21.askep Ventilator Mekanik PDF
21.askep Ventilator Mekanik PDF
Oleh : S U P R A P T I
►PENGERTIAN
VENTILASI MEKANIK : SUATU
ALAT YANG MAMPU
MEMBANTU (SEBAGIAN) ATAU
MENGAMBIL ALIH (SEMUA)
PERTUKARAN GAS PARU
UNTUK MEMPERTAHANKAN
VENTILASI YANG
FISIOLOGIS
►TUJUAN
1. Penyebab sentral
» Trauma kepala : Contusio
cerebri.
» Radang otak : Encepalitis.
» Gangguan vaskuler : Perdarahan
otak, infark otak.
» Obat-obatan : Narkotika,
Obat anestesi.
Penyebab Gagal Napas
2. Penyebab perifer
– Kelaian Neuromuskuler:
» Guillian Bare symdrom
» Tetanus
» Trauma servikal.
» Obat pelemas otot.
3. Kelainan jalan napas.
– Obstruksi jalan napas.
– Asma broncheal.
4. Kelainan di paru.
- Edema paru, atlektasis, ARDS
5.Kelainan tulang iga / thorak.
- Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak.
6. Kelainan jantung.
- Kegagalan jantung kiri.
Kriteria Pemasangan Ventilator
Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat
bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila :
• Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
• Hasil analisa gas darah dengan O2 masker
PaO2 kurang dari 70 mmHg.
• PaCO2 lebih dari 60 mmHg
• AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350
mmHg.
• Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
MENURUT SIFATNYA VENTILATOR
DIBAGI TIGA TYPE :
PRESSU
RE Ekspirasi = Tekanan Positif
INSPIRASI EKSPIRASI
TIME
0
INITIATION / TRIGER
TARGET / LIMITED
PRESSU
RE
CYCLED
TIME
0
Inspirasi Ekspirasi
KURVA NAFAS SPONTAN
JENIS MODE VENTILASI
VOLUME TARGET
PRESSURE TARGET
2. PRESSURE CONTROL
1. Banyaknya udara yang ditiup ( TV ) bervariasi.
2. Tekanan di jalan nafas sesuai dengan seting mesin.
3. Inspirasi berakhir setelah pressure tercapai.
KURVE P-T PADA CMV
Volume control
Pressure control
ASSIST CONTROL MODE
VENTILATION ( ACMV )
MENGEMBANGKAN
ALVEOLI YG KOLAPS
(ALVEOLI RECRUITMENT)
+15 +15
+10 +10
+5 +5
0 0
CONTINUOUS POSITIVE
AIRWAY PRESSURE (CPAP)
CYCLING
TARGET/
LIMITATION
Sistem Alarm
• Ventilator digunakan untuk mendukung hidup.
• Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya
masalah.
• Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien
(ventilator terlepas dari pasien),
• alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan,
misalnya pasien batuk, tubing tertekuk, terjadi fighting, dll.
• Alarm volume rendah menandakan kebocoran.
• Alarm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus dipasang
dalam kondisi siap.
• Pengaturan alarm:
- Oksigen : Batas terendah = 10% dibawah yang diset
Batas atas = 10% diatas yang diset
- Expired MW : kira – kira 20% dari MW yang doset
- Air way pressure : batas tertinggi 10 cm fiatas yang diset
Pelembaban dan suhu.
• Semua udara yang dialirkan dari ventilator melalui air dalam
humidifier dihangatkan dan dijenuhkan.
• Suhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh.
• Pada kasus hipotermi berat, pengaturan suhu udara dapat
ditingkatkan.
• Suhu yang terlalu itnggi dapat menyebabkan luka bakar
pada trachea
• dan bila suhu terlalu rendah bisa mengakibatkan kekeringan
jalan nafas dan sekresi menjadi kental sehingga sulit
dilakukan penghisapan.
►PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gangguan psikologi
Prosedur Pemberian Ventilator
Sebelum memasang ventilator pada pasien, Lakukan tes paru pada
ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
Pengesetan awal adalah sebagai berikut:
• Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% selama 15 menit lalu ambil
pemeriksaan AGD kemudian hitung dengan rumus
• PAO2 = (760 – 47 ) X (F1O2 – Pa CO2)
Aa DO2 = PAO2 – PaO2
AaDO2 + 100
F1O2= -------------------------- x 100%
760
1. OBSERVASI
2. PERAWATAN SELANG ET
3. PERAWATAN JALAN NAFAS:
PENGHISAPAN/SUCTION
4. PERTUKARAN GAS SECARA OPTIMAL
5.KEBERSIHAN UMUM DAN PERAWATAN KULIT
6. PERAWATAN GASTROINTESTINAL
7. NUTRISI
8. PEENCEGAHAN KOMPLIKASI
9. PERAWATAN PSIKOLOGIS
►WEANING
(penyapihan)
DILAKUKAN UNTUK MELEPAS PASIEN DARI
DUKUNGAN VENTILATOR. KEBERHASILAN WEANING
PADA PASIEN VENTILATOR
TERGANTUNG PADA BEBERAPA FAKTOR, al:
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan pasien mampu
mempetahankan ventilasi spontan dengan kriteria hasil :
• RR 12 – 16 / mnt
• Tidal volume cukup
• Tidak menggunakan otot-otot cadangan dlm bernapas
• Tidak ada sianosis
• Saturasi 95 – 100 %
INTERVENSI
VENTILASI MEKANIK
• Monitor kelelahan otot-otot pernapasan
• Set dan aplikasikan mesin ventilator
• Jelaskan pada pasien / keluarga alasan penggunaan mesin
ventilator
• Monitor setting ventilator secara kontinue
• Pastikan sistem alarm dalam kondisi “on”
• Cek keberadaan konektor-konektor
• Jaga humidifikasi
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor tanda-tanda sianotik
• Monitor AGD
• Observasi efek penggunaan mesin ventilator.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan akumulasi sekresi
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan jalan nafas efektif
dengan
kriteria hasil :
• Tidak ada kelainan suara paru
• PH 7,35 – 7,45
• PCO2 35 – 45 mmHg
• PO2 95 – 100 mmHg
INTERVENSI
Airway Manajemen
• Buka jalan napas
• Posisikan pasien untuk ventilasi maksimal
• Latih batuk dan napas dalam bila mungkin
• Berikan bronchodilator bila diperlukan
• Amati keadaan hipoksia
• Kelola terapi oksigen
Airway suction
• Auskultasi suara paru
• Lakukan isap lendir dengan tehnik
aseptik
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor tanda vital sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
• Pertahankan humidifikasi
Diagnosa Kep…
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan edema paru , ARDS
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan pertukaran
gas optimal dengan kriteria hasil :
- RR 12 – 16 x/menit
- PO2 : 95 – 100
- PCO2 : 35 – 45
- Saturasi oksigen 95 – 100%
- Tidak ada sianotik
- Ventilasi alveolar meningkat, AaDo2 menurun
INTERVENSI
- Manajemen airway
– Manajemen cairan
– Ventilasi mekanik
– Menejeman asam basa
– Monitor respirasi
– Kolaborasi antibiotik
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan nyeri
hilang atau berkurang dengan kriteria
hasil :
• Melaporkan penurunan rasa nyeri atau ketidaknyamanan
• Mampu mengidentifikasi cara-cara untuk mengatasi nyeri
• Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi
dan aktivitas hiburan sesuai kebutuhan individu
• Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
INTERVENSI
MANAJEMEN NYERI
• Kaji adanya nyeri, bantu pasien mengidentifikasi tingkat
nyeri
• Evaluasi peningkatan iritabilitas, tegangan otot, gelisah
dan pantau perubahan tanda-tanda vital
• Berikan tindakan peningkatan rasa nyaman dengan
perubahan posisi, massage, kompres hangat/dingin
sesuai toleransi pasien
• Dorong penggunaan teknik relaksasi atau latihan napas
dalam bila mungkin
KELOLA PEMBERIAN ANALGETIK
• Identifikasi nyeri sebelum pengobatan
• Cek riwayat alergi
• Tentukan pilihan analgetik secara tepat
berdasarkan keparahan nyeri
• Monitor tanda vital sebelum dan sesudah
pengobatan
• Monitor reaksi dan efek samping obat
• Dokumentasikan.
Diagnosa Kep…
4. Cemas berhubungan dengan penyakit kritis, takut
terhadap ancaman kematian
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan cemas berkurang
atau hilang dengan kriteria hasil:
• Mampu mengekspresikan kecemasan
• Pasien tidak gelisah
• Pasien kooperatif.
INTERVENSI
• Komunikasi teraputik.
• Dorong pasien agar mampu
mengekspresikan perasaannya.
• Berikan sentuhan.
• Berikan support mental.
• Berikan kesempatan kunjungan kel pada
saat-saat tertentu.
• Berikan informasi realistis pada tingkat
pemahaman klien.
6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
terpasang alat intubasi
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan pasien mampu
mempertahankan komunikasi non verbal menggunakan metode
alternatif dengan kriteria hasil:
• Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat
• Mampu berkomunikasi secara tertulis
• Mampu berkomunikasi dengan foto/gambar
• Pasien mengerti tentang pesan yang disampaikan
• Dapat menangkap pesan secara langsung.
INTERVENSI
PENGATURAN KOMUNIKASI
• Sediakan metode komunikasi alternatif
• Libatkan keluarga bila mungkin
• Lakukan komunikasi dengan lambat dan suara
yang jelas
• Gunakan kalimat yang singkat
• Berikan support sistem untuk mengatasi
ketidakmampuan
• Berikan reinforcement positif pada pasien dan
yakinkan bahwa suara akan kembali bila alat
dilepas
7.Risiko infeksi berhubungan dengan
pemasangan alat-alat infasive
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan infeksi atau tanda
infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
• Tidak ada tan-tanda infeksi
• Tanda vital dbn
• Hasil lab dbn
INTERVENSI
INFEKTION PROTEKTION
• Monitor tanda infeksi lokal dan sistemik
• Monitor kulit/membran mukosa
• Monitor nilai lab terutama angka leukosit
• Monitor tanda vital
INFEKTION KONTROL
• Jaga kebersihan lingkungan
• Batasi pengunjung
• Rawat luka infesive dengan tehnik aseptik
• Support nutrisi adekuat
• Kelola pemberian antibiotika sesuai order.
8. Resiko cedera berhubungan dengan ventilasi
mekanis, selang endotracheal, ansietas, stress
TUJUAN
Setelah tindakan keperawatan pasien bebas dari
cedera
selama ventilasi mekanik dengan kriteria hasil :
• Tidak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan
napas.
• Tidak terjadi barotrauma.
• Bebas dari jatuh
• Bebas dari abrasi, laserasi kulit
INTERVENSI
• Monitor ventilator terhadap peningkatan secara
tajam.
• Yakinkan napas pasien sesuai dengan irama
ventilator
• Mencegah terjadinya fighting kalau perlu kolaborasi
dengan dokter untuk memberi sedasi.
• Observasi tanda dan gejala barotrauma.
• Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan
gunakan kateter succion yang lunak dan ujungnya
tidak tajam.
• Lakukan restrain / fiksasi bila pasien gelisah.
8. Sindroma defisit self care berhubungan dengan
kelelahan,
kelemahan
TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan kebutuhan ADLs
pasien terpenuhi dengan kriteria hasil :
• Makan, berpakaian, toileting, mandi, terpenuhi
• Oral hygiene terpenuhi
• Linen bersih, lingkungan bersih
• Mobilisasi terbantu
INTERVENSI
SELF CARE ASSISTANCE
• Kaji kebutuhan kebersihan diri pasien
• Bantu mandikan pasien
• Bantu ganti pakaian dan berhias
• Jaga kebersihan tempat itdur
• Lakukan oral hygiene
• Lakukan perineal care
• Kelola pemberian nutrisi pasien baik enteral
maupun parenteral.
Diagnosis Keperawatan Lain yang
mungkin muncul
• Disfungsi Respon weaning ventilator
• Pola nafas tidak efektif
• Intoleransi Aktivitas
• Tidak efektif perfusi jaringan
• Resiko aspirasi
MONITORING pasien dengan
VENTILASI MEKANIK
1. PULSE OXYMETRY
Kontinue & di catat tiap jam, normal diatas
95 %
2. AGD
– Menggambarkan nilai yg paling akurat u/
mengkaji oksigenasi dan kadar CO2.
– Ps stabil --- harus dilakukan minimal 1X/hr
– Ps tidak stabil – minimal 1 X/ shift
– Lebih sering dilakukan pada pasien yg masih
memerlukan FiO2 > 50 %
3. END-TIDAL CO2 ( ET CO2)
4. FOTO THORAKS