STMIK RAHARJA
SK. MENDIKNAS RI : 74/D/O/2001
Jl. Jenderal Sudirman No. 40 Cikokol – Tangerang 15117 Telp. (021) 5529692, 5529586,
fax (021) 5529742
Presiden terus menambah jabatan Wakil Menteri. Kemarin, ada tiga lagi yang diangkat ke
posisi itu. Prof. Denny Indrayana, Prof. Widjajono Partowidagdo dan Prof. Nassarudin Umar,
sehingga kabinet dibanjiri 20 Wakil Menteri. Kabinet pun seolah terkena obesitas, karena
digemuki Wakil Menteri yang jumlahnya sebanyak itu.
Tentu saja ada yang ngambek dan uring-uringan dengan kebijakan Presiden ini. Anggota
DPR tidak senang dan mengkritik pedas. Meskipun pengangkatan wakil menteri tidak melanggar
undang-undang, akan tetapi mereka setuju hak prerogratif dihambur-hamburkan tanpa alasan
yang jelas.
Politik Golkar, PDIP, PPP, PKS, dan Hanura menyatakan sikapnya tentang hal ini saat
dihubungi Rakyat Merdeka kemarin.
“Apa gunanya diangkat 20 wakil menteri kalau tidak bisa efektif. Lha wong kernet bis
kota ada pembagian tugas kok, masa wakil menteri tidak ada pembagian tugas,” kata Lily lagi.
Dari artikel di atas, silahkan Anda inventarisasi sekurang-kurangnya lima belas kesalahan
ejaan/diksi dan lima kesalahan kalimat. Kemudian, perbaikilah kesalahan-kesalahan
tersebut sehingga menjadi bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Penulisan kata atau kalimat di bawah ini menyalahi kaidah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku. Silahkan Anda perbaiki bentuk-bentuk itu sehingga sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan!
Buatlah catatan kaki dan daftar pustaka berdasarkan data berikut ini!
1. Anda mengambil kutipan secara langsung dari buku yang berjudul Aspek-aspek Hukum
Otonomi Daerah halaman 52 yang diterbitkan oleh Lembaga Pembinaan dan Pelatihan Ilmu
Pemerintahan pada 1986 di Surabaya.
2. Untuk kepentingan penulisan skripsi, Anda mengutip secara langsung dari Koesmahatmadja
yang menulis artikel berjudul “Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia”. Artikel tersebut
dimuat dalam Kompas, 10 Mei 2005 di Jakarta.
3. Footnote yang ketiga Anda ambil dari sumber bacaan yang kedua.
4. Anda mengutip pendapat Ermaya Suradinata dari bukunya yang berjudul Kebijaksanaan
Pembangunan dan Otonomi Daerah halaman 88. Buku tersebut diterbitkan oleh PT
Ramadan pada Mei 2006 di Bandung.
5. Footnote kelima sama dengan sumber bacaan pertama.
6. Anda juga mengambil petikan langsung dari buku karangan Ermaya Suradinata yang
berjudul Ekonomi Pedesaan, halaman 99 yang diterbitkan di Bandung ole PT Ramadan pada
Januari 2006.
7. Anda mengambil sumber bacaan dari buku yang diterbitkan oleh Rajawali Press di Jakarta
pada 1989 yang berjudul Bureaucracy, halaman 100, karangan Guy Benveniste. Buku ini
diterjemahkan oleh Sahat Simamora.
8. Footnote kedelapan Anda ambil dari sumber bacaan yang pertama, tetapi halaman berbeda
yaitu 55.
9. Pada awal 2007 Ega Lestari, S.H. menulis artikel dengan judul “Ramainya Pilkada” dalam
http.//www.korantempo.com.
10. Footnote yang terakhir Anda ambil dari sumber bacaan yang keenam, tetapi halaman berbeda
yaitu 100.