Asuhan Keperawatan Pada Anak
Asuhan Keperawatan Pada Anak
Fasilitator :
Ilya Krisnana, S. Kep., Ns., M. Kep.
Oleh :
A2 2017
Cindy Triand Sofie (131711133051)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
SEMESTER GENAP 2018/2019
APRIL 2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN DHF (DENGUE HEMORAGE FEVER)
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama, No. RM, Jenis Kelamin, Umur (pada DHF paling sering menyerang anak-
anak dengan usia kurang dari 15 tahun), Alamat, Status, Agama, Suku, Tanggal
MRS, Tanggal Pengkajian, Diagnosa Medis.
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama, Usia, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Hubungan
dengan klien.
2. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah
panas tinggi dan anak lemah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam
kesadaran komposmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak
semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah,
anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu hati,
dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kult ,
gusi (grade III. IV) , melena atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pasien. Pada DHF anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
5. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah dalam keluarga pernah mengalami penyakit yang sama atau penyakit
lainnya. Adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain dapat menentukan,
karena penyakit DHF bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides aigepty.
6. Riwayat Pertumbuhan
Pengukuran BB, TB, LILA, Lingkar Kepala.
7. Riwayat Perkembangan
Kaji perkembangan anak meliputi aspek personal sosial, motorik halus, bahasa, dan
motorik kasar.
8. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindarkan.
9. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun
buruk dapat beresiko. Apabila terdapat faktor predisposisinya, anak yang menderita
DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Apabila kondisi
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak
dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya berkurang.
10. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
(sanitasi lingkungan yang tidak baik).
11. Reaksi hospitalisasi
Terkadang anak dengan DHF tampak rewel, sering mengeluh sakit, ingin melepaskan
infus di tangannya. Setiap petugas yang ingin mendekati klien selalu menolak.
12. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme
Frekuensi, jenis, pantangan nafsu makan berkurang dan menurun,
b. Eliminasi alvi (buang air besar)
Terkadang terjadi pada anak yang mengalami diare atau konstipasi. Sementara
DHF pada grade IV sering terjadi hematuria.
c. Tidur dan istirahat
Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit atau nyeri otot dan
persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya berkurang.
Nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit pada siang hari jam 10.00-12.00 dan
sore hari pada jam 16.00-18.00. Anak biasanya sering tidur pada siang hari dan
pada sore hari dengan tidak memakai kelambu dan tidak memakai lotion anti
nyamuk.
d. Kebersihan
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang
terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypty.
e. Perilaku dan tanggapan
Apabila terdapat keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
13. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut
sampai ujung kaki.
Keadaan Umum
Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak dengan DHF sebagai berikut :
a. Grade I
Kesadaran composmetis , keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi
lemah.
b. Grade II
Kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan
ptechiae, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur
c. Grade III
Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan
tidak teratur, serta takanan darah menurun.
d. Grade IV
Kesadaran coma, tanda-tanda vital dengan nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur, pernafasan tidak teratur; ekstremitas dingin, berkeringat dan kulit
tampak biru.
14. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah Tekanan darah cenderung hipertensi 130/80 mmHg.
b. Nadi Nadi biasa ditemukan diatas 100 kali/menit atau takikardi.
c. Pernapasan/RR RR biasa ditemukan diatas 20 kali/menit atau takipnea.
d. Suhu Biasanya ditemukan demam tinggi (>38°C.) disertai manifestasi perdarahan
berupa uji bending tourniquet positif, petekia, dan melena.
15. Sistem Integumen
a. Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncl keringat dingin, dan
lembab
b. Kuku sianosis atau tidak
16. Pemeriksaan Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis,
hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II,III. IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan.
Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan di telinga
(pada grade II,III,IV).
17. Pemeriksaan Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada photo thorak terdapat cairan
yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi +, yang biasanya
terdapat pada grade III dan IV.
18. Pemeriksaan Kardiovaskuler
Meliputi irama jantung (normal/disritmia/aritmia), suara jantung (normal/tidak),
frekuensi nadi (normal/takikardi/bradikardi).
19. Pemeriksaan Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly) dan asites.
20. Pemeriksaan Ekstremitas
Dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang.
21. Pemeriksaan Anus dan Genetalia
a. Eliminasi alvi: Diare, konstipasi, melena.
b. Eliminasi uri: Dapat terjadi oligouria sampai anuria.
22. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
a. HB dan PVC meningkat (≥20%)
b. Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)
c. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
d. Ig D dengue positif
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia, dan
hiponatremia
f. Ureum dan pH darah mungkin meningkat
g. Asidosis metabolic : PCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
h. SGOT /SGPT mungkin meningkat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisien volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler. (NANDA 2018-2020 dengan Domain 2, Kelas 5, Kode Diagnosis
00027)
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual, muntah, dan tidak nafsu makan. (NANDA
2018-2020 dengan Domain 2, Kelas 1, Kode Diagnosis 00002)
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue. (NANDA 2018-2020
dengan Domain 11, Kelas 6, Kode Diagnosis 00007)
4. Risiko perdarahan dibuktikan oleh trombositopenia. (NANDA 2018-2020 dengan
Domain 11, Kelas 2, Kode Diagnosis 00206)
5. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (penekanan intra abdomen).
(NANDA 2018-2020 dengan Domain 12, Kelas 1, Kode Diagnosis 00132)
6. Risiko syok (hipovolemik) dibuktikan oleh perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler. (NANDA 2018-2020 dengan Domain 11, Kelas
2, Kode Diagnosis 00205)
7. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kebocoran plasma
darah. (NANDA 2018-2020 dengan Domain 4, Kelas 4, Kode Diagnosis 00204)
Pengurangan perdarahan
(4020)
1. Mengidentifikasi
penyebab perdarahan.
Rasional: Mengetahui
faktor-faktor yang dapat
menyebabkan
perdarahan.
2. Melakukan tindakan
pencegahan yang tepat
dalam menangani
produk darah atau
sekresi yang berdarah.
Rasional: Menangani
produk darah atau
sekrresi yang berdarah
dengan menggunakan
tindakan pencegahan
yang tepat.
3. Menginstruksikan pasien
akan pembatasan
aktivitas.
Rasional: Pembatasan
aktivitas pada klien
berguna untuk
mengurangi perdarahan.
Manajemen Pengobatan
(2380)
1. Tentukan obat apa yang
diperlukan, dan kelola
menurut resep dan/atau
protocol.
Rasional: Pemberian
obat harus sesuai dengan
kondisi dan jenis
penyakit klien. Cara
pemberian harus
diperhatikan agar tidak
terjadi adverse event
terkait dengan
medication error.
2. Monitor efektifitas cara
pemberian obat yang
sesuai.
Rasional: Agar fungsi
obat dapat berkerja lebih
efesien sesuai dengan
masalah kesehatan yang
dialami sehingga bekerja
efektif dalam proses
penyembuhan penyakit.
3. Monitor efek samping
obat
Rasional: efek samping
obat harus dipantau agar
tidak terjadi reaksi obat
yang membahayakan
dan memperburuk
keadaan klien.
4. Pantau kepatuhan
mengenai regimen obat
Rasional: Membantu
memberikan hasil terapi
pengobatan yang baik.
5. Ajarkan pasien dan/atau
anggota keluarga
mengenai metode
pemberian obat yang
sesuai.
Rasional: Untuk
membantu pasien
dan/atau anggota
keluarga dalam bersikap
dan mandiri tanpa
bantuan perawat dalam
pemberian obat untuk
mendukung proses
penyembuhan.
6. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
tindakan dan efek
samping yang
diharapkan dari obat.
Rasional: Edukasi dapat
membantu pasien dan
keluarga dalam bersikap
untuk membantu proses
penyembuhan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, D. (2017). Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak. Sari Pediatri, 4(4), 156.
https://doi.org/10.14238/sp4.4.2003.156-62
Fauziah, Hikmatul. (2017). Asuhan Keperawatan pada An. H dan An. N dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di RSI Ibnu Sina Padang. Padang : Poltekkes Kemenkes
Padang.
Giyatmi, Tri. (2015). Asuhan Keperawatan pada An. I dengan Dengue Haemorrhagic Fever
di Ruang Mawar RSUD Banyudono. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(diakses pada tanggal 1 April 2019)
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta:
EGC.
N.H, Amin dan Kusuma, Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA
NIC-NOC Edisi Revisi jilid 1. Yogyakarta : Media Action Publishing.