Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Nn. N

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Umur : 23 tahun

 Alamat : Wanuawaru

 Agama : Islam

 Pekerjaan : Mahasiswa (Kebidanan)

 No. Registrasi : 663609

II. ANAMNESIS
G1P0A0

HPHT: ?/Februari/2014

Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak kurang
lebih empat belas hari yang lalu, awalnya berupa bercak bercampur lendir, kemudian
kurang lebih tiga hari yang lalu keluar darah yang banyak dan bergumpal-gumpal,
jaringan tidak ada. Riwayat trauma tidak ada, riwayat minum obat-obatan ada yaitu
gastrul empat biji sebulan yang lalu, kemudian empat belas hari yang lalu dua biji.
Riwayat memasukkan sesuatu ke dalam vagina ada yaitu gastrul dua biji. Nyeri perut
bagian bawah dialami sejak tiga hari yang lalu. Riwayat diurut-urut tidak ada, riwayat
keputihan tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat ke dukun tidak ada, riwayat plano
test sendiri ada dengan hasil positif, riwayat ANC tidak ada.

Riwayat hipertensi (-), DM (-), alergi (-), asma (-).

III. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis : Baik, Sadar, GCS 15 (E4M6V5)
Status Vitalis : TD : 120/80 mmHg Pernafasan : 20x/menit

1
Nadi : 82x/menit Suhu : 37,5 o C

Status Umum
Kulit : Pucat (+)
Kepala : Normochepal
Leher : Pembesaran KGB -, Pembesaran tyroid -
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Thoraks
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung dekstra Linea parasternalis dextra IV
Batas jantung sinistra Linea midclavicularis sinistra V
Auskultasi : S1 / S2 (+), murmur sistolik (-), gallop (-).
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris
palpasi : Vokal fremitus (-/-), nyeri tekan -
perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
auskultasi : Vesikular, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris, bentuk datar
Palpasi : Nyeri tekan -
Auskultasi: Peristaltik normal
Ekstremitas: Edema -, sianosis -, hangat + pada ke-empat ekstrimitas

IV. Status Obstetri


a. Pemeriksaan luar
 TFU : tidak teraba

2
 MT/NT : -/-
 Fluxus : (+) darah
b. Pemeriksaan dalam vagina
Vulva : tidak ada kelainan
Vagina : teraba jaringan dalam vagina berasal dari OUE
Portio : lunak
OUE/OUI : terbuka/terbuka
Uterus : ante fleksi, kesan membesar
Pelepasan : darah (+)
V. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (15 Mei 2014 )
Hb : 11.8 gr/dl
Leukosit : 11.800/mm3
Trombosit : 315.000/mm3
CT/BT : 7”30’/2”30’
GDS : 109 mg/dl
Ureum : 9 mg/dl
Kreatinin : 0.9 mg/dl
SGOT : 17 U/l
SGPT : 13 U/l
Albumin : 4.5 gr/dl
HBsAg : non reactive
USG (15 Mei 2014)
Tampak massa hiperechoic di uterus
Kesan : Sisa jaringan
VI. Diagnosis Kerja
Abortus Inkomplit Provokatus Kriminalis
VII. Penatalaksanaan
IVFD RL 28 tpm
Cefadroxyl tab 2x1
Inj. Asam tranexamat 1 amp/ 8j / iv

3
Ekstirpasi dan kuretase

VIII. Resume
Wanita, 23 tahun, G1P0A0 masuk rumah sakit dengan keluhan keluar darah pervaginam
sejak kurang lebih empat belas hari yang lalu, awalnya berupa bercak bercampur lendir,
kemudian kurang lebih tiga hari yang lalu keluar darah yang banyak dan bergumpal-
gumpal, jaringan tidak ada. Nyeri perut bagian bawah dialami sejak tiga hari yang lalu.
Riwayat minum obat-obatan yaitu gastrul empat biji sebulan yang lalu, kemudian empat
belas hari yang lalu dua biji. Riwayat memasukkan sesuatu ke dalam vagina ada yaitu
gastrul dua biji. Riwayat plano test sendiri ada dengan hasil positif. Pada pemeriksaan
fisis diperoleh KU : baik, sadar, GCS 15 (E4M6V5). Status vitalis : TD : 120/80 mmHg,
pernafasan : 20x/menit, nadi : 84x/menit, suhu : 37,5 oC, anemis (-). Pada pemeriksaan
luar ditemukan TFU : tidak teraba, MT/NT:-/-, fluxus : (+) darah. Pemeriksaan dalam
vagina OUE/OUI : terbuka/terbuka, teraba jaringan dalam vagina berasal dari OUE
uterus: kesan membesar. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin 11.8
gr/dl, Leukosit : 11.800/mm3, Trombosit : 315.000/mm3, dan kadar GDS 109 mg/dl. Pada
pemeriksaan USG kesan sisa jaringan.
IX. Pembahasan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut
abortus spontan, sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan
disebut abortus provokatus. Abortus provokatus dibagi menjadi dua kelompok yaitu
abortus provokatus medisinalis dan abortus provokatus kriminalis. Disebut medisinalis
jika didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu. Setiap wanita usia
reproduksi yang menyajikan dua dari tiga dari tanda-tanda dan gejala berikut harus
dipertimbangkan sebagai kemungkinan pasien aborsi yaitu adanya pendarahan
pervaginam, kram dan / atau nyeri perut bagian bawah dan adanya riwayat amenorea
(tidak menstruasi selama lebih dari satu bulan). 1,2,3 Pada kasus ini, pasien mengeluhkan
keluar darah pervaginam yang awalnya berupa bercak bercampur lendir, kemudian keluar
darah yang banyak dan bergumpal-gumpal. Nyeri perut bagian bawah dialami sejak tiga

4
hari yang lalu. Riwayat pasien meminum obat-obatan yaitu gastrul empat biji sebulan
yang lalu, kemudian empat belas hari yang lalu dua biji. Riwayat memasukkan sesuatu ke
dalam vagina ada yaitu gastrul dua biji. Dari hasil plano test yang dilakukan oleh pasien
sendiri memberikan hasil yang positif. Pasien juga mengatakan bahwa haid terakhir
dialami pada bulan Februari. Dari hasil anamnesis tersebut, kita dapat mencurigai bahwa
pasien dalam kondisi hamil. Kemudian adanya usaha yang dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehamilan tersebut sebelum usia kehamilan melebihi 20 minggu, tindakan ini
termasuk sebagai abortus provokatus. Pasien melakukan usaha mengakhiri kehamilan
tersebut tanpa didasarkan pada pertimbangan dokter sehingga termasuk abortus
provokatus kriminalis.
Abortus inkompletus, merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.pada
pemeriksaan didapatkan pendarahan vagina, dilatasi kanalis servikalis, dan terdapat sisa
dari hasil konsepsi. Pasien menggambarkan keluarnya bagian dari jaringan, atau
pemeriksa dapat mengamati bukti dari bagian jaringan dalam vagina. Pada pemeriksaan
USG dapat menunjukkan bahwa beberapa hasil konsepsi masih ada di dalam rahim.1,2,4
Pemeriksaan USG pada pasien ini tampak massa hiperechoic di uterus, memberi kesan
adanya sisa jaringan.
Untuk menginduksi persalinan dapat digunakan hormon oksitosin yang
menyebabkan rahim berkontraksi. Ketika proses persalinan diinduksi pada awal
kehamilan, hal ini telah dikaitkan dengan persalinan yang lama, karena rahim yang
kurang sensitif terhadap oksitosin sebelum matang. Prostaglandin telah digunakan untuk
menginduksi persalinan dan sangat berguna di mana leher rahim seorang wanita kurang
baik atau tidak siap. Prostaglandin dapat diberikan secara oral, pervaginam, intracervical,
di luar kantung amnion (extraamniotically), atau intravena. Misoprostol adalah
prostaglandin sintetis yang secara struktural berhubungan dengan prostaglandin E1
(PGE1). Penggunaan misoprostol dapat mempercepat dilatasi serviks. Obat ini
melembutkan dan membuka leher rahim, sehingga pelebaran cukup mudah. Hal ini
terutama berguna pada pasien primipara.6,8 Pada kasus ini, pasien memanfaatkan efek
dari obat gastrul atau misoprolol tersebut untuk melakukan aborsi.

5
Ada banyak alasan mengapa seorang wanita mungkin tidak ingin memiliki
anak pada titik tertentu dalam hidupnya. Wanita itu mungkin tidak siap untuk menikah,
atau hubungannya mungkin telah gagal. Sebuah kehamilan yang tidak diinginkan dapat
menyebabkan gangguan emosi atau sakit. Mungkin juga mengganggu peluang wanita
untuk meraih pendidikan dan kerja. Remaja sangat rentan terhadap kehamilan yang tidak
diinginkan dan memerlukan pelayanan kesehatan yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan khusus mereka.3 Alasan ini juga yang mungkin mendasari pasien ini untuk
melakukan aborsi. Usia muda, belum menikah dan masih dalam proses pendidikan dapat
memicu pasien untuk melakukan tindak kriminal tersebut.
Prinsip pengobatan abortus inkomplit adalah pembersihan sisa konsepsi dari
kavum uteri. Cara melaksanakan pembersihan tersebut tergantung dari usia kehamilan,
besar uterus dan hasil penghitungan HPHT. Selain itu, dilihat pula ketersediaan peralatan,
pasokan medik dan tenaga kesehatan yang terampil. Evakuasi sisa konsepsi pada abortus
inkomplit 12-14 minggu dapat dilakukan dengan aspirasi vakum atau dilatasi dan
kuretase.aspirasi vakum manual(AVM) merupakan salah satu cara efektif untuk
pengobatan abortus inkomplit. Pembersihan dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi
dari kavum uteri dengan tekanan negatif (vakum). Pengatur katup di depan tabung
menyalurkan tekanan negative sekitar satu atmosfer atau 26 inci/660 mmHg. Tekanan
negative atau vakum tersebut akan menarik massa kehamilan melalui kanula ke dalam
tabung penghisap. Dilatasi dan kuret (D & C) adalah prosedur pembedahan dengan
melakukan goresan atau kuretase pada lapisan rahim (endometrium). Ada beberapa
alasan elektif dan darurat untuk melakukan D & C yaitu untuk evakuasi sisa plasenta
jaringan pada wanita postpartum, evakuasi jaringan sisa keguguran inkomplit, evakuasi
dan pemeriksaan jaringan yang mungkin menyebabkan perdarahan uterus yang tidak
teratur, berat atau disfungsional serta untuk terminasi kehamilan5,6,7

Anda mungkin juga menyukai