaltenes

Tabel 2-2: KANDUNGAN KIMIA ASBUTON LAWELE DAN KABUNGKA


Chemical Results of Lawele and Kabungka Asphalt
Chemical Components Lawele Kabungka
Nitrogen Bases (N), % 27.01 29.04
Acidaffins (A1), % 9.33 6.6
Acidaffins (A2), % 12.98 8.43
Paraffin (P), % 11.23 8.86
Maltene Parameter 1.5 2.06
Nitrogen/Paraffine, N/P 2.41 3.28
Asphaltene Content, % 39.45 46.92

Tabel 2-3: SIFAT-SIFAT SENYAWA PENYUSUN BITUMEN


Asphaltenes Resins Aromatics Saturates
 Sangat polar, Aromatik  Larut dalam n-  Cairan kental,  Tersusun dari
kompleks,H/C ratio: 1:1 heptane coklat tua campuran
 Berat Molekul 1000-100000.  Tersusun oleh C  40-65% dari hidrokarbon
 Berpengaruh pada sifat reologi dan H dan sedikit total bitumen lurus,
bitumen. O,S dan N  Berat molekul: bercabang,
 Makin tinggi asphaltenes,  Coklat tua, solid/ 300-2000 alkil napthene
maka bitumen makin keras, semi solid  Non-polar, di- dan aromatik
makin kental, makin tinggi  Sangat polar dominasi oleh  Cairan kental
titik lembeknya, makin  Sifat rekat yang cincin tidak non-polar
rendah harga penetrasinya. kuat jenuh  Berat molekul
 Termoplastis  Sebagai dispersing  Terdiri dari se- hampir sama
 Pemanasan berkelanjutan agent atau peptisizer nyawa napthenic dengan
akan rusak. dari asphaltenes aromatic. aromatics
 Tidak larut dalam n-heptane,  Berat molekul 500-  5-20% dari
berwarna hitam/coklat amorph. 50000 total bitumen
 H/C ratio: 1.3-1.4

39
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:36-45

Asphaltenes dan resin yang bersifat Single base dan double base
polar dapat bercampur membentuk propellant mempunyai impuls spesifik
koloid atau micelle dan menyebar dalam (Isp) yang rendah (kurang dari 220 detik)
aromatics dan saturates. Dengan demikian dibandingkan dengan composite propellant
maka bitumen adalah suatu campuran yang dapat mencapai 265 detik. Namun
cairan kental senyawa organik, berwarna demikian double base propelant menghasil-
hitam, lengket, larut dalam cabon kan sangat sedikit asap yang tidak
disulfide, dan disusun utamanya oleh mudah terlihat. Hal ini menguntungkan
polyciclic aromatic hydrocarbons yang karena roket yang menggunakan
sangat kompak. propelan ini tidak mudah terlacak
2.2 Propelan Padat sehingga sering digunakan pada senjata
taktis. Dalam rangka mendapatkan
Propelan adalah campuran yang
sifat-sifat yang lebih unggul, propelan
terdiri dari fuel (bahan bakar) dan oxidizer
dibuat dengan memadukan antara
(sebagai sumber oksigen). Propelan padat
propelan double base dan composite
biasanya merupakan campuran antara
propellant. Sebagai contoh adalah
fuel dan oxidizer yang dibentuk menjadi
ammonium perkhlorat ditambahkan ke
padat (grain). Apabila propelan terbakar
dalam propelan double base sehingga
akan menghasilkan gas dalam jumlah
lebih energetik.
yang sangat besar dengan temperatur
Saat ini penggolongan propelan
yang tinggi. Gas ini akan diekspansikan
dapat ditinjau dari berbagai hal yaitu
keluar melalui bagian belakang roket
berdasarkan komposisi kimia, proses
sehingga menghasilkan gaya dorong
pembuatan dan kemampuan untuk
pada roket tersebut.
diproses menjadi konfigurasi tertentu.
Ditinjau dari komponen penyusun-
Atas dasar ini maka propelan dapat
nya propelan dapat dikelompokkan
digolongkan menjadi:
menjadi propelan homogen (homogenous
propellant) dan propelan heterogen o Extruded double base (EDB); penyusun
(composite propellant). Pada propelan utamanya adalah nitrocellulose dan
homogen baik fuel maupun oxidizer, nitroglycerine yang konfigurasinya
terikat secara kimia dalam satu molekul, diperoleh secara ekstrusi,
sedangkan pada propelan heterogen o Cast double base (CDB); penyusunnya
kedua penyusun tersebut tidak terikat sama seperti EDB yang pembuatannya
secara kimia. Ada dua macam propelan dilakukan dengan cara mencetak ke
homogen yaitu single base maupun double dalam cetakan propelan,
base. Single base propellant terdiri dari o Composite modified cast double base
senyawa tunggal, biasanya nitrocellulose (CMDB); propelan ini dibuat dari CDB
(NC) sedangkan Double base propellant dengan menambahkan RDX, HMX atau
biasanya terdiri dari nitrocellulose (NC) Ammonium Perkhlorat (AP) sewaktu
dan nitroglycerin (NG). pencampuran komponen penyusunnya.
Composite propellant merupakan o Composite propellant; penyusun
campuran yang menggunakan kristal utamanya adalah non energetic binder
garam sebagai oxidizer, biasanya berupa (polyurethane, polybutadiene) dan AP
garam-garam perkhlorat, khlorat atau yang dapat mengandung bubuk
nitrat, yang menyusun 60% hingga 90 % aluminum (Al) atau aditif yang lain,
massa propelan. Propelan ini diikat oleh o High energy propellant; disusun oleh
binder yang berfungsi juga sebagai fuel, energetic binder yang diplastisasi oleh
biasanya polyurethane atau polybutadiene. ester nitrat cair, RDX, HMX, AP atau
Selain aluminium sebagai metal fuel juga Al. Contoh propelan ini adalah
sering ditambahkan senyawa lain seperti corsslinked double base (XLDB).
burning rate catalyst, plasticizer dan
lain-lain. Produk akhir dari composite Secara teoritis karakteristik dari
propellant berbentuk seperti karet (mirip berberapa jenis propelan dapat ditunjuk-
penghapus yang keras). kan pada Tabel 2-4.

40
Aspal Buton (Asbuton) Sebagai Bahan ….. (Agus Nuryanto et al.)

Tabel 2-4:KARAKTERISTIK BEBERAPA JENIS PROPELAN


Stress
Flame Burning Pressure
Propellant Density (psi) /
Isp (sec) Temp Rate exponent
Type (lb/in3) Strain
(K) (in/sec) (n)
(%)
DB 220-230 2550 0.058 0.05-1.2 0.30 490/60

DB/AP/Al 260-265 3880 0.065 0.2-1.0 0.40 120/50

DB/AP/HMX/Al 265-270 4000 0.065 0.2-1.2 0.49 50/33

PVC/AP/Al 260-265 3380 0.064 0.3-0.9 0.35 38/220

PU/AP/Al 260-265 3440 0.064 0.2-0.9 0.15 75/33

PBAN/AP/Al 260-263 3500 0.064 0.25-1.0 0.33 71/28

CTPB/AP/Al 260-265 3440 0.064 0.25-2.0 0.40 88/75

HTPB/AP/Al 260-265 3440 0.067 0.25-3.0 0.40 90/33

PBAA/AP/Al 260-265 3440 0.064 0.25-1.3 0.35 41/31

Di luar pengelompokan di atas sorbitol atau sucrose) dan oxidizer


masih terdapat berbagai jenis yang juga (potassium nitrate) yang dicetak menjadi
dikategorikan sebagai propelan di bentuk padat. Gula dilelehkan dan
antaranya adalah: ditambahkan oxidizer untuk selanjutnya
 Black powder (BP) dituang ke dalam cetakan . Propelan ini
Propellan ini disusun oleh charcoal (fuel), banyak digunakan pada roket-roket
potasium nitrate (oxidizer) dan sulfur amatir (rocketry). Dibandingkan dengan
(additive). BP banyak digunakan sebagai BP dan ZS, candy propellant mempunyai
propelan pada roket-roket amatir (rocketry) kinerja yang lebih baik. Isp propelan ini
karena murah dan mudah dibuat. Bentuk dapat mencapai 130 detik. Kelemahan
propelan dibuat dengan memampatkan dari propelan ini adalah sangat
bubuk campuran menjadi padatan yang higroskopis sehingga tidak mudah
keras. Propelan ini mempunyai laju disimpan dalam waktu yang relatif lama.
bakar yang tinggi namun mempunyai Oksidator dalam composite
kinerja (specific impulse, Isp) yang propellant merupakan kandungan pokok
rendah (kurang lebih 80 detik). karena menyumbang hingga 80%
 Zinc –Sulfur (ZS) Propellant komponen penyusunnya. Umumnya
Penyusun propelan ini adalah bubuk senyawa perklorat atau nitrat digunakan
logam Zn (fuel) dan sulfur (oxidizer). ZS sebagai oksidator. Sampai saat ini
mirip dengan BP dan memiliki kinerja oksidator yang banyak digunakan dalam
yang rendah. propelan jenis komposit adalah Amonium
 Candy Propellant Perkhlorat. Sifat dari beberapa jenis
Propelan ini umumnya berupa gula oksidator dapat dilihat pada Tabel 2-5.
sebagai fuel (yang berupa dextrose,

41
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:36-45

Tabel 2-5: SIFAT DARI BEBERAPA OKSIDATOR


OXY
GEN
CHEMICALS MOLECULAR DENSITY
OXIDIZER CONT REMARKS
SYMBOLS MASS (kg.m3)
ENT
(%)
Ammonium Low n, Low cost,
NH4ClO4 117.49 1949 54.5
Perchlorate readily available
Low burning rate,
Potassium Perchlorate KClO4 138.55 2519 46.2 medium
performance
Hygroscopic, high
Sodium Perchlorate NaClO4 122.44 2018 52.3
performance
Smokless, medium
Ammonium Nitrate NH4NO3 80.0 1730 60.0
performance
Low cost, Low
Potasium Nitrate KNO3 101.10 2109 47.5
performance

Performance propelan diukur Beberapa kriteria sifat propelan


dengan hara Specific Impulse (Isp) yang yang diharapkan untuk keperluan motor
dihasilkan. Harga Isp ini berbanding roket adalah sebagai berikut:
lurus dengan √(T/M), T adalah suhu gas  Performance (Specific Impulse, Isp) tinggi,
hasil pembakaran dan M adalah berat memerlukan T tinggi dan M rendah,
molekul gas hasil pembakaran. Dengan  Menghasilkan kurva Thrust-Time sesuai
demikian, perancangan komposisi dengan rancangan,
propelan selalu mencari hasil T yang  Reproducible, safe, low cost, controllable,
tinggi dan M yang rendah, dan ini biasanya low-hazard manufacturing,
tercapai pada saat perbandingan fuel  Memiliki konstanta eksponen kecepatan
dan oksidator yang stokiometri. pembakaran dan koefisien suhu yang
Namun demikian, jika propelan rendah,
sudah akan dibentuk batangan/”grain”  Kerapatan/densiti yang tinggi,
untuk keperluan suatu motor roket,  Memiliki sifat fisis dan mekanis yang
maka persyaratan yang diminta tidak baik, dapat beroperasi pada lingkungan
hanya Isp yang tinggi, melainkan harus yang ekstrim,
memenuhi kriteria lain seperti sifat  Tidak mudah rusak selama penyimpanan
balistik, sifat mekanis, sifat fisis yang (good ageing characteristics),
diinginkan dalam perancangan motor  Gas hasil pembakaran tidak bersifat
roket, sehingga roket dapat diterbangkan racun.
dengan aman. Sifat-sifat atau karakteristik
2.3 Proses pembuatan propelan padat
batang propelan harus dapat memenuhi
komposit
kriteria atau persyaratan dari perancangan
sistem propulsi (propulsion design) seperti Pembuatan propelan padat jenis
kecepatan pembakaran, waktu bakar, komposit melewati beberapa tahapan
Isp, density, sifat mekanis, kekeroposan proses sebagaimana diperlihatkan pada
propelan (porosity) dan sebagainya. Gambar 2-5.

42
Aspal Buton (Asbuton) Sebagai Bahan ….. (Agus Nuryanto et al.)

preparation

fuel binder pre-mixing curing agent

oxidizer mixing additives

casting mandrell

curing

decoring

finishing

Gambar 2-3:Proses pembuatan propelan komposit

Secara umum proses pembuatan Dari tahapan proses pembuatan


propelan komposit terdiri dari tujuh propelan komposit tersebut, pada saat
tahapan yaitu: pencampuran awal (pre-mixing) antara
fuel binder dan curing agent, akan terjadi
 Preparation, yang merupakan proses
proses pembentukan polymer dengan
penyiapan bahan baku berupa peng-
berat molekul yang lebih panjang
halusan oksidator (ginding process),
sehingga polymer yang semula berupa
pengayakan dan penimbangan,
cairan akan berubah viskositasnya
 Pre-mixing, merupakan proses pen-
menjadi sangat tinggi (cenderung padat).
campuran fuel dan curing agent agar
Waktu yang diperlukan untuk terjadinya
terjadi reaksi polimerisasi membentuk
perubahan ini disebut sebagai pot-life.
rantai polimer yang lebih panjang,
Lamanya pot-life ini sangat penting
 Mixing, adalah proses pencampuran
untuk diketahui, karena dalam rentang
komponen padat berupa oxidizer dan
waktu tersebut semua partikel padat
additives ke dalam fuel binder sehingga
seperti oksidator dan additives lainnya
terbentuk slurry,
dapat dicampurkan kedalam fuel binder
 Casting, merupakan proses pencetakan
secara maksimal, untuk membentuk
slurry propelan ke dalam tabung
campuran yang homogen yang dilakukan
cetakan/motor case dengan bantuan
pada tahap mixing.
mandrel untuk membentuk konfigurasi
Campuran homogen yang ber-
grain,
bentuk slurry, kemudian dicetak (casting)
 Curing, adalah proses pemanasan
sesuai dengan bentuk rancangan, dan
propelan, sehingga terjadi pematangan
dilanjutkan dengan curing supaya
propelan dimana terjadi perubahan
batang propelan menjadi padat.
slurry menjadi fase padat,
 Decoring, yaitu pencabutan mandrel
dari propelan sehingga terbentuk 3 ASPAL BUTON (ASBUTON) SEBAGAI
BAHAN PROPELAN PADAT
konfigurasi grain,
 Finishing, adalah proses akhir setelah Kandungan asbuton yang berupa
propelan tercetak sehingga siap untuk asphaltene dan resine yang sama-sama
digunakan. bersifat polar, dapat bercampur satu
sama lain dan mempunyai sifat rekat,

43
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:36-45

dan terdispersi dalam saturates dan 4 PEMBAHASAN


aromatics. Dengan demikian aspal/ Kandungan oksigen pada asbuton
bitumen biasanya berupa cairan sangat masih rendah untuk digunakan sebagai
kental berwarna hitam. Dalam aplikasi propelan. Untuk membuat propelan
pembuatan jalan, aspal tersebut dicampur dengan menggunakan aspal/bitumen
dengan berbagai ”filler” seperti pasir dan dari asbuton, maka masih perlu
batuan kecil. Untuk memudahkan pen- penambahan oksidator dan additives
campuran, maka aspal dibuat menjadi tertentu jika dikendaki untuk memenuhi
lebih encer (viskositasnya rendah) dengan karakteristik perancangan. Oleh karena
cara pemanasan. Setelah campuran aspal sudah berupa cairan yang sangat
dianggap baik, kemudian dituangkan kental, maka proses pencampuran dengan
untuk pembuatan jalan, dan dibiarkan oksidator yang berupa butiran padat,
dingin untuk menjadi keras kembali. dapat dilakukan sebagaimana pada proses
Proses pemanasan ini berbeda dengan pembuatan jalan, yaitu dengan
proses pemanasan pembentukan propelan pemanasan. Namun demikian pemanasan
padat komposit, karena pemanasan pada saat pencampuran tidak bisa
diperlukan untuk mematangkan polimer, dilakukan terlalu tinggi, karena dapat
sehingga menjadi padat. menyebabkan terjadinya pembakaran,
Dilihat dari komposisi aspal/ mengingat campuran sudah mengandung
bitumen dari aspal buton, nampaknya oksidator. Di sisi lain aspal tidak dapat
penyusun utama adalah hidrokarbon mencapai kekentalan yang cukup encer
baik aromatik maupun alifatik, walaupun sehingga bisa menampung jumlah
ada kandungan oksigen, namun oksidator yang banyak, maka dari itu
jumlahnya sangat sedikit. Dengan jumlah oksidator yang dapat diisikan
demikian, aspal ini tidak layak untuk kedalam campuran tidak bisa terlalu
dijadikan jenis propelan yang homogen, banyak guna memenuhi perbandingan
yang baik sebagaimana propelan
disebabkan oleh perbandingan antara
komposit dengan polimer sebagai fuel
hidrokarbon sebagai bahan fuel dan
binder (kandungan oksidator dapat
oksigen yang masih jauh dari
mencapai 80%). Sebagai akibatnya,
stokiometri.
maka performance propelan asbuton
Pembuatan propelan padat dari
yang dihasilkan akan kurang baik, Isp
asbuton yang mempunyai Isp tinggi rendah.
dapat dilakukan dengan penambahan Cara lain untuk menurunkan
bahan oksidator dan additives dari luar. viskositas aspal yaitu dengan penambahan
Pembuatan propelan asbuton dapat solvent/pelarut. Aspal/bitumen dapat
dilakukan seperti proses pembuatan larut dalam berbagai jenis solvent
propelan komposit dimana pencetakan organik, dengan penambahan solvent
propelan dilakukan pada saat campuran maka viskositas aspal dapat diturunkan
masih panas (encer). Alternatif lain, sesuai dengan yang dikehendaki, dengan
aspal dibuat seperti powder (jika aspal mengatur jumlah solvent yang digunakan.
berupa padatan yang keras), kemudian Penambahan oksidator maupun additives
dicampur dengan oksidator dan additives. lainnya dapat dilakukan, dan pen-
Pencampuran sistem padat-padat relatif campuran dapat dilakukan sampai
lebih sulit untuk menghasilkan campuran homogen. Untuk memadatkan kembali,
yang homogen, bila dibandingkan dengan maka diperlukan pemanasan untuk
sistem padat-cair atau cair-cair. Pada menguapkan solvent dari campuran.
dasarnya campuran padat aspal-oksidator Cara ini biasanya tidak mudah, karena
ini sudah dapat dikatakan propelan penguapan solvent dari campuran padat
sejenis Black-Powder yaitu campuran C,S akan memerlukan waktu dan panas
dan Nitrat, yang dapat digunakan yang tidak sedikit. Di samping itu, pada
sebagai isian mesiu atau lainya. saat proses penguapan terjadi, maka
44
Aspal Buton (Asbuton) Sebagai Bahan ….. (Agus Nuryanto et al.)

campuran propelan akan menjadi berpori-  Beberapa cara pencampuran antara


pori, yang hal ini sangat tidak dikehendaki aspal dan oksidator maupun additives,
untuk suatu batang propelan padat dapat dilakukan dengan pemanasan,
komposit. Bentuk retakan sedikit saja atau penambahan solvent. Kedua cara
dalam batang propelan (propellant grain) ini bertujuan untuk menurunkan
dapat menimbulkan pecahnya motor kekentalan aspal, sehingga dapat
roket waktu terjadi pembakaran propelan, dilakukan pencampuran yang baik
yang disebabkan oleh tidak terkendalinya dengan oksidator. Cara lain adalah
tekanan ruang bakar dalam motor roket. mencampur aspal dalam keadaan
Apabila propelan asbuton dibuat serbuk dengan oksidator, yang
seperti black powder maka pembakaran- kemudian ditambahkan perekat untuk
nya akan sulit dikontrol. Propelan ini membentuk batang propelan,
tidak dapat dibuat grain propellant  Propelan dengan menggunakan asbuton,
dengan pembakaran radial dan mem- belum dapat menghasilkan performance
punyai waktu bakar yang cukup tinggi sebaik propelan campuran polimer dan
dibandingkan dengan propelan komposit. oksidator seperti propelan jenis
Pembakaran propelan black powder dari polibutadiena,
asbuton sangat sulit untuk dikontrol  Namun demikian, usaha pemanfaatan
sehingga mudah meledak. Jika campuran asbuton sebagai bahan strategis perlu
ini dikehendaki untuk dibentuk batangan mendapatkan apresiasi dan dukungan,
propelan/propellant grain seperti pada sehingga akan memberikan nilai tambah
propelan komposit maka perlu ditambah- pada asbuton yang cadangannya masih
kan binder, sehingga persentase oksidator melimpah. Propelan dengan bahan
dalam propelan menjadi turun. Sebagai baku asbuton dapat terus dikembang-
akibatnya maka propelan yang dihasilkan kan, dan pemanfaatanya disesuaikan
dengan performance yang dihasilkan.
akan memiliki performance yang kurang
baik, dilihat dari harga Isp maupun sifat
DAFTAR RUJUKAN
yang lainnya.
Davenas, Alain, 1993. Solid Rocket
5 KESIMPULAN Propulsion Technology, 1st edition,
Pergamon Press, Oxford.
Dari kajian tersebut, maka
Jensen, Gordon E. and Netzer, David W.,
beberapa kesimpulan yang dapat
1996. Tactical Missile Propulsion,
diambil adalah sebagai berikut:
Volume 170, Progress In Astronautics
 Estraksi aspal/bitumen dari asbuton and Aeronautics, Massachusetts.
dapat dilakukan dengan menggunakan Kuo, Knneth K and Summerfield, Martin,
solvent tertentu, dan akan meng- 1984. Fundamentals of Solid
hasilkan aspal yang berupa cairan Propellant Combustion, Progress in
kental berwarna hitam, Astronautics and Aeronautics, Vol
 Kandungan utama aspal adalah 90, American Institute of Aeronautics
saturates, asphaltenes, resin dan and Astronautics Inc, 1633.
aromatic, yang disusun utamanya oleh Sarner, Stanley F., 1966. Propellant
hydrocarbon baik dalam bentuk Chemistry, Reinhold Publishing
aromatic maupun aliphatic, Corporation, New York.
Sutton, George P and Ross, Donald M,
 Sifat lengket aspal disebabkan oleh 1976. Rocket Propulsion Elements,
campuran resins dan asphaltenes. An Introduction to The Engineering
Sedangkan sifat rheologi aspal sangat of Rockets, 4th ed, John Wiley and
dipengaruhi oleh kandungan asphalt- Sons, New York.
enes, The Shell Bitumen Industrial Handbook,
 Propelan padat pada dasarnya terdiri Published by Riversdell House,
dari fuel/fuel-binder dan oksidator Guildford Street, Cherstsey, Surrey,
sebagai sumber oksigen, KT16 9AU.
45
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 7 No. 1 Juni 2009:36-45

46

Anda mungkin juga menyukai