1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah pertahanan negara, ketika ketahanan pangan suatu negara terancam, maka kelangsungan hidup suatu bangsa dipertaruhkan. Pandangan ini cukup menjelaskan mengapa ketahanan pangan selalu menjadi perhatian besar di banyak negara di dunia. Sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan ketahanan pangan tidak pernah lepas dari perhatian pemerintahan di berbagai belahan dunia. Pertama, adalah ledakan penduduk. Kedua, terjadinya perubahan iklim yang berdampak pada penurunan produktivitas pangan. Ketiga, mulai terbatasnya sumber- sumber pangan. Ketiga faktor ini berpeluang besar menghadirkan ancaman bagi ketahanan pangan setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Bedasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, jumlah Penduduk Indonesia pada tahun 2018 mencapai 265 jiwa yang terdiri atas 133,17 juta jiwa laki-laki dan 131,88 juta jiwa perempuan. Semakin besar jumlah penduduk maka kewajiban pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan terus meningkat. Menurut G.M. Meiir dan R.E. Baidwin melalui bukunya Economic Development Theory History and Policy dalam makalah Widiyanto (2018), Indonesia masuk kedalam negara berkembang yang dicirikan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, pendapatan perkapita kategori menengah, kualitas fasilitas kehidupan yang belum layak dan sebagainnya.
Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 1
Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan memiliki hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan penduduk dalam sebuah negara harus diimbangi dengan meningkatnya jumlah ketersediaan pangan bagi para penduduknya. Malthus melaui teorinya dalam makalah Sintha Prameswari, mengungkapkan bahwa peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sehingga manusia pada masa depan akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Sehingga diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk menciptakan sebuah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah reklamasi rawa. Reklamasi rawa merupakan suatu proses dan tindakan membudidayakan daerah-daerah yang masih belum dimanfaatkan di daerah rawa. 2. Kondisi Pangan di Indonesia 2.1 Kebutuhan Pangan di Indonesia Indonesia merupakan negara agraris, dan mayoritas penduduknya mengandalkan penghasilan dari sektor pertanian. Beras merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia karena negara ini memiliki konsumsi beras perkapita terbesar di dunia. Menurut Saifullah dan Sulandri (2010) dalam makalah Sintha Prameswari, Gambar 1. Demo Pangan beras merupakan komoditas ....Sumber : Google , 2019 pangan strategis yang perlu untuk dijamin ketersediannya karena dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan pembangunan nasional serta memerlukan intervensi dari pemerintah.
Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 2
2.2 Masalah Pangan di Indonesia Pangan merupakan kebutuhan paling penting dalam kehidupan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun menjelaskan terkait kondisi pangan Indonesia saat ini. Darmin menjelaskan pihaknya telah menemukan berbagai masalah pangan yang terjadi di Indonesia. Dirinya pun berharap permasalahan itu dapat cepat terselesaikan. Ia mengatakan Gambar 2. Pidato Pangan masalah harga yang mahal ....Sumber : Google , 2019 berkaitan dengan musim sehingga harga bisa naik turun. Sedangkan untuk kualitas berhubungan dengan kurangnya riset berbasis teknologi. Lantas, pemerintah pun tak diam saja namun telah bertindak untuk menyelesaikan masalah secara per sektor. Hal ini dilakukan dengan beberapa inisiatif. 3. Peran Reklamasi Rawa terhadap Ketahanan Pangan 3.1 Reklamasi Rawa Rawa merupakan pilihan lahan yang potensial yang dapat digunakan untuk mendukung upaya peningkatan produksi pertanian maupun program transmigrasi. Terdapat dua jenis rawa yaitu rawa non pasang surut dan rawa pasang surut. rawa pasang surut Gambar 3. Reklamasi Rawa umuman merupakan ....Sumber : Google , 2019 ketebalan gambut yang bervariasi.
Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 3
Salah satu bentuk kegiatan daerah rawa adalah pemanfaatkan daerah rawa itu tujuan tertentu, misalnya untk budidaya pertanian. Rawa non pasang surut terletak lebih jauh jaraknya dari pantai atau muara sungai. Sistem pemberian airnya tidak dipengaruhi oleh gerakan pasang surutnya muka air laut. Reklamasi daerah rawa merupakan salah satu bentuk usaha ekstensifikasi pertanian yang dilakukan dengan membuka, memanfaatkan serta melestarikan sumber daya alam bagi kehidupan manusia. Tujuan Reklamasi Rawa antara lain : a. Kesejahteraan masyarakat b. Melalui penyiapan prasaran dan sarana c. Bagi keperluan lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan, industri, dan perhubungan serta pariwisata. Reklamasi daerah rawa akan terdiri atas 4 langkah penting serta 4 kondisi yang mengikutinya: a. Penurunan elevasi muka air tanah. b. Peningkatan kemampuan infiltrasi air. c. Pelindihan dan pengenceran bahan toxic dari dalam tanah. d. Pengelolaan tanah yang cerdas. 3.2 Lahan Rawa di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Penelitian Tanah Departemen Pertanian tahun 1977 (sekarang “Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat” Badan Gambar 4. Lahan Rawa Indonesia Penelitian dan .... Sumber : Google , 2019
Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 4
Pengembangan Pertanian), luas potensi (alami) rawa di Indonesia tersebar di beberapa pulau, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Luas lahan rawa Indonesia diperkirakan mencapai 39.424.500 hektar yang terdiri dari 24.707.750 hektar lahan pasang surut dan 14. 716.750 hektar lahan rawa non-pasang surut (lebak). Dari luasan tersebut, bahwa seluas 3.3 juta Ha mempunyai telah diusahakan (telah direklamasi), 5.6 juta Ha mempunyai potensi (atau sesuai) untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian sisanya seluas 15,7 juta Ha tidak sesuai untuk usaha pertanian. Manfaat Reklamasi Rawa di Indonesia menurut Soedibyo (1983) dalam Suharjono (1994), bahwa tingkat pembangunan rawa ditujukan kepada usaha-usaha seperti “ a. Menunjang peningkatan produksi pangan, terutama beras. b. Menyediakan lahan usaha pertanian bagi transmigran dan petani tanpa lahan. c. Menunjang pengembangan wilayah dengan cara peningkatan daya gunanya melalui proses reklamasi atas kawasan yang sebelumnya kurang berguna. Sedangkan Waloejono (1992) dalam Suharjono (1994), menyatakan adanya berbagai kemungkinan dampak positif yang timbul akibat kegiatan reklamasi rawa, antara lain adalah: a. Terciptanya lapangan kerja baru di bidang pertanian b. Perluasan lahan pertanian dan peningkatan produksi hasil pertanian c. Terbukanya peluang peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dengan mengalokasi lahan seluas 2 Ha per kepala keluarga. Rancangan reklamasi rawa yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk memberikan dukungan pada program transmigrasi, umumnya meliputi daerah yang lebih luas,minimum seluas 5.000 Ha dengan menggunakan saluran-
Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 5
saluran primer yang lebar (10-20 meter) dan dilengkapi pula dengan sistem saluran sekunder dan tersir. 3.3 Strategi Membangun dan Mengembangkan .............Pertanian di Lahan Rawa Kunci keberhasilan pertanian di lahan rawa adalah dengan menerapkan kebijakan yang sistematis, terpadu dan terarah. Membangun pertanian di lahan rawa memiliki peluang yang sangat tinggi. Peluang tersebut seiring dengan masih luasnya lahan rawa yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Kebijakan membangun pertanian lahan rawa di Kementerian Pertanian difokuskan pada optimalisasi dari berbagai hasil riset dalam sistem budidaya pertanian di lahan rawa, melalui:
a. Penggunaan varietas unggul
b. Peningkatan pengolahan tanah c. Pengendalian hama penyakit d. Pemupukan berimbang e. Pengelolaan pascapanen Gambar 5. Reklamasi Rawa f. Pemanfaatan kearifan lokal ....ccSumber : Google , 2019
Untuk strategi pengembangan pertanian lahan rawa harus
berorientasi pada pembangunan berkelanjutan berdasarkan pada model yang telah dikaji dan diterapkan, baik di kebun- kebun percobaan maupun lahan petani. Model pertanian di lahan rawa harus dilakukan secara terpadu atau terintegrasi dari hulu (penyediaan benih, pupuk dan sarana produksi pertanian lainnya), sistem budidaya sampai hilir (pengolahan pascapanen) tanpa meninggalkan limbah yang mengotori lingkungan. Kondisi ini dapat tercapai jika semua bagian tersebut menerapkan inovasi teknologi.
Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 6
Ketahanan Pangan Indonesia melalui Reklamasi Rawa 7