Anda di halaman 1dari 7

Kelas C

Muhammad Sadino Akbar 155060401111045


Shiffa Thiffalny 175060400111013
Mirsa Ayu 175060401111015

Ketahanan Pangan melalui Reklamasi Rawa


1. Latar Belakang
Ketahanan pangan adalah pertahanan negara, ketika
ketahanan pangan suatu negara terancam, maka kelangsungan
hidup suatu bangsa dipertaruhkan. Pandangan ini cukup
menjelaskan mengapa ketahanan pangan selalu menjadi
perhatian besar di banyak negara di dunia. Sedikitnya ada tiga
faktor yang menyebabkan ketahanan pangan tidak pernah lepas
dari perhatian pemerintahan di berbagai belahan dunia.
Pertama, adalah ledakan penduduk. Kedua, terjadinya
perubahan iklim yang berdampak pada penurunan
produktivitas pangan. Ketiga, mulai terbatasnya sumber-
sumber pangan. Ketiga faktor ini berpeluang besar
menghadirkan ancaman bagi ketahanan pangan setiap negara,
tidak terkecuali Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia. Bedasarkan proyeksi Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, jumlah Penduduk
Indonesia pada tahun 2018 mencapai 265 jiwa yang terdiri atas
133,17 juta jiwa laki-laki dan 131,88 juta jiwa perempuan.
Semakin besar jumlah penduduk maka kewajiban pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan pangan terus meningkat. Menurut
G.M. Meiir dan R.E. Baidwin melalui bukunya Economic
Development Theory History and Policy dalam makalah
Widiyanto (2018), Indonesia masuk kedalam negara
berkembang yang dicirikan dengan jumlah penduduk yang
sangat banyak, pendapatan perkapita kategori menengah,
kualitas fasilitas kehidupan yang belum layak dan sebagainnya.

Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 1


Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan
pangan memiliki hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan
penduduk dalam sebuah negara harus diimbangi dengan
meningkatnya jumlah ketersediaan pangan bagi para
penduduknya. Malthus melaui teorinya dalam makalah
Sintha Prameswari, mengungkapkan bahwa peningkatan
produksi pangan mengikuti deret hitung dan pertumbuhan
penduduk mengikuti deret ukur sehingga manusia pada masa
depan akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Sehingga
diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk menciptakan
sebuah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk
dan ketersediaan pangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah reklamasi rawa. Reklamasi rawa merupakan suatu
proses dan tindakan membudidayakan daerah-daerah yang
masih belum dimanfaatkan di daerah rawa.
2. Kondisi Pangan di Indonesia
2.1 Kebutuhan Pangan di Indonesia
Indonesia merupakan negara agraris, dan mayoritas
penduduknya mengandalkan penghasilan dari sektor pertanian.
Beras merupakan salah satu
komoditas penting di
Indonesia karena negara ini
memiliki konsumsi beras
perkapita terbesar di dunia.
Menurut Saifullah dan
Sulandri (2010) dalam
makalah Sintha Prameswari,
Gambar 1. Demo Pangan beras merupakan komoditas
....Sumber : Google , 2019 pangan strategis yang perlu
untuk dijamin ketersediannya
karena dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan
pembangunan nasional serta memerlukan intervensi dari
pemerintah.

Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 2


2.2 Masalah Pangan di Indonesia
Pangan merupakan kebutuhan paling penting dalam
kehidupan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution pun menjelaskan terkait kondisi pangan
Indonesia saat ini.
Darmin menjelaskan pihaknya
telah menemukan berbagai
masalah pangan yang terjadi di
Indonesia. Dirinya pun berharap
permasalahan itu dapat cepat
terselesaikan. Ia mengatakan
Gambar 2. Pidato Pangan
masalah harga yang mahal
....Sumber : Google , 2019
berkaitan dengan musim sehingga
harga bisa naik turun. Sedangkan
untuk kualitas berhubungan dengan kurangnya riset berbasis
teknologi. Lantas, pemerintah pun tak diam saja namun telah
bertindak untuk menyelesaikan masalah secara per sektor. Hal
ini dilakukan dengan beberapa inisiatif.
3. Peran Reklamasi Rawa terhadap Ketahanan Pangan
3.1 Reklamasi Rawa
Rawa merupakan
pilihan lahan yang potensial
yang dapat digunakan untuk
mendukung upaya
peningkatan produksi
pertanian maupun program
transmigrasi. Terdapat dua
jenis rawa yaitu rawa non
pasang surut dan rawa pasang
surut. rawa pasang surut
Gambar 3. Reklamasi Rawa umuman merupakan
....Sumber : Google , 2019 ketebalan gambut yang
bervariasi.

Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 3


Salah satu bentuk kegiatan daerah rawa adalah
pemanfaatkan daerah rawa itu tujuan tertentu, misalnya untk
budidaya pertanian. Rawa non pasang surut terletak lebih jauh
jaraknya dari pantai atau muara sungai. Sistem pemberian
airnya tidak dipengaruhi oleh gerakan pasang surutnya muka
air laut. Reklamasi daerah rawa merupakan salah satu bentuk
usaha ekstensifikasi pertanian yang dilakukan dengan
membuka, memanfaatkan serta melestarikan sumber daya alam
bagi kehidupan manusia.
Tujuan Reklamasi Rawa antara lain :
a. Kesejahteraan masyarakat
b. Melalui penyiapan prasaran dan sarana
c. Bagi keperluan lahan pemukiman, pertanian, perkebunan,
perikanan, industri, dan perhubungan serta pariwisata.
Reklamasi daerah rawa akan terdiri atas 4 langkah penting
serta 4 kondisi yang mengikutinya:
a. Penurunan elevasi muka air tanah.
b. Peningkatan kemampuan infiltrasi air.
c. Pelindihan dan pengenceran bahan toxic dari dalam tanah.
d. Pengelolaan tanah yang cerdas.
3.2 Lahan Rawa di Indonesia
Berdasarkan data
yang diperoleh dari
Lembaga Penelitian
Tanah Departemen
Pertanian tahun 1977
(sekarang “Pusat
Penelitian Tanah dan
Agroklimat” Badan
Gambar 4. Lahan Rawa Indonesia Penelitian dan
.... Sumber : Google , 2019

Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 4


Pengembangan Pertanian), luas potensi (alami) rawa di
Indonesia tersebar di beberapa pulau, yaitu Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Luas lahan rawa
Indonesia diperkirakan mencapai 39.424.500 hektar yang
terdiri dari 24.707.750 hektar lahan pasang surut dan 14.
716.750 hektar lahan rawa non-pasang surut (lebak). Dari
luasan tersebut, bahwa seluas 3.3 juta Ha mempunyai telah
diusahakan (telah direklamasi), 5.6 juta Ha mempunyai potensi
(atau sesuai) untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian
sisanya seluas 15,7 juta Ha tidak sesuai untuk usaha pertanian.
Manfaat Reklamasi Rawa di Indonesia menurut Soedibyo
(1983) dalam Suharjono (1994), bahwa tingkat pembangunan
rawa ditujukan kepada usaha-usaha seperti “
a. Menunjang peningkatan produksi pangan, terutama beras.
b. Menyediakan lahan usaha pertanian bagi transmigran dan
petani tanpa lahan.
c. Menunjang pengembangan wilayah dengan cara
peningkatan daya gunanya melalui proses reklamasi atas
kawasan yang sebelumnya kurang berguna.
Sedangkan Waloejono (1992) dalam Suharjono (1994),
menyatakan adanya berbagai kemungkinan dampak positif
yang timbul akibat kegiatan reklamasi rawa, antara lain adalah:
a. Terciptanya lapangan kerja baru di bidang pertanian
b. Perluasan lahan pertanian dan peningkatan produksi hasil
pertanian
c. Terbukanya peluang peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani dengan mengalokasi lahan seluas 2
Ha per kepala keluarga.
Rancangan reklamasi rawa yang dilakukan pemerintah
bertujuan untuk memberikan dukungan pada program
transmigrasi, umumnya meliputi daerah yang lebih
luas,minimum seluas 5.000 Ha dengan menggunakan saluran-

Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 5


saluran primer yang lebar (10-20 meter) dan dilengkapi pula
dengan sistem saluran sekunder dan tersir.
3.3 Strategi Membangun dan Mengembangkan
.............Pertanian di Lahan Rawa
Kunci keberhasilan pertanian di lahan rawa adalah dengan
menerapkan kebijakan yang sistematis, terpadu dan terarah.
Membangun pertanian di lahan rawa memiliki peluang yang
sangat tinggi. Peluang tersebut seiring dengan masih luasnya
lahan rawa yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
Kebijakan membangun pertanian lahan rawa di
Kementerian Pertanian difokuskan pada optimalisasi dari
berbagai hasil riset dalam sistem budidaya pertanian di lahan
rawa, melalui:

a. Penggunaan varietas unggul


b. Peningkatan pengolahan tanah
c. Pengendalian hama penyakit
d. Pemupukan berimbang
e. Pengelolaan pascapanen
Gambar 5. Reklamasi Rawa
f. Pemanfaatan kearifan lokal ....ccSumber : Google , 2019

Untuk strategi pengembangan pertanian lahan rawa harus


berorientasi pada pembangunan berkelanjutan berdasarkan
pada model yang telah dikaji dan diterapkan, baik di kebun-
kebun percobaan maupun lahan petani. Model pertanian di
lahan rawa harus dilakukan secara terpadu atau terintegrasi dari
hulu (penyediaan benih, pupuk dan sarana produksi pertanian
lainnya), sistem budidaya sampai hilir (pengolahan
pascapanen) tanpa meninggalkan limbah yang mengotori
lingkungan. Kondisi ini dapat tercapai jika semua bagian
tersebut menerapkan inovasi teknologi.

Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 6


Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 7

Anda mungkin juga menyukai