OLEH: KELOMPOK 5
ANITA 702008102
WARDA 702008025
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan dengan hati yang tulus dan pikiran
yang jernih kami panjatkan kehadirat Allah Subuhanahu Wata’ala
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan ini
dengan judul “Pencegahan Penyakit”. Adalah hanya pertolongan dan
izin Allah.
Disamping itu shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad Sallallahu alai’hi Wasallam. beserta kelurga nya dan para
sahabatnya yang dengn penuh kesetiaan telah mengobarkan syi’ar islam
yang manfaatnya masih terasa hingga saat ini. Semoga laporan ini dapat
menambah wawasan bagi para pembacanya dan bernilai ibadah bagi
penulisnya.
Sebagai konsekuensi logis bahwa bila nantinya akan di dapati
beberapa cacat, kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini, saya
selaku penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirnya, hanya kepada Allah penulis panjatkan rasa syukur dan
hanya kepada-Nya pula urusan penulis kembalikan.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pencegahan Penyakit
3. Vaksin polio
Vaksin polio adalah vaksin yang di berikan untuk mencegah penyakit
polio. Terdapat dua jenis vaksin polio yaitu vaksin yang berisi virus polio yang
tidak aktif yang di suntikan kedalam tubuh atau vaksin berisi virus polio yang
sudah di lemahkan yang di berikan lewat mulut. Kedua vaksin ini telah
memberantas polio hampir di seluruh dunia.
B. Tingkat Pencegahan
Specific protection
Disability limitation
ِ ض عَ َلى ُم
ٍ صح َ : الن ِِبي ِ َقا َل
ٌ َل ي ُْو ِردُ ُم ْم ِر ْ ِ عَ ْن َأب
ي ُه َر ْي َرةَ عَ ِن ه
Artinya:
Dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda: “Janganlah unta yang sehat
dicampur dengan unta yang sakit”.
a. Aturan Masyarakat
Masyarakat harus menyadari pentingnya pencegahan penyakit cara yang
sangat tidak efektif dan paling mahal untuk memberikan pertolongan pada pasien
CHD. Walaupun perubahan perilaku seseorang memegang prospek terbaik
didalam penurunan angka prevalensi penyakit jantung di negara ini, masyarakat
dapat memberikan lingkungan yang dapat mendukung perubahan perilaku
tersebut. Contoh, masyarakat dapat mendukung pembatasan area merokok dan
dapat memberikan pesan yang jelas bagi kaum muda bahwa merokok merusak
kesehatan.komunitas juga dapat menyediakan kesempatan yang memadai untuk
pelaksanaan skrining kesehatan terhadap faktor faktor risiko seperti hipertensi dan
kadar kolesterol serum. Olahraga dapat mengurangi obesitas dan meningkatkan
high density lipoprotein (HDL) dalam darah, yang pada giliranya menurungkan
risiko serangan jantung (Aiyaradian, 2012).
b. Aturan Indivisual
Faktor-faktor risiko untuk CHD sangat banyak. Beberapa faktor risiko
tersebut tidak dapat dimodifikasi, sementara faktor risiko yang lain dapat
dimodifikasi (dikurangi) untuk meningkatkan kesehatan seseorang. Setiap orang
dapat meningkatkan kekebalannya terhadap CHD dengan mengetahui perbedaan
antara tipe-tipe faktor risiko dan dengan mengadopsi perilaku yang dapat
mencegah atau menunda awitan CHD (Aiyaradian, 2012).
Faktor risiko taktermodifikasikan untuk CHD antara lain, ras, jenis
kelamin, tipe kepribadian,usia, dan laju metabolik basal. Yang juga diwariskan
adalan kadar awal kolesterol serum seseorang. Dengan begitu, anak yang
orangtuanya memiliki kadar kolesterol serum tinggi termasuk dalam kelompok
yang berisiko untuk kadar yang samatingginya, apapun dietnya (Aiyaradian,
2012).
G. Macam-Macam Tindakan Pencegahan Penyakit
1. Pola olah raga yang teratur sesuai berat badan dan jenjang usia . yoga
sangat disarankan bagi orang-orang yang berusia di atas 30 tahun,
2. Pola pikiran positif (manejemen pikiran) agar terhindar dari stress,
3. Pola hidup sehat dan seimbang,
4. Pola istirahat yang cukup,
5. Pola bernapas dalam yang benar dan teratur.
Hadits tentang tindakan pencegahan penyakit yang artinya
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan
latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut,
ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu
oorang yang cacat stelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untik
kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas
pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut,
tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Pusat-pusat rehabilitasi
bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Makalah ini tentunya masih sangat jauh dari kata sempurnah dan kami
sangat mengharapkan saran dan kritik guna membangun dan bisa memperbaiki
makala kami.karena ada pepatah yang mengatakan “semakin ilmu itu di galih
maka semakin banyak kita ketahui”.
DAFTAR PUSTAKA
Aiyaradian. 2012. Tingkatan Pencegahan Penyakit. diakses pada tanggal
10 di situs: (http://aiyaradian.blogspot.co.id/2012/10/tingkatan-pencegahan-
penyakit.html).
Budiarto, Eko & Anggraeni, Dewi. 2013. Pengantar Epidemiologi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT Asdi Masatya.
Hasnah. 2009. Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Media Gizi
Pangan. Vol. VII, Edisi 1, Januari – Juni 2009.
Http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/05/upaya-pencegahan-
preventive-menurut.html.
Loveday.dkk. 2014. National Evidence-Based Guidelines for Preventing
Healthcare Associated Infections in NHS Hospitals in England. Journal of
Hospital Infection. Vol 86: hal 1.
Maryani, lidya dan rizki, muliani. 2010. Epidemiologi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasrin, dkk. 2002. Himpunan Bahan Kuliah Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta : UI Press.
Noor,Nur Narsy. 2008. Epidemiologi. Jakarta: PTRineka Cipta.
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Noor, Nur Nasry. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notosoedirdjo & Latipun. 2005. Kesehatan Mental, Konsep, dan
Penerapan. Jakarta: UMM Press.
Ryadi, A.L. Slamet & Wijayanti, T. 2014. Dasar-Dasar Epidemiologi
Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Medika.
Kalra S, Magon N, Malik S 2012. Patient-centered care and therapeutic
patient education: Vedic inspiration. J Midlife Health.