Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TUTORIAL

KELOMPOK 8B

BLOK 2.2

TUTOR :

dr. Mintje Oesmani, M.M.

ANGGOTA KELOMPOK :

MUHAMMAD RIZKY DEVANDI G1A118093

NAILA FATIYA SYAFLI G1A118096

MELDI PRABOWO G1A118123

AMMAR HIDAYAH G1A118124

NIKITA MULYANI G1A118138

OLINA NOVRITASARI G1A118139

M. FADHEL SYAH AL BUKHORI G1A118144

NUR AFNI LESTARI G1A118146

NURHANISAH DALIMUNTHE G1A118147

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
SKENARIO 2

Tono seorang mahasiswa kedokteran yang rutin olahraga setiap minggu. Pagi ini
Tono melakukan joging seperti biasa bersama teman-temannya. Tetapi setelah 30 menit
tiba-tiba Tono merasa pusing, lemas, gemeteran, dan berkeringat dingin. Kemudian Tono
disuruh beristirahat oleh temannya. Tono mengatakan bahwa tadi pagi dia tidak sarapan
seperti biasa karena bangun kesiangan. Setelah minum teh manis pusing Tono pun
berkurang. Temannya mengatakan kemungkinan Tono mengalami hipoglikemia ringan
yang berhubungan dengan asupan karbohidrat dan pengaturan hormonal.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Olahraga
Gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.1
2. Pusing
Dalam keadaan kesimbangan terganggu serasa keadaan sekitar berputar.1
3. Lemas
Susah bernapas atau tidak dapat bernapas.1
4. Karbohidrat
Senyawa organik karbon, hidrogen, dan oksigen, terdiri atas satu atau lebih
molekul gula sederhana yang merupakan bahan makanan penting dan sumber
tenaga.1
5. Hipoglikemia
Defisiensi konsentrasi glukosa dalam darah, dapat menyebabkan hipotermia,
nyeri kepala, dan gejala-gejala neurologik yang lebih serius.2
6. Hormon
Substansi kimia yang dihasilkan di dalam tubuh, memiliki efek regulatorik
spesifik terhadap aktivitas sel, organ, atau sistem organ tertentu.2
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa setelah berolahraga selama 30 menit, Tono mengalami pusing,
lemas, gemetar dan berkeringat dingin?
2. Apa ada hubungan antara sarapan dengan keluhan yang dialami?
3. Mengapa setelah minum teh manis kondisi Tono membaik?
4. Bagaimana klasifikasi hipoglikemia?
5. Apa saja penyebab terjadinya hipoglikemia?
6. Apa hubungan hipoglikemia dengan hormonal?
7. Bagaimana mekanisme hipoglikemia dan hubungannya dengan patofisiologi?
8. Bagaimana penyerapan karbohidrat di dalam tubuh?
III. BRAINSTORMING
1. Mengapa setelah berolahraga selama 30 menit, Tono mengalami pusing,
lemas, gemetar dan berkeringat dingin?
Jawab:
Saat berolahraga, kita akan melibatkan kontraksi otot. Kontraksi otot
memerlukan ATP sebagai energi. Oleh karena itu, secara tidak langsung akan
terjadi metabolisme sel untuk memperoleh ATP. Salah satu metabolisme
energi yang dominan diperlukan dalam aktivitas fisik yaitu sistem glikolisis
anaerobik. Sistem glikolisis anaerobik ini hanya membutuhkan glukosa dan
glikogen otot sebagai sumber energi.
Pada kasus ini, Tono tidak sarapan sebelum berolahraga. Sehingga
kadar glukosa dan glikogen yang ada di tubuh Tono tidak cukup atau kurang
untuk di metabolisme sebagai sumber energi. Hal ini menyebabkan terjadinya
penurunan kadar glukosa darah jika terjadi metabolisme secara terus menerus.
Sehingga menyebabkan terjadinya hipoglikemia dengan gejala pusing, lemas,
gemetar, dan berkeringat dingin.

2. Apa ada hubungan antara sarapan dengan keluhan yang dialami Tono?
Jawab :
Tubuh kita memerlukan karbohidrat protein dan lemak untuk
beraktivitas.. Saat olahraga glukosa yang dibutuhkan sangat banyak. Karena
Tono tidak sarapan sebelum berolahraga, maka tidak ada glukosa tambahan
sehingga akan menyebabkan kekurangan glukosa dan terjadilah hipoglikemia.

3. Mengapa setelah minum teh manis kondisi Tono membaik?


Jawab :
Pada teh manis terdapat gula. Gula merupakan karbohidrat
monosakarida (sukrosa) yang sangat dibutuhkan bagi tubuh saat melakukan
aktivitas fisik seperti olahraga. Gula yang ada didalam teh akan dicerna dan
dimetabolisme di dalam tubuh, sehingga Tono akan mendapatkan energi.
Hasilnya hal ini akan membuat kondisi Tono membaik. Selain itu, teh manis
juga mengandung beberapa zat penting, seperti:
 Katekin : sebagai antioksidan
 Kafein : dapat meredakan sakit kepala, antioksidan
 Vit C : antioksidan
 Polifenol : melawan bakteri difteri, kolera, disentri

4. Bagaimana klasifikasi hipoglikemia?


Jawab :
 Ringan : lemas, pusing, gemeteran
 Sedang : pingsan
 Berat : koma

5. Apa saja penyebab terjadinya hipoglikemia?


Jawab :
 Konsumsi alkohol yang berlebihan → memberatkan kinerja hati sebagai
penyimpan cadangan energi
 Puasa → menyebabkan asupan karbohidrat berkurang, sehingga cadangan
energi juga berkurang terjadilah hipoglikemia
 Kelebihan insulin oleh pankreas

6. Apa hubungan hipoglikemia dengan hormonal?


Jawab :
 Hormon insulin : mengantar glukosa darah ke sel dalam tubuh
 Epinefrin : ragsangan pelepasan glukosa dalam tubuh

7. Bagaimana mekanisme hipoglikemia dan hubungannya dengan patofisiologi?


Jawab :
(Learning Issues)

8. Bagaimana penyerapan karbohidrat di dalam tubuh?


Jawab :
Makanan mengandung karbohidrat. Karbohidrat akan dipecah menjadi
monosakarida. Karbohidrat akan dipecah secara mekanik dan kimiawi.
Setelah dipecah glukosa akan diserap di ileum. Kemudian, masuk ke kapiler
darah, dibawa plasma darah ke seluruh tubuh.
Tempat terjadi metabolisme (Learning Issues).
IV. ANALISIS MASALAH
1. Mengapa setelah berolahraga selama 30 menit, Tono mengalami pusing,
lemas, gemetar dan berkeringat dingin?
Jawab :
Saat berolahraga, kita akan melibatkan kontraksi otot. Kontraksi otot
memerlukan ATP sebagai energi. Oleh karena itu, secara tidak langsung akan
terjadi metabolisme sel untuk memperoleh ATP. Salah satu metabolisme
energi yang dominan diperlukan dalam aktivitas fisik yaitu sistem glikolisis
anaerobik. Sistem glikolisis anaerobik ini hanya membutuhkan glukosa dan
glikogen otot sebagai sumber energi.
Pada kasus ini, Tono tidak sarapan sebelum berolahraga. Sehingga
kadar glukosa dan glikogen yang ada di tubuh Tono tidak cukup atau kurang
untuk di metabolisme sebagai sumber energi. Hal ini menyebabkan terjadinya
penurunan kadar glukosa darah jika terjadi metabolisme secara terus menerus.
Sehingga menyebabkan terjadinya hipoglikemia dengan gejala pusing, lemas,
gemetar, dan berkeringat dingin.3,4,5

2. Apa ada hubungan antara sarapan dengan keluhan yang dialami?


Jawab :
Asupan bahan bakar dari makanan memang bersifat berkala atau tidak
terus menerus namun penyerapannya dalam tubuh bersifat terus menerus dan
berfluktuasi tergantung dengan jumlah pemakaian energi. Ketika seseorang di
berikan beban latihan yang terlalu berat dan tubuh tidak mampu mentolerir
akan menyebabkan terganggunya homeostasis pada sistem tubuh dan dapat
mengakibatkan kerusakan (Seperti kasus Tono).

Energi diperlukan untuk proses fisiologis yang berlangsung dalam sel-


sel tubuh. Proses ini meliputi kontraksi otot, pembentukan dan penghantaran
impuls saraf, sekresi kelenjar, produksi panas dan masih banyak lagi terutama
pada orang yang melakukan aktivitas berat. Sumber energi tubuh berasal dari
karbohidrat, lemak dan protein yang bisa di dapatkan dari makanan, sumber
energi ini di pakai oleh sel untuk membentuk sejumlah besar ATP dan ATP di
pakai sebagai sumber energi berbagai fungsi sel. Apabila seseorang tidak
mendapatkan asupan makan yang benar maka pengambilan cadangan tubuh
akan di gunakan sebagian besar, namun jika ini terus berlanjut akan
menyebabkan kurangnya bahan bakar terutama glukosa sebagai pembentuk
utama energi atau ATP, kurangnya glukosa ini kita sebut dengan hipoglikemia
yang dapat membahayakan tubuh jika di biarkan begitu saja.6

3. Mengapa setelah minum teh manis kondisi Tono membaik?


Jawab :
Karena teh mengandung zat penting, sebagai berikut:
1. Glukosa
Kandungan umum dari teh adalah gula pasir atau karbohidrat golongan
disakarida berupa sukrosa. Sukrosa akan di pecah menjadi glukosa dan
fruktosa . Glukosa digunakan oleh hampir seluruh jaringan tubuh, seperti :
otak, otot, hati, dan sebagainya. Beberapa mekanisme transpor glukosa
dalam sel membutuhkan bantuan/ difusi terfasilitasi, yaitu insulin.
a. Otot
Beberapa jam setelah kita makan atau meminum minuman yang
mengandung glukosa, konsentrasi glukosa dalam darah akan
meningkat, lalu pankreas akan menyekresi insulin untuk mempercepat
transpor glukosa kedalam otot. Sehingga, kebutuhan glukosa dalam
otot dapat terpenuhi.
b. Hati
Insulin akan mengikat glukosa dari darah untuk disimpan ke hati
dalam bentuk glikogen. Hal ini akan ,menyebabkan cadangan glukosa
yang sebelumnya telah digunakan saat berolahraga akan menjadi
terisi kembali.
c. Otak
Pada otak, hormon insulin sedikit berpengaruh bahkan tidak
berpengaruh dalam mekanisme transpor glukosa, karena sel otak
bersifat permeabel terhadap glukosa. Sehingga, asupan glukosa yang
sebelumnya berkurang di otak menjadi tercukupi.

2. Katekin
Merupakan senyawa fenol yang berfungsi sebagai antioksidan untuk
menyehatkan tubuh.
3. Flavanol
Merupakan senyawa fenol yang berfungsi sebagai antioksidan,
menguatkan dinding pembuluh darah kapiler dan memacu pengumpulan
vitamin c.

4. Asam amino L-theanine


Asam amino L-theanine berfungsi untuk memberikan perasaan rileks
pada tubuh dan memperkuat sistem imun tubuh.

5. Vitamin
Beberapa kandungan vitamin yang ada di daun teh, seperti : A, B1, B2,
B3, B5, C, E, dan K.

6. Alkaloid
Alkaloid utama dalam daun teh adalah senyawa kafein yang dapat
meredakan sakit kepala, selain itu terdapat senyawa theobromin dan
theofolin.7,8

4. Bagaimana klasifikasi hipoglikemia?


Jawab :
 Klasifikasi klinis hipoglikemia
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada ganguan
Ringan
aktivitas sehari-hari.
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan
Sedang
gangguan aktivitas sehari-hari.
Sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi
sendiri karena ada gangguan kognitif
1. Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak
Berat
membutuhkan terapi parenteral
2. Membutuhkan terapi parenteral
3. Disertai kejang dan koma.9
 Klasifikasi Hipoglikemia menurut American Diabetes Association
Workgroup on Hypoglycemia tahun 2005
Severe Kejadian hipoglikemia yang membutuhkan bantuan
hypoglycemia dari orang lain
Documented
Kadar gula darah plasma ≤ 70 mg/dl disertai gejala
symptomatic
klinis hipoglikemia
hypoglycemia
Asymptomatic Kadar gula darah plasma ≤ 70 mg/dl tanpa disertai
hypoglycemia gejala klinis hipoglikemia
Probable
Gejala klinis hipoglikemia tanpa disertai pengukuran
symptomatic
kadar gula darah plasma
hypoglycemia
Gejala klinis hipoglikemia dengan pengukuran
Relative
kadar gula darah plasma ≥ 70 mg/dl dan
hypoglycemia
terjadi penurunan kadar gula darah.10

5. Apa saja penyebab terjadinya hipoglikemia?


Jawab :
Faktor terjadinya hipoglikemia :
1) Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis obat
yang anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah saat itu. Celakanya,
terkadang pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya sebelum
disuntik, sehingga dosis yang disuntikan tidak sesuai dengan kadar gula
darah saat itu. Memang sebaiknya bila menggunakan insulin suntik, pasien
harus memiliki monitor atau alat pemeriksa gula darah sendiri.

2) Lupa makan atau makan terlalu sedikit.


Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja
lambat dua kali sehari dan obat yang kerja cepat sesaat sebelum makan.
Kadar insulin dalam darah harus seimbang dengan makanan yang
dikonsumsi. Jika makanan yang anda konsumsi kurang maka
keseimbangan ini terganggu dan terjadilah hipoglikemia.
3) Aktifitas terlalu berat.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip dengan
insulin. Saat anda berolah raga, anda akan menggunakan glukosa darah
yang banyak sehingga kadar glukosa darah akan menurun. Maka dari itu,
olah raga merupakan cara terbaik untuk menurunkan kadar glukosa darah
tanpa menggunakan insulin.

4) Minum alkohol tanpa disertai makan.


Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar
glukosa darah akan menurun.

5) Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.


Pengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan anda
mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang bekerja
secara lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat misalnya anda
meminum obat insulin kerja cepat di malam hari maka saat bangun pagi,
anda akan mengalami hipoglikemia.

6) Penebalan di lokasi suntikan.


Dianjurkan bagi mereka yang menggunakan suntikan insulin agar
merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan obat dalam
waktu lama pada lokasi yang sama akan menyebabkan penebalan jaringan.
Penebalan ini akan menyebabkan penyerapan insulin menjadi lambat.

7) Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.


Tiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang
dianjurkan. Anda harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan
obat sebaiknya disuntik atau diminum sehingga kadar glukosa darah
menjadi seimbang.

8) Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.


Beberapa penyakit seperti celiac disease dapat menurunkan
penyerapan glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih dulu ada
di aliran darah dibandingan dengan glukosa. Insulin yang kadung beredar
ini akan menyebabkan kadar glukosa darah menurun sebelum glukosa
yang baru menggantikannya.

9) Gangguan hormonal.
Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon
glukagon. Hormon ini berguna untuk meningkatkan kadar gula darah.
Tanpa hormon ini maka pengendalian kadar gula darah menjadi terganggu.

10) Pemakaian aspirin dosis tinggi.


Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi melebihi
dosis 80 mg.

11) Riwayat hipoglikemia sebelumnya.


Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang masih
terasa dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah merasa baikan
tetapi belum menjamin tidak akan mengalami hipoglikemia lagi.11

6. Apa hubungan hipoglikemia dengan hormonal?


Jawab :
1) Hormon Insulin :
 Dihasilkan oleh sel beta pancreas
 Meningkatkan pengambilan glukosa dalam sel, menurunkan gula
darah, menurunkan glukosa, menurunkan asam lemak, asam amino
darah. Lalu meningkatkan penyimpanan penyerapan ketiganya

Efek Pada Karbohidrat:


 Meningkatkan transport glukosa ke sebagian besar sel-sel
 Menghambat glukoneogenesis dimana asam amino diubah menjadi
glukosa dan glikogenesis
 Merangsang glikogenesis

2) Hormon glukagon :
 Dihasilkan oleh sel alfa pancreas
Efek Pada Karbohidrat:
 Menurunkan glikogenesis, meningkatkan glikogenolisis dan
glukoneogenesis
 Sekresi glukagon meningkat selama keadaan pasca-absorptif
 Peningkatan glukagon karena turunnya glukosa darah

3) Hormon kortisol :
 Dihasilkan oleh korteks adrenal
 Mengatur metabolisme karbohidrat, protein, lemak
 Proses glukoneogenesis saat hipoglikemia
 Efek anti-infalamasi

4) Hormon tiroid :
 Dihasilkan oleh kelenjar tiroid
 Membantu proses glikogenesis

5) Hormon epinefrin :
 Dihasilkan oleh medulla adrenal karena rangsangan dari olahraga
 Mengurangi pelepasan insulin dan meningkatkan pelepasan glukagon
 Membantu dalam proses glikogenolisis.12

7. Bagaimana mekanisme hipoglikemia dan hubungannya dengan patofisiologi?


Jawab :

Mekanisme hipoglikemia. Seperti sebagian besar jaringan lainnya,


matabolisme otak terutama bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai
bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa
dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa
menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung
pada suplai glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam jaringan
interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf
tersebut.

Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus,
penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya menurun
hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah menurun
hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron menjadi tidak
berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.

Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem


saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah
menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan
dan rasa lapar.

Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah


menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja
dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup
ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan
daya ingat, mati rasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak
terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan
ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping
gejala adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.

Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami


gangguan yang sangat berat, sehingga pasien memerlukan pertolongan orang
lain untuk mengatasi hipoglikemia yang di deritanya. Gejalanya dapat
mencakup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit di
bangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran (Smeltzer. 2001).13
Hubungan hipoglikemia dengan patofisiologi. Price (2006)
mengutarakan bahwa hipoglikemia terjadi karena ketidakmampuan hati
memproduksi glukosa yang dapat disebabkan karena penurunan bahan
pembentuk glukosa, penyakit hati atau ketidakseimbangan hormonal. Pada
pasien hipoglikemia , terdapat defisit sel beta langerhans, pengeluaran kedua
hormon pengatur insulin dan glukagon benar-benar terputus. Respon epinefrin
terhadap hipoglikemia juga semakin melemah. Pada frekuensi hipoglikemia
berat, dapat menurunkan batas glukosa hingga ke tingkat plasma glukosa
paling rendah.

Kombinasi dari ketiadaan glukosa dan respon epinefrin yang lemah


dapat menyebabkan gejala klinis ketidaksempurnaan pengaturan glukosa yang
meningkatkan resiko hipoglikemia berat. Penurunan respon epinefrin pada
hipoglikemia adalah sebuah tanda dari lemahnya respon syaraf otonom yang
dapat menyebabkan gejala klinis ketidaksadaran pada hipoglikemia (Shafiee,
2012).

Selain itu, pada pasien dengan hipoglikemia terjadi kematian jaringan


yang disebabkan karena kekurangan oksigen pada jaringan tersebut yang
bahkan dapat mengancam kehidupan. Keadaan ini terjadi karena adanya
gangguan pada hematologi/hemoglobin yang berperan sebagai transport
oksigen. Hemoglobin yang kekurangan glukosa akan mempengaruhi kualitas
transport oksigen. Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari
luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan ( Narsih, 2007 ).14
Hipoglikemia yang berhubungan dengan kegagalan sistem otonom.15

8. Bagaimana penyerapan glukosa di dalam tubuh?


Jawab :

Pada dasarnya semua karbohidrat di dalam makanan diabsorbsi dalam


bentuk monosakarida, hanya sejumlah kecil yang diabsorbsi sebagai disakarida
dan hampir tidak ada sebagai senyawa karbohidrat yang lebih besar. Sejauh ini
monosakarida yang paling banyak diabsorbsi adalah glukosa, biasanya
mencakup lebih dari 80 persen kalori karbohidrat yang diabsorbsi. Alasannya
adalah bahwa glukosa merupakan produk pencernaan akhir dari makanan
karbohidrat kita yang paling banyak, yaitu tepung. Sisanya 20 persen dari
monosakarida yang diabsorbsi hampir seluruhnya terdiri atas galaktosa dan
fruktosa, galaktosa berasal dari susu dan fruktosa merupakan salah satu
monosakarida yang dicerna dari gula tebu. Sebenarnya semua monosakarida
diserap melalui proses transpor aktif.
Glukosa Ditranspor melalui Mekanisme Ko-Transpor Natrium.
Pada keadaan tidak ada transpor natrium melewati membran usus, sebenarnya
tidak ada glukosa yang dapat diabsorbsi. Alasan untuk pernyataan ini adalah
bahwa penyerapan glukosa terjadi dalam suatu bentuk ko-transpor dengan
transpor aktif natrium. Ada dua tingkat transpor natrium yang melewati
membrane usus. Pertama adalah transpor aktif ion natrium melalui membran
basolateral sel-sel epitel usus ke dalam darah, dengan demikian mengurangi
natrium yang berada di dalam sel epitel. Kedua, penurunan natrium di dalam
sel ini kemudian menyebabkan natrium dari lumen usus bergerak melewati
brush border sel-sel epitel ke bagian dalam sel melalui suatu proses transpor
aktif sekunder. Untuk itu, ion natrium bergabung dengan suatu protein
transpor, tetapi protein transpor tidak akan mentranspor natrium ke dalam sel
sampai protein itu juga bergabung dengan beberapa zat lain yang tepat seperti
glukosa. Glukosa usus juga bergabung secara bersamaan dengan protein
transpor yang sama, dan kemudian keduanya baik ion natrium dan molekul
glukosa ditranspor bersama-sama ke bagian dalam sel. Jadi, konsentrasi
natrium yang rendah di dalam sel inilah yang "menarik" natrium ke bagian
dalam sel dan glukosa ikut masuk bersama dengannya pada saat yang sama.
Sekali berada di dalam sel epitel, protein transpor dan enzim-enzim lain
menyebabkan difusi terfasilitasi glukosa melalui membran basolateral sel ke
dalam ruang paraselular dan dari sana ke dalam darah. Sebagai ringkasan,
transpor aktif awal natrium yang melewati membran basolateral sel epitel usus
inilah yang menyediakan daya tenaga akhir untuk menggerakkan glukosa juga
melewati membran tersebut.

Setelah terjadi proses penyerapan selanjutya akan terjadi proses


metabolisme. Hati atau liver merupakan pusat dari proses metabolisme yang
paling aktif di dalam tubuh. Ketika nutrisi masuk ke dalam tubuh, yang paling
pertama menerimanya adalah hati, untuk kemudian memasuki proses
metabolisme, mem-packing, menyimpan, dan mendistribusikannya ke
berbagai organ tubuh lainnya.
Berikut adalah berbagai proses metabolisme yang dilakukan di dalam hati:

1. Metabolisme Karbohidrat:
 Mengubah fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa.
 Membuat dan menyimpan glikogen.
 Memecah glikogen dan menghasilkan glukosa.
 Memecah glukosa menjadi energi bila diperlukan.
 Membuat glukosa dari beberapa asam amino dan gliserol bila
diperlukan.
 Mengkonversi kelebihan glukosa menjadi asam lemak.

2. Metabolisme Lemak:
 Membangun dan memecah trigliserida, fosfolipid, dan
kolesterol yang diperlukan.
 Memecah asam lemak menjadi energi bila diperlukan.
 Mengepak esktra lipid di dalam lipoprotein untuk diedarkan ke
organ tubuh lainnya.
 Menghasilkan empedu untuk dikirim ke kantong empedu untuk
selanjutnya digunakan dalam pencernaan lemak.
 Membuat badan keton bila diperlukan.

3. Metabolisme Protein:

 Menghasilkan asam amino nonesensial untuk pasokan jangka


pendek.
 Membuang sirkulasi asam amino yang berlebihan dan
mengubahnya menjadi asam amino lainnya.
 Membuang amonia dari darah dan mengkonversinya menjadi
urea untuk dikirim ke ginjal untuk diekskresi.
 Membuat senyawa lainnya yang mengandung nitrogen yang
dibutuhkan tubuh (seperti biasanya digunakan dalam DNA dan
RNA).
 Membuat protein plasma, seperti faktor pembekuan darah.
4. Proses metabolisme lainnya:

 Detoksifikasi racun, alkohol, dan obat-obatan lainnya,


mempersiapkan proses metabolisme untuk kemudian
menghasilkan produk yang akan diekskresikan ke luar tubuh.
 Membantu membongkar sel darah merah tua dan menangkap
zat besi untuk daur ulang.
 Menyimpan banyak vitamin dan mineral.16,17
V. LEARNING ISSUES

Topik Subtopik
Mekanisme hipoglikemia dan hubungannya dengan
Sistem Endokrin
patofisiologi
Penyerapan karbohidrat di dalam tubuh dan tempat
Sistem Digestivus
terjadinya metabolisme
MIND MAPPING

Tidak
Tono Penyebab
Sarapan

Pusing
Olahraga Lemas
Gejala

↓ Gemetaran
Hipoglikemia
Berkeringan dingin

Ringan
Minum Teh
Manis Klasifikasi Sedang

Berat

Kondisi Insulin
Membaik
Glukagon
Hubungan
dengan Kortisol
hormonal
Tiroid

Epinefrin

Hubungan
dengan
patofisiologi
DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia


2. Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. ECG : Jakarta.
3. Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 723-729.
4. Fox EL, Bowers RW, and Foss ML, 1993. The Physiological Basic of Exercise and
Sport (5th ed.). USA : Wim. C. Brown Publisher, pp 16, 20.
5. Powers SK, Howley Et, 2007. Exercise Physiology Theory and Applicationto
fitnessand Performance, sixth Edition. USA : Mc. Graw Hill Company.
6. Guyton, A. C., Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta :
EGC.
7. Juniarty Towaha, Balittri. Kandungan senyawa kimia pada daun teh.
8. Warta penelitian dan pengembangan tanaman industri, Volume 19, Nomor 3.
9. Soeatmadji DW. Hipoglikemia Iatrogenik. In: Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi V.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2008: 1900 – 6.
10. American Diabetes Association Workgroup on Hypoglycemia. Defining and reporting
hypoglycemia in diabetes. Diabetes Care 2005; 28: 1245 – 9.
11. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
12. Guyton, A.C., Hall, J.E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta:
EGC
13. Suzanne, C. Smeltzer. (2001). Keperawatan medikal bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
14. Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.
15. Cryer PE. The Barrier of hypoglycemia in diabetes. Diabetes 2008; 57: 3169 – 75
16. Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC.
17. E-jurnal UNY.ac.id. tentang metabolisme karbohidrat

Anda mungkin juga menyukai