Oleh:
1. Avia Enggar Tyasti, M.A.B
2. Bayu Prabowo Sutjiatmo, MM
3. Disma Prasaja, M.I.L
Mengesahkan
Ketua Program Studi
Perdagangan Internasional Ketua Peneliti
Wilayah ASEAN dan RRT
Mengetahui,
Ketua UPPM
Ir. S. Pandiangan, MM
i
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang Menyatakan
Ketua Tim Penulis
ii
SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
Yang Menyatakan
Ketua Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.1. Perumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.2. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
1.3. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4
1.3.1 Manfaat Teoritis .............................................................................................. 4
1.3.2 Manfaat Praktis ............................................................................................... 4
BAB 2 ................................................................................................................................. 5
2.1. Teori Perdagangan Internasional .......................................................................... 5
2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................ 7
2.3. Komoditi Unggulan .............................................................................................. 8
2.4. Daya Saing ............................................................................................................ 8
2.5. Revealed Comparative Advantage (RCA) ............................................................ 9
2.6. Analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) ................................................. 10
2.7. Biplot................................................................................................................... 10
BAB 3 ............................................................................................................................... 13
METODOLOGI PENELITIAN........................................................................................ 13
3.1. Jenis Penelitian.................................................................................................... 13
3.2. Lokasi Penelitian ................................................................................................. 13
3.3. Sumber Data........................................................................................................ 13
3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 13
3.5. Diagram Alir Penelitian ...................................................................................... 14
BAB 4 ............................................................................................................................... 15
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................................... 15
BAB 5 ............................................................................................................................... 16
DESKRIPSI PENELITI .................................................................................................... 16
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perdagangan internasional dapat menopang perekonomian negara, meningkatkan
sumber pendapatan negara, memperluas kesempatan tenaga kerja dan juga dapat
mempercepat penerapan teknologi untuk mempermudah aktifitass industri. Integrasi
perekonomian berdasarkan kebutuhan akan perdagangan bebas yang minim akan
hambatan, berdampak pada terbentuknya organisasi yang mampu memberikan fasilitas
barang, jasa dan uang, seperti World Trade Organization (WTO), International Monetary
Fund (IMF), North American Free Trade Area (NAFTA), Association South East Asian
Nastion (ASEAN) (Nadrag dan Bala, 2014: 642).
Bentuk kegiatan perdagangan internasional adalah dalam bentuk ekspor maupun
impor. Menurut Undang-undang Nomor tahun 1995 tentang kepabeanan, ekspor adalah
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Sedangkan impor adalah kegiatan
mendatangkan barang ke daerah kepabeanan. Ekspor memungkinkan ekonomi nasional
menjadi lebih baik untuk memperkaya cadangan valuta asing, menyediakan lapangan
pekerjaan, dan sampai akhirnya dapat mencapai sebuah kualitas hidup yang lebih baik.
Indonesia adalah negara yang menjadikan ekspor salah satu sumber pendapatan negara
baik pada sektor migas maupun non migas. Salah satu komoditas yang menjadi unggulan
dan mempunyai peluang yang besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah
komditas alas kaki. Industri alas kaki merupakan salah satu industry prioritas dan industri
andalan sesuai dengan RIPIN 2015 – 2035, dimana industry tersebut dapat menyerap
tenaga kerja langsung sebanyak 795 ribu orang dan bersifat pada karya. Selain itu, nilai
ekspor pada tahun 2017 mencapai US$ 4,78 miliar dan sampai dengan Agustus 2018
mencapai USD 3,36 miliar atau naik sebesar 4,78% .Industri alas kaki bersama dengan
industry kulit dan barang dari kulit berkontribusi 0.30% terhadap PDB Nasional pada Q2
2018. Hal tersebut menjadikan industri alas kaki menjadi salah satu industri prioritas.
Selain itu, Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai produsen alas kaki setelah Cina,
India dan Vietnam dengan share terhadap total produksi dunia sebesar 4.6%. China, India
dan Indonesia selain menjadi produsen terbesar, juga menjadi konsumen terbesar.
1
Indonesia juga menjadi eksportir ke-6 terbesar dunia untuk alas kaki. Hal tersebut
menjadikan Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan nilai ekspor dalam industry
alas kaki.
Industri alas kaki merupakan salah satu sektor industri kecil dan menengah yang
didukung pemerintah nasional, namun pengembangan usaha pada industri ini masih
relatif rendah. Berbagai kebijakan yang telah dilakukan pemerintah terkait pengaturan
ekspor dan impor tampaknya belum memberikan manfaat nyata bagi perkembangan
industri alas kaki nasional. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan diberlakukannya
CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agreement) di Indonesia.
Terdapat beberapa kaedah statistika yang dapat digunakan untuk menganalisis
dan mengkaji potensi ekspor alas kaki. (Sarma, Dewi, and Siregar 2014) melakukan
penelitian di Bogor (kabupaten dan kota) yang merupakan salah satu sentra alas kaki di
Indonesia menggunakan statistik deskripitif dan Structural Equation Modelling (SEM)
Hasil SEM menunjukkan bahwa upaya pengembangan industri kecil dan kerajinan rumah
tangga alas kaki dipengaruhi secara langsung oleh motivasi usaha dari para pengusaha
dan kebijakan pemerintah yang mampu memfasilitasi para pengusaha pada industri ini.
Peningkatan pada pengembangan usaha berpengaruh nyata pada keberlanjutan usaha, di
mana keberlanjutan usaha juga dipengaruhi secara langsung oleh karakteristik dari
pengusaha yang mampu mengoptimalkan produktivitasnya dan penerapan CAFTA yang
direspon dengan kemampuan daya saing yang baik dari industri lokal bersangkutan.
Analisis biplot merupakan salah satu bentuk Analisis Peubah Ganda (APG) yang
antara lain dapat memberikan gambaran secara grafik tentang keragaman variabel,
kedekatan antar objek serta keterkaitan variabel dengan objek. Salah satu kegunaan
analisis biplot adalah untuk memperoleh pemetaan (Greenacre 2009). Pemetaan potensi
ekspor misalnya, dapat digunakan untuk memperoleh gambaran posisi terdekat.
Pemetaan ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam memperoleh gambaran
keunggulan dan kekurangan dari setiap negara untuk melakukan ekspor. Oleh karena itu
analisis biplot dapat digunakan untuk memperoleh pemetaan potensi negara berdasarkan
faktor-faktor yang akan dilibatkan dalam penelitian ini.
2
Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai peningkatan ekspor pada industry
alas kaki sangat perlu dilakukan untuk mengetahui posisi bersaing Indonesia dalam
perdagangan komoditi alas kaki di pasar internasional. Seterusnya, Penelitian ini berjudul
berjudul “Boosting Komoditas Alas Kaki di Pasar Internasional (Studi Tentang Ekspor
Alas Kaki Indonesia 2013-2018)”.
3
1.3. Manfaat Penelitian
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
d. Teknologi
Perdagangan Internasional terjadi apabila kedua belah pihak memperoleh
manfaat atau
keuntungan dalam perdagangan tersebut (gains from trade) namun yang terpenting dalam
perdagangan internasional adalah dua negara tersebut melakukan transaksi perdagangan
yang saling menguntungkan. Perdagangan Internasional memberikan peluang untuk
mengekspor barang – barang yang faktor produksinya menggunakan sebagai sumber
daya yang berlimpah dan mengimpor barang yang faktor produksinya langka atau mahal
jika diproduksi di dalam negeri.Perdagangan Internasional memungkinkan setiap negara
5
melakukan spesialisasi produksi terbatas pada barang – barang tertentu sehingga
memungkinkan mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi dengan skala produksi yang
lebih besar (Halwani, 2002).
Berikut merupakan teori perdagangan internasional antara
lain :
Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan absolut karena masing-masing negara dapat
menghasilkan suatu barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara
lain. Kelebihan keunggulan absolut adalah terjadinya perdagangan bebas di antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut berbeda, dimana ekspor dan impor
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya adalah apabila hanya satu negara
yang memiliki keunggulan absolut, maka perdagangan internasional tidak akan terjadi
(Ekananda, 2014: 21).
Terdapat enam (6) kategori atribut yang merupakan factor penentu keunggulan bersaing
industri nasional. Menurut teori ini, terdapat empat factor penentu daya saing
internasional, yaitu kondisi factor sumber daya, kondisi permintaan, eksistensi industry
terkait dan pendukung, persaingan, kondisi struktur, dan strategi perusahaan dalam
negeri. Sebagai pelengkap terdapat dua variable luar yaitu peranan pemerintah dan
peluang.
David Ricardo mengatakan bahwa suatu negara diprediksikan akan mengekspor barang -
barang yang mampu diproduksi oleh tenaga kerjanya relatif lebih efisien dan menimpor
barang - barang yag relatif kurang efisien. Dengan kata lain, pola produksi suatu negara
di tentukan oleh Keunggulan Komparatif (Krugman dan Obstfeld, 2004) lebih
mendasarkan pada besaran atau variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal nama
Teori Murni (Pure Theory) Perdagangan Internasional.
Menurut Tambunan (2004), terdapat tiga metode untuk menganalisis daya saing suatu
6
negara. Pertama yaitu Reavealed Comparative Advantege (RCA). Metode ini
menjelaskan apabila ekspor suatu negara terhadap suatu jenis barang yang mana
persentase jumlah ekspor manufaktur negara tersebut lebih tinggi daripada pangsa ekspor
dunia, maka negara ini mempunyai keunggulan komparatif atas produksi dan ekspor
barang tersebut.
c. Teori Keunggulan Heckscher-Ohlin (H-O). Menurut teori ini, masing - masing negara
memiliki faktor -faktor produksi neo klasik (tanah, tenaga kerja, modal) dalam
perbandingan yang berbeda beda, sedang untuk menghasilkan suatu barang tertentu
diperlukan kombinasi faktor -faktor produksi yang tertentu pula. Namun tidak berati
bahwa kombinasi faktor - faktor produksi itu adalah tetap sehingga untuk menghasilkan
semacam barang tertentu fungsi produksinya dimanapun sama, namun proporsi masing -
masing faktor dapat berlainan (dikarenakan adanya substitusi faktor yang satu dengan
faktor yang lainnya dengan batas tertentu). Suatu negara melakukan perdagangan dengan
negara lain disebabkan negara memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam
teknologi dan keunggulan produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah
endowment, yakni kepemilikan faktor - faktor produksi di dalam suatu negara, faktor
intensity dan teknologi yang digunakan di dalam proses produksi apakah labor intensive
atau capital intensive.Dalam analisis teori H-O menggunakan dua kurva yaitu, kurva
isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama dan kurva
isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama (Hady,
2001)
7
Todaro (2000) menjelaskan ada 3 faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Kemajuan teknologi
2. Akumulasi modal yang meliputi semua jenis investasi baru yang ditanamkan pada
tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
3. Pertumbuhan penduduk secara terus menerus akan meningkatkan jumlah
angkatan kerja.
Teori basis ekspor (eksport base theory) bahwa pertumbuhan ekonomi dalam wilayah
ditentukan dari besarnya peningkatan ekspor dari wilayah itu sendiri. Kegiatan ekspor
dalam teori ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kegiatan ekspor basis dan kegiatan
ekspor nonbasis. Dalam kegiatan basis semua kegiatan ekspor mendatangkan uang dari
luar wilayah baik penghasil produk maupun penyedia jasa. Lalu kegiatan ekspor
nonbasisnya berisi semua kegiatan yang tidak termasuk basis masuk dalam kegiatan
service/ pelayanan (Bukit, 2010).
Komoditi unggulan bagi suatu negara atau daerah merupakan komoditi apabila
dibandingkan dengan komoditi lainnya komoditi itu lebih unggul secara relatif.
Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk perbandingan dan bukan dalam
bentuk nilai tambah riil. Unggulan juga memberikan nilai tambah dan produksi yang
besar, memiliki multiplier effect yang besar terhadap perekonomian lain, serta memiliki
permintaan yang tinggi baik pasar lokal maupun pasar ekspor (Mawardi, 1997).
8
dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi di pasar persaingan, dibandingkan dengan
organisasi yang lain yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama.
Menurut porter (1990), daya saing adalah tingkat produktivitas yang diartikan sebagai
output yang dihasilkan oleh suatu tenaga kerja. Sedangkan menurut Tambunan (2001),
pada dasarnya tingkat daya saing suatu negara di pasar internasional ditentukan oleh dua
factor. Factor pertama yaitu keunggulan komparatif (comparative advantage) yang
selanjutnya dapat dianggap sebagai factor yang bersifat alamiah dan yang kedua adalah
factor keunggulan kompetitif yang dapat dianggap sebagai factor yang bersifat acquired
atau dapat dikembangkan.
𝑋𝑖𝑗/𝑋𝑖𝑠
𝐶=
𝑋𝑗/𝑋𝑠
dimana:
C = RCA
Jika nilai indeks RCA dari suatu negara untuk komoditas tertentu lebih besar dari1 , maka
negara yang bersangkutan mempunyai keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia
dalam komoditas tersebut.
Jika nilai RCA lebih kecil dari 1 maka keunggulan komparatifnya untuk komoditas
tersebut rendah atau dbawah rata-rata dunia (Haris Munandar dan Faisal Basri, 2010).
9
2.6. Analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP)
Indeks Spesialisasi Perdagangan umumnya digunakan untuk mengukur metode umum
yang digunakan sebagai alat ukur tingkat daya saing. Indeks ini digunakan untuk melihat
apakah suatu jenis produk di suatu negara menjadikan negara tersebut negara eksportir
atau importir. ISP dirumuskan sebagai berikut :
𝑋𝑖𝑎 − 𝑀𝑖𝑎
𝐼𝑆𝑃 =
𝑋𝑖𝑎 + 𝑀𝑖𝑎
dimana:
Perhitungan nilai ISP adalah antara -1 sampai dengan +1. Jika 0 -1 maka komoditi
bersangkutan dapat dikatakan memiliki daya saing yang kuat antar negara atau negara
tersebut cenderung sebagai pengekspor dari komoditi tersebut (suplai domestic lebih
besar dari perminataan domestic). Sedangkan jika nilai ISP dibawah kurang dari 0 sampai
dengan -1 makan dapat dikatakan daya saing rendah atau cenderung negara pengimpor
(Tambunan, 2004).
2.7. Biplot
Analisis biplot pertama kali diperkenalkan oleh Gabriel pada tahun 1971. Biplot berupa
suatu tampilan grafik dengan menumpangtindihkan vektor-vektor baris yang mewakili
objek dan vektor-vektor kolom yang mewakili variabel dalam ruang berdimensi rendah
(≤ 3). Informasi yang dapat diperoleh dari biplot antara lain ialah:
1. Kedekatan antar objek. Dua objek dengan karakteristik yang sama akan
digambarkan sebagai dua titik yang posisinya berdekatan yang dapat dilihat
secara visual pada gambar biplot kesesuaian objek.
2. Keragaman variabel. Variabel dengan keragaman kecil digambarkan sebagai
vektor yang pendek. Begitu pula sebaliknya, variabel dengan keragaman
besar digambarkan sebagai vektor yang panjang.
10
3. Korelasi antar variabel. Variabel digambarkan sebagai vektor. Jika sudut dua
variabel lancip (<900) maka korelasinya bernilai positif. Apabila sudut dua
variabel tumpul (>900) maka korelasinya bernilai negatif. Sedangkan jika
sudut dua variabel siku-siku maka tidak saling berkorelasi. Informasi ini
dapat digunakan untuk menilai bagaimana variabel yang satu mempengaruhi
atau dipengaruhi variabel yang lain. Dengan menggunakan biplot, variabel
akan digambarkan sebagai garis berarah. Dua variabel yang berkorelasi
positif tinggi akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang
sama, atau membentuk sudut sempit. Sementara itu, dua variabel yang
memiliki korelasi negatif tinggi digambarkan dalam bentuk dua garis dengan
arah yang berlawanan, atau membentuk sudut tumpul. Sedangkan dua
variabel yang tidak berkorelasi akan digambarkan dalam bentuk dua garis
dengan sudut mendekati 90o (siku-siku).
4. Keterkaitan variabel dengan objek. Karakteristik suatu objek bisa
disimpulkan dari posisi relatifnya yang paling dekat dengan suatu variabel.
Jika posisi objek searah dengan arah vektor variabel maka objek tersebut
bernilai di atas rata-rata, jika berlawanan maka nilainya di bawah rata-rata,
dan jika hampir di tengah-tengah maka nilainya mendekati rata-rata. Hal ini
dapat dilihat secara visual pada gambar biplot kesesuaian data.
Analisis biplot dikembangkan atas dasar Dekomposisi Nilai Singular (DNS) atau
Singular Value Decomposition (SVD) (Gower, Lubbe, and Roux 2010). SVD bertujuan
menguraikan suatu matriks X berukuran n x p yang merupakan matriks variabel ganda
yang terkoreksi terhadap rataannya dimana n adalah banyaknya objek pengamatan dan p
adalah banyaknya variabel, menjadi 3 buah matriks. Matriks X adalah matriks yang
memuat variabel-variabel yang akan diteliti sebanyak p dan objek penelitian sebanyak n.
11
Pendekatan langsung untuk mendapatkan nilai singularnya, dengan persamaan yang
digunakan adalah matriks X berukuran n x p yang berisi n objek dan p variabel yang
mempunyai rank r, dapat dituliskan menjadi
nXp= nUrLrA'p (1)
dengan : U = ukuran matriks n x r
L = ukuran matriks r x r
A = ukuran matriks p x r
Dengan U dan A merupakan matriks orthonormal kolom, sehingga U'U = A'A=Ir .
Matriks A adalah matriks yang kolom-kolomnya terdiri dari eigen vektor ai yang
berpadanan dengan nilai eigen λi dari matriks X'X . Matriks U adalah matriks yang
kolom-kolomnya merupakan vektor eigen – vektor eigen yang berpadanan dengan nilai
eigen – nilai eigen dari matriks XX',
12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
13
3.5. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Menghitung Kesesuaian
Variable
Selesai
14
BAB 4
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
15
BAB 5
DESKRIPSI PENELITI
Personalia Peneliti
1. Ketua Peneliti
a. Nama : Avia Enggar Tyasti M.A.B
b. Jenis Kelamin : Perempua
c. NIP : 199210022019012001
d. Disiplin ilmu : Manajemen
e. Pangkat/Golongan : III/b
f. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli (CPNS)
g. Program Studi : Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan
RRT
2. Anggota Peneliti
h. Nama : Bayu Prabowo Sutjiatmo, M.M
i. Jenis Kelamin : Pria
j. NIP : 197905082009011003
k. Disiplin ilmu : Manajemen
l. Pangkat/Golongan : III/d
m. Jabatan Fungsional : Lektor
n. Program Studi : Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan
RRT
3. Anggota Peneliti
o. Nama : Disma Prasaja, M.I.L
p. Jenis Kelamin : Pria
q. NIP : 198302202010121002
r. Disiplin ilmu : Manajemen
s. Pangkat/Golongan : III/b
t. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
u. Program Studi : Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan
RRT
16
Daftar Pustaka
Gower, John, Sugnet Lubbe, and Niel le Roux. 2010. “Biplot Basics.”In Understanding
Biplots, , 11-66. httpl://doi.wiley.com/10.1002/9780470973196.ch2.
Greenacre, Michael. 2009. SSRN The Standard Biplot.
Gujarati, Damodar N,2006.Dasar-dasar Ekonometrika, jilid1.Erlangga,Jakarta
Nadrac, L dan Bala, M. A. 2014. Study of The Term Globalisation. Linguistik And
Philosophical Investigations, 13(1): 641 649
Sarma, Ma’mun, Farida Ratna Dewi, and Edward H Siregar. 2014. “Pengembangan
Industri Kecil Dan Rumah Tangga Alas Kaki Dalam Menuju Keberlanjutan
Usaha Dan Menghadapi China-ASEAN Free Trade Agreement.” Journal
Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah 9(1): 67–75.
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/.
17
Todaro, Michael. P. 1997. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid 1 & 2. Jakarta :
Erlangga
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2014. Nilai output industri alas kaki domestic mikro dan
kecil [internet]. [diakses pada 2019 Januari 30] tersedia pada; htttp//www.bps.go.id.
18
RENCANA ANGGARAN BIAYA
VOLUME HARGA
URAIAN JUMLAH
Quantity Unit SATUAN
Belanja bahan:
-Pengadaan Laporan Penelitian +
Jilid 7 Exp Rp80,000 Rp560,000
-Kertas HVS A4 80, gram 2 Rim Rp40,000 Rp80,000
-Flash disk Kingston 8 GB 3 Buah Rp100,000 Rp300,000
-Tinta Canon Printer Pixma
MG2170 3 Buah Rp350,000 Rp1,050,000
-Transport 3 Trip Rp150,000 Rp450,000
Total I Rp2,540,000
19