Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan, dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah
tunggal morbiditas. Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit, cedera, atau gangguan pada
suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera,
atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, jumlah
orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok
yang sehat atau kelompok orang yang berisiko.
Angka morbiditas digunakan sebagai indicator status kesehatan. Pada tahun 1959, WHO
menetapkan tiga ukuran morbiditas dalam laporan the expert committee on health statistics, yaitu
:
1. Jumlah orang yang sakit
2. Periode atau lama sakit yang dialami
3. Durasi (waktu : jam, hari, minggu, bulan) penyakit

Di dalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi
dan berbagai ukuran turunan dari kedua indicator tersebut.

1.2. Tujuan
1.2.1. Menyajikan rate dan rasio digunakan dalam konsep insidensi, prevalensi, dan
konsep morbiditas (kesakitan) terkait lainnya;
1.2.2. Mendefinisikan istilah yang berkaitan dengan morbiditas;
1.2.3. Menyajikan insidensi, angka insidensi beserata rumusnya;
1.2.4. Menyajikan prevalensi, angka prevalensi beserta rumusnya;
1.2.5. Mengulas sumber data dan informasi morbiditas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ukuran Morbiditas


Ada tiga angka kesakitan kunci yang digunakan dalam epidemiologi, yaitu :
1
2.1.1. Angka Insidensi
Insidensi digunakan sebagai alat ukur rate dari kasus baru penyakit, gangguan, atau
cedera yang terjadi dalam satu populasi. Insidensi adalah jumlah kasus baru suatu penyakit yang
muncul dalam suatu periode waktu dibandingkan dengan unit populasi tertentu dalam periode
waktu tertentu. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus
diketahui terlebih dahulu tentang :
a. Data tentang jumlah penderita baru
b. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru ( Population at Risk ).

Rumus :

1. Isu-isu seputar pembilang/penyebut dalam angka insidensi


Penyebut yang digunakan dalam angka insidensi harus secara akurat mewakili jumlah
orang yang berisiko atau jumlah orang yang diteliti dalam kelompok atau populasi. Seiring
perjalanan waktu, jumlah orang yang berisiko dalam populasi akan berubah. Beberapa orang
mulai berisiko di akhir periode yang ditetapkan sebagai periode penelitian, sementara yang lain
mulai bebas dari risiko sesaat setelah periode penelitian dimulai. Dalam insidensi, hanya individu
yang berisiko yang akan terkena penyakit, dengan kata lain, populasi berisiko, harus dimasukkan
dalam penyebut. Pada populasi yang lebih besar akan lebih baik jika data penyebut tidak
dikoreksi dengan cara mengeluarkan individu yang tidak berisiko. Contoh, jika kasus campak
dihitung dengan menggunakan data sensus dari suatu kabupaten sebagai penyebutnya, kasus
mereka yang pernah terkena campak jangan disingkirkan.
a. Pembilang dalam Insidensi
Peran pembilang dalam insidensi adalah untuk menyediakan informasi yang spesifik
tentang kejadian suatu penyakit. Jika jumlah kasus atau orang beragam, pembilang harus
dapat dengan jelas menunjukkan perbedaan-perbedaannya. Periode waktu yang
digunakan untuk menghitung insidensi harus cukup untuk menjamin stabilitas pembilang
itu. Pembilang adalah jumlah kasus baru atau insidensi yang dimulai dalam satu periode
waktu. Pada populasi yang lebih kecil, dan kelompok-kelompok seperti sekolah umum,
pabrik, universitas, dan rumah sakit, pembilang dari angka insidensi harus merupakan
jumlah yang tepat dari kasus baru atau kejadian dimulainya sakit, atau orang yang jatuh
2
sakit pada kelompok tertentu dalam suatu periode waktu, sementara penyebut angka
insidensi harus mencakup mereka yang bebas dari penyakit pada permulaan periode
waktu itu.
b. Penyebut orang-waktu/orang-tahun
Pada studi prospektif, yaitu pada investigasi yang melacak kasus seiring perjalanan waktu
ke depan, orang-tahun (person year) digunakan sebagai penyebut dalam perhitungan
angka insidensi. Orang-tahun digunakan ketika banyak factor dating secara bersamaan
seperti usia, jenis kelamin, ras, dalam periode waktu yang bervariasi dan jika variasi
waktu itu disebabkan oleh individu yang keluar dan masuk penelitian pada waktu yang
berbeda dan pada usia yang berbeda, semua itu membuat perhitungan menjadi sulit.
Karakteristik perorangan dan waktu digunakan sebagai informasi penyebut dalam angka
insidensi berjangka pendek. Jika ukuran sampel besar, risiko rendah dan periode
waktunya panjang, orang-tahun dapat berfungsi dengan sangat baik. Masalah yang
muncul adalah apabila pajanan terhadap risiko tidak jelas sementara waktu penelitian
tidak tetap dan kegiatan-individu beragam selama periode waktu tersebut. Masalah lain
adalah bahwa seiring perjalanan waktu, usia juga bertambah sehingga kemungkinan besar
dapat menimbulkan perubahan pada data. Ada 3 hal yang harus ada untuk mendapatkan
validitas orang-tahun, yaitu :
1) Propabilitas penyakit atau risiko harus konstan selama periode penelitian;
2) Diasumsikan bahwa mereka yang keluar/mengundurkan diri dari penelitian memiliki
tingkat patologi yang sama dengan mereka yang tetap bertahan dan mengikuti
penelitian sampai terakhir;
3) Untuk beberapa subjek, kondisi patologis mungkin sangat parah dan memburuk
dengan cepat sehingga orang-orang tertentu di observasi kurang dari periode
penelitian yang seharusnya.

2. Metode angka insidensi


Angka insidensi digunakan untuk penyakit akut menular berjangka pendek (misal kolera
atau campak) atau dapat digunakan untuk mengukur kondisi kronis atau berjangka panjang
(missal kanker atau diabetes mellitus). Ada dua pendekatan yang digunakan untuk angka
insidensi, yaitu :
a. Angka insidensi kumulatif
Merupakan salah satu metode dengan jumlah orang yang berisiko digunakan sebagai
penyebut. Angka ini digunakan dalam penelitian longitudinal. Rate dapat berubah dari

3
waktu ke waktu dan semakin panjang periode waktu yang digunakan, semakin besar
kemungkinan seseorang untuk melakukan kesalahan dalam merata-ratakan rate yang
berbeda. Jadi, insidensi kumulatif digunakan untuk mengkaji sekelompok orang yang
diikuti perkembangan selama periode waktu yang sama.
b. Force of morbidity
Dalam Force of morbidity, populasi dan elemen waktu digunakan dalam penyebut, yang
pembilangnya meliputi jumlah kasus baru dari suatu penyakit atau gangguan. Jumlah ini
adalah jumlah kasus baru suatu penyakit yang terjadi per unit populasi dan pada kurun
waktu tertentu. Metode ini juga digunakan untuk memperkirakan risiko yang dimiliki
seseorang yang sehat untuk terkena suatu penyakit selama periode waktu tertentu. Force
of morbidity disebut juga dengan kepadatan insidensi (incidence density).

3. Waktu dalam insidensi


Waktu atau tanggal ditemukannya KLB sangat penting dalam studi dan penentuan
insidensi. Insidensi adalah estimasi yang akurat terhadap risiko atau kemungkinan terkena suatu
penyakit dalam periode waktu tertentu dan penyebutnya hanya mencakup populasi yang berisiko.
Angka insidensi harus meliputi satu periode waktu dan memiliki keterbatasan khusus
dalam elemen waktunya. Elemen waktu harus mempunyai tanggal awal dan tanggal akhir,
misalnya satu tahun. Jika periode waktu penyakit yang diteliti berlangsung dalam keseluruhan
durasi epidemi yang berjangka pendek, hal ini disebut angka serangan. Angka serangan
digunakan untuk menganalisis epidemic pada populasi kecil tertentu yang terpajan beberapa
penyakit atau kejadian yang menyebabkan cedera, seperti keracunan makanan, terpajan zat
kimia, atau kejadian yang berhubungan dengan lingkungan.

4. Prinsip-prinsip penggunaan angka insidensi


a. Angka insidensi dapat digunakan untuk mengestimasi propbilitas atau risiko terkena suatu
penyakit selama satu periode waktu tertentu;
b. Jika angaka insidensi meningkat, kemungkinan atau propabilitas risiko terkena penyakit
juga meningkat;
c. Jika angka inisdensi secara konsisten lebih tinggi selama kurun waktu tertentu dalam satu
tahun (seperti saat musim dingin), risiko terkena penyakit pada saat itu meningkat,
misalnya angka influenza paling tinggi terjadi saat musim dingin (waktu);
d. Jika angka insidensi secara konsisten lebih tinggi diantara mereka yang tinggal di suatu
tempat tertentu, risiko seseorang untuk terkena penyakit meningkat jika ia tinggal di
tempat tsb (tempat);
4
e. Jika angka insidensi secara konsisten lebih tinggi diantara mereka yang memiliki factor-
faktor gaya hidup tertentu, risiko terkena penyakit akan meningkat di kalangan kelompok
itu (orang);
f. Insidensi yang tinggi menyiratkan bahwa jumlah kasus yang baru juga banyak sehingga
risiko meningkat;
g. Jika angka insidensi penyakit terbukti memang tinggi, keberadaan suatu epidemic atau
kemungkinan terjadinya suatu epidemic dapat diketahui dan diperkirakan.

5. Risiko pada morbiditas


Risiko adalah propabilitas terjadinya suatu penyakit, cedera, kondisi, kematian atau
kejadian terkait lainnya yang mungkin menimbulkan hasil merugikan dan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan suatu populasi yang memiliki kebiasaan negative. Populasi
berisiko merupakan kelompok yang digunakan sebagai penyebut dan harus dibatasi hanya pada
mereka yang dapat terpajan atau mengalami penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, ataupun
kematian. Focus utama ahli epidemiologi adalah populasi yang berisiko. Penetapan populasi
semacam ini dapat dilakukan secara langsung. Akan tetapi, kompleksitas yang sesederhana
apapun dari kelompok populasi ini tidak boleh diabaikan begitu pula dengan setiap aspek yang
tidak boleh dipandang sekilas saja karena semua aspek yang berkaitan dengan kejadian penyakit
mungkin penting untuk investigasi wabah. Salah satu masalah dalam populasi yang berisiko
adalah bahwa populasi yang dilibatkan dalam penelitian sering dihitung dalam kerangka waktu
satu tahun.

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Incidence Rate

Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

Rumus :

5
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)

Manfaat Incidence Rate adalah :

1) Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

2) Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

3) Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan
kesehatan.

b. Attack Rate

Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang
sama.

Manfaat Attack Rate adalah :

1. Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.


2. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit
tersebut.
Rumus :

c. Secondary Attack Rate

Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua
dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit
pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu
populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).

Rumus :

6
6. Istilah dalam morbiditas

a. Risk Ratio

Salah satu topic pokok yang berkaitan dengan risiko adalah risk satio. Risk ratio adalah
dari dua risiko yang terpisah. Risk ratio disebut juga risiko insidensi komulatif dan berkaitan erat
dengan rate ratio. Risk ratio berasal dari perbandingan probabilitas pengembangan suatu
penyakit. Risk ratio juga digunakan jika periode waktu penyakit memiliki durasi yang sudah
pasti. Pada penyakit yang memiliki masa inkubasi lama atau bervariasi, penetapan risk ratio
membutuhkan periode observasi yang cukup lama. Selama periode waktu yang cukup pendek
risk ratio atau risiko dari setiap kelompok populasi akan mendekati 2,0 tetapi jika periode waktu
memanjang, semua anggota kelompok akan terpajan. Rate ratio akan tetap konstan pada 2,0
selama periode observasi yang lebih lama, tetapi risk ratio akan mendekati 1,0 karena risiko
perorangan meningkat.

Risk ratio = Probabilitas pajanan suatu penyakit

Probabilitas suatu penyakit tanpa pajanan

b. Relative Risk

Relative risk adalah ukuran tradisional yang digunakan untuk mengkaji asosiasi diantara
karakteristik kelompok penyakit. Relative risk adalah rasio dari angka insidensi penyakit diantara
mereka yang terpajan suatu penyakit dibandingkan dengan angka ( rate) mereka yang tidak
terpajan penyakit itu. Rasio probabilitas terkena penyakit atau kematian yang terjadi diantara
mereka yang terpajan suatu penyakit dibandingkan dengan risiko mereka yang tidak terpajan
penyakit tersebut adalah hal yang berkaitan dengan relative risk.

7
Dalam relative risk ada dua asumsi yang digunakan. Asumsi 1 : Frekuensi penyakit atau
kejadian dalam suatu populasi harus kecil. Asumsi 2 : Kasus – kasus penyakit atau kejadian
harus mewakili kasus yang ada dalam populasi dan control studi merupakan perwakilan dari
mereka yang bukan kasus.

Relative Risk : Angka insiden penyakit pada mereka yang terpajan dalam suatu kelompok

Angka insiden penyakit pada mereka yang tidak terpajan dalam suatu kelompok

Relatif risk dinyatakan dalam bentuk ratio, juga disebut sebagai risk ratio karena relative
risk merupaka rasio terhadap risiko menjadi sakit jika anda tidak berpenyakit. Relative risk
digunakan untuk mengukur rasio peluang menjadi sakit bagi anggota kelompok yang beresiko,
tetapi belum terpajan agens atau patogen, yang kemudian dibandingkan dengan mereka yang
terpajan. Relative risk adalah rasio insidensi penyakit dalam kelompok yang terpajan dibagi
dengan insidensi penyakit dalam kelompok yang tidak terpajan, dan yang hasilnya didapat
dengan membagi insidensi satu kelompok ( yang terpajan) dengan insidensi kelompok lain (yang
tidak terpajan).

Rasio dari risiko didasrkan pada rasio 1,0. Rasio 1,0 atau lebih menunjukkan bahwa
risiko meningkat untuk mereka yang tidak terpajan. Kelompok yang tidak terpajan merupakan
kelompok pembanding dan digunakan sebagai pembilang dalam rumus. Sebaliknya risk rasio
kurang dari 1,0 menunjukkan penurunan risiko bagi mereka yang tidak terpajan. Kelompok
orang yang beresiko digunakan sebagai penyebut dalam rumus.

c. Attributable Risk

Attributable risk adalah angka penyakit pada orang yang terpajan yang dapat secara
langsung dihubungkan dengan pajanan penyakit tersebut. Atrributable risk dihitung dengan cara
mengurangi angka insidensi ( angka kematian ) penyakit pada individu yang tidak terpajan dari
individu yang terpajan. Diasumsikan bahwa penyebab penyakit memiliki peluang yang sama
untuk menyebabkan KLB penyakit atau kesakitan baik pada individu yang terpajan maupun

8
individu yang tidak terpajan. Attributable risk adalah adalah risiko perorangan atau
selisih/perbedaan risiko.

Jika faktor dalam populasi di ubah demi kepentingan populasi itu sendiri, faktor risiko
akan dihitung berdasarkan population attributable risk proportion ( disebut juga population
attributable risk fraction, jika tidak dikalikan 100). Population attributable risk proportion adalah
proporsi angka penyakit pada keseluruhan kelompok studi atau dalam keseluruhan populasi.
Ukuran ini dihitung dengan cara mengambil rate dari populasi total kemudian dikurangi dengan
rate dari kelompok yang tidak terpajan untuk mendapatkan total orang yang terpajan. Hasil
akhirnya adalah adalah proporsi rate total yang mewakili population attributable risk proportion
(x100).

Attributable risk = p(r-1) X 100

p(r-1) + 1

d. Relative Risk dan Attack Rate

Relative risk termasuk rasio sejati dan disajikan dalam rasio. Jika relative risk dihitung
dengan menggunakan angka serangan (attack rate), hasil akhirnya adalahrasio angka serangan.
Pendekatan yang terbaik adalah dengan menggunakan rasiodari yang terpajan dan sakit dibagi
dengan yang tidak terpajan dan sakit.

Relative risk dapat digunakan dalam angka serangan untuk mengukur risiko pajanan
terhadap keracunan makanan atau pajanan terhadap zat kimia atau risiko di industri. Rumus
untuk KLB keracunan makanan dan relative risk disajikan di bawah ini. Pada acara piknik
gereja, 48 orang memakan hidangan yang telah disediakan dan menjadi sakit, 15 orang tidak
memakan hidangan, tetapi menjadi sakit juga. Relative risk dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :

9
Relative risk = Makan dan sakit = 48 = 3,2

Tidak makan dan sakit 15

Faktor yang berhubungan dengan relative risk adalah gradien risiko ( infeksi ). Jika
terdapat pajanan atau hubungan dosis – respons atau hubungan sebab akibat lainnya, misalnya
merokok mengakibatkan kanker paru, maka gradien risikonya harus diperhitungkan.
Berdasarkan observasi ilmiah, suatu respons fenomena ambang akan muncul dalam tubuh jika
tubuh terpajan penyakit atau zat kimia. Pada awalnya tidak ada respons yang terlihat, tetapi saat
pajanan atau dosis mencapai tingkatan tertentu, reaksi baru dapat terlihat.

e. Faktor Risiko dan Promosi Kesehatan

Salah satu area risiko yang menarik banyak perhatian di zaman ini adalah faktor risiko
pada penyebab penyakit, ketidakmampuan, cedera, kondisi, gangguan, dan kematian. Fokus pada
factor risiko adalah penting karena fokus tersebut akan menunjukkan arah intervensi, pendidikan
kesehatan, promosi kesehatan, pencegahan dan perlindungan kesehatan.

Dalam epidemiologi, faktor risiko juga telah diperhitungkan pada beberapa aspek yang
berbeda termasuk istilahnya yang dipergunakan secara bergantian dengan agens penyebab.
Dewasa ini istilah tersebut sering dipakai pada penyakit kronis atau penyakit akibat gaya hidup
dan perilaku. Faktor risiko adalah perilaku atau pajanan yang berhubungan dengan peningkatan
risiko terhadap penyakit, cidera, kondisi, atau ketidakmampuan yang dapat dialami di kemudian
hari. Jika suatu risiko tertentu berhubungan dengan peningkatan frekuensi kejadian penyakit,
gangguan, cidera, ketidakmampuan, atau kematian dini, dan asosiasi itu dapat dijelaskan
berdasarkan hubungan sebab akibat, hal itu dapat dinyatakan sebagai faktor risiko. Faktor risiko
tidak hanya penting untuk mengidentifikasi, tetapi juga dibutuhkan di dalam pengukuran status
kesehatan. Frekuensi, bobot masalah, tingkat pajanan dalam populasi, dan tindakan pencegahan,
kesemuanya itu bergantung pada data penelitian yang memperlihatkan efek faktor risoko itu
terhadap kelompok atau populasi. Dengan demikian faktor apapun yang berhubungan penyakit,

10
ketidakmampuan, cedera, atau kematian yang diwakili oleh suatu peningkatan pada relative risk
adalah faktor risiko.

Satu hal yang berkaitan dengan faktor risiko adalah risk marker. Risk marker adalah
perilaku aktivitas, atau perbuatan kunci yang sudah dibuktikan dengan baik danjelas berkaitan
dengan peningkatan peluang mendapatkan penyakit. Risk marker adalah suatu faktor risiko yang
dapat dinyatakan sebaga indikator peningkatan risiko yang harus diamati dan dimodifikasi di
dalam kelompok penelitian atau keseluruhan kelompok populasi. Faktor risiko mirip dengan
indikator status kesehatan, tetapi lebih spesifik pada satu penyakit atau kondisi dan dapat diubah
atau dikurangi.

1.1.2. Insidensi dan Angka Serangan

Sebagian dari populasi terkadang beresiko menjadi sakit atau terpajan penyakit atau
cedera selama periode waktu tertentu. Periode waktu yang terbatas sering kali dikaitkan dengan
berkumpulnya sekelompok orang di suatu lokasi untuk menghadiri acara khusus, atau mungkin
akibat pajanan di tempat kerja. Dengan demikian rentang waktu KLB hanya berlangsung singkat
dan terbatas pada kelompok orang tertentu. Jika hal ini terjadi, perhitungan insidensi menjadi
lebih mudah. Insidensi dan risiko pajanan sering kali tetap sama walaupun periode waktunya
dipersingkat atau agak lebih panjang. Periode waktu pajanan dan risiko yang terbatas dan
kelompok masyarakat yang beresiko yang juga terbatas merupaka cirri unik angka serangan
(attack rate). Angka serangan adalah angka insidensi komulatif dan dipakai dalam epidemi.
Istilah angka infeksi terkadang digunakan bersama – sama dengan angka serangan. Angka
serangan menunjukkan insidensi orang sakit yang menampakkan tanda – tanda dan gejala
penyakit dan juga mencakup kasus infeksi yang tidak tampak. Sebenarnya suatu serangan
tersusun dari jumlah orang yang sakit akibat penyakit tertentu dalam periode waktu tertentu dan
dalam kelompok tertentu.

Konsep epidemiologi dipakai untuk menentukan ada tidaknya asosiasi diantara risiko
pajanan pada suatu kejadian khusus dan penyakit tertentu. Ada tiga rumus angka serangan:
1. Angka serangan kasar (crude attack rate)
2. Angka serangan umum (general attack rate )
11
1. Angka serangan Sekunder
Angka serangan sekunder dipakai dalam investigasi penyakit infeksius dengan periode
waktu yang terbatas dan pathogen yang terlibat memiliki masa inkubasi pendek.Angka serangan
sekunder sering digunakan pada saat kasus suatu penyakit yang terjadi di dalam rumah yang
berdekatan kelompok kerja yang sama,dan saat kasus primer penyakit terjadi di dalam periode
waktu dalam kelompok yang sama terkena penyakit.Jika orang lain dalam kelompok jatuh sakit
dan kejadiannya diakibatkan oleh infeksi primer,termasuk kasus sekunder.Mereka yang jatuh
sakit akibat terinfeksi kasus primer ditentukan dengan menggunakan angka serangan sekunder.
Rumus :
Angka Serangan Sekunder = Jumlah orang yangterkena penyakit selama inkubasi x100
Jumlah orang yang terkena kasus primer

2. Pendekatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Angka Insidensi


Angka kejadian dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja disebut angka
insidensi,hal ini menyebabkan kerancuan dan jangan sampai dipertukarkan dengan angka
insidensi.
Angka insidensi K3 dihitung berdasarkan setiap kategori kehilangan hari kerja atau kasus
kejadian,bergantung pada angka yang ditempatkan sebagai pembilang dalam rumus.Penyebut
harus merupakan jumlah total jam kerja seluruh pegawai selama periode waktu yang sama
seperti periode waktu saat kasus.
Rumus :
Angka Insidensi = Jumlah cedera dan kesakitan x 200.000 x 100
(total kasus yang tercatat) Total jam kerja selama satu periode waktu
Angka Insidensi = Jumlah hari kehilangan kerja x 100
(kehilangan hari kerja) Jumlah kerja selama satu periode waktu

2.1.3. Prevalensi

12
Prevalensi adalah jumlah kasus penyakit,orang yang terinfeksi,atau kondisi yang ada
pada satu waktu tertentu,dihubungkan dengan besar populasi dari kasus berasal. Insidensi
memasukkan jumlah kasus baru sementara prevalensi tidak. Prevalensi setara dengan insidensi
yang dikalikan dengan rata-rata durasi kasus.
Faktor yang mempengaruhi prevalensi dalam suatu populasi :
- Penyakit baru muncul di populasi sehingga menyebabkan angka insidensi meningkat.Jika
insidensi meningkat prevalensi juga meningkat.
- Durasi penyakit mempengaruhi prevalensi.Jika penyakit memiliki durasi yang
panjang,prevalensi juga akan lebih lama pada posisi yang tinggi.
- Intervensi dan perlakuan mempunyai efek pada prevalensi.Jika perlakuan diberikan
berhasil menurukan jumlah kasus,durasi penyakit dan jumlah kasus akan menurun
sehingga prevalensi juga menurun.Imunisasi mencegah munculnya kasus baru dan
menurunkan prevalensi.Harapan hidup yang lebih lama berarti dapat meningkatkan
prevalensi penyakit kronis.

Angka Prevalensi
Angka prevalensi sebanding dengan angka insidensi dikalikan deengan rata-rata durasi
penyakit. Prevalensi dipengaruhi oleh dua elemen, 1 individu yang terkena penyakit masa lalu,
2 durasi penyakit.Intervensi dan penanganan akan memperpanjang masa hidup dan akan
berpengaruh pada penurunan angka prevalensi.Angak prevalensi dan informasi yang didapat dari
angka tersebut akan membantu dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan
tempat tidur rumah sakit.
Ada dua konsep tambahan prevalensi.Pertama,prevalensi seumur hidup yaitu jumlah
total individu yang mengalami suatu kondisi,masalah atau penyakit selama hidup.konsep lainnya
adalah prevalensi tahunan.Prevalensi tahunan dalah jumlah total individu yang mengalami suatu
kondisi,masalah,dan penyakit pada waktu tertentu.Kasus penyakit yang dimulai sebelum tanggal
dimulainya perhitungan prevalensi tetap berlanjut sampai dalam periode penelitian,dimasukkan
dalam angka prevalensi tahunan.Kasus yang dimulai sebelum akhir masa studi,berlangsung
sepanjag tahun atau sembuh saat penelitian berakhir juga dimasukkan dalam perhitungan.

1. Prevalensi Periode
13
Prevalensi periode mencakup total individu yang pernah mengalami penyakit yang
menjadi sorotan pada periode waktu tertentu.Prevalensi periode dimulai pada satu titik waktu
dan berhenti pada satu titik waktu.Perhitungan juga memasukkan kasus baru yang terjadi selama
periode,begitu dengan kekambuhan penyakit selama periode waktu yang berurutan.Cara lain
untuk menyatakan prevalensi periode adalah dengan memasukkan point prevalence di awal
periode waktu kemudian ditambah dengan semua kasus baru yang terjadi selama periode waktu.
Rumus :
Angka Prevalensi Periode = Jumlah kasus penyakit x1000
Rata-rata populasi studi

2. Point Prevalence
Point prevalence adalah jumlah kasus individu yang mengalami penyakit,kondisi,atau
kesakitan pada satu titik waktu yang spesifik-jumlah kasus yang ada pada satu titik waktu.Point
prevalence mengukur keberadaan penyakit,kondisi pada satu titik waktu yang singkat,secara
teoritis menghentikan waktu semenit,sejam.
Rumus :
Point Prevalence rate = Jumlah kasus penyakit x1000
Total populasi studi

2.2. Sumber resmi informasi dan data statistik morbiditas

Lima area data statistik kesehatan yang umumnya digunakan dalam epidemiologi:

1. Laporan penyakit menular


2. Catatan klinis dan catatan medis rumah sakit
3. Catatan perusahaan dan lembaga
4. Survei kesehatan dan penyakit
5. Observasi berkelanjutan terhadap insidensi kesakitan dalam masyarakat

2.2.1. Sumber data dan Laporan penyakit menular

Laporan dan publikasi yang disusun dan disebarluaskan oleh departemen kesehatan baik
tingkat lokal, negara bagian, maupun tingkat federal merupakan sumber utama data penyakit

14
menular. The center for Disease Control menerbitkan MMWR (Morbidity and Mortality Weekly
Report) yang merupakan pusat informasi kesakitan yang paling umum dan paling luas
penyebarannya di Amerika Serikat.

The Center for Disease Control and Prevention (CDC) menetapkan satu sistem standar
pelaporan untuk semua jenis penyakit dengan fokus utama pada penyakit yang harus dilaporkan.
Pencatatan yang mencakup luka tembak, AIDS, abortus, kelainan kongenital, dan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi status kesehatan.

Pelaporan penyakit pada awalnya berasal dari dokter dan laboraturium, yang kemudian
melaporkannya pada departemen kesehatan. Pelaporan penyakit yang harus dilaporkan atau
penyakit yang mengancam jiwa seseorang juga dapat dilaporkan secara langsung ke CDC. Akan
tetapi, jika berkaitan dengan respon tercepat yang dapat diberikan pada suatu epidemi, mereka
yang dapat memberikan respon yangtercepat adalah mereka yang paling dekat jaraknya dengan
pasien.

Pelaporan penyakit masih kurang lengkap dan kurang konsisten. Upaya telah dilakukan
untuk menjadikan proses pelaporan semakin efektif dan semakin mudah bagi sumber-sumber
pelaporan dewasa ini, dokter dapat menelepon, mengirim faks, atau mengisi kartu pos. Beberapa
dokter merasa rag untuk melaporkan penyakit yang dapat membawa aib, seperti AIDS dan PMS,
yang diderita anggota keluarga atau orang yang memegang posisi/kedudukan tertentu.

Dokter secara hukum dan etik wajib melaporkan kejadian semua penyakit yang harus
dilaporkan, termasuk penyakit yang mungkin berkaitan dengan aib. Penyakit biasa yang sering
dilihat oleh dokter dan penyakit yang jarang terjadi sehingga sulituntuk dikenali mungkin akan
luput dalam pelaporan. Semakin jarang atau semakin serius suatu penyakit seperti rabies, kolera,
pes, atau penyakit Lyme, semakin besar kemungkinannya untuk dilaporkan. Pelaporan kondisi
yang biasa mungkinpenting untuk menunjukkan suatu epidemi, tetapi bisa jadi tidak dialporkan.

Kontak pertama atau titik masuk pada sistem pelayanan kesehatan, kemungkinan besar
dengan dokter perawatan primer, merupakan kejadian kontak pertama dengan sumber pelaporan.
Dokter diwajibkan melaporkan kasus penyakit yang dapat dilaporkan atau kejadian tidak biasa
ke departemen kesehatan setempat.

15
2.2.2. Catatan klinis dan catatan medis rumah sakit

Dari luar, catatan medis rumah sakit dan klinik tampak seperti sumber data penyakit yang
reliabel. Akan tetapi, hal ini tidak selalu benar. data dari catatan medis bisa menjadi bias. Akibat
sistem baru pembayarandi muka yang menggunakan diagnosis dari kelompok terkait, dokter
cendrung membuat suatu diagnosis yang dapat memberikan pendapatan terbesar bagi rumah
sakit. Diagnosis primer mungkin akan dijadikan diagnosis sekunder jika memang dapat
menghasilkan uang yang lebih banyak.

Dengan alasan yang beragam, data kesakitan dari rumah sakit tidak selalu mencerminkan
tingkatan penyakit dalam masyarakat. Tidak semua orang pergi ke dokter atau klinik untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan jika mereka sakit, apa yang diobati di ruangan dokter belum
tentu dilaporkanmaupun dimasukkan dalam catatan rumah sakit. Orang akan menempuh
perjalanan jauh untuk bertemu dokter spesialis dan mungkin akan pindah ke komunitas lain agar
penyakitnya tidak dilaporkan terutama ke masyarakat umum. Keterbatasan dalam kebijakan
asuransi kesehatan, akses ke masalah-masalah pelayanan, ada tidaknya masalah perawatan,
pilihan managed care yang terbatas, tidak adanya pelaporan penyakit termasuk registrasi tumor,
semuanya berdampak pada proses pelaporan. Sering kali tidak ada populasi yang pasti pada
beberapa rumah sakit sehingga keseluruhan data kasar penyalit dapat dilihat. Pada rumah sakit
khusus seperti rumah sakit anak atau pusat perawatan lansia,sekumpulan penyakit tertentu
biasanya dapat dilihat.

Mengingat keterbatasan data dari rumah sakit, informasi morbiditas dari rumah sakit
memberikan suatu peluang untuk melakukan surveilans terhadap penyakit atau kondisi tertentu.

2.2.3. Data dan catatan dari organisasi managed care

Program-program magned care selama beberapa tahun belakangan ini mengalami


perkembangan yang sangat pesat.data yang tersedia dari organisasi besar seperti HMO (bealth
maintenance organization) suatu organisasi perawatan kesehatan IPA semakin memperbanyak
penelitan yang di lakukan oleh miologi.organisasi besar seperti HMO yang berorientasi pada
16
pencegahan penyakit dan biaya kesehatan ,secara rutin melakukan perbaikan terhadap database
dan catatan medis dan mereka . informasi tentang kesakitan dan kematian tidak hanya
memengaruhi menajemen organisasi ini, tetapi juga merupakan sumber data epediemologi yang
sangt baik.ahli epidiemologi yang mengenali keberbatasan data ini dan bahwa data ini jugak
tidak mewakili komunitas secara mempengaruh.HMO memiliki perjanjian kerja sama dengan
pengusaha besar dan data yang mereka lebih mencerminkan populasi kelas menengah, bukan
keseluruhan masyarakat .ada beberapa yang berupaya menjalin perjanjian kerja sama dengan
kelompok masarakat tertentu yang berupaya.pada program managed care, pengumpulan data
lebih di tujukan untuk menggunaan inter- perancanaan dan manajmen keuangan.data yang di
kumpulkan untuk alasan medis dan epediemologi ,lebih di tujukan untuk penggunaan dalam
administrasi program asuransi bukan untuk menahan dan pengadilan penyakit kecuali ke giatan
yang berhubungan dengan penyakit itu memiliki dampak pada aspek keuangan

2.2.4. Peruntunan catatan dan registrasi morbiditas

Registrasi peyakit adalah suatu sistim terorganisasi untuk menidentifikasi dan mencatat
tentang semua kasus peyakit yang berhasil didiagnosis .istilah rigister dan regestry digunakan
untuk berhatian .untuklebih tepatnya ,istilah register mengacu pada laporan aktual atau laporan
berasal dari data dasar yang ada pada komputer .register adalah suatu file data peyakit atau file
tertetu atau kondisi kesehatan lain yang dapat memengaruhi status kesehatan suatu atau
komunitas.registry (registrasi) adalah sistim pengumpulan data registar peyakit yang berkaitan
dengan data. Registrasi kanker dan tumor adalah sistim registrasi yang paling umum di pakai
saat ini. Beberapa negara bagian telah melakukan gebrakan besar untuk mengkomputerisasi dan
mengembangkan sistim registrasi kanker dan tumor yang sangat terpusat .pada petengahan tahun
1980-an di colorado, melalui kerja sama antara colorado departmen of health colorado hospital
association, sistim ini dikembangkan

Registrasi adalah penyusun register dengan membuat suatu catatan yang permanen
berdasarkan data komografi dan data indentifikasi,diagnosis,peyakit,frekuensi kejadian , pasien
yang bertahan hidup,imformasi mengenai pengobatan atau tindakan lanjut,dan informasi lain
yang penting dan unik sesuai dengan kondisi atau penyakitnya.kanker merupakan contoh yang

17
baik karena penyakit ini dapat diidentifikasi berdasarkan tipe tumor dan lokasinya.registrasi
menghasilkan suatu bank data digunakan untuk melaksanakan penelitian dan riset.

2.2.5. Peruntunan pencatatan dan komputeriasasi

Sistem peruntunan pencatatan (record linkage system)terlihat seperti konsep baru yang di
kendalikan oleh komputer.sejak pertengahan tahun 1940-an,ada upaya yang dilakukan untuk
menghubungkan akte kelahiran seseorang,akte kematian,catatan pernikahan dan
catatanpencereian.hal ini menjadi sorotan saat ini adalah bagaimana cara menghubungkan
registrasi kanker dengan catatan rumah sakit dan dengan juga ukte kematian seseorang yang
meninggal akibat kanker.perunutan pencatatan adalah penghubungan data dan informasi yang
terkandung dalam dua atau lebih catatan medis catatan ke sakitan ,catatan ke matian,dab catatan
kejadian vital lainnya.

2.2.6. Survey status kesehatan dan penyakit

Pada tahun 1956, kongres amerika serikat melakukan national health survey (NHS)yang
bertujuan untuk meyediakan sumber data dan informasi yang berkeseimbangan mengenai status
kesehatan penduduk di amerika serikat dan untuk mengumpulkan informasi yang menyuruh
mengenai kesakitan .NHS merupakan sumber utama informasi di negara untuk penyakit-
penyakit yang bisa terjadi ,cindera,ketidakmampuan,defisit,fungsional,dan pengguna pelayanan
kesehatan.survai ini di laksanakan oleh national canter for health statistics berikut beberapa
survai nasional di amerika serikat yang di lakukan secara teratur

 The health interviuw survey –wawancara pada individu yang tidak dilembagakan di
seluruh rumah tangga secara nasional.beberapa item wawancara mencakup batasan
kegiatan sehari-hari , penyakit akut , kondisi kronis, dan kunjungan ke dokter dan rumah
sakit
 Health and nutrition examination survey (dahulu health examination survey) –
dilaksanakan untuk menambah informasi yang telah du kumpulkan dalam health

18
interview survey. Sampelnya adalah individu dari populasi umum dan di kajikan melalui
skrining kesehatan dan peneriksa pisik yang di lakukun tiga tahun sekali
 National hospital disharge survey-dilakukuan untnk mengumpulkan data tentang
populasi yang tengah memfaatkan dan sudah di pulangkan dari rumah sakit
 National notifeyable di sease surveillance system-dilaksanakan oleh canter for disease
control sistim ini di terutamakan di gunakan untuk memberikan informasi mingguan
tentang kejadian peyakit yang di yatakan sebagai peyakit yang harus di laporkan.
Rangkuman datanya di berikan sekali setiap tahun ke datapartemen kesehatan dan ahli
empidiamologi di seluruh negara bagian.the morbdity and mortality weekly report dan
the summary of natifiable disease in the united states adalah media untuk melaporkan
penyakit yang statusnya harus di laporkan .(lihat penyakit yang harus di laporkan di
amerika serikat dan sistim pelaporan peyakit yang harus di laporkan gambar 2.7dalam
bab2
 National nursing home survey-dilakukan untuk mengumpulkan data tentang populasi
yang menjalani perawatan jangka panjang dan status kesehatan penghuni panti wreda di
amerika serikat.
 National ambulatory medical care servey –servai nasional tehadap sampel probalitas
yang di lakukun oleh division of health care statistics,canters for disease control and
prevention data statistik yang di hasil kan meyajikan karakteristik pasien ,doktor, dan
kunjungan karena keberadaan sebagai jenis penyakit baik akut maupun kronis,
 National family grawth survey-membrikan informasi tentang kegiatan keluarga bencana
dan fertilitas yang di selenggarakan setiap lima tahun sekali , dengan menggunakan
teknik wawacara perorangan
 Servey liked to vital records-informasi yang dapat dari individu ,dokter, atau rumah sakit
tentang kematian dan kelahiran dikumpukan untuk melengkapi akte kelahiran dan
kematian dan juga untuk memberikan informasi perawatan pranatal dan
fertilitas.impormasi tentang kesakitan dan rawat inap untuk tahun sebelumnya juga di
kumpulkan

19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan, dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah
tunggal morbiditas. Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit, cedera, atau gangguan pada
suatu populasi.

20
Di dalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi
dan berbagai ukuran turunan dari kedua indicator tersebut. Epidemi Propagted disebabakan pleh
penularan penyakit menular baik secara langsung maupun tidak dari satu individu ke individu
lainnya dan sumber penularan penyakitnya bisa beragam.Epidemi propagated terjadi akibat
penularan orang ke orang.

3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat ,menambah peengetahuan bagi pembacanya
mengenai segala sesuatu tentang morbiditas yaitu angka kesakitan yang ada di dalam
masyarakat.

21
22

Anda mungkin juga menyukai