Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOGLIKEMIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah 2

Dosen pembimbing:Ns.nurliah M.kep

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I

1. AHMAD RAMADANI YAKOB


2. ALWI IBRAHIM
3. CINDRAWATI TIMBULI
4. FATMAWATI DJAFAR
5. NUR FELYA DATU
6. PERCI TAMANI
7. RAMLAWATY NAI
8. SITI NURHASANAH
9. TITI HARTINA MADIHUTU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2019
1.1 DEFINISI HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana kadar
glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan
antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Sindrom
hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas,
gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin, detak jantung
meningkat dan terkadang sampai hilang kesadaran (syok hipoglikemia).(Nabyl, 2009).
Otak memerlukan glukosa darah sebagai sumber energi utama. Oleh sebab itu jika
gula darah terlalu rendah maka organ pertama yang terkena dampaknya adalah sistem
saraf pusat, seperti sakit kepala akibat perubahan aliran darah otak, konfusi, iritabilitas,
kejang, dan koma. hipoglikemia juga menyebabkan pengaktifan sistem saraf simpatis
yang menstimulasi rasa lapar, gelisah, berkeringat dan takikardia.(CORWIN : 541,2000)

1.2 ANATOMI FISIOLOGI HIPOGLIKEMIA

Sebagai organ, pankreas memiliki dua fungsi yang penting, yaitu


f u n g s i e k s o k r i n y a n g memegang peranan penting dalam fungsi pencernaan, dan
fungsi endokrin yang menghasilkan hormon insulin, glukagon, somastatin dan pankreatik
polipeptida. Fungsi endokrin adalah untuk mengatur berbagai aspek metabolisme bahan
makanan yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Komponen endokrin pankreas
terdiri dari kurang lebih 0,7 sampai 1 juta sel endokrinyang dikenal sebagai pulau-pulau
langerhans. Sel pulau dapat dibedakan sebagai

a. Sel alfa (lebih kurang 20% dari sel pulau) yang menghasilkan glukagon 

b. Sel beta (lebih kurang 80% dari sel pulau) yang menghasilkan hormon insulin
dari proinsulin. proinsulin berupa polipeptida yang berbentuk rantai tunggal
dengan 86 asam amino. proinsulin berubah menjadi insulin dengan kehilangan 4
asam amino dan denganrantai asam amino dari ke-33 sampai ke-63 yang menjadi
peptida penghubung (connecting  peptide)

c. Sel D (lebih kurang 4-5% dari sel pulau ) yang menghasilkan somatostatin.

d. Sel PP yang menghasilkan pankreatik polipeptida.


pada awalnya, diduga bahwa sekresi insulin seluruhnya diatur oleh
konsentrasi gula darah tetapi juga oleh hormon lain dan mediator automik. insulin
adalah peptida dengan BM kira-kira 6000. polipeptida ini terdiri dari 51 asam
amino tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai
B terdiri dari 30 asam amino. antara rantai A dan B terdapat 2 jembatan
disulfida yaitu antara A-7 dengan B-7 dan A-20 dengan B-19. Selain itu masih
terdapat jembatan disulfida antara asam amino ke-6 dan ke-11 pada rantai A.
Sekresi insulin umumnya dipacu oleh asupan glukosa dan disfosforisasi
dalam sel beta pankreas. Karena insulin adalah protein, degradasi pada saluran cerna
jika diberikan peroral. Karena itu perparat insulin umumnya diberikan secara
suntikan subkutan. gejala hipoglikemia merupakan reaksi samping insulin
yang paling serius dan umum dari kelebihan dosis insulin, reaksi samping lainnya
berupa lipodistropi dan reaksi alergi. manfaat insulin :
1.menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar
jaringan
2.menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif  
3.menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot dan
mencegah penguraian glikogen
4.menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa
 
insulin bekerja dengan jalan terikat dengan reseptor insulin yang terdapat pada
membransel target. terdapat dua jenis mekanisme kerja insulin. pertama,
melibatkan proses fosforilase yang berasal dari aktifitas tirosin kinase yang
menyebabkan beberapa protein intrasel seperti glucose transporter -4, transferin,
reseptor low-density lipoprotein (LDL), dan reseptor insulin-like growth factor II (IGF-II),
akan bergerak kepermukaan sel. pergeraknya reseptor-reseptor ini kepermukaan sel
akan memfasilitasi transport berbagai bahan nutrisi ke jaringan yang menjadi
target dari hormon insulin. Kedua, melibatkan proses hidrolisis dari glikolipid
membran oleh aktifitas fosfolipase C. dalam proses ini dilibatkan second
messenger seperti IP3, DAG atau glukosamin yang menyebabkan respon intrasel
dengan jalan mengaktifkan protein kinase
1.3 ETIOLOGI HIPOGLIKEMIA

Penyebab Hipoglikemia yaitu :

1.3.1 Dosis suntikan insulin terlalu banyak.


Penyutikan Insulin pada pasien diabetes uyang melebihi dosis, seharusnya
penderita diabetes militus melakukan pengecekan gula dalam darah (gds) sebelum
menyuntikan insulin sehingga pasien mengetahui dosis yang akan digunakan.
1.3.2 Lupa makan atau makan terlalu sedikit.
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja lambat dua
kali sehari dan obat yang kerja cepat sesaat sebelum makan. Kadar insulin dalam
darah harus seimbang dengan makanan yang dikonsumsi. Jika makanan yang
dikonsumsi kurang maka keseimbangan ini terganggu dan terjadilah hipoglikemia.
1.3.3 Aktifitas terlalu berat.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip dengan insulin.
Pada saat berolahraga,tubuh akan menggunakan glukosa darah yang banyak
sehingga kadar glukosa darah akan menurun. Maka dari itu, olahraga merupakan
cara terbaik untuk menurunkan kadar glukosa darah tanpa menggunakan insulin.
1.3.4 Minum alkohol tanpa disertai makan.
Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar glukosa darah
akan menurun
1.3.5 Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.
Pengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan untuk mengkonsumsi
obat diabetes pada malam hari terutama yang bekerja secara lambat. Jika salah
mengkonsumsi obat misalnya meminum obat insulin kerja cepat di malam hari
maka saat bangun pagi, anda akan mengalami hipoglikemia.
1.3.6 Penebalan di lokasi suntikan.
Dianjurkan bagi yang menggunakan suntikan insulin agar merubah lokasi suntikan
setiap beberapa hari. Menyuntikan obat dalam waktu lama pada lokasi yang sama
akan menyebabkan penebalan jaringan. Penebalan ini akan menyebabkan
penyerapan insulin menjadi lambat.
1.3.7 Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.
Tiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang dianjurkan.
Penderita harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan obat sebaiknya
disuntik atau diminum sehingga kadar glukosa darah menjadi seimbang.
1.3.8 Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.
Beberapa penyakit seperti celiac disease dapat menurunkan penyerapan glukosa
oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih dulu ada di aliran darah dibandingan
dengan glukosa. Insulin yang terlanjur beredar, ini akan menyebabkan kadar
glukosa darah menurun sebelum glukosa yang baru menggantikannya.
1.3.9 Gangguan hormonal.
Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon glukagon. Hormon
ini berguna untuk meningkatkan kadar gula darah. Tanpa hormon ini maka
pengendalian kadar gula darah menjadi terganggu.
1.3.10 Pemakaian aspirin dosis tinggi.
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi melebihi dosis 80 mg.
1.3.11 Riwayat hipoglikemia sebelumnya.
Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang masih terasa dalam
beberapa waktu. Meskipun saat ini penderuta merasa sudah sehat akan tetapi
belum menjamin tidak akan mengalami hipoglikemia lagi.

1.4 FAKTOR RESIKO

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami


hipoglikemia. Faktor-faktor tersebut adalah:

1.4.1. Efek Samping Obat-Obatan

Obat diabetes atau obat-obatan yang dapat menurunkan kadar gula darah menjadi
faktor utama dari turunnya gula dalam darah. Mengonsumsi obat antibiotik
golongan sulfa atau quinine juga bisa jadi penyebab hipoglikemia, terutama pada
anak-anak atau orang dengan gagal ginjal.

1.4.2. Minum Alkohol Berlebihan

Terlalu banyak mengonsumsi alkohol saat perut kosong dapat menghambat organ
hati untuk melepaskan glukosa yang tersimpan ke dalam aliran darah. Akibatnya,
terjadilah penurunan kadar gula darah.
1.4.3. Kondisi Medis Tertentu

Penyakit hati dan ginjal dapat menjadi penyebab hipoglikemia. Selain itu,
gangguan makan anoreksia nervosa juga dapat menjadi penyebab hipoglikemia.
Pasalnya, gangguan makan ini dapat menyebabkan  glukoneogenesis, yaitu
penipisan zat yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan glukosa.

1.4.4. Produksi Insulin yang Berlebih oleh Pankreas

Tumor pankreas (insulinoma), obesitas, dan makan karbohidrat terlalu banyak,


dapat menyebabkan tubuh memproduksi insulin dalam jumlah yang berlebih. Hal
ini menyebabkan penurunan gula darah.

1.4.5. Gangguan Hormon

Gangguan tertentu pada kelenjar adrenal dan kelenjar pituitari dapat


menyebabkan berkurangnya hormon yang mengatur produksi glukosa.

1.4.6. puasa

Hipoglikemia bisa terjadi ketika tubuh dalam keadaan puasa, telat makan, atau
tidak makan sama sekali dalam seharian.

1.5 KLASIFIKASI HIPOGLIKEMI


Menurut Soemadji (2006) dan Rush & Louies (2004) klasifikasi dan menifestasi sklinis
hipoglikemi sebagai berikut

Jenis Sign & symptoms


hipoglikemi
Ringan  Dapat diatasi sendiri dan tidak mengganggu aktifitas sehari –hari
 Penurunan glukosa ( sresor ) merangsang saraf simpatis
sekresi adrenalinke p.d: perspirasi, tremor,takikardi, palpitasi,
gelisah
 Penurunan glukosa ( stresor ) merangsang saraf parasimpatis
lapar, muala, tekanan darah turun
Sedang  Dapat diatasi sendiri, mengganggu aktifitas sehari-hari
 Otak mulai kurang mendapat glukosa sebagai sumber energi
timbul gangguan pada SPP: headache, vertogo, gg. Kontreksi,
penurunan daya ingat, perubahan emosi, perilaku irasional,
penurunan fungsi rasa, gg. Koordinasi gerak, double vision
Berat  Membutuhkan orang lain dan terpi glukosa
 Fase SPP mengalami gangguan berat : disorientasi, kejang,
penurunan kesadaran

1.6 MENIFESTASI KLINIK HIPOGLIKEMIA

Tanda dan gejala dari hipoglikemi terdiri dari dua fase antara lain:

1.6.1 Fase pertama

Gejala - gejala yang timbul akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga
dilepaskannya hormone epinefrin. Gejalanya berupa palpitasi, keluar banyak
keringat, tremor, ketakutan, rasa lapar dan mual (glukosa turun 50 mg%).

1.6.2 Fase kedua


Gejala - gejala yang terjadi akibat mulai terjadinya gangguan fungsi otak, gejalanya
berupa pusing, pandangan kabur, ketajaman mental menurun, hilangnya ketrampilan
motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejang- kejang dan koma (glukosa darah
20 mg%).
Adapun gejala- gejala hipoglikemi yang tidak khas adalah sebagai berikut:
 Perubahan tingkah laku
 Serangan sinkop yang mendadak
 Pusing pagi hari yang hilang dengan makan pagi
 Keringat berlebihan waktu tidur malam
 Bangun malam untuk makan
 Hemiplegi/ afasia sepintas

1.7   PATOFISIOLOGI HIPOGLIKEMIA


Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama bergantung
pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak
dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai
dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat
tergantung pada suplai glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam jaringan
interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun, maka
akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus, penurunan mental
seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl
(3.6 mM). Saat kadar glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM),
sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.

1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG HIPOGLIKEMIA

1. Gula darah puasa Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi
glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.

2. Gula darah 2 jam post prandial Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai
normal < 140 mg/dl/2 jam

3. HBA1c Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula
darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2-
3 bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal
antara 4- 6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut menderita
DM dan beresiko terjadinya komplikasi.

4. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah terganggu. 5.


Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi.

1.9 PENATALAKSANAAN MEDIS

1.9.1. Pengobatan Hipoglikemia


1.9.1.1 Glukosa Oral 
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah
kapiler, 10 - 20 gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam bentuk
tablet, jelly atau 150- 200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah
segar dan non diet cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak
dalam coklat dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan dalam 1-
2 jam perlu diberikan tambahan 10-20 gram karbohidrat kompleks.Bila pasien
mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian gawat,
pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa rongga hidung dapat dicoba.

1.9.1.2 Glukosa Intramuskular


Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak
dalam 10 menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas,
yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat
di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Kecepatan kerja glucagon
tersebut sama dengan pemberian glukosa intravena. Bila pasien sudah sadar
pemberian glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4
sendok makan) dan dilanjutkan dengan pemberian 40 gram karbohidrat dalam
bentuk tepung seperti crakers dan biscuit untuk mempertahankan pemulihan,
mengingat kerja    1 mg glucagon yang singkat (awitannya 8 hingga 10 menit
dengan kerja yang berlangsung selama 12 hingga 27 menit). Reaksi insulin dapt
pulih dalam waktu5 sampai 15 menit. Pada keadaan puasa yang panjang atau
hipoglikemi yang diinduksi alcohol, pemberian glucagon mungkin tidak efektif.
Efektifitas glucagon tergantung dari stimulasi glikogenolisis yang terjadi.

1.9.1.3 Glukosa Intravena


Glukosa intravena harus diberikan dengan berhati-hati. Pemberian glukosa dengan
konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10-20 menit sampai pasien sadar
disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.

.      1.9.2 PENANGANAN KEGAWATDARURATAN HIPOGLIKEMIA


Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita
mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah,
air gula atau segelas susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama
penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat
timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun
bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung
karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat
dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut
penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang
serius. Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya
selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau
pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan
karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Tumor penghasil insulin harus
diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat
pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang sering
mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan
dalam porsi kecil.

1.10 PENGOBATAN HIPOGLIKEMIA

Penanganan hipoglikemia yaitu berdasarkan kondisi pasien/ klien

1. pada pasien sadar, diberikan makanan yang mengandung karbohidrat atau minuman
yang mengandung gula berkalori sebanyak 15-20 gram glukosa, misalnya satu sendok
makan gula atau madu, permen, dan sebagainya.
2. Pada pasien tidak sadar, segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat
diberikan larutan glukosa melalui infus.

1.11 KOMPLIKASI

Komplikasi dari pada gangguan tingkat kesadaran yang berubah selalu dapat
menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu hipoglikemia juga dapat
mengakibatkan kerusakan otak akut, hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan
dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan
neuropsikologis berat karena efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat
yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara abnormal (jevon, 2010) dan
menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai
kematian

1.13 PATWAY
2.2 KASUS

3. SKENARIO I : HIPOGLIKEMI
4. Tn N.A. 28 tahun datang ke RSUD Toto Kabila dengan keluhan lemah badan sejak
tadi pagi, nafsu makan menurun, nyeri saat menelan, membrane mukosa bibir kering,
akral dingin, CRT: 3 detik kesadaran apatis, GCS: 13, TD:100/70 mmhg,
N:120x/m,R:28x/m, SB:36,5 C riwayat penyakit DM dan HPT. Hasil laboratorium di
dapatkan HB 11,7 gr/dl, leukosit 7,88 103/µL, trombosit 303 103/µL, GDS:63 mg/dl

DIAGONSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Ketidak stabilan kadar glukosa darah
3. Intoleransi aktivitas
4. Resiko ketidak seimbangan cairan

INTERVENSI

n SDKI SLKI SIKI


o
1. Dx. Nyeri akut setelah dilakukan Menejemen nyeri 1. 08238
Kode: D.0077 tindakan keperawatan
Definisi: pengalaman sensorik selama 1x24 jam maka Definisi: mengidentifikasi
atau emosional yang berkaitan membaik dengan kriteria dan mengelolah
dengan kerusakan jaringan hasil : # tingkat nyeri pengalaman sensorik atau
aktulan atau fungsional, menurun emosional yang berkaitan
dengan onset mendadak atau 1. keluhan nyeri dengan kerusakan jaringan
lambat dan berintensitas 2. meringis atau fungsional dengan
ringan hingga berat yang 3. sikap protektif onset mendadak atau
berlangsung kurang dari 3 4. gelisah lambat dan berintensitas
bulan. 5. kesulitan tidur ringan hingga berat dan
Tanda mayor : subjektif: 6. frekuensi nadi konstan.
mengeluh nyeri objektif: - Observasi
tampak meringis - identifikasi lokasi,
- Bersikap protektif karakteristik, durasi,
- Gelisah frekuensi, kualitas,
- Frekuensi nadi intensitas nyeri
meningkat - identifikasi faktor
- Sulit tidur yang memperberat
Tanda minur: dan memperingan
Subjektif : tidak tersedia nyeri
Objektif : - tekanan darah terapeutik
meningkat - fasilitasi istirahat
- Pola nafas berubah tidur
- Nafsu makan berubah - pertimbangkan jenis
- Proses berpikir dan sumber nyeri
terganggu dalam pemilihan
- Menarik diri strategi meredakan
- Berpokus pada diri nyeri
sendiri Edukasi
- Diaforesis - jelaskan penyebab,
priode, dan pemicu
nyeri
- jelaskan strategi
meredakan nyeri
kolaborasi
- kolaborasi
pemberian analgetik
jika perlu
2. Dx. Ketidak stabilan setelah dilakukan Menejemen hipoglikemia
kadar glukosa darah tindakan keperawatan 1.03115
Definisi: variasi kadar glukosa selama 1x24 jam maka
darah naik/turun dari rentang membaik dengan kriteria Definisi: mengidentifikasi
normal hasil : # kestabilan kadar
kadar glukosa darah rendah
Tanda mayor: subjektif : glukosa darah Observasi:
- mengantuk menungkat - identifikasi tanda
- pusing 1. koordinasi dan gejala glikemia
Objektif : 2. mengantuk - Identifikasi
- gangguan koordinasi 3. pusing kemungkinan
- kadar glukosa dalam 4. lelah/lesu penyebab
darah/urin rendah 5. rasa lapar hipoglikemia
tanda minor: 6. kadar glukosa Terapeutik:
subjektif: dalam rendah - Berikan karbohidrat
- palpitalis sederhana
- mengeluh lapar - Berikan glukagon
objektif: Edukasi:
- gemetar - Anjurkan membawa
- kesadaran menurun karbohidrat
- perilaku aneh sederhana setiap
- sulit bicara saat
- berkeringat - Anjurkan monitor
kadar glukosa darah
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
dekstrose, jika perlu
- Kolaborasi
pemberian
glukagon, jika perlu
3. Intoleransi aktivitas setelah dilakukan Terapi aktivitas 1.05186
Definisi: ketidak cukupan tindakan keperawatan Definisi: menggunakak
energi untuk melakukan selama 1x24 jam maka aktivitas fisik, kognitif,
aktivitas sehari-hari membaik dengan kriteria sosial, dan spiritual tertentu
Tanda minor: hasil : #toleransi untuk memulihkan
Subjektif: aktivitas meningkat keterlibatan,frekuensi, atau
- Mengeluh lelah 1. Keluhan lelah durasi aktivutas individu
Objektif: 2. Dispnea saat atau kelompok
- Frekuensi jantung aktivitas Observasi:
meningkat >20% dari 3. Dispnea setelah - Identifikaso defisit
kondisi istirahat aktivitas tingkat aktivitas
Tanda minor: 4. Frekuensi nadi - Identifikasi
Subjektif: sumberdaya untuk
- Dispnea saat/setelah aktivitas yang di
aktivitas inginkan
- Merasa tidak nyaman Terapeutik
setelah aktivitas - Fasilitasi fokus
- Merasa lemah kemampuan, bukan
Objektif: bukan defisit yang
- Tekanan darah berubah di alami
>20% dari kondisi - Sepakati komitmen
istirahat untuk meningkatkan
- Gambaran EKG frekuensi dan
menunjukkan aritmia rentang aktivitas
saat/setelah aktivitas Edukasi
- Gambaran EKG - Ajarkan cara
menunjukan iskemia melakukan aktivitas
- Sianosis yang dipilih
- Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu
Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan dan
meminitir program
aktivitas, jika perlu
4. Dx. Resiko ketidak setelah dilakukan Pemantauan cairan 1.03121
seimbangan cairan tindakan keperawatan Dafinisi : mengumpulkan
Definisi: beresiko mengalami selama 1x24 jam maka dan menganalisis data
penurunan, peningkatan atau membaik dengan kriteria terkait pengaturan
percepatan perpindahan cairan hasil : #keseimbangan keseimbangan cairan.
dari intravaskuler, interstisial cairan meningkat Observasi:
atau intraselulr. 1. Asupan cairan - Monitor tekanan
Faktor resiko: 2. Output urin darah
- Prosedur pembedahan 3. Edema - Monitor frekuensi
- Trauma/pendarahan 4. Dehidrasi dan kekuatan nadi
- Luka bakar 5. Tekanan darah - Monitor berat badan
- Aferesis 6. Frekuensi nadi Terapeutik:
- Asites 7. Kekuatan ndi - Atur interval waktu
- Obstruksi intestinal 8. Tekanan areri pemantauan sesuai
- Peradangan pankreas rata-rata dengan kondisi
- Penyakit ginjal dan 9. Mata cekung pasien
pankreas 10. Turgor kulit - Dokumentasi hasil
- Disfungsi intestinal pemantauan
Kondisi klinis terkait Edukasi
- Prosdur pembedahan - Jelaskan tujuan dan
mayor prosedur
- Penyakit ginjal dan pemantauan
kelenjar - Informasikan hasil
- Perdarahan pemantauan, jika
- Luka bakar perlu

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hipoglikemia adalah salah satu
kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar gula darah
<60mg/dl. Tanda dan Gejala hipoglikemia terdiri dari fase 1. Gejala-Gejala akibat
aktivitas pusat atau autonom di hipotalamus sehingga hormon efineprin di lepaskan.
Gejala awal ini merupakan peringatan karenan saat itu pasien masih sadar sehingga di
ambil tindakan yang perlu untuk mengatsi hipoglikemia lanjut. Fase II, Gejala-gejala
yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi Otak, karena itu dinamakan gejala
neurologis.

3.2 Saran

Untuk memudahkan pemberian tindakan Keperawatan dalam keadaan darurat secara


cepat dan tepat, mungkin perlu dilakukan prosedur tetap/ protokol yang dapat digunakan
setiap hari. Diharapkan kepada pembaca sekalian dapat menjadikan makalah “asuhan
keperawatan hipoglikemia” sebagai salah satu acuan yang bermanfaat, walaupun masih
penuh dengan keterbatasab dan kekurangan yang sangat perlu kritik dan saran dari
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Herdman,T.Heather(2012).Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Corwin,Elizabeth j (2000).Buku Saku Patofisisologi Jakarta : EGC

Sriyanti.2013.Askep Hipoglikemi.Retrieved from


http://chelyriyanti.blogspot.com/2013/08/askep-hipoglikemia_21.html

Somantri.2014.Asuhan keperawatan pada klien dengan hipoglikemia.Retrieved from


http://rianisomantri.blogspot.com/2014/02/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan_12.html

Anda mungkin juga menyukai