Oleh:
Maulidya Cahyani
1814181015
satu makanan pokok yang paling penting di daerah tropis, yang mana singkong ini
dunia, singkong menempati urutan ke enam sumber kalori paling penting di dalam
diet manusia.
mulai dari batang, daun dan umbinya. Singkong segar mempunyai komposisi
kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar
protein 1%, kadar lemak 0,5% dan kadar abu 1%, sehingga merupakan sumber
mengapa singkong menjadi sumber energi yang baik untuk Anda yang harus
menjalani aktivitas fisik yang berat. Singkong juga mengandung serat pangan
dalam jumlah yang cukup tinggi, sehingga dapat mencegah sembelit. Serat juga
membantu Anda menurunkan berat badan karena bisa membuat Anda kenyang
lebih lama. Singkong mengandung sumber mineral yang cukup banyak seperti
kalsium, fosfor, mangan, zat besi, dan kalium. Mineral ini diperlukan untuk
setelah padi dan jagung. Selain bahan makanan pokok, macam-macam produk
olahan singkong dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, antara lain adalah tape
disebut sianida. Asam sianida adalah racun yang dapat menghambat kerja enzim
dan kematian. Bila dicerna, hidrogen sianida sangat cepat terserap oleh alat
pencernaan dan masuk ke dalam aliran darah. Dalam sel-sel singkong terdapat
dan hidrogen sianida. Hidrogen sianida (HCN) atau asam sianida ini merupakan
racun pada singkong, masyarakat mengenal sebagai racun asam biru karena
adanya bercak warna biru pada singkong dan akan menjadi toksin (racun) bila
dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm. Kadar sianida pada singkong
menjadi dua golongan yaitu singkong jenis manis dan pahit. Singkong jenis manis
memiliki kadar sianida yang rendah ( ≤ 50 mg/kg singkong) sedangkan jenis pahit
memiliki kadar sianida yang tinggi (> 50 mg/kg singkong). Semakin tinggi kadar
HCN yang rasanya semakin pahit, kadar pati semakin meningkat dan sebaliknya.
mengkonsumsi jenis singkong dengan kadar HCN yang tinggi dan proses
pengolahan yang tidak benar sehingga kadar HCN pada singkong masih melebihi
kadar aman yang dapat dikonsumsi manusia. Gejala keracunan yang muncul
antara lain respirasi cepat, penurunan tekanan darah, denyut nadi cepat, pusing,
sakit kepala, sakit perut, muntah, diare, kebingungan mental, berkedut dan kejang-
kejang. Jika hidrogen sianida melebihi batas toleransi kemampuan individu untuk
oral HCN yang mematikan bagi manusia yang dilaporkan 0.5-3.5mg/kg berat
HCN ini dengan cara detoksikasi HCN tersebut menjadi ion tiosianat yang relatif
terjadi kontak langsung dengan air rebusan, juga terjadi penguapan dan kerusakan
oleh air panas, pemanasan dalam air mendidih dapat mengakibatkan enzim
terputus sehingga rerata kadar HCN yang terukur lebih rendah (Paggara, 2010).
Pemanasan dan air merupakan cara pengolahan yang dapat menurunkan sifat
sianogenik karena HCN dapat menguap dengan pemanasan dan HCN juga luruh
melarutkan sisa-sisa HCN dan KCN serta dibilas. Singkong yang digoreng
tidak larut, namun karena adanya pemanasan yang tinggi, sianida akan menguap