Volume Distribusi
Volume Distribusi
V adalah volume distribusi nyata, Ab adalah total jumlah obat dalam tubuh, dan C
adalah konsentrasi obat dalam plasma.
Volume plasma kebanyakan orang dewasa sekitar 3 L. Jadi, volume distribusi
nyata yang lebih besar dari kompartemen plasma (>3 L) hanya mengindikasikan
bahwa obat juga terdapat di dalam jaringan atau cairan di luar kompartemen plasma.
Lokasi distribusi sebenarnya tidak dapat ditentukan dari nilai V. Sebagai contoh, obat
yang memiliki volume distribusi sama dengan kandungan total air tubuh (total body
water) (0,65 L/kg) tidak mengindikasikan bahwa obat itu berada dalam
kesetimbangan yang seragam di seluruh kandungan total air dalam tubuh. Obat itu
mungkin atau mungkin juga tidak terikat dalam jaringan tertentu atau dikeluarkan
dari jaringan tertentu. Akan tetapi, ikatan rata-rata menimbulkan volume distribusi
nyata yang hampir sama dengan kandungan total air tubuh. Tanpa informasi spesifik
tambahan, lokasi distribusi obat yang sebenarnya hanyalah spekulatif.
Volume distribusi nyata merupakan fungsi dari kelarutan obat dalam lipid
terhadap kelarutan obat dalam air serta fungsi dari sifat ikatan obat dalam protein
plasma dan dalam protein jaringan. Faktor-faktor yang cenderung menahan obat
dalam plasma atau meningkatkan C (seperti kelarutan yang tinggi dalam air, ikatan
protein plasma yang meningkat, atau ikatan jaringan yang menurun) cenderung
menurunkan volume distribusi nyata. Sebaliknya, faktor-faktor yang menurunkan C
dalam plasma (seperti ikatan protein plasma yang menurun, ikatan jaringan yang
menngkat, dan kelarutan dalam lipid yang lebih besar) cenderung meningkatkan
volume distribusi nyata.
DOSIS MUATAN
Karena volume distribusi merupakan faktor yang menyangkut keseluruhan obat di
dalam tubuh, parameter ini merupakan variabel yang penting dalam mengestimasi
dosis muatan yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi yang diharapkan dalam
plasma dengan cepat.
(𝑉)(𝐶)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 = (𝑆)(𝐹)
(pers. 11)
Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sebagian besar obat di dalam tubuh
sebenarnya berada di luar kompartemen plasma dan bahwa jumlah obat yang terikat
pada protein plasma hanya sebagian kecil dari jumlah total di dalam tubuh.
Prinsip ini diilustrasikan oleh sifat farmakokinetik fenitoin pada pasien uremia.
Konsentrasi fenitoin dalam plasma pasien uremia sering kali setengah dari
konsentrasi yang diamati pada pasien normal yang mendapat dosis yang sama.
Namun, kadar plasma yang lebih rendah menghasilkan konsentrasi fenitoin bebas
atau aktif secara farmakologis yang sama dengan dua kali kadar fenitoin pada pada
pasien non uremia karena fraksi bebas (fu) meningkat dari 0,1 menjadi 0,2 pada
individu ini, yang mengindikasikan bahwa target konsentrasi plasma (terikat + bebas)
pada pasien uremia sekitar separuh konsentrasi target biasanya. Selain itu, dosis
muatan fenitoin yang menghasilkan efek terapeutik normal pada pasien uremia sama
dengan pada pasien non uremia karena volume distribusi meningkat sekitar dua kali
lipat (0,65 L/kg menjadi 1,44 L/kg) pada pengidap uremia. Persamaan 11 menyatakan
bahwa tidak ada perubahan dosis muatan jika volume distribusi meningkat dengan
faktor 2 dan konsentrasi obat yang diharapkan menurun dengan faktor ½.
↔
1
(2 𝑥 𝑉)( 𝑥 𝐶 )
2
dosis muatan = (𝑆)(𝐹)