Anda di halaman 1dari 36

SAINS TERINTEGRASI

MAKALAH
KETERATURAN ALAM SEMESTA
(Chapter 2)

OLEH :

NAMA : PUTU RUSMILA DEWI KESIMAN


NIM : 1529061008
JURUSAN : PENDIDIKAN IPA

PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015

0|Page
JARINGAN TEMA

KIMIA

Gambar 1. Jaringan Tema

1|Page
PETA KONSEP

Gambar 2. Peta Konsep


DAFTAR ISI

JARINGAN TEMA................................................................................................................1

PETA KONSEP......................................................................................................................2

BAB I.................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5

1.3 Tujuan......................................................................................................................6

BAB II...............................................................................................................................6

2.1. Tinjauan hukum-hukum newton dan gravitasi pada gerak benda di muka bumi dan
di angkasa......................................................................................................................7

2.1.1) Hukum Newton Tentang Gerak........................................................................8

2.1.2) Hukum Gravitasi Universal..............................................................................9

2.2. Aplikasi dan pengaruh gravitasi dalam kehidupan.................................................10

2.2.1) Tinjuan Hukum Gerak Newton Pada Sistem Peluncuran Roket.....................10

2.2.2) Pengaruh gaya elektrostatika pada ikatan kimia.............................................12

2.2.3) Pengaruh Gravitasi Terhadap Lingkungan.....................................................13

2.2.4) Pengaruh Gravitasi Terhadap Sistem Aliran Air.............................................14

2.2.5) Manfaat “Air Bag” Dalam Sistem Kesehatan Dan Keselamatan....................15

2.2.6) Hukum Gravitasi Dalam Bidang Astronomi...................................................16

2.2.7) Desain Aerodinamis Mobil Untuk Mengatasi Pengaruh Gravitasi.................29

2.2.8) Pengaruh Gravitasi Terhadap Struktur Tubuh Makhluk Hidup.......................30

BAB III............................................................................................................................33

3.1. Simpulan...............................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................34

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah puluhan tahun kita nikmati alam ini. Sudah berapa kali kita
menyaksikan matahari terbit di sebelah timur, terbenam di sebelah barat. Sudah
ribuan kali, pasti!. Namun tidak banyak diantara kita yang menyadari hal tersebut
sebagai suatu teladan yang tak ternilai harganya. Prinsip keteraturan! Keteraturan
Alam semesta. Bayangkan saja jika alam semesta ini keluar dari keteraturan
tersebut, maka hancurlah dunia.
Bumi yang kita huni selama hampir milyaran tahun yang lalu
menunjukkan kepada kita bahwa semua yang terjadi di alam ini adalah sebagai
hubungan sebab akibat antara objek yang satu dan yang lainnya. Kita bisa
menikmati beberapa musim dalam lingkaran tahun, menikmati beberapa periode
kegiatan bagi petani, nelayan dan pekerjaan lainnya yang merupakan petunjuk
dari alam bahwa semua yang ada di alam ini adalah sebuah keteraturan.
Sejak dulu, nenek moyang manusia telah mempelajari fenomena
keteraturan alam semesta untuk memprediksi kejadian alam yang akan muncul.
Mereka mengamati pola bintang pada langit di malam hari, membuat beberapa
model-model perhitungan perbintangan yang dapat membantu mereka secara
lebih mudah memprediksi kejadian alam berikutnya.
Seiring berjalannya peradaban manusia, muncul beberapa teori dan
teknologi yang mendukung pengamatan terhadap keteraturan alam semesta.
Misalnya teori geosentris, heliosentris, hukum newton, hukum keppler, penemuan
teleskop, bahkan peluncuran pesawat ruang angkasa yang secara langsung
memantau kejadian di alam semesta.
Semua perkembangan dan kemajuan teknologi serta teori yang ada
semata-mata digunakan untuk membuat kesejahtraan manusia makin meningkat.
Tidak saja di bidang astronomi dan mekanika yang berkembang, namun dari
banyak sudut pandang ilmu keteraturan alam semesta dapat kita tinjau misalnya di
bidang biologi, kimia, geologi, lingkungan dan teknologi.

4|Page
Untuk itu perlunya kita mensyukuri bahwa segala keteraturan di alam
semesta ini adalah karunia Tuhan bagi kesejahtraan umat manusia di bumi dan
segala isinya.

Gambar 3. Orbit Planet dalam Tata Surya

5|Page
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa hal
sebagai berikut :
1) Bagaimanakah tinjauan hukum-hukum newton dan gravitasi pada gerak
benda di muka bumi dan di angkasa?
2) Bagaimanakah aplikasi dan pengaruh gravitasi dalam kehidupan?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1) Menjelaskan hukum-hukum newton dan gravitasi pada gerak benda di
muka bumi dan angkasa.
2) Menjelaskan aplikasi dan pengaruh gravitasi dalam kehidupan.

6|Page
BAB II
PEMBAHASAN

GREAT IDEA :
“Newton’s Laws of motion and gravity predict the behavior of objects on earth
and in space”

2.1. Tinjauan hukum-hukum newton dan gravitasi pada gerak benda di


muka bumi dan di angkasa.

Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang


sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun
Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah
Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda
sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton
memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya
berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam
Principia yang ia tulis selama 15 tahun.

Salah satu contoh gerak yg paling umum mengenai gerak lurus


berubah beraturan (GLBB) adalah benda yg mengalami jatuh bebas
dengan jarak yg tidak jauh dari permukaan tanah. Kenyataan bahwa benda
yg jatuh mengalami percepatan, mungkin pertama kali tidak begitu
terlihat. Sebelum masa Galileo, orang mempercayai pemikiran bahwa
benda yg lebih berat jatuh lebih cepat dari benda yg lebih ringan, dan
bahwa laju jatuh benda tersebut sebanding dengan berat benda itu. Galileo
menemukan bahwa semua benda akan jatuh dengan percepatan konstan yg
sama jika tidak ada udara atau hambatan lainnya. Ia menyatakan bahwa
untuk sebuah benda yg jatuh dari keadaan diam. Untuk memperkuat
penemuannya bahwa laju benda yg jatuh bertambah ketika benda itu jatuh,
Galileo menggunakan argumen yg cerdik. Sebuah batu berat yg dijatuhkan
dari ketinggian 2 m akan memukul sebuah tiang pancang lebih dalam ke

7|Page
tanah dibandingkan dengan batu yg sama tetapi dijatuhkan dari ketinggian
0,2 m.
Jelas, batu tersebut bergerak lebih cepat pada ketinggian yg
pertama. Galileo juga menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan
jatuh dengan percepatan yg sama, jika tidak ada udara (hampa udara). Jika
kita memegang selembar kertas secara horizontal pada satu tangan dan
sebuah benda lain yg lebih berat, misalnya sebuah bola di tangan yg lain,
dan melepaskan kertas dan bola tersebut pada saat yg sama benda yg lebih
berat akan lebih dulu mencapai tanah.

2.1.1) Hukum Newton Tentang Gerak

Gambar 4. Buku Karya Sir Isaac Newton

Buku Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, yang berarti


dalam bahasa Latin "prinsip matematika dari filsafat alam" adalah sebuah
buku karya Isaac Newton. Buku ini diterbitkan oleh pada 5 Juli 1687.
Dalam buku ini Newton menyatakan ketiga hukum gerakannya yang
membentuk dasar mekanika klasik, serta hukum gravitasi universal, dan
penurunan hukum Kepler yang sebelumnya diperoleh secara empiris.
Dalam merumuskan teori-teori fisikanya Newton mengembangkan
cabang matematika yang kemudian dikenal dengan nama kalkulus. Namun
dalam buku bahasa kalkulus hanya sedikit dipakai. Newton mengubah
kebanyakan bukti-buktinya ke dalam bentuk argumentasi geometris.

8|Page
Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar
mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang
bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum ini telah
dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir 3 abad,
dan dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan
kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut.
Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap
diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami
percepatan). Hal ini berlaku jika dilihat dari kerangka acuan inersial.
2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan
sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah
gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik
terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda
tersebut terhadap waktu.
3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang
sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang
memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya
sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun
arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi,
dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.

2.1.2) Hukum Gravitasi Universal

Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti


gaya tarik untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap

9|Page
benda dengan massa m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan
benda lain (dengan massa m2 ). Misalnya partikel satu dengan partikel lain
selalu akan saling tarik-menarik. Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac
Newton dalam bidang mekanika klasik bahwa benda apapun di atas
atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal sebagai
fenomena benda jatuh.
Gaya tarik menarik gravitasi ini dinyatakan oleh Isaac Newton
melalui tulisannya di journal Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica
pada tanggal 5 Juli 1687 dalam bentuk rumus sebagai berikut:
m1 m 2
FG
r2
di mana:
 F adalah besarnya gaya gravitasi antara dua massa tersebut,
 G adalah konstante gravitasi,
 m1 adalah massa dari benda pertama
 m2 adalah massa dari benda kedua, dan
 r adalah jarak antara dua massa tersebut.

Teori ini kemudian dikembangkan lebih jauh lagi bahwa setiap benda
angkasa akan saling tarik-menarik, dan ini bisa dijelaskan mengapa bumi
harus berputar mengelilingi matahari untuk mengimbangi gaya tarik-menarik
gravitasi bumi-matahari. Dengan menggunakan fenomena tarik menarik
gravitasi ini juga, meteor yang mendekat ke bumi dalam perjalanannya di
ruang angkasa akan tertarik jatuh ke bumi.

10 | P a g e
2.2. Aplikasi dan pengaruh gravitasi dalam kehidupan.
2.2.1) Tinjuan Hukum Gerak Newton Pada Sistem Peluncuran Roket.

Gambar 5. Persiapan Peluncuran Roket

Roket dapat meluncur vertikal ke atas karena roket memiliki mesin


pendorong yang dapat memberikan kecepatan pada roket. Gaya dorong roket
bekerja berdasarkan impuls yang diberikan oleh mesin roket. Pada saat roket
sedang bergerak akan berlaku hukum kekekalan momentum. Mesin pendorong
roket berbahan bakar nitrogen dan hidrogen cair. Kedua bahan bakar tersebut
bercampur dalam sebuah ruang pembakaran. Kemudian akan menghasilkan gas
panas yang keluar pada bagian ekor roket tersebut.

Sebelum roket dinyalakan, momentum roket adalah nol. Setelah bahan


bakar didalamnya roket dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari ekor roket akan
mendorong roket tersebut melaju ke udara. Pada gerak roket ini akan berlaku
hukum kekekalan momentum.

' '
0  m roket v roket  m gas v gas
' '
m roket v roket  m gas v gas

11 | P a g e
Gaya dorong roket terjadi akibat perubahan momentum roket yaitu dari nol
'
menjadi sebesar m roket v roket Inilah yang menimbulkan gaya dorong roket pada
gas sebesar :

F.t  p
F.t  m.v
m.v
F
t

Akibat aksi-reaksi maka gas akan memberikan gaya reaksi kepada roket. Inilah
yang menyebabkan roket dapat bergerak vertikal ke atas. Percepatan roket dapat

Fw
bernilai : a 
m

Gambar 6. Semburan Gas Menghasilkan Gaya Reaksi

2.2.2) Pengaruh gaya elektrostatika pada ikatan kimia

Gaya gravitasi dan gaya elektrostatika memiliki bentuk persamaan yang


sama. Walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dalam hal bahwa keduanya
adalah gaya tak sentuh (non-contact forces) namun keduanya adalah berbeda .
perbedaan keduanya terletak dalam hal besaran yang menghasilkan gaya-gaya
tersebut. Gaya elektrostatika disebabkan oleh muatan listrik namun gaya gravitasi

12 | P a g e
disebabkan oleh massa benda. Gaya elektrostatika bertanggung jawab dalam
jumlah energi, perubahan kecepatan dan distribusi muatan listrik dalam ikatan
kimia. Misalnya dalam ikatan antara ion Na+ dan Cl-.

Gambar 7. Model Ikatan Ion

Gaya elektrostatika yang bekerja pada elektron mempengaruhi kecepatan gerak


elektron, dan ketika bergabung menjadi molekul atau senyawa maka resultan gaya
elektrostatika juga mengalami perubahan. Hal inilah yang mempengaruhi gerak
elektron, posisi elektron dan bentuk molekul baru.

2.2.3) Pengaruh Gravitasi Terhadap Lingkungan

Ketika gaya gravitasi lebih besar dari resistensi lereng untuk bertahan,
maka terjadilah longsor. Gaya penahan (resisting forces) yang membantu
mengontrol kestabilan lereng meliputi kekuatan (strength) dan kohesi (cohession)
material lereng, friksi antar butiran dan pendukung eksternal lereng lain. Faktor-
faktor kolektif ini disebut sebagai shear strength.

Berlawanan dengan shear strength adalah gaya gravitasi. Gravitasi


diberikan secara vertikal, namun memiliki komponen yang paralel terhadap
lereng, dan inilah sesungguhnya yang membuat ketidakstabilan. Sudut lereng
yang besar memberikan komponen gravitasi yang bekerja menjadi lebih besar
pula sehingga berbahaya dan dapat menyebabkan longsor.

13 | P a g e
Gambar 8. Kemiringan Lereng

Semua lereng berada pada kondisi kesetimbangan dinamik (dynamic


equilibrium) artinya bahwa lereng selalu menyesuaikan kesetimbangan terhadap
kondisi terbaru. Ketika kita mendirikan bangunan dan jalan di daerah perbukitan,
maka kesetimbangan lereng akan terjadi. Lereng kemudian melakukan
penyesuaian yang mungkin saja menyebabkan terjadinya longsor untuk
membentuk kondisi yang baru.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan longsor, yaitu perubahan tingkat


kelerengan (slope gradient), pelemahan material lereng karena pelapukan
(weathering), meningkatnya kandungan air (water content), perubahan pada
vegetasi penutup lereng dan kelebihan pembebanan (overloading).

2.2.4) Pengaruh Gravitasi Terhadap Sistem Aliran Air

Gambar 9. Aliran Sungai

14 | P a g e
Dalam semua sistem alam kecenderungan terjadi untuk membentuk
keseimbangan dan arah perubahan selalu menuju pada kondisi energi terendah.
Aliran fluida misalnya air dipengaruhi oleh gaya gravitasi, air selalu mengalir
menuju tempat dengan nilai potensial lebih rendah. Selain gravitasi, aliran air juga
dipengaruhi oleh kecepatan alir, lebar tempat aliran serta kedalaman sungai.

Gambar 10. Gambaran Tingkat Potensial Aliran Air Sungai

Dengan kemiringan tertentu, aliran air dipengaruhi gaya gravitasi pada aliran air
dapat dilihat pada persamaan berikut :

F  (.V )g sin 

15 | P a g e
2.2.5) Manfaat “Air Bag” Dalam Sistem Kesehatan Dan Keselamatan

Gambar 11. Manfaat Air Bag

Air Bag Safety (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat
tumbukan yang terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan
pada mobil serta dirancang untuk keluar dan mengembang secara otomatis saat
tabrakan terjadi. Kantong udara ini mampu meminimalkan efek gaya terhadap
benda yang bertumbukan. Prinsip kerjanya adalah memperpanjang waktu yang
dibutuhkan untuk menghentikan momentum pengemudi. Saat tabrakan terjadi,
pengemudi cenderung untuk tetap bergerak sesuai dengan kecepatan gerak mobil
(Hukum Pertama Newton). Gerakan ini akan membuatnya menabrak kaca depan
mobil yang mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum
pengemudi dalam waktu sangat singkat. Apabila pengemudi menumbuk kantong
udara, waktu yang digunakan untuk menghentikan momentum pengemudi akan
lebih lama sehingga gaya yang ditimbulkan pada pengemudi akan mengecil.
Dengan demikian, keselamatan si pengemudi akan lebih terjamin.

Impuls adalah momentum akhir dikurangi momentum awal. Dengan rumus:

F = (∆P/∆t)

Ket: F = gaya benturan

∆P = perubahan momentum

∆t = perubahan waktu sentuh

16 | P a g e
2.2.6) Hukum Gravitasi Dalam Bidang Astronomi

a) Perkembangan Ilmu Astronomi Kuno


Beberapa abad silam saat peradaban belum mengenal tulisan, manusia
telah melakukan upaya untuk mempelajari alam semesta. Beberapa situs
purbakala yang ditemukan menunjukkan bahwa pada jaman itu telah muncul
teknologi sederhana untuk memprediksi kejadian alam seperti waktu bercocok
tanam, waktu berlayar atau ramalan nasib seseorang.
Seperti situs purbakala berupa monumen batu besar yang ditemukan di
daerah inggris yang disebut “Stonehenge” menunjukkan bahwa situs tersebut
telah terus berevolusi selama sekitar 10.000 tahun. Struktur yang kita sebut
"Stonehenge" dibangun antara sekitar 5.000 dan 4.000 tahun yang lalu dan bahwa
bentuk-bentuk hanya satu bagian dari yang lebih besar, dan sangat kompleks dan
berupa areal yang disucikan.
Stonhenge terdiri dari susunan batu besar yang disebut sarsens yang
tingginya dapat mencapai sekitar 30 kaki (9 meter) dengan massa sekitar 25 ton.
Batuan yang lebih kecil disebut sebagai "bluestones" (warnanya kebiruan saat
basah) yang beratnya dapat mencapai 4 ton. Diduga batuan tersebut berasal dari
beberapa situs yang ada sejauh 140 mil (225 km).
Para ilmuwan menduga bahwa untuk mengangkat batuan tersebut
kemungkinan diperlukan tenaga manusia sebanyak 500 orang. Bahkan tidak
menutup kemungkinan bahwa monumen tersebut dibangun sejak zaman es
terakhir. Sehingga pada jaman itu air digunakan sebagai transportasi saat
memindahkan batuan tersebut.

17 | P a g e
Gambar 12. Stonehenge
Pembangunan Stonehenge adalah rekayasa prestasi mengesankan,
membutuhkan komitmen, waktu dan sejumlah besar tenaga kerja manual. Pada
tahap pertama, Stonehenge adalah membuat parit pengaturan disebut henge yang
dibangun sekitar 5.000 tahun yang lalu. Hal ini diyakini bahwa parit digali dengan
alat yang terbuat dari tanduk rusa merah dan, mungkin, kayu. Kapur yang
mendasari itu melonggarkan dengan picks dan menyekop dengan shoulderblades
ternak.
The Bluestones dibangun sekitar 2.000 SM, lingkaran batu pertama
(yang sekarang lingkaran dalam), terdiri dari bluestones kecil, didirikan, namun
ditinggalkan sebelum selesai. Batu-batu yang digunakan dalam lingkaran pertama
diyakini dari Pegunungan Prescelly, terletak sekitar 240 mil jauhnya, di ujung
barat daya Wales. Bluestones berat sampai 4 ton masing-masing dan sekitar 80
batu yang digunakan.

18 | P a g e
Gambar 13. Ilustrasi pembuatan stonehenge

Penelitian serius pertama dilakukan sekitar 1740 oleh William Stukeley. Stukeley
keliru menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh Druid, tetapi sumbangannya
yang terpenting adalah mengambil gambar yang terukur mengenai lokasi
Stonehenge yang membenarkan analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan
kepentingannya. Yang menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam
bentuk tertentu yang mempunyai kepentingan astronomi.

Gerald Hawkins, Seorang Profesor Astronomi. Juga mengeluarkan pernyataan


bahwa fungsi sesungguhnya dari Stonehenge dimasa lalu adalah sebagai
Observatorium Astronomi yang canggih untuk meramalkan datangnya Gerhana
Matahari ataupun Bulan (Stonehenge Decoded). Munurutnya, peletakkan setiap

19 | P a g e
batu pada stonehenge mengandung kekayaan informasi untuk menunjang
pernyataan tersebut.

b) Perkembangan Ilmu Astronomi Modern


Seiring perkembangan jaman dan kemajuan peradaban manusia, maka
ilmu perbintangan makin berkembang. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya
mekanisme perhitungan waktu dan penanggalan di jaman Babylonia. Alat tersebut
sudah menunjukkan bahwa pada jaman itu telah berkembang teori-teori yang
menjelaskan susunan matahari,planet dan bulan.

Gambar 14. Model Meknisme Perhitungan Waktu Di Daerah Babylonia

b.1) Ptolemy dan teori geosentris


Ptolemy menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap
bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik
mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran
mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian
simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua
komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam
dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua
disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada
deferent.

20 | P a g e
Gambar 15. Sistem Ptolemaic

b.2) Copernicus dan teori heliosentris

Gambar 16. Copernicus

Pada masa Filsafat Modern muncul penemuan – penemuan yang


spektakuler yang dilakukan oleh Copernicus dengan teorinya
Heliosentris. Astronom (ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang bernama
Nicolaus Copernicus, dilahirkan tahun 1473 di kota Torun di tepi sungai Vistula,
Polandia. Dia berasal dari keluarga berada. Sebagai anak yang masih belia,
Copernicus belajar di Universitas Cracow, karena beliau menaruh minat besar
terhadap ihwal ilmu perbintangan. Pada usia 20-an dia pergi ke Italia, belajar
kedokteran dan hukum di Universitas Bologna dan Padua yang kemudian dapat
gelar Doktor dalam hukum gereja dari Universitas Ferrara. Copernicus

21 | P a g e
menghabiskan sebagian besar waktunya saat dewasa menjadi staf pegawai
Katedral di Frauenburg, sebagai ahli hukum gereja yang sesungguhnya
Copernicus tak pernah jadi astronom profesional. Selama berada di Italia,
Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari
Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planet-planet
lain berputar mengitari matahari.
Copernicus menjadi yakin tentang kebenaran hipotesa “heliocentris” ini,
dan saat dia menginjak usia 40 tahun beliau mulai menerbitkan tulisannya kepada
teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal
gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus memerlukan waktu bertahun-
tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk
penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang
Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara
terperinci dan mengedepankan pembuktian-pembuktiannya. Dalam bukunya
tersebut, Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada
porosnya, bulan berputar mengitari matahari dan bumi, serta planet – planet lain
berputar mengitari matahari. Namun, seperti halnya para pendahulunya, beliau
membuat perhitungan yang belum benar mengenai skala peredaran planet
mengelilingi matahari.

Gambar 17. Model Heliosentris

22 | P a g e
Teori heliosentris dari Copernicus ini sangat menghebohkan dunia ilmiah
Eropa pada saat itu. Bahkan, pada tahun 1616 ada lembaga yang memasukkan
bukunya Copernicus ke dalam Index, yaitu daftar buku-buku terlarang. Meskipun
demikian, semakin banyak ilmuwan yang mempelajari buku Copernicus ini serta
menggunakan nya sebagai landasan ilmiah untuk memikirkan alam semesta.
Teori Heliosentris dikemukakan Nicolaus Copernicus (1473-1543) dengan
membantah teori geosentris yang telah ada. Dalam teorinya Nicolaus Copernicus
mengemukakan bahwa matahari adalah pusat edar tata surya dan perputaran
harian langit akibat perputaran bumi pada sumbu putarannya dan perubahan
tahunan langit akibat perputaran planet mengelilingi matahari. Planet-planet yang
mengelilingi matahari dalam orbitnya mempunyai urutan sebagai berikut:
Merkuri,Venus,Bumi,Mars,Jupiter,Saturnus,Uranus,Neptunus

Gambar 18. Model Planesphere Copernicus

b.3) Tycho Brahe

Gambar 19. Tycho Brahe

23 | P a g e
Adanya teori Heliosentris ini menambah pengetahuan di bidang
astronomi. Walaupun teori yang dikemukakan oleh Copernicus belum sepenuhnya
benar pada perhitungannya tapi teori tentang matahari sebagai pusat tata surya itu
benar adanya. Suatu teori tidak akan menjadi sebuah pengetahuan apabila
sebelumnya tidak dilakukan sebuah penelitian yang dapat menguatkan teori
tersebut.

Gambar 20. Tychonic Model

Tycho Brahe lahir di Knudstrup, Denmark, 14 Desember


1546 – meninggal di Praha, Bohemia (sekarang Ceko), 24 Oktober 1601 pada
umur 54 tahun adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai
astronom/astrolog (kedua bidang ini belum dibedakan waktu itu) dan alkimiawan.
Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven, di
Selat Øresund yang menjadi "lembaga penelitian" awalnya.
Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol pada zaman pra-
teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi
pada zaman itu. Untuk penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan
pabrik kertas. Asistennya yang paling terkenal adalah Johannes Kepler. Setelah
kematiannya, catatan-catatannya mengenai gerak Planet Mars membuat Kepler
menemukan tiga hukum pergerakan planet yang menyokong teori heliosentris.

b.4) Johannes Kepler

Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori


Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe

24 | P a g e
(1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan
mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576,
Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan
melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun
1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak
planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian
Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa
orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai
saat ini yaitu ;
1. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat
sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat
tiga jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah
Epitome of The Copernican Astronom.
Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit.
Karya Kepler didasari oleh data pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya
sebagai 'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa
data posisi planet hasil pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup
sederhana yang tercantum di atas.
Hukum Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan fisika warisan
zaman Aristoteles dan Ptolemaeus. Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar
sekeliling, berbentuk elips dan bukannya epicycle, dan membuktikan bahwa
kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah astronomi dan fisika. Hampir seabad
kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum Kepler dari rumusan hukum
karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan menggunakan
Euclidean geometri klasik.
b.5) Hukum Keppler

25 | P a g e
Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus
edaran elips. "Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari
berada di salah satu fokusnya."

Gambar 21. Hukum I Kepler

Hukum Kedua Kepler menyatakan bahwa Planet bergerak lebih cepat di


dekat Matahari dan lambat di jarak yang jauh. Sehingga, jumlah area
adalah sama pada jangka waktu tertentu.

"Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu
sama."

Gambar 22. Hukum II Kepler.

Hukum Ketiga kepler menyatakan bahwa planet yang terletak jauh dari
Matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat
letaknya. Hukum Kepler ketiga menjabarkan hal tersebut secara
kuantitatif. "Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga
jarak rata-ratanya dari Matahari."

26 | P a g e
Gambar 23. Hukum III Kepler

b.6) Galileo Galilei

Gambar 24. Teleskop Galileo

Teleskop Galileo, bukanlah teleskop pertama yang ditemukan. Sebelum


Galileo, banyak peneliti yang mengklaim bahwa dirinya adalah penemu teleskop.
Meskipun begitu, teleskop Galileo adalah suatu alat yang lebih baik dari
modifikasi teleskop refraksi yang dibuat oleh orang berkebangsaaan Belanda,
Hans Lippershey.
Pada tahun 1608, teleskop dimodifikasi oleh Galileo Galilei (1562-
1642), .Galileo merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik
dengan mekanika khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik
dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan
teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di Jupiter dan
menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori
heliosentrik adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy

27 | P a g e
menyatakan venus berada dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga
pengamat dari bumi hanya bisa melihat venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo,
semua fasa Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih
besar saat fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat
pemikirannya tentang teori geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief
World System, menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap
sebagai penentang oleh gereja.
Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto-
pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga
menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia
perkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter,
sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut mengorbit planet.
Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik matahari,
diperkirakan Astronomi astronom Tionghoa sudah mengamatinya sejak lama.
Selain itu, Galileo juga adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung
dan lembah di bulan, kesimpulan yang diambil melihat dari pola bayangan yang
ada di permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa bulan itu "kasar dan
tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri", tidak seperti anggapan Aristoteles
yang menyatakan bulan adalah bola sempurna.
Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak
menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya
sebagai sebuah bintang yang redup.

Gambar 25. Galileo

28 | P a g e
2.2.7) Desain Aerodinamis Mobil Untuk Mengatasi Pengaruh Gravitasi.

Gambar 26. Kesetimbangan Benda

Gambar 27. Desain Aerodynamics Pada Mobil

Penyebab utama dari timbulnya gaya-gaya aerodinamis pada kendaraan


adalah adanya distribusi tekanan pada permukaan bodi kendaraan yang akan
bekerja pada arah normal pada permukaan kendaraan. Adanya distribusi tegangan
geser pada permukaan bodi kendaraan yang akan bekerja pada arah tangensial
terhadap permukaan kendaraan.

29 | P a g e
Gambar 28. Pusat Tekanan Pada Mobil

Apabila distribusi tekanan dan tegangan tersebut diintegralkan, maka


dalam desain mobil terdapat :
 gaya angkat aerodinamis (lift force),
 gaya hambat aerodinamis (drag force)
 gaya samping aerodinamis (side force).
 gaya akibat pusaran udara (turbulence force)

Lift, drag dan side force akan bekerja pada satu titik tekanan /centre of
pressure. Hal inilah yang mempengaruhi kondisi kesetimbangan mobil. Misalnya
harus diperhitungkan ketika mobil ada di jalan menanjak atau tikungan, maka
desain aerodinamis dapat membantu mobil selalu berada dalam kesetimbangan.

Gambar 29. Mobil Pada Tanjakan

2.2.8) Pengaruh Gravitasi Terhadap Struktur Tubuh Makhluk Hidup.

Gaya gravitasi mempengaruhi muskuloskeletal, distribusi cairan, dan


hidrodinamika sirkulasi, terutama vertebrata. Gangguan hidrodinamika dan
distribusi cairan tubuh berhubungan sebagian besar untuk efek gradien tekanan

30 | P a g e
hidrostatik dalam kolom darah vertikal. Hal ini terkait dengan evolusi
penanggulangan adaptif yang melibatkan modifikasi dari struktur dan fungsi.
Generalisasi ini bisa menjelaskan, mengapa posisi jantung dalam
kaitannya dengan kepala dan ekor di berbagai jenis ular bervariasi: ular air tidak
akan bahwa dipengaruhi oleh gravitasi. Akibatnya, jantung dapat diposisikan
relatif jauh dari kepala dan dengan demikian otak. Jantung ular terestrial
diposisikan dekat dengan kepala. Hal ini terutama jelas dalam ular yang hidup di
pohon-pohon, dimana jantung terletak hampir tepat di belakang kepala untuk
memungkinkan suplai darah ke otak bahkan selama memanjat ke atas, yaitu ke
arah yang berlawanan dengan vektor gravitasi. Masalah serupa timbul
menyangkut sangat besar atau tumbuh tinggi-hewan. Jarak dari jantung ke otak
dalam jerapah adalah ± 2,8 m, sedangkan mencapai beberapa 7,9 m di beberapa
dinosaurus herbivora dan manusia sekitar ± 0,3 m yang membutuhkan darah
tekanan besar untuk membuat darah mencapai otak.
Ada struktur sensorik lain yang organ asli keseimbangan dalam
mereka terutama dan secara eksklusif melayani orientasi postur dan gerakan
dalam ruang berupa reseptor gravitasi. Secara umum, gravitasi dapat
ditransformasikan ke biologi sinyal dalam beberapa cara yang berbeda. Ukuran
binatang mempengaruhi bentuk dan fungsi mereka. Dalam Pertumbuhan dan
Form, D'Arcy Thompson menyimpulkan pada tahun 1942 bahwa 'bentuk ... dari
tubuh kita sepenuhnya dikondisikan oleh ... kekuatan gravitasi pada dunia. "Setiap
struktur skala ke atas di Bumi akhirnya akan gagal di bawah beratnya sendiri ...
karena gaya gravitasi bertindak secara proporsional dengan massa." )," Hal ini
tidak tersedianya makanan atau hasil dari evolusi yang pada akhirnya menentukan
ukuran hewan darat terbesar -. Itu adalah gravitasi ada ukuran maksimum, yang di
darat diatur oleh ukuran dan massa planet kita, karena gaya gravitasi membatasi
munculnya raksasa.

31 | P a g e
Gambar 30. Reseptor Gravitasi Pada Hewan

Gambar 31. Model Simetri Tubuh Makhluk Hidup

32 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan

1) Gerak benda di bumi dan di angkasa secara mekanika klasik dapat dengan
baik dijelaskan secara empirik oleh Sir Isaac Newton dalam ketiga hukum
tentang gerak yaitu,
a. Hukum I Newton yang menjelaskan tentang konsep kelembaman
benda
b. Hukum II Newton yang menjelaskan tentang percepatan suatu
benda yang dipengaruhi oleh besar gaya yang bekerja pada benda
dan berbanding terbalik dengan massa benda.
c. Hukum III Newton tentang hukum aksi reaksi
Dengan dasar ketiga hukum gerak Newton tersebut, maka dapat dijabarkan
beberapa hukum lainnya misalnya penjelasan hukum kepler tentang gerak
benda langit, dan konsep impuls dan momentum pada peristiwa tumbukan.
2) Aplikasi dan pengaruh gravitasi dalam kehidupan sangat banyak
diantaranya dapat dijelaskan pada bidang fisika yaitu pada peristiwa
peluncuran roket, kimia pada proses ikatan kimia, biologi pada bagian
struktur tubuh untuk mengatasi pengaruh gaya gravitasi, lingkungan dalam

33 | P a g e
hal terjadinya tanah longsor, geologi dalam hal sistem aliran air sungai,
teknologi pada bentuk dan desain mobil aerodynamics, kesehatan dan
keselamatan pada manfaat air bag serta bidang astronomi untuk gerak
planet dalam tata surya

DAFTAR PUSTAKA

Crowell, Benjamin.2006. Conceptual Physics. GNU Free Documentation.

Darmawan, Denny.2013. Modul Pembinaan Astronomi SMA. SMA


Muhamadiyah Yogyakarta.

Trefil, James. 2010. The Sciences, An Integrated Approach, Sixth Edition. John
Wiley & Sons, Inc: United States of America

Sumber internet :
https://wikipedia.org/wiki/escape_velocity diakses tanggal : 2 Oktober 2015

link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-3-642-59381-9_21#page-1.
Astrobiologi. Chapter : Gravitational Zoology How Animals Use and Cope with
Gravity, diakses tanggal : 2 Oktober 2015

https://www.boundless.com/biology/textbooks/boundless-biology-textbook/the-
animal-body-basic-form-and-function-33/animal-form-and-function-192/limits-
on-animal-size-and-shape-733-11963/ diakses tanggal : 2 Oktober 2015

34 | P a g e
35 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai