Anda di halaman 1dari 8

EFEK GASTROPROTEKTIF AIR PERASAN DAUN PISANG

(Musa paradisiaca L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI


ASPIRIN

GASTROPROTECTIVE EFFECT OF BANANA LEAF JUICE (Musa


paradisiaca L.) ON ASPIRIN INDUCED MALE WISTAR RATS

Sugiarto Puradisastra1, Endang Evacuasiany1, Melissa Chandra2


1
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Tukak lambung adalah defek mukosa yang berbatas tegas dan dapat menembus muskularis
mukosa sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi. Tukak lambung merupakan
penyebab kematian ke-10 pada laki-laki berumur 45-54 tahun. Tukak lambung sering diakibatkan
oleh konsumsi obat anti inflamasi non steroid (OAINS), salah satunya adalah aspirin. Obat-obat
tukak lambung pada penggunaan jangka panjang memiliki banyak efek samping, sebagai alternatif
dapat digunakan daun pisang.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek gastroprotektif air perasan daun pisang
(APDP).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Hewan coba adalah 30 ekor
tikus wistar jantan yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok (n=6). Setiap kelompok secara
berurutan diberi APDP I (3,862 g/kg BB), APDP II (7,724 g/ kg BB), APDP III (15,448 g/kg BB),
akuades, dan ranitidin 27 mg/kg BB secara per oral. Setelah satu jam, semua kelompok diinduksi
tukak lambung dengan menggunakan aspirin 900 mg/kg BB secara per oral. Data yang diukur
adalah jumlah dan diameter tukak lambung dalam mm menggunakan jangka sorong dan dievaluasi
menggunakan skor jumlah dan skor diameter tukak lambung. Analisis data menggunakan uji non-
parametrik Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U dengan  = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan untuk jumlah tukak, didapatkan median APDP I (4), APDP II (3),
APDP III (3), kontrol negatif (4), dan kontrol pembanding (2). APDP II dan APDP III berbeda
bermakna (p < 0,05) dibandingkan kelompok kontrol negatif. Pada diameter tukak, didapatkan
median APDP I (3), APDP II (3), APDP III (3), kontrol negatif (3), dan kontrol pembanding (2).
APDP I, II, dan III tidak berbeda bermakna (p > 0,05) dibandingkan kelompok kontrol negatif.
Simpulan penelitian adalah air perasan daun pisang (Musa paradisiaca L.) berefek
gastroprotektif dengan mengurangi jumlah tukak lambung, tetapi tidak mengurangi diameter tukak
lambung.

Kata kunci: gastroprotektif, air perasan daun pisang, tikus wistar jantan

ABSTRACT

Gastric ulcer is a mucosal defect with firm edges and can penetrate through muscularis
mucosa and serosa and cause perforation. Gastric ulcer is the tenth cause of death in 45-54 year
old men. Gasric ulcer is often caused by non-steroidal anti inflammatory drugs (NSAID)
consumption, one of which is aspirin. Long term use of gastric ulcer medicine has a lot of adverse
effects, as an alternative banana leaf can be used.
The purpose of this research is to know the gastroprotective effect of banana leaf juice (APDP).

Universitas Kristen Maranatha


This research is an experimental laboratory research. Experiment animals are 30 male wistar
rats which were divided into 5 groups (n=6). Each group were given APDP I (3,862 gr/kg body
weight), APDP II (7,724 gr/kg body weight), APDP III (15,448 gr/kg body weight), distilled water,
and ranitidine solution 27 mg/kg body weight orally. After one hour, all groups were induced by
aspirin 900mg/kg body weight orally. The data measured were the amount and diameter of gastric
ulcers in mm using vernier calliper. The data analyzed by Kruskal-Wallis test and post hoc use
Mann-Whitney test with  = 0,05.
The results showed median of APDP I (4), APDP II (3), APDP III (3), control group (4), and
comparator control (2) for gastric ulcer number, with significant differences (p<0,05) between
APDP II, APDP III, and control group. For gastric ulcer size, the median was APDP I (3), APDP
II (3), APDP III (3), control group (3), and comparator control (2), with no significant differences
(p>0,05) between APDP I,II, III, and control group.
The conclusion is banana leaf juice (Musa paradisiaca L.) has gastroprotective effect by reducing
gastric ulcer number, but not reducing gastric ulcer size.

Key words: gastroprotective, banana leaf juice, male wistar rats


antara lain, rokok, makanan berlemak,
PENDAHULUAN stress, OAINS, dan infeksi Helicobacter
Ulkus peptik atau tukak peptik adalah pylori, yang akan memicu nekrosis
defek mukosa gastrointestinal (GI) yang jaringan melalui iskemia mukosa,
meluas sampai ke mukosa otot yang pembentukan radikal bebas, dan
terjadi di esofagus, lambung atau hambatan aliran nutrien11. OAINS juga
1
duodenum . Walaupun telah banyak diketahui menginduksi pembentukan
ditemukan obat anti tukak, tukak sitokin proinflamasi dan memicu infiltrasi
lambung tetap menjadi penyebab dari leukosit polimorfonuklear pada mukosa
5000 kematian / tahun di Amerika lambung12. Infiltrasi leukosit ini
Serikat2. Data WHO menyebutkan menghasilkan radikal bebas yang akan
kematian akibat tukak lambung di menimbulkan kerusakan pada mukosa
Indonesia mencapai 0,99 persen yang lambung11.
didapatkan dari angka kematian 8,41 Aspirin merusak mukosa lambung
per 100,000 penduduk. Pada tahun dengan menghambat sintesis
2005-2008, tukak lambung menempati prostaglandin dengan menghambat
urutan ke-10 dalam kategori penyebab enzim siklooksigenase (COX),
kematian pada kelompok umur 45-54 meningkatkan sekresi asam lambung
tahun pada laki-laki menurut BPPK dan difusi ion H+. Aspirin merupakan
3
Depkes pada tahun 2008 . inhibitor sintesis prostaglandin melalui
Gejala klinik tukak lambung asetilasi enzim siklooksigenase secara
cenderung tidak spesifik pada kasus- irreversible. Di lambung, prostaglandin
kasus sederhana8. Pemeriksaan mempunyai peran protektif penting
laboratorium rutin pun tidak dapat dengan meningkatkan sekresi HCO3-
membantu diagnosis tukak lambung dan mukus, serta mempertahankan
yang tidak memiliki komplikasi, sehingga aliran darah mukosa, dan mengatur
diagnosisnya bergantung pada regenerasi sel epitel mukosa lambung.
pemeriksaan radiologi dan endoskopi8. Selain itu, prostaglandin juga
Dengan demikian, tukak lambung yang meningkatkan sekresi surfaktan
belum memiliki komplikasi sukar hidrofobik seperti fosfolipid yang
didiagnosis. merupakan pertahanan pertama
Tukak peptik terjadi akibat mukosa lambung, menstabilkan sel
ketidakseimbangan antara faktor iritan mast mukosa, membran lisosom, dan
yaitu pepsin dan asam lambung serta menghambat produksi radikal bebas.
faktor pertahanan lambung seperti Akibatnya, supresi prostaglandin oleh
mukosa lambung, bikarbonat, NSAID mengakibatkan mukosa lambung
mikrosirkulasi, barrier mukosa, dan dan duodenum lebih rentan mengalami
prostaglandin10. Faktor iritan eksogen tukak22.

Universitas Kristen Maranatha


Daun pisang (Musa paradisiaca L.) kain lap bersih, kemudian daun pisang
mengandung saponin, tanin, alkaloid 15, dipisahkan dari tangkainya dengan
dan flavonoid16. Tanin memiliki efek menggunakan pisau. Satu lembar daun
antimikroba sehingga dapat membantu pisang dengan berat kurang lebih 100
pertahanan terhadap H.pylori. Tanin gram kemudian dihaluskan dengan
juga dapat mempresipitasi mikroprotein menggunakan blender dan penghalus/
pada lokasi tukak sehingga membentuk penumbuk. Hasilnya kemudian diperas.
lapisan protektif tipis yang mencegah Air perasan daun pisang (APDP) 100 %
serangan faktor iritan enzim proteolitik 6. (sesuai dengan dosis III yaitu 15,448
Saponin mengaktivasi faktor protektif g/kg BB) yang didapat kemudian
membran mukosa17. Alkaloid disimpan di dalam gelas ukur.
mengurangi sekresi asam lambung, Selanjutnya dibuat air perasan daun
meningkatkan sekresi mukus dan alkali, pisang 50% (sesuai dengan dosis II
serta memperbaiki aliran darah mukosa yaitu 7, 724 g/kg BB) dan
lambung sehingga membantu APDP 50% (sesuai dengan dosis II
penyembuhan dan pencegahan tukak yaitu 7,724 g/kg BB) dan APDP 25 %
lambung terhadap agen / faktor iritan14. (sesuai dengan dosis I yaitu 3,826 g/kg
Flavonoid memperbaiki sirkulasi darah BB), diperoleh dari APDP 100% yang
mukosa dan meningkatkan ditambahkan air suling dengan
prostaglandin, namun yang paling perbandingan 1:1 dan 1:3.
penting adalah flavonoid berperan Setelah mendapat perlakuan, 4 jam
sebagai antioksidan. Antioksidan akan kemudian tikus dikorbankan dengan
menangkal radikal bebas yang berperan cara dislokasi leher, kemudian
dalam patogenesis tukak lambung18. dilaparotomi. Sebelumnya dilakukan
tindakan anestesi dengan menggunakan
ketamin. Perut tikus dibuka, kemudian
BAHAN DAN CARA dicari lambung dengan batas-batasnya.
Perbatasan pilorus dan duodenum serta
Alat yang digunakan pada penelitian ujung esofagus diikat kemudian
ini adalah sonde oral, spuit, timbangan lambung diambil.
tikus, alat-alat bedah, kotak anestesi, Lambung tikus lalu dibersihkan
kandang tikus, sarung tangan, jangka dengan larutan NaCl fisiologis,
sorong, dan jarum pentul. kemudian ditoreh pada bagian kurvatura
Bahan yang digunakan pada mayor, kemudian dibuka dan ditata
penelitian ini adalah daun pisang (Musa sedemikian rupa sehingga jumlah dan
paradisiaca L.), aspirin 500 mg, ketamin, diameter tukak lambung yang terbentuk
air suling, ranitidin 150 mg, larutan CMC dapat diamati. Tukak dievaluasi dengan
1%, dan larutan NaCl fisiologis. metode skor berdasarkan jumlah tukak
Setelah diadaptasikan tikus dan diameter tukak. Pengamatan
dipuasakan selama ±24 jam, dengan dilakukan dengan bantuan kaca
tetap diberi minum, lalu dikelompokkan pembesar.
secara acak ke dalam 5 kelompok dan METODE PENELITIAN
diberi perlakuan yang berbeda dalam 1
kali pemberian. Kelompok 1 diberi air Penelitian ini bersifat eksperimental
perasan daun pisang (APDP) I yaitu laboratorik. Data yang diukur adalah
dosis 3,862 g/kg BB. Kelompok 2 dan jumlah dan diameter tukak lambung
kelompok 3 masing-masing diberi APDP yang dihitung berdasarkan skor jumlah
II dan III yaitu dosis 7,724 g/kg BB. dan skor diameter tukak lambung.
Kelompok 4 adalah kontrol negatif yang Data yang didapat adalah data
diberikan akuades, dan kelompok 5 ordinal, maka analisis statistik dilakukan
adalah kontrol pembanding yang dengan uji non parametrik Kruskal
diberikan larutan ranitidin dengan dosis Wallis. Bila terdapat perbedaan
27 mg/kg BB. bermakna dilanjutkan dengan uji Mann
Daun pisang dibersihkan di bawah Whitney dengan  = 0,05,
air mengalir, kemudian dilap dengan menggunakan program komputer.

Universitas Kristen Maranatha


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini digunakan dalam penghitungan jumlah dan


hewan coba tikus jantan karena tukak diameter tukak lambung pada tikus.
lambung lebih sering terjadi pada laki- Pada penelitian ini akan digunakan
laki daripada perempuan1. Rasio laki- hewan coba tikus wistar jantan karena
laki terhadap perempuan untuk tukak lambung tikus menyerupai lambung
lambung adalah sekitar 1,5 sampai 2 manusia21 dan tingkat taksonominya
berbanding 12. Testosteron pun terbukti terendah, sehingga memenuhi prinsip
menghambat penyembuhan tukak refinement. Kapasitas maksimal
lambung, sedangkan progesteron lambung mencit adalah 1 ml, sedangkan
mempercepat penyembuhan tukak kapasitas maksimal lambung tikus
lambung19. adalah 5 ml24. Fakta tersebut
Organ yang digunakan pada menunjukkan bahwa dibandingkan
penelitian ini adalah lambung karena mencit, tikus memiliki ukuran lambung
tukak lambung ukurannya lebih besar yang lebih besar, sehingga akan
dan lebih menonjol dibandingkan tukak memudahkan pengamatan jumlah dan
duodenum20. Hal ini akan memudahkan diameter tukak secara makroskopis.

Jumlah Tukak Lambung


Tabel 4.1. Skor Tukak Lambung Tikus Setelah
Pemberian Air Perasan Daun Pisang

Tikus APDP I APDP II APDP III Kontrol Kontrol


Negatif Pembanding
1 4 3 3 4 1,5
2 1 3 4 3 2
3 4 4 3 6 1,5
4 5 3 3 4 2
5 2 3 3 5 2
6 4 3 2 4 3
Median 4 3 3 4 2

Keterangan:
1. APDP I: kelompok tikus dengan pemberian air perasan daun pisang dosis 3,862g/ kg
BB.
2. APDP II: kelompok tikus dengan pemberian air perasan daun pisang dosis 7,724 g/kg
BB.
3. APDP III: kelompok tikus dengan pemberian air perasan daun pisang dosis 15,448 g/
kg BB.
4. Kontrol negatif: kelompok tikus dengan pemberian air suling.
5. Kontrol pembanding: kelompok tikus dengan pemberian ranitidin dosis 27 mg/kg BB
Uji Kruskal-Wallis dilakukan untuk berarti terdapat perbedaan yang sangat
melihat adanya perbedaan secara bermakna antarkelompok perlakuan (p <
statistik dan didapatkan p = 0,009 . 0,01). Uji Mann-Whitney U dilakukan
2hitung (13,591) lebih besar dari 2tabel untuk mengetahui kelompok mana yang
5% (9,488) dan 2tabel 1% (13,28). Hal ini berbeda.

Tabel 4.2. Uji Mann Whitney terhadap Kelompok Kontrol


Perlakuan P

Universitas Kristen Maranatha


APDP I (4) vs Kontrol Negatif (4) 0,394
APDP II (3) vs Kontrol Negatif (4) 0,041
APDP III (3) vs Kontrol Negatif (4) 0,026
Kontrol Pembanding (2) vs Kontrol Negatif (4) 0,002

Tabel 4.3 menunjukkan kelompok berbeda sangat bermakna bila


APDP I (4) tidak berbeda bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
dibandingkan dengan kontrol negatif (4) negatif (4) dengan p = 0,002, berarti
dengan p = 0,394, hal ini berarti APDP I kontrol Pembanding berefek
tidak berefek gastroprotektif. APDP II (3) gastroprotektif secara sangat bermakna.
dan APDP III (3) berbeda bermakna bila Uji Mann-Whitney U selanjutnya
dibandingkan dengan kontrol negatif (4) dilakukan untuk menilai potensi
dengan p = 0,041 dan p = 0,026. Hal ini gastroprotektif dari kelompok APDP II
berarti APDP II dan III berefek dan III serta kelompok kontrol
gastroprotektif secara bermakna. Pembanding.
Kelompok kontrol Pembanding (2)

Tabel 4.3 Perbandingan Potensi Antarkelompok Perlakuan


Perlakuan P
APDP II (3,17) vs APDP III (3) 0,699
APDP II (3,17) vs Kontrol Pembanding (2) 0,009
APDP III (3) vs Kontrol Pembanding (2) 0,026

Tabel 4.3 menunjukkan APDP II (3) potensi yang lebih kuat dibandingkan
dibandingkan dengan APDP III (3) tidak APDP III.
berbeda secara bermakna dengan p = Jadi urutan kekuatan potensi adalah
0,699. Hal ini berarti bahwa APDP II KP, diikuti APDP III, kemudian diikuti
memiliki potensi yang sama dengan oleh APDP II. Hal ini disebabkan adanya
APDP III. APDP II (3) dibandingkan kandungan tanin, saponin, flavonoid,
dengan KP (2) berbeda sangat dan alkaloid dalam kadar yang lebih
bermakna dengan p = 0,009. Hal ini banyak pada APDP III, sehingga
berarti KP mempunyai potensi yang jauh didapatkan efek gastroprotektif dengan
lebih kuat dibandingkan APDP II. APDP menurunkan jumlah tukak lambung
III (3) berbeda bermakna dibandingkan terbaik, tetapi masih lebih lemah
dengan kelompok KP (2) dengan p = dibandingkan dengan kontrol
0,026. Hal ini berarti KP mempunyai Pembanding.
Diameter Tukak Lambung

Tabel 4.4 Skor Diameter Tukak Lambung Tikus Setelah


Pemberian Air Perasan Daun Pisang

Tikus APDP I APDP II APDP III Kontrol Kontrol


Negatif Pembanding
1 3 3 3 3 1,50
2 1 3 3 3 2
3 3 3 2 3 1,50
4 3 3 3 3 2
5 2 3 3 3 2
6 3 3 2 3 3
Median 3 3 3 3 2
Keterangan:
1. APDP I: kelompok tikus dengan pemberian air perasan daun pisang dosis 3,862g/ kg
BB.

Universitas Kristen Maranatha


2. APDP II: kelompok tikus dengan pemberian air perasan daun pisang dosis 7,724 g/kg
BB.
3. APDP III: kelompok tikus dengan pemberian air perasan daun pisang dosis 15,448 g/
kg BB.
4. Kontrol negatif: kelompok tikus dengan pemberian air suling.
5. Kontrol pembanding: kelompok tikus dengan pemberian ranitidin dosis 27 mg/kg BB

Pengujian dilakukan dengan uji berarti terdapat perbedaan yang


Kruskal-Wallis untuk melihat adanya bermakna antarkelompok perlakuan. Uji
perbedaan secara statistik dan Mann-Whitney U dilakukan untuk
didapatkan p = 0,013. 2hitung (12,718) mengetahui kelompok mana yang
lebih besar dari 2tabel 5% (9,488). Hal ini berbeda dengan hasil yang diuraikan
pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Uji Mann Whitney terhadap Kelompok Kontrol

Perlakuan P
APDP I (3) vs Kontrol Negatif (3) 0,394
APDP II (3) vs Kontrol Negatif (3) 1,000
APDP III (3) vs Kontrol Negatif (3) 0,394
Kontrol Pembanding (2) vs Kontrol Negatif (3) 0,015

Tabel 4.5 menunjukkan ini mungkin karena pengaruhnya


kelompok APDP I (3), APDP II (3), dan terhadap keseimbangan antara faktor
APDP III (3) tidak berbeda secara protektif dan faktor agresif mukosa
bermakna dibandingkan dengan lambung masih sedikit.
kelompok kontrol negatif (3) dengan p > 2. Pemberian bahan uji dengan metode
0,05. Sedangkan kelompok kontrol ini terlalu singkat, sehingga dibutuhkan
Pembanding (2) berbeda secara pemberian bahan uji dalam beberapa
bermakna dibandingkan dengan hari untuk menimbulkan efek proteksi
kelompok kontrol negatif (3) dengan p = yang lebih baik.
0,15). Hal ini berarti APDP I, APDP II, 3. Kemungkinan kadar zat-zat yang
dan APDP III tidak berefek berefek gastroprotektif dalam air
gastroprotektif secara bermakna. perasan daun pisang rendah.
Sedangkan kelompok kontrol Efek gastroprotektif ditunjukkan oleh
Pembanding berefek gastroprotektif APDP II dan III, yaitu air perasan daun
secara bermakna. pisang (Musa paradisiaca L.) dosis 7,5
Pada penelitian ini air perasan daun g/kg BB dan 15 g/kg BB, dengan
pisang dosis 7,724 g/kg BB dan 15,448 mengurangi jumlah tukak lambung.
g/kg BB berefek gastroprotektif dengan Dosis ini berbeda dengan penelitian
mengurangi skor jumlah tukak lambung. yang dilakukan oleh Clement Jackson
Hal ini sesuai dengan teori yang dkk. dan Surabhi Bhatnagar dkk.
menyatakan daun pisang mengandung menggunakan ekstrak etanol dan
zat-zat yang dapat melindungi mukosa ekstrak cair daun pisang (Musa
lambung. paradisiaca L.). Pada penelitian Clement
Efek gastroprotektif air perasan Jackson dkk. dan Surabhi Bhatnagar
daun pisang (Musa paradisiaca L.) dkk. dosis minimal ekstrak daun pisang
hanya terhadap jumlah tukak lambung, yang diperlukan untuk menimbulkan
namun tidak pada diameter tukak efek gastroprotektif adalah 250 mg/kg
lambung kemungkinan disebabkan oleh BB.
beberapa hal:
1. Efek iritasi pada mukosa akibat SIMPULAN
pemberian salisilat kurang dapat
dicegah oleh bahan uji sehingga terjadi Air perasan daun pisang (Musa
kerusakan, apoptosis, dan nekrosis. Hal paradisiaca L.) berefek gastroprotektif

Universitas Kristen Maranatha


dengan mengurangi jumlah tukak DAFTAR PUSTAKA
lambung pada tikus, tetapi tidak berefek
gastroprotektif dengan mengurangi
diameter tukak lambung pada tikus.
1. Brashers, Valentina L. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2003.
2. Kumar, Vinay, Abbas, Abul K. and Fausto, Nelson. Dasar Patologis Penyakit.
Jakarta : EGC, 2009.
3. Kafi, Aditya. File Jadi Propolis terhadap Tukak Lambung. Scribd. [Online] 2014.
http://www.scribd.com/doc/180975518/File-Jadi-Propolis-Terhadap-Tukak-Lambung.
4. Hill, Andrew G. Management of Perforated Duodenal Ulcer. [ed.] Rene G. Holzheimer
and John A. Mannick. Surgical Treatment: Evidence-Based and Problem-Oriented.
Munich : W.Zuckschwerdt Verlag GmbH, 2001.
5. Kenny, Tim. patient.co.uk. Anti-inflammatory Painkillers. [Online] October 20, 2014.
[Cited: December 7, 2014.] http://www.patient.co.uk/health/anti-inflammatory-painkillers.
6. Effect of Flabellaria paniculata Cav. Extracts on Gastric Ulcer in Rats. Sofidiya,
Margaret O., et al., et al. 2012, Complementary & Alternative Medicine, pp. 168-173.
7. Aspirin and Gastric Ulcer. J, Cameron A. 1975, Mayo Clinic, pp. 565-570.
8. Anand, BS. Peptic Ulcer Disease. Medscape. [Online] June 7, 2012.
http://emedicine.medscape.com/article/181753-overview.
9. Banana Leaf Dressing for Skin Graft Donor Areas. Gore, M A and Alolekar, D. 2003,
Burns, pp. 483-486.
10. Fauci, Anthony S and Longo, Dan L. Harrison's Manual of Medicine. [ed.] Anthony
S Fauci, et al., et al. 17. New York : McGraw Hill, 2009.
11. Silva, Maria Izabel Gomes and de Sousa, Francisca Clea Florenco. Gastric Ulcer
Etiology. [ed.] Jianyuan Chai. Peptic Ulcer Disease. s.l. : InTech, 2011.
12. Gastroprotective Effect of Rutin against Indomethacin-Induced Ulcers in Rats. Abdel-
Raheem, Ihab T. 2010, Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology, pp. 742-750.
13. Abdel-Sater, Khaled A. Herbal Treatment of Peptic Ulcer Disease: Guilty or
Innocent. [ed.] Jianyuan Chai. Peptic Ulcer Disease. s.l. : InTech, 2011.
14. Gastric and Duodenal Antiulcer Activity of Alkaloids : A Review. Falcao, Heloina de
Sousa, et al., et al. 2008, Molecules, pp. 3198-3223.
15. Gastroprotective Effects of Ethanolic Leaf Extract of Musa Paradisiaca L.(Musaceae)
in Rats. Jackson, Clement, et al., et al. 2011, Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research, pp. 322-327.
16. The Physiochemical Characteristics of Plantain (Musa Paradisiaca) and Banana
(Musa sapientum) Pseudostem Wastes. Akpabio, U D, Udiong, D S and Akpakpan, A
E. 2012, Advances in Natural and Applied Sciences, pp. 167-172.
17. Ebadi, Manuchair . Pharmacodynamic Basis of Herbal Medicine. Florida : CRC
Press LLC, 2002.
18. Flavonoids with Gastroprotective Activity. de Lira Mota, Kelly Samara, et al., et al.
2009, molecules, pp. 979-1012.
19. The Role of Female and Male Sex Hormones in The Healing Process of Preexisting
Lingual and Gastric Ulcerations. Machowska, A, et al., et al. 2004, Journal of Physiology
and Pharmacology, pp. 91-104.
20. Tarigan, Pangarepan . Tukak Gaster. [book auth.] Pangarepan Tarigan. [ed.] Aru W.
Sudoyo, et al., et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5. Jakarta : Interna Publishing,
2009, Vol. 1, pp. 513-522.
21. Anatomical and Physiological Parameters Affecting Gastrointestinal Absorption in
Humans and Rats. DeSesso, J M and Jacobson, C F. 2001, Food and Chemical
Toxicology, pp. 209-228.
22. Antiulcer Activity of Aqueous Extract of Musa paradisiaca. Bhatnagar, Surabhi, et
al., et al. 2011, Der Pharmacia Sinica, pp. 40-43.

Universitas Kristen Maranatha


23. Mulyawati, Synthia. Pengaruh Air Perasan Daun Pisang (Musa paradisiaca folia)
terhadap Lama Penyembuhan Luka pada Mencit Betina Galur Swiss Webster. Bandung :
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, 2009.
24. Ngatidjan. Petunjuk Laboratorium Metode Laboratorium . Toksikologi. Yogyakarta :
Pusat Antar Universitas Bioteknologi UGM, 1991, pp. 94-152.
25. The Plant Kingdom as a Source of Anti-Ulcer Remedies. Borrelli, Francesca and
Izzo, Angelo A. 2000, Phytotherapy Research, pp. 581-591.

Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai