Agustia Pratiwi
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Sindrom Koroner Akut (SKA) mencakup Unstable Angina (UA), Non- ST-Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)
dan ST-Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI). Diperkirakan bahwa setiap tahunnya di Amerika Serikat lebih dari
780.000 jiwa akan mengalami SKA. Sekitar 70% dari jumlah tersebut akan mengalami NSTEMI. Keluhan utama SKA adalah
nyeri dada dan digolongkan berdasarkan ada tidaknya elevasi segmen ST pada gambaran elektrokardiografi (EKG).
Penatalaksanaan segera diperlukan untuk mencegah infark lebih luas. Seorang laki-laki berusia 66 tahun datang dengan
keluhan nyeri dada kiri sejak 1 tahun yang lalu dan memberat sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dada menjalar ke arah
punggung dan rahang kiri. Riwayat hipertensi dan diabetes melitus tidak terkontrol. Dari pemeriksaan fisik, Pada status
generalis didapatkan konjungtiva anemis +/+ dan palpasi abdomen ditemukan nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan
EKG didapatkan depresi segmen ST pada lead I, II, aVL, aVF, V3-V6. Hasil pemeriksaan laboratorium: hemoglobin 9 g/dl.
Pasien dalam kasus ini didiagnosis sindrom koroner akut NSTEMI dan anemia ec. gastritis erosif dan diberikan tatalaksana
sesuai dengan pedoman NSTEMI menurut AHA.
Kata kunci: anemia, gastritis erosif, NSTEMI, nyeri dada, sindrom koroner akut
Keywords: acute coronary syndromes, anemia, chest pain, erosive gastritis, NSTEMI.
Korespondensi: Agustia Pratiwi, S.Ked, alamat Jln. Bumi Manti No. 49, HP 082299894112 , e-mail agtprtw@gmail.com
positif didiagnosis sebagai NSTEMI, sedangkan eritrosit 2,54 juta/ul, MCV 35,4 fl, MCHC 41,5
jika troponin negatif, diagnosisnya adalah pg, GDS 135 mg/ dL, kolesterol total 163
unstable angina.4,6-9 mg/dl, trigliserida 203 mg/dl, kolesterol HDL
Dalam laporan kasus ini kami 33 mg/dl dan LDL 89,4 mg/dl. Hasil gambaran
membahas seorang pasien laki-laki usia 66 apusan darah tepi: sebagian anemia
tahun dengan diagnosis SKA NSTEMI. normositik normokrom, sebagian anemia
mikrositik hipokrom.
Kasus Pemeriksaan penunjang
Laki-laki, 66 tahun, pensiunan PNS, elektrokardiogram (EKG) menunjukkan adanya
datang dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 1 depresi segmen ST pada lead I, II, aVL, aVF,
tahun yang lalu dan semakin memberat sejak V3-V6. Interpretasi dari pemeriksaan tersebut
1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). adalah Non-ST Segment Elevation Myocardial
Nyeri menjalar ke punggung dan rahang kiri, Infarction (NSTEMI) regio anterior, lateral dan
selama lebih dari 1 jam setiap serangan. Nyeri inferior.
dada seperti ini sering hilang timbul baik saat Pasien dalam kasus ini didiagnosis
aktivitas maupun istirahat. Pasien semakin sindrom koroner akut NSTEMI dan anemia ec.
membatasi aktivitas fisik karena bila banyak gastritis erosif. Terapi yang diberikan bersifat
bergerak pasien merasa sesak dan sakit dada. non farmakologi dan farmakologis. Terapi non
Nyeri dada juga muncul jika banyak pikiran. farmakologis yang diberikan meliputi tirah
Pasien juga merasa keluhan muncul bila baring, diet rendah garam dan diet rendah
berjalan jauh. Pasien juga mengeluh saat lemak. Terapi farmakologis meliputi infus RL
terjadi nyeri, maka pasien akan merasakan 20 tetes/menit, aspilet tablet 1 x 80 mg,
sesak dan keluar keringat dingin. Saat serangan clopidogrel tablet 1 x 75 mg, isosorbid dinitrat
pasien biasanya menggunakan obat di bawah (ISDN) tablet 3 x 5 mg, Arixtra® hingga hari ke
lidah dan kemudian membaik. 5, furosemid tablet 40 mg 1-0-0, amlodipin
Pasien tidak sesak bila berbaring, dapat tablet 1 x 10 mg dan ranitidin 2 x 150 mg.
tidur dengan 1 bantal. Pasien tidak pernah Prognosis pasien ini adalah dubia ad bonam.
terbangun pada malam hari karena sesak.
Pasien belum pernah operasi jantung Pembahasan
sebelumnya. Pasien memiliki riwayat darah Sindrom koroner akut merupakan
tinggi dan penyakit kencing manis sejak lama spektrum dari kondisi terkait iskemia dan/atau
namun tidak rutin ke puskesmas untuk kontrol infark miokard akut akibat penurunan aliran
dan lebih menyukai minum obat-obatan herbal. darah koroner. Sindrom koroner akut meliputi
Pasien memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus UA, NSTEMI dan STEMI.4 Unstable angina dan
per hari selama 30 tahun. NSTEMI memiliki patofisiologi dan gejala klinis
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu yang mirip, tapi berbeda pada tingkat
hati, terasa seperti ditusuk-tusuk dan perih. keparahan. Diagnosis NSTEMI dapat dibuat
Pasien memiliki riwayat minum obat pereda ketika iskemik cukup berat sehingga terjadi
nyeri yang dibeli di warung untuk mengobati kerusakan miokard yang mengakibatkan
sakit kepala dan sakit pinggang yang kerap keluarnya biomarker atau penanda kerusakan
dideritanya ± 10 tahun. Riwayat muntah jantung ke sirkulasi (kardiak spesifik troponin T
coklat kehitaman (-), BAB hitam (-). atau I, atau muscle and brain fraction of
Dari pemeriksaan fisik didapatkan creatine kinase [CK-MB]) dan tidak
2
kesadaran kompos mentis, tekanan darah ditemukannya elevasi pada segmen ST.
140/80 mmHg, nadi 76 x/menit, frekuensi Pasien dikatakan mengalami UA apabila
napas 24x/menit dan suhu 37,4oC. Kesan gizi tidak ada biomarker setelah beberapa jam
ideal dengan IMT 24,7 kg/m2. Pada status dari serangan. CKMB meningkat pada 3-4 jam
generalis didapatkan konjungtiva anemis +/+, setelah serangan dengan kadar puncak 12-14
leher dan toraks dalam batas normal, palpasi jam dan menghilang 48-72 jam setelah
abdomen ditemukan nyeri tekan epigastrium serangan. Kadar Troponin meningkat 3-12 jam
dan ekstremitas tidak ada kelainan. setelah serangan dan mencapai puncak 12-24
Hasil pemeriksaan laboratorium: jam dan akan tetap tinggal sampai hari ke 8-21
Hemoglobin 9 g/dL, Hematoktrit 21,3 %, untuk Troponin T dan 7-14 hari untuk
leukosit 5.500/uL, trombosit 273.000/uL, Troponin I.2
Agustia | Sindrom Koroner Akut NSTEMI Dengan Anemia ec Gastritis Erosif
Tabel 2. Strategi pemilihan terapi Skor risiko TIMI pada pasien ini adalah 4
11
awal. di luar derajat penyempitan arteri koronaria
dan kadar biomarker jantung. Usia pasien > 65
tahun, memiliki 3 faktor risiko (hipertensi, DM,
merokok), depresi segmen ST hampir pada
semua lead dalam gambaran EKG, mengalami
> 2 serangan dalam 24 jam dan tidak
menggunakan asam asetilsalisilat dalam 7 hari
terakhir.
13
Gambar 1. Penilaian Skor Risiko TIMI untuk UA/NSTEMI.
Oleh karena dua kategori (prior alat terapi invasif yang diperlukan pasien
stenosis dan cardiac marker) untuk serta keluarga pasien yang menolak pasien
menentukan skor TIMI tidak dapat untuk dirujuk ke fasilitas pelayanan
ditentukan, maka kami berasumsi pasien kesehatan yang memiliki alat yang
ini termasuk dalam kelompok risiko tinggi. memadai, maka pasien ini diberikan terapi
Pasien sebaiknya diberikan terapi invasif koservatif dengan strategi yang tercantum
(angiografi diagnostik). Namun, akibat di Gambar 2.
keterbatasan sarana dengan tidak adanya
Agustia | Sindrom Koroner Akut NSTEMI Dengan Anemia ec Gastritis Erosif
11
Gambar 2. Algoritma Penatalaksanaan Pasien UA/NSTEMI dengan Terapi Konservatif.
Pada pasien ini juga terjadi anemia akibat gastritis erosif yang diinduksi aspirin.
yang didasarkan pada anamnesis, Pasien tidak memiliki riwayat transfusi darah
pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan sebelumnya, sehingga anemia dengan
laboratorium. Diagnosis anemia ditegakkan gambaran mikrositik hipokrom pada pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan fisik berupa kemungkinan merupakan anemia defisiensi
konjungtiva anemis dan pemerikaan besi.15
laboratorium, yaitu kadar hemoglobin sebesar Berdasarkan algoritma terapi ACS
9 g/dl. Menurut kriteria WHO, anemia NSTEMI di atas, pasien mendapatkan terapi
merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin asam asetilsalisilat (aspirin) dan clopidogrel.
kurang dari 13 g/dl pada laki-laki dan kurang Efikasi klinis dari terapi dual antiplatelet
dari 12 g/dl pada wanita, sehingga dapat tersebut untuk mencegah iskemik
dikatakan bahwa pasien mengalami anemia.14 kardiovaskular berulang telah dibuktikan
Anemia pada pasien ini dicurigai secara luas. Penggunaan terapi aspirin dalam
akibat perdarahan saluran cerna bagian atas jangka waktu panjang dihubungkan dengan
sebagai efek samping dari penggunaan aspirin komplikasi pada saluran cerna meliputi
jangka panjang sehingga pada sediaan apus ulserasi dan perdarahan, yang merupakan luka
darah tepi terlihat anemia dengan gambaran pada mukosa lambung akibat penghambatan
sel normositik normokrom namun sebagian sintesis prostaglandin. Prostaglandin berperan
lagi didapatkan anemia dengan gambaran sel dalam meningkatkan aliran darah mukosa,
mikrositik hipokrom yang biasanya khas pada proliferasi sel epitel lambung, dan stimulasi
anemia defisiensi besi dan talasemia. Efek sekresi mukus dan bikarbonat. Penghambatan
samping dari aspirin salah satunya adalah sintesis prostaglandin oleh aspirin dapat
perdarahan saluran cerna bagian atas. Obat ini mengurangi proteksi mukosa lambung dan
menghambat pembentukan prostaglandin mempermudah terbentuknya ulkus pada
secara tidak selektif sehingga pembentukkan lambung karena asam endogen, pepsin dan
prostaglandin di lambung juga ikut terhambat. garam empedu. Tidak seperti aspirin,
Prostaglandin di lambung merupakan salah clopidogrel tidak langsung menyebabkan luka
satu agen defensif yang melindungi mukosa pada lambung, tapi efek antiplateletnya dapat
lambung dari kerusakan akibat asam lambung. mengganggu penyembuhan erosi lambung
Sehingga anemia pada pasien ini dicurigai yang telah ada dan dapat menginduksi
Agustia | Sindrom Koroner Akut NSTEMI Dengan Anemia ec Gastritis Erosif