Anda di halaman 1dari 37

GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 1
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB SISTEM MUSKULOSKELETAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RHEMATOID ARTHRITIS

NAMA :

NPM :

No Kompetensi Elemen komppetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf


pencapaaian mahasiswa preceptor preceptor
lahan institusi
1 Definisi: A. Pengkajian
Rheumatoid arthritis (RA) atau yang biasa 1. Wawancara
disebut rematik merupakan penyakit Biodata meliputi : nama, umur, jenis
inflamasi non bakterial yang bersifat kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan,
sistemik, progresif, cenderung kronik dan nomor register, status perkawinan, agama,
mengenai sendi serta jaringan ikat sendi tanggal masuk Rumah Sakit.
secara simetris
Riwayat Kesehatan Sekarang:
Manifestasi Klinis:  Adanya keluhan sakit dan kekakuan
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi pada tangan atau tungkai
sehingga disebut poli arthritis rhematoid.  Perasaan tidak nyaman dalam beberapa
Persendian yang paling sering terkena adalah periode waktu sebelum klien
sendi tangan, pergelangan tangan, sendi lutut, mengatahui dan merasakan adanya
sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu, perubahan pada sendi
serta sendi panggul dan biasanya bersifat Riwayat Kesehatan Dahulu :
bilateral/ simetris. Tetapi kadang-kadang  Pernah memiliki penyakit yang sama
hanya terjadi pada satu sendi disebut arthritis sebelumnya? Jika iya, pengobatan yang
rhematoid mono artikular. seperti apa ?

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 2
1. Stadium awal  Apakah klien mempunyai penyakit yang
Pada stadium awal terjadi malaise, penurunan diderita dahulu
BB, rasa capek, sedikit demam dan anemia.  Apakah klien pernah dirawat
Gejala lokal yang berupa pembengkakan, sebelumnya?
nyeri dan gangguan gerak pada sendi  Apakah klien pernah dilakukan tindakan
metakarpofalangeal. Pada pemeriksaan fisik: operasi sebelumnya
tenosinofitas pada daerah ekstensor Riwayat Kesehatan Keluarga :
pergelangan tangan dan fleksor jari-jari. Pada  Apakah ada anggota keluarga yang
sendi besar seperti sendi lutut, gejala menderita penyakit yang sama atau
peradangan lokal berupa pembengkakan, penyakit lain
nyeri serta tanda-tanda efusi sendi. Kebiasaan Hidup sehari-hari :
 Apakah ada perubahan dalam aktifitas
sehari-hari seperti pola makan, pola tidur,
pola eliminasi dari sebelum sakit dan
2. Stadium lanjut
sesudah sakit.
Kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat
Riwayat Psiko-Sosio-Spirtual
permanen, selanjutnya timbul ketidakstabilan  Bagaimana hubungan klien dengan
sendi akibat ruptur tendo/ligamen yang keluarga, teman, perawat dan tim
menyebabkan deformitas rhematoid yang kesehatan yang merawat klien
khas berupa deviasi ulnar jari-jari, deviasi  Bagaimana perasaan klien terhadap
radial/volar pergelangan tangan serta valgus penyakitnya
lutut dan kaki.  Bagaimana kegiatan spiritual klien
selama sakit
Untuk menegakkan diagnosa digunakan
kriteria diagnosis ACR 1987 dimana untuk 2. Pemeriksaan Fisik
mendiagnosis remathoid arthritis diperlukan  Inspeksi dan palpasi persendian untuk
4 dari 7 kriteria tersebut, dan kekempat masing-masing sisi (bilateral), amati
kriteria tersebut harus diderita minimal 6 warna kulit, ukuran, lembut/tidak kulit
minggu. dan adanya pembengkakan.
Kriteria Diagnosis ACR 1987:  Lakukan pengukuran passive ROM pada

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 3
 Kaku pagi hari sendi-sendi sinovial, apakah ada deviasi,
Kekakuan pada pagi hari pada persendian krepitasi, nyeri saat sendi digerakkan
dan sekitarnya sekurang-kurangnya  Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot
selama 1 jam sebelum perbaikan skeletal secara bilateral, apakah ada
maksimal. atrofi, tonus yang berkurang dan ukur
 Arthritis pada 3 daerah persendian atau
kekuatan otot
lebih  Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Pembengkakan jaringan lunak atau
persendian atau efusi (bukan 3. Pemeriksaan Penunjang
pertumbuhan tulang) pada sekurang-
 Faktor Rhematoid: fiksasi lateks, reaksi
kurangnya pada 3 sendi secara
bersamaan yang diobservasi oleh seorang aglutinasi
dokter.  Laju Endap Darah: umumnya
 Arthritis pada persendian tangan meningkat pesat (80-100 mm/jam)
Sekurang-kurangnya terjadi mungkin kembali normal sewaktu
pembengkakan suatu persendian tangan gejala-gejala meningkat.
seperti tertera diatas.  Protein C-reaktif: positif selama masa
 Arthritis simetrik eksaserbasi
Keterlibatan sendi yang sama (seperti  Sel darah Putih: meningkat pada waktu
kriteria yang tertera pada kedua belah
timbul proses inflamasi
sisi.
 Haemoglobin: umumnya menunjukkan
 Nodul remathoid
Nodul subcutan pada penonjolan tulang anemia sedang
atau permukaan ekstensor atau daerah  Ig (IgM dan IgG): peningkatan besar
juksta artikuler yang diobsevasi oleh menunjukkan proses autoimun sebagai
seorang dokter penyebab remathoid arthritis.
 Faktor remathoid serum positif  Sinar X dari sendi yang sakit:
Terdapatnya titer abnormal faktor menunjukkan pembengkakan pada
reumatoid serum yang diperiksa dengan jaringan lunak, erosi sendi, dan
cara yang memeberikan hasil positif osteoporosis dari tulang yang
kurang dari 5% kelompok kontrol yang
berdekatan dan berkembang menjadi
diperiksa.
 Perubahan gambaran radiologis formasi kista tulang, memperkecil jarak

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 4
Perubahan gambaran radiologis yang khas sendi dan subluksasio. Perubahan
bagi arthritis remathoid pada pemeriksaan x osteoartristik yang terjadi secara
ray tangan posterior atau pergelangan tangan
yang harus menunjukkan adanya erosi atau bersamaan.
dekalsifikasi tulang yang berlokasi pada  Scan Radionuklida: identifikasi
sendi, atau daerah yang berdekatan dengan peradangan sinovium
sendi.  Artroskopi langsung: aspirasi cairan
sinovial
 Biopsi membran sinovial: menunjukkan
perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan


perubahan patologis oleh remathoid
arthritis
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan kerusakan integritas struktur
tulang, kekakuan sendi
3. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan gangguan muskuloskeletal
( penurunan kekuatan sendi)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perubahan penampilan tubuh,
sendi bengkok, deformitas.
5. Resiko cedera berhubungan dengan
hilangnya kekuatan otot dan rasa nyeri
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi
7. Ansietas berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 5
penyakitnya, penurunan produktifitas.

C. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan
perubahan patologis oleh remathoid
arthritis
 Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
 Observasi reaksi non verbal dari
keridaknyamanan
 Gunakan teknik komunikasi
terapetik
 Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi
 Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perubahan penampilan tubuh,
sendi bengkok, deformitas.
 Diskusikan dengan klien tentang
perubahan yang terjadi akibat
penyakit dan pembedahan
 Membantu klien memelihara tubuh
 Membantu klien untuk
menentukan akibat dari persepsi
penampilan tubuhnya
 Menentukan apakah perubahan
citra tubuh berkontribusi dalam
isolasi sosial
 Berikan dukungan positif pada
klien
 Anjurkan keluarga dan teman
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 6
memberikan dukungan positif pada
klien.
3. Resiko cedera berhubungan dengan
hilangnya kekuatan otot, atau rasa nyeri
 Hindari jatuh dan terpeleset di
lantai
 Ajarkan klien menggunakan
tongkat
 Anjurkan klien menggunakan alas
kaki yang tidak mudah slip
 Ciptakan lingkungan yang aman
bagi pasien
 Jauhkan objek yang berbahaya dari
lingkungan sekitar

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 7
PATHWAY REMATOID ATRITIS

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 8
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB SISTEM MUSKULOSKELETAL

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR

NAMA :

NPM :

No Kompetensi Elemen komppetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf preceptor


pencapaaian mahasiswa preceptor institusi
lahan
1 Asuhan keperawatan pada A. Pengertian
pasien dengan fraktur. Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang yang ditentukan sesuai
dengan jenis dan luasnya (smeltzer& bare 2000).

B. Klasifikasi fraktur
Fraktur tertutup( fraktur simple ), Merupakan
fraktur tanpa komplikasi dengan kulit tetap
utuh disekitar fraktur tidak menonjol keluar
dari kulit.

Fraktur terbuka( fraktur kompleks ). Pada tipe


ini, terdapat kerusakan kulit sekitar fraktur, luka
tersebut menghubungkan bagian luar kulit.
Pada fraktur terbuka biasanya potensial untuk
terjadinya infeksi, luka terbuka ini dibagi
menurut gradenya.
 Grade I : luka bersih, kurang dari 1 cm.
 Grade II :luka lebih luas disertai luka memar
pada kulit dan otot.
 Grade III : paling parah dengan perluasan

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 10
kerusakan jaringan lunak terjadi pula kerusakan
pada pembuluh darah dan syaraf.

Fraktur komplet. Fraktur komplet adalah patah


pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran . Pada fraktur ini garis
fraktur menonjol atau melingkari tulang
periosteum terganggu sepenuhnya.

Fraktur inkomplet. Fraktur tidak komplet,


patahnya hanya terjadi pada sebagian dari garis
tengah tulang. Garis fraktur memanjang
ditengah tulang, pada keadaan ini tulang tidak
terganggu sepenuhnya.
C. Fraktur juga digolongkan sesuai pergeseran
anatomis fragmen tulang ( fraktur
bergeser/tidak bergeser ) :
 Greenstick →Fraktur dimana salah satu sisi
tulang patah sedang sisilainnya membengkok.
 Tranversal →Fraktur yang sepanjang garis
tengah tulang.
 Oblik→Fraktur membentuk sudut dengan
garis tengah tulang( lebih tidak stabil
disbanding tranversal ).
 Spiral → Fraktur memuntir seputar batang
tulang.
 Kominutif→Fraktur dengan tulang pecah
memjadi beberapa fragmen.
 Depresi → Fraktur dengan fragmen patah

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 11
anter dorong kedalam( sering terjadi pada
tengkorak dan tulang wajah ).
 Kompresi → Fraktur dimana tulang
mengalami kompresi ( terjadi pada tulang
belakang).
 Patologik → Fraktur yang terjadi pada
daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
metastasis tulang, tumor).
 Avulsi→ Tertariknya fragmen tulang oleh
ligament atau tendon pada perlekatannya.
 Epifiseal → Fraktur melalui epifisis.
 Impaksi → Fraktur dimana fragmen tulang
terdorong kef ragmen tulang lainnya.
D. Manifestasi Klinis
 Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya
sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme
otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk
bidai alamiah yang dirancang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
 Deformitas dapat disebabkan pergeseran
fragmen pada eksremitas. Deformitas dapat di
ketahui dengan membandingkan dengan
ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal
otot bergantung pada integritas tulang tempat
melengketnya obat.
 Pemendekan tulang, karena kontraksi otot
yang melekat diatas dan dibawah tempat
fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 12
sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cm
 Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa
dengan tangan, teraba adanya derik tulang.
Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar
fragmen satu denga nlainnya.
Pembengkakan dan perubahan warna local
pada kulit terjadi akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini
baru terjadi setelah beberapa jam atau
beberapa hari setelah cedera.

E. KOMPLIKASI DARI FRAKTUR


a. Syok Hipovolemik
Adalah kehilangan cairan tubuh dengan cepat
sehingga terjadinya multiple organ failure akibat
perfusi yang tidak adekuat (smeltzer, 2001).
Klasifikasi syok hipovolemik (ATLS 2011):
1. Kelas I: adalah kehilangan volume darah <
15 %, pengelolaannya tidak perlu
penggantian volume cairan melalui
intravena
2. Kelas II: adalah kehilangan volume darah
15-30 %, pengelolaannya dengan
penggantian volume darah yang hilang
dengan cairan kristaloid (RL atau Nacl)
sejumlah 3 kali volume darah yang hilang
3. Kelas III: adalah kehilangan volume darah
30-40%, Pengelolaannya dengan
penggantian volume darah dengan cairan
kristaloid + darah
4. Kelas IV: adalah kenhilangan volume darah
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 13
lebih dari 40 %, pengelolaannya dengan
penggantian volume darah dengan cairan
kristaloid + darah
b. Syok Neurogenik
Adalah disebabkan kerusakan alur simpatik di
spinal cord. Alur system syaraf simpatik keluar
dari torakal vertebra pada daerah T6. Kondisi
pasien dengan syok neurogenic, Nadi normal,
Tekanan darah rendah, Keadaan kulit hangat,
normal, lembab, kerusakan alur simpatik dapat
menyebabkan perubahan fungsi otonom normal
(Elaine Cole, 2009).

Pengkajian:
a. Demografi
Nama, Jenis Kelamin, Usia, Pekerjaan, Pendidikan,
Agama, Suku, Alamat.
b. Riwayat
 Riwayat kesehatan dahulu: Riwayat kejadian
cedera fraktur, seperti kapan terjadi dan penyebab
terjadinya, jenis Fraktur.
 Riwayat kesehatan sekarang:
DS : nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera
DO: Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian
yang terkena, Hipertensi (sebagai respon terhadap
nyeri/ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah).
Takikardia (,hipovolemia, hilang gerakan/sensasi,
spasme otot. Tanda: deformitas, krepitasi (bunyi
berderit), nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera
(mungkin terlokalisasi pada area
jaringan/kerusakan tulang, dapat berkurang pada
imobilisasi), : laserasi kulit, avulse jaringan,
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 14
perubahan warna, Pembengkakan lokal (dapat
meningkat secara bertahap atau tiba-tiba)

c. PemeriksaanFisik
1. Gambaran umum
Keadaan umum, kesadaran klien, kesakitan,
keadaan penyakit
2. Tanda-tanda tidak normal karena ada gangguan
baik fungsi maupun bentuk
3. Secara sistemik, dari kepala sampai kaki harus
memperhitungkan keadaan proksimal serta bagian
distal klien terutama mengenai status
neurovaskuler.
4. Keadaan local
a. Look (Infeksi)
 Sikatrik (jaringan parut) baik yang alami
maupun yang buatan seperti bekas operasi.
 Fistula (Koneksi abnormal antara pembuluh
darah)
 Warna kemerahan atau kebiruan atau
hiperfigmentasi.
 Benjolan, pembengkakan/cekungan dan hal-
hal yang tidak biasa (abnormal)
 Posisi dan bentuk ekstremitas (deformitas)
 Posisi jalan (gait, Waktu masuk kekamar
periksa)
b. Feel
 Perubahan suhu disekitar trauma (hangat)
dan kelembaban kulit.
 Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat
fluktuasi (ketidaktepatan) atau edema

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 15
terutama disekitar persendian.
 Nyeritekan (tenderness), krepitasi, letak
kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau distal).
 Tonus otot pada waktu relaksasi atau
kontraksi, benjolan yang terdapat di
permukaan atau melekat pada tulang,
c. Move (Pergerakan terutama rentang gerak).
Aktif dan fasif.
d. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan radiologi.
Memerlukan dua proyeksi yaitu AP dan lateral.
2. Pemeriksaan Laboratorium
 Kalsium dan Fosfor
 Alkali fosfatase
 Enzim otot seperti kreatinin kinase , laktat
dehidrogenase (LDH-5), aspartat amini
transferase (AST), dan aldolase
3. Pemeriksaan lain-lain.
 Biopsi tulang dan otot. bila terjadi infeksi
 Elektromiografi. Terdapat kerusakan konduksi
saraf akibat fraktur.
 Artroskopi. Didapatkan jaringan ikat yang
rusakatau sobek
 Indium Imaging : pada pemeriksaan ini
didapatkan infeksi pada tulang.
 MRI : menggambarkan semua kerusakan akibat
fraktur.

e. Penatalaksanaan Fraktur
Tujuan pengobatan fraktur adalah untuk
menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya
satu sama lain saling berdekatan, selain itu menjaga
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 16
agar tulang tetap menempel sebagaimana mestinya.
Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4
minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan
waktu yang lebih lama. Setelah sembuh, tulang
biasanya kuat dan kembali berfungsi (Corwin, 2010).

Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat


penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan
napas (airway), proses pernafasan (breathing), dan
sirkulasi (circulating), apakah terjadi syok atau tidak.
Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi , baru
lakukan amnesis dan pemeriksaan fisik secara
terperinci. Waktu terjadinya kecelakaan penting
ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di
RS, mengingat golden period 1-6 jam , bila lebih dari
6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan
amnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat , singkat
dan lengkap. Kemudian, lakukan foto radiologis.
Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa
sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih
berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses
pembuatan foto (Mansjoer, 2000).
Penatalaksanaan fraktur telah banyak mengalami
perubahan dalam waktu sepuluh tahun terakhir ini.
Traksi dan spica casting atau cast bracing
mempunyai banyak kerugian karena waktu berbaring
lebih lama, meski pun merupakan penatalaksanaan
non-invasif pilihan untuk anak-anak. Oleh karena itu
tindakan ini banyak dilakukan pada orang dewasa
(Mansjoer, 2000).
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 17
Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi,
fraktur dapat dimobilisasi dengan salah satu cara
dibawah ini:

1. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat
atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan traksi
adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau
spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki
deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Traksi menggunakan beban untuk menahan
anggota gerak pada tempatnya. Tapi sekarang
sudah jarang digunakan. Traksi longitudinal yang
memadai diperlukan selama 24 jam untuk
mengatasi spasme otot dan mencegah
pemendekan, dan fragmen harus ditopang di
posterior untuk mencegah pelengkungan. Traksi
pada anak-anak dengan fraktur femur harus
kurang dari 12 kg, jika penderita yang gemuk
memerlukan beban yang lebih besar.
2. fiksasi interna
Fiksasi interna dilakukan dengan pembedahan
untuk menempatkan piringan atau batang
logampada pecahan-pecahan tulang. Fiksasi
interna merupakan pengobatan terbaik untuk
patah tulang pinggul dan patah tulang disertai
komplikasi (Djuwantoro, 1997).
3. Pembidaian

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 18
Pembidaian adalah suatu cara pertolongan
pertama pada cedera/ trauma sistem
muskuloskeletal untuk mengistirahatkan
(immobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami
cedera dengan menggunakan suatu alat yaitu
benda keras yang ditempatkan di daerah
sekeliling tulang (Anonim , 2010).
4. Pemasangan Gips atau Operasi Dengan ORIF
Gips adalah suatu bubuk campuran yang
digunakan untuk membungkus secara keras
daerah yang mengalami patah tulang.
Pemasangan gips bertujuan untuk menyatukan
kedua bagian tulang yang patah agar tak bergerak
sehingga dapat menyatu dan fungsinya pulih
kembali dengan cara mengimobilisasi tulang yang
patah tersebut (Anonim , 2010).
5. ORIF
ORIF(open reduksi internal fiksasi) merupakan
suatu tndakan pembedahan untuk memanipulasi
fragmen-fragmen tulang yang patah/fraktur
sedapat mungkin kembali seperti semula seperti
letak asalanya. Internal fiksasi biasanya
melibatkan penggunaan plat, sekrup, paku
maupun suatu intramedulari (im) untuk
mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya
sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.
6. OREF
Oref adalah reduksi terbuka dengan fiksasi
internal dimana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan diatas dan dibawah fraktur,

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 19
sekrup atau kawat ditransfiksasi dibagian
proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu
sama lain dengan suatu batang lain. Fiksasi
ekternal digunakan untuk mengobati fraktur
dengan kerusakan jaringan lunak.

7. Penyembuhan Fraktur
 Tahap I: tahap hematoma atau tahap
inflamasi.
Waktu : 1-3 hari Pembentukan hematoma
segera pada daerah fraktur. Jumlah
kerusakan tulang dan jaringan lunak
sekitarnya serta pembuluh darah menentukan
ukuran hematoma. Darah membeku diantara
fragmen fraktur, memberikan sedikit
stabilisasi. Nekrosis tulang terjadi karena
berhubungan dengan hilangnya suplai darah
pada area yang menderita fraktur dan
merambat ke area sekitarnya di mana
sirkulasi kolateral mulai. Dilatasi vaskuler
terjadi sebagai respon terhadap akumulasi sel
mati dan debris pada daerah fraktur, dan
eksudat plasma kaya fibrin memulai
perpindahan sel fagosit ke area yang cedera.
Jika suplai vaskular ke daerah fraktur tidak
adekuat, penyembuhan tahap I akan
terganggu.

 Tahap II: formasi fibrocartilago.


Waktu : 3 hari hingga 2 minggu. Fibroblas,
osteoblas, dan chondroblast pindah ke area
fraktur akibat dari inflamasi akut dan

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 20
pembentukan fibrokartilago. Penggabungan
hematoma yang lalu berfungsi sebagai dasar
penyembuhan tulang dan jaringan tahap II.
Aktivitas osteoblast dirangsang oleh trauma
periosteal. Dan pembentukan tulang
berlangsung cepat. Periosteium ditambah
dari tulang, dalam beberapa hari kombinasi
antara tambahan periosteum dan formasi
jaringan granulasi membentuk lingkaran di
sekitar setiap fragmen fraktur. Setelah
lingkaran tadi bertambah besar, lingkaran itu
membentuk jembatan antara daerah fraktur.
Pembentukan jaringan fibrosa awal ini sering
disebut kallus primer, yang kemudian
perlahan-lahan menyebabkan bertambahnya
stabilitas fraktur.

 Tahap III: pembentukan kallus.


Waktu : 2-6 minggu. Ganulasi jaringan matur
menjadi kallus provisonal (procallus) sebagai
kartilago bentukan baru dan matiks tulang
tersebar melalui kallus primer. Procallus itu
besar dan bergelombang. Biasanya lebih
besar dari diameter normal tulang yang
cedera. Procallus menahan fragmen tulang,
memperpanjang jarak dari daerah fraktur ke
saraf sebagai penyangga sementara, tetapi
tidak memberikan kekuatan. Jika sel jauh
dari suplai darah dan tension oksigen
menjadi rendah, kartilago dibentuk. Ketika
kalsium disimpan di jaringan kolagen pada
granulasi jaringan, fibrosa tulang dibentuk.

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 21
Pembentukan alignment tulang yang benar
adalah sangat penting selama tahap III.
Tahap ini mungkin adalah yang paling
penting dalam menentukan keberhasilan
penyembuhan; karena jika terganggu atau
melambat, dua tahap terakhir dari proses
penyembuhan tulang tidak terjadi. Delayed
union atau bahkan non-union akan terjadi.

 Tahap IV: ossifikasi (jaringan lunak


mengeras).
Waktu : 3 minggu hingga 6 bulan. Kallus
permanen pada tulang yang kaku menutup
lubang fraktur (fraktur gap) antara
periosteum dan korteks menggabungkan
fragmen. Pembenukan kallus medulla terjadi
secara internal untuk menghasilkan
kesinambungan ruang marrow. Tulang
trabecullar perlahan-lahan menggantikan
kallus sepanjang garis yang fraktur. Union
tulang, yang dapat dipastikan melalui x-ray,
dikatakan telah terjadi ketika tidak ada
gerakan dengan stress (tekanan) ringan dan
tidak ada tenderness dengan pressure
(penekanan) langsung pada area fraktur.
Menahan beban oleh ekstremitas bawah yang
fraktur juga sudah tidak terasa nyeri setelah
union tulang.

 Tahap V: konsolidasi dan remodelling.


Waktu: 6 minggu hingga 1 tahun. Kallus

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 22
yang tidak diperlukan direabsorbsi atau
dibuang dari tulang yang sembuh. Proses
reabsorbsi dan penyimpanan tulang
sepanjang garis yang fraktur memberikan
kekuatan tulang dalam menahan semuanya.
Jumlah dan waktu remodelling yang
sebenarnya tergantung kepada faktor-faktor
yang menekan tulang dikarenakan otot,
menahan beban, dan usia.

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan


tulang
 Yang menguntungkan:
1) Lokasi
 Suplai darah yang baik pada ujung tulang
 Tulang data
2) Kerusakan minimal pada jaringan lunak
3) Kemungkinan reduksi anatomi
4) Imobilisasi yang efektif
5) Tanggungan beban pada tulang panjang

 Yang tidak menguntungkan:


1) Fragmen tulang tersebar luas
2) Fragmen dipasangi traksi
3) Fraktur terbuka yang berat
4) Kerusakan jaringan lunak yang berat
5) Hilangnya tulang karena cedera atau eksisi
pembedahan
6) Gerakan/ rotasi area fraktur akibat fiksasi
yang tidak adekuat
7) Infeksi
8) Suplai darah terganggu ke daerah fragmen
tulang
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 23
9) Lokasi:
-Penurunan suplai darah
-Pertengahan tulang
10) Perilaku kesehatan seperti merokok,
alkoholik.

g. Terapi Medis Untuk Fraktur


1. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat antiradang bisa berupa ibuprofen, napronex,
dan ketoprofen. Umumnya, digunakan sebagai
obat untuk patah tulang ringan hingga yang cukup
parah. Obat ini menghambat reaksi peradangan
dan nyeri pada patah tulang dengan menurunkan
enzim siklooksigenase dan menghambat sintesis
prostaglandin
2. Analgesik
Untuk mengurangi sakit yang dirasakan pada
patah tulang, anda
3. Aantibiotik
Selain menggunakan obat Pereda nyeri, dokter
mungkin juga akan memberikan antibiotik. Bisa
diberikan antibiotik dengan sprektum luas pada
luka yang terbuka dan terkontaminasi.
4. Imunoglobulin dan vaksin
Pasien patah tulang bisa ditangani dengan
memberikan immunoglobulin dan vaksin seperti
tetanus.

Diagnosa Keperawatan :
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai
pada klien fraktur adalah sebagai berikut:

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 24
PRE OPERASI

1. Cemas b.d dengan prosedur tindakan pembedahan


2. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang,
edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi,
stress/ansietas.
3. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan
aliran darah (cedera vaskuler, edema, pembentukan
trombus)
4. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka
neuromuskuler,nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
5. Kurang Pengetahuan b/d tindakan dan prosedur
operasi
POST OPERASI
1. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang,
edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi,
stress/ansietas.
2. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d
penurunan aliran darah (cedera vaskuler, edema,
pembentukan trombus)
3. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka
neuromuskuler,nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
4. Kerusakan integritas kulit b/d fraktur tebuka,
pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
5. Resiko infeksi b/d adanya luka post operasi

Rencana Tindakan Keperawatan :Terlampir


Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :
PRE OPERASI
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 25
1. Mengkaji cemas pasien
2. Meredakan nyeri
3. Mempertahankan neurovaskuler perifer
4. Meningkatkan mobilitas
5. Membuat pengetahuan pasien dan
keluarga tentang prosedur tindakan adekuat

POST OPERASI
1. Meredakan nyeri
2. Mempertahankan neurovaskuler perifer
3. Meingkatkan mobilitas mobilitas
4. Menjaga integritas kulit
5. Mencegah infeksi

Evaluasi Tindakan Keperawatan :


PRE OPERASI
1. Cemas Teratasi
2. Peredaan nyeri
3. Neurovaskuler perifer dapat dipertahankan
4. Peningkatan mobilitas
5. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan meningkat

POST OPERASI
1. Peredaan nyeri
2. Neurovaskuler perifer dapat dipertahankan
3. Peningkatan mobilitas
4. Integritas kulit terjaga
Tidak terjadi infeksi

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

PRE OPERASI PADA KASUS FRAKTUR

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf


1 Kecemasan berhubungan Setelah dilakukan asuhan selama 1 x 24 - Gunakan pendekatan yang menenangkan
dengan Faktor keturunan, jam, klien kecemasan teratasi dgn - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Krisis situasional, Stress, kriteria hasil:
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
perubahan status kesehatan,  Klien mampu mengidentifikasi dan
ancaman kematian, perubahan mengungkapkan gejala cemas prosedur
konsep diri, kurang  Mengidentifikasi, mengungkapkan - Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
pengetahuan dan hospitalisasi dan menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas mengurangi takut
 Vital sign dalam batas normal - Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
 Postur tubuh, ekspresi wajah,

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 27
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas prognosis
menunjukkan berkurangnya
- Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
kecemasan
- Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
relaksasi
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
- Kelola pemberian obat anti cemas

2 Nyeri akut b/d spasme otot, Setelah tindakan keperawatan selama 3x 1. Pertahankan imobilasasi bagian yang sakit dengan
gerakan fragmen tulang, 24 jam diharapkan nyeri berkurang tirah baring, gips, bebat dan atau traksi
edema, cedera jaringan lunak, sampai hilang. Dengan criteria hasil : R/ Mengurangi nyeri dan mencegah melformasi
pemasangan traksi, Klien mengatakan nyeri berkurangatau 2. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.
R/ Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi
stress/ansietas. hilang dengan menunjukkan tindakan
edema/nyeri.
santai, mampu berpartisipasi dalam 3. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.
beraktivitas, tidur, istirahat dengan tepat, R/ Mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan
menunjukkan sirkulasi vaskuler
penggunaan keterampilan relaksasi dan 4. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan
aktivitas trapeutik sesuai indikasi untuk (masase, perubahan posisi)
situasi individual R/ Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area
tekanan local dan kelelahan otot.
5. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri
(latihan napas dalam, imajinasi visual, aktivitas

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 28
dipersional)
R/ Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, meningkatkan
control terhadap nyeri yang mungkin berlangsung lama.
6. Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48
jam pertama) sesuai keperluan.
R/ Menurunkan edema & mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
R/ Menurunkan nyeri melalui mekanisme penghambatan
rangsang nyeri baik secara sentral maupun perifer.
8. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan
non verval, perubahan tanda-tanda vital)
R/ Menilai perkembangan masalah klien

3 Risiko disfungsi neurovaskuler Setelah tindakan keperawatan selama 3x 1. Dorong klien untuk secara rutin melakukan
perifer b/d penurunan aliran 24 jam diharapkan perfusi jaringan latihan menggerakkan jari/sendi distal cedera.
darah (cedera vaskuler, edema, dapat dipertahankan Dengan criteria R/ Meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah kekakuan
pembentukan trombus) hasil :akan menunjukkan fungsi sendi
neurovaskuler baik dengan kriteria akral 2. Hindarkan restriksi sirkulasi akibat tekanan
hangat, tidak pucat dan syanosis, bisa bebat/spalk yang terlalu ketat.
bergerak R/ Mencegah statis vena dan sebagai petunjuk perlunya
secara aktif penyesuaian kekuatan hebat/spalk.
3. Pertahankan letak tinggi ekstremitas yang
cedera kecuali ada kontraindikasi adanya sindroma
kompartemen.
R/ Meningkat drainase vena dan menurunkan edema
kecuali pada adanya keadaan hambatan aliran arteri yang
menyebabkan penurunan perfusi.

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 29
Kolaborasi
4. Berikan obat antikoagulan (warfarin) bila
diperlukan
R/ Mungkin diberikan sebagai upaya profil aktif untuk
menurunkan trobus vena.
5. Pantau kualitas nadi perifer, aliran kapiler,
warna kulit dan kehangatan kulit distal cedera,
bandingkan dengan sisi yang normal.
R/ Mengevaluasi perkembangan masalah klien dan
perlunya intervensi seusai keadaan klien.
4 Gangguan mobilitas fisik b/d Setelah tindakan keperawatan selama 3x 1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik
kerusakan rangka 24 jam diharapkan mobilitas fisik (radio, koran, kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan
neuromuskuler,nyeri, terapi meningkat secara optimal Dengan klien.
restriktif (imobilisasi) criteria hasil :Klien dapat R/ Memfokuskan perhatian, meningkatkan rasa control
meningkatkan / mempertahankan diri/harga diri, membantu menurunkan isolasi sosial.
mobilitas 2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas
pada tingkat paling tinggi yang mungkin yang sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien.
dapatmempertahankan posisi fungsional R/ Meningkatkan sirkulasi darah musculoskeletal,
meningkatkan mempertahankan tonus otot, mempertahankan gerak
kekuatan / fungsi yang sakit dan sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan mencegah
mengkompensasi bagian reabsorbsi kalsium karena imobilisasi.
tubuh menunjukkan tekhnik yang 3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan
memampukan trokanter/tangan sesuai indikasi.
melakukan aktivitas R/ Mempertahankan posisi fungsional ekstremitas.
4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi)
sesuai keadaan klien.
R/ Meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan diri
sesuai kondisi keterbatasan klien.
5. Ubah posisi secara periodik sesuai keadaan klien.
R/ Menurunkan insiden komplikasi kulit dan pernafasan
(decubitus, atelectasis, pneumonia)

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 30
6. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.
R/ Mempertahankan hidrasi adekuat, mencegah
komplikasi urinarius dan konstipasi
7. Berikan diet TKTP.
R/ Kaloridan protein yang cukup diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mempertahankan fungsi fisiologi
stubuh.

Kolaborasi
8. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.
R/ Kerjasama dengan fisioterapis perlu untuk menyusun
program aktivitas fisik secara individual.
9. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program
imobilisasi.
R/ Menilai perkembangan masalah klien
5 Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Berhubungan dengan : selama 1 x 24 jam, pasien menunjukkan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
keterbatasan kognitif, pengetahuan tentang proses penyakit hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
interpretasi terhadap informasi dengan kriteria hasil: cara yang tepat.
yang salah, kurangnya 1. Pasien dan keluarga menyatakan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
keinginan untuk mencari pemahaman tentang penyakit, penyakit, dengan cara yang tepat
kondisi, prognosis dan program 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
informasi, tidak mengetahui
pengobatan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara
sumber-sumber informasi. yang tepat
2. Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
Pasien dan keluarga mampu 7. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan
menjelaskan kembali apa yang pasien dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan 8. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
lainnya 9. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau
diindikasikan

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 31
10. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

POST OPERASI PADA KASUS FRAKTUR

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf


1 Nyeri akut b/d spasme otot, Setelah tindakan keperawatan selama 1. Pertahankan imobilasasi bagian yang sakit dengan tirah
gerakan fragmen tulang, 3x 24 jam diharapkan nyeri berkurang baring, gips, bebat dan atau traksi
edema, cedera jaringan lunak, sampai hilang. Dengan criteria hasil : R/ Mengurangi nyeri dan mencegah melformasi
pemasangan traksi, Klien mengatakan nyeri berkurang 2. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.
R/ Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edema/nyeri.
stress/ansietas. atau hilang dengan menunjukkan
3. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.
tindakan santai, mampu berpartisipasi R/ Mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan sirkulasi
dalam vaskuler
beraktivitas, tidur, istirahat dengan 4. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan
tepat, menunjukkan (masase, perubahan posisi)
penggunaan keterampilan relaksasi dan R/ Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan
aktivitas trapeutik sesuai indikasi local dan kelelahan otot.
untuk situasi individual 5. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas
dalam, imajinasi visual, aktivitas dipersional)
R/ Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, meningkatkan control
terhadap nyeri yang mungkin berlangsung lama.
6. Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48 jam
pertama) sesuai keperluan.
R/ Menurunkan edema & mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
R/ Menurunkan nyeri melalui mekanisme penghambatan

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 32
rangsang nyeri baik secara sentral maupun perifer.
8. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non
verval, perubahan tanda-tanda vital)
R/ Menilai perkembangan masalah klien

2 Gangguan mobilitas fisik b/d Setelah tindakan keperawatan selama 1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio,
kerusakan rangka 3x 24 jam diharapkan mobilitas fisik koran, kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.
neuromuskuler,nyeri, terapi meningkat secara optimal Dengan R/ Memfokuskan perhatian, meningkatkan rasa control
restriktif (imobilisasi) criteria hasil :Klien dapat diri/harga diri, membantu menurunkan isolasi sosial.
meningkatkan / mempertahankan 2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang
mobilitas sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien.
pada tingkat paling tinggi yang R/ Meningkatkan sirkulasi darah musculoskeletal,
mungkin dapatmempertahankan posisi mempertahankan tonus otot, mempertahankan gerak sendi,
fungsional meningkatkan mencegah kontraktur/atrofi dan mencegah reabsorbsi kalsium
kekuatan / fungsi yang sakit dan karena imobilisasi.
mengkompensasi bagian 3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan
tubuh menunjukkan tekhnik yang sesuai indikasi.
memampukan R/ Mempertahankan posisi fungsional ekstremitas.
melakukan aktivitas 4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai
keadaan klien.
R/ Meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan diri sesuai
kondisi keterbatasan klien.
5. Ubah posisi secara periodik sesuai keadaan klien.
R/ Menurunkan insiden komplikasi kulit dan pernafasan
(decubitus, atelectasis, pneumonia)
6. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.
R/ Mempertahankan hidrasi adekuat, mencegah komplikasi
urinarius dan konstipasi
7. Berikan diet TKTP.
R/ Kaloridan protein yang cukup diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mempertahankan fungsi fisiologi stubuh.

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 33
Kolaborasi
8. pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.
R/ Kerjasama dengan fisioterapis perlu untuk menyusuI
9. program aktivitas fisik secara individual.
Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.
R/ Menilai perkembangan masalah klien
3 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
berhubungan dengan keperawatan selama….. kerusakan 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
terpasangnya traksi. integritas kulit pasien teratasi dengan 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
kriteria hasil:
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
1. Integritas kulit yang baik bisa 6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi) tertekan
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
3. Perfusi jaringan baik 8. Monitor status nutrisi pasien
4. Menunjukkan pemahaman 9. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
dalam proses perbaikan kulit dan 10. Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
mencegah terjadinya sedera 11. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,
berulang karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
5. Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
kulit dan perawatan alami 12. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
6. Menunjukkan terjadinya 13. Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
proses penyembuhan luka 14. Cegah kontaminasi feses dan urin
15. Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
16. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
4 Resiko infeksi b/d adanya luka Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan teknik aseptif
post operasi keperawatan selama perawatan, pasien 2. Batasi pengunjung bila perlu
tidak mengalami infeksi dengan
3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
kriteria hasil:
 Klien bebas dari tanda dan gejala keperawatan
infeksi

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 34
 Menunjukkan kemampuan untuk 4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
mencegah timbulnya infeksi 5. Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk
 Jumlah leukosit dalam batas
normal umum
 Menunjukkan perilaku hidup sehat 6. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
 Status imun, gastrointestinal,
genitourinaria dalam batas normal kandung kencing
7. Tingkatkan intake nutrisi
8. Berikan terapi antibiotik
9. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
10. Pertahankan teknik isolasi k/p
11. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
12. Monitor adanya luka
13. Dorong masukan cairan
14. Dorong istirahat
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
16. Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 35
WOC FRAKTUR

PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 36
PROGRAM PROFESI NERS TRANSFER FIK UMJ 2019 | LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Page 37

Anda mungkin juga menyukai