Oleh :
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 03 April 2019 pada
Pukul 17.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Analisis Kimia
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain cawan alumunium,
neraca analitik, Mangkok plastik, pH meter/kertas lakmus ,Gelas ukur ,Beker
Glass,Stopwatch/
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain : Latek
dari Kebun dan lump Koagulan : Asam semut /Asam Formiat (1 %) ,Koagulan :
Asam Cuka/ Asam etanoat (2%) Koagulan : Asap cair (5%)
Cara Kerja
Hasil
2 . Penentuan DRC Lump
Hasil
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Lump
No. Berat Cawan Berat Basah Berat sampel + DRC (%)
(gram) cawan setelah dioven
(gram)
1. 4,4027 gram 25 gram 16,81 gram 49,63%
2. 4,5242 gram 25 gram 17,51 gram 51,94%
3. 4,2932 gram 25 gram 19,57 gram 61,10%
4. 4,4112 gram 25 gram 18,80 gram 57,55%
5. 5,5660 gram 25 gram 18,58 gram 52,06%
6. 4,3890 gram 25 gram 24,18 gram 79,16%
7. 4,26 gram 25 gram 23,27 gram 76,04%
8. 5,50 gram 25 gram 23,52 gram 72,08%
Perhitungan :
Kadar karet kering (KKK) atau sering disebut Dry Rubber Content (DRC)
mencerminkan persentase jumlah kandungan partikel karet. KKK lateks atau
bekuan sangat penting untuk diketahui karena selain dapat digunakan sebagai
pedoman penentuan harga juga merupakan standar dalam pemberian bahan kimia
untuk pengolahan RSS, TPC, dan lateks pekat. Bagi tengkulak/pembeli getah dari
pekebun kadar karet kering penting untuk menghindari penipuan jika hanya
berpatokan pada berat basah. Bagi perusahaan KKK atau DRC sangat penting
untuk menghindari penyadap yang nakal dengan menambahkan air pada lateks
kebun yang dikumpulkan. Kadar karet kering pada lateks tergantung dari beberapa
faktor antara lain jenis klon, umur pohon, waktu penyadapan, musim, suhu udara
serta letak tinggi dari permukaan laut
Cup Lump atau populer juga dengan sebutan "Lump Mangkok" adalah
bekuan lateks yang menggumpal secara alami didalam mangkok pengumpul
lateks. Lateks akan membeku secara alami dalam waktu kurang lebih 3 jam. Cup
lump ini memiliki Kadar Karet Kering (KKK) sebesar 60% - 90% tergantung dari
kekeringannya. Semakin kering maka Kadar Karet Kering juga akan semakin
tinggi. Kadar Karet Kering ini menggambarkan kandungan partikel karet yang
terdapat dalam Cup Lump. Secara visual Cup Lump berwarna putih dan akan
menjadi kuning kecoklatan seiring bertambahnya umur penyimpanan.
Di lapangan Prinsip pengukuran kadar karet kering (KKK) atau DRC
seringkali hanya ditebak dengan cara meneteskan getah di telunjuk dan diusap
dengan ibu jari. Hasilnya hanya perkiraan sebatas mengetahui keenceran getah.
Semakin encer berarti DRC nya rendah, sebaliknya semakin kental berarti
DRCnya semakin tinggi. Metode tersebut hanya bersifat kualitatif dan tidak dapat
digunakan sebagai acuan. Untuk bahan olah karet berupa lum, metode ini tidak
dapat dilakukan sehingga sering kali hanya ditebak secara visual.
Metode pengukuran yang paling baik dan dianjurkan adalah dengan
pengukuran di laboratorium. Prinsip pengukuran kadar karet kering (KKK) atau
DRC adalah membandingkan berat kering suatu sampel dengan berat basah pada
sampel yang sama. Sampel yang akan diukur (lateks atau lum) pertama ditimbang
berat basahnya, selanjutnya sampel dikeringkan dan ditimbang lagi untuk
mendapatkan berat keringnya. Metode ini merupakan cara paling akurat untuk
mengukur KKK atau DRC dan dapat digunakan untuk menentukan DRC lateks
maupun lum. Namun demikian tidak semua orang dapat melakukannya karena
terbentur dengan alat dan cara pengeringan sesuai prosedur laboratorium sehingga
tidak semua orang dapat melakukannya dengan baik. Selain itu, metode ini sulit
dilakukan di lapangan (di kebun) yang hasilnya perlu segera diketahui.
Pada praktikum penentuan DRC pada lump, pertama-tama ditimbang
terlebih dahulu lump sebanyak 25 g. Kemudian lump dipotong kecil-kecil dan
dicuci dengan air sehingga kotoran-kotoran yang melekat pada lump hilang.
Setelah itu lump ditimbang.
Lump yang sudah bersih kemudian dimasukkan kedalam cawan untuk di
keringkan dengan oven pada suhu 100° C selama 12 jam. Selesai pengeringan
lump didinginkan dan ditimbang. Dilakukan pengeringan yang kedua pada suhu
100° C selama 30 menit, lalu didinginkan dan ditimbang.
Pada praktikum kali ini ada 4 jenis lump yang digunakan dengan tingkat
kekeringan yang berbeda-beda dan masing-masing lump dilakukan 2 kali
pengulangan. Untuk lump yang pertama, KKK yang didapatkan adalah sebesar
49,63% dan 51,94 ; lump yang kedua sebesar 61,10% dan 57,55 ; lump yang
ketiga sebesar 52,06% dan 79,16% ; lump yang keempat sebesar 76,04% dan
72,08%. Jadi DRC yang paling optimum adalah pada lump yang ketiga yakni
sebesar 79,16%.
KESIMPULAN