Disusun oleh:
Kelompok 8
Fatimah Azzahra (1404618061)
Khaerun Nisa (1404618074)
Mutia Rahma Putri (1404618066)
Ummu Salamah (1404618077)
Kelas B
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 2018
A. Pengertian Masa Remaja (adolescence)
Menurut KBBI , remaja; mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin: ia sekarang
sudah -- , bukan kanak-kanak lagi;1
Adapun beberapa definsi dari berbagai para ahli2 dalam mengenai pengertian remaja yang
diantaranya yaitu:
Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan
13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Bahwa remaja “adolescene” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
Menurut Hurlock
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
Menurut Calon
Bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Masa remaja ini juga ditandai dengan adanya perkembangan fisik, yang dalam
perkembangan fisik pada masa remaja ini terbilang pesat di antara tahap-tahap
1
KBBI
2
https://www.dosenpendidikan.com/7-pengertian-remaja-menurut-para-ahli-secara-lengkap/
perkembangan manusia. Selain perubahan-perubahan fisik, remaja ini juga akan
mengalami perubahan secara psikologis.
Dalam perkembangan jiwa pada masa remaja juga semakin mantap, yang pada akhir masa
remaja, jiwanya sudah tidak mudah terpengaruh serta sudah mampu memilih dan
menyeleksi. Remaja juga mulai belajar bertanggung jawab pada dirinya, keluarga dan
lingkungan. Pada remaja ini akan mulai sadar dengan dirinya sendiri dan tidak mau
diperlakukan seperti anak-anak lagi.
Menurut Santrock
Bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke
golongan orang dewasa. Remaja berada di antara anak dan orang dewasa, oleh karena itu
remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”.
Remaja masih belum mampu mengusai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik
maupun psikisnya. Namun fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada
masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.
Masa remaja juga sering disebut dengan istilah adolescence atau remaja , berasal
dari bahasa latin Adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan.” . Perkembangan lebih lanjut , istilah adolescence seperti yang dipergunakan
saatini sesungguhnya , memikii arti yang luas mencakup kematangan mental , emosional,
social dan fisik. Adapula yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa puber dimana
terjadi perubagan-perubahan fiisk yang dialami remaja.
Remaja terbagi menjadi dua fase , yaitu remaja awal dan remaja akhir . Menurut
Steinberg3 mengemukakan bahwa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan
orangtua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. Usia remaja awal berkisar antara
usia 11-15 tahun. Pada masa ini , akan terjadi perubahan fisik yang drastis yang akan
dialami remaja sehingga memungkinkan akan terjadinya kegoncangan atau menimbulkan
konflik pada diri remaja..
Masa remaja akhir adalah adalah masa transisi perkembangan antara masa remaja
menuju dewasa. Usia remaja akhir berkisar antara usia 17-22 tahun. Pada masa ini terjadi
proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan orangtua
dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan
orientasi masa depan4.
Berpendapat bahwa perkembangan fisik merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang
mencakup perkembangan psikis dan sosialis. Artinya jika perkembangan fisik berjalan secara baik
dan lancar maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar . Jika perkembangan fisik
terhambat maka sulit untuk mendapat tempat yang wajar dalam kehidupan masyarakat dewasa .
3
Dalam Santrock,2002
4
Anna Freud , dalam Hurrlock, 1991
5
Buku PPD MKDK
Perkembangan seks primer pada seorang laki-laki yang memasuki masa remaja
yaitu akan mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis pembuluh yang memproduksi
sperma dan kelenjar prostat. kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan
remaja pria sekitar usia 14 - 15 tahun mengalami mimpi basah, keluar sperma.
Pada remaja wanita terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang
memproduksi ovum atau sel telur dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus
“menarche” atau menstruasi pertama. Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit
kepala sakit pinggang kelelahan depresi dan mudah tersinggung.
2) Ciri-ciri Seks Sekunder
Perkembangan seksualitas sekunder adalah pertumbuhan yang melengkapi
kematangan individu sehingga tampak sebagai laki-laki atau perempuan.perubahan-
perubahan yang dialami remaja perempuan ataupun laki-laki dapat terlihat pada perubahan
fisik. perubahan fisik mulai terjadi pada usia remaja sekitar usia 11 tahun dan terus
mengalami penyempurnaan hingga memasuki masa remaja akhir pada usia 20 tahun.
Untuk mengetahui perubahan fisik yang dialami para remaja perhatikan perbedaan
perubahan fisik yang dialami remaja perempuan dan laki-laki.
Laki-laki Perempuan
Rambut Pinggul
Rambut diwajah dan ketiak akan muncul Pinggul menjadi lebar dan bulat sebagai akibat
setelah rambut kemaluan hampir selesai. dari pembesaran tulang pinggul dan lemak
bawah kulit
Kelenjar Payudara
. Otot Rambut
Otot sudah terbentuk dan kuat. Rambut mulai timbul setelah perubahan
pinggul dan payudara. Semua rambut mula-
mula lurus dan terang warnanya, kemudian
lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak
keriting
Suara Kulit
Suara berubah setelah rambut kemaluan Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-
timbul. Suara serak, tinggi suara menurun pori membesar
volume
Benjolan dada sudah mulai terlihat Kelenjar lemak mulai diproduksi lebih aktif
sehingga mudah timbul jerawat dan kelenjar
keringat lebih banyak dikeluarkan. Kusus
perempuan keringat menjadi agak bau ketika
sedang haid.
Kulit Otot
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori- Otot sudah terbentuk dan kuat.
pori membesar
Suara
Perubahan fisik pada remaja, disertai dengan kematangan seksual yang ditandai dengan
mulai berfungsinya hormon seksual menurut Dusek (dalam Nuryanto, dalam Thalib, 2013)
adalah:
2. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget dalam Santrock (2003), perkembangan kognitif pada masa remaja
awal berada pada tahap pemikiran operasional formal tahap awal di mana peningkatan
kemampuan remaja untuk berpikir. Cara berpikir operasional akhir yaitu
mengembalikan keseimbangan intelektual. remaja pada tahap ini menguji hasil
penalaran nya pada realitas dan terjadi pemantapan cara berpikir operasionalnya.
Keseimbangan intelektual terjadi kembali sejalan dengan usaha remaja untuk
mengakomodasi gejala kognitif yang dialaminya. Tahap pemikiran operasional formal
pada remaja awal 11-15 tahun, yaitu cara berpikir pada remaja ini mengalahkan realitas
dan terlalu banyak menjadi asimilasi sehingga pemikiran mereka terlalu subjektif dan
idealistis.
Seiring dengan bertambah abstraknya pemikiran remaja serta logisnya cara berpikir
mereka maka penggunaan bahasa pun mengalami perubahan.untuk melihat
peningkatan daya nalar abstrak dan logis pada remaja dapat dilihat pada kemampuan
menulisnya yang semakin meningkat.
tahap pemikiran pada remaja akhir 17 - 22 tahun tidak lagi terbatas pada pengalaman
konkret aktual tetapi remaja sudah dapat untuk berpikir abstrak ,idealistis, sudah dapat
berfikir ilmiah, membuat hipotesis dan juga sudah dapat berpikir logis .
Selain itu pemikiran para remaja sudah mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal untuk
diri mereka sendiri serta membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan standar
standar ideal yang mereka miliki. Selain itu remaja akhir ini lebih memikirkan berbagai
kemungkinan jawaban sebelum menjawab atau bertindak menyelesaikan suatu masalah
tata surya dapat untuk merefleksikan pikirannya sendiri maupun orang lain. Dengan
perkembangannya cara berpikir operasional formal pada remaja akhir maka remaja
telah melengkapi struktur kognitifnya sehingga menjadi suatu sistem berpikir yang
terorganisir.
3. Perkembangan Sosialemosinal
Para remaja umumnya memiliki emosi yang meledak-ledak terutama para remaja
yang berada pada fase remaja awal sekitar usia 11 -15 tahun. hal ini disebabkan karena
terjadinya perubahan hormon di dalam tubuh dan juga tekanan tekanan yang dialami
para remaja sehingga mengakibatkan perubahan emosi pada diri remaja .pada remaja
awal perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif terhadap
suatu situasi yang dialaminya dan emosinya dapat bersifat negatif dan tempramental.
Selain itu masa remaja awal adalah masa dimana konflik orang tua dan anak meningkat.
Peningkatan ini terjadi karena para remaja ini merasa sudah besar bukan anak-anak lagi
sehingga mereka merasa orang tua tidak perlu ikut campur dalam kehidupannya atau
terlalu banyak melarang. Mereka menganggap bahwa mereka sudah tahu apa saja yang
harus dilakukannya tanpa perlu orang tua memberi arahan atau nasehat kepada mereka.
pada remaja akhir sekitar usia 17 sampai 22 tahun umumnya mereka sudah dapat
mengendalikan emosinya dengan baik tidak mudah meledak-ledak
Perubahan yang dialami pada remaja akhir salah satu faktornya adalah kematangan
anak dalam proses berfikir dan juga bersosialisasi sehingga anak lebih peka dalam
lingkungan di sekitarnya dan lebih bisa untuk mengendalikan diri sendiri. menurut
Zakiah Daradjat bahwa keguncangan emosi itu tidak hanya disebabkan oleh perubahan
hormon seks dalam tubuh saja karena perubahan hormon itu mencapai puncaknya pada
permulaan masa remaja ,awal sementara perkembangan emosi mencapai puncaknya
pada periode akhir . oleh karena itu kita bisa mengatakan bahwa keguncangan emosi
juga dapat berakibat dari suasana masyarakat dan keadaan ekonomi serta lingkungan
remaja.
Pada umumnya remaja mudah terpengaruh dengan lingkungan hidupnya oleh teman
sebaya. Hal ini perlu diwaspadai oleh orang tua di mana orang tua perlu menjaga
kedekatannya dengan anaknya. orang tua bukan hanya sekedar seseorang yang ditakuti
oleh anak lu tapi bisa menjadi teman bagi anaknya sehingga orang tua akan mudah
untuk mengarahkan anak sehingga perkembangan emosi anak dapat berkembang
dengan baik.
Bagaimanapun juga orang tua merupakan gerbang utama anak dalam mempelajari
berbagai hal tidak terkecuali perkembangan emosi orang tua perlu turut serta untuk
mengembangkannya. Orangtua perlu memberikan contoh-contoh dan arahan yang
baik kepada anak.saat orang tua tidak bisa memberikan contoh yang baik maka anak
akan mudah untuk menirunya. Bagaimanapun juga lingkungan keluarga memberikan
dampak yang cukup besar terhadap perkembangan emosi remaja.
Salah satu tugas perkembangan remaja yang sulit adalah yang berhubungan dengan
penyesuaian sosial.pada fase ini seorang remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan
jenis dengan teman sebaya serta harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar
lingkungan keluarga dan sekolah. selain itu remaja perlu menguasai keterampilan
keterampilan sosial lainnya seperti kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-
orang disekitarnya kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik menghargai diri
sendiri dan orang lain serta dapat bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada di
masyarakat. Perkembangan sosial remaja dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:
lingkungan keluarga,lingkungan di luar rumah dan faktor pengaruh pengalaman sosial
yang dialami.
6
(dalam Firmann dalam Thalib 2013)
identity confusion dalam identitas merupakan suatu kemunduran dalam perspektif
waktu inisiatif dan kemampuan untuk mengkoordinasikan perilaku di masa kini
dengan tujuan di masa depan. Kemunduran seperti ini menunjukkan adanya defisit
secara struktural.
4. Dinamis
Ericsson meyakini bahwa pembentukan identitas diawali ketika manfaat dari
identifikasimasa kecil individu dengan orang dewasa yang kemudian menarik
mereka ke dalam bentuk identitas baru yang sebaliknya menjadi tergantung dengan
peran masyarakat bagi remaja.
5. Subjektif
Ericsson yakin bahwa individu dapat merasa suatu perasaan kohesif ataupun tidak
adanya kepastian dari dalam dirinya.
6. Timbal balik
Ericsson menekankan hubungan timbal balik antar remaja dengan dunia dan
masyarakat sosialnya. Perkembangan identitas tidak hanya merupakan representasi
jiwa diri namun juga melibatkan hubungannya dengan orang lain.
7. Status Eksistensial
Ericsson berpendapat bahwa remaja mencari arti dalam hidupnya sekaligus arti
hidup secara umum seperti layaknya seorang filsuf eksistensialisme.
Pada fase identity vs identity confusion, remaja berusaha untuk menemukan jati
dirinya apa saja yang ada di dalam dirinya dan arah mereka dalam menjalani hidup
remaja yang dapat menemukan dirinya akan lebih percaya diri mudah bergaul
dengan teman-teman sebayanya serta mereka dapat mengatasi kekurangan yang
dimiliki serta dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. Remaja yang
mengalasi krisis identitas atau kebimbangan di dalam dirinya maka akan
mengakibatkan anak menarik diri dari lingkungan sosialnya karena anak merasa
minder atau malu dengan teman-teman sebayanya .
masa remaja merupakan masa dimana anak mulai menjalin keakraban dengan
orang lain di luar ke keluarga remaja mulai menjalin pertemanan dan persahabatan
dengan teman sebayanya biasanya remaja lebih nyaman untuk bercerita dengan
teman-teman seusianya. Gottman & Parker mengemukakan bahwa persahabatan
memiliki 6 fungsi yaitu:
(1) Kebersamaan
dia bersedia untuk menghabiskan waktu bersama-sama dengan temannya untuk
melakukan kegiatan yang mereka gemari.
(2) Stimulasi
implikasi perkembangan fisik pada remaja di dalam pembelajaran salah satunya itu
membantu siswa untuk mengetahui perubahan-perubahan fisik yang dialaminya. Apabila
nanti mereka mengalami perubahan fisik tersebut mereka tidak merasa minder atau malu
terhadap perubahan yang dialaminya. Perubahan fisik yang dialami remaja yang satu
dengan yang lainnya tidak terjadi bersamaan ada yang mengalami perubahan fisik terlebih
dahulu ada pula yang mengalami belakangan. Tergantung kematangan yang dialami dari
masing-masing individu. Beberapa individu sudah mengalami perubahan fisik sejak usia
11 tahun dan ada pula remaja yang mengalaminya pada fase remaja akhir atau sekitar usia
17 tahun keatas. Oleh karena itu perlu pengetahuan dan pemahaman mengenai perubahan-
perubahan yang akan dialami remaja sehingga mereka tidak kaget dengan perubahan yang
dialaminya, serta remaja lebih peduli terhadap perubahan-perubahan fisik yang dialami.
Sehingga mereka bisa mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam
menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya.
Masa remaja merupakan masa dimana emosi anak muda sekali berubah-ubah hal
ini terutama terjadi pada remaja yang berada pada fase remaja awal sekitar usia 11 - 15
tahun. Perubahan emosi remaja terjadi karena adanya perubahan hormon di dalam
tubuhnya dan juga karena adanya tekanan tekanan baru yang dialami seorang remaja para
remaja umumnya mudah tersinggung atau pemarah tinggi kita sebagai pendidik perlu
memberikan arahan kepada remaja agar mereka dapat mengendalikan emosinya apabila
seorang peneliti dapat mengendalikan emosi dengan baik maka hubungan sosialnya akan
terhambat karena teman sebaya biasanya tidak mau berteman dengan anak yang mudah
marah ataupun mudah tersinggung hal tersebut akan merugikan diri kita sendiri.
Umumnya remaja yang berada pada fase remaja akhir sekitar usia 17 - 22 tahun
lebih dapat mengendalikan emosinya. Remaja dapat mengendalikan emosi dengan baik
maka hubungan sosialnya pun akan baik karena para remaja sudah bisa menilai orang lain
melalui ucapan dan tindakan yang dilakukan oleh temannya adalah seorang yang baik hati
dan tidak mudah tersinggung maka akan banyak orang yang menyukainya, tapi sebaliknya
jika seorang remaja tidak bisa bersikap dengan baik maka akan dijauhi teman sebayanya
untuk mengikuti perkembangan emosi anak dapat melalui kegiatan olahraga dan juga
organisasi.
Dengan kegiatan tersebut anak perlu memahami karakter setiap orang anak dilatih
untuk menghargai orang lain sabar belajar untuk dan hal-hal lainnya sehingga
perkembangan emosi anak dapat berkembang dengan baik.
Pendidikan orangtua memahami perubahan-perubahan yang dialami oleh anak.saat anak
berada di sekolah seorang guru harus peka terhadap perubahan-perubahan yang dialami
anak didik seperti perubahan emosi tingkah laku prestasi dan lain sebagainya. selain itu
guru harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan anak didik sehingga mereka tidak
merasa takut saat ingin menceritakan permasalahan yang sedang dihadapinya.apabila guru
dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa maka akan memudahkan guru untuk
memberikan saran atau bimbingan kepada siswa tertentu yang mengalami masalah.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik
pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik
tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture)
dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan
fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja
membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat
menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
7
https://djavanesia.wordpress.com/2009/03/05/perkembangan-masa-remaja-adolescence/
Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat.
Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan
intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya
tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal
merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun
dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja
kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi
sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang
kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam
pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak
berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan
kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek
perilaku dan kepribadian lainnya.
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai
dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya
(peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia
sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima
oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan
memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi
dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa
lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja,
khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya
keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri,
namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan
dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa
remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan
lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial
dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk
mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin
saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha
pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba,
perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia
akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan
terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa
remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering
merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku
agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan
emosinya.
Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan lainnya.
Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema kiranya
diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya untuk memfasilitasi perkembangan remaja
menjadi amat penting. Dalam hal ini, peranan orang tua, sekolah, serta masyarakat sangat
diharapkan.
Daftar Pustaka
Atkinson, Pengantar Psikologi. Interaksara, Batam.
Feldman, Robert S. 2006. Understanding Psychology. Ed. ke-7. United State. McGraw-Hill
HurlockB.Elizabeth, Psikologi perkembangan, Jakarta, Erlangga
Hurlock, Elizabeth B., 1973. Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd,
Hurlock, Elizabeth B., 1976 Developmental Psychology New Delhi: Tata Mc Graw-Hill
Publishing Company Ltd,
Papalia, D. E. & Olds, S. W. 1998. Human Development. Ed. ke-7. New York. McGraw-Hill